• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPUBLIK INDONESIA. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Kementerian Perindustrian dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPUBLIK INDONESIA. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Kementerian Perindustrian dan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DAN PERTAMBANGAN REPUBLIK DEMOKRATIK RAKYAT AUAZAIR

TENT ANG

KERJA SAMA DALAM BIDANG PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Kementerian Perindustrian dan Pertambangan Republik Demokratik Rakyat Aljazair, untuk selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

BERKEINGINAN untuk meningkatkan kepentingan bersama melalui kerja sama dalam percepatan pembangunan sektor industri atas dasar kesetaraan dan keuntungan bersama;

BERKEINGINAN untuk berkontribusi pada pengembangan dan perbedaan hubungan ekonomi bersama secara adil, berkelanjutan dan saling menguntungkan;

MENYADARI bahwa sektor industri merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi Para Pihak;

MENIMBANG kepentingan bersama Para Pihak dalam mengembangkan sektor industri;

MENIMBANG kesempatan-kesempatan yang ditawarkan oleh perekonomian kedua negara untuk para pelaku ekonomi;

MENGAKUI bahwa kerja sama tersebut mendorong perekonomian, investasi pada sektor industri, kerja sama industri yang saling menguntungkan dan mendukung persahabatan antara negara Para Pihak;

(2)

,.,

...

SESUAI DENGAN

hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Para Pihak;

MENIMBANG kepentingan bersama untuk membentuk mekanisme kelembagaan yang bertujuan untuk mendorong kerja sama industri antara kedua negara;

TELAH MENCAPAI kesepakatan sebagai berikut:

PASAL PERTAMA TUJUAN KERJA SAMA

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Dalam Bidang Pengembangan Sektor lndustri (selanjutnya disebut sebagai "Memorandum") ini adalah percepatan pengembangan sektor industri atas dasar kesetaraan dan keuntungan bersama.

PASAL2

BENTUK-BENTUK KERJA SAMA

Bentuk-bentuk kerja sama yang disediakan dalam Memorandum ini bertujuan untuk: 1. Pembinaan kemitraan antar pemerintah-swasta dan kerja sama sektor swasta,

yang mengarah pada penawaran industri dan atau investasi kerja sama yang melibatkan dunia usaha Indonesia dan Aljazair;

2. Penguatan dan pengembangan infrastruktur industri yang berkualitas;

3. Program dan proyek gabungan atau bekerja sama atas dasar saling menguntungkan, termasuk kunjungan dan pertukaran materi, penelitian dan pengembangan, pertukaran tenaga ahli, teknologi, atau personil teknis;

i I' ' ~ I "

4. Konsultasi saling menguntungkan untuk meningkatkan kerja sama dalam organisasi t internasional dan regional terkait pengembangan industri dan teknologi

sehubungan dengan perkembangan pasar;

5. Penyelenggaraan dan berpartisipasi dalam konferensi, simposium, kursus, lokakarya, pameran dan pertemuan bersama lainnya dalam kepentingan bersama; 6. Pertukaran keahlian teknis, praktik terbaik, dan informasi lain yang dapat '

mempercepat pembangunan infrastruktur dan investasi;

,,.

....

'

(3)

7. Pelaksanaan program pelatihan/pendidikan untuk meningkatkan kompetensi dalam percepatan pembangunan industri dan teknologi serta investasi; dan

8. Bentuk lain dari kerja sama sebagaimana ditentukan oleh Para Pihak.

PASAL3

RUANG LINGKUP KERJA SAMA

Lingkup kerja sama Memorandum ini meliputi namun tidak terbatas pada program-program dan proyek-proyek di sektor berikut:

1. lndustri Tekstil; 2. Bahan Bangunan; 3. lndustri Furnitur;

4. lndustri Bagian dan Komponen;

5. lndustri Alat Transportasi dan Perlengkapan; 6. lndustri Petrokimia dan Pupuk;

7. lndustri Farmasi dan Kosmetik; 8. lndustri Berbasis Logam;

9. lndustri Berbasis Bahan Non Logam; 10. lndustrl Berbasis Agro;

11. lndustri Mesin Pertanian; 12. lndustri Peralatan Energi; 13. lndustri Strategis;

14. Sektor lain yang disepakati Para Pihak.

PASAL4

PENGATURAN TEKNIS

Sesuai dengan hukum dan peraturan di kedua negara yang bersangkutan, kegiatan kerja sama sebagaimana tercantum dalam Memorandum ini harus dluraikan melalui pengaturan teknis secara terperinci yang terdiri atas pengaturan rencana kerja, kebutuhan staf, laporan kerja, jangka waktu program/proyek, estimasi biaya, skema pendanaan, kekayaan intelektual dan ketentuan lain yang diperlukan dari kegiatan kerja sama dimaksud.

....

:

if

(4)

~

i

:

'

-

...

-

..--...

-

__

_,.,, _

..

PASALS

BIAVA DAN PENGELUARAN

Sesuai dengan hukum dan peraturan dari kedua negara:

1. Para Pihak berkeinginan agar, kecuali diputuskan lain secara bersama, para pemangku kepentingan yang terkait (sektor publik dan/atau sektor swasta yang berminat untuk melaksanakan program infrastruktur atau proyek) diharapkan menanggung biaya dan pengeluaran yang timbul dari pelaksanaan pekerjaannya. 2. Semua aktivitas kerja sama di bawah Memorandum ini tergantung pada kesediaan

dana dan personil. Para Pihak berkeinginan agar ada pengaturan secara terpisah mengenai rincian pembiayaan sebelum dimulainya kegiatan.

PASAL 6

KONSULTASI DAN PERENCANAAN

Sesuai dengan hukum dan peraturan dari kedua negara:

1. Para Pihak mengakui pentingnya proses rutin konsultasi dan perencanaan bersama

dalam percepatan pengembangan sektor industri. Para Pihak akan

mempertimbangkan, jika dapat diterapkan, kemungkinan untuk mengerahkan sumber daya yang tepat dalam konsultasi dan perencanaan program dan proyek. 2. Konsultasl meliputi diskusi rutin dengan dan antara pemangku kepentingan dari

pemerintah dan swasta mengenai isu-isu terkait infrastruktur industri dan iklim

I

investasi di kedua negara Para Pihak, dalam rangka mengizinkan percepatan pengembangan infrastruktur dan investasi sektor industri.

3. Perencanaan meliputi percepatan identifikasi peluang proyek, studi kelayakan, desain dasar, standar kualitas, jadwal pelaksanaan, pengaturan pendanaan, dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek atau program.

4. Pertemuan konsultasi dan perencanaan dijadwalkan secara teratur dan harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan program dan proyek yang berlangsung.

(5)

PASAL 7

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Sesuai dengan hukum dan peraturan kedua negara, para Pihak setuju bahwa kekayaan

intelektual yang timbul dari pelaksanaan Memorandum ini akan dimiliki bersama dan

pemanfaatannya harus tunduk pada pengaturan yang dibuat secara terpisah antara

Para Pihak.

PASAL 8 KERAHASIAAN

1. Para Pihak berkewajiban untuk memperlakukan semua dokumen, informasi atau

pertukaran data lain, yang diterima atau dlberikan oleh Para Pihak untuk

melaksanakan Memorandum ini atau perjanjian lain yang dibuat sesuai dengan

Memorandum ini sebagai informasi rahasia, kecuali ada perjanjian lain secara

tertulis oleh Para Pihak.

2. Para Pihak menyetujui ketentuan Pasal ini akan terus mengikat Para Pihak

meskipun Memorandum ini berakhir.

3. Ketentuan-ketentuan Pasal ini tidak akan mengurangi hukum dan ketentuan yang

berlaku.

PASAL9

KEWAJIBAN PERSONIL

Setiap warga negara dari salah satu Pihak dalam kegiatan di bawah Memorandum ini

yang berada di wilayah negara Pihak lain, harus menghormati dan tidak turut campur

dalam kemerdekaan politik, kedaulatan dar. integritas negara Pihak lain, dan

menghindari kegiatan yang tidak selaras dengan maksud dan tujuan dari Memorandum ini.

(6)

PASAL 10

MEKANISME PEMANTAUAN

Dalam pelaksanaan dan pemantauan MoU ini, nantinya akan dibentuk sebuah

kelompok kerja bilateral. Keanggotaan dan misi-misi terakhir akan diselesaikan dalam kesepakatan bersama melalui pertukaran surat antara Para Pihak.

PASAL 11

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap masalah yang timbul dari penafsiran atau implementasi dari Memorandum ini harus diselesaikan melalui konsultasi secara damai antara Para Pihak.

PASAL 12 AMAN DEM EN

Memorandum ini dapat diperbaharui atau diamandemen setiap waktu secara bersama

melalui kesepakatan saling menguntungkan Para Pihak secara tertulis dalam bentuk

nota yang akan dikomunikasikan melalui saluran diplomatik. Perubahan atau

amandemen tersebut akan menjadi bagian yang terintegrasi dari MoU ini.

PASAL 13

PEMBERLAKUAN, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN

1. Memorandum ini akan berlaku sejak tanggal penandatanganan.

2. Memorandum ini akan berlaku selama jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama Para Pihak.

3. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Memorandum ini kapan saja dengan

memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lain terhitung 90 (sembilan puluh)

hari sebelum tanggal berakhirnya masa berlaku tersebut.

4. Pengakhiran Memorandum ini tidak mempengaruhi keabsahan dan durasi setiap program atau proyek yang sedang berlangsung di bawah Memorandum ini hingga selesainya program atau proyek tersebut.

(7)

SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, telah diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing, untuk menandatangani Memorandum ini.

DITANDATANGANI di Jakarta, Indonesia dalam dua naskah asli pada tanggal tiga Agustus 2016 dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa lnggris, semua

naskah

memiliki keabsahan yang sama.

Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah dalam bahasa lnggris yang

berlaku.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian

Kementerian Perindustrian dan Pertambangan

Republik Demokratik Rakyat Aljazair

(8)

~~o->-5'.l.. ~ ~~'

o.;IJJ

~

.

,

.

• • JJ.1, ~~ .J

t"+LA..l'

J

~~'

o

.;1.JJ

~I ~\~.lll 4>JI~\ ~I

~' ~1~.lll '-,ijilj;JI '-=i.J~ r.'"w. .. 11.J ~~' o)j.J.J ~.J.li) '-=i.J~ ~~1 o)j.J 0)

:"wl_fa\rl"~ ~t...;JI ~.J "w.):JI"~ .l.;i.JI ~ oli.ll ~) .J\..!..JI

:c).J'JI oJWI u.;WJI ul.1A1

I

:t....l..J

o~ r-Ali:i.ll o .ft~.)~ ~~I 0.JWll ~I ~

ul.SI~ ?'.~!

ul

l

~ 1$~1 'u.::aWI ti.hill ~ C.:.ul..ull.J u.::aWl.J !'WI t):clhi.11 ~ ;.s1_y!J1 ~ -1

1'-,ijilY.Jl.J ~.J.li)'I

Jl=

)11 J4-.J wt.:i,;.i. ~ '-=i.Jw:i....I .JI ~u....,.

, ~~I '-,i~\ill ul!1JI oJF.-.,>.l_,b:i .J ~SJ -2

I~.) J.l~IJ ul.J4)1 ~~.) ~ ,4,,JJ4i-JI ~I t>Ll

>

W\ill ;,sji.!..JI u.Jw.ll ej.)~.J ~l~I -3

,~l.J u.!Jiii'ill.J 0,!ib_,.JI bS..J c.l~I J.l\.,U.J ..>.l_,b:ill_, ~IJ .JIJ:,)'1

~w.-11 ~\-i ~I <i~~)'IJ i.:!lJ.l.11 u~I ...;~ ~ uJt...:ill ~ Jl4'.l-JI JJt..::.lll

-

4

(9)

wl~ <..>~~\ w\.c.~')'IJ ~) .•. AllJ J-JI cYJJJ wlJJ.!.llJ wlJ,ljj\J wlyo:iy.ll.) :..S) .. !..JI.,, ~I

-5

t'-b4i..JI w...JI

y_,.b:i

C!_,....:;

4JLl

0--~I u....JI wb wL...,kJI U--lA.)#-J 1wl..j. .... .JI

J...;.J

I

.,,

.~:·,'i"il\ wl~I

JJ4J

-

6

'J~';IJ ~Li...c..11 °-:!.lei.ill

d

.

.::..WI

4.}~';IJ ~_,J~I_, 4..,icll.w:JI ~I&~ o,us.ll ~.) w~ 1~1/'-:-l;l.)iill ~ly, ~ -7

,ul_):.~I oJw~ill ~I

_,.k

..>~~10.JWll (::::-

-8

:~I wl.c\..h'ill

t}

6!.JL!..JI_, ~ly,ll ._,k. 1y.=JI 0JJ 10~ ~Wll

o.ftl.J

.:.JJWJI j\..h.i ~

0

1

~

·~'J Jji.11 '-c~ -1

.,~1..ily -2

1.)JWI ~~~I '-ell...:. -3

1wu_,s..J1J .J4i3'

t1J

'-cu...:. -4 1wb.1...JI '-cli...:. J Jiill -5 10.lA-'il ~~J wlu~J..fa.ll

-6

,~I wl.J o ,"i '4.J ~)'~1 • .::.i\.c.l..l...::JI -7 ,~.A.JI .ll_,...JI '-c~

-8

,~.A.JI

.>#-

JI ,.JI ~li...:.

-

9

c~IJ)I '-cl..l...::JI -1 Q .~1.J)I w'ilJ wl.l.lt.A.ll -11 ,~\..hll u l.la...4 -12 '~J?JilJW)'I '-cl..l...::JI

-1

3

.u 1_>1>\ll oJ.l:..it;ill ~I~ <.SY.I wl.clb! -14

4

oJW\ ~1~,;JI

5

oJW\ ~WlllJ ~I

(10)

6

gJLJl ~IJ..JJ~I

1 oJLJl

~..;SJ.11 ~' ~ '.;~

ofiio

¥i:i

0=- Wu~~ JS~) _)r. w1_>6)11

Ji:i:i

1.).!~I ..;

4-!

J_,.,....J1 ~\11J ~1_,ill l.iiJ ,wl.):.\11 ~ ?~ ~ Jl.i:i'J '+41~1 ~.J ~ ~ 0fo..i o~ ~\.i:ill

8

oJLJl

~'

lAl.ill:i JI 4]Jl}:U lS~I i.:.ili~ ~I JI i.:.iL._,la..Jl_, ~li_,JI ij\S ~ ~~ ~w:i 0i wlfa~I

..,.1:.

~ -1 ~

Ji:i:i

~Lo ,o~ ~Wll ofiio ~~~Li lS_?.I i.:.itiwl l,fl JI o~ ~\.i:ill ofiio

¥l:iJ

wlfa~'

. ~~ .!11~ ._j)l:,.

.o~ rA\.i:ill ofiio "~I (JC- .):i..i.11 ~ Jy.i.Jl ~.Jl..i ~ oJWl o~ ?~I 0i

._,.1:.

wlfa~I ~ -2 .~ J_,.-.Jl ~'ilJ ~ljil4 ~'J oJWI o~ <'~10) -3

9 o.iLJ

I

U;.-~1 i.::iL.1..>Jl

~1) ~ W l_,JIJ o~ ~Wll ofiio ..Jlb) ~~.ii ~I ~.JL.... ~ ufo_;\....::.JI w.}:JI

\.:le

.J

uk

~~

1~ ,)J _;::..';1 1~ ~1y11 o.l:>._,ll.J o.l\.::-JIJ

'-'"""\.::-.1

'

J)lil_)'I ~ 1_,b.~ 'J ~:.ii.J 1.JA_}i..:>..: ,) .?'°'i' uY=JI

.o:a

~\.i:il1 ofiio wl.lit.IJ ~u.... ~ ve.;w:i ~i ~i

10

oJLJl ~l:i..ll .4.+Jl 11 o.iLJI i.::i~ju...11~ 12 o.iLJI ~AJI

JJ\.,U ~_,b 0=- ~~

u.

~l.J wl_):.\11 L>.H ~Li:i'i4.J d_, r.;1 ..,! o~ ~Wll opio J,i.lJW .JI ~ly ~

(11)

13

oJWI F-~~IJ Q~IJ jli.iJ\ F-~

~•. .r-J ·-'I ~ -J .ll"f I uW!l.i .J ~ · .. ~.t

-

I

~

·

•·

'

.

...- -.i

?0

16

u----

..

L

.:.

I ·

V" l.!:.JUJI ...-..! U...U - -J ,lj. \ ,\.:j .) \.$~ . ...- ..__j .d -J

~lWl.J ~Ll..A!I

U.JJ

~I ~l~.111 l..;.;Jl~I ~I Y .. ;1..,.1~ ~)l....JI ~ ~lWl..J ~Ll..A!I

y..JJ

~ 'Lill ~I .. . _:\\ .\cl ti · .. L :\I\ . -y .. ~ LY"_,....,.,.,... (...>->-' J -~ f J .fJ.Jt;jj..A w~...>:\ ~ Ll..A!I

..>'..JJ

(12)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF INDUSTRY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE MINISTRY OF INDUSTRY AND MINING

OF THE PEOPLE'S DEMOCRATIC REPUBLIC OF ALGERIA CONCERNING

COOPERATION IN DEVELOPMENT OF INDUSTRIAL SECTORS

The Ministry of Industry of the Republic of Indonesia and The Ministry of Industry and

Mining of the People's Democratic Republic of Algeria, hereinafter individually referred

to as "the Party", and collectively referred to as "the Parties";

DESIRING to promote their mutual interests through cooperation in the acceieration

for the development of industrial sectors on the basis of equality and mutual benefit;

DESIRING to contribute to the development and diversification of their economic

relations on balanced and sustainable basis and mutual benefit;

REALIZING that industrial sectors are an integral part of economic development of the

Parties;

CONSIDERING the opportunities offered by the economics of both countries to the

economic operators;

CONSIDERING the common interest of the Parties in developing industrial sectors;

RECOGNIZING that such cooperation promotes economic, investment on industrial

sectors, industrial cooperation, and supports the friendly relationships between the

respective countries of the Parties;

PURSUANT TO the prevailing laws and regulations of the respective countries of the

(13)

1,

I:

CONSIDERING the mutual interest to establish an institutional mechanism to

encourage industrial cooperation between the two countries.

HAVE AGREED the following:

FIRST ARTICLE

OBJECTIVE OF COOPERATION

I

The objective of this Memorandum of Understanding concerning Cooperation in r.

Development of Industrial Sectors (hereinafter referred to as "MoU") is to accelerate "

the development of industrial sectors on the basis of equality and mutual benefit.

ARTICLE 2

FORMS OF COOPERATION

The forms of cooperation provided for under this MoU aim in particular:

1. Fostering public-private partnership and private sector cooperation, leading to

industrial and or investment partnerships involving Indonesian and Algerian

business entities;

2. Strengthening and developing industrial quality infrastructure;

3. Joint or cooperation programs and projects on the basis of mutual benefit,

including visits and exchange of subject matter, research and development,

exchange of experts, technology or technical personnel;

4. Mutual consultation to enhance cooperation in international and regional

organizations related to industrial and technology development in relation to the

market development;

5. Organizing and participating in conferences, symposiums, courses, workshops,

exhibition and other meetings of mutual interest;

6. Exchange of technical expertise, best practices, and other information that could

accelerate industrial infrastructure development and investment;

7. Conducting training/education programs to increase competency in the

acceleration of industrial and technological development and of investment; and 8. Other forms of cooperation as determined by the Parties.

(14)

-

-ARTICLE 3

SCOPE OF COOPERATION

The scope of cooperation of this Mou may include but not limited to programs and

projects in the following sectors:

1. Textile industry;

2. Building materials;

3. Furniture industry;

4. Parts and component industry;

5. Transportation and equipment industry;

6. Petrochemical and fertilizer industry;

7. Pharmaceutical and cosmetic industry;

8. Metallic-based industry;

9. Non-metallic based industry;

10. Agro-based industry;

11. Agriculture machinery;

12. Energy equipment;

13. Strategic industry;

14. Other sectors as agreed by the Parties.

ARTICLE 4

TECHNICAL ARRANGEMENT

In conformity with the laws and regulations in both countries, cooperation activities

under this MoU shall be carried out through specific technical arrangements which

shall consist of provisions on work plan, staffing, statement of work, duration of

projects/programs, cost estimation, funding scheme, intellectual property and other

necessary terms of cooperation activities.

I : I I ' : ' ; :; :: !I

I

r.1 ~ ~ ,1 :' I ' : ; ' ' ' : ~ i ~ ~ I ,1 ;' ' ' ' " : i

(15)

II

ARTICLE 5

COST AND EXPENSES

In conformity with the laws and regulations in both countries:

1. The Parties intend that, unless otherwise mutually decided, the appropriate

stakeholders (public sector and/or private sector interested in implementing an infrastructure program or project) are expected to bear the cost and expenses

arising from the implementation of their own work.

2. All cooperation activities under this Mou are subject to the availability of funds and

personnel of respective party. The Parties intend to reach separate arrangements

on financing details before commencement of activities.

ARTICLE 6

CONSULTATION AND PLANNING

In conformity with the laws and regulations in both countries:

1. The Parties recognize the importance of regular joint consultative and planning

processes in the acceleration of the development of industrial sectors. The Parties will consider, where applicable, the possibility of devoting the appropriate resources in the consultation and planning of programs and projects.

2. Consultations include regular discussions with and between public and private '

;;

stakeholders regarding industrial infrastructure and investment climate related 1

issues in the Parties' respective countries, in order to enable the acceleration of

industrial infrastructure development and investment.

3. Planning includes the fast-track identification of project opportunities, feasibility

studies, basic designs, quality standards, implementation schedules, financial

arrangements, and any other elements necessary to ensure a smooth project or

program implementation.

4. Regularly scheduled consultation and planning meetings should take place on the

pace of programs and projects underway.

' .:

(16)

1:1

ARTICLE 7

PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

In conformity with the laws and regulations in both countries, the Parties agree that

any intellectual property arising from the implementation of this MoU will be jointly

owned and its utilization shall be subject to a separate arrangement between the Parties.

ARTICLE 8

CONFIDENTIALITY

1. The Parties shall treat all documents, information or any other data exchanged,

received or supplied by the Parties for the implementation of this MoU or any

other agreements made pursuant to this Agreement as confidential, unless agreed

otherwise in writing by the Parties.

2. The Parties agreed that the provision of this Article shall continue to be binding between the Parties notwithstanding the termination of this MoU.

3. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and regulations.

ARTICLE 9

PERSONNEL OBLIGATIONS

Any nationals of a Party engaged in activities under this MoU in the territory of other

Party shall respect and not interfere with the political independence, sovereignty, and

territorial integrity of the latter, and avoid any activities inconsistent with the purpose and objectives of this MoU.

ARTICLE 10

MONITORING MECHANISM

l'i For the implementation and monitoring of this MoU, a bilateral working group will be set up. The membership and missions of the latter will be settled with a common

agreement through exchanging mails between the Parties.

' ;

!

I

:

(17)

ii !I I Ii I I; Ii ARTICLE 11 SETILEMENT OF DISPUTES

Any issues arising from the interpretation or implementation of this MoU are intended

to be settled through consultations amicably between the Parties.

ARTICLE 12 AMENDMENT

This MoU may be revised or amended at any time by mutual consensus of the Parties in writing by exchange of notes which shall be communicated through diplomatic

channel. Such revision or amendment shall be an integrated part of this Mou.

ARTICLE 13

ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION

1. This MoU shall enter into effect upon signing.

2. This MoU shall remain in force for a period of 5 (five) years and may be further

extended by mutual decision of the Parties.

3. Either Party may terminate this MoU at any time. In such event, a terminating

Party should provide notification to the other Party 90 (ninety) days prior to the

intended date of termination.

4. Termination of this MoU shall not affect the validity and duration of any ongoing

programs or projects undertaken under this MoU until the completion of such

(18)

Ii

I

II

IN WITNESS THEREOF, the undersigned, being duly authorized thereof by their

respective Governments, have signed this MoU.

SIGNED in Jakarta, Indonesia in two original copies on the third of August 2016 in

Indonesian, Arabic, and English languages, all texts are being equally authentic.

In case of any discrepancy of interpretations, the English text shall prevail.

The Ministry of Industry The Republic of Indonesia

Airlangga Hartarto

Minister of Industry

The Ministry of Industry and Mining

The People's Democratic Republic of

Algeria

I

~..._....l_ __,c' - ~ JmCesselam Bouchouareb

Minister of industry and Mining

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada visi dan misi Fakultas yang di- dasarkan pada visi-misi UKSW dan mempertimbangkan berbagai masukkan dari a- lumni serta pengguna lulusan demi perkembangan ilmu

Untuk dapat melakukan kegiatan perdagangan didalam bursa berjangka yang memperdagangkan komoditi dari pedagang berjangka, terlebih dahulu hams menjadi anggota/nasabah dari

Berdasarkan uraian tersebut, adapun yang dimaksud dengan “Permainan Peran sebagai Pengembangan Keterampilan Motorik pada Anak di TK An-Nuur Krapyak Triharjo Sleman

Dalam menetapkan indikator Dewan Komisaris WIKA mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nod. PER-04/ MBU/2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Total area of Ciliwung River Basin are 52,169 hectare Spring in Pangrango Mountain West Java dan Estuary in Jakarta Bay Administration Area: • West Java Province - Bogor Regency -

KESEMBILAN: Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan Nomor 677/SJ/SK/IX/1996 tentang Penunjukan Lembaga Sebagai Laboratorlum Penguji yang telah

Pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, mendefenisikan leasing

87 Berkaitan dengan indikator yang mempengaruhi perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, maka sebagai orang berkecimpung dalam