• Tidak ada hasil yang ditemukan

English Conversation bagi Pedagang Souvenir (Program Ipteks bagi Masyarakat Kompetitif (Ibm))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "English Conversation bagi Pedagang Souvenir (Program Ipteks bagi Masyarakat Kompetitif (Ibm))"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

222 LPPM Univet Bantara Sukoharjo ISBN 978-602-99172-5-3

English Conversation bagi Pedagang Souvenir

(Program Ipteks bagi Masyarakat Kompetitif (Ibm))

Yoto Widodo1 dan Endang Dwi Hastuti2

1

Program studi Ilmu Komunikasi FISIP Univet Bantara Sukoharjo; dan 2Program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Univet Bantara Sukoharjo, Jl. Letjend. Sudjono Humardani

no.1 Sukoharjo – 57521

ABSTRAK: Museum Sangiran telah menjadi salah satu tujuan wisata Budaya (Culture

Tourism) dunia, ditandai dengan dicatatnya Situs Sangiran oleh UNESCO sebagai salah satu

dari Warisan Budaya Dunia dan tertuang dalam ”World Heritage List” nomer 593 dengan nama ”Sangiran Early Man Site”. (Dokumen WHC-96/Conf.2201/21). Sejak saat itu Banyak tourist domestik dan mancanegara datang mengunjungi Museum Sangiran dengan berbagai macam tujuan. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah: penelitian, wisata, explorasi, studi komparasi dan lainnya. Sebagai destinasi wisata, di sekitar museum Sangiran terdapat kios-kios untuk menjual kerajinan tangan yang ditawarkan kepada para pengunjung, termasuk wisatawan asing. Permasalahan di lapangan “Para pedagang souvenir (mitra) di kawasan Museum Sangiran tidak mampu menggunakan bahasa Inggris utamanya kesantunan berbahasa, pada saat menjajakan/berkomunikasi dengan para wisatawan mancanegara sehingga omset penjualan mereka tidak maksimal”. Untuk menjawab dan mengatasi permasalahan yang dihadapi para penjual souvenir tersebut, tim IbM Univet Bantara Sukoharjo mengadakan pelatihan bahasa Inggris Tahap-tahapannya adalah sebagai berikut: Tahap I Pre test, dilanjutkan Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk ceramah dan praktik English Conversation, dan demonstrasi English

Conversation; Tahap II Pelatihan dan praktik English Conversation yang difokuskan pada

percakapan cara-cara jual beli atau offering something to buy; Tahap III Praktik langsung menawarkan barang/ sovenir kepada para turist mancanegara yang mengunjungi Museum Sangiran. Dari hasil test awal apabila dibandingkan dengan hasil test akhir terlihat nilai semua peserta pelatihan mengalami peningkatan. Ada 4 orang peserta pelatihan yang mendapatkan nilai 100. Apabila nilai test akhir peserta pelatihan dibagi menjadi tiga kelompok, adalah sebagai berikut: 0-33=1 orang, 34-66 =10 orang dan 67-100 =13 orang.

Kata-kata kunci: museum sangiran, pedagang, souvenir, bahasa Inggris PENDAHULUAN

Latar belakang

Kabupaten Sragen adalah pintu gerbang memasuki Jawa Tengah dari arah Timur. Topografi wilayah Sragen sangatlah unik karena di tengah-tengah wilayah mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa dan di sebelah barat terdapat sebuah kawasan yang sangat terkenal dengan sebutan “Kubah Sangiran”. Terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe dengan jarak sekitar 17 km dari Solo. Di daerah ini sekarang telah berdiri suatu museum yang dikenal dengan nama Museum Sangiran. Museum Sangiran menyimpan puluhan ribu fosil dari zaman Pleistocen (2 juta tahun yang lalu). Fosil-fosil purba tersebut merupakan 65% fosil huminid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil ada di Museum Sangiran, sementara sisanya disimpan di gudang penyimpanan (Bank Data Museum Sangiran 2011).

Pada tanggal 5 Desember 1996, Situs Sangiran resmi diterima UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Budaya Dunia dan dicatat dalam ”World Heritage List” nomer 593 dengan nama ”Sangiran Early Man Site” (Dokumen WHC-96/Conf. 2201/21). Sejak saat itu Museum Sangiran telah menjadi salah satu tujuan wisata Budaya (Culture Tourism) dunia, Banyak tourist

(2)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

223 LPPM Univet Bantara Sukoharjo

ISBN 978-602-99172-5-3

domestik dan mancanegara datang mengunjungi Museum Sangiran dengan berbagai macam tujuan. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah: penelitian, wisata, explorasi, studi komparasi dan sebagainya.

Status tersebut menjadikan Museum Sangiran sering didatangi oleh wisatawan Nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Kosekuensi dari frekwensi tinggi kunjungan wisman menuntut seluruh stakeholder harus memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang pariwisata yang baik, yang kedua stakeholder harus memiliki ketrampilan bahasa Inggris yang memadai.

Seperti situasi daerah tujuan wisata lainnya, di sekitar museum Sangiran juga terdapat para penjual kerajinan tangan yang ditawarkan kepada para pengunjung. Tercatat ada sekitar 35 kior sovenir dan ada sekitar 15 souvenir show room di sekitar Musium Sangiran (www.Sangiran.go.com). Mereka membuka kios antara jam 8.00 Wib sampai dengan jam 18.00 Wib. Barang-barang yang dijual adalah pernak-pernik hiasan, kebanyakan berbahan dasar batu-batuan, ini sesuai dengan isi museum sangiran yang memamerkan berbagai peninggalan sejarah yang terbuat dari tanah dan bebatuan.

Akan tetapi ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para pedagang sovenir manakala mereka kedatangan tamu atau wisatawan mancanegara. Kendala pertama, pada umumnya para penjual souvenir kurang memahami arti penting pariwisata budaya, kendala kedua adalah kendala “kebahasaan”. 80% para pedagang sovenir adalah masyarakat awam yang rata-rata hanya mengeyam pendidikan SD, SMP atau SMA dan hanya sedikit di antara mereka yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.

Permasalahan

Berdasarkan gambaran aktifitas kegiatan dan permasalahan serta potensi yang dimiliki oleh para pedagang souvenir di kawasan Museum Sangiran, maka dapat dirumuskan permasalahan utama yakni:

“Para pedagang souvenir (mitra) di kawasan Museum Sangiran tidak mampu

menggunakan bahasa Inggris, utamanya kesantunan berbahasa pada saat

menjajakan/berkomunikasi dengan para wisatawan mancanegara sehingga omset penjualan mereka tidak maksimal.”

Mitra kegiatan IbM

Koperasi Pedagang Souvenir Museum Sangiran (KPS) pada awalnya adalah semacam paguyuban sederhana yang menyatukan para pedagang souvenir di lingkungan Museum Sangiran. Dari waktu ke waktu jumlah anggota dan kegiatan paguyuban bertambah. Oleh karena itu diprakarsai beberapa anggota dan dibimbing Dinas Perindustrian dan Koperasi paguyuban ini kemudian ditingkatkan menjadi koperasi yang berbadan hukum. Proses peralihan bentuk tersebut terjadi pada tahun 1997, dengan ketua Bapak Bambang Sugiyanto. Di awal berdirinya KPS hanya memiliki anggota 29 orang, setelah sekian tahun anggota KPS bertambah, data terakhir menunjukkan jumlah anggota KPS 36 orang. Secara organisatoris KPS Museum Sangiran memiliki posisi yang mandiri terlepas dari UPT Museum Sangiran.

Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh koperasi “KPS Museum Sangiran”, antara lain: Pengadaan barang, simpan pinjam (Simpin) dan arisan. Seluruh anggota koperasi diwajibkan membeli barang-barang yang telah disediakan oleh koperasi. Salah satu kendala yang dihadapi koperasi KPSMuseum Sangiran adalah sulitnya membuat keseragaman harga antar penjual. Namun permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara koperasi menetapkan harga minimal untuk masing-masing produk (barang).

Para pemilik kios yang tergabung dalam KPS apabila dikelompokkan berdasar barang dagangan yang dijual terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Penjual makanan dan minuman 2. Penjual Souvenir

(3)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

224 LPPM Univet Bantara Sukoharjo ISBN 978-602-99172-5-3

Souvenir yang dijual oleh anggota koperasi antara lain: 1. Patung batu

2. Patung kayu 3. Tasbih batu 4. Tasbih kayu 5. Kalung

6. Bola-bola dari batu

7. Alat untuk pijat dari batu, dan pernik-pernik lainnya.

Tingkat pendidikan pada umumnya tingkat SD dan SLP, sebagian diantaranya berpendidikan SMA. Perbandingan tingkat pendidikan dapat dilihat dari sebagian besar anggota koperasi yang mengikuti kegiatan pelatihan bahasa inggris tertera dalam tabel 1.

Tabel 1. Tingkat pendidikan peserta pelatihan

No. Pendidkan Jumlah Prosentase (%)

1. SD 10 42

2. SLTP 6 25

3. SLTA 8 33

24 100

Tabel 1 menunjukkan peserta pelatihan yang berpendidikan SD dan SLTP sebanyak 67%, sedangkan yang berpendidikan SLTA hanya 33%.

Berdasar jenis kelamin, para penjual souvenir yang tergabung dalam KPS Museum Sangiran di dominasi wanita. Hal tersebut tercermin dari angota KPS yang mengikuti pelatihan bahasa ingggris.Dari 24 orang yang mengikuti pelatihan bahasa inggris hanya 2 orang yang berjenis kelamin laki-laki, 22 orang lainnya berjenis kelamin perempuan.

Dilihat dari umur, dari 24 orang peserta pelatihan 23 orang (96%) termasuk dalam kategori usia produktif, dengan kata lain mereka masih potensi untuk ditingkatkan kemampuannya dalam bidang kerja masing-masing, termasuk kemampuan mereka dalam penguasaan bahasa inggris. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Umur peserta pelatihan

No. Umur Jumlah Prosentase (%) 1. 20 – 29 7 30 2. 30 – 39 8 33 3. 40 – 49 2 8 4. 50 – 59 6 25 5. < 60 1 4 24 100 Solusi

Untuk menjawab dan mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tim IbM Univet Bantara Sukoharjo menjalin kerjasama dengan pengelola Musium Sangiran, paguyuban penjual sovenir dan perangkat desa setempat yang ada di sekitar Musium Sangiran, mengadakan pelatihan bahasa Inggris.

METODE

Metode penerapan ipteks untuk memecahkan masalah atau solusi yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah seperti yang terlihat dalam gambar 1.

(4)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

225 LPPM Univet Bantara Sukoharjo

ISBN 978-602-99172-5-3

Gambar 1. Metode penerapan ipteks Keterangan

1. Tahap I

a. Pre test dilakukan dengan cara menyajikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh para peserta dan input yang diharapkan adalah gambaran khusus tentang kemampuan dan permasalahan yang dihadapi oleh para peserta tentang pariwisata budaya dan Bahasa Inggris.

b. Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk ceramah dan praktik English Conversation, dan demonstrasi English Conversation dilakukan dengan para tim IbM dan para peserta pelatihan.

2. Tahap II

a. Pelatihan English Conversation difokuskan pada tema cara jual beli, persuading atau bagaimana cara menawarkan/menjajakan barang dagangan kepada para pembeli

b. Pada tahap ini peserta diharapkan sudah mampu membuat percakapan sederhana dengan Bahasa Inggris.

3. Tahap III

a. Para peserta latihan di bawa langsung ke kawasan Museum Sangiran untuk mempraktikkan Bahasa Inggris mereka dengan cara menjajakan/menawarkan dangangan kepada para turist mancanegara di bawah pengawasan para tim IbM.

b. Partisipasi para peserta: Mereka menyediakan/mempersiapkan barang-barang souvenir yang akan dijual serta menyiapakan kios-kios untuk memajang barang dagangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan Bahasa Inggris bagi pedagan souvenir Museum Sangiran Dilaksanakan di aula sederhana yang dimiliki KPS Museum Sangiran, disebut sederhana karena aula ini berupa dua kios terbuka yang dijadikan satu, dengan ukuran lebar 2,5 m dan panjang 6 m, dengan kata lain aula tersebut hanya memiliki luas 15 m persegi. Sebelum kegiatan di mulai dilakukan upacara pembukaan, yang dihadiri oleh seluruh peserta, ketua Koperasi KPS Museum Sangiran, Bapak Bambang Sugiyanto, Tim IbM Universitas Veteran

Tahap II

Pelatihan dan praktik English Conversation yang difokuskan pada percakapan cara-cara jual beli atau offering something to buy

Tahap III

Praktik langsung menawarkan barang/ sovenir kepada para turist mancanegara yang mengunjungi Museum Sangiran

Tahap I

Pre test, dilanjutkan Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk ceramah dan praktik English Conversation, dan demonstrasi English Conversation.

(5)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

226 LPPM Univet Bantara Sukoharjo ISBN 978-602-99172-5-3

Bangun Nusantara Sukoharjo dan kepala UPT Museum Sangiran Ibu Anjarwati, SS, M.Sc. Kegiatan pelatihan ini diikuti hamper seluruh penjual souvenir di lingkungan museum Sangiran, sebanyak 24 peserta.

Secara garis besar kegiatan pelatihan Bahasa Inggris untuk penjual souvenir di kawasan Museum Sangiran adalah sebagai berikut:

1. Hari pertama: Senin, 3 Oktober 2011 - Pre test

- Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk ceramah dan praktik English Conversation, dan demonstrasi English Conversation dilakukan dengan para tim IbM dan para peserta pelatihan.

- Introduce; Asking the time, day, date, month; Asking the price, offering products; Persuading the buyers

2. Hari kedua: Senin, 10 Oktober 2011

- English Conversation difokuskan pada tema cara jual beli, persuading atau

bagaimana cara menawarkan/menjajakan barang dagangan kepada para pembeli - Offering products, performing/role play between buyer and seller

- Final test

Pembahasan

Kegiatan pelatihan bahasa Inggris bagi penjual souvenir di Museum Sangiran, diikuti dengan antusias oleh peserta pelatihan. Beberapa kejadian yang mengundang senyum sering muncul ditengah-tengah berlangsungnya pelatihan. Pada umumnya mereka merasa canggung dan malu untuk melafalkan atau mengucapkan kosa kata bahasa inggris. Pada umumnya mereka tidak terbiasa mengucapkan kosa kata bahasa inggris dengan benar dan baik. Bagi para penjual souvenir apabila menawarkan suatu barang dagangan kepada para turis asing, yang penting turis asing mengerti maksudnya. Hanya dengan menyebut harga dan mengacungkan benda yang ditawarkan, antara penjual dan pembeli sudah saling mengerti dan akhirnya transaksi terjadi.

Dalam proses belajar para penjual souvenir di Museum Sangiran, diberi kesempatan untuk menanggapi atau bertanya tentang materi yang diajarkan. Dari beberapa pertanyaan dapat di sampaikan disini, antara lain:

- Bagaimanakah caranya agar bisa cepat menguasai bahasa inggris?

Dari tutor IbM menjelaskan, bahwa untuk bisa mnguasai bahasa inggris cepat perlu membiasakan (habit) diri berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.

- Mengapa Bahasa inggris pengucapan kosa katanya sulit, antara tulisan daengan ucapan tidak sama, bagaimana caranya supaya dapat melafalkan kosa kata bahasa inggris dengan baik dan benar?

Satu-satunya cara adalah dengan berlatih

- Saya malu ketika harus berbahasa inggris, bagaimana caranya mengatasi masalah tersebut? Buang jauh-jauh rasa malu ketika kita belajar tentang suatu bahasa, termasuk bahasa inggris, bahasa adalah diucapkan bukan diingat.

Pada umumnya barang dagangan yang ditawarkan penjual souvenir di Museum Sangiran hampir sama. Barang-barang tersebut mayoritas terbuat dari bahan dasar batu dan kayu, hal ini sesuai dengan benda-benda yang dipamerkan di museum. Asal barang-barang tersebut sebagian besar berasal daari kerajinan tangan masyarakat sekitar, dan sebagian lainnya berasal dari luar daerah.

Dari hasil tes awal apabila dibandingkan dengan hasil tes akhir terlihat nilai semua peserta pelatihan mengalami peningkatan. Ada 4 orang peerta pelatihan yang mendapatkan nilai sempurna , nilai tes terakhir mereka 100. Secara keseluruhan apabila nilai test akhir peserta pelatihan dibagi menjadi tiga kelompok adalah seperti yang tertera dalam tabel 3.

(6)

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011

227 LPPM Univet Bantara Sukoharjo

ISBN 978-602-99172-5-3

Tabel 3. Tabel nilai test akhir

No. Range Jumlah %

1. 0 – 33 1 4,2

2. 34 – 66 10 41,7 3. 67 – 100 13 54,1

Jumlah 24 100

Data dalam tabel 3 menunjukkan bahwa para penjual souvenir di lingkungan museum Sangiran yang tergabung dalam Koperasi KPS Museum Sangiran potensial untuk ditingkatkan kemampuannya dalam bidang bahasa Inggris.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Bahasa Inggris bagi penjual souvenir museum Sangiran merupakan salah satu bahasa aasing yang sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran mereka dalam penjualan souvenir.

2. Hampir seluruh penjual souvenir belum menguasai bahasa inggris, hal tersebut terjadi karena sebagian besar pendidikan mereka SD dan SLTP, namun dilihat dari usia dan antusiasme selama pelatihan, mereka memiliki potensi untuk ditingkatkan kemampuannya dalam berbahasa inggris.

3. Pelatihan bahasa inggris yang diadakan oleh Tim Pelaksana IbM diikuti oleh sebagian besar anggota Koperasi , 24 orang dari seluruh anggota koperasi yang berjumlah 36 orang. Dari hasil test pasca pelatihan, bahasa inggris anggota koperasi masih perlu ditingkatkan.

Saran

1. Anggota koperasi KPS yang menjadi peserta pelatihan bahasa inggris harus lebih berani dalam praktek mengucapkan kosa kata bahasa inggris, sehingga akan lebih cepat menguasai bahasa Inggris.

2. Penguasaan bahasa inggris adalah sesuatu yang mutlak bagi para penjual souvenir di lingkungan museum Sangiran. Ke depan perlu dilaksanakan pelatihan-pelatihan bahasa inggris yang lebih intensif dan berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

http//www. Sangiran. Com. Di akses 30 Juni 2011

UNESCO, 2011, Sangiran Early Man Site, diakses online pada 5 Desember 2011, URL : http://whc.unesco.org/en/list/593

(7)

vii

DAFTAR

ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar iii

Sambutan Ketua Panitia iv

Sambutan Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo v

Daftar Isi vii

Keynote Speaker

Sistem Penjaminan Mutu Penelitian di Perguruan Tinggi

Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Univet Bantara Sukoharjo

xiii

Penelitian Bidang Pertanian dan Teknik

1. Penggantian Sebagian Jagung Menggunakan Onggok dan Onggok- terfermentasi terhadap Kecernaan Protein Ransum Ayam Petelur

Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Ahimsa Kandi Sariri, dan Engkus Ainul

Yakin ... 1 – 6 2. Peningkatan Nutrien Silase Pennisetum Purpureum dengan Penambahan

Berbagai Konsentrasi Asam Formiat

Ahimsa Kandi Sariri, Ariana Soegiarti, dan Sugiyanto ... 7 – 12 3. Ipoviola (Ubi Jalar Ungu) sebagai Susu Prebiotik : Kajian Penambahan Jenis

Susu terhadap Sifat Kimia-Organoleptiknya

A. Intan Niken Tari, Catur Budi H, Sri Hartati, dan Suparjono ... 13 – 22 4. Penentuan Pemakaian Dosis Gula Jawa dan Tepung Ketan dalam Pembuatan

Dodol dari Kulit Pisang terhadap Selera Konsumen

Catur Rini S, Agustinus Supriyono, Veronika Unun Pratiwi, dan Sari

Handayani ... 23 – 29 5. Kajian Dosis Pupuk NPK dan Macam Media Tanam terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness ).

Sudarmi dan A. Intan Niken Tari ... 30 – 37 6. Antropometri, Volume dan Massa Segmen Tubuh Laki-Laki Etnik Jawa

Suprapto dan Ainur Komariah ... 38 – 45

Penelitian Bidang Humaniora

7. Kosakata Politik pada Pemilukada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 dalam Surat Kabar Harian Solo Pos Edisi Juni dan Juli 2010 (Kajian Semantik Bahasa Indonesia)

Dewi Kusumaningsih, Suparmin, Wiwik Darmini, Sri Wahono Saptomo,

(8)

viii

8. Analisis Terjemahan Film Inggris - Indonesia: Studi Kasus Terjemahan Film “Romeo And Juliet” (Kajian tentang Strategi Penerjemahan)

Endang Dwi Hastuti, Nunun Tri Widarwati, Giyatmi, dan Ratih

Wijayava... 57 – 66 9. Bentuk Nama Dagang Berbahasa Inggris di Indonesia

Giyatmi ... 67 – 75 10. Representasi Ideologi dalam Teks Lagu “Andai Aku Jadi Gayus”: Sebuah

Analisa Wacana tentang Ketidakberdayaan Masyarakat Kecil terhadap Hukum

Agustinus Supriyono, Veronika Unun Pratiwi, dan Sari Handayani ... 76 – 82 11. Konsep Domestication dalam Penerjemahan Buku Language, Context And

Text: Aspects Of Language In A Social-Semiotic Perspective Karya M.A.K

Halliday dan Ruqaiya Hasan

Ratih Wijayava, Endang Dwi Hastuti, Giyatmi, dan Sihindun Arumi ... 83 – 91 12. Analisis Ketepatan Makna terhadap Perubahan Struktur Kalimat Aktif pada

Bahasa Sumber menjadi Struktur Kalimat Pasif pada Bahasa Sasaran dalam Terjemahan Novel Harry Potter And The Order Of The Phoenix oleh Listiana Srisanti

Nunun Tri Widarwati, Endang Dwi Hastuti, dan Arin Ariyanti ... 92 – 102

Penelitian Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan

13. Analisis Discrepancy Antara Tingkat Harapan dan Kepuasan Pasien di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharajo

Nuryani Tri Rahayu, Joko Suryono, dan Betty Gama ... 103 – 111 14. Tingkat Kepuasan Pelayanan Wisata Kuliner Galabo (Studi di Gladag Langen

Bogan Solo)

Henny Sri Kusumati dan Iwan Ristanto ... 112 – 119 15. Pengembangan Model Segmenting, Targeting dalam Membidik Pasar yang Jitu

bagi Pasar Produk Unggulan UKM Kabupaten Sukoharjo

Joko Suryono, Purwani Indri Astuti, dan Hariyanto ... 120 – 132 16. Analisis Minat Siswa Kelas XII SMA Melanjutkan Studi ke Universitas Veteran

Bangun Nusantara Sukoharjo Tahun 2010 (Studi Penelitian SMA di Sukoharjo)

Agus Sudargono, Muh Husyain Rifai, dan Mulyono ... 133 – 139 17. Pemanfatan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Ditinjau dari

Persepsi Siswa terhadap Konselor

Awik Hidayati, Ismail, dan Joned Sudarmaji ... 140 – 145 18. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Program Komputer

Suwarto dan Afif Afghohani ... 146 – 155 19. Penerapan Lesson Study Di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

(9)

ix

20. Peran Serta Masyarakat dalam Mengembangkan Pariwisata Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

Pranichayudha Rohsulina dan Muh. Husyain Rifai ... 164 – 167 21. Kajian Potensi Ekowisata Karst Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011

Muh Husyain Rifai, Agus Sudargono, dan Mulyono ... 168 – 172 22. Korelasi Status Ekonomi, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar pada

Mahasiswa Semester 6 Program Studi Bahasa Inggris Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Dipa Nugraha Suyitno, Veronika Unun Pratiwi, dan Sari Handayani ... 173 – 178

Pengabdian Kepada Masyarakat

23. Pengabdian Masyarakat Pelatihan Pembuatan Tepung Mokaf guna

Meningkatkan Pendapatan Keluarga pada Posdaya di Kecamatan Polokarto

Sri Hartati ... 179 – 185 24. Modifikasi Kerupuk Rambak menjadi Snak Rambak Aneka Rasa

Catur Budi Handayani, A. Intan Niken Tari, dan Sri Hartati ... 186 – 190 25. Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

Nugraheni Retnaningsih, Catur Rini Sulistyaningsih, Sudarmi, dan Yos

Wahyu Harinta ... 191 – 194 26. Ibm Kelompok Tani Ternak Desa Selorejo Wonogiri Pemanfaatan Pekarangan

untuk Usaha Budidaya Cacing Tanah melalui Sentuhan Ipteks Sederhana

Engkus Ainul Yakin, Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Ahimsa Kandi Sariri,

dan Wisnu Tri Husodo ... 195 – 200 27. Pengabdian Masyarakat Kelompok Warga Riskan Penderita Kanker dengan

Pengobatan Herbal Daun Sirsak (Annona Muricata) di Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Yos Wahyu Harinta dan Isyana Tri Astuti... 201 – 208

28. Diklat Jurnalistik dan Motivasi Mengelola Majalah Sekolah Mediasi pada OSIS SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo

Betty Gama, Nuryani Tri Rahayu, Joko Suryono, dan Hariyanto ... 209 – 214 29. Pelatihan Broadcasting bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Inggris FKIP Univet Bantara Sukoharjo

Sihindun Arumi dan Purwani Indri Astuti ... 215 – 221 30. English Conversation bagi Pedagang Souvenir

Yoto Widodo dan Endang Dwi Hastuti ... 222 – 227 31. Pelatihan Pembuatan Proposal Penelitian Tindakan Tindakan Kelas (PTK) bagi

Guru-Guru SDN Karangtalun I dan SDN Karangasem 2 Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen

(10)

x

32. Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri Dalangan 01 dan Sekolah Dasar Negeri Dalangan 02, Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo

Yuliani Sri Widaningsih, Muslikh, Muhadi, dan Ira Pramudha Wardhani 232 – 236 33. Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-Guru

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Wonogiri

MH. Sri Rahayu, Cucu Siti Sukonsih, Toni Harsan, Sri Wahyuni, dan Devi Sri Giyanto ...

237 – 240 34. Peningkatan Profesionalitas Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran di SMP

Negeri 2 Sukoharjo melalui Penerapan Kegiatan Lesson Study

Dewi Susilowati, Utami Murwaningsih, Suwarno, dan Erika Laras A ... 241 – 246 35. Peningkatan Profesionalitas Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran di SMA

Veteran 1 Sukoharjo melalui Penerapan Kegiatan Lesson Study

Afif Afghohani, Utami Murwaningsih, Andhika Ayu Wulandari,

dan Januar Budi A ... 247 – 252 36. Pelatihan Penulisan Surat Resmi Berbahasa Indonesia di Gabungan Organisasi

Wanita (GOW) Kabupaten Sukoharjo

Wiwik Darmini, Dewi Kusumaningsih, Titik Sudiatmi, Suparmin, dan

Bambang Trianto ... 253 – 257 37. Ibm Pondok Pesantren Al Huda Wonogiri

Iwan Ristanto dan Ali Mursyid Wahyu Mulyono ... 258 – 266 38. Pengolahan Nilai Mahasiswa dan Pelaporan Keuangan dengan Microsoft Ecxel

Darsini dan Ainur Komariah ... 267 – 271 39. Ibm Sistem Administrasi Desa Berbasis Komputer

Hariyanto dan Nuryani Tri Rahayu ... 272 – 277

40. Penerapan Alat Pengering Sablon Plastik guna Meningkatkan Efisiensi Produksi Sablon Plastik ”Yudha”

Mathilda Sri Lestari dan Rahmatul Ahya ... 278 – 283

Kegiatan ilmiah mahasiswa

41. Aplikasi Pemipil Jagung Model Belt pada Kelompok Tani Ngudi Raharjo Dusun Kasian, Desa Kerja Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri

Nanang Unggul Prasetyo, Eka Andika, Ahmad Sugiharto, dan Ainur

Komariah ... 284 – 288 42. Briket Arang Limbah Industri Tepung Aren sebagai Bahan Bakar Alternatif

Arwan Dwi Wardoyo dan Ainur Komariah ... 289 – 294 43. Penerbitan dan Pemasaran Buku ”24 Jam Menguasai Aksara Jawa”

(11)

xi

44. Peluang Bisnis Pemanfaatan Limbah Botol Plastik menjadi Aneka Souvenir Hajatan

Diana Mustika Sari dan Dadang Setiyawan ... 300 – 305 45. Memanfaatkan Singkong menjadi Tepung Mocaf untuk Pemberdayaan

Masyarakat Sumberejo

Sri Sunarsi, Marcellius Sugeng A, Sri Wahyuni, dan Widiarti

(12)

B AN G U N N U S A N T A R A U N IV E R S IT AS V ET ERA N S U K O H A R J O

Proceeding

SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

Sukoharjo, 7 Desember 2011

Tema: Sistem Penjaminan Mutu Penelitian di Perguruan Tinggi

Team Review:

Dr. Ir. Ali Mursyid Wahyu Mulyono, M.P

Purwani Indri Astuti, S.S., M.Hum

Suprapto, S.T., M.Eng

Utami Murwaningsih, S.Pd., M.Pd

Ir. A. Intan Niken Tari, M.P

Editor:

Ratih Wijayava, S.Pd., M.Hum.

Ainur Komariah, S.T.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

S U K O H A R J O

2011

Gambar

Tabel  1  menunjukkan  peserta  pelatihan  yang  berpendidikan  SD  dan  SLTP  sebanyak  67%, sedangkan yang berpendidikan SLTA hanya 33%
Gambar 1. Metode penerapan ipteks  Keterangan
Tabel 3. Tabel nilai test akhir

Referensi

Dokumen terkait