1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
IbM KERAJINAN
Dibiayai dengan DIPA DIT. LITABMAS Dikti, Depdiknas sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan
No. 255/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/VII/2012 tanggal 6 Juli 2012 Oleh:
Drs. Ketut Supir, M.Hum.,
NIDN. 0031126320 (Ketua Tim Pelaksana) Drs. I Nyoman Sila, M.Hum.,
NIDN. 0031126320 (Anggota Tim Pelaksana) I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc.,
NIDN. 0004018502 (Anggota Tim Pelaksana)
JURUASAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012
2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul IbM: IbM Kerajinan
2. Unit Lembaga Pengusul : Jurusan Pendidikan Seni Rupa/ Bahasa dan Seni, Undiksha
1. Mitra Program IbM
: (1) Made Suarsana (2) Nengah Napastika 2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Pangkat/Golongan e. Jabatan f. Alamat Kantor g. Telp/Faks/E-mail h. Alamat Rumah i. Telp/Faks/E-mail
: Drs. Ketut Supir, M.Hum. : Laki-Laki
: 0031126320 : Penata Tk.I / Iva : Lektor Kepala
: Jalan A. Yani No. 67 Singaraja, Bali : (0362) 21541
: Jalan Srikandi Gang Durian I/3 Singaraja, Bali
085237190946/[email protected] 3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota
b. Nama Anggota I/bidang keahlian c. Nama Anggota II/bidang keahlian
d. Mahasiswa yang terlibat
: Dosen 2 orang,
: Drs. I Nyoman Sila, M.Hum (Pend. Seni Rupa)
: I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc. (Pend. Teknologi Informatika) : 2 orang
4. Rencana Belanja Total : Rp. 40.000.000,00 5. • Dikti
• Perguruan Tinggi • Kredit Usaha
• Sumber Lain (apabila ada)
: Rp. 40.000.000,00 : Rp. - : Rp. – : Rp. - 6. Belanja Tahun I : • Dikti • Perguruan Tinggi : Rp : Rp 7.
Jangka waktu Pelaksanaan 8 (delapan) bulan
Singaraja, 05 Desember 2012 Mengetahui
Dekan FBS Undiksha,
Prof. Dr. Putu KertI Nitiasih, M.A. NIDN. 0026066203
Ketua Pelaksana,
Drs. I Ketut Supir, M.Hum NIDN. 0031126320 Menyetujui:
Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S. NIDN. 0001015913
3 ABSTRAK
Di Desa Banyuning, sampai saat ini, ada dua pengelola usaha kerajinan gerabah yang meperkerjakan 17 orang pengerajin. Usaha kerajinan gerabah ini adalah usaha mikro dengan manajeman dikelola keluarga. Permasalahan kedua pengelola kerajinan gerabah dibidang produksi, manajemen, maupun pemasaran. Dalam bidang produksi, permasalahannya adalah peralatan yang dimiliki terutama alat putar sangat terbatas, pengerajin belum memiliki rak pengeringan gerabah yang belum dibakar, juga mereka belum memiliki rak pajang gerabah yang sudah dibakar. Dalam bidang manajemen, pengerajin tidak memiliki pembukuan dan manajemen keuangan yang tidak jelas. Dalam bidang pemasaran, barang produksinya dipasarkan di sekitar kota Singaraja saja, belum pernah pernah memasarkannya melali pameran atau melaui jaringan internet. secara ketiga pengerajin tidak pernah diikutsertakan dalam pameran.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh pengerajin, solusi yang dapat dilakukan dalam program IbM ini, seperti (1) menambah alat putar agar pengerajin bisa memproduksi dalam jumlah lebih banyak, pengadaan rak pengeringan gerabah, pengadaan rak pajang untuk memajang gerabah yang telah selesai, pengadaan alat cetak gerabah (dua dan tiga dimensional), satu set komputer; (3) pelatihan variasi atau penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai tuntutan pasar, sehingga target pasarnya semakin lebih luas; (4) pelatihan manajemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya; dan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global.
Pemberian alat, pelatihan desain, dan pelatihan manajemen usaha berbasis komputer sangat membantu pengerajin dalam mengembangkan usahanya ke depan. Pengerajin diharapak semakin peka terhadap desain yang dibutuhkan oleh pasar. Perangkat komputer yang telah dimiliki dapat dimanfaatkan pengerajin merancang desain produk gerabah dan melacak pesanan melalui Web Site.
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Asih, karena atas rahmatNyalah, Program IbM ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Program pengabdian kepada masyarakat dengan IbM Kerajinan Gerabah di Desa Banyuning ini kami laksanakan dalam rangka melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Harapan kami, program IbM Kerajinan ini bermanfaat bagi pengembangan usaha mikro yang bergerak dalam bidang kerajinan—khususnya kerajinan gerabah—di Bali.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya kepada banyak pihak yang telah membantu pelaksaan program ini:
1. Lembaga Dikti yang telah membantu dalam pendanaan sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik.
2. LPM Undiksha yang telah memfasilitasi dan mengkoordinir program IbM tahun 2012 ini sehingga pelaksanaannya berlangsung lancar 3. Bapak I Made Suarsana dan Nengah Napastika atas kerjasamanya yang
baik sehingga pelaksanaan program ini tidak menemui hambatan. Terima kasih pula kami sampaikan kepada rekan-rekan yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam pelaksanaan program ini. Semoga amal baiknya dibalas Tuhan Yang Maha Esa.
Singaraja, 5 Desember 2012,
5 DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTRAK iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v 1. Judul Kegiatan 1 2. Mitra Kegiatan 1 3. Persoalan Mitra 5
4. Solusi yang ditawarkan 6
5. Status Sosial Mitra 9
6. Lokasi 9
7. Tim IbM 10
8. Aktivitas IbM 12
7.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan 12
7.2Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan 12
9. Evaluasi Kegiatan 13
10. Indikator Keberhasilan 14
11. Biaya Program 13
12. Kontribusi Mitra 15
a. Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra 15
13. Usulan Penyempurnaan Program IbM 16
a. Model Usul Kegiatan 16
14. Dokumentasi 17
15. Potret Permasalahan Lain yang Terekam Selama Kegiatan Berlangsung
20
6
1. Judul: IbM Kerajinan Gerabah Banyuning
2. Mitra Kegiatan
Desa Banyuning adalah salah satu desa di Kecamatan Buleleng yang lokasinya masih berada di wilayah kota Singaraja, tepatnya berada di sebelah timur Kota Singaraja. Desa Banyuning, sejak lama sudah dikenal sebagai sentra kerajinan gerabah. Konon, keberadaan kerajinan gerabah di desa Banyuning berkaitan dengan keberadaan Pura Mayun—salah satu Pura yang berlokasi di banjar Banyuning Tengah—terutama berkaitan dengan upacara perang lumpur yang diselenggarakan pada setiap upacara piodalan di Pura tersebut. Kerajinan gerabah Desa Banyuning, ketika perabotan plastik belum masuk dalam kehidupan masyarakat, sekitar tahun 1980-an, sempat mencapai puncak kejayaan. Ketika itu,sebagian besar penduduk Desa Banyuning menekuni kerajinan gerabah. Kini, sejalan dengan berubahnya waktu, kerajinan gerabaha Desa Banyuning makin terpinggirkan, bahkan ditinggalkan pendukungnya karena tidak menjadi jaminan untuk dijadikan matapencaharian. Di Desa banyuning, kini, hanya tersisa dua keluarga yang masih setia mewariskan tradisi pembuatan gerabah.
Dua keluarga yang masih setia menekuni kerajinan gerbah, yaitu keluarga Made Suarsana (51 tahun) dan Nengah Napastika (51 tahun). Mereka masih satu keluarga besar yang telah mewariskan secara turun-temurun keterampilan membuat gerabah. Nyoman Suarsana mengelola sepuluh orang pengerajin, yaitu: Kadek Sariani, Ketut Taman, Luh Suindri, Luh Sriani, Luh Rencanis, Kadek Adi, Gede Agus Adnyana, Ketut Masih, Luh Putu Sri Suarsini, dan Ketut Nadri. Nengah Napastika mengelola tujuh orang pengerajin, yaitu: We Sempiar, Bi Sepit, De Dengkek, Luh Bentir, Celabok, Kadek Putri, dan Kadek Kamianing. Tujuhbelas orang itu, semuanya berjenis kelamin perempuan dengan pendidikan dari tidak pernah mengenyam pendidikan sampai pada tingkat pendidikan SMP. Umur pengerajin berkisar antara 12 tahun sampai dengan 55 tahun dan sebagian besar sudah berumah tangga, hanya empat orang yang masih bersekolah di SMP. Bagi pengerajin yang masih bersekolah hanya berkerja setengah hari kecuali hari minggu dan hari libur mereka bekerja sehari penuh.
7
Produksi gerabah yang di hasilkan berupa benda-benda untuk keperluan upavara agama Hindu, yaitu: payuk tempat ari-ari (plasenta) pada saat melahirkan, coblong, caratan adalah benda-benda sebagai perlengkapan upacara agama Hindu, kekeb sebagai tutup ketika memasak nasi, gentong, tempat pot, tempat anggrek, dan sebagainya. Dengan merambahnya produk-produk berbahan plastik, produk gerabah desa Banyuning semakin terdesak.
(a) (2) Gambar 1: a) foto Made Suarsana dan b) foto Nengah Napastika
Gambar 2: Jenis gerabah Banyuning untuk keperluan upacara agama Hindu
Peralatan yang digunakan adalah peralatan manual dan sangat sederhana. Hanya alat penggiling tanah yang menggunakan listrik dengan tenaga disel. Alat ini merupakan sumbangan dari Departemen Perindustrian kabupaten Buleleng
8
sekitar dua tahun lalu. Alat ini digunakan bersama oleh Made Suarsana dan Nengah Napastika.
Gambar 3: Alat penggiling tanah bantuan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng
Kedua pengelola kerajinan gerabah ini menghadapi masalah yang hampir sama, yaitu dalam bidang produksi dan manajemen usaha. Dalam bidang produksi, permasalahan yang mereka hadapi adalah peralatan dan keragaman desain produk. Permasalahan dalam bidang manajemen terutama manajemen pemasaran hanya bersifat lokal Singaraja.
Peralatan yang dimiliki pengerajin gerbah Banyuning adalah peralatan tradisional dan sangat sederhana, serta jumlahnya sangat terbatas. Peralatan ini sangat mempengaruhi keragaman produk yang dihasilkan.
(a) (b)
Gambar 4: (a) Alat putar (jeger), (b) Proses membuat bodi
Peralatan untuk mengeringkan gerabah yang baru selesai dikerjakan belum dimiliki oleh kedua pengusaha kerajinan gerabah. Model pengeringan yang, selama ini, dilakukan adalah dengan menata gerabah yang masih basah di lantai
9
rumah tinggalnya. Cara ini, di samping membutuhkan ruang yang cukup luas, sangat beresiko terhadap pecahnya gerabah karena tempat pengeringan adalah tempat anggota keluarga lalu-lalang anggota keluarga. Perlu di sampaikan bahwa bengkel yang sempit masih menjadi satu dengan rumah tinggal pengerajin. Musim hujan merupakan masalah yang tersendiri bagi pengerajin, karena kekurangan tempat lantai tempat mengeringkan gerabah, bahkan tempat tidurnya dikorbankan menjadi tempat pengeringan gerabah.
(a) (b)
Gambar 5: (a) Coblong yang dikeringkan di atas lantai (b) Kekeb dikeringkan di atas lantai
Pemasaran gerabah Desa Banyuning lebih banyak dimonopoli oleh pengepul. Lokasi bengkel pengerajin agak masuk ke dalam pemukiman melalui gang yang sempit, oleh karena itu jarang sekali pembeli mengetahui danlangsung langsung berhubungan dengan pengerajin. Pengepul memiliki kios atau toko di pinggir jalan raya sehingga lebih mudah ditemui pembeli. Harga jual produk di penegpul bisa mencapai dua kali lipat dibanding harga di bengkel pengerajin. Harga satu produk gerabah di bengkel berkisar antara Rp. 200,- sampai Rp. 35.000,-. Harga jenis produk gerabah yang sama berbeda antara pengerajin satu dengan pengerajin lainnya. Menurut Made Suarsana bahwa harga yang tidak sama ini disebabkan karena antara pengelola kerajinan gerabah tidak ada kesepakatan dalam menentukan harga. Kondisi ini semakin menguatkan posisi pengepul dalam memainkan harga.
Bahan baku produksi gerabah Desa banyuning menggunakan tanah lokal yang dibeli di Desa Pegadungan, sekitar 10 km dari Desa Banyuning dengan
10
harga Rp.70.000/m3. Mereka juga menggunakan tanah pere (tanah berwarna merah) sebagai pewarna gerabah yang dibeli Rp.200.000/m3.
Pembakaran gerabah Desa Banyuning menggunakan sistem pembakaran ladang, yaitu dengan cara menimbung gerabah dengan menggunakan bahan bakar jerami dan limbah pengergajian kayu yang dibakar. Jerami dibeli dengan harga Rp.60.000/1m3 dan tain serutan (limbah pengergajian kayu) dibeli dengan harga Rp.20.000/50kg. Bahan bakar jerami merupakan bahan musiman, pada musim panen padi, jerami mudah diperoleh, tetapi ketika musim tembakau, jerami sangat susah didapat. Kendala yang lain adalah musim hujan, jerami dalam keadaan basah, sehingga pengerajin membakar gerabahnya harus menunggu setelah jerami kering.
(a) (b)
Gambar 4 (a) Tempat pembakaran gerabah, (b) kondisi tempat kerja
3. Persoalan Mitra
Kedua pengerajin mengadapi berbagai persoalan yang menyebabkan produksinya secara kuantitas dan kualitas belum memuaskan. Persoalan yang dihadapi adalah persolan dalam bidang produksi dan bidang manajemen. Permasalahan mitra yang perlu memperoleh perhatian dan penanganan adalah sebagai berikut.
11
• Alat putar (jeger) yang saat ini jumlahnya masih terbatas, sehingga produksi belum maksimal. Menurut pengerajin, mereka lebih memilih menggunakan jeger manual daripada jeger listrik, karena daya listrik yang tersedia di rumahnya sangat terbatas. Mereka juga belum bisa mengoperasikannya.
• Pengerajin belum memiliki rak pengeringan gerabah. Sementara ini, gerabah yang belum dibakar dikeringkan di balai-balai, sehingga banyak membutuhkan tempat.
• Rak untuk memajang produk gerabah yang siap dijual juga merupakan kebutuhan pengerajin. Dengan rak pajang ini, produk gerabah yang berupa tegel dapat dipajang dengan baik.
• Keanekaragaman desain produk gerabah sangat terbatas yang menjadi penyebab terhadap pangsa pasarnya. Hal ini juga menyebabkan pesanan produk gerabah masih sangat terbatas.
(2) Dalam bidang manajemen, permasalahan mitra adalah sebagai berikut:
• Pengerajin/mitra tidak memiliki manajemen usaha yang jelas, seperti tidak memiliki pembukuan, sehingga mereka tidak mengetahui apakah usahanya dalam keadaan untung atau rugi.
• Dalam menjual hasil produknya, antar pengerajin tidak memiliki standar harga. Harga lebih dominan diatur oleh pengepul, sehingga pengerajin tidak bisa meningkatkan penghasilannya.
• Pengerajin/mitra tidak pernah melakukan promosi terhadap produk yang mereka hasilkan, baik di media cetak maupun media elektronik. Mereka juga tidak pernah mengikuti atau diikutsertakan dalam pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Mitra juga belum memiliki media proposi baik lokal maupun global/ Internet.
4. Solusi yang ditawarkan
(1) Metode Pelaksanaan Program IbM
a. Model partisipatory rural apprasial. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang dialami mitra atau kelompok masyarakat.
12
Dalam merumuskan masalah, mengatasi masalah, penentuan proses dan kriteria masalah harus, mitra harus diikutsertakan. Penggunaan model pendekatan ini diharapkan akan: (1) dikenalnya masalah secara tepat/efektif sesuai dengan pesepsi, kehendak, dan ukuran/kemampuan serta kebutuhan mereka, (2) tumbuhnya kekuatan (enpowering) masyarakat atau kelompok sasaran dalam pengalaman merancang, melaksanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan sebagai upaya peningkatan/pertumbuhan diri dan ekonominya, dan (3) efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya mitra atau kelompok masyarakat.
b. Model enthrepreneurship capasity building (ECB). Model ECB terkait erat dengan kemampuan berwirausaha dari mitra. Dengan model ini diharapkan: (1) memberikan wawasan, sikap, dan keterampilan usaha, (2) memberikan peluang, (3) memfasilitasi (modal pinjamaan dsb.), dan (4) memonitor dan mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya.
c. Model Technology Transfer (TT). Model TT dilakukan agar mitra atau kelompok masyarakat menguasai prinsip-prinsip penerapan teknologi terutama yang berkaitan dengan program yang sedang/akan dilaksanakan. d. Model Teknologi Tepat Guna (TTG). Model TTG digunakan jika teknologi
yang diterapkan dirasakan terlalu rumit untuk menyelesaikan masalah/kebutuhan mereka. Ketua program mempunyai kewajiban untuk menyederhanakan pelaksanaan kegiatan melalui penerapan TTG, membuat alat sederhana yang dapat menyelesaikan masalah/kebutuhan mereka. e. Model Information Technology (IT). Model ini digunakan untuk
menyebarluaskan informasi dan sosialisasi program dengan hasil penerapan TTG yang cukup layak dikemas dalam bentuk kemasan informasi media cetak/elektronik. Dengan demikian, model IT dalam program IbM ini digunakan untuk menyebarluaskan hasil modifikasi TTG yang aplikasinya benar-benar telah teruji secara layak.
f. Model pelatihan desain produk yang variatif untuk membangun perluasan pasar ke lokasi pariwisata, seperti hotel, restaurant, villa dan sebagainya.
13 (2) Rencana dan Pelaksanaan Program IbM
a. Persiapan
1. Sosialisasi program IbM kepada mitra.
2. Penyusunan indikator dan instrumen program IbM.
3. Penetapan tim pelaksana program IbM sesuai dengan kepakarannya. 4. Diskusi/pembekalan tim dalam hal pelaksanaan teknis.
b. Pelaksanaan
1. Memperbanyak alat putar (jeger) agar pengerajin dapat berproduksi lebih maksimal.
2. Pembuatan rak pengeringan gerabah yang belum dibakar. 3. Pembuatan rak pajang gerabh yang sudah dibakar.
4. Menyerahkan seperangkat komputer untuk desain
5. Pelatihan variasi atau penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar, sehingga target pasar menjadi lebih luas. 6. Pelatihan majemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk
meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya.
7. Pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global.
c. Pemantauan
a. Pemantauan pelaksanaan pembuatan alat putar (jeger) agar dapat b. Pemantauan pembuatan rak pengeringan gerabah yang belum dibakar. c. Pemantauan pembuatan rak pajang gerabah yang sudah dibakar
d. Pemantauan terhadap jenis dan spesifikasi komputer yang diserahkan e. Pemantauan terhadap pelaksanaan pelatihan variasi/penganekaragaman
desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar.
f. Pemantauan terhadap pelaksanaan pelatihan majemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya.
14
g. Pemantauan pelaksanaan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global.
d. Evaluasi
a. Evaluasi pelaksanaan pembuatan alat putar (jeger).
b. Evaluasi pembuatan rak pengeringan gerabah yang belum dibakar. c. Evaluasi pembuatan rak pajang gerabah yang sudah dibakar.
d. Evaluasi pelaksanaan pelatihan variasi/penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar.
e. Evaluasi pelaksanaan pelatihan majemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya.
f. Evaluasi pelaksanaan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global.
5. Status Sosial Mitra
Pengerajin gerabah di Desa Banyuning termasuk kelompok pengusaha mikro, dimana usahanya dikelola sebagai usaha keluarga.
6. Lokasi
Desa Banyuning adalah salah satu desa di Kecamatan Buleleng. Lokasinya masih berada di wilayah kota Singaraja, ibukota kabupaten Buleleng, tepatnya berada di bagian Timur Kota Singaraja. Jarak Desa Banyuning sekitar 2 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Buleleng, atau kurang lebih 2,5 km dari Kampus Undiksha.
7. Tim IbM
15
Koordinator Pelaksana : Drs. I Ketut Supir, M.Hum. a. Pelaksana Bidang Produksi
(1) Drs. I Nyoman Sila, M.Si. (Ketua/Seni Rupa/ Kriya) (2) Drs. I Ketut Supir, M.Hum. (Seni Rupa/Kriya)
b. Pelaksana Bidang Manajemen
(1) I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc.(Ketua/Ilmu Komputer)
(1) Dr. I Wayan Bagia, M.Si (Ekonomi/manajemen) (2) I Made Lepi, S.Kom. (Imformatika)
Berdasarkan struktur organisasi pelaksana di atas, tugas pokok dan fungsi organisasi adalah sebagai berikut.
1. Koordinator Pelaksana Program IbM
a. Memiliki pengalaman dalam kegiatan P2M, baik yang didanai dari DIPA, Diknas maupun dari DP2M DIKTI, seperti: Life Skill, Ipteks, maupun Vucer.
b. Memimpin dan menjalankan Program IbM
c. Melaksanakan fungsi sebagai pengelola yang meliputi: perencanaan, pengambilan keputusan, pengarahan, koordinasi, pengawasan monitoring dan evaluasi, dan penyempurnaan bagi tercapainya pelaksanaan program IbM.
d. Melaksanakan hubungan keluar dengan Dinas Instansi terkait. e. Bertanggung jawab kepada Ketua LPM Undiksha Singaraja.
2. Ketua-Ketua Pelaksana Program
a. Ketua Pelaksana Bidang Produksi
1) Drs. I Nyoman Sila, M.Hum, seorang dosen yang mengampu mata kuliah Seni Kriya di Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha.
2) Dosen tersebut memiliki kemampuan dalam merancang desain produk kriya, khususnya desain gerabah yang sangat handal.
16
3) Memiliki pengalaman dalam beberapa jenis kegiatan P2M dana DIPA. 4) Tugasnya antara lain: merencanakan, membuat keputusan,
mengarahkan, mengkoordinasi, mengawasi dan menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program.
5) Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pelaksana program.
6) Bertanggung jawab atas terlaksanannya program bidang produksi dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana program IbM.
b. Ketua Pelaksana Bidang Manajemen
1) I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc, memiliki pengalaman dalam beberapa kegiatan P2M, baik dari dana DP2M DIKTI.
2) Memiliki pengalaman dalam bidang kegiatan bisnis, bersama bapaknya membangun usaha sampingan dalam bidang penjualan/jasa komputer.
3) Dalam kegiatan IbM ini bertindak sebagai ketua pelaksana bidang manajemen produksi maupun manajemen pemasaran.
4) Tugasnya, antara lain: merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi, mengawasi dan menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program bidang manajemen usaha dan pemasaran produk.
5) Bertanggung jawab atas terlaksanannya program bidang manajemen dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana.
c. Dosen Pelaksana
1) I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd., memiliki pengalaman beberapa kegiatam P2M, antara lain: Ipteks, Vucer, Life Skill. Memiliki keahlian dalam bidang Seni Patung dan Seni Grafis dari Jurusan Seni Rupa, FBS, Undiksha.
17
2) Dr. I Wayan Bagia, M.Si, memiliki pengalaman beberapa kegiatan P2M yang berhubungan dengan manajemen. Memiliki keahlian dalam bidang manajemen dari Jurusan Ekonomi Manajemen.
3) I Made Lepi, S.Kom, memiliki keahlian dalam bidang desain grafis, web desain dalam perancangan dan pembuatan ecommerce.
4) Dosen pelaksana membantu pelaksanaan program sesuai bidang keahliannya.
5) Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Koordinator Pelaksana.
d. Mahasiswa
1) Mengumpulkan dan merekapitulasi semua data hasil kegiatan program IbM.
2) Ikut aktif membantu melaksanakan kegiatan program IbM.
3) Dapat menyusun kegiatan program melalui PKM pada tahun berikutnya.
4) Bertanggung jawab kepada Dosen Pelaksana Program.
8. Aktivitas IbM
8.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Rendahnya pengetahuan desain dan manajemen yang dimiliki oleh pengerajin, maka aktivitas program IbM ini dilakukan dengan bentuk penyuluhan/penyadaran dan pendampingan.
8.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini berlangsung selama 8 bulan dimulai dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2011 dengan rincian kegiatannya sebagai berikut.
Tabel E.4 Rencana Jadwal Kegiatan
NO KEGIATAN Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Sosialisasi IbM tahun I kepada mitra.
2 Penyusunan Instrumen
18 3 Pelatihan Teknis bagi
dosen dan mahasiswa pelaksana program.
4 Perancangan dan
pembuatan rak pengeringan dan rak pajang dan komputer.
5 Pengadaan peralatan
cetak gerabah untuk hiasan dan patung.
6 Pengadaan 1 set
komputer
7 Pelatihan desain produk
8 Pelatihan manajemen
usaha dan pemasaran berbasis computer. 9 Perancangan dan pembuatan ecommerce. 10 Pembuatan Laporan IbM. 9. Evaluasi Kegiatan a. Keberhasilan
Program IbM kerajinan ini bisa dikatakan berhasil karena program yang dirancang dapat direalisasikan, seperti melatih aneka ragam desain produk kerajinan gerabah yang dibutuhkan oleh pasar. Metode proses produksi menerapkan teknologi tepat guna dan metode pemasaran kerajinan melalui Web.
10. Indikator Keberhasilan
Program ini diharapkan bisa dilanjutkan karena oleh pengerajin dirasakan bermanfaat dalam pengembangan usahanya. Kapasitas produksi yang, pada awalnya terbatas pada benda-benda gerabah untuk upacara agama Hindu, berkembang memproduksi benda-benda untuk keperluas pariwisata.
11. Biaya Program
Anggaran biaya dalam pelaksanaan program IbM kerajinan di Desa Banyuning sebesar Rp. 40.000. 000,00 (empat puluh juta ) dengan rincian sebagai berikut.
19
Tabel F.1 Rencana biaya pekerjaan program IbM
No. Nama Kegiatan Biaya
1 Honor Rp 12.000.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan Rp 16.800.000
3 Transport dan uang saku Rp 3.500.000
4 Biaya Lain-lain Rp 7.606.318
Total Rp 40.000.000
Dana DP2M DIKTI Rp 40.000.000
Dana Sumber Lain -
Rincian Anggaran
A. Honor (maksimum 30%)
1 Ketua Pelaksana IbM 1or x 8 bl x Rp.400.000 3.200.000
2 Anggota Tim Pelaksana 2 or x 8 bl x Rp.350.000 5.600.000
3 Mahasiswa 2 or x 8 bl x Rp.200.000 3.200.000
Jumlah 12.000.000
B. Bahan Habis Pakai dan Peralatan
1 Pengadaan spanduk selama kegiatan 1 bh x Rp.100.000 100.000
2 Pengadaan 1 unit komputer 2.300.000
3 Pengadaan 1 buah catride Canon 150.000
4 Biaya pembuatan Web Site Rp. 5.500.000 5.500.000
5 Biaya pembuatan 2 unit alat putar (jeger) 2.600.000
6 Biaya pembuatan 2 unit rak pajang produk 2.400.000
7 Biaya pembuatan 2 unit rak pengeringan gerabah 2.600.000
8 Biaya pembuatan alat cetak gerabah 2.500.000
Jumlah B 18.150.000
C. Biaya Transport
1 Tim Pelaksana 3 or x 10 transport pp x Rp.60.000 1.800.000
2 Mahasiswa 2 or x 10 transport x Rp.60.000 1.200.000
3 Transport dan honorarium instruktur pelatihan desain (1 orang)
@ Rp.800.000 800.000
4 Transport dan honorarium instruktur pelatihan desain (1 orang)
@ Rp.800.000 800.000
5 Transport dan honorarium instruktur pelatihan manajemen (1
20
Jumlah C
5.400.000 D. Biaya Lain-lain
1 Penyusunan Proposal 2.500.000
2 Penyusunan Draft dan penyusunan Laporan IbM 550.000
3 Biaya penggandaan Laporan sebanyak 25 x Rp.10.000
Penjilidan 25 eks x Rp.10.000 500.000
4 Pembelian nasi kotak untuk konsumsi peserta pada saat
pelatihan 3 x 17 xRp.17.500 892.500 5 Lain-lain 7.500 Jumlah D 4.450.000 Jumlah Total 40.000.000 12. Kontribusi Mitra
a. Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah pengusaha mikro dengan permasalahan alat produksi, manajeme, dan modal usaha yang sangat lemah, sehingga peran serta mitra dalam kegiatan ini yang utama aktif dalam penyuluhan dan pelatihan desain dan manajemen yang diberikan oleh instruktur. Pengerajin ikut berperan menetapkan teknis pelaksanaan sehingga program ini berjalan lancar.
b. Peran Mitra
Mitra dapat mengubah jadwal dan teknis pelaksanaan bila dianggap perlu. a. Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra
Program IbM ini, oleh pengerajin, dirasakan sangat membantu dalam pengembangan kerajinan gerabah di desa Banyuning, oleh karena itu pengerajin sangat mengharapkan program ini dapat dilanjutkan dalam bentuk program lain.
13. Usulan Penyempurnaan Program IbM a. Model Usulan Kegiatan
Alat proses produksi yang sudah dimiliki pengerajin masih banyak yang perlu dimodifikasi atau diperbaharui agar proses produksi semakin cepat dan
21
makin berkualitas. Selain itu, agar produk tetap mampu bersaing di pasaran, desain kerajinan gerabah desa Banyuning semestinya selalu inovatif dan memiliki ciri khas. Oleh karena, dipandang perlu diprogramkan kegiatan lanjutan yang memberikan peluang kepada pengerajin pengembangkan usahanya ke depan. Program yang diusulkan adalah IbK dengan anggaran Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
14. Dokumentasi
Cetakan 1 Cetakan 2 Cetakan 3
Cetakan 4 Cetakan 5 Alat putar
Rak panjang untuk mengeringkan gerabah (dua
buah)
22
Proses penggilingan tanah Proses mencetak patung Proses mencetak hiasan dinding
Proses membuat benda tiga
dimensional Proses mencetak hiasan dinding Proses membuat lampu
Jenis Produk yang dihasilkan
Tegel
Tegel motif Ganesha motif bunga kembang sepatu l motif bunga kembang sepatu
Tegel motif bunga jepun Tegel rmotif bunga jepun
23
Tegel motif bintang Tegel motif geometris
Tgel motif batik
Tegel motif naik sepeda Tegel motif naik sepeda Tegel motif naik sepeda
Hiasan tiga dimensional
Motif Cili
Motif labu
Motif Cili Kap lampu
Kap lampu bulat
Kap lampu segi Empat
Kap lampu bulat Tempat lilin/asbak
24
Patung Ganesha
Patung Ganesha Merah Patung Ganesha Putih
Patung Ganesha Duduk Hiasan lain
Air tejun
15. Potret Permasalahan Lain yang Terekam Selama Kegiatan Berlangsung Beberapa teknis pembentukan gerabah non silinder dan teknis memberi detail belum dikuasai secara maksimal oleh pengerajin. Perlu disampaikan bahwa kemampuan pengerajin hanya membuat benda berbentuk silinder saja, jenis dan bentuk benda yang lain sama sekali belum pernah dibuat. Oleh karena itu bimbingan dan pendampingan dalam masalah desain produk masih perlu diintensifkan agar sesuai dengan rencana semula.
Pengelolaan manajemen usaha yang profesional, terutama pemasaran melalui internet perlu ditingkatkan. Selama berlangsungnya program IbM ini tampaknya pengerajin masih belum menggunakan perangkat komputer dan Web Site yang dimiliki dengan maksimal. Juga penggunaanya dalam membuat desain produk melalui program komputer.
25 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran: 1
BIODATA KETUA TIM
Nama : Drs. I Ketut Supir, M. Hum.
NIP/NIDN : 1963123119890310021/
Tempat dan Tanggal Lahir : Guwang, Tahun 1963 Jenis Kelamin : Laki-laki
Golongan / Pangkat : IV a / Pembina Jabatan Akademik : Lektor Kepala
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Alamat : Jalan Achmad Yani 67 Singaraja, Bali Telp/Faks. : (0362) 22570 / (0362) 25735
Alamat Rumah : Jalan Srikandi Gang Durian I/3 Singaraja, Bali Telp/Faks. : (0362) 26783 / -
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
No Jenis
Pendidikan
Tempat Dari Tahun
Sampai
Setifikat atau Gelar
Bidang
1. SD Guwang 1970 1975 SD
2. SMTP Guwang 1976 1979 STN Seni Ukir
3. SMSR Denpasar 1979 1983 SMSR Seni Lukis
4. ISI Yogyakarta 1983 1988 Sarjana/S1 Seni Kriya
5. Uniiversitas Gajah Mada
Yogyakarta 2001 2004 Sarjana/S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana
(1) (2) (3) (4)
1995 Penerapan Setting Dekoratif pada Seni Lukis Kaca nagasepaha Buleleng (Kelompok)
Ketua DOPF STKIP
Negeri Singaraja 2000 Inventarisasi sarana dan sumber Daya manusia Staf
program studi Pendidikan Seni Rupa STKIP Singaraja Dalam Upaya Persiapan Pembukaan Sub-Program Studi D-III (Kelompok)
Ketua Dana DIK STKIP
Negeri Singaraja
2001 Pengembangan Unsur Estetis Seni Lukis Kaca Nagasepaha Buleleng (Kelompok)
Anggota Dana DIK-S IKIP
Negeri Singaraja 2004 Motif Hias Singa dalam Pariwisata di Bali
(Mandiri)
Ketua Dana DIK IKIP
26
2005 Tenun Songket di Gelgel Klungkung (Mandiri) ketua Dana DIK/DIK-S/
IKIP Negeri singaraja
2006 Meningkatkan kemampuan Berkarya Batik
berdasarkan Penerapan pembelajaran Berbasis inkuiri Dengan Menggunakan Lingkungan Alam Pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa IKIP Negeri Singaraja (Kelompok)
Anggota Dana DIPA IKIP
Negeri Singaraja
2009 Cili Karya Seni Rupa Tradisional Bali Sebuah
Identitas: Kontinyuitas dan Perubahannya (Kelompok)
anggota DIPA Undiksha
KEGIATAN P2M
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat/Sumber Dana
(1) (2) (3)
1998 Penganekaragaman Desain Produk kerajinan Bambu di
desa Tigawasa (Kelompok)
Desa Tigawasa
DIPA
1999 Penganekaragaman Desain Produk kerajinan Bambu dan
pemasaran di desa Tigawasa (kelompok)
Desa Tigawasa DIPA
1999 Penganekaragaman desain produk kerajinan Tempurung
Kelapa dalam menunjang kepariwisataan di Desa Ped Kecamatan Nusa Penida Klungkung (Sebagai Ketua).
VUCER DP2M
2004 Workshop Perancangan Poster Layanan Masyarakat
jenis Outdoor Poster (Kelompok)
Undiksha DIPA
2005 Sebagai tutor dalam pelatihan desain tenun songket di
Klungkung (Kelompok).
Di Klungkung LIFE SKILL Diknas
2006 Sebagai tutor dalam pelatihan pengembangan desain
kerajinan pelepah pisang di desa Ambengan, kabupaten Buleleng (Kelompok)
Di Desa Ambengan LIFE SKILL Diknas
2007 Sebagai instruktur dalam pelatihan Entrepreneur
Kerajinan kepada Mahasiswa diselenggarakan oleh LPM Universitas Pendidikan Ganesha, (kelompok)
Di Ruang seminar FIS Undiksha DIPA
2009 Sebagai instruktur dalam pelatihan pengembangan
desain kerajinan pelepah pisang di desa Ambengan (Kelompok)
Desa Ambengan IPTEKS
2011 IbM Kerajinan Emas dan Perak (Ketua Tim) Desa Beratan
IbM DP2M
Singaraja, 20 Mei 2011 Dosen Ybs.
(Drs. I Ketut Supir, M.Hum.) NIP. 1963123119890310021
27
BIODATA ANGGOTA TIM
1. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. I Nyoman Sila, M.Hum. 2. Umur/Jenis Kelamin : 47 tahun/Laki-laki
3. Alamat : Jalan Serma Karma LC 8 Singaraja 4. Pangkat/Gol/NIP : Pembina/IVa/196412311989031022 5. Jabatan Pokok : Lektor Kepala
6. Kantor/jabatan/Dinas : Universitas Pendidikan Ganesha 7. Alamat Kantor : Jalan A. Yani 67 Singaraja 8. Riwayat Pendidikan
No. Macam Pendidikan Tempat Tahun Ijazah/Titel
1. SD Buruan 1975 SD 2. SMTP Blahbatuh 1979 SMP
3. SMTA Denpasar 1983 SMSR 4. ISI Yogyakarta 1988 Sarjana
5. UGM Yogyakarta 2004 Sarjana S2
9. Pengalaman dalam bidang pengabdian:
(1) Workshop Pengembangan Desain Keramik Di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, tahun 1990.
(2) Workshop Sablon Di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Buleleng, tahun 1991.
(3) Pemanfaatan Pelaksanaan Kurikulum Seni Rupa SMA 1984 Di Kabupaten Buleleng, tahun 1991.
(4) Pembinaan Pembuatan Cinderamata Dengan Teknik Cor PC (Pasir Hitam + Semen) Di Desa Kalibukbuk Kabupaten Buleleng, tahun 1992.
(5) Workshop Kerajinan Janur dan Anyam Di Desa Temukus Kabupaten Buleleng. Tahun 1993.
(6) Penganekaragaman Kerajinan Bambu Di Tigawasa Buleleng (P2M Pucer I), tahun 1996.
(7) Penganekaragaman dan Produksi Kerajinan Bambu Di Tigawasa Buleleng (P2M Pucer II), tahun 1997.
(8) Pembinaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Dalam Bidang Kewirausahaan dan Koperasi Di Desa Nagasepaha Dati II Kabupaten Buleleng,tahun 1998.
28
(9) Upaya Peningkatan Pembelajaran Bahasa dan Seni di Sekolah Dasar, tahun 1999.
(10) Kerajinan Kemasan Makanan di Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, tahun 2000.
(11) Workshop Perancangan Poster Layanan Masyarakat Jenis Outdoor Poster, tahun 2004.
(12) Penerapan Setting Dekoratif pada Lukisan Kaca Nagasepaha Buleleng, tahun 2009.
(13) Workshop Pengembangan Kegiatan Kreatif Kesenirupaan Siswa Sekolah Dasar Berbasis Potensi Alam dan Lingkungan Sekolah, tahun 2010.
Singaraja, 20 Mei 2011 Anggota Tim,
Drs. I Nyoman Sila, M.Hum. NIP. 196412311989031022
29
BIODATA ANGGOTA TIM
1. Nama Lengkap dan Gelar : I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Singaraja, 4 Januari 1985
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. NIP : 198501042010121004
5. Pangkat/Jabatan : Penata Muda Tk. I / Tenaga Pengajar 6. Institusi/Fakultas : Undiksha Singaraja / FTK
7. Bidang Keahlian : Teknik Informatika dan Ilmu Komputer 8. Riwayat Pendidikan :
No Nama Pendidikan Tempat Tahun Sertifikat Bidang Dari Sampai /Gelar
1. SD Mutiara Singaraja 1991 1997 Ijasah --- 2. SLTP Negeri 1 Singaraja 1997 2000 Ijasah --- 3. SMU Taruna
Nusantara
Magelang 2000 2003 Ijasah IPA 4. President University Cikarang 2003 2007 S.Kom Teknik
Informatika 5. University of Mysore India 2008 2010 M.Sc Computer
Science 9. Pengalaman Bekerja
No Nama Perusahaan Lokasi Jabatan Durasi 1. 2. PT. Imani Prima PT. Informasi Teknologi Indonesia (Jatis Mobile) Jakarta Jakarta Programmer Web Programmer Februari 2007 s/d Februari 2008 Februari 2008 s/d Juli 2008 10. Pelatihan:
2009 International Conference on Signal and Image Processing di Mysore, India (3 hari)
2010 .NET Course di Computer Paradise Computer Course di Mysore, India (3 bulan)
Singaraja, 20 Mei 2011 Anggota Tim,
I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc
30
Lampiran: 3
PETA LOKASI WILAYAH MITRA
Jln. Udayana Jln. Kapten Muka
Jln Banyuning
Jln. Pahlawan Jln Veteran
Keterangan:
- Jarak Undiksa dengan Lokasi 2,5 km Kantor LPM Undiksha Kampus Undiksha Singaraja Kantor Bupati Buleleng Hardy’s Jl n . N g u ra h r ai Jl n . M ay o r M et ra Jl n . G aj ah M ad a Lokasi
31
Lampiran: 4
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Made Suarsana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Perajinan gerabah
Alamat : Desa Banyuning Kecamatan Buleleng, Singaraja Dengan ini menyatakan bersedia bekerjasama dengan LPM Undiksha Singaraja untuk melaksanakan program IbM pada tahun anggaran 2012 yang diketuai oleh:
Nama : Drs. I Ketut Supir, M. Hum.
NIP : 196312311989031021
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Alamat : Jalan Udayana Singaraja, Bali
Telp/Faks. : (0362) 21451
Alamat Rumah : Jalan Srikandi Gang Durian I/3 Singaraja Telp/Faks. : (0362) 26783 / -
Demikian Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Singaraja, 20 Mei 2011 Yang membuat pernyataan,
(Made Suarsana)
32
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nengah Pastika Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Pengerajin gerabah
Alamat : Desa Banyuning Kecamatan Buleleng, Singaraja Dengan ini menyatakan bersedia bekerjasama dengan LPM Undiksha Singaraja untuk melaksanakan program IbM pada tahun anggaran 2012 yang diketuai oleh:
Nama : Drs. I Ketut Supir, M. Hum.
NIP : 196312311989031021
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Alamat : Jalan Udayana Singaraja, Bali
Telp/Faks. : (0362) 21451
Alamat Rumah : Jalan Srikandi Gang Durian I/3 Singaraja Telp/Faks. : (0362) 26783 / -
Demikian Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Singaraja, 20 Mei 2011 Yang membuat pernyataan,