Algoritma Differential Evolution -Variable Neighborhood
Search untuk Minimasi Makespan dan Maximum Lateness
Pada Penjadwalan Job Hybrid Flowshop with Job-sequence
Dependent Setup-time
Oleh:
Ong Andre Wahyu Riyanto
(2508 202 007)
Pembimbing:
Prof. Ir. Budi Santosa, M.Sc., PhD
Model lantai produksi, dimana sejumlah n job yang diproses
dalam m seri tahap operasi dalam rangka mengoptimalkan
fungsi tujuan tertentu.
Setidaknya pada salah satu seri tahap operasi memiliki lebih
dari satu unit mesin paralel.
Keseluruhan n job diproses dalam aliran operasi satu arah:
tahap operasi -1, tahap operasi-2, …, tahap operasi-m. Suatu
job diperbolehkan melompati tahap operasi manapun (stage
skipping). Setidaknya suatu job melompati satu tahap operasi.
Setiap job j memiliki waktu pemrosesan p
ij
di tahap operasi i.
Model Hybrid Flowshop yang mempertimbangkan
adanya waktu setup mesin yang tergantung pada
urutan langsung job yang diproses di mesin tersebut.
Model Hybrid Flowshop yang mempertimbangkan
adanya stage skipping. Terdapat job yang melompati
tahap operasi (karena job tidak memerlukan operasi
di suatu tahap).
Hybrid Flowshop with Job-sequence
Dependent Setup-time (HFFS/SDST)
LATAR BELAKANG (1)
Penjadwalan operasi
di lantai
produksi merupakan salah satu
persoalan kritis
dalam perencanaan
dan pengelolaan proses manufaktur
(Pezella, dkk, 2008)
Penjadwalan operasi pada kondisi
praktikal sering dihadapkan pada
kebutuhan optimasi multi-tujuan
Penjadwalan operasi pada
hybrid
flow shop
kebanyakan berorentasi
pada
optimasi tujuan-tunggal
Masih diperlukan penelitian
tentang permasalahan optimasi
penjadwalan job pada hybrid flow
shop yang mempertimbangkan
multi-tujuan
Penjadwalan operasi
flow shop
adalah salah
satu diantara persoalan penjadwalan yang
paling sering dikaji, tetapi
flow shop sering
dikritik
karena model ini mengandung terlalu
banyak penyederhanaan
(Naderi, dkk, 2010)
-
Flow shop
: setiap tahap operasi hanya
menggunakan satu unit mesin
-
Kondisi praktikal lantai produksi
: jarang
pada suatu tahap operasi hanya
menggunakan satu unit mesin saja
- Hybrid flow shop
: setidaknya pada
salah satu seri tahap operasi memiliki
lebih dari satu unit mesin paralel
Weighting Objective Approach
Memberikan kombinasi pembobotan secara
linier pada masing-masing fungsi tujuan untuk
memperoleh satu nilai fungsi tunggal
Simultaeous Optimization (Pareto) approach
Menemukan satu himpunan solusi
tak-terdominasi optimal yang dikenal sebagai pareto
front
Pendekatan
Minimasi Multi-tujuan
Lebih ke persoalan
yang pragmatis,
tetapi kurang dapat
menghasilkan
beberapa solusi
efesien (Loukil, dkk,
2005)
Prosedur bersifat
subyektif,
mengabaikan
perbedaan mendasar
antara optimasi
tujuan-tunggal
dengan optimasi
multi-tujuan,
(Santosa & Willy,
2011)
Pendekatan yang
lebih umum yang
dapat menghasilkan
beberapa solusi
efesien (Loukil, dkk,
2005)
FORMULASI MASALAH
Bagaimana meminimasi makespan dan maximum
lateness pada penjadwalan job HFFS/SDST
menggunakan algoritma differential evolution (DE) dan
variable neighborhood structure (VNS) ?
Kondisi praktikal lini produksi
membutuhkan
kriteria
multi-tujuan (Hoogevenen, 2005)
DE & VNS sering digunakan
sebagai metode minimasi tujuan
untuk permasalahan optimasi
kombinatorial
DE
global search dengan struktur
sederhana dan mudah
diimplementasikan (Qian, dkk, 2009)
VNS
local search dengan dua atau lebih
struktur neighborhood (Tasgetiren, dkk,
2004)
1.
Selama periode penjadwalan job tidak terjadi kerusakan
mesin maupun break down karena aktifitas perawatan.
2.
Keseluruhan mesin siap memproses job di titik waktu ke nol.
3.
Keseluruhan job bersifat independent dan siap diproses di
titik waktu ke nol.
4.
Keseluruhan job memiliki prioritas pemrosesan yang sama.
5.
Pada suatu titik waktu setiap mesin paralel di suatu tahap
operasi hanya dapat memproses satu job, begitu juga setiap
job hanya diproses sekali di satu mesin paralel.
6.
Urutan (permutasi) penjadwalan job di permulaan setiap
tahap operasi tidak harus selalu sama.
7.
Job sequence dependent setup time tidak termasuk dalam waktu
proses job.
8.
Besar waktu job sequence dependent setup time urutan langsung
antara job j dan job k, tidak sama dengan besar waktu job sequence
dependent setup time urutan langsung antara job k dan job j.
9.
Setiap job dapat mulai diproses di mesin paralel yang tersedia ( mesin
tidak sedang memproses job lain).
10.
Daya tampung antar tahap operasi (intermediate buffer) tidak terbatas.
Job dapat menunggu diantara dua tahapan operasi sampai dengan
tersedia mesin paralel di tahap operasi berikutnya.
11.
Setiap job yang sedang diproses di suatu mesin tidak boleh diinterupsi
(memproses job lain).
12.
Tidak terdapat waktu transportasi antar tahapan operasi.
13.
Data mengenai waktu proses job, waktu setup, maupun job due date
bersifat deterministik dan diketahui dengan baik.
Tujuan Penelitian
Membuat
dan
mengimplementasikan
hibridasi DE-VNS
untuk meminimasi
makespan dan maximum lateness secara
simultan
Menemukan himpunan solusi
tak-terdominasi
(non-dominated solutions)
Membandingkan
antara
himpunan solusi
tak-terdominasi
yang dihasilkan oleh
DE-VNS
dengan himpunan solusi
tak-terdominasi yang dihasilkan oleh
DE-insert
maupun oleh
PSO-VNS.
Mengukur metrik performansi himpunan
solusi tak-terdominasi
yang dihasilkan
KONTRIBUSI PENELITIAN
Memberikan sebuah
penerapan metode
metaheuristik
untuk menyelesaikan
permasalahan optimasi multi-tujuan
penjadwalan job HFFS/SDST
Memberikan
alternatif metode metaheuristik
yang kompetitif
untuk menyelesaikan
permasalahan optimasi kombinatorial
multi-tujuan yang lebih nyata.
Ilustrasi Contoh Problem n=8 m=3 m
i
=2
Pekerjaan (job) yang diproses di tahap operasi i
tahap operasi-i
jumlah
1
1
2
3
4
5
6
7
7
2
1
2
4
5
6
7
8
7
3
1
3
4
5
6
7
8
7
Waktu pemrosesan pekerjaan (job)
pekerjaan (job) j tahap operasi, i 1 2 3 4 5 6 7 8 1 64 70 99 92 68 71 95 78 2 95 64 77 56 87 65 56 76 3 99 83 93 63 100 63 60 62 due date 442 393 627 659 595 615 692 421
job sequence dependent setup time
Sjki tahap operasi 1 Sjki tahap operasi 2
job k job k job j 1 2 3 4 5 6 7 8 job j 1 2 3 4 5 6 7 8 1 0 20 37 24 23 21 24 25 1 0 32 24 33 24 36 40 39 2 36 0 29 40 31 32 27 32 2 27 0 35 29 29 25 30 28 3 26 39 0 31 33 27 30 21 3 27 21 0 40 32 37 39 35 4 27 30 23 0 22 38 35 25 4 35 31 33 0 39 24 37 24 5 34 20 35 31 0 34 40 36 5 40 24 23 36 0 21 26 33 6 33 28 34 29 37 0 30 32 6 32 20 38 20 22 0 38 21 7 23 25 26 20 33 35 0 33 7 26 23 36 32 24 35 0 40 8 26 21 36 34 34 34 36 0 8 31 32 31 26 20 23 32 0
Sjki tahap operasi 3
job k job j 1 2 3 4 5 6 7 8 1 0 28 36 38 31 20 31 40 2 39 0 30 38 26 26 34 25 3 30 27 0 31 23 26 21 39 4 28 34 21 0 32 23 22 40 5 23 30 36 35 0 40 23 27 6 31 28 31 40 28 0 38 31 7 38 33 22 23 37 28 0 32 8 35 26 25 34 37 33 27 0
Waktu setup mesin jika job j dikerjakan di mesin paralel pada urutan pertama
pekerjaan (job) j
tahap operasi, i 1 2 3 4 5 6 7 8 1 39 37 32 22 29 20 26 27 2 24 29 39 36 25 20 23 38 3 32 22 28 24 29 34 20 37
Job yang tidak diproses di tahap operasi i
tahap operasi-i job stage skipping jumlah
1 8 1
2 3 1
Langkah-0, penentuan nilai parameter :
NP=50, Xmax =4 , Xmin=0, F=0,5, Cr=0,8 dan Gmax=50
Langkah-1a, inisialisasi pop. awal dengan pembangkitan random:
Xi,0 = rand(0,1)* (Xmax - Xmin) + Xmin
konversikan Xi,0 menjadi individu solusi permutasi job dengan aturan smallest
parameter value (SPV)
dimensi j Xi(0) 1 2 3 4 5 6 7 X1 3,801 0,774 2,331 1,806 1,759 1,504 1,441 X2 0,925 2,729 1,694 0,176 1,360 0,040 2,194 X3 2,427 1,211 2,062 0,109 1,257 1,679 1,047 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . X49 1,219 0,259 1,482 0,683 2,501 3,847 1,636 X50 0,759 3,953 2,301 3,977 2,934 0,235 1,896Penyelesaian Menggunakan Algoritma DE-VNS
ϕι (0) urutan job (permutasi)
ϕ1 2 7 6 5 4 3 1 ϕ2 6 4 1 5 3 7 2 ϕ3 4 7 2 5 6 3 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ϕ49 2 4 1 3 7 5 6 ϕ50 6 1 7 3 5 2 4
Langkah-1b, inisialisasi populasi awal dengan teknik LPT-EDD
:
ϕ
ιurutan job (permutasi)
ϕ
14
1
2
6
5
3
7
ϕ
27
5
1
3
6
4
2
ϕ
37
2
1
5
6
3
4
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ϕ
497
2
1
5
6
4
3
ϕ
502
1
4
6
3
5
7
f
i(0)
Cmax Lmax
f i,
LPT-EDD(0)
Cmax Lmax
f
1422
-20
f
1427
-200
f
2433
40
f
2385
-8
f
3414
-28
f
3420
-235
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
f
49430
-185
f
49432
-195
f
50440
-45
f
50450
-242
Dimana: Cmax=makespan , Lmax=maximum lateness
Langkah-2, Menghitung fungsi multi-tujuan individu populasi awal (Po ), - fi,0
maupun individu populasi kombinasi LPT-EDD (PLPT-EDD), fi,LPT-EDD :
scalar fitness function
f
i(0)
fi,
LPT-EDD(0)
f 1
316,2321
f
1276,9627
f 2
276,6025
f
2228,6025
f 3
146,7639
f
323,9826
..
.
.
..
.
.
..
.
.
f 49
-36,7612
f
49-43,8687
f 50
215,1520
f
50129,1859
Perbandingan Himpunan Solusi Tak-terdominasi: DE-VNS,
DE-Insert, PSO-VNS
2750 2800 2850 2900 2950 100 200 300 400 500 600 700 800 Makespan M ax im um Lat enes s DE-VNS DE-Insert PSO-VNSn=50, m=4, mi =2
25500 2600 2650 2700 2750 2800 2850 2900 2950 3000 3050 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Makespan M ax im um Lat enes s DE-VNS DE-Insert PSO-VNSn=50, m=4, m1=3 m2=2 m3=2 m4=2
3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 Makespan M ax im um Lat enes s DE-VNS DE-Insert PSO-VNSn=50, m=8, mi =2
3400 3500 3600 3700 3800 3900 4000 4100 4200 4300 4400 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 Makespan M ax im um Lat enes s DE-VNS DE-Insert PSO-VNSn=50, m=8, m1=4 m2=2 m3=4 m4=2 m5=3
m6=3 m7=3 m8=2
Algoritma DE-VNS mampu menghasilkan jumlah himpunan
solusi yang tidak terdominasi oleh himpunan solusi
algoritma DE-Insert maupun algoritma PSO-VNS yang lebih
banyak.
Algoritma DE-VNS mampu menghasilkan jumlah himpunan
solusi yang lebih mendekati himpunan pareto
dibandingkan dengan algoritma DE-Insert maupun
algoritma PSO-VNS.
Walaupun nilai metrik jumlah titik solusi tak-terdominasi
algoritma PSO-VNS lebih besar dibandingkan dengan dua
algoritma lain, tetapi titik solusi algoritma PSO-VNS secara
umum terdominasi semua oleh himpunan solusi algoritma
DE-VNS.
Berdasarkan hasil performansi nilai metrik NNDS dan D1
R
dapat dikatakan bahwa teknik kombinasi LPT-EDD untuk
memperbaiki inisialisasi populasi awal mampu memberikan
himpunan solusi awal yang lebih baik dibandingkan dengan
dua algoritma lain.
Efektivitas algoritma DE-VNS lebih baik dibandingkan dengan
algoritma Insert maupun PSO-VNS. Maka algoritma
DE-VNS dapat digunakan untuk meminimasi makespan dan
maximum lateness penjadwalan job pada hybrid flexible flow
shop with job sequence dependent setup time (HFFS/SDST).
Solusi kompromistis himpunan solusi tak-terdominasi yang
dihasilkan oleh algoritma DE-VNS dapat memberikan
alternatif solusi bagi pengambilan keputusan di lantai
produksi.
Menambah satu kriteria tujuan yaitu, minimasi
number of tardy job (jumlah job yang terlambat).
Himpunan solusi tak-terdominasi dari tiga tujuan
yang saling konflik akan lebih merepresentasikan
kondisi praktikal penjadwalan job.
Diusulkan setiap mesin paralel di tiap tahap operasi
memiliki kecepatan waktu pemrosesan yang tidak
sama (tidak identik).
Hal ini akan lebih merepresentasikan kondisi
praktikal penjadwalan job di lini produksi. .
REFERENSI UTAMA
Allahverdi, A, C.T. Ng b, T.C.E. Cheng , Mikhail Y. Kovalyov,“A Survey
Of Scheduling Problems With Setup Times Or Costs” , International
Journal of Production Research, 2008.
Li, B-B, Wang, L.,Liu, B., “An Effective PSO-Based Hybrid Algorithm for
Multiobjective Permutation Flow Shop Scheduling“, IEEE
Transaction on System Manufacturing and Cybernetics, 2008.
Babu, B.,V., Mathew M., Jehan, Lenus, “Differential Evolution for
Multi-Objective Optimization”, India, 2003.
Hoogeveen, H., “Multiciteria Scheduling”, European Journal of Operational Research, 2005.
Hartanto, Fredy, “Penerapan Multi Objective Gentic Algorithm (MOGA)
pada Penjadwalan Dynamic-Mulit Objective dan Sequence Dependent Setup Time Compound Flow Shop di PT X”, Tesis,
2010.
Hansen, Piere, Mladenovic, Nenad, “Invited Review: Variable Neigborhood Search:Principles & Aplications”, EJOR, 2001.
Ishibuci, H, Murata T.A, “Balance Between Genetic Search and Local
Search in Memetic Algorithm for Multiobjective Permutation
Flowshop Scheduling “, IEEE Transaction on Evolutionary
Computattion, Volume 7, No.2, 2003.
Jungwattanakit, J., Reodecha, M., Chaovalitwongse, P., Werner, F., “Algorithms for Flexible Flow Shop roblems with Unrelated Parallel
Machines, Setup Times, and Dua Criteria, International Jounal od
Advanced Manufacturing Technology, 2008.
Kurz, M.E., R.G. Askin, “Scheduling Flexible Flow Lines with Sequence
Dependent Setup TImes”, European Journal of Operational
Research, 2004.
Loukil, T., J., Teghem and D. Tuyttents, “Solving Multi-Objectives
Production Scheduling Problems Using Metaheuristics, European Journal of Operations Research, 161, pp. 42-61
Montes, E., M., Sierra, M., R., Coella. C., , “Multi-Objective Optimization
using Differential Evolution: A Survey of the State-of-the-Art:”,
Laboratorio Nacional de Inform´atica Avanzada (LANIA A.C.) R´ebsamen 80, Centro, Xalapa, Veracruz, 91000, Mexico, 2005. Naderi,B., R.Ruiz, M. Zandieh, “Algorithms for a Realistic Variant of Flow