• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Munculnya jaringan komunikasi informal didasari adanya hubungan yang menarik antara jaringan komunikasi formal dan informal. Komunikasi kebawah yang tidak efektif atau kurang lancar akan menciptakan kekosongan informasi dalam organisasi, kondisi vakum ini biasanya diisi oleh komunikasi informal seperti desas-desus (grapevine) yang berisi berita-berita angin yang belum tentu benar.

Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam memberikan informasi yang relevan bagi anggota organisasi, maka karyawan makin tergantung kepada grapevine karena komunikasi formal tidak selamanya mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan informasi dari para karyawan. Adanya hubungan antar personal, interaksi komunikasi dengan frekuensi yang cukup tinggi baik disebabkan karena kedekatan fisik dan ruang maupun karena kesamaan pandangan antar karyawan akan menciptakan klik-klik pertemanan diluar struktur formal organisasi.

Komunikasi informal berasal dari kepentingan sosial dan pribadi para pekerja dalam organisasi. Misalnya untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya pribadi seperti ketidakpuasan pegawai terhadap gaji dan tunjangan, kekesalan pegawai terhadap bos atau atasannya, dan hal-hal yang sifatnya personal yang tidak mungkin disebarkan melalui jaringan komunikasi formal.

(2)

2

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tubbs dan rekan-rekannya (1973) seperti yang tertulis dalam bukunya yang mensurvei 600 karyawan otomotif yang dipilih secara acak untuk mengidentifikasikan sumber informasi mana yang paling sering digunakan, paling disukai dan paling dapat dipercaya diperoleh data bahwa selentingan atau desas-desus merupakan saluran alternatif kedua yang paling sering digunakan oleh karyawan sedangkan di urutan pertama adalah komunikasi atasan-bawahan. Dari segi tingkat kepercayaan dan yang paling dikehendaki oleh organisasi, selentingan menempati urutan kedua dari bawah dari total 22 saluran informasi yang ada. 1

Komunikasi informal merupakan hasil interaksi diantara individu tersebut mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diprediksi efeknya.

Arni Muhammad menegaskan “dalam jaringan komunikasi informal cenderung berisi informasi mengenai rahasia seseorang dan peristiwa-peristiwa yang mengalir secara tidak resmi. Informasi yang diperoleh dari jaringan komunikasi informal itu berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan yang diumumkan oleh yang berkuasa”. 2

Dari kutipan diatas, menjelaskan bahwa komunikasi informal mengalir diluar jalur komunikasi formal, dan sumbernya pun tidak diketahui dengan jelas. Jalur komunikasi ini muncul sebagai akibat interaksi interpersonal dalam organisasi diluar kelompok fungsional. Bentuk-bentuk komunikasi informal dapat berupa pertemuan yang tidak direncanakan seperti : bertemu dan ngobrol di kantin pada jam makan siang, saat bertemu di lift dan perbincangan di sela-sela

1

Stewart L Tubbs and Sylvia Moss, 2005, Human Communications Konteks-Konteks Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung Hal 496

2

(3)

3

pekerjaan. Sumber informasi informal ini pun beragam, bisa muncul dari obrolan office boy, satpam, staff atau karyawan lainnya.

Tidak jarang kita jumpai dalam organisasi diluar hubungan struktural keorganisasian ada orang-orang yang hanya mau berkomunikasi dengan orang tertentu saja. Mereka memiliki kriteria tertentu dalam memilih siapa yang akan mereka ajak berkomunikasi walaupun hanya sekedar untuk makan siang, jalan bareng, memakai baju dengan identitas tertentu.

Komunikasi informal seringkali dimanfaatkan sebagai media karyawan dalam menyuarakan hak-haknya, mengungkapkan keluhan tentang pekerjaan maupun diluar pekerjaan, kekecewaan terhadap atasan, keprihatinan terhadap kebijakan manajemen, maupun membicarakan isu-isu yang beredar dalam organisasi. Secara psikologis, karyawan lebih nyaman membicarakan hal-hal tersebut melalui selentingan, obrolan santai saat makan siang dan forum-forum non formal lainnya. Dengan kata lain, komunikasi informal mampu mengakomodir komunikasi yang tidak bisa diakomodir oleh saluran komunikasi formal.

Komunikasi informal dapat berfungsi sebagai penyelesai masalah. Misalnya dalam situasi formal, seorang karyawan tidak memiliki keberanian atau malu untuk menyampaikan keluhan, hambatan-hambatan dalam pekerjaan, maka melalui saluran komunikasi informal, karyawan tersebut dapat dengan lebih leluasa mengungkapkan segala masalahnya tidak hanya sebatas dengan rekan satu divisi, dengan atasan langsung namun bisa melalui lintas divisi bahkan bukan

(4)

4

tidak mungkin dengan orang yang posisinya lebih tinggi tanpa rasa malu atau canggung.

Komunikasi informal memiliki beberapa sisi negatif salah satunya disebabkan oleh aliran komunikasi informal yang biasanya menggunakan bahasa lisan dari mulut ke mulut ,bersifat spontan, serta berlangsung secara off the record. Akibatnya jika ada isu negatif yang berkembang melalui komunikasi informal akan sulit untuk kendalikan dan sulit untuk dicari sumbernya karena tidak ada subjek untuk menyampaikan umpan balik atas informasi yang beredar tersebut bahkan bukan tidak mungkin jika isu tersebut bisa berkembang menjadi krisis jika tidak segera ditangani.

Sisi negatif lainnya adalah disebabkan oleh komunikasi informal yang memuat banyak informasi bagi karyawan serta karakteristik dari komunikasi informal sebagai metode komunikasi tercepat dalam organisasi, hal ini akan sangat berbahaya jika ada pihak-pihak yang memprovokasi suatu tindakan yang membahayakan bagi organisasi seperti demonstrasi dan disebarkan melalui saluran komunikasi ini akan segera tersebar dengan cepat sedangkan dari segi ketepatan dan kecermatan dari informasi yang disampaikan masih belum teruji.

Kelemahan lain dari komunikasi informal adalah dilihat dari proses perpindahan pesannya. Pesan yang disampaikan melalui saluran ini akan mengalami tiga jenis proses yaitu proses pengabaian beberapa detil informasi (perataan), pernyataan yang melebihkan desas-desus tertentu (penajaman), dan pengiriman pesan sesuai dengan cara pandang dirinya mengenai pesan itu

(5)

5

(asimilasi). Hal-hal inilah yang menyebabkan kecermatan dan ketepatan informasi dari komunikasi ini masih perlu diuji.

Dalam jaringan komunikasi informal akan ditemukan orang-orang yang dalam struktur formal organisasi mungkin tidak memiliki kedudukan yang strategis, namun dalam jaringan informal bisa saja berperan sebagai pengambil keputusan (opinion leader). Ada juga orang yang bertipe penyendiri (isolate) dan cenderung menyembunyikan diri atau diasingkan oleh teman-temannya. Selain itu, muncul juga orang-orang yang memegang peran sebagai gate keepers yaitu orang yang mengontrol arus informasi (memutuskan informasi tertentu penting atau tidak penting). Hal ini sangat mungkin terjadi karena jaringan komunikasi informal muncul dari interaksi diluar kegiatan formal organisasi.

Melihat begitu pentingnya peranan jaringan komunikasi informal bagi sebuah organisasi baik bagi penyebaran informasi, media komunikasi antar karyawan bahkan juga bisa berfungsi sebagai penyelesai masalah maka jaringan komunikasi informal ini tidak mungkin dapat dihentikan secara total dalam sebuah organisasi karena sifat selentingan ini yang berlangsung secara off the record serta bermanfaat dalam memenuhi banyak kebutuhan psikologis karyawan.

Adanya jaringan komunikasi informal dalam tubuh organisasi menjadi penting untuk diperhatikan terutama ketika ada kebijakan-kebijakan perusahaan yang tidak didukung oleh karyawan sehingga menghambat pencapaian tujuan organisasi secara umum. Betapa banyak terjadi demo besar-besaran dari kalangan karyawan ketika ada kebijakan yang tidak didukung oleh karyawan dan disulut

(6)

6

melalui isu-isu yang disebarkan melalui jaringan komunikasi informal dari mulut- ke mulut.

Jika jaringan komunikasi informal tidak bisa dihentikan, maka pihak perusahaan harus bisa memanfaatkan aliran komunikasi informal tersebut untuk menyampaikan hal-hal positif bagi organisasi atau paling tidak meningkatkan ketelitiannya. Pihak manajemen juga harus mampu mengendalikan isu-isu yang beredar dalam organisasi demi menjaga suasana kerja agar tetap kondusif. Selayaknya komunikasi informal ini dapat dimanfaatkan oleh pimpinan perusahaan untuk memperlancar aliran informasi formal dan bukan sebaliknya malah meresahkan karyawan.

Kaitannya dengan program studi public relations adalah dari segi peran seorang PR sebagai communication facilitator antara karyawan dengan manajemen. Seorang PR dapat memanfaatkan adanya jaringan komunikasi informal dalam memfasilitasi komunikasi antara kedua belah pihak.

Peneliti melakukan penelitian di PT Mitra Pinasthika Mustika Rent , salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang penyewaan kendaraan roda empat terbesar di Jakarta . Total unit rental yang dimiliki per Juni 2013 adalah sebanyak 12.140 kendaraan dari berbagai merek kendaraan seperti : Toyota, Daihatsu, Nissan, Suzuki, Mitsubishi dan lain-lain. Jenis kendaraan yang disewakan terdiri dari berbagai type : Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), maupun (Completely Bulit Up) CBU Cars. Dalam perkembangannya perusahaan ini menunjukan kemajuan yang sangat pesat terutama dalam dua tahun terakhir ini

(7)

7

jumlah unit rental meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan awal tahun 2012 lalu.

Berikut data jumlah kendaraan yang diambil dari data bulan Juni 2013 Tabel 1.1

Jumlah Kendaraan per Juni

No Jenis Kendaraan Jumlah Unit 1 Toyota 8,690 2 Nissan 2,025 3 Honda 780 4 Suzuki 357 5 Lain -Lain 288 Total 12,140

Sumber : Business Division PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Senin 10 Juni 2013)

Peneliti memfokuskan penelitian ini dengan mengambil periodisasi dari April 2013 – September 2013 dengan pertimbangan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan sejak akuisisi dilaksanakan dan secara resmi nama perusahaan berubah dari PT Austindo Nusantara Jaya Rent menjadi PT Mitra Pinasthika Mustika Rent tersebut, jika dilihat dalam siklus kehidupan issue merupakan saat dimana issue mengalami tahap emerging. Dalam tahap tersebut terjadi proses mediasi dan penguatan suara hadir diantara para individu dan kelompok yang mungkin memiliki pandangan yang sama dan mungkin diharapkan untuk bereaksi dalam cara yang sama. Dalam hal ini terlihat para karyawan mulai bereaksi dengan munculnya berbagai selentingan tentang berbagai kebijakan baru yang akan diterapkan pasca akusisi.

(8)

8

Perusahaan ini berkantor pusat di Sunburst CBD Office Park Lot II No. 10 Bumi Serpong Damai Tangerang. Saat ini kantor memiliki 2 kantor cabang yaitu di Surabaya dan Balikpapan dengan didukung oleh 20 cabang Service Point yang tersebar diseluruh Indonesia dengan jumlah karyawan sebanyak 452 orang dan 3000 driver. Sebagai perusahaan jasa, PT MPM Rent memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa rental lainnya adalah dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang customer oriented dimana kepentingan dan keinginan customer sangat diutamakan diatas kepentingan lainnya.

Perusahaan ini melayani jasa rental kendaraan roda empat untuk berbagai segmen, baik itu perorangan maupun perusahaan (corporate). Dan dari segmen corporate sendiri dibagi lagi menurut jenjang kepangkatan dalam menentukan jenis kendaraan yang akan dirental.

Tabel 1.2.

Data Segmentasi Kendaraan Rental

No Jabatan Type Contoh

1 Direksi CBU Cars

Toyota Alphard, Lexus, Camry, Honda City, Honda Accord, Nissan Teana

2 Manajerial SUV Toyota Fortuner, Daihatsu Terios, Toyota Rush, Honda CRV 3 Staff MPV Toyota Avanza, Daihatsu Xenia,

Nissan Grand Livina

Sumber : Business Division PT Mitra Pinasthika Mustika Rent edisi Senin, 10 Juni 2013

(9)

9

Dalam struktur organisasi PT MPM Rent terdiri dari 6 divisi dengan perincian sebagai berikut : Business, Business Development, Operation, Human Resources & General Affair, Sales & Service , Finance & Accounting. 3

Tabel 1.3

Data Karyawan Masing-Masing Divisi

No Divisi Jumlah

Karyawan

1 Business 170

2 Business Development 25 3 Human Resources & General Affair 15

4 Operational 126

5 Sales & Service 58

6 Finance & Accounting 68

Total 452

Sumber : HRD PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, edisi 2 September 2013

PT MPM Rent semula bernama PT Austindo Nusantara Jaya Rent yang telah berdiri sejak tahun 2008. Secara resmi pada 21 Desember 2012 , saham perusahaan di beli oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Group sehingga kepemilikan berpindah dari PT Austindo Nusantara Jaya kepada PT Mitra Pinasthika Mustika. Pada 1 April 2013 dengan resmi berganti nama menjadi PT Mitra Pinasthika Mustika Rent.

Proses akuisisi pada Desember 2012 di perusahaan tersebut telah terjadi proses interaksi dan saling mempengaruhi secara terus menerus antara struktur formal dan struktur informal. Kebijakan dan prosedur formal disaring oleh jaringan-jaringan informal, sehingga memungkinkan anggotanya kreatif

(10)

10

menghadapi perubahan dan hal-hal yang baru dalam tubuh perusahaan baik dari segi kebijakan maupun standard operasional perusahaan. Akan tetapi, fakta di lapangan seringkali keputusan maupun kebijaksanaan manajemen dalam sebuah organisasi tidak disertai dengan keterbukaan informasi pada kalangan karyawan.

Dengan adanya proses akuisisi tersebut, telah menimbulkan pro dan kontra dari pihak karyawan yang salah satunya disebabkan karena minimnya informasi mengenai proses akuisisi tersebut. Perusahaan tidak menyediakan informasi ataupun media yang memberikan informasi yang memadai untuk mengatasi keresahan dari karyawan akhirnya munculah berbagai opini-opini negatif dan berbagai kabar burung akibat ketidakpastian informasi tersebut. Karyawan hanya bisa bertanya-tanya dan menduga-duga tanpa tahu harus kemana mencari jawaban dari berbagai kekhawatiran dalam diri mereka.

Isu-isu negatif di lingkungan organisasi menimbulkan keresahan dan ketidakpastian informasi di dalam tubuh organisasi itu sendiri. Kabar yang simpang siur tidak jelas sumbernya, berkembang tanpa kendali. Diantara isu-isu yang muncul seputar akuisisi diantaranya: pemutusan hubungan kerja, pemotongan gaji, pemotongan/berkurangnya fasilitas dan tunjangan.

Untuk menghadapi isu-isu yang muncul tersebut, komunikasi yang terbuka dari pihak manajemen dalam memberikan informasi yang aktual akan sangat membantu menjawab pertayaan-pertanyaan dalam benak karyawan sehingga tentunya akan meminimalisir terjadinya miscommunication antara kedua belah pihak.

(11)

11

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Pasca Akuisisi Tahun 2012 di Tangerang Selatan. Analisis jaringan komunikasi informal sangat berperan penting untuk mengetahui pemberitaan dan informasi apa saja yang sedang berkembang dalam lingkungan organisasi. Melalui penelitian ini juga diharapkan agar perusahaan mendapatkan gambaran umum tentang interaksi yang dilakukan para karyawan, arus informasi didalam jaringan komunikasi serta peran apa saja yang tercipta dalam klik-klik yang terbentuk. Fungsinya adalah untuk memetakan orang-orang yang menduduki peran sebagai: Anggota klik, Isolate (Penyendiri), Jembatan (Bridge), penjaga gawang (Gatekeeper), Opinion leader, penghubung (liason), dan cosmopolites.

Manfaat lain yang bisa diambil dari analisis jaringan komunikasi informal ini diharapkan dapat memudahkan bagi perusahaan dalam mengolah informasi dan merupakan langkah dini dalam issue dan crisis management terutama ketika muncul isu-isu yang bertentangan dengan kebijakan organisasi. Dengan mengetahui peranan anggota dalam jaringan komunikasi akan memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi sumber-sumber penyebaran informasi serta dalam mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah sebelum isu melebar menjadi krisis.

Bagi praktisi humas, dari analisis jaringan komunikasi ini diperoleh informasi untuk memanfaatkan jaringan komunikasi informal yang terbentuk dalam organisasi dalam penyebaran pesan dan informasi yang penting bagi perusahaan secara lebih cepat dan efektif. Analisis ini juga dapat memberikan peta

(12)

12

komunikasi yang ada dalam jaringan dan merupakan bagian dari strategi komunikasi internal untuk melancarkan arus informasi yang berkembang melalui relationship building antar karyawan dalam perusahaan.

Maka dengan dasar pemikiran itulah, peneliti mengambil judul “Analisis Jaringan Komunikasi Informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent Pasca Akuisisi Tahun 2012 di Tangerang Selatan ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang akan diteliti pada PT Mitra Pinasthika Mustika Rent adalah : “Bagaimana jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent pasca akuisisi tahun 2012 di Tangerang Selatan? “

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang permasalahan dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana jaringan komunikasi informal PT Mitra Pinasthika Mustika Rent pasca akuisisi tahun 2012 di Tangerang Selatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis merupakan manfaat yang ingin dicapai dari sebuah penelitian yang diperuntukkan untuk kalangan akademis yaitu

(13)

13

sebagai bahan masukan dalam pengembangan dan pemahaman ilmu komunikasi khususnya bagi kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang analisis jaringan komunikasi informal. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan masukan bagi organisasi mengenai gambaran jaringan komunikasi informal, peran apa saja yang tercipta dalam klik yang terbentuk dalam organisasi tersebut. Dari hasil ini diharapkan agar perusahaan mampu menganalisa peta jaringan komunikasi informal serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memanfaatkannya dalam penyampaian informasi yang bernilai positif bagi perusahaan pada umumnya dan bagi karyawan pada khususnya.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan fiskal merupakan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan obyektifitas/kondisi sebenarnya yang diharapi oleh perusahaan, atau dapat dikatakan pula bahwa

Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk mengenalpasti faktor-faktor kelemahan yang mempengaruhi kelemahan pencapaian cemerlang pelajar dalam mata pelajaran Reka

Dari pernyataan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh Metode Dongeng “Mister Water” Pada Materi Siklus Air Tanah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Kecamatan

Za nemoteno delovanje naše telo potrebuje tako makrohranila — beljakovine, maščobe, ogljikove hidrate kot tudi mikrohranila — vitamine in minerale.. Priporočila za normalno

• Pada akhir pelatihan/matrikulasi dengan berdasar kepada hasil penilaian akademik provider, penilaian praktek ICT Center dan penilaian prestasi kerja dari pimpinan/atasan

Biguanid mempunyai efek penurukan kadar glukosa darah melalui penurunan produksi glukosa di hati ( glukoneogenesis ), meningkatkan penggunaan glukosa di.. jaringan

Peradilan Adat Laot Lhok berwenang menyelesaikan sengketa nelayan yang terjadi di wilayah kerjanya (wilayah Lhoknya) sedangkan Peradilan Adat Laot Kabupaten/kota