• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengadukan pada Pembuatan Minyak Kelapa Murni Menggunakan Khamir Saccaromyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengadukan pada Pembuatan Minyak Kelapa Murni Menggunakan Khamir Saccaromyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Selain sebagai salah satu komoditas strategis, tanaman kelapa memiliki banyak manfaat mulai dari akar, batang, daging, buah hingga pelepahnya [14]. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa misalnya mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra [15].

Buah kelapa terdiri dari bagian – bagian seperti:

1. Epicarp (Kulit Luar) adalah kulit bagian luar yang berwarna hijau, kuning, atau jingga permukaannya licin, agak keras dan tebalnya 0,14 mm.

2. Mesocarp (Sabut) adalah kulit bagian tengah yang disebut serabut terdiri dari bagian berserat tebalnya berkisar 3 - 5 mm.

3. Endocarp (Tempurung) adalah bagian tempurung kelapa yang keras dan tebalnya berkisar antara 3 - 5 mm.

4. Testa (Kulit Daging Buah) adalah bagian luar daging buah berwarna kuning sampai coklat

5. Endosperm (Daging Buah) adalah bagian yang berwarna putih dan lunak, sering disebut daging kelapa yang tebalnya berkisar 8 – 10 mm.

6. Air Kelapa adalah air yang terkandung dalam buah kelapa yang mengandung mineral 4%, dan gula 2%.

(2)

7

Gambar 2.1 Bagian – Bagian Tanaman Kelapa

Daging buah kelapa mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dimana komposisi zat gizi daging buah kelapa dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi zat gizi daging buah kelapa per 100 gram zat gizi [16]

Zat Gizi Muda Setengah Tua Tua

Kalori (K) 68 180 359

Protein (g) 1 4 3,4

Lemak (g) 0,9 13 34,7

Karbohidrat (g) 14 10 14

Kalsium (mg) 17 8 21

Fosfor (mg) 30 35 21

Besi (mg) 1 1,3 2

Vitamin A (SI) 0 10 0

Vitamin B1 (mg) 0 0,5 0,1

Vitamin C (mg) 4 4 2

Air (g) 83,3 70 46,9

2.1.1 Varietas Kelapa

Tanaman kelapa ada dua varitas yaitu varietas typical (tall variety) dan varietas genjah (dwarf variety).

a. Typical (Cocos nucefera L.)

(3)

8

berbuah pada umur 6-8 tahun dan umur pohon mencapai 110 tahun. Batangnya tinggi sampai mencapai 35 m apabila tanaman rapat, pada umumnya tingginya 30 m. Buahnya berukuran besar, yaitu rata-rata beratnya 2 kg dengan daging buah ½ kg dan air ½ liter. Sebutir kelapa dapat menghasilkan kopra 200 - 300 gram dan kelapa ini menghasilkan minyak sebanyak 132 gram. Warna buah kelapa ini adalah hijau dan merah.

b. Kelapa Genjah

Kelapa genjah disebut kelapa kerdil atau kelapa puyuh. Kelapa ini mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun. Buahnya kecil - kecil, beratnya rata-rata 1 kg dan daging buahnya 400 gram. Batang kelapa ini berukuran kecil dan pangkal batangnya tidak besar. Umur kelapa genjah rata-rata 50 tahun [17].

Gambar 2.2 Tanaman Kelapa

2.2 Minyak Kelapa

Minyak kelapa digunakan sebagai minyak goreng, bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi kosmetika. Selain digunakan untuk menggoreng, pada masyarakat pedesaan minyak kelapa juga digunakan sebagai minyak pijat, kerik, dan untuk minyak cem-ceman [18].

(4)

9

minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5 - 10,5 [15].

Berikut komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa dapat di lihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa (%) [15].

Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah (%)

Asam Lemak Jenuh

Asam Kaproat C5H11COOH 0,0 – 0,8

Asam Kaprilat C7H17COOH 5,5 – 9,5

Asam Laurat C11H23COOH 44,0 – 52,0

Asam Miristat C13H27COOH 13,0 – 19,0

Asam Palmitat C15H31COOH 7,5 – 10,5

Asam Stearat C17H35COOH 1,0 – 3,0

Asam Arachidat C19H39COOH 0,0 – 0,4

Asam Lemak Tidak Jenuh

Asam Palmitit C15H29COOH 0,0 – 1,3

Asam Oleat C17H33COOH 5,0 – 8,0

Asam Linoleat C17H31COOH 1,5 - 2,5

2.3 Minyak kelapa murni

Minyak kelapa murni didefinisikan sebagai minyak yang dihasilkan dari kelapa segar ( Cocos nucifera L. ) melalui cara mekanik dan alami, baik dengan penggunaan panas atau tidak menyebabkan perubahan atau transformasi minyak [19].

Minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga tidak terjadi penimbunan di dalam tubuh. Selain itu kandungan antioksidan di dalam juga sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh [20].

(5)

10

digunakan sebagai bahan konsumsi pangan masyarakat. minyak kelapa murni mengandung 93% asam lemak jenuh, tetapi 47-53 % berupa minyak jenuh berantai medium yang tidak ditimbun dalam tubuh, mudah dicerna dan terbakar [21].

Minyak kelapa murni mengandung berbagai macam MCT (medium chain trigliserida) seperti asam kaproat (0,7 %), asam kaprilat (4,6 – 10%), asam kaprat (5,0 – 8,0%), asam laurat (45,1– 53,2%) dan asam miristat (16,8 – 21%). Asam laurat dari minyak kelapa murni di dalam tubuh akan dikonversi menjadi monogliserida yang disebut monolaurin dimana senyawa ini sangat kuat melawan berbagai macam virus, bakteri dan protozoa. Efek fungisida dari minyak kelapa murni juga telah diteliti bahkan dibandingkan dengan obat antifungi sintetis yang mempunyai efek menghambat biosíntesis ergosterol yang sangat diperlukan untuk pembentukan membran fungi [22].

Minyak kelapa murni memiliki sifat kimia-fisika antara lain [17]: 1. Aroma : sedikit berbau asam

2. Kelarutan : tidak larut dalam air 3. pH : di bawah 7

4. Titik didih : 225 ⁰C

Standar mutu minyak kelapa menurut APCC [23] disajikan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Standar mutu Minyak kelapa murni menurut APCC

Mutu Minyak Syarat standar AFCC

Indeks bias 1,4480-1,4492

Berat jenis 0,915-0,920

Kadar air (%) 0,1 – 0,5

Bilangan penyabunan 250 – 260

Bilangan iodine 4,1 – 11

Komposisi asam lemak jenuh

Asam kaproat (%) 0,4 – 0,6

Asam kaprilat (%) 5,0 – 10,0

Asam kaprat (%) 4,5 – 8,0

(6)

11

Asam miristat (%) 16,0 - 21,0

Asam palmitat (%) 7,5 - 10,0

Asam palmitoletik (%) 2,0 - 4,0

Asam stearat (%) 5,0 – 10,0

Asam oleat (%) 1,0 – 2,5

Mutu Minyak

Warna Jernih

Asam lemak bebas (%) 0,5

Bilangan peroksida (meq/kg) 3

Bau dan rasa Normal

2.4 Proses Pembuatan Minyak kelapa murni

Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu air, protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat atau lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir - butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir – butir minyak tidak akan bisa bergabung dengan air. Emulsi tersebut tidak pecah karena masih ada tegangan permukaan antara protein dan air yang lebih kecil dibandingkan protein dan minyak. Minyak kelapa terbentuk jika ikatan emulsi tersebut dirusak [15].

Minyak kelapa murni diolah dari daging buah kelapa segar dan proses pembuatannya dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Beberapa metode yang saat ini banyak digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni adalah metode pemanasan bertahap, metode pemancingan minyak dan metode fermentasi.

Proses pembuatan minyak kelapa murni secara umum yaitu : 1. Metode Pemanasan Bertahap

(7)

12

rendah (< 65 ºC). Proses tradisional melalui cara fisika (pemanasan) menghasilkan minyak dengan kualitas rendah karena kandungan airnya tinggi dan menyebabkan ketengikan. Metode Pemanasan bertahap misalnya dapat menghasilkan minyak dengan kadar air yang rendah karena air akan menguap pada saat dilakukan pemanasan. Pemanasan juga dapat menyebabkan inaktifnya enzim – enzim seperti lipase sehingga proses hidrolisis dapat diminimalkan [24].

2. Metode Fermentasi

Pembuatan minyak kelapa murni secara fermentasi dilakukan menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim secara langsung atau melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan protein dengan minyak pada emulsi santan. Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam. Adanya asam akan menurunkan pH santan sampai mencapai titik isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah dipisahkan dari minyak [9].

Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan, diantaranya hampir tanpa kandungan kolesterol, hemat bahan bakar, tingkat ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, aroma lebih harum, dan bebas senyawa penginduksi kolesterol [24].

3. Metode Pengasaman

Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan minyak kelapa murni dengan cara membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemak protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa bekerja dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses pembuatan minyak kelapa murni, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH tersebut dilakukan dengan pH meter atau kertas lakmus [15].

(8)

13

a. Warna lebih bening dibandingkan dengan minyak kelapa murni yang dibuat secara tradisional.

b. Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah karena proses hanya memutuskan ikatan protein lemak saja.

c. Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya.

d. Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan.

e. Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka sebagai bahan tambahan cukup murah.

Sementara kekurangan pembuatan minyak kelapa murni dengan metode pengasaman [17]:

a. Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan pH 4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan pencampuran (santan dan asam) berulang - ulang.

b. pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pH nya kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan sangat tinggi.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan minyak kelapa murni cukup lama, sekitar 10 jam.

4. Metode Sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan salah satu cara untuk pembuatan minyak kelapa murni dengan cara mekanik. Pemutaran (pemusingan) dari sentrifuse akan memutuskan ikatan lemak dan protein pada santan dengan adanya gaya sentrifugal karena berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak yang lebih ringan dibanding air akan menyebabkan minyak terkumpul pada lapisan atas [15].

(9)

14

zeta potensial sehingga menurunkan viskositas larutan. Zeta potensial adalah gaya yang menjaga agar droplet- droplet emulsi tetap alam keadaan stabil [25].

Penyebab hilangnya stabilitas protein dalam santan karena adanya pengadukan. Hal ini berarti protein mengalami denaturasi sehingga kelarutan nya berkurang. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik keluar sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofilik terlipat kedalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan mengalami pengendapan sehingga lapisan minyak dan air terpisah [26].

Waktu pengadukan yang berbeda mempengaruhi kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan yaitu dengan bertambahnya waktu pengadukan maka kadar air semakin besar, berat jenis semakin besar, angka penyabunan semakin kecil [2]. Kelebihan pembuatan minyak kelapa murni dengan metode sentrifugasi [15]:

a. Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa. b. Daya simpan lama, sekitar 10 tahun.

c. Proses pambuatannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

d. Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas, demikian juga dengan kandungan antioksidannya.

Sementara kekurangan pembuatan minyak kelapa murni dengan metode sentrifugasi yaitu [17]:

a. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk alat sentrifiusnya.

b. Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya produksi.

2.5 Faktor Penyebab Kerusakan Pada Minyak Kelapa Murni

(10)

15

terhadap kerusakan sangat tergantung pada komponen penyusunnya, terutama kandungan asam lemak. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mudah teroksidasi, sedangkan yang banyak mengandung asam lemak jenuh lebih mudah terhidrolisis. Asam lemak pada umumnya bersifat reaktif terhadap oksigen [27].

Ketengikan adalah proses kerusakan lemak yang menimbulkan timbulnya bau dan rasa tengik. Tiga penyebab ketengikan dalam lemak yaitu ketengikan oleh oksidasi, ketengikan oleh enzim dan ketengikan oleh proses hidrolisa.

a. Ketengikan oleh oksidasi

Ketengikan ini terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Proses oksidasi dapat terjadi pada suhu kamar, dan selama proses pengolahan menggunakan suhu tinggi. Beberapa jenis logam atau garam yang terdapat dalam minyak merupakan katalisator dalam proses oksidasi, misalnya logam tembaga, besi, kobalt, vanadium, mangan, nikel, khromium, sedangkan aluminium kecil pengaruhnya terhadap proses oksidasi.

b. Ketengikan oleh enzim

Bahan pangan berlemak dengan kadar air dan kelembaban udara tertentu merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan jamur. Jamur tersebut mengeluarkan enzim, misalnya enzim lipo clastic dapat menguraikan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Enzim peroksida dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh sehingga terbentuk peroksida.

c. Ketengikan hidrolisis

Komponen zat berbau tengik dalam minyak selain dihasilkan dari proses oksidasi dan enzimatis, juga disebabkan oleh hidrolisa lemak yang mengandung asam lemak tidak jenuh berantai pendek. Asam lemak tersebut mudah menguap dan berbau tidak enak misalnya asam butirat, asam valerat, asam kaproat dan ester alifatis yaitu metil nonil keton.

(11)

16

lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini dapat ditentukan dengan metode iodometri.

Cara yang sering digunakan untuk menentukan bilangan peroksida berdasarkan pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam dengan ikatan peroksida [28].

2.6 Bakteri Saccharomyces cereviseae

Saccharomyces cervisa e merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan makanan. Dalam bidang pangan, khamir digunakan dalam pengembangan adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti [28].

Saccharomyces cervisae berkembang biak dengan membelah diri melalui "budding cell". Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel [29].

Taksonomi Saccharomyces cereviseae sebagai berikut : Saccharomyces cerevisiae

Kingdom: Fungi Phylum: Ascomycota

Sub Phylum: Saccharomycolina Class: Saccharomycetes

Order: Saccharomycetales Family: Saccharomycetaceae Genus: Saccharomyces Species: S. cerevisiae

Binominal name: Saccharomyces cerevisiae

Dalam pertumbuhannya mikroorganisme memerlukan faktor-faktor pertumbuhan antara lain unsur C, H, O, N, S dan P yang diperolehnya dengan mengubah protein, karbohidrat, dan zat-zat lain dalam media pertumbuhannya, sehingga zat-zat dalam media tersebut berkurang dibebaskan oleh sel-sel mikroorganisme [27].

(12)

17

Perubahan pH dalam fermentasi disebabkan karena dalam aktivitasnya sel khamir selain menghasilkan etanol sebagai metabolit primer juga menghasilkan asam-asam organik seperti asam malat, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam butirat dan asam propionat sebagai hasil sampingan. Asam - asam ini menurunkan pH medium [30].

Komposisi kimia Saccharomyces cerevisiae terdiri atas protein 50-52%, karbohidrat 30-37%, lemase 4-5%, dan mineral 7-8% [29]. Temperatur pertumbuhan yang optimum untuk Saccharomyces cereviseae adalah 28 – 36 oC dan pH optimum pertumbuhan sel khamir 4,5 - 5,5. Sacharomyces cerevisieae dapat tumbuh secara anaerob, fakultatif dan mempunyai toleransi suhu yang tinggi, mempunyai kemampuan untuk mencapai konversi yang lebih tinggi, dan pH yang rendah [31].

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa Saccharomyces sp memiliki ciri-ciri yaitu koloni berbentuk bulat, warna kekuning-kuningan, permukaan licin dan berkilau [32].

Gambar 2.3 Khamir Saccharomyces cereviseae [32]

2.7 Analisa Ekonomi

Analisa Ekonomi dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Analisa Ekonomi

Modal Investasi Tetap (MIT) Harga  Bangunan

Alat

Rp Rp

(13)

18 Total Modal Kerja (TMK) Rp 403.300.000,00 Total Modal Investasi Rp 578.340.000,00 Biaya Tetap (BT) / 3 bulan

Total Biaya Tetap (TBT) Rp 95.162.218,00

Biaya Variabel (BV) / 3 bulan Bahan Baku Total Biaya Variabel (TBV) Rp 352.800.000,00 Total Biaya Produksi (TBP) / 3 bulan Rp 447.962.218,00 Total Biaya Produksi (TBP) / tahun Rp 1.791.848.872,00 Total Penjualan / tahun Rp 1.920.000.000,00 Laba sebelum pajak / tahun Rp 128.151.128,00

Pajak Rp 38.445.338,00

Laba setelah pajak / tahun Rp 89.705.789,00

Adapun analisa ekonominya akan dijabarkan sebagai berikut :

2.7.1 Modal Investasi Tetap (MIT) A. Modal Biaya Tanah dan Bangunan

Bangunan kerja menggunakan rumah seharga = Rp 100.000.000

(14)

19

No Jenis alat jumlah Harga (Rp) Harga total (Rp) 1 HZ-300 digital orbital shaker 1 7.840.000 7.840.000 2 Coconut milk press machine 1 67.200.000 67.200.000

total Rp 75.040.000

Total MIT = Rp 100.000.000 + Rp 75.040.000 = Rp 175.040.000

2.7.2 Modal Kerja

Modal kerja dihitung untuk pengoperasian selama 3 bulan 1 minggu = 5 hari kerja

1 bulan = 20 hari 3 bulan = 60 hari

A. Kelapa

1 shaker = 20 botol santan Waktu shaker = 30 menit

1 kg kelapa = 3 buah kelapa 1 buah kelapa = Rp. 8000

Harga 1 kg buah kelapa = 3x Rp 8000 = Rp 24.000/kg Asumsi target produksi = 200 botol/hari

⁄ ⁄

B. Khamir Saccharomyces cerevisiae 1 cawan petri = 10 liter khamir

1 liter = 1000 ml khamir

(15)

20

 Kebutuhan khamir

Pada penelitian ini rendemen tertinggi diperoleh pada penambahan 10 % khamir. Volume khamir = 10% x volume santan

1 botol = 500 ml santan

Maka khamir yang dibutuhkan = 10.000 ml/hari = 1 cawan petri/hari

Harga 1 cawan khamir = Rp. 100.000

Harga khamir untuk 3 bulan = 60 x Rp. 100.000 = Rp. 6.000.000

Total biaya bahan baku selama 3 bulan = Rp. 6.000.000 + Rp 288.000.000

= Rp. 294.000.000

2.7.3 Kas

A. Gaji Pegawai

Tabel 2.6 Daftar Gaji Pegawai

Jabatan Jumlah Gaji/Orang (Rp)

Total Gaji (Rp)

Manajer 1 4.000.000 4.000.000

Karyawan Produksi 7 1.500.000 10.500.000

Karyawan Keuangan dan Administrasi 1 2.000.000 2.000.000

Total 16.500.000

Total gaji karyawan 1 bulan = Rp 16.500.000 Total gaji karyawan 3 bulan = Rp 49.500.000

B. Biaya Administrasi Umum

(16)

21 C. Biaya Pemasaran

Diperkirakan sebesar 20 % dari gaji 3 bulan = 0,2 x Rp 49.500.000 = Rp. 9.900.000

Maka Total biaya kas = Rp 69.300.000 / 3 bulan

2.7.4 Piutang Dagang

Pada penelitian ini, rendemen VCO tertinggi yang diperoleh sebesar 24,5%. 1 botol = 500 ml santan

Maka VCO yang diperoleh per botol = 24,5% x 500 = 122,5 ml Harga produk VCO = Rp. 40.000/botol

(17)

22

Harga Penjualan Tahunan (HPT) = Rp 1.920.000.000

Tabel 2.8 Perincian Modal Kerja

No Modal Kerja Jumlah (Rp)

1 Bahan Baku 294.000.000

2 Kas 69.300.000

3 Piutang Dagang

Total 403.300.000

Total Modal Investasi = MIT + Modal Kerja

= Rp. 175.040.000 + Rp 403.300.000 = Rp. 578.340.000

Modal berasal dari :

Modal sendiri = 50% dari total modal investasi = 0,5 x Rp 592.340.000

= Rp 289.170.000

Modal pinjaman bank = 50% dari total modal investasi = 0,5 x Rp 592.340.000

= Rp 289.170.000

2.7.5 Biaya Produksi Total A. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap yaitu biaya yang tidak tergantung dari jumlah produksi, yakni :  Gaji Tetap Karyawan

Gaji tetap karyawan = 49.500.000 / 3 bulan  Bunga Pinjaman Bank

Diperkirakan 15% per tahun dari modal pinjaman bank = 0,15 x Rp 289.170.000

(18)

23

Bunga pinjaman bank selama 3 bulan = Rp 10.843.875 / 3 bulan  Depresiasi

Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel LE.8.

Tabel 2.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Kelompok Harta

Berwujud

Umur (Tahun)

Tarif

(%) Beberapa Jenis Harta I. Bukan Bangunan

1. Kelompok 1 4 25 Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat/tools industry

2. Kelompok 2 8 12,5 Mobil, truk kerja

3. Kelompok 3 16 6,25 Mesin industri kimia, mesin industri mesin

II.Bangunan Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang

Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus

D ( P L )n

Dimana :

D : Depresiasi per tahun P : Harga awal peralatan L : Harga akhir peralatan N : Umur peralatan (tahun) Depresiasi Bangunan

D = ( 100 000 000 - (5 x 100 000 000) )

(19)

24 Depresiasi Peralatan Mesin

D = ( 75 040 000 - (6,25 x 75 040 000) ) 16

= Rp 4.396.875

Total Depresiasi = Rp. 4.750.000 + Rp. 4.396.875 = Rp. 9.146.875/tahun Total Depresiasi per 3 bulan = Rp. 2.286.718 / 3 bulan

Total Biaya Tetap = Gaji Tetap Karyawan + Bunga Pinjaman Bank + Depresiasi = Rp 49.500.000 + Rp 43.375.500 + Rp 2.286.718

= Rp 95.162.218 / 3 bulan

- Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya Variabel Bahan Baku per 3 bulan

Biaya persediaan bahan baku selama 3 bulan adalah = Rp. 294.000.000

Biaya Variabel Tambahan per 3 bulan

Diperkirakan sebesar 20 % dari biaya variabel bahan baku = 0,2 x Rp. 294.000.000 = Rp. 58.800.000

Total Biaya Variabel = Rp. 294.000.000 + Rp 58.800.000 = Rp. 352.800.000

Total Biaya Produksi per 3 bulan = Fixed Cost + Variabel Cost = Rp 95.162.218+ Rp 352.800.000 = Rp 447 .962.218 / 3 bulan

2.7.6 Perhitungan Rugi / Laba Usaha A. Laba Sebelum Pajak

Total Penjualan / tahun = Rp 1.920.000.000 / tahun

Total Biaya Produksi / 3 bulan = Rp 447.962.218 / 3 bulan, maka Total Biaya Produksi / tahun = 1.791.848.872 / tahun

(20)

25 = Rp 128.151.128/tahun B. Pajak Penghasilan

Berdasarkan Kep. Menkeu RI tahun 2000, pasal 17 tarif pajak penghasilan adalah :

 Penghasilan 0 – 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10 %

 Penghasilan 50.000.000 – 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 15%  Penghasilan diatas 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 30 % Maka perincian pajak penghasilan (PPh) :

= 0,3 x Rp. 128.151.128 = Rp. 38.445.338

Maka, Laba Setelah Pajak = Laba Sebelum Pajak - PPh

= Rp 128.151.128– Rp 38.445.338

= Rp 89. 705.789

2.7.7 Analisa Aspek Ekonomi

Break Even Point (BEP)

BEP (Harga Jual per Unit Biaya Variabel per Unit)(Biaya Tetap)

Biaya Tetap = Rp 95.162.218/3 bulan

Biaya Variabel per unit = p 352 800 000 3 bulan 12000 botol 3 bulan = Rp 29.400/botol Harga Jual per unit = Rp 40.000/botol

BEP = ( p 95 162 218 3 bulan) ( p 10 600 botol) = 8977 botol/ 3 bulan

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi zat gizi daging buah kelapa per 100 gram zat gizi [16]
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa (%) [15].
Tabel 2.3 Standar mutu Minyak kelapa murni  menurut APCC
Gambar 2.3 Khamir Saccharomyces cereviseae [32]
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berikan telaah terhadap cara pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pengetahuan /literatur yang

Pada 2012, menjadi Kolegium terbaik yang menghasilkan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi dan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan bermutu tinggi di

Lembar nilai yang dikumpulkan kepada dosen pembimbing adalah yang asli (bukan fotokopi) dan tidak ada tanda-tanda

   Perbedaan  kapasitas  (ketersediaan  berbagai  sumber  daya  manajemen)  dari  13  senter  pendidikan  yang  ada  telah  menyebabkan  perbedaan  kemampuan 

Menurut pengamatan kami, mahasiswa tersebut di atas selama melaksanakan Praktek Industri pada perusahaan/industri kami selama ...minggu

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)..

Melunasi iuran wajib peserta PPDS dari masing-masing senter sampai dengan bulan Desember 2013 (Data &amp; bukti transfer difax ke Kolegium (021-3924271) atau

Dengan data yang akan dijadikan variabel adalah waku pengukuran, usia, jenis kelamin, nilai ABSI dan pengonsumsian obat penurun diabetes, untuk mendeteksi individu