v
ABSTRAK
Minyak isolasi pada transformator digunakan sebagai media isolasi maupun sebagai pendingin. Agar dapat menjalankan fungsinya sebagai minyak trafo dengan baik, maka minyak harus memiliki tegangan tembus yang memenuhi standar. Tegangan tembus pada minyak dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: gelembung - gelembung gas, tingkat kemurnian dan umur minyak tersebut. Pengujian tegangan tembus minyak biji karet (rubber seed oil) dimaksudkan sebagai studi awal untuk mengetahui kelayakannya sebagai minyak isolasi alternatif. Pengujian dilakukan dengan menggunakan elektroda bola - bola standar dengan variasi suhu. Variasi suhu dilakukan karena adakalanya suhu minyak mengalami kenaikan terutama dalam kondisi beban yang tinggi. Dan sebagai pembanding juga diuji minyak nabati yaitu minyak biji bunga matahari (sunflower
seed oil), minyak biji anggur (grapeseed oil), dan minyak zaitun (olive oil).
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa tegangan tembus minyak biji karet pada kenaikan suhu sampai 60oC mengalami kenaikan yaitu pada suhu 28,3oC tegangan tembusnya adalah 28,02 kV dan pada suhu 60oC adalah 33,9 kV. Tetapi pada kisaran perubahan dari suhu 60oC hingga mencapai suhu 80oC tegangan tembus minyak biji karet menurun secara signifikan yaitu pada suhu 80oC tegangan tembus minyak biji karet menjadi 27,1 kV. Jika dibandingkan dengan minyak nabati yang lainnya, pada suhu 28,3oC dan 40oC minyak biji karet mempunyai tegangan tembus yang paling tinggi yaitu 28,02 kV dan 32,22 kV. Dan pada suhu 60oC dan 80oC minyak zaitun yang mempunyai tegangan tembus paling tinggi yaitu 43,09 kV dan 41,36 kV.
Kata kunci: tegangan tembus, minyak biji karet, isolasi cair