• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB V"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

37

Bab Lima

PLTP di Idamdehe

Pengantar

Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang masuknya PLTP di Desa Idamdehe. Selanjutnya penulis juga akan membahas tentang masuknya Star Energy di Desa Idamdehe selaku pemenang tender dalam mengelola panas bumi yang ada di desa tersebut. Juga menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe. Kegiatan yang dilakukakan oleh pihak Star Energy sampai saat ini, baru memasuki tahap awal dari serangkaian kegiatan yang akan dilakukan di Desa Idamdehe, dan tahap awal yang dilakukan adalah kegiatan survey dan sosialisasi. Kegiatan survey dan sosialisasi tersebut melibatkan sebagian besar golongan masyarakat yang berada di Desa Idamdehe. Pembangunan PLTP di Desa Idamdehe belum memasuki tahapan eksplorasi dan eksploitasi, sehingga sampai

saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai MOU1 antara

masyarakat dengan pihak perusahaan tentang ganti rugi lahan dll. Pihak Pemerintah Desa Idamdehe sudah mempersiapkan MOU.

Awal Mula Masuknya PLTP ke Desa Idamdehe

Jauh sebelum masuknya pihak Star Energy selaku pemenang tender dalam pengelolaan PLTP di Desa Idamdehe pada tahun 2009, sudah ada penelitian yang dilakukan oleh pihak ITB, yaitu pada tahun 1960-an sampai tahun 80-an. Penelitian yang dilakukan pada saat itu hanya fokus untuk mengetahui potensi panas bumi di Desa Idamdehe.

(2)

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Marthen2 (88 tahun).

“Sejak tahun 1960-an sampai tahun 80-an pihak ITB sudah pernah melakukan penelitian di daerah panas bumi di Desa Idamdehe. Penelitian yang dilakukan hanya mengetahui kadar panas yang dihasilkan oleh panas bumi di Desa

Idamdehe”

Setelah pihak ITB melakukan penelitian di Desa Idamdehe mengenai kadar panas bumi di Desa tersebut, tidak ada kegiatan lanjutan dari penelitian ini. Kemudian pada tahun 2003 isu adanya panas bumi di Desa Idamdehe muncul ke permukaan kembali. Kemunculan tersebut berawal dari promosi/penyampaian informasi kepada Pihak DPD pusat dan pemerintah daerah (dalam kegiatan mengetahui potensi daerah), oleh Bapak Denny dan juga beberapa perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe di Kabupaten Halmahera Barat. Perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe tersebut memberikan informasi tentang PLTP yang berada di desa mereka. Buku Kerja pemerintah provinsi Maluku Utara, tahun 2003 (hal 36) tentang sumber daya energi point B, yaitu tentang panas bumi. Di

dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, “Penyebaran lokasi panas bumi

Provinsi Maluku Utara di sekitar rangkaian gunung api aktif Ternate Halmahera, dalam tektonik gunung api yang berumur kwarter. Manifestasi panas bumi muncul ke permukaan berupa air panas tipe sulfat-klorida dan karbonat, tanah panas serta alterasi hidrotermal. Penyebaran lokasi panas bumi meliputi. Makian, Tidore, Jailolo, Ibu Galela dan Bacan. Penyelidikan geosain telah dilakukan di daerah panas bumi Jailolo dan Tonga. Kenampakan panas bumi Jailolo berbentuk air panas tipe sulfat-klorida dan karbonat. Tanah panas dengan suhu 45-97% seta alterasi hidrotermal bersumber dari sistem panas bumi, yang berhubungan dengan pasca aktivitas volkanik Jailolo (Kawah Idamdehe). Daerah pembentukan panas bumi cukup prospek seluas 4 km pada bagian barat tubuh G. jailolo. Suhu fluida panas bumi

mencapai 180oC. Terperangkap sekitar 1 Km di kedalaman pada zona

(3)

39 permeabilitas sekunder, yaitu batuan kalstik volkanik tua berumur kwarter.

Potensi sumber daya panas bumi tersimpan pada resevioar sekitar 10-20 MW. Indikasi adanya hidrokarbon di Maluku Utara di tunjukkan oleh gejala rembesar minyak seperti yang ditemukan di pulau Halmahera. Hasil pertemuan yang dilakukan Pertamina dan British Petroleum di cekungan Halmahera Selatan, di temukan adanya rembesan flour pada kedalaman 300 meter. Pengembangan potensi panas bumi Jailolo sangat prospek dalam penyediaan sumber energi pembangkit listrik di pulau Halmahera yang bisa memenuhi

kebutuhan sekitar Kecamatan Ibu, Sahu, Kao dan Galela.”

Promosi tersebut maka kemudian direspon positif oleh Bupati Halmahera Barat, dan berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2009, dibuka tender dan dimenangkan oleh pihak Star Energy sebagai pihak pengelola panas bumi yang ada di Desa Idamdehe. Akan tetapi berdasarkan buku tamu Desa Idamdehe, ternyata pada tahun 2008 perwakilan Star Energy sudah pernah melakukan survey lapangan dan menentukan lokasi mata bor panas bumi.

Berdasarkan hal tersebut penulis menemukan data yang kontra, yaitu antara data yang ditulis oleh Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa Idamdehe (2008). Berdasarkan buku tamu, setahun sebelum pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe di lelang, ada beberapa perwakilan dari Star Energy yang diwakilkan oleh beberapa perusahaan yang berada di bawah naungan Star Energy untuk melakukan survey lapangan. Dalam kegiatan pengambilan keputusan, masyarakat tidak dilibatkan oleh pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Masuknya Star Energy Ke Desa Idamdehe

Pada tahun 2008, pihak Star Energy sudah melakukan kegiatan

survey lapangan yang dilakukan di Desa Idamdehe3. kegiatan tersebut

(4)

setahun lebih cepat dari kegiatan lelang tender yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2009, dan hasilnya pihak Star Energy memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa tersebut. Dalam kegiatan survey lapangan yang dilakukan pada tahun 2008, tidak ada sosialisasi dari Pemerintah Daerah maupun pihak perusahaan kepada masyarakat mengenai akan dilakukannya kegiatan survey lapangan di Desa Idamdehe sebelum kegiatan tender dilakukan. Kemudian dalam pengambilan keputusan mengenai wilayah mana saja yang akan digunakan untuk meletakan mata bor dan kegiatan survey lainnya, masyarakat juga tidak dilibatkan. Saat itu yang mewakili perusahaan Star Energy dalam kegiatan survey lapangan pada tahun 2008 adalah beberapa perwakilan dari PT. Liateknindo JKT, PT. Indonesia Power West Jec dan PT. Amythas.

Pada tahun 2009, pihak pemerintah dan juga Kementrian ESDM mengeluarkan Kebijakan/ keputusan tentang pengelolaan panas bumi yang berada di Desa Idamdehe. Berikut ini merupakan kutipan dari Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012) mengenai pemenang lelang untuk mengelola panas bumi di Desa Idamdehe berdasarkan tender yang dilakukan oleh Pemerintah Halmahera Barat yang tertuang dalam kebijakan Bupati, sebagai berikut:

“Pihak Star Energy selaku penenang tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe bermula dari lelang tender yang diadakan oleh Bupati Halmahera Barat pada tahun 2009 dan lelang tersebut dimenangkan oleh pihak Star Energy. Keputusan mengenai lelang tender tersebut tertuang dalam Kebijakan Bupati Halmahera Barat No. 179 Tahun 2009 tanggal 9 Desember, yang mengatakan bahwa PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH) mempunyai wewenang untuk mengelola lapangan panas bumi Jailolo dalam rangka memproduksi listrik yang meliputi kegiatan: Eksplorasi, Studi kelayakan, dan Eksploitasi, berdasarkan keputusan Men. ESDM sehingga kebijakan tersebut dibuat oleh Bupati Halmahera Barat.

(5)

41 lebih lanjut mengenai geologi. Tahun 2011 kegiatan

pengembangan menitik beratkan pada survey dan studi untuk mengkonfirmasi tentang cadangan panas bumi, persiapan pekerjaan sipil, persiapan pemboran, UKL4/UPL5, dan juga studi kelayakan diselesaikan pada tahun tersebut. Tahun 2012 telah dilakukan K3L6, hubungan dan pengembangan masyarakat, serta penggunaan tenaga kerja” (Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy, 2012)

Kemudian pada tahun 2009, ketika pihak Star Energy memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe, pihak perusahaan langsung melakukan kegiatan survey lanjutan dan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam sosialisasi tersebut dipaparkan dampak positif dari pembangunan PLTP. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat Desa Idamdehe. Berdasarkan laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Desa Idamdehe melibatkan masyarakat desa. Akan tetapi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat Desa Idamdehe tidak ikut dilibatkan. Proses pengambilan keputusan hanya melibatkan para elit yang ada di Kabupaten Halmahera Barat, seperti pihak perusahaan, pengusaha dan pemerintah daerah.

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius (48 tahun), mengenai kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe:

“Survey sudah ada sejak tahun 2008, tahun 2010 sosialisasi,

tahun 2011-2013 pengeboran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak Star Energy dan Pemerintah Daerah Halmahera Barat. Kegiatan ini melibatkan seluruh masyarakat Desa Idamdehe”

4 Upaya pengelolaan lingkungan 5 Upaya Pemantauan Lingkungan

(6)

Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Star Energy di Desa

Idamdehe

Ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe terkait dengan rencana pembangunan PLTP di desa tersebut. Berikut merupakan pembahasan tentang kegiatan yang sudah dilakukan:

Survey

Berdasarkan temuan di lapangan, ada data yang tidak sesuai mengenai kegiatan survey yang sudah dilakukan oleh perusahaan Star Energy di Desa Idamdehe yaitu antara laporan pihak Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa Idamdehe (2008). Berdasarkan buku tamu, pada tahun 2008 setahun sebelum tender pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe di lelang, ada beberapa perwakilan dari Star Energy yang diwakili oleh beberapa perusahaan yang berada di bawah naungan Star Energy untuk melakukan survey lapangan. Akan tetapi berdasarkan laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan survey dilakukan pada tahun 2009 dimana pada tahun tersebut pihak Star Energy memenangkan tender mengenai pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe.

Kegiatan survey yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe, berdasarkan data dari Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), telah melakukan survey dan studi kelayakan lebih lanjut mengenai geothermal, yang dimulai pada tahun 2009-2010,

(7)

43 mempersiapkan beberapa anggota masyarakat untuk ikut terlibat di dalam survey tersebut.

Survey dilakukan oleh mitra dari PT Star Energy dalam rangka mengidentifikasi titik-titik yang akan dibor ke depan, dalam wawancana dengan Sekretaris Desa Bapak Lade beliau mengatakan:

Mereka survey kurang lebih 3 kali, kegiatan ini dari tahun 2008-2010, ada juga dari ITB. Kalau tidak salah sebanyak 5 orang yang datang untuk melakukan survey, juga mereka cari tau struktur tanah, bebatuan, pepohonan, satwa-satwa yang ada di hutan, dan mereka mengecek semua. Atas dasar survey inilah sehingga mereka bisa mengetahui titik-titik mana saja yang akan dibor ke depan.

Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan masyarakat yang telah di tunjuk langsung oleh Kepala Desa serta pemerintah desa untuk ikut dalam tim survey. Sebelum ditunjuk langsung, pihak pemerintah desa telah melakukan rapat untuk menentukan jadwal kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota masyarakat. Dalam kegiatan survey ini hanya melibatkan beberapa warga masyarakat. Pada tahapan awal, masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini tidak mendapatkan imbalan apapun. Hanya swadaya masyarakat untuk menyediakan minum teh sore yang dilakukan oleh ibu-ibu yang berasal dari masyarakat Desa Idamdehe. Di bawah ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius selaku Kepala Desa Idamdehe:

Kegiatan survey yang melibatkan masyarakat merupakan jadwal yang sudah di atur oleh pemerintah desa untuk bisa terlibat langsung di dalam kegiatan tersebut

(8)

Berikut merupakan gambar dari kegiatan survey yang sudah dilakukan oleh Star Energy yang melibatkan masyarakat di Desa Idamdehe:

Sumber : Dokumentasi desa, 2009

Gambar 5.1. Survey dengan melibatkan Masyarakat

Sosialisasi

(9)

45 komunikasi secara langsung berkaitan dengan rencana akan dilakukannya sosialisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:

Saya selaku kepala Desa dan juga sekretaris memberikan informasi sebelum dilakukannya sosialisasi lewat pengumuman bahwa akan diadakannya sosialisasi dari pihak Star Energy atau PT SEGH

Berdasarkan temuan di lapangan, Kepala Desa maupun pemerintah desa tidak bisa menunjukkan data masyarakat yang hadir pada saat sosialisasi berlangsung. Karena kegiatan tersebut sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, mereka tidak mengingat siapa saja yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa dan Ketua BPD, sebagian besar masyarakat di Desa Idamdehe ikut hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Star Energy. Akan tetapi dalam setiap kegiatan sosialisasi, terdapat masyarakat yang tidak ikut/hadir. Hal ini disebabkan ada aktivitas lain yang dilakukan oleh masyarakat, misalnya pada hari yang sama ketika dilakukannya sosialisasi, masyarakat tidak bisa hadir dalam sosialisasi karena harus mengajar, ke kebun, atau ke kantor. Akan tetapi masyarakat akan ikut berpartisipasi kembali dalam sosialisasi berikutnya ketika aktivitas mereka sedang kosong.

Sosialisasi di Balai Desa

Pada waktu sosialisasi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertempat di Balai Desa Idamdehe, komposisi yang hadir dalam kegiatan ini adalah pemerintah Desa, masyarakat adat, tokoh agama dan toko pemuda. Sebelum di lakukannya sosialisasi tersebut pihak pemerintah desa sudah mengumumkan kepada masyarakat tentang akan di lakukannya sosialisi di Balai Desa. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Lade, beliau mengatakan bahwa:

“Masyarakat yang hadir pada waktu itu kurang lebih 30

(10)

bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini, karena pertama, mereka ingin mengetahui tentang pembangkit ini. Mengapa sehingga masyarakat hanya berpartisipasi kurang dari setengah dari penduduk Desa Idamdehe, di karenakan pada waktu kegiatan ini dilakukan sudah pukul 11 siang, sehingga sebagian masyarakat telah ke kebun, sehingga yang hadir pada waktu itu hanya kurang lebih 30 orang”

Berikut merupakan gambar tentang sosialisasi panas bumi di Desa Idamdehe tahun 2010 yang diadakan di Balai Desa.

Sumber : Dokumentasi Desa, 2010

Gambar 5.2. Sosialisasi tahun 2010 di Balai Desa

(11)

47 oleh panas bumi tersebut akan di buang ke laut. Berikut merupakan kutipan wawancaranya:

“Di dalam sosialisasi yang diberikan tidak ada dampak yang terjadi dari kegiatan ini karena limbah akan di buang

ke laut”

Sosialisasi di Kantor Desa

Setelah dilakukannya sosialisasi di Balai Desa pihak Star Energy juga melakukan sosialisasi di tahun yang sama di kantor desa. Dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut juga melibatkan seluruh golongan masyarakat yang ada di Desa Idamdehe. Berikut merupakan gambar tentang sosialisasi tentang panas bumi di desa Idamdehe tahun

2010 yang diadakan di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

Gambar 5.3. Sosialisasi tahun 2010 di Kantor Desa (Pihak Star Energy)

(12)

sosialisasi tersebut. Mereka adalah kepala desa dan pemerintah desa, ketua adat dan juga seluruh masyarakat desa Idamdehe. Dari perwakilan perusahaan Star Energy adalah tim pangan PT Star Energy

yang di wakili oleh Bapak Agus sebagai Site Manager, dan juga ada

beberapa yang ikut dari negara Amerika, Jerman, Jepang, Belanda akan tetapi mereka tidak berbicara apa-apa. Yang berbicara pada waktu itu adalah bapak Agus.

Wawancara dengan Bapak Lade sebagai sekretaris desa,

“Sosialisasi yang dilakukan di Kantor desa tersebut terjadi peningkatan partisipasi dari masyarakat. Di dalam kegiatan ini kurang lebih 50 orang warga masyarakat yang ikut. Dalam kegiatan di kantor desa tersebut ada beberapa motif sehingga masyarakat hadir. Karena dalam kegiatan tersebut melibatkan beberapa orang Bule, sehingga masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan ini. Selain itu juga masyarakat juga ingin mengetahui lebih lanjut akan kegiatan ini sehingga terjadi dialog antara masyarakat dan pihak perusahaan yang berkaitan dengan dampak dan eksploitasi”

Dalam dialog yang telah diakukan dengan masyarakat tersebut ada beberapa masyarakat yang menanyakan tentang dampak yang dari kegiatan ini. Namun menurut Bapak Deny materi yang diberikan/disampaikan berisi tentang hal-hal positif. Berikut kutipan wawancara dari Bapak Deny (51 tahun)

Sosialisasi yang diberikan berisi tentang hal-hal positif, seperti kehidupan ekonomi masyarakat meningkat, dari aspek infrastruktur akan menjadi lebih baik

(13)

49 perusahaan. Salah satu diantaranya adalah pengeboran untuk pembuangan limbah.

Berikut merupakan gambar proses sosialisasi rencana

pembangunan panas bumi di desa Idamdehe tahun 2012 yang diadakan di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

Gambar 5.4. Sosialisasi tahun 2012 di Kantor Desa (Masyarakat dan Pengurus Desa)

Pada gambar di atas dampak nampak Bupati Halmahera Barat memakai topi merah, kepala Desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi, beserta petinggi kabupaten Halmahera Barat lainnya, serta masyarakat dari kedua desa tersebut ikut terlibat dalam kegiatan sosialisasi.

(14)

masyarakat, yang terdiri dari beberapa kalangan masyarakat dari kedua desa tersebut.

Sosialisasi di Rumah Adat Desa Idamdehe Gamsungi

Berdasarkan wawancara dan data pendukung lainnya diperoleh informasi bahwa, sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Star Energy tidak hanya dilakukan di desa Idamdehe, akan tetapi juga dilakukan di desa Idamdehe Gamsungi yang letaknya di perbatasan desa Idamdehe. Sosialisasi yang dilakukan di desa tersebut melibatkan penduduk dari kedua desa yaitu desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi. Sosialisasi diadakan di rumah adat. Dalam sosialisasi yang dilakukan di desa tersebut materi yang diberikan berkaitan dengan AMDAL rencana pembangunan PLTP di desa Idamdehe. Berikut merupakan photo sosialisasi yang dilakukan oleh Star Energy di Desa Idamdehe Gamsungi pada tahun 2011.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

(15)

51 Setelah dilakukannya sosialisasi yang berkaitan dengan AMDAL (analisis dampak lingkungan), ada beberapa hal yang di pertanyakan masyarakat berkaitan dengan dampak lingkungan ketika PLTP dibangun di desa Idamdehe. Salah satunya adalah pertanyaan yang di sampaikan oleh Kepala Desa Idamdehe tentang dampak lingkungan. Akan tetapi jawaban pihak perusahaan kepada kepala desa tersebut adalah tidak ada dampak yang dihasilkan dari pembangunan ini terhadap lingkungan, dan juga tidak akan merusak lingkungan. Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:

“Kepala desa sudah mempertanyakan tentang

dampak lingkungan akan tetapi jawabannya adalah ramah lingkungan, tidak ada dampak yang sangat signifikan terhadap lingkungan, tidak merusak lingkungan, lebih mengutamakan atau prioritas kepada masyarakat Desa Idamdehe. tidak ada sosialisasi tentang dampak yang signifikan, selalu

positif”

Namun di sisi lain, dalam sosialisasi yang dilakukan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah, penulis menemukan terdapat beberapa warga masyarakat yang pernah mengikuti beberapa kegiatan sosialisasi, hanya sekedar hadir saja. Mereka tidak paham mengenai apa yang telah disampaikan oleh pihak Star Energy. Sebagai contoh Ibu EI, setelah selesai sosialiasasi beliau sudah lupa semua tentang materi yang telah disosialisasikan dan sampai saat ini dia juga tidak mengetahui apa itu Star Energy. Berikut kutipan wawancara dengan Ibu EI:

“Pemerintah pe hal jadi torang tara tau, torang iko-iko rame. Kalu jadi berarti jadi sudah, kalu tara berarti tarada. Kita so perna 2x iko sosialisasi, torang iko me torang tara dengar jelas. Abis dorang bicara torang so lupah sudah”

Artinya adalah:

(16)

perusahaan selesai sosialisasi, saya sudah lupa apa yang telah

di sampaikan”

Pemberian Dana Natal

Setelah dilakukannya kegiatan survey dan sosialisasi, pihak perusahaan PT Star Energi juga mengadakan kegiatan natal bersama-sama dengan masyarakat Desa Idamdehe di gedung gereja Ebenhaezer GMIH Idamdehe. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 22 Desember tahun 2010 yang juga dihadiri oleh pejabat Kabupaten Halmahera Barat yaitu Bupati, ketua DPRD dan jajaran pemerintahan Kabupaten Halmahera Barat. Dalam kegiatan acara natal tersebut pihak Star Energy memberikan donasi kepada gereja untuk kegiatan natal ini sebesar ±17 juta rupiah. Berikut merupakan foto suasana kegiatan natal bersama yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

(17)

53 Pengeboran

Kegiatan pengeboran dilakukan pada tahun 2011-2012 pada beberapa titik di lokasi tanah Bapak Rabo, Koal dan Kelurga Bapak Dudi. Kegiatan tersebut meliputi Topografi, Sondir, Bor dan Sampel. Mereka melakukan pengeboran sedalam ± 60 meter. Setelah melakukan pengeboran tersebut barulah di ambil sampel.

Berikut merupakan gambar lokasi pengeboran di tanah keluarga Bapak Rabo, yang dilakukan oleh Star Energy.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.7. Lokasi pengeboran (keluarga Bapak Rabo)

(18)

memperoleh Rp. 75 ribu/hari. Sekretaris desa mengatur jadwal dan menentukan orang-orang yang akan dilibatkan dalam kegiatan pengeboran, sehingga semua bisa mendapatkan jatah kerja. Proses pengeboran berlangsung selama tiga bulan.

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Put, salah satu anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengeboran.

“Pengeboran dilakukan tanggal 02-11-2011, sampai pada tahun 2012, waktu itu aku juga ikut dalam kegiatan ini. Kurang lebih 3 bulan saya mengikuti bersama-sama dengan pihak PT Star Energy”

(Put, 28 tahun)

Berikut merupakan gambar proses pengeboran di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi pribadi 2014

(19)

55 Setelah pengeboran, pihak Star Energy menyimpan beberapa sampel batu-batuan dan juga sampel tanah yang disimpan dalam peti dalam ruangan yang terkunci di rumah keluarga Roni Ila. Ada larangan dari PT Star Energy untuk membuka ruangan tersebut.

Berikut merupakan gambar rumah keluarga Roni Illa yang digunakan oleh pihak Star Energy untuk menyimpan beberapa sampel, seperti batu, tanah, dan pasir.

Sumber : Data sekunder 2014

Gambar 5.9. Rumah Keluarga Roni Illa

(20)

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Ibu Lipin (39 tahun), istri dari Bapak Roni.

“torang tara tau di dalam itu dia pe isi apa, dorang cuman titip saja to, klu dorang datang berarti torang cuman buka pintu saja. Torang tara tau dorang beking apa, dorang datang, cuma cek saja abis itu dorang pigi. dorang tara perna bilang ini apa itu apa yang ada di dalam kamar”

Artinya adalah:

“Kita tidak tahu di dalam ruangan itu isinya apa, mereka hanya menitipnya. Kalau mereka datang berarti kami hanya membuka pintu. Kami tidak tahu mereka buat apa, mereka hanya datang mengecek setelah itu mereka pergi. Mereka tidak pernah mengatakan apa yang berada di dalam kamar

tersebut”.

Berikut merupakan gambar dari peti-peti yang berisi beberapa sampel tanah dan batu-batuan yang berada di rumah Bapak Roni Illa.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

(21)

57 Bapak Roni Illa dibayar oleh pihak perusahaan sebesar 350 ribu sebulan karena sudah bersedia menampung sampel tanah dan bebatuan di rumah mereka. Sampai saat ini pihak perusahaan sudah membayar keluarga Bapak Roni Illa selama 4 tahun (tahun 2012-2015).

Ada salah satu warga masyarakat yaitu saudara Lade7 yang di

beri kepercayaan oleh PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH) untuk mengatur/menyusun jadwal bagi warga masyarakat sebagai tenaga kerja dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Selain itu Bapak Lade di kontrak oleh pihak perusahaan sebagai

operator Hobo Wether Station8 yang berada di depan rumah Kepala

Desa. Berikut merupakan kutipan dengan Bapak Lade :

“Kita dapa kontak dari dorang selama 2 tahun. Dorang bayar per bulan 1 juta, sebagai operator hobo weather station,

“Saya mendapatkan kontrak dari pihak perusahaan selama 2 tahun. Pihak perusahaan membayar per bulan 1 juta, sebagai operator hobo weather station, mulai dari tahun 2012-2013. Pihak perusahaan juga meminta saya untuk megatur orang-orang(warga masyarakat) sebagai tenaga kerja. Yang lanjut usia sebagai penjaga alat, kemudian yang muda pergi mengikuti pihak perusahaan melakukan survey dan juga

pengeboran”

7 Sekretaris desa, Desa Idamdehe

(22)

Berikut ini merupakan gambar dari alat Hobo Wether Station yang berada di Desa Idamdehe. Alat ini berada di halaman depan rumah Bapak Ambrozius. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengetahui kecepatan angin, suhu dan kelembapan udara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar

Gambar 5.1. Survey dengan melibatkan Masyarakat
Gambar 5.2. Sosialisasi tahun 2010 di Balai Desa
gambar tentang sosialisasi tentang panas bumi di desa Idamdehe tahun
Gambar 5.4. Sosialisasi tahun 2012 di Kantor Desa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil evaluasi Penawaran untuk Kegiatan Pembangunan gedung kantor Pekerjaan Pembangunan Gedung DPU Kota Tegal pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal TA..

Banyak cara pengambilan 2 bola merah dan satu bola kuning= 3×1 cara= 3 cara Peluang pengambilan 2 bola merah dan 1 bola kuning= 3/120

Pedagang elektronik menjual televisi 14 inci seharga Rp1.500.000,00 dan memperoleh kerugian 25% dari penjualan tersebut, maka harga pembelian pedagang itu adalah ..... Budi

(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad bin Salamah. Hadist inipun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari Hammad

Jika volum diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisien reaksinya lebih besar (dalam hal ini ke kanan).. Sementara itu, harga K tetap

Sembakung, dimana perusahaan saudara termasuk telah dinyatakan lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir

Semoga rahmat Allah dan kesejahteraan-Nya senantiasa terlimpah atas beliau, keluarga serta para sahabatnya, yang memiliki peninggalan dan perilaku yang baik, dengan

Penulis setuju dengan pandangan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, dalam acara Semiloka Nasional Revitalisasi Peran Pendamping Desa