• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas di SD Swasta Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas di SD Swasta Medan Chapter III VI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

18

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka

konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivitas pada anak

yang mengalami obesitas diSD Swasta Medan.

Skema 3.1: kerangka penelitian aktivitas anak yang mengalami obesitas diSD

Swasta Medan. Anak yang Obesitas:

•Obesitas I (IMT =25,0-29,9)

•Obesitas II(IMT= >30,0)

Aktivitas anak

obesitas :

• Ringan

• Sedang

(2)
(3)

20

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab

permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, mulai dari

pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan

(Setiadi, 2007). Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi

aktivitas anak yang mengalami obesitas.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Pada

penelitian ini yang menjadi populasi adalah anak yang mengalami obesitas I

dengan nilai IMT (25,0 – 29,9) dan anak yang mengalami obesitas tingkat II

dengan nilai IMT (>30,0) dari kelas 4 sampai kelas 6 di SD Swasta Medan 2017.

4.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah

Total sampling, yaitu dimana teknik pengambilan sampelnya diambil dari seluruh

populasi yang diteliti yaitu seluruh anak yang mengalami obesitas I dengan nilai

IMT (25,0 – 29,9) dan anak yang mengalami obesitas tingkat II dengan nilai IMT

(>30,0) dikarenakan jumlah populasi yang didapat hanya sedikit (Notoatmodjo,

(4)

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 4.3.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 3 Medan & SD AL-

Musabbiin Medan. Alasan peneliti memilih tempat tersebut adalah berdasarkan

survey awal ada siswa dan siswi yang memiliki badan gemuk (obesitas), dan

dilihat dari latar belakang ekonomi murit mayoritas berekonomi menengah ke

atas. Dan dilihat dari jarak tempuh dan ekonomi SD ini adalah salah satu SD

terdekat yang memiliki banyak siswa siswinya berbadan obesitas..

Penelitian dan pengambilan responden ini dilakukan di SD Muhammadiyah 3

Medan & SD AL- Musabbiin Medan. SD Muhammadiyah 3 Medan adalah salah

satu SD swasta d Medan yang berlokasi di Jl Abdul Hakim Pasar 1, Kelurahan

Tanjung Sari , Kecamatan Medan Selayang. Sekolah ini memiliki gedung belajar

berlantai 3. SD AL- Musabbiin Medan adalah salah satu SD swasta d Medan yang

berlokasi di dalam Komplek Taman Setia Budi Indah Medan, Kelurahan Tanjung

Rejo, Kecamatan Medan Sunggal. Sekolah ini memiliki gedung belajar berlantai

3.

4.3.2 Waktu

Waktu penelitian dimulai bulan Oktober 2016. Pengumpulan data mulai

bulan Maret sampai Agustus 2017.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal penelitian selesai di uji dan

(5)

Selanjutnya peniliti akan mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan

izin dari kelapa sekolah SD Muhammadiyah 3 Medan & SD AL- Musabbiin

Medan.

Pada pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri,

kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian kepada responden.

Apabila responden setuju maka responden diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan (Informed Consent) yang telah disediakan oleh peneliti. Bila

responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati hak responden (Autonomy).

Untuk menjaga kerahasian responden tersebut (Confidentiality), maka

peneliti tidak mencamtumkan namanya pada lembar pengumpulan data

(Anonymity), melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada

masing – masing lembar pengumpulan data tersebut. Kerahasiaan informasi dari

responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam rangka memperoleh data yang sesuai (Danim, 2002).

Dalam penelitian ini menggunakan jenis instrumen berupa kuesioner physical

activity questionnaire of children (PAQ-C) untuk melihat aktifitas sehari-hari pada

anak yang mengalami obesitas.

Obesitas diukur dengan menggunakan antropometri berdasarkan IMT, yang

(6)

Data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diperoleh dengan melakukan

pengukuran secara langsung. Berat badan diukur dengan menggunakan timbang

ketelitian 0,1. Sedangkan tinggi badan diukur dengan menggunakan pengukur

microtoise tinggi badan dengan memiliki ketelitian 0,1 cm. Setelah data berat

badan dan tinggi badan siswa diperoleh, maka IMT masing-masing dapat dihitung

sebagai berikut:

Berat badan (Kg)

Tinggi badan² (Cm)2

Klasifikasi obesitas

Klasifikasi IMT

Obesitas I 25,0-29,9

Obesitas II >30,0

Sedangkan untuk mengetahui aktivitas dengan mengajukan pertanyaan

untuk mengukur tingkat aktivitas fisik anak yang mengalami obesitas di SD

Muhammadiyah 3 Medan & SD AL- Musabbiin Medan dalam betuk kuesioner

PAQ-C. PAQ-C terdiri dari 10 pertanyaan yang penilaiannya ditentukan

berdasarkan rata-rata dari skor pada tiap pertanyaan. Skor masing-masing

pertanyaan telah ditentukan sesuai The physicial activity questionnaire of

(7)

a. Pertanyaan 1

Diambil skor rata-rata dari kuestioner tiap - tiap aktivitas yang dilakukan pada

checklist pertanyaan 1.

b. Pertanyaan 2-8

Skor ditentukan sesuai poin untuk masing - masing jawaban yang dipilih

(aktivitas dengan responden terendah diberi skor 1 dan aktivitas dengan responden

tertinggi diberi skor 5).

c. Pertanyaan 9

Diambil skor rata-rata dari skor tiap - tiap hari dalam seminggu.

d. Pertanyaan 10

Digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki aktivitas tidak biasa

dalam seminggu terakhir. Pertanyaan ini tidak diberikan skor dan tidak digunakan

dalam perhitungan tingkat aktivitas fisik.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas dilakukan

untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. The Physical Activity Questionnaire For Older Children

(PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) Manual sudah divaliditaskan oleh Ibu

Rahmitha Sari,S.Kep,Ns,M.Kep.

(8)

Uji Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik dan dapat dipercaya.

Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil

akan tetap sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas dilakukan di SD 081

Panyabungan. Nilai reliabilitas The Physical Activity Questionnaire For Older

Children (PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) Manualalpha 0,803. Alat ukur

dinyatakan reliabel apabila dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh nilai

crombach’c alpha 0,60-0,89 (Setiadi, 2007).

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpualan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah –

langkah sebagai berikut :

a. Setelah mendapat rekomendasi dari bagian Pendidikan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan

permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada kepala sekolah SD

Muhammadiyah 3 Medan & SD Al – Musabbihin Medan.

b. Setelah mendapat izin dari pihak sekolah lalu anak di kumpulkan dan di

ukur data tentang obesitas dengan cara melakukan pengukuran berat badan

dan tinggi badan. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak

ketelitian 0,1. Sampel diukur pada posisi berdiri tegak tepat ditengah

timbangan dan tanpa menggunakan alas kaki. Pembacaan angka dilakukan

setelah angka petunjuk tidak bergerak. Sedangkan data tinggi badan diukur

(9)

Sample diukur dalam posisi tegak, muka lurus kedepan dan tanpa

menggunakan tutup kepala.

Setelah data anak yang mengalami obesitas didapat lalu dikumpulkan untuk

dijadikan populasi saat penelitian.

c. Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden dan meminta kesediaannya

untuk menjadi responden penelitian.

d. Bila responden bersedia untuk menjadi responden penelitian, kemudian

peneliti mengajukan surat persetujuan responden untuk ditandatangani. Bila

responden tidak bersedia menandatangani, responden dapat memberi

persetujuan secara lisan.

e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner pada responden dan mengingatkan

responden untuk mengisi kuesioner secara teliti dan cermat serta tidak ada

pernyataan yang tidak dijawab.

f. Mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang

dirasakan / dialami / dilakukan oleh responden dan harus diisi sendiri.

g. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya, apabila ada yang tidak lengkap diselesaikan saat itu juga.

4.8 Analisa Data

Untuk menjelaskan statistik dari variabel dalam penelitian ini digunakan

metode statistik univariat atau analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan

(10)

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase data demografi dan

(11)

28

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dari pengumpulan data terhadap 42

anak di SD Swasta Medan yang dilakukan pada bulan Mei 2017. Penyajian hasil

analisa data dalam penelitian ini meliputi data demografi dan aktivitas anak yang

obesitas di SD Swasta Medan.

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua

siswa/siswi kelas 4 sampai kelas 6 yang menderita obesitas yaitu ditemukan

sebanyak 42 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mayoritas

berusia 10 tahun yaitu sebanyak usia 10 tahun ada sebanyak 13 orang (28,3).

Responden dengan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 24 orang (52,1%). Responden paling banyak duduk di bangku kelas

kelas 5 yaitu sebanyak 16 orang (34,8%). Responden dengan tingkat obesitas

mayoritas responden mengalami obesitas I yaitu sebanyak 35 orang (76,1%).

Hasil penelitian tentang karakteristik demografi responden lebih jelas dapat

(12)
(13)

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas melompat

dilakukan3-4kali sebanyak 14 anak (33,3), aktivitas latihan jalan dilakukan

1-2kali sebanyak 15 anak (35,7), aktivitas bersepeda dilakukan 3-4kali sebanyak 16

anak (38,1), aktivitas lari/jogging dilakukan 1-2kali 15 anak (35,7), aktivitas

aerobic/senam dilakukan2-3kali sebanyak 23 anak (54,8), aktivitas berenang

dilakukan 1-2kali sebanyak 18 anak (42,9), aktivitas menari/dance dilakukan tidak

pernah 28 anak (66,7), aktivitas sepak bola dilakukan tidak pernah 15 anak (35,7),

aktivitas bulu tangkis dilakukan 1-2kali sebanyak 18 anak (42,9).

5.1.1.3Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas (bermain, melompat, berlari, dll) anak yang mengalami obesitas selama pelajaran olahraga

Aktivitas f %

Saya tidak mengikuti pelajaran olahraga 1 2,4

Hampir tidak pernah 0 0

Kadang - kadang 11 26,2

Cukup sering 18 42,9

Selalu 12 28,6

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas (bermain,

melompat, berlari, dll) anak obesitas selama pelajaran olahraga melakukan cukup

sering sebanyak 18 anak(42,9), sedangkan frekuensi terkecil hampir tidak pernah

(14)

5.1.1.4Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas anak yang mengalami obesitaspada jam istirahat di sekolah maupun di rumah

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas anak yang

mengalami obesitas pada jam istirahat di sekolah maupun di rumah melakukan

berlari atau bermain dengan aktivitas ringan sebanyak 22 anak (52,4), dan

frekuensi terkecil melakukan duduk (berbicara, membaca, mengerjakan tugas

sekolah) sebanyak 3 anak (7,1).

(15)

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas anak

obesitas setelah jam makan siang melakukan berlari atau bermain dengan

aktivitas ringan sebanyak 15 anak (35,7), dan frekuensi terkecil berlari atau

bermain dengan aktivitas berat sebanyak 2 anak (4,8).

5.1.1.6 Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas (berkeringat, mengubah pola nafas anak obesitas ) setelah pulang sekolah pada 7 hari terakhir

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas

(berkeringat, mengubah pola nafas anak obesitas ) setelah pulang sekolah

dilakukan 2-3 kali sebanyak 21 anak (50,0), dan frekuensi terkecil tidak ada

sebanyak 3 anak (7,1).

5.1.1.7Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas (berkeringat, mengubah pola nafas anak obesitas) pada malam hari

Aktivitas f %

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas

(berkeringat, mengubah pola nafas anak obesitas ) pada malam hari dilakukan

2-3 kali sebanyak 17 anak (40,5), dan frekuensi terkecil 5 kali sebanyak 1 anak

(16)

5.1.1.8 Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas (berkeringat,

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas

(berkeringat, mengubah pola nafas anak obesitas) pada 7 hari terakhir dilakukan

2-3 kali sebanyak 14 anak (33,3), dan frekuensi terkecil tidak ada sebanyak 4

anak (9,5).

5.1.1.9 Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas anak obesitas pada 7 hari terakhir

Aktivitas f %

Semua atau sebagian besar waktu luang dihabiskan untuk 9 21,4 melakukan hal - halyang memerlukan sedikit aktivitas

Saya kadang-kadang (1-2 kali) melakukan 17 40,5 hal - hal yang memerlukan aktivitas fisik dalam

waktu luang saya (misalnya olahraga, berlari, berenang, bersepeda, aerobik, dll

Saya sering (3-4 kali) melakukan 7 16,7

ha l- hal yang memerlukan aktivitas fisik(tubuh bergerak) dalam waktu luang saya

Saya cukup sering (5-6 kali) melakukan 6 14,3

hal - hal yang melakukan aktivitas fisik (tubuh bergerak) dalam waktu luang saya

Saya sangat sering (7 kali/lebih) melakukan 3 7,1 hal - hal yang memerlukan aktivitas fisik (tubuh bergerak)

(17)

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitasanak obesitas

pada 7 hari terakhir melakukan kadang-kadang (1-2 kali) sebanyak 17 anak (40,5),

dan frekuensi terkecil sangat sering (7 kali/lebih) sebanyak 3 anak (7,1).

5.1.1.10 Distribusi frekuensi dan persentasi aktivitas (sepeti olahraga, tari, atau aktivitas fisik lainnya)anak obesitas pada 7 hari terakhir

Hari Tidak Pernah Sangat jarang kadang-kadang Sering Sangat Sering

f % f % f % f % f %

Senin 10 23,8 10 23,8 14 33,3 4 9,5 4 9,5 Selasa 8 19,0 7 16,7 11 26,2 8 19,0 8 19,0 Rabu 7 16,7 12 28,6 13 31,0 5 11,9 5 11,9 Kamis 9 21,4 5 11,9 10 23,8 4 9,5 5 11,9 Jum’at 9 21,4 14 33,3 10 23,8 4 9,5 5 11,9 Sabtu 6 14,3 3 7,1 14 33,3 9 21,4 10 23,8 Mingg u 7 16,7 3 7,1 12 28,6 8 19,0 12 28,6

Dari hasil penelitian didapat frekuensi tertinggi dari aktivitas (sepeti

olahraga, tari, atau aktivitas fisik lainnya) anak obesitas pada 7 hari terakhir, senin

kadang – kadang sebanyak 14 anak (33,3), selasa kadang – kadang sebanyak 11

anak(26,2), rabu kadang – kadang sebanyak sebanyak 13 anak (31,0), kamis

kadang – kadang sebanyak sebanyak 10 anak(23,8), jum’at sangat jarang

sebanyak sebanyak 14 anak(33,3), sabtu kadang – kadang sebanyak 14

(18)

5.1.3 Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas diSD Swasta Medan

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa anak yang

beraktivitas ringan (berjalan, duduk, berbaring, mengunjungi teman, membaca,

serta menonton Tv) terdapat 6 orang dengan persentasi (13,0), anak dengan

aktivitas sedang (Membawa tas, bersepeda, bermain tenis, berlari –lari kecil) yaitu

sebanyak 31 orang anak usia sekolah atau dengan persentasi (67,4), dan

sedangkan yang beraktivitas berat (berenang, aerobic, dan bersepeda cepat, berlari

dengan kecepatan cepat)terdapat 5 orang dengan persentasi (10,9).

Jadi dari hasil kesimpulan Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas diSD

Swasta Medan didapat bahwa mayoritas responden beraktivitas sedang yaitu

sebanyak 31 orang anak usia sekolah atau dengan persentasi (67,4).

Hasil penelitian tentang karakteristik demografi responden lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 5.1.2.1. di bawah ini.

Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi dan persentase aktivitas anak yang mengalami obesitas di SD Swasta Medan

Berat (berenang, aerobic, dan bersepeda cepat,

berlari dengan kecepatan cepat) 5 10,9

Hasil karakteristik aktivitas dilihat dari tingkatan obesitas responden,

responden dengan tipe obesitas I mayoritas beraktivitas sedang yaitu 26 orang

(19)

Hasil penelitian tentang karakteristik aktivitas dilihat dari tingkatan obesitas

responden lebih jelas dapat dilihat pada table 5.1.2.2 di bawah ini.

Tabel 5.1.2.2. Distribusi frekuensi dan persentase aktivitas anak yang mengalami obesitas berdasarkan tipe obesitas di SD Swasta Medan Aktivitas berat Berat (berenang, aerobic, dan bersepeda cepat,

berlari dengan kecepatan cepat) 5 14,3

Obesitas II FrekuensiPersentasi

Aktivitas ringan ringan (berjalan, duduk, berbaring, membaca,

serta menonton Tv) 2 28,6 Aktivitas sedang sedang (Membawa tas, bersepeda, bermain tenis,

berlari –lari kecil) 5 71,4 Aktivitas berat Berat (berenang, aerobic, dan bersepeda cepat,

berlari dengan kecepatan cepat) 0 0

5.1 Pembahasan

5.2.1 Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas Dengan Tingkat Aktivitas Sedang

Hasil dari penelitian ini yang telah dilakukan kepada anak yang duduk di

kelas 3 sampai dengan kelas 6 terdapat 42 orang yang mengalami obesitas.

Dari hasil penelitian aktivitas anak yang mengalami obesitas ini didapat dari

sebagian besar responden yang berjumlah 42 orang anak usia sekolah, diantaranya

31 anak atau dengan persentasi 67,4% ini melakukan aktivitas sedang.

Dari hasil penelitian ini terlihat mulai terdapat penurunan aktivitas fisik

(20)

minoritas dari aktivitas adalah aktivitas berat. Hal ini terjadi dikarenakan seiring

perkembangan zaman serta teknologi membuat anak menjadi lebih suka bermain

dengan permainan gadget dari pada bermain di luar rumah. Ini menjadi

menyebakan anak mayoritas mengalami aktivitas sedang.

Dengan berkurangnya aktivitas anak diluar rumah sehingga menyebabkan

mulai terjadinya penurunan aktivitas fisik. Akibat dari penurunan aktivitas fisik

ini akan meningkatkan terjadinya angka kejadian obesitas pada anak usia sekolah.

Hasil penelitian aktivitas dilihat dari tipe obesitas I didapat responden

mayoritas beraktivitas sedang, hal ini dikarenakan tipe obesitasnya masih I, akan

tetapi hal ini membuktikan sudah mulai terjadi penurunan aktivitas, dibuktikan

dengan hasil yang di dapat oleh peneliti bahwa anak lebih banyak beraktivitas

rendah dari pada anak yang beraktivitas berat.

Hasil penelitian aktivitas dilihat dari tipe obesitas II didapat responden

mayoritas beraktivitas sedang, seharusnya anak dengan tipe obesitas II lebih

banyak melakukan aktivitas guna untuk menurunkan tingkat obesitas anak, akan

tetapi dari hasil penelitian ini anak lebih sedikit melakukan aktivitas dibandingkan

dengn obesitas I.

Hasil penelitian ini didapat bahwa anak yang beraktivitas sedang berjumlah

5 orang (71,4%), untuk anak yang beraktivitas ringan sebanyak 2 orang (28,6%),

dan tidak ada anak yang melakukan tingkat beraktivitas berat. Hal ini

membuktikan bahawa anak yang mengalami obesitas I lebih banyak melakukan

(21)

Sama halnya dengan hasil penelitian Candrawati S (2011) hubungan tingkat

aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh (imt) dan lingkar pinggang mahasiswa

mendapatkan hasil bahwa yang beraktivitas rendah untuk obesitas I ada1 orang

(8,3%) sedangkan untuk obesitas II terdapat 2 orang (16,7%), untuk aktivitas

sedang terdapat 2 orang (16,7%) yang mengalami obesitas I dan untuk obesitas II

terdapat 1 orang (8,3%), dan untuk aktivitas berat terdapat 1 orang (8,3%) dan

untuk yang berobesitas II tidak terdapat yang beraktivitas berat (0%).

5.2.2 Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas Dengan Tingkat Aktivitas Berat

Lingkungan juga menjadi satu satu faktor yang mempengaruhi aktivitas

anak. Anak yang tinggal diperumahan biasanya sedikit untuk melakukan aktivitas

dikarenakan lahan diperumahan lebih sempit dibandingkan anak yang tinggal di

non perumahan, dan dilihat dari lokasi tempat penelitin yang dilakukan berada di

dalam komplek perumahan taman setia budi indah, jadi murit di sekolah itu

hampir keseluruhan anak yang tinggal di dalam komlek perumahan tersebut. Dan

dihubungkan dengan hasil penelitian aktivitas anak obesitas di dapat hasil

minoritas anak beraktivitas berat hal ini dikarenakan anak obesitas tersebut tinggal

di dalam komplek perumahan yang mengakibatkan terjadiya lagi penurunan

aktivitas diluar rumah karena lahan yang lebih sempit dibndingkan anak yang

tinggal di non perumahan. Sejalan dengan penelitian setyoadi, dkk (2015) terdapat

7 responden (20.6%) yang tinggal di lingkungan perumahan dan diataranya hanya

(22)

Aktivitas seorang anak juga dipengaruhi oleh orang tua atau keluarga,

karena mereka merupakan role modeling bagi seorang anak untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Seorang anak yang malas bergerak atau beraktivitas jasmani

akan beresiko/rentan terhadap kegemukan begitu juga sebaliknya anak yang

mengalami kegemukan juga cenderung malas bergerak/ beraktivitas jasmani,

dilihat dari hasil penelitian dari Finna R, dkk tentang pandangan orang tua

mengenai intervensi aktivitas fisik dan diet pada siswa obesitas di sekolah dasar,

tiga orang tua menyatakan bahwa mereka selalu memberitahu anaknya untuk

bermain jika ada waktu luang, dua orang tua menyatakan jika ada waktu luang

anaknya memang pergi bermain tanpa disuruh, dan sementara satu orang tua

menyatakan ia tidak menyarankan anaknya untuk bermain di halaman rumah

karena ia takut anaknya mengalami kecelakaan walau hal ini penting untuk

dilakukan anak karena kurangnya gerakan tubuh atau aktivitas dari anak dapat

menyebabkan obesitas.

Dari hasil penelitian ini menjadi salah satu faktor mempengaruhi anak usia

sekolah mayoritas beraktivitas sedang.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dimana penelitian ini dilakukan kepada

anak usia sekolah dengan rentang usia 9 sampai 13 tahun atau dengan anak kelas

3 sampai dengan kelas 6 diSD Swasta Medan pada bulan Mei dengan jumlah

responden sebanyak 42 orang. Penentuan pasien obesitas dalam penelitian

(23)

masih kurang memahami isi dari kuisioner tersebut dan akhirnya peneliti harus

menjelaskan lebih spesifik tujuan dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di

(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisa hasil penelitan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Aktivitas Anak yang Mengalami Obesitas diSD Swasta Medan mayoritas

beraktivitas sedang. Hal ini dibuktikan dengan didapatkan data yang menunjukkan

sebanyak 31 orang (67,4%) anak yang beraktivitas sedang yaitu responden dengan

tipe obesitas I mayoritas beraktivitas sedang yaitu 26 orang (74,3%), dan tipe

obesitas II responden mayoritas beraktivitas sedang dengan 5 orang (71,4%).

6.2 SARAN

6.2.1 Pihak Sekolah

Bagi kepala sekolah dan guru agar membuat rogram peningkatan aktivitas

bagi anak yang mengalami obesitas pada saat mata pelajaran jasmani.

6.2.2 Bagi orangtua

Bagi orang tua anak yang mengalami obesitas agar menerapkan jadwal

aktivitas anak obesitas untuk meningkatkan aktivitas anak.

6.2.3 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal informasi dan

menambah wawasan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dalam ruang

Gambar

Tabel 3.2 Defnisi Operasional
Tabel 5.1.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan data demografi anak        yang mengalami obesitas dari kelas 4-6 di SD Swasta Medan
Tabel 5.1.2.1 Distribusi frekuensi dan persentase aktivitas anak yang mengalami obesitas di SD Swasta Medan
Tabel 5.1.2.2. Distribusi frekuensi dan persentase aktivitas anak yang          mengalami obesitas berdasarkan tipe obesitas di SD Swasta Medan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis jumlah anggota (X1), jumlah simpanan anggota (X2) jumlah aset koperasi (X3), jumlah modal (X4) dan jumlah pendapatan (X5)

Aktivitas antibakteri bakteriosin dari BAL pada setiap sampel yang disimpan pada suhu 4 o C selama 28 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap bakteri

Masalah-masalah tersebut, di samping bersumber dari masyarakat juga dari birokrasi pelaksana program, yakni kurangnya integrasi dan sinergitas kinerja para pelaksana,

Upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar merupakan keharusan, dengan maksud agar tujuan pengajaran yang

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS (wanita usia subur) tentang

tersebut maka judul penelitian ini adalah: “ Analisis Sitiran Jurnal pada Wartazoa:. Buletin Ilmu Peternakan dan Kesehatan Hewan

Berbeda dengan pendapat Hasugian yang dituangkan dalam Jurnal Pustaha (2005)1(2):1 menyatakan bahwa analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji

tahun 2015 pegawai kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dituntut untuk mencapai target kerja yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya sehingga para