• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI POLITIK PARTAI IDEOLOGI NASIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMUNIKASI POLITIK PARTAI IDEOLOGI NASIO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI POLITIK PARTAI IDEOLOGI NASIONALIS DAN ISLAM DALAM PENJARINGAN CALON KEPALA DAERAH

( Studi Perbandingan Pada Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera Kota Malang)

Oleh: Dewi Yuvita Endharta

Program Studi Ilmu Politik. Fisip, Universitas Brawijaya

Abstract

Head of Region elections Malang in 2013 made political parties devise appropriate strategies of political communication in recruiting candidates for the head area Malang forward in this year's election , in order to attract public sympathy and certainly can have a positive impact on the popularity of the party for the legislative elections in 2014 coming . Communication nationalist and Islamic political parties in the elections of regional heads of Malang city in 2013 was interesting to examine more deeply because both parties nasionaslis and Islam have different political communication strategy to attract public sympathy as well as a writer in the research of data for this paper . In addition to knowing the form of political communication and the application of each of the parties must be adapted to the theory of political communication , political communication forms and also the purpose of political communication nationalist and Islamic parties . Subject of study in this paper is one of Gerindra plunge nationalist party in the general election of regional heads in Malang in 2013 , while the Islamic party that is the subject of a study is the Keadilan Sejahtera party.

A. Latar Belakang

(2)

akan pemimpin yang mereka kenal dan juga tahu bagaimana cara memajukan daerahnya.

Sebelum pilkada langsung diwacanakan terlebih dahulu otonomi daerah (Otoda) dimunculkan oleh banyak pihak sebagai salah satu solusi untuk memangkas alur pengambilan keputusan untuk pemerintah daerah yang pegang oleh pemerintah pusat, hingga daerah berhak mengatur proses administrasi dan sistem birokrasi di daerah tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat lagi. Dengan kata lain ketergantungan pada pemerintah pusat sudah dikurangi dan daerah dapat mengatur kebijakannya sendiri yang nantinya juga akan di sahkan oleh pusat.

Salah salah satu kebijkan yang dihasilkan setelah lahirnya otoda adalah pilkada yang sebelumnya dipilih secara keterwakilan oleh anggota DPRD kemudian berubah sistem menjadi pemilihan langsung oleh masyarakat daerah tentunya menjadi suatu pekerjaan rumah bagi partai politik (parpol) untuk lebih intensif melakukan pendekatan pada masyarakat sekaligus merancang strategi yang dipergunakan dalam proses komunikasi politik untuk meraih simpati masyarakat dan juga kesepahaman visi/misi dari partai lain untuk dapat menjalin koalisi. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh partai nasionalis dan partai Islam di Indonesia memang memiliki beberapa perbedaan baik dari segi ideologi, pengambilan keputusan, rekruitmen kader, dan lain sebagainya.

(3)

agar dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat tentang parpol itu sendiri dan juga sebagai media untuk mempromosikan kader yang maju dalam pilkada atau pileg, hal itulah yang dilakukan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pilkada Kota Malang beberapa waktu yang lalu. Komunikasi politik yang dibangun oleh Gerindra dan PKS dapat dibedakan secara mudah dari sisi ideologi yang menjadi jati diri yang membentuk karakter partai dan juga pengambilan keputusan yang nantinya akan menjadi program kerja yang diperuntukkan bagi masyarakat luas. Gerindra yang merupakan partai pendatang baru pada pemilu 2009, mencuri perhatian masyarakat dengan slogan “ Ekonomi Kerakyatan” yang diserukan oleh Prabowo Subianto. Selain itu program

(4)

Untuk Proses komunikasi politik PKS memang tidak seterbuka Gerindra, karena mereka sebagai partai dakwah memang lebih menintik beratkan kegiatan keagamaan dalam komunikasi politik. Sedangkan untuk komunikasi politik dengan pemilih non-muslim, PKS mempergunakan baliho yang dipasangan dibeberapa wilayah strategis di Kota Malang dan juga sharing kegiatan partai di social media (facebook, twitter, web partai).

B. Tinjaun Teoritik

1. Komunikasi politik

Dalam komunikasi politik terdapat beberapa teori dasar yang menunjang komunikasi politik, teori itu terbagi menjadi dua bagian yaitu: teori kepribadian dan diri politik. Dan Nimmo menyatakan bahwa:“ Teori

kepribadian adalah jumlah teori tentang kepribadian sama banyaknya dengan jumlah definisinya.1 Pada tulisan ini akan difokuskan pada beberapa saja diantaranya, tetapi lebih spesifik pada yang memberikan gambaran tentang pembelajaran dalam politik, seperti teori kebutuhan dan teori psikoanalitik dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Teori kebutuhan

Teori kebutuhan mengemukakan bahwa manusia memiliki hierarki kebutuahn psikologis, rasa dan kepastian, kasih sayang, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Perilaku manusia merefleksikan upaya untuk memenuhi kebutuhan ini. Orang hanya berbalik kepada kebutuhan politik setelah memenuhi kebutuhan pokok fisik dan sosial.

1

(5)

Para perumus teori kebutuhan berargumen bahwa banyak diantaranya yang dipelajari orang tentang politik bergantung pada kepribadian yang diperoleh pada masa kanak-kanak, sementara kebutuhan pokok psikologis dan sosial dipenuhi pada masa usia dini.

2. Teori psikoanalitik

Dua variasi yang diperunakan dalam teori ini adalah personal dan interpersonal, bagaimana kepribadian mempengaruhi cara belajar dan perilaku politik seseorang. Aliran personal dalam teori psikonalitik adalah tradisi Sigmud Freud. Freud berpendapat bahwa “ orang bertindak atas dasar motif yang tidak disadarinya

maupun atas dasar pikiran, perasaan, dan kecenderungan yang disadari dan sebagian disadari.”

Pada pembahasan diatas telah dijelaskan bahwa kepribadian adalah totalitas perilaku individu yang terwujud dalam kecenderungan yang berulang dan berpola pada seluruh variasi situasi dan mengenai berbagai objek, salah satu objek tindakan orang sehari-hari adalah diri sendiri. Tidak berbeda dengan tindakan terhadap orang lain, orang bisa menghargai dan memotivasi diri sendiri atau merasa jijik, menyalahkan dan menghukum diri sendiri.

Banyak orang yang memperoleh diri, Dedy Mulyana menyatakan bahwa “ bagian dari individu yang terdiri atas paket orientasi mengenai

sosialisasi politik yang menghasilkan diri politik2”.

2

(6)

2. Bentuk Komunikasi Politik

“Setelah membahas secara singkat mengenai teori komunikasi

politik. Tentunya komunikasi politik yang dipergunakan oleh para ahli untuk kepentingan akademis dan parpol untuk mempromosikan organisasinya pada masyarakat, akan membentuk sesuatu hal agar lebih mudah untuk melakukan komunikasi politik itu sendiri, berikut ini adalah bentuk dari komunikasi politik yang lazim pergunakan sejak dahulu, antara lain adalah sebagai berikut:”

 Propaganda. Berasal dari bahasa latin, propagare

(menanamkan tunas suatu tanaman) yang pada awalnya sebagai bentuk kegiatan penyebaran agama katholik. Biasanya, dilakukan oleh politikus atau kader partai politik yang memiliki kemampuan dalam memberikan sugesti kepada khalayak dan menciptakan suasana yang mudah terkena sugesti ( sugestivitas).

 Public Relation (PR) Politic. Adalah upaya untuk

mempromosikan parpol secara luas dengan membangun hubungan baik dengan masyarakat agar dapat memperoleh simpati masyarakat dalam pemilu.

 Kampanye politik. Bentuk komunikasi politik yang dilakukan

orang-orang atau kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan memperkuat dukungan politik dari rakyat atau pemilih.

 Lobi Politik. Merupakan pembicaraan antar anggota parpol

(7)

cara pandang dan kesamaan tujuan yang dapat mempengaruhi suatu kebijakan.

 Lewat Media Massa. Dalam hal ini peran media massa adalah

penyampai pesan dari partai politik kepada masyarakat dalam hal pencitraan, iklan politik, atau promosi program kerja partai.3

3. Tujuan Komunikasi Politik

“Komunikasi politik tidak hanya memiliki bentuk-bentuk yang

dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memiliki tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar memilih suatu partai tertentu yang nantinya akan berpengaruh pada perolehan suara dalam pemilu. Berikut ini adalah tujuan dari dilakukannya komunikasi politik oleh parpol atau pun komunikan politik lainnya, antara lain adalah sebagai berikut:”

 Citra Politik

Merupakan pengambaran sebuah partai atau anggotanya untuk mempengaruhi cara pandang seseorang atau masyarakat akan sesuatu hal.

 Partisipasi Politik

Merupakan bentuk perhatian dari seorang atau sekumpulan warga negara untuk menyampaikan aspirasinya pada pejabat publik yang nantinya diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

3

(8)

 Sosialisasi Politik

Menurut David Easton dan Jack Denis, sosialisasi politik sebagai suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapat orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku.

 Pendidikan Politik

Pendidikan politik adalah usaha menanamkan, mengubah atau mempertahankan sistem nilai atau orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap, perilaku, sistem berpikir, serta pandangan seseorang atau kelompok, baik kader, simpatisan maupu masyarakat umum, yang dilakukan oleh politikus, professional dan aktivis (sebagai komunikator politik) atau lembaga (organisasi) sebagai partai politik.

Rekruitmen Politik

Rekruitmen politik adalah salah satu usaha untuk mengajak individu-individu masuk ke dalam orientasi dan nilai politik yang pada akhirnya menjadikan anggota politik, baik sebagai simpatisan sampai menjadi kader politik dan pengurus organisasi politik.4

Memang tidak semua tujuan komunikasi politik dapat dicapai oleh semua parpol, karena ideologi parpol dan popularitasnya dimasyarakat lah yang menentukan pencapaian komunikasi politik sebuah parpol yang hasil akhirnya bisa dilihat dalam pemilu baik tingkat daerah, legislatif, maupun eksekutif.

4

(9)

4. Partai Politik

“Partai politik pertama-tama lahir di Eropa Barat. Dengan meluasnya

gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah di pihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari sebuah sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Maka, dewasa ini di negara-negara baru pun partai sudah mulai mejnadi lembaga politik yang biasa dijumpai. Pada permulaan perkembangannya di negara-negara Barat, seperti Inggris dan Perancis, kegiatan politik pada mulanya dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini mula-mula bersifat elistis dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tututan raja5”.

Dalam perkembangan selanjutnya di dunia barat timbul pula partai yang lahir diluar parlemen. Partai ini bersandar pada suatu pandangan hidup atau ideologi tertentu seperti Sosialisme, Kristen Demokrat, dan sebagainya. Dalam partai semacam ini disiplin partai lebih kuat, sedangkan pimpinan lebih bersifat terpusat.6

5

Budiarjo, Miriam, 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal:159 6

(10)

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian karya ilmiah ini penulis mempergunakan metode kualitatif. Menurut Moleong metode kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan cara deskripsi dengan memanfaatkan berbagai macam metode alamiah. Moleong juga menambahkan bahwa metode kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan analisis statistik ataupun cara kuantitatif lainnya.7 Untuk itu penelitian dilakukan secara intensif, terperinci, serta mendalam untuk menganalisa apa bentuk dan proses komunikasi politik yang dipergunakan oleh Gerindra dan PKS dalam menjaring calon kepala daerah dalam pilkada Kota Malang.

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang disebut juga sebagai penelitian taksonomi yaitu, eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejmumlah fenomena yang terkait dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penlitian ini tidak sampai mempersoalkan hubungan antara fenomena yang ada.

7

(11)

D. Komunikasi Politik Partai Nasionalis dan Islam 1. Partai Gerindra DPC Kota Malang

Komunikasi politik yang dilakukan Gerindra dalam pilkada kota Malang tahun 2013, awalnya adalah menjalin lobi politik dengan sejumlah partai politik (parpol) lain dan calon independen hingga menghasilkan 7 nama yang kemudian di lakukan musyawarah dengan pengurus harian DPC Gerindra kota Malang dan menghasilkan 3 nama yang kemudian di berikan pada DPP lewat DPD untuk memperoleh rekomendasi calon yang didukung dan juga penentuan mitra koalisi. Untuk realisasi dari komunikasi politik di masyarakat adalah dengan memasang baliho disejumlah tempat yang strategis di kota Malang agar dapat dikenal oleh masyarakat dan juga menunjukkan eksistensi partai Gerindra di masyarakat. Setelah menentukan calon kepala daerah yang didukung oleh partai Gerindra yaitu M.Anton. Gerindra melakukan sejumlah rencana untuk meraih simpati masyarakat yang tentunya juga melalui program kampanye yang dilakukan oleh tim sukses M. Anton dengan fokus kegiatan sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis, panggung hiburan, wisata 5 wali yang pada pelaksanaannya di selingi dengan pemutaran video tentang visi/misi M. Anton untuk menjadi calon kepala daerah.

(12)

Sutiaji dan sepakatnya koalisi antara Gerindra dan PKB dengan jargon” Peduli Wong Cilik” memang cukup menyita perhatian masyarakat dan tidak

hanya menyasar masyarakat kalangan bawah tetapi juga anak muda dengan diadakannya kompetisi dance yang diikuti oleh sejumlah dancer grup yang ada di kota Malang.

Memang tidak semua komunikasi politik yang dilakukan oleh Gerindra dilakukan secara efektif karena Gerindra sendiri terkesan pasif dalam melakukan lobi politik dengan partai lain dan memang lebih fokus pada promosi internal partai dan juga memilih partai koalisi.

2. Komunikasi Politik PKS DPD KOTA MALANG

(13)

untuk itu, Pendidikan Gratis yang memang banyak diserukan oleh calon dari partai lain, dan PKS konsen pada pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Selanjutnya ada program perbaikan sarana dan prasarana yang memang dibuat berdasarkan dialog langsung Arif Haris Setiawan dengan masyarakat yang menginginkan sarana dan prasarana yang ada memadai hingga masyarakat dapat mempergunakan fasilitas umum seperti jalan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, dan lain sebagainya. Selain sarana dan prasarana yang memadai, membangkitkan usaha kecil menengah ( UKM) melalui RT/RW dengan memberikan kucuran dana Rp. 25 Juta juga menjadi fokus Arief HS untuk mengurangi angka pengangguran di kota Malang sekaligus menciptakan lapangan kerja agar dapat meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat menengah kebawah.

(14)

E. Kesimpulan

1. Komunikasi politik partai Gerindra cenderung lebih pasif dan menunggu parpol lain yang akan melakukan lobi politik, untuk pengambilan keputusan mempergunakan musyawarah dengan struktur pengurus DPC maupun PAC, sedangkan komunikasi politik PKS lebih aktif dalam melakukan lobi politik ke sejumlah parpol dan koordinasi di internal ditekankan pada koordinasi dengan kader di masing-masing kelurahan yang lebih mengetahui permasalahan dikeluhkan oleh masyarakat.

(15)
(16)

Daftar Pustaka Buku.

Budiarjo, Miriam, 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Dan, Nimmo. 2001. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy. 2005. Nuasa-Nuansa Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya

Efendi, Onong, Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditia Bakti.

Lexy. J Moleong. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Lasstwell. Harlod. 1948. The Structure and Function Communication in Siciety, The Communication of Iedal.

Mahi. Hikmat. 2010. Komunikasi Politik Teori Dan Praktik Dalam Pilkada.

Simbiosa Rekatama Media.

Miles and Hubermas. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:UI Pres.

Miller, Katrine. 2002. Comunication Theories, Perspectif, Processes, and Contex

Pembagian dalam partai yang mempunyai” parliamentary origin” dan yang

mempunyai “extra-parliementary origin” diambil dari Maurice

Duverger, Political Parties (London Methue and Co., 1954)

Rauf, Maswardi. 2000. Book Review Teori-Teori Politik. Jakarta: Pascasarjana Ilmu Politik UI.

(17)

Dokumen Resmi DPC Gerindra Kota Malang. 2013. Enam Program Aksi Transformasi Gerindra.

Skripsi dan Jurnal

Amirullah, Akhirul. 2012. Strategi Komunikasi Politik PKS DPW

Jogjakarta dalam pileg 2009. Malang. Universitas

TribuanaTunggaDewi.

Syukri. M. Abdullah. 2012. Perilaku Politik Partai Nasionalis dan Islam dalam Konteks Demokrasi Lokal. Malang. Universitas Brawijaya.

Internet

Raharjo, Mudjinato, 2012.”Trianggulasi Dalam Penelitian”, http://www.uinmailiki.ac.id. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2013 pukul.

10.00

Bankom Gerindra. 2012. Lambang Partai Gerindra. http://www.partaigerindra.or.id. Di unduh pada tanggal 20 Maret pukul

12.15.

DPC Gerindra Kota Malang. 2012. Badan dan Sayap Partai Gerindra. http://www.gerindrakotamalang.blogspot.com. Di unduh pada 23 Mei 2013

pukul 13.18.

resmi DPD PKS Kota Malang. 2002. Visi & Misi PKS, http://www.kotamalangpksjatim.org. di unduh pada 16 Mei pukul. 18.06

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemilihan umum 2014, sistem pemilu yang digunakan sama dengan sistem yang diterapkan pada Pemilu tahun 2009 yaitu Proporsional terbuka berdasarkan suara

Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah mengatur tugas dan mengendalikan tugas internal

Kriteria Inklusi Ekslusi Population / Problem Jurnalnasional dan international yang berhubunganden gantopikpenelitiy akniregulasi emosi dan intensitas nyeri haid Selain

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh product customization BTX Concept terhadap customer loyalty, (2) untuk mengetahui pengaruh brand

Penilaian aroma bawang daun kering yang tidak direhidrasi maupun yang direhidrasi menunjukkan perbedaan yang nyata pada interaksi suhu dan lama waktu pengeringan beku..

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian sosialisasi politik adalah proses berkesinambungan yang dilakukan oleh partai politik untuk memberikan

Strategi komunikasi dalam politik merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah Partai Politik (Parpol) atau Calon Anggota Legislatif (Caleg) dalam memenangkan Pemilu.

Salah satu fungsi partai politik yang terdapat didalam pasal 34 ayat (3) huruf a yakni melaksanakan pendidikan politik bagi anggota partai politik dan masyarakat. Tujuan