• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Strukt (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Strukt (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH AKTIVA BERWUJUD, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Lita Christina Fakultas Ekonomi

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Internasional Batam

ABSTRACT

Firm is definite as a legal entity that operates due to economic policy which is not only oriented to achieve maximum profit, but in addition it also needs to show a good performance to maintain the existence of the firm through the competition. Therefore, the analysis of capital structure can be use by the firm to determine its performance that using debt to equity ratio as an indicator of measurement. Hence, there are few factors that relevance to capital structure of the firm, such as: tangibility, firm size, profitability, and liquidity.

This study is using causal comparative research method which represents the relationship between one variable to another variable by using the facts that have been occurred (ex post facto). Thus, this study is using five period samples (2007-2011) from the manufacturing firms that listed on Bursa Efek Indonesia (BEI) as objects of research.

The results of this study indicate the different effect of significance on tangibility variable and profitability varia ble to capital structure in the manufacturing firms listed on Bursa Efek Indonesia (BEI). Furthermore, the results indicate there are no different effect of significance on two other variables such as firm size variable and liquidity variable to capital structure in the manufacturing firms that listed on Bursa Efek Indonesia (BEI).

Key words: capital structure, tangibility, firm size, profitability, liquidity.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman yang membawa dampak globalisasi bagi kehidupan kita, banyak hal yang berubah dan melahirkan hal-hal baru dalam berbagai aspek kehidupan kita, khususnya dalam sektor perekonomian. Perkembangan dalam sektor perekonomian ditandai dengan lahirnya perusahaan-perusahaan baru yang selalu berusaha untuk memenuhi keanekaragaman kebutuhan manusia, yakni dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, sampai dengan kebutuhan tersier.

Menurut Lagarde (dalam Kertiyasa, 2012), indikator perekonomian global telah menunjukkan adanya perbaikan, namun kegiatan perekonomian ini masih jauh dari kestabilan. Oleh karena itu, setiap negara masih dianggap perlu untuk memperkuat ketahanan terhadap guncangan lebih lanjut yang dapat terjadi akibat sistem keuangan yang masih rapuh, hutang publik dan swasta yang tinggi, harga minyak dunia yang semakin melambung, serta tingkat pengangguran yang masih terlalu tinggi pada kebanyakan negara (Murti, 2011).

(2)

Penulisan Malau (2012) menyatakan bahwa negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memiliki perkembangan yang signifikan dibidang perekonomian. Dimana pada kuartal ketiga 2011, Badan Pusat Statistik melaporkan perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 6,5%. Hal ini terbukti dengan peningkatan produk domestik bruto senilai Rp. 1.923,6 triliun atau bertumbuh 3,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini terjadi seiring dengan peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga. Badan Pusat Statistik juga menambahkan bahwa jumlah pengangguran secara umum telah mengalami penurunan sebesar 8,12 juta orang atau terjadi penurunan sekitar 470.000 orang dibandingkan dengan periode Februari 2010 yang mencapai 8,59 juta orang (Rahman, 2012).

Napa dan Muljadi (dalam Yuniati, 2011) mendefinisikan perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemilik, serta untuk menghindari risiko kebangkrutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan perencanaan struktur modal yang tepat, sehingga sumber dana yang tersedia dalam perusahaan dapat dikelola dengan tepat.

Terdapat dua alternatif yang dapat digunakan perusahaan dalam struktur modal perusahaan, yakni: sumber dana dari dalam yang berasal dari laba ditahan ataupun depresiasi dan sumber dana dari luar yang berasal dari para kreditur yang menjadi hutang bagi perusahaan yang terdiri dari hutang, saham biasa, dan saham preferen (Kolasinski, 2010).

Menurut hasil penelitian dari Sabir dan Malik (2012), Tamulyte (2012), Jumaev, Hanaysha, dan Abaji (2012), dan Ghatak (2011), terdapat sejumlah faktor-faktor ekonomi mikro yang juga mempengaruhi hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapun variabel yang termasuk kedalam faktor ekonomi mikro tersebut meliputi: aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk untuk melakukan analisis mengenai struktur modal perusahaan pada perusahaan-perusahaan dua negara dengan latar belakang yang hampir sama, yakni antara negara Indonesia dengan judul: “Analisis Pengaruh Aktiva Berwujud, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”

KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Perencanaan struktur modal merupakan salah satu faktor penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk keberlangsungan aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien, serta untuk mencegah risiko terjadinya kebangkrutan pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya seperti: Sabir dan Malik (2012), Duca (2012), Caglayan (2011), dan Shamsur (2011).

Model penelitian yang telah dilakukan oleh Sabir dan Malik (2012) menggunakan variabel independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen (struktur modal) dengan menggunakan debt equity ratio pada sampel perusahaan negara Pakistan dari periode 2005 sampai dengan 2010. Dimana hasil penelitian menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal, sedangkan tiga variabel lainnya seperti: aktiva berwujud, ukuran perusahaan, dan likuiditas memiliki pengaruh signifika positif terhadap struktur modal.

(3)

Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam pecking order theory adalah perusahaan akan mengawali dengan memilih pandangan internal yakni menggunakan sumber dana yang diperoleh dari laba yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dan kemudian apabila pandangan eksternal diperlukan, perusahaan dapat menggunakan beberapa alternatif yakni perusahaan akan mengeluarkan surat berharga dari yang berkategori aman hingga yang berisiko, seperti: dari obligasi hingga saham yang menjadi alternatif terakhir bagi perusahaan. Pendekatan kedua dikemukakan oleh Myers (1984) sehubungan dengan trade off theory yang menjelaskan adanya hubungan antara penggunaan hutang perusahaan dengan risiko biaya kebangkrutan. Pendekatan ketiga yaitu agency cost theory, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan, seperti: konflik konsep free cash flow yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer. Terjadi kecenderungan dimana manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut, sehingga hutang dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow karena jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan diwajibkan mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga atas pinjaman tersebut. Pendekatan terakhir yang dapat digunakan dalam perencanaan struktur modal yaitu dengan menggunakan pendekatan market timing theory. Dimana teori yang diungkapkan oleh Baker dan Wurgler (2002) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan akan menerbitkan ekuitas pada saat nilai pasar tinggi dan akan membeli kembali ekuitas pada saat nilai pasar rendah.

Berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh secara signifikan antara aktiva berwujud terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H2: Terdapat pengaruh secara signifikan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H3: Terdapat pengaruh secara signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H4: Terdapat pengaruh secara signifikan antara likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang bersifat kuantitatif, yaitu menggunakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Dimana angka-angka yang tersajikan dalam laporan keuangan merupakan jenis data kuantitatif yang akan digunakan dalam penelitian dasar ini untuk pengujian hipotesis terhadap berbagai faktor-faktor independen yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu sehingga dapat diketahui variabel independen (aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan sebagai variabel dependen.

Ditinjau dari permasalahan penelitian maka penelitian ini menggunakan metode kausal komparatif (causal comparative research). Dimana penelitian yang dilakukan diarahkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan menggunakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu kejadian atau peristiwa.

Pemilihan sampel penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling dengan kriteria pemilihan sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Perusahaan manufaktur yang telah menyajikan laporan keuangan untuk 5 tahun terakhir, yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

(4)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal yang dihitung dengan debt to equity ratio (DER). Dimana debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi hutang yang digunakan perusahaan dalam struktur modal perusahaan. Rumus perhitungan DER dapat diformulasikan sebagai berikut:

Sumber: Ellili dan Farouk (2011).

Aktiva berwujud merupakan rasio yang membandingkan aset tetap perusahaan terhadap total aset. Dimana rasio aktiva berwujud menunjukkan besarnya aset tetap yang digunakan oleh perusahaan. Rumus perhitungan aktiva berwujud dapat diformulasikan sebagai berikut:

Sumber: Najjar dan Petrov (2011).

Ukuran perusahaan menyatakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, penjualan, dan total aset. Penelitian kali ini menggunakan analisis perbandingan antara dua negara yang menyajikan laporan keuangan perusahaan dalam mata uang yang berbeda, sehingga perhitungan ukuran perusahaan menggunakan fungsi logaritma (Ln) supaya terjadi keseragaman hasil perhitungan meskipun menggunakan data dengan dua jenis mata uang yang berbeda. Rumus perhitungan ukuran perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut:

Sumber: Najjar dan Petrov (2011).

Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Dimana rasio return on asset (ROA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungan profitabilitas dapat diformulasikan sebagai berikut:

Sumber: Najjar dan Petrov (2011).

Likuiditas merupakan rasio perbandingan antara total aset lancar terhadap total hutang lancar. Dimana rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang perusahaan. Rumus perhitungan likuiditas dapat diformulasikan sebagai berikut:

Sumber: Najjar dan Petrov (2011).

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan go public dan terdaftar di BEI yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dimana data-data yang digunakan harus memenuhi kriteria daripada sampel penelitian sebagaimana dijelaskan dalam kriteria pemilihan sampel.

Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugusan data sehingga memberikan informasi yang berguna. Informasi-informasi dari data uji dengan menggunakan metode statistik deskriptif seperti minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi (Nugroho, 2005).

Uji hipotesis menggunakan teknik regresi berganda karena model regresi dalam penelitian ini terdiri dari lebih dari 1 (satu) variabel independen. Metode regresi berganda berguna untuk menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005). Analisis penelitian ini bertujuan memprediksi tingkat pengaruh dari variabel aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal.

(5)

Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksikan variabel dependen atau dapat dikatakan variabel independen secara keseluruhan memberikan pengaruh pada variabel dependen (Nugroho, 2005).

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing–masing variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005).

Uji koefisien korelasi determinasi (adjusted R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain (Nugroho, 2005).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Jumlah populasi perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 440 perusahaan. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 115 perusahaan (575 data observasi) disajikan pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1

Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan sebagai Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan yang terdaftar di BEI 2007-2011 440 perusahaan Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (325) perusahaan

Perusahaan yang dijadikan sampel 115 perusahaan

Total data selama periode 5 tahun 575 data

Total data outlier (288) data

Total data setelah outlier 287 data

Sumber: Data sekunder diolah (2012).

Hasil pengolahan statistik deskriptif (BEI) atas data-data tersebut disajikan pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2

Statistik Deskriptif (BEI)

Model N Minimum Maksimum Rata-Rata Standar Deviasi

Struktur Modal (DER) 287 -1,01394 1,26163 0,60861 0,32219

Aktiva Berwujud 287 0,00071 0,98387 0,35616 0,20792

Ukuran Perusahaan 287 21,52628 32,66486 27,64328 1,75267

Profitabilitas 287 -112,47668 1,47818 -0,30242 6,64605

Likuiditas 287 0,01175 8,09778 2,60574 1,77222

Valid N (listwise) 287

Sumber: Data sekunder diolah (2012); DER: hutang ekuitas ratio; ROA: return on asset.

(6)

Tabel 3 Hasil Uji F (BEI)

Negara F Sig. Kesimpulan

Indonesia 129,193 0,000 Signifikan

Sumber: Data sekunder diolah (2012).

Berdasarkan hasil uji t model penelitian pada perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEI seperti yang terpapar pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai t dari variabel aktiva berwujud sebesar 0,156 dengan nilai signifikansi dari variabel aktiva berwujud sebesar 0,876. Nilai t dari variabel ukuran perusahaan sebesar 2,363 dengan nilai signifikansi dari variabel ukuran perusahaan sebesar 0,019. Nilai t dari variabel profitabilitas sebesar 9,288 dengan nilai signifikansi dari variabel profitabilitas sebesar 0,000. Nilai t dari variabel likuiditas sebesar -17,558 dengan nilai signifikansi dari variabel likuiditas sebesar 0,000. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER), dan sebaliknya variabel aktiva berwujud memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER).

Tabel 4 Hasil Uji t (BEI)

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

Kesimpulan Hipotesis B

(Constant) 0,518 2,699 0,007

Aktiva Berwujud 0,010 0,156 0,876 Tidak signifikan

Ukuran Perusahaan 0,016 2,363 0,019 Signifikan

Profitabilitas 0,017 9,288 0,000 Signifikan

Likuiditas -0,133 -17,558 0,000 Signifikan

Sumber: Data sekunder diolah (2012).

Persamaan regresi yang terbentuk berdasarkan hasil uji t (BEI) pada Tabel 4 untuk model regresi adalah sebagai berikut:

Struktur Modal = 0,518 + 0,010 Aktiva Berwujud + 0,016 Ukuran Perusahaan + 0,017 Profitabilitas - 0,133 Likuiditas + e

Nilai konstanta variabel struktur modal (DER) adalah 0,518, yang menyatakan bahwa dalam kondisi ceteris paribus dimana nilai variabel independen dianggap konstan, maka nilai struktur modal dianggap 0,518. Dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi ini, variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (struktur modal), sedangkan variabel independen (aktiva berwujud) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (struktur modal).

Variabel aktiva berwujud memiliki koefisien regresi sebesar 0,010 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,876. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel aktiva berwujud tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

(7)

Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel profitabilitas sebesar 1% akan meningkatkan nilai struktur modal sebesar 0,017%.

Variabel likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel likuiditas sebesar 1% akan menurunkan nilai struktur modal sebesar 0,133%.

Tabel 5 di bawah ini menyajikan tingkat signifikansi dan pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen pada sampel yang diteliti di Indonesia.

Tabel 5

Hasil Uji t Model Regresi di Indonesia

Variabel Indonesia

B Sig Keterangan

Aktiva Berwujud 0,010 0,876 Tidak Signifikan Ukuran Perusahaan 0,016 0,019 Signifikan Profitabilitas 0,017 0,000 Signifikan

Likuiditas -0,133 0,000 Signifikan

Variabel dependen: struktur modal (DER).

Berdasarkan hasil uji t negara Indonesia pada Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa variabel aktiva berwujud perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,010 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,876 yang menyatakan bahwa aktiva berwujud perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel kedua, dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Dilanjutkan dengan variabel ketiga, dapat dilihat bahwa variabel profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,017 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut. Pada variabel terakhir, dapat dilihat bahwa variabel likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal (DER) perusahaan-perusahaan tersebut.

Hasil pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan pada Tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6

Hasil Uji Koefisien Determinasi (BEI)

Negara R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate (e)

Indonesia 0,804 0,647 0,642 0,19279015

Sumber: Data sekunder diolah (2012).

(8)

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, variabel independen aktiva berwujud pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan jaminan yang besar nilainya tidak menunjukkan peningkatan kapasitas hutang yang diperoleh perusahaan (Nunes dan Serrasqueiro, 2008). Disamping itu, dengan maraknya penyaluran modal kerja yang ditawarkan oleh bank tanpa jaminan aset juga turut menyebabkan variabel aktiva berwujud tidak dapat digunakan sebagai tolok ukur atas besarnya hutang perusahaan. Hasil penelitian yang membuktikan bahwa variabel aktiva berwujud tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shen (2008), Buvanendra (2009), Chikolwa (2009). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Niu (2008), Hongyan (2009), Shamsur (2011). Dengan demikian, aktiva berwujud tidak dapat digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.

Variabel independen ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar membutuhkan dana yang banyak, sehingga perusahaan yang besar cenderung menggunakan proporsi hutang yang tinggi (Sabir dan Malik, 2012). Hasil penelitian yang membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abor (2008), Buvanendra (2009), Shamsur (2011), Ghatak (2011). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen (2003), Ren, Liu, dan Zhuang (2009), Afza dan Hussain (2011). Dengan demikian, ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.

Variabel profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan profitabilitas rendah karena kecenderungan untuk melindungi pendapatan perusahaan dari pajak yang tinggi (Duca, 2012). Hasil penelitian yang membuktikan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pralahathan (2010), Ibrahim dan Masron (2011), Duca (2012). Namun hasil penelitian ini, tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramlall (2009), Rafique (2011), Sayeed (2011). Dengan demikian, profitabilitas dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang digunakan untuk memprediksi besarnya struktur modal yang digunakan oleh perusahaan di negara Indonesia.

(9)

Adapun keterbatasan sampel dalam penelitian ini, yaitu hanya terbatas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, terdapat banyak perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel, periode penelitian yang sempit, serta minimnya literatur-literatur pendukung yang didapatkan mengenai pengaruh aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya adalah agar dapat memperluas populasi penelitian dan dapat mengumpulkan lebih banyak teori-teori pendukung yang dapat dijadikan sebagai pembanding dalam rangka pengambilan kesimpulan.

Implikasi manajerial bagi perusahaan yaitu mengontrol aktiva perusahaan, profit perusahaan dan likuiditas perusahaan, karena ketiga komponen di atas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Ketiga komponen dapat dikontrol melalui pengawasan dalam hal pengadaan aset berwujud, baik dengan menggunakan pendanaan internal maupun pendanaan eksternal. Hal ini dikarenakan pengadaan aset akan mengurangi laba perusahaan serta pendanaan internal lainnya yang berhubungan dengan struktur modal perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abor. 2008. Determinants of the Capital Structure of Ghanaian Firms. The African Economic Research Consortium. Legon: University of Ghana Business School.

Adityawarman. 2012. Indonesia Mencapai Kesepakatan Obligasi Dana Luar Negeri Terbaik dan Kesepakatan Pembiayaan Proyek Terbaik. [Online] http://www.antaranews.com/berita/298208/indonesia-mencapai-kesepakatan-ob ligasi. Diakses tanggal 19 Mei 2012.

Afza dan Hussain. 2011. Determinants of Capital Structure Across Selected Manufacturing Sectors of Pakistan. International Journal of Humanities and Social Science. Volume 1, Number 12, Page 254-262.

Baker dan Wurgler. 2002. Market Timing and Capital Structure. The Journal of Finance. Volume 7, Number 1, Page 1-32.

Buvanendra. 2009. Capital Structure Determinants: Eviedence from Manufacturing and Services Sector Companies in Sri Lanka. Journal. Sri Lanka: University of Colombo.

Caglayan. 2011. An Empirical Investigation on The Determinants of Capital Structures of Turkish Firms. Middle Eastern Finance and Economics. Issue 9, Page 35-42.

Chen. 2003. Determinants of Capital Structure of Chinese-Listed Companies. Journal of Business Research. Volueme 57, Page 1341– 1351.

Chikolwa. 2009. Determinants of Capital Structure for A-REITs. Digital Repository. Australia: Queensland University of Technology.

Dohaiman. 2008. Capital Structure in Saudi Arabian Listed and Unlisted Companies. Thesis. Stirling: University of Stirling.

Duca. 2012. What Determines The Capital Structure of Listed Firms in Romania. Journal. Romania: The Bucharest University. Journal. New Zealand: The University of Waikato. Ellili dan Farouk. 2011. Examining The Capital Structure Determinants: Empirical Analysis of

Companies Traded on Abu Dhabi Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics. Issue 67, Page 82-96.

Ghatak. 2011. A Study On The Determinants Of Capital Structure Of SME’S Manufacturing Sector Organizations in India. The International Journal’s Research Journal of Commerce & Behavioural Science. Volume 1, Number 2, Page 7-25.

Hongyan. 2009. The Determinants of Capital Structure of The SMEs: an Empirical Study of Chinese Listed Manufacturing Companies. Journal. Beijing: Beijing Union University. Ibrahim dan Masron. 2011. Capital Structure and The Firm Determinants: Evidence from Small

and Medium Enterprises (SMEs) in Malaysia. 2011 International Conference on Economics, Trade and Development. Volume 7, Page 25-28.

(10)

Jumaev, Hanasha, dan Abaji. 2012. Finding The Determinants of Capital Structure: a Case Study of UK Companies. International Journal of Research in Computer Application & Management. Volume 2, Number 2, Page 21-26.

Kertiyasa. 2012. IMF: Kondisi Ekonomi Global Belum Aman. [Online] http://economy.okezone.com/read/2012/02/27/213/583268/imf-kondisi-ekonom i-global-belum-aman. Diakses tanggal 19 Mei 2012.

Kolasinski. 2011. Subsidiary Debt, Capital Structure and Internal Capital Markets. Washington: University of Washington Business School.

Malau. 2012. Wow, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Gapai 5,8 Persen. [Online] http://www.tribunnews.com/2011/11/19/wow-pertumbuhan-ekonomi-malaysia-gapai-58-persen. Diakses tanggal 19 Mei 2012.

Mazur. 2007. The Determinants of Capital Structure Choice: Evidence from Polish Companies. International Atlantic Economic Society 2007. Volume 13, Page 495–514.

Mgudlwa. 2009. Size and Other Determinants of Capital Structure in South African Manufacturing Listed Companies. Dissertation. South Africa: Nelson Mandela Metropolitan University.

Murti. 2011. Kondisi Ekonomi Nasional Waspada. [Online] http://economy.okezone.com/read/2011/09/27/20/507716/kondisi-ekonomi-nasi onal-waspada. Diakses tanggal 19 Mei 2012.

Myers. 1984. Capital Structure Puzzle. Journal of Finance. Volume 39, Page 575-592.

Najjar dan Petrov. 2011. Capital Structure of Insurance Companies in Bahrain. International Journal of Business and Management. Volume 6, Number 11, Page 138-145.

Niu. 2008. Theoretical and Practical Review of Capital Structure and Its Determinants. International Journal of Business and Management. Volume 3, Number 3, Page 133-139. Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik. Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Nunes dan Serrasquerro. 2008. Determinants of Capital Structure: Comparison of Empirical Evidence from the Use of Different Estimators. International Journal of Applied Economics. Volume 5, Number 1, Page 14-29.

Olayinka. 2011. Determinants of Capital Structure: Evidence from Nigerian Panel Data . African Economic and Business Review. Volume 9, Number 1, Page 1-16.

Pralahathan. 2010. The Determinants of Capital Structure: An empirical Analysis of Listed Manufacturing Companies in Colombo Stock Exchange Market in SriLanka. Journal. Sri Lanka: University of Kelaniya.

Rafique. 2011. Effect of Profitability & Financial Leverage on Capital Structure: a Case of

Pakistan’s Automobile Industry. Economics and Finance Review. Volume 1, Number 4, Page 50-58.

Rahman. 2012. Persepsi Publik dan Geliat Ekonomi Indonesia. [Online] http://news.okezone.com/read/2012/03/01/58/585147/persepsi-publik-dan-gelia t-ekonomi-indonesia. Diakses tanggal 19 Mei 2012.

Ramlall. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics. Issue 31, Page 83-92.

Ren, Liu, dan Zhuang. 2009. An Empirical Analysis on the Capital Structure of Chinese Listed IT Companies. International Journal of Business and Management. Volume 4, Number 8, Page 46-51.

Sabir dan Malik. 2012. Determinants of Capital Structure A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan. Pakistan: Foundation University Islamabad.

Sayeed. 2011. The Determinants of Capital Structure for Selected Bangladeshi Listed Companies. International Review of Business Research Papers. Volume 7, Number 2, Page 21-36. Shamsur. 2011. Access to Capital and Capital Structure of The Firm. Working Paper Series.

Czech Republic: Charles University.

(11)

Tamulyte. 2012. The Determinants of Capital Structure in the Baltic States and Russia. Electronic Publications of Pan-European Institute. (diakses tanggal 19 Mei 2012). Electronic Publications of Pan-European Institute. United Kingdom: Pan-European Institute.

Gambar

Tabel 1Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan sebagai Sampel
Tabel 3 Hasil Uji F (BEI)
Tabel 5 Hasil Uji t Model Regresi di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna pada tahun 2013, diantara

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Oleh karena itu dengan perencanaan, pelaksanaan, program posyandu yang baik diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan lansia di wilayah kerja Puskesmas Brangsong

THE ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AND IMPLEMENTATION ON COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) METHOD:1. A CASE STUDY AT SMA

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan variabel hubungan asupan protein dengan kekurangan energik kronis (KEK) pada ibu hamil di Desa Sungai Lobah Kecamatan Sei

- Bahan sisa : Proses polimerisasi bahan resin akrilik tidak pernah terjadi dengan sempurna, meskipun proses kuring bahan resin akrilik telah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan