• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 TUGAS UMUM PEMERINTAHAN DRAFT LKJP 2013 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 6 TUGAS UMUM PEMERINTAHAN DRAFT LKJP 2013 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

6.1. KERJASAMA ANTAR DAERAH

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan

kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi

dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan,

Implementasi kerjasama daerah pada era otonomi daerah merupakan suatu

kebutuhan bagi daerah, karena dalam mengembangkan memberdayakan

dan memanfatkan sumberdaya / potensi suatu daerah memerlukan

kerjasama dengan daerah lain karena adanya keragaman potensi dari setiap

daerah. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi

kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan publik. Selain itu

diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antar daerah didapatkan solusi atas

berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna

peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah serta turunannya Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara

Kerjasama Daerah ditegaskan bahwa kerjasama daerah merupakan sarana

untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu

dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar

daerah dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran

pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiscal

Beberapa program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Semarang dalam rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain :

A. KERJASAMA KEDUNGSEPUR

Kota Semarang dengan daerah hinterland-nya, yang meliputi

Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang),

Kota Salatiga dan Purwodadi (Kabupaten Grobogan) bersepakat membentuk

kerjasama antar daerah yang disebut Kedungsepur. Kerjasama ini

(2)

30 Tahun 2005, No. 130 / 0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No.

130.1/A.00016, No. 130.1/4382 tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama

Program Pembangunan di Wilayah Kedungsepur, dan telah diperbarui

dengan Kesepakatan Bersama No.146/199.c/2011, No.130/07/2011,

No.415.4/03.3/KJS/2011, No.MOU-6/Perj-III/2011, 130/049, 130/1131/I/2011

tentang Kerjasama Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan

Kemasyarakatan di Wilayah Kedungsepur.

Program kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang

serasi dan selaras antara daerah kota / kabupaten di wilayah Kedungsepur,

serta menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar

Pemerintah Daerah di wilayah Kedungsepur dalam rangka meningkatkan

kesejahteran masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mengurangi

ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing daerah, disamping juga

dalam rangka mensinergikan penyelenggaraan pemerintahan,

program-program pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah Kedungsepur.

Kesepakatan kerjasama antar daerah di wilayah Kedungsepur

mencakup berbagai aspek, meliputi :

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Pekerjaan umum;

4. Perumahan rakyat;

5. Penataan ruang;

6. Perencanaan pembangunan;

7. Lingkungan hidup;

8. Pertanahan;

9. Kependudukan dan catatan sipil;

10. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

12. Sosial;

13. Ketenagakerjaan;

14. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;

15. Penanaman modal;

16. Kebudayaan;

17. Kepemudaan dan olah raga;

(3)

19. Otonomi daerah,pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

20. Ketahanan pangan;

21. Pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan;

22. Statistik;

23. Kearsipan;

24. Komunikasi dan informatika;

25. Perpustakaan;

26. Pertanian;

27. Kehutanan;

28. Energi dan sumber daya mineral;

29. Pariwisata;

30. Kelautan dan perikanan;

31. Perdagangan;

32. Industri;

33. Ketransmigrasian;

34. Bidang lain yang dianggap perlu.

Penyelenggaraan kegiatan kerjasama antar daerah Kedungsepur

diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis, pertama, dengan orientasi

pada upaya-upaya untuk mengakomodir dan optimalisasi potensi wilayah

Kedungsepur, sehingga pembangunannya dapat dilakukan secara sinergis,

khususnya dalam skala regional Kedungsepur. Kedua, Penyelesaian

sengketa antar daerah, khususnya di wilayah Kedungsepur, penanganan

masalah perbatasan, air bersih, sampah, rob dan banjir, termasuk

menyangkut masalah-masalah sosial seperti gepeng, dan masalah-masalah

sosial lainnya.

Sejak tahun 2012 Sekretariat Bersama berada di Kabupaten Kendal

yang sebelumnya berada di Kota Semarang. pada tahun 2013 Kerjasama

Kedungsepur memprioritaskan kerjasama di bidang pariwisata dengan

mengemas paket wisata yang connect antar daerah perbatasan.

B. APEKSI (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Kegiatan Kerjasama antar daerah yang lain adalah APEKSI (Asosiasi

Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), dimana anggotanya terdiri dari seluruh

(4)

Manado dengan Direktur Esekutif APEKSI Pusat sebagai sekretarisnya.

Berdasarkan Hasil Muskomwil III APEKSI tahun 2011 di Kota Bekasi, Kota

Semarang secara aklamasi di pilih sebagai ketua hingga tahun 2014.

Selain mengikuti kegiatan – kegiatan APEKSI yang diselenggarakan

oleh Pusat, Kota Semarang selaku pengurus Komwil III APEKSI juga

memfasilitasi rapat - rapat persiapan (Rapat SC) untuk penyelenggaraan

Raker dan Rakor.

Kegiatan- kegiatan APEKSI yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 antara

lain :

1. Raker Komwil III di Bogor tanggal 17 – 19 April 2013, yang

menghasilkan rekomendasi internal dan eksternal yaitu :

a) Rekomendasi Internal.

1) Memfasilitasi terbentuknya forum/media Komunikasi antara

APEKSI dan ADEKSI (Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia)

serta AKABSI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh

Indonesia) dalam penyelarasan pemahaman permasalahan di

daerah.

2) Mengembangkan corporate partnership yang diarahkan untuk

meningkatkan keberlangsungan organisasi melalui inovasi yang

disusun berdasarkan program dan kegiatan dalam bentuk

kerjasama dengan pihak swasta, pelayanan pelatihan dan

konsultasi yang difasilitasi oleh APEKSI.

3) Menguatkan peran negosiasi APEKSI terhadap pemerintah

dengan melibatkan secara aktif pengurus APEKSI di

masing-masing KOMWIL.

4) Mewujudkan Tim Penasehat Hukum (advokat) profesional di

bawah APEKSI untuk memberikan bantuan hukum (konsultasi

ataupun pendampingan) kepada anggota yang menghadapi

masalah hukum.

5) Menguatkan peran APEKSI dalam mendorong implementasi

PP No. 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama Antar Daerah.

6) Mengupayakan dan mendesak Kementerian Keuangan dan

berkoordinasi dengan BPK terkait dengan iuran wajib

keanggotaan APEKSI pasca diterbitkannya Permendagri No. 32

(5)

yang bersumber APBD, yang tidak memperbolehkan adanya

partisipasi keanggotaan APEKSI.

7) Memperbanyak dialog sektoral untuk melakukan pembahasan

secara mendalam mengenai berbagai isu aktual yang

berdampak pada daerah seperti kenaikan harga BBM,

pengembangan pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL),

pariwisata, UMK, inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan

kerawanan sosial.

b) Rekomendasi Eksternal (Rekomendasi untuk Rakernas APEKSI

2013)

1) Mendorong percepatan pembahasan: (i) revisi UU No. 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah; (ii) revisi UU No. 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan

Daerah dan Pemerintah; (iii) Rancangan UU Aparatur Sipil

Negara (ASN); serta (iv) peraturan per-UU-an lainnya yang

berhubungan dengan Pemerintahan Daerah, selanjutnya hasil

pembahasan tersebut dijadikan bahan pembahasan dengan

Pemerintah.

2) Melakukan dan mengusulkan evaluasi dan revisi Permendagri

No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bansos yang bersumber APBD jo Permendagri No. 39 Tahun

2012, khususnya mengenai hibah kepada organisasi-organisasi

yang membantu tugas-tugas pemerintahan daerah, seperti:

KONI, Pramuka, PKK, PMI, Dharma Wanita, RT/RW, serta

Badan Pengelola Kerjasama Antar Kota/APEKSI, dan LPMK.

3) Mendorong terbentuknya forum komunikasi antara APEKSI

dengan ADEKSI dalam bentuk lokakarya/seminar/simposium

guna menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang

berkembang.

4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri agar

bantuan hibah dan bansos dianggarkan pada belanja langsung

sehingga tidak ada persepsi belanja aparatur lebih besar dari

belanja publik.

5) Mendorong percepatan revisi PP No. 41 Tahun 2007 tentang

(6)

nomenklatur SKPD sesuai perubahan Kementerian.

6) Melakukan pembahasan kerjasama antar daerah dalam

pengelolaan Air bersih, persampahan, Transportasi, Batas

wilayah/laut yang berdekatan/berbatasan dengan pemerintah

kota dan/atau kabupaten.

7) Melakukan pembahasan penguatan Millennium Development

Goals (MDGs) dari tingkat daerah sampai nasional.

8) Merekomendasikan beberapa hal spesifik persoalan daerah

sebagai berikut:

a. KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri

dan Kementerian terkait agar membuat road map yang jelas

terhadap kelembagaan perangkat daerah yang dilakukan

secara bertahap.

b. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q

Kemendagri agar segera menetapkan peraturan

per-UU-an tentang pola karier dan kesejahteraan PNS

yang jelas sesuai dengan kompetensi PNS.

2) Mengusulkan dan mendorong kepada pemerintah

pusat c.q. Kemendagri untuk mempercepat

menerbitkan peraturan per-UU-an mengenai: (i)

penambahan batas usia pensiun PNS; (ii) remunerasi;

dan (iii) uang pensiun sebesar 75% (tujuh puluh lima

persen) dari gaji yang diterima terakhir. Keterangan:

kejelasan tentang batas usia pensiun diperlukan untuk

menyamakan perbedaan penerapan disetiap daerah.

3) Mendorong percepatan remunerasi di jajaran

Kementerian Dalam Negeri khususnya Pemerintah

Daerah yang merupakan garda terdepan pelayanan

masyarakat

c. KEUANGAN DAERAH

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

mengevaluasi kebijakan tentang dana-dana

(7)

dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga terintegrasi

ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk

mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas

daerah dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal

(SPM) masing-masing urusan pemerintahan.

2) Mendesak kepada Kemendagri untuk

mensinkronikasikan pelaksanaan regulasi DAK bidang

Pendidikan antara Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Keuangan, dan LKPP.

3) Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

mempercepat perhitungan dan pendistribusian dana

bagi hasil pajak, bukan pajak dan bantuan lainnya

baik dari pemerintah maupun pemerintah provinsi

kepada pemerintah kota/kabupaten paling lambat pada

awal triwulan.

4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar

mempercepat penetapan dan informasi alokasi

anggaran dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah

provinsi paling lambat Bulan November tahun berjalan

dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari

praktek percaloan.

d. PEMERINTAHAN UMUM

1) Mendesak kepada pemerintah pusat untuk

menetapkan kebijakan yang berimplikasi luas secara

cepat dan tepat dan tidak berlarut-larut, seperti

kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan bahan

pokok dan pangan.

2) Mendesak kepada pemerintah pusat agar rencana

pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Miskin

(BLMS) hendaknya ditinjau kembali dan lebih

diarahkan kepada subsidi transportasi guna menekan

biaya transportasi dan/atau diarahkan untuk

bidang-bidang yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan.

(8)

bentuk-bentuk pelaporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah hanya menjadi 2 (dua) jenis

saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii) Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

4) Melakukan evaluasi terhadap PP No. 24 Tahun 2004

(jo. PP perubahannya: PP No. 37 Tahun 2005, PP No.

37 Tahun 2006, PP No. 21 Tahun 2007) tentang

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan

Anggota DPRD dan PP No. 109 Tahun 2000 tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah.

5) Mendesak kepada pemerintah pusat agar kewenangan

diskresi Kepala Daerah dimasukkan dalam revisi UU

No. 32 Tahun 2004 dan RUU Administrasi

Pemerintahan, sehingga Kepala Daerah dalam

pengambilan keputusan tidak dianggap sebagai

pelanggaran pidana, tetapi merupakan kebijakan

(policy) Pejabat Tata Usaha Negara (asas vrijbestuur).

6) Mendesak pemerintah pusat untuk lebih berkoordinasi

antar Kementerian sehingga tidak ada regulasi yang

saling bertentangan dalam mengatur daerah, seperti

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa dan Permendagri No. 13 Tahun 2006

(jo. Perubahnnya Permendagri No. 21 Tahun 2011)

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang mempersulit daerah dalam

mengimplementasi-kannya.

7) Mendesak kepada Kemendagri untuk mengevaluasi

kembali terhadap produk-produk hukum yang

memberatkan daerah, seperti pelaksanaan

Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

(9)

pedoman pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik

(KIP), khususnya terhadap dokumen keuangan

daerah guna mengurangi sengketa informasi akibat

tafsir yang berbeda di masing-masing daerah.

e. KEWENANGAN

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar segera

memperluas pemberian kewenangan kepada daerah

pada urusanpertanahan, yaitu sub urusan pendaftaran

tanah. Keterangan: penguatan peran pemerintah

daerah diperlukan dalam pelaksanaan UU No. 2

Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah.

2) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar meninjau

ulang UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

3) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar

menerbitkan regulasi yang memperjelas kewenangan

urusan Pemerintahan antara Pemerintah Provinsi

dengan Pemerintah Kota/Kabupaten.

f. TATA RUANG

1) Mendorong pemerintah pusat agar meninjau kembali

peraturan per-UU-an mengenai tata ruang (Perpres

No. 54 Tahun 2008) karena memberatkan daerah

dengan tipologi wilayah yang berbeda-beda dan

berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan

memperhatikan perencanaan bottom up.

2) Mendorong pemerintah pusat dan/atau pemerintah

daerah agar mengimplementasikan kerjasama terkait

tata ruang wilayah dan transportasi.

3) Mendorong pemerintah pusat dan/atau daerah untuk

mengembangkan rencana infrastruktur daerah.

g. FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH

Mendorong pemerintah pusat agar membentuk PP

mengenai keberadaan FORKOPIMDA (Forum Komunikasi

Pimpinan Daerah) di tingkat Kabu-paten/Kota dan

(10)

tingkat Kecamatan.

2. Rakernas Apeksi di Palangkaraya tanggal 06 – 08 Mei 2013, hasil dari

Rakernas adalah menetapkan Kota Dumai Sebagai tuan rumah

Rakernas APEKSI tahun 2014 selain itu juga menghasilkan beberapa

rekomendasi yaitu:

a) PEMERINTAHAN

1. Mengharapkan kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan

yang berimplikasi luas secara cepat , tepat dan tidak

berlarut-larut. Seperti kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan

bahan pokok dan pangan

2. Mengharapkan kepada pemerintah agar meninjau kembali

rencana pemberian Bantuan iuMasyarakat Miskin (BLMS)

dengan lebih diarahkan untuk bidang-bidang yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat, seperti : transportasi,

pendidikan dan kesehatan.

3. Mendorong pemerintah agar mengintegrasikan bentuk-bentuk

pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah hanya

menjadi 2 (dua) jenis saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii)

Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

4. Mendorong pemerintah segera melakukan pembahasan Revisi

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Rancangan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Dewan

Perwakilan Rakyat RI demi kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan

5. Mendorong pemerintah segera melengkapi peraturan

perundang-undangan terkait Revisi UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah paling lambat satu tahun setelah

disahkan.

6. Mendorong Pemerintah untuk melibatkan Apeksi dalam proses

penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah turunan dari UU

Pemerintahan Daerah dan UU Aparatur Sipil Negara

7. Mengharapkan kepada Kemendagri untuk mengevaluasi

kembali terhadap produk-produk hukum yang memberatkan

daerah, seperti pelaksanaan Permendagri No. 54 Tahun 2010

(11)

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

8. Mendorong kepada Kemendagri agar menerbitkan pedoman

pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya

terhadap dokumen keuangan daerah guna mengurangi

sengketa informasi akibat tafsir yang berbeda di masing-masing

daerah

9. Mengusulkan kepada pemerintah agar memperluas

kewenangan kepada pemerintah daerah pada urusan

pertanahan, untuk penguatan peran pemerintah daerah dalam

pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah

termasuk diintegrasikan dengan tata guna tanah atau tata

ruang

10. Pemerintah segera mengeluarkan keputusan bersama antara

Kapolri, Kejaksaan dan Mendagri mengenai Surat MENPAN No.

148/MENPAN/5/2003 Tentang pedoman umum penanganan

pengaduan masyarakat

b) SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR

Mendorong Pemerintah segera melakukan percepatan remunerasi

yang dianggarkan dari APBN di jajaran Kementerian Dalam Negeri

khususnya Pemerintah Daerah yang merupakan garda terdepan

pelayanan masyarakat.

c) KEUANGAN DAERAH

1) Penegasan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah dalam

peraturan perundang-undangan terutama penegasan prinsip

“money follows functions” yaitu perlunya menjamin ketersediaan

sumber daya untuk mendanai urusan/fungsi yang telah

didesentralisasikan.

2) Mengusulkan kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan

tentang dana-dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

untuk dijadikan dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga

terintegrasi ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk

mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah dan

pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) masing-masing

(12)

3) Merekomendasikan perubahan formulasi DAU dan

mengeluarkan beban gaji dari alokasi DAU kota/kabupaten agar

belanja gaji pegawai diambil dari APBN. Jika reformulasi

diberlakukan maka diusulkan ada kebijakan antara selama 5

tahun.

4) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer dana alokasi

khusus (DAK) dan menghapus kewajiban daerah untuk

meyediakan dana pendamping.

5) Merekomandasikan dana sertifikasi guru dibayarkan oleh

pemerintah pusat langsung ke guru dan tidak masuk dalam

struktur APBD.

6) Mendorong pemerintah untuk mengalokasikan dana

perimbangan berdasarkan kerangka pembiayaan jangka

menengah (multi years) untuk memudahkan perencanaan

anggaran di daerah.

7) Mendorong pemerintah untuk melakukan reformulasi dana

perimbangan (perhitungan hingga alokasi) untuk lebih

menciptakan insentif kepada pemerintah daerah , menciptakan

efisiensi dan peningkatan pelayanan publik.

8) Mengusulkan kepada pemerintah untuk mempercepat

perhitungan dan pendistribusian dana bagi hasil pajak, bukan

pajak dan bantuan lainnya baik dari pemerintah maupun

pemerintah provinsi kepada pemerintah kota/kabupaten paling

lambat pada awal triwulan.

9) Mengusulkan kepada pemerintah agar mempercepat penetapan

dan informasi alokasi anggaran dari pemerintah pusat dan/atau

pemerintah provinsi paling lambat Bulan September tahun

berjalan dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari

praktek percaloan.

10) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer DAK Kesehatan

dan kualitas penyaluran DAK dari pusat ke daerah.

11) Agar Kementrian Keuangan dan pihak terkait, mempermudah

syarat-syarat bagi Pemerintah Daerah dalam memperoleh

pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

(13)

pencantuman Pos Pembiayaan bagi Asosiasi Pemerintah

Daerah dalam perubahan Permendagri tentang Penyusunan

APBD.

d) TATA RUANG

1) Mendorong pemerintah agar meninjau kembali UU no. 26

Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang tentang tata ruang karena

memberatkan daerah dengan tipologi wilayah yang

berbeda-beda dan berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan

memperhatikan perencanaan bottom up.

2) Mendorong pemerintah dan/atau pemerintah daerah agar

mengimplementasikan kerjasama terkait tata ruang wilayah dan

transportasi.

3) Mendorong pemerintah pusat dan/atau daerah untuk

mengembangkan rencana infrastruktur daerah.

4) Mendorong pemerintah untuk segera menyusun Peraturan

Pemerintah Tentang Prosedur Perolehan Ijin dan Tata Cara

Penggantian yang layak sesuai dengan pasal 37 ayat 8 UU No.

26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

e) LINGKUNGAN HIDUP

1) Agar pemerintah meningkatkan transparansi akses dan

mekanimse pendanaan infrastruktur di bidang lingkungan

2) Pemerintah dapat memfokuskan DAK bidang lingkungan pada

satu kementerian yang ditunjuk oleh pemerintah, agar terjadi

pemerataan dalam penerimaan DAK bidang lingkungan.

3) Mendorong Pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi

terhadap Aksi perubahan iklim (Adaptasi dan mitigasi) di setiap

kota pada skala nasional dan internasional.

4) Mendorong pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi

area tangkapan air dan melindungi kawasan sumber air

5) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan

kementerian terkait untuk kebijakan pengurangan resiko

bencana dan skenario penanganan bencana di daerah

6) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan

(14)

3. Indonesia City Expo (ICE) di Palangkaraya tanggal 07 - 11 Mei 2013,

Pemerintah Kota Semarang didalam ICE 2013 ini menampilkan

produk-produk dari UKM binaan Pemerintah Kota Semarang (batik

semarangan, kerajinan tas, serta produk olahan khas semarang)

4. Rakor Komwil III di Jakarta Pusat tanggal 03 – 06 Desember 2013

Rakor yang dilaksanakan di Jakarta Pusat memiliki tema “Peningkatan

Pelayanan Publik melalui re- Fungsi Infrastuktur” dengan 2 sub tema

yaitu:

1. “Peran Pemerintah Daerah dalam Penataan Pasar Tradisional”,

dengan hasil rumusan sebagai berikut:

1) Revitalisasi pasar tradisional dilakukan melalui strategi

perbaikan pasar-pasar tradisional, pengelolaan dan sekaligus

penyediaan ruang bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan

menghindari penggusuran.

2) Revitalisasi pasar tradisional ditujukan secara khusus untuk

peningkatan kesejahteraan pedagang melalui peningkatan

sarana-prasarana bidang perdagangan, koperasi dan UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan secara umum ditujukan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

3) Penataan pasar tradisional dan PKL dilakukan melalui re-fungsi

infrastruktur melalui recovery penataan usaha perdagangan dan

UMKM, rehabilitasi lokasi pasar dan PKL, pembebasan lahan

yang akan dipergunakan untuk relokasi PKL serta evaluasi dan

monitoring.

4) Pengelolaan pasar tradisional dilakukan melalui perencanaan

fisik dan non-fisik, kelembagaan dan struktur organisasi, tata

kelola tempat usaha dan perijinan, pelaksanaan pembangunan

pasar, serta pengendalian dan evaluasi.

5) Pemberdayaan pasar tradisional dilakukan dengan peningkatan

profesionalisme pengelola, peningkatan kompetensi pasar dan

peningkatan kualitas pembenahan sarana fisik pasar secara

terpadu pada manajemen lalu lintas barang dan orang,

pengendalian keamanan, kebersihan dan keindahan

(15)

6) Keuangan pasar tradisional teranggarkan dan bersumber dari

APBD.

7) Pembinaan dan pengawasan terhadap pasar tradisional

dilakukan melalui sosialisasi kebijakan dan pemberdayaan

pasar tradisional, koordinasi perumusan kebijakan, pedoman

pengelolaan pemberdayaan, supervisi dan konsultasi,

pemantauan dan evaluasi pengelolaan dan pemberdayaan

serta pengawasan dari Kepala Daerah melalui SKPD terkait.

2. “Membangun Daerah dengan Model Zonasi (Kementerian

Perumahan Rakyat)” dengan hasil rumusan sebagai berikut:

1) Penataan ruang melalui model zonasi didasarkan pada UU

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, khususnya Pasal 35

yakni “pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui

penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan

disentif, serta pengenaan sanksi.

2) Penataan tata ruang model zonasi dilakukan dengan pola

penanganan permukiman yang di-design melalui: (i)

pemeliharaan lingkungan; (i) perbaikan lingkungan; (iii)

peremajaan lingkungan; dan (iv) pembangunan baru terhadap

lahan yang tersedia untuk dipergunakan sebagai kawasan baru

terbangun.

3) Penataan tata ruang model zonasi sebagaimana diatur di dalam

UU sebagaimana dimaksud di atas dilakukan melalui peraturan

zonasi yang termuat di dalam Rencana Detil Tata Ruang

(RDTR).

4) Pola penanganan permukiman model zonasi di DKI Jakarta

menyesuaikan dengan peraturan zonasi yang dikeluarkan oleh

Dinas Tata Ruang DKI Jakarta melalui relokasi permukiman

yang berada di kawasan dengan peruntukan non-hunian dan

pembangunan lahan dengan peruntukan permukiman sesuai

dengan insentitas yang ditetapkan.

5) Penataan ruang model zonasi memiliki nilai kemanfaatan yang

efisien dan efektif dari sisi pengelolaan, meningkatkan nilai

(16)

6) Identifikasi permasalahan dalam penerapan model zonasi di

DKI Jakarta, diantaranya adalah: (i) terbangunnya Kota Jakarta

yang terlebih dahulu dari pada rencana yang ada; (ii) status

kepemilikan lahan; dan (iii) partisipasi aktif-pasif masyarakat.

C. CITYNET INDONESIA DAN CITYNET ASIA PASIFIC

Sesuai dengan hasil Rapat Pengurus Citynet Indonesia, Pemerintah

Kota Semarang resmi menjadi anggota Citynet Indonesia sejak tanggal 22

Desember 2008, yang pada waktu itu masih dalam naungan BKPM.

Disamping menjadi anggota Citynet Indonesia Kota semarang juga menjadi

anggota Citynet Asia Pasific yang di tandai dengan keikutsertaan dalam

Kongres Yokohama yang diadakan di Yokohama, Jepang pada tanggal

6 – 11 September 2009.

1) Citynet Indonesia

Dalam tahun 2013 ini Presiden Citynet Indonesia yaitu Walikota

Balikpapan telah mengagendakan beberapa kegiatan yaitu:

- Laporan pertanggungjawaban tahun 2012 dan penyusunan

perencanaan kegiatan tahun 2014 di Kota Balikpapan

- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Sorong

- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Kupang

Namun dalam pelaksanaanya hanya satu kegiatan yang dilaksanakan

yaitu Rapat Kerja Teknis Tahun 2013 dan Sharing Best Practice tentang

pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan

umum di Kota Sorong pada tanggal 23 – 25 Oktober 2013 dengan

materi sebagai berikut:

a) Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia memaparkan

tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum.

b) Pemerintah Kota Sorong memaparkan tentang Pelaksanaan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

Kota Sorong.

c) Pemerintah Kota Sidoarjo memaparkan tentang Pelaksanaan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

(17)

2) Citynet Asia Pasifik

Adapun kegiatan yang di ikuti oleh Kota Semarang adalah :

- Menghadiri Kongres Citynet Asia Pasific ke 7 tahun 2013 di Kota

Seoul, Korea Selatan pada tanggal 02 - 07 November 2013dengan

rangkaian kegiatan sebagai berikut:

a) Seminar Internasional tentang Urban Management and

Development (Khususnya: perumahan/permukiman, transportasi, air

bersih, penegelolaan pendidikan dan kesehatan kota) dan

dilanjutkan dengan kunjungan best-practices yang dilakukan di

kawasan metropolitan Seoul.

b) Pemilihan Presiden Citynet-Asia Pasific yang baru dengan hasil

sebagai berikut:

- Presiden : Walikota Seoul

- Wakil Presiden 1 : Walikota Bangkok

- Wakil Presiden 2 : Walikota Makati

c) Pemilihan anggota Executive Committee, saat ini dari Indonesia

yang menjadi anggota Excomini adalah Kota Surabaya.

d) Pemilihan anggota Election Committee, dari Indonesia yang terpilih

menjadi anggota Election Committee adalah Kota Sukabumi.

D. SISTER CITY

1. Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Den Haag (Belanda)

Pemerintah Kota Semarang telah melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Den Haag Belanda. Hal ini diawali dengan keikutsertaan

Pemerintah Kota Semarang di dalam acara Pasar Malam Indonesia (PMI)

yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di

Den Haag Belanda. Pemerintah Kota Semarang didalam acara PMI tersebut

mempromosikan perdagangan, pariwisata, budaya dan kuliner khas

Semarang sehingga diharapkan membuka peluang kerjasama investasi

dengan pelaku usaha di Kota Den Haag. Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan penjajagan kerjasama Sister City dengan Kota Den Haag tentang

pengelolaan kawasan kota lama. Selain itu Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan kunjungan ke Perusahaan air minum terbesar “Degremont” di

Paris Perancis untuk menimba ilmu di bidang penyediaan air dalam rangka

(18)

2. Sister City Kota Semarang – Kota Brisbane (Australia)

Kerjasama Kota Kembar ini telah dirintis sejak tahun 1993 antara

Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota Brisbane, Queensland,

Australia dan terus diperpanjang hingga tahun 2002. Pada tahun 2009.

Hingga saat ini, Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota

Brisbane masih terus menjalin hubungan baik.

Pada tahun 2013 hubungan Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah

Brisbane semakin erat hal itu di buktikan dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Penerimaan Delegasi University of Queensland dan Griffith University

pada bulan mei yang meliputi:

a. Courtesy Call UQ dengan Pemerintah Kota Semarang.

b. Presentasi Prof.Heidi Dahles dan Dr. Peter Wood dari Brisbane

Australia tentang Penanganan kepariwisataan di Kota Semarang

2. Jamuan Makan malam Pemerintah Kota Semarang dengan Griffith

University pada bulan juni.

3. Kunjungan Pemerintah Kota Semarang Ke Pemerintah Kota Brisbane

dalam rangka perayaan 20 tahun Sister City Semarang – Brisbane dan

kunjungan ke Melbourne dan Sidney. Sebagai langkah tindak lanjut

pada tahun 2014 direncanakan Pemerintah Kota Semarang akan

mengirim staf untuk magang di Pemerintah Kota Brisbane. Hal ini

merupakan wujud nyata dari kerjasama siter city ini dan diharapakan

ada transfer ilmu yang akan didapatkan oleh Pemerintah Kota

Semarang,.

3. Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Jung-gu (Korea

Selatan)

Pemerintah Kota Semarang juga melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Jung-gu Ulsan Metropolitan City, Korea Selatan. Kedua

Pemerintah Kota sudah saling melakukan kunjungan kerja dan pada tanggal

13 November 2013 telah dilakukan penandatangan LoI antara kedua Kota di

Kota Semarang. Adapun latar belakang penandatanganan LoI ini adalah

adanya ketertarikan dari kota Jung-gu untuk menjalin kerjasama dengan

kota-kota di Indonesia, hal ini kemudian di fasilitasi oleh Kementrian Dalam

(19)

Kota Jung-gu yaitu direncanakan kedua kota akan melakukan

penandatangan MoU Kerjasama Sister City di Kota Jung-gu, Korea Selatan.

4. Rintisan Kerjasama Sister City Kota Semarang – Kota Kuala

Lumpur (Malaysia)

Selain kerjasama Sister City diatas Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan rintisan kerjasama Sister City dengan Kota Kuala Lumpur

Malaysia. Hal ini ditandai dengan kunjungan Walikota Semarang Ke Kuala

Lumpur yang tergabung di dalam kunjungan balasan misi Kadin Jawa

Tengah pada tanggal 10 – 12 Maret 2013. Dengan adanya rintisan Sister City

diharapkan dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak. Kerjasama yang

dapat dikembangkan antara lain perdagangan, ekonomi, budaya, pariwisata

dan pendidikan.

5. Rintisan Kerjasama Dengan Singapura

Pemerintah Singapura melalui Menteri senior Urusan Luar Negeri dan

Duta Besar Singapura Anil Kumar Nayar melakukan kunjungan ke

Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 25 September 2013 yang

berencana melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang di

Bidang Kepariwisataan. Menurut info yang berkembang, tokoh Singapura Lee

Kuan Yew berasal dari Semarang, hal inilah yang akan dibidik sebagai fokus

kerjasama bidang pariwisata antara Singapura dengan Kota Semarang.

selain bidang pariwisata, kerjasama juga akan dilakukan di bidang tata kota

dan perdagangan serta industri kecil menegah (UKM).

E. KERJASAMA ANTAR DAERAH YANG LAINNYA

1. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota semarang dengan

Kabupaten Semarang Nomor: 415.4/05/KJS/2013 - 019.6/76 tentang

Kerjasama Pemanfaatan Air Bersih

Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah untuk memberikan dasar

hukum terhadap pemberian kontribusi air bersih oleh PIHAK KEDUA

kepada PIHAK KESATU sebesar 20 % ( dua puluh persen ) dari total

debit air yang dimanfaatkan, jangka waktu 12 bulan.

2. Perjanjian Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan

PT. Angkasa Pura I (persero) tentang addendum perjanjian kerjasama

pemerintah provinsi jawa tengah, pemerintah kota semarang, PT.

(20)

sp.42/hk.09.01/2012/du tanggal 30 maret 2012 ttg pembangunan jalan

akses dari jembatan sungai siangker menuju lapangan parkir terminal

baru bandar udara Internasional Ahmad Yani. Perjanjian Kerjasama ini

berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013 dan berakhir pada tanggal 30 Juni

2015 serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

3. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dan PT.

Indonesia Infrastrukture Finance (IIF) tentang penyiapan dan

pelaksanaan pengadaan badan usaha proyek kerjasama pemerintah –

swasta (KPS) sistem penyediaan air minum (SPAM) semarang Barat.

Nomor: 019.6/59, Nomor: PKS.2013.PBSA-1/III/IIF tanggal 27 Maret

2013. Maksud dari perjanjian adalah berkerjasama dan menugaskan

Pihak Kedua untuk melakukan asistensi dan pendampingan dalam

melaksanakan pengadaan badan usaha melalui proses pelelangan

proyek.

6.2. KERJASAMA PIHAK KETIGA

Guna optimalisasi penyelenggaraan pembangunan daerah,

pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga memegang peranan penting

karena dengan kerjasama tersebut pengelolaan potensi daerah yang ada

dapat lebih mempunyai nilai tambah dan nilai manfaat baik bagi pemerintah

daerah maupun bagi masyarakat. Kerjasama dengan pihak ketiga diharapkan

bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan aset dan pelayanan publik untuk

meningkatkan investasi di Kota Semarang yang bermuara pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Implementasi kerjasama daerah dengan pihak

ketiga dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perundang undangan, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama

Daerah;

3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

(21)

4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah;

5. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah;

6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

semarang 2010 – 2015;

7. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031;

8. Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 A Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Kota Semarang.

Hasil kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan pada tahun 2013

antara lain :

a. Kerjasama Sewa Menyewa Lahan terdiri dari :

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

1. No.644.2/8/2013

Tanggal 01 Januari 2013

 Perpanjangan Sewa Menyewa Pertokoan Di Lantai I Plasa II (Dua) Simpanglima Yang Beralamat Di Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan No.2 Semarang Oleh PT.Metropolitan Golden Management

 Lokasi : Luas ± 100 m² terletak di AS.OP.17-18 yang dipergunakan untuk Restoran Dim Sum.

 Jangka waktu sewa 5 (lima) tahun (29/10/2012 - 28/10/2017).  Uang sewa 5 th Rp. 1.450.000.000,- yang dibayar secara

bertahap sebanyak 10 kali selama 10 bulan pada tahun pertama dgn perincian sbb:

- Jan 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Feb 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Mar 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Apr 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Mei 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Juni 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Juli 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Agt 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Sep 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Okt 2013 sebesar Rp. 145.000.000,-

2. No.641/27

Tanggal 06 Febuarri 2013

 Perpanjangan Sewa Menyewa Areal Parkir Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak Di Lantai 5 Plasa 2 Simpanglima Kota Semarang Oleh Hotel Horison Semarang

 Obyek yg dikerjasamakan :

Luas lahan ± 1.621 m² digunakan untuk parkir roda 4 sbg fasilitas penunjang hotel Horison Semarang Areal Parkir Lt. VII Plasa Simpang Lima seluas 920m2.

 Jangka waktu 3 Tahun ( 1/1/2013 – 31/12/2015 )  Uang sewa 3 tahun Rp. 690.000.000 dg perincian:

 Juni 2013 sebesar Rp. 115.000.000  Juli 2013 sebesar Rp. 115.000.000  Agust 2013 sebesar Rp. 115.000.000  Sept 2013 sebesar Rp. 115.000.000  Okt 2013 sebesar Rp. 115.000.000  Nop 2013 sebesar Rp. 115.000.000

(22)

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

berjalan. 3. No.641/28

Tanggal 08 Febuari 2013

 Perpanjangan Sewa Menyewa Bangunan Atau Ruangan Di Lantai IV Gedung Juang 45 Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak di Jalan Pemuda Nomor 163 Semarang Kepada PD. BPR Bank Pasar Kota Semarang

 Luas lahan ± 502,25 m²

 Jangka waktu 5 tahun ( 9/2/2013-8/2/2018)

 Sewa lahan sebesar Rp. 200.000.000 dengan perincian sebagai berikut :

- Tahun 2013 sebesar Rp. 40.000.000,-

- Tahun 2014 sebesar Rp. 40.000.000,-

- Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,-

- Tahun 2016 sebesar Rp. 40.000.000,-

- Tahun 2017 sebesar Rp. 40.000.000,-

 Disetorkan ke Kasda paling lambat 25 Februari tahun berjalan 4. No.641/62

Tanggal 01 Maret 2013

 Sewa Menyewa Lahan Di Jalan Tiang Bendera Dan Di Sepanjang Jalan Kapten Laut Wiratno Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Untuk Pembangunan Prasarana Air Bersih Oleh PT. Tirto Podo Moro Jakarta.

 Lokasi : Sewa lahan seluas ±1.030 m² untuk pembangunan prasarana Air bersih sebagai berikut:

- Jl. Tiang Bendera seluas ± 35 m² untuk pembangunan rumah pompa ( samping rumah pompa Kali Baru )

- Sepanjang Jl. Kapten Laut Wiratno seluas ± 995 m² untuk pemasangan instalasi jaringan pipa air bersih.

 Jangka waktu 5 sewa (lima) tahun ( 01/04/2013 – 13/03/2018 )  Uang sewa selama 5 th. sebesar Rp. 245.400.000 dibayarkan

setiap awal tahun berjalan dgn perincian sbb :

- Tahun 2013 sebesar Rp. 38.200.000,- - Tahun 2014 sebesar Rp. 43.000.000,- - Tahun 2015 sebesar Rp. 48.500.000,- - Tahun 2016 sebesar Rp. 54.500.000,- - Tahun 2017 sebesar Rp. 61.200.000,-

 Pembayaran Uang sewa disetorkan ke Kasda paling lambat setiap tanggal 1 Mei tahun berjalan.

5. No.030/111

Tanggal 04 Juni 2013

 Sewa Menyewa Aset Milik Pemerintah Kota Semarang Di Lingkungan Balaikota Untuk Pemasangan Jaringan Telekomunikasi Dengan PT. Mac Sarana Djaya Jakarta.

 Lokasi :

- Sebagian ruang lantai 9 Gd. Mr. Moch. Ichsan seluas ± 31.125 m2 yang digunakan untuk penempatan Shelter BTS dan antena luar.

- Sebagian ruangan yang berada di gedung – gedung

kantor di lingkungan Balikota Semarang seluas ± 1,4306 m2 yang digunakan untuk penempatan titik antena dalam.

 Jangka waktu sewa selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal 04 Juni 2013 sampai dengan tanggal 3 juni 2018

 Nilai sewa sebesar Rp. 301.000.000,- (tiga ratus satu juta rupiah) yang dibayarkan 2 tahap dengan perincian sebagai berikut:

- Tahap I sebesar Rp. 100.000.000,- dibayarkan paling

lambat pada tanggal 1 Juli 2013.

- Tahap II sebesar Rp. 201.000.000,- dibayarakan paling

lambat tanggal 1 Oktober 2013 6. No.019.6/218/2013

No.

019/SEK/PGIJTG/XII/2013 Tanggal 23 Oktober 2013

 Pengelolaan Lapangan Golf Gombel Semarang dengan cara sewa oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah  Merupakan tindak lanjut dari adanya pemutusan perikatan

(23)

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) dan membayar PBB selam 2 tahun (tahun 2012 dan tahun 2013) berserta dendanya sebesar Rp. 767.000.000,- (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah). Untuk menghindari kekosongan pengelolaan, maka Pemerintah Kota Semarang mohon bantuan fasilitasi pengelolaan sementara kepada PGI Jateng sebagai lembaga professional uang dipandang mempunyai kemampuan dalam bidang olah raga golf.

 Jangka waktu sewa adalah sampai dengan di tunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun, mulai tanggal 23 Oktober 2013.

 Nilai sewa sebesar Rp. 100.000.000,- setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 15 pada periode berkenaan.

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

b. Kerjasama Program Dana Bergulir

NO NOMOR & TANGGAL PERJANJIAN

KETERANGAN

1. No.050/2910

No.229/BMI/SMG/IX/2013 Tanggal 13 September 2013

 Program Pengelolaan Dana Bergulir Syariah Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kota Semarang Kerjasama Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Semarang.

 Bagi hasil dan/atau marjin bagi Koperasi dan UMKM penerima Dana Bergulir Syariah dilakukan berdasarkan keuntungan bersih yg diperoleh dari pembiayaan kepada anggotanya. Keuntungan bersih diperoleh dari pendapatan Koperasi dan UMKM setelah dikurangi pajak dan biaya paling banyak 20 % dari total pendapatan program.

 Perhitungan dan distribusi bagi hasil sebagai berikut :

- Pihak I 15 % , Pihak II 20 %, Koperasi & UMKM 65 % - Keuntungan Pihak II didistribusikan untuk keperluan adm,

pengawasan dan pembinaan Koperasi & UMKM

- Perhitungan & distribusi dilakukan setiap 3 bln terhitung

sejak pencairan dana bergulir syariah dari Pihak II 2. No.510.72/1104

No.17/BPSMG/IV/13 Tanggal 19 April 2013

 Program Pengelolaan Modal Bergulir Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kota Semarang kerjasama dengan PD.BPR Bank Pasar.

 Sasaran : Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) binaan PKK dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM).

 Jangka waktu 36 bulan (19/4/2013 - 18/4/2016)

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

c. Selain kerjasama tersebut diatas,Pemerintah Kota Semarang telah

melakukan fasilitasi optimalisasi pengembangan lapangan golf

Manyaran Indah dengan PT. Mega Kuantum Properti Indonesia yang

menghasilkan perjanjian sewa menyewa selama 30 tahun dengan masa

grace period diawal untuk pembangunan selama 2 (dua) tahun terhitung

sejak tanggal 1 Januari 2014 dan akan berakhir pada tanggal 31

Desember 2045 dengan nilai sewa sebesar Rp. 44.270.000.000,-

(24)

d. Dalam rangka pengawasan dan pengendalian kerjasama dengan pihak

ketiga, maka pelaksanaan kerjasama yang kurang menguntungkan

Pemerintah Kota Semarang dan mempunyai potensi konflik /

bermasalah selama ini, pada tahun 2013 telah dilakukan langkah tegas

penyelesaian dengan melakukan pemutusan / pengakhiran perikatan

perjanjian kerjasama yaitu:

 Penghentian perjanjian sewa tanah di Jl. Pandanaran Kel. Mugassari

yang dipergunakan untuk SPBU oleh PT.Rabas dikarenakan adanya

permasalahan hukum terkait denda keterlambatan pembayaran uang

sewa yang sampai saat ini masih proses tingkat kasasi di Mahkamah

Agung. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau

maka saat ini tanah tersebut di fungsikan sebagai taman kota.

 Pemutusan perikatan perjanjian sewa tanah dan bangunan lapangan

golf Gombel Golf Semarang berserta fasilitasnya di Jl. Gombel Lama

Nomor 90 Kel. Tinjomoyo Kec. Banyumanik Semarang oleh PT.

Damar Djaya Lestari dikarenakan adanya cidera janji pihak

PT.Damar Djaya Lestari yaitu:

- Tidak membayar bank garansi sebesar Rp. 1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah)

- Tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan selama 2 tahun (tahun 2012 dan 2013) berserta dendanya sebesar Rp.

767.000.0000 (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah) per

September 2013.

 Dasar :

- Surat Walikota Semarang Nomor : 030/04175 tanggal 10 Oktober 2013 perihal Pemutusan Perikatan Perjanjian Sewa Menyewa

Lapangan Golf “Gombel Golf Semarang”.

- Berita Acara Serah Terima Nomor :030/04332 tanggal 22 Oktober 2013 tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan

Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang

Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

Untuk menghindari kekosongan pengelolaan lapangan golf Gombel Golf

(25)

Tengah sebagai pengelola sementara dengan cara sewa sampai

ditunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun.

 Dasar:

- Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : 030/579 tanggal 22 Oktober 2013 tentang Penunjukan Pengelolaan Sementara Tanah

Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta

Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90

Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Oleh

Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah.

- Surat Perjanjian Nomor : 019.6/218/2013 – Nomor : 019/SEK/PGI-JTG/XII/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Pengelolaan

Sementara Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf

Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel

Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik

Semarang Oleh Persatuan Golf Indonesia Provinsi Jawa Tengah.

- Berita Acara Nomor : 031/04335 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf

Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di

Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan

Banyumanik Kota Semarang.

e. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga

pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatan kajian terhadap beberapa

obyek yang di pandang mempunyai potensi untuk di kerjasamakan /

dikembangkan yaitu:

1. Kajian Peluang Kerjasama Pengembangan Kawasan Tinjomoyo

Kota Semarang.

2. Kajian Potensi Kerjasama Pemanfaatan Pasar Ikan Higienis (PIH)

Mina Rejomulyo Kota Semarang.

3. Kajian Peruntukan Terbaik Lapangan Pancasila Terhadap

Pengembangan Kawasan Simpanglima Terpadu.

4. Kajian Strategi Pengembangan Goa Kreo Kota Semarang

5. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Kota Lama Di Kota

Semarang

6. Kajian Pemanfaatan Kawasan Banjir Kanal Barat Sebagai Wisata

(26)

f. Sedangkan dalam rangka evaluasi perjanjian kerjasama maka telah

diadakan kajian yaitu:

1. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Kontrak Bagi Tempat

Usaha Dalam Rangka Peningkatan Daya Guna Tanah Di Sekitar

Tugu Tabanas Gombel Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.

2. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Sewa Menyewa

Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang

Berserta Fasilitasnya Milik Pemerintah Kota Semarang Yang

Terletak Di Jalan Gombel Lama No.90 Kelurahan Tinjomoyo

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

6.3 KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

6.3.1 Koordinasi Musyawarah Pimpinan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah Bupati/Walikota tidak lagi berkedudukan sebagai

kepala wilayah, di dalam pasal 25 mengatur mengenai tugas dan wewenang

Kepala Daerah sama sekali tidak disinggung kewenangan mengenai

melakukan koordinasi pemerintahan. Dengan demikian Bupati/Walikota tidak

lagi memiliki kewajiban secara hukum untuk melakukan koordinasi instansi

vertikal di daerah. Koordinasi yang dijalankan saat ini, termasuk forum

MUSPIDA hanyalah meneruskan praktik pemerintahan yg selama ada tetapi

tanpa dasar hukum yang jelas. Walaupun demikian pelaksanaan koordinasi

dengan instansi vertikal di Kota Semarang tetap dilaksanakan oleh Walikota

mengingat menjadi hal ini tetap menjadi keputusan yang strategis untuk

dilakukan demi kestabilan bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya

dan Keamanan di wilayah Kota Semarang.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1986 bahwa

Pimpinan Muspida Kabupaten/Kota secara ex-officio dijabat oleh Kepala

wilayah (Walikota) dengan keanggotaan pimpinan unsur pertahanan

(Dandim), pimpinan unsur kepolisian (Kapolres), dan pimpinan unsur

kejaksaan (Kajari). Namun untuk menjaga hubungan baik dan untuk

mempermudah pelaksanaan tugas umum pemerintahan maka unsur

MUSPIDA ditambahkan beberapa Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota

Semarang. Penambahan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Walikota

(27)

Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Semarang dengan susunan keanggotaan

sebagai berikut :

Ketua : Walikota Semarang

Wakil Ketua : Wakil Walikota Semarang

Sekretaris : Sekretaris Daerah Kota Semarang

Anggota : 1. Ketua DPRD Kota Semarang

2. Kapolrestabes Semarang

3. Komandan Kodim 0733/BS Semarang

4. Kepala Kejaksaan Negeri Semarang

5. Ketua Pengadilan Negeri Semarang

6. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang

7. Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang

8. Ketua Pengadilan Agama Semarang

9. Komandan Lanal Semarang

10. Kepala Satuan Brimob Daerah Jawa Tengah

11. Komandan Yon Arhanudse 15 Semarang

12. Komandan Denpom IV/5 Semarang

13. Komandan Yonif 400/Raider Semarang

14. Kepala Detasemen TNI AU Semarang

15. Kepala Kantor Imigrasi Semarang

16. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang.

Pelaksanaan koordinasi yang bersifat pokok dan strategis dilakukan

oleh Walikota Semarang bersama-sama dengan unsur Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah Kota Semarang serta Perangkat Daerah yang ada.

Bersama dengan para Pimpinan Wilayah, Walikota Semarang melakukan

rapat-rapat atau menyelenggarakan Musyawarah Pimpinan Daerah Plus

(Muspida Plus), sedangkan dengan Perangkat Daerah dilakukan dalam

bentuk rapat-rapat koordinasi yang sifatnya koordinasi teknis. Rapat atau

forum koordinasi dimaksudkan dalam rangka konsultasi dan koordinasi untuk

mewujudkan dan memelihara stabilitas dan situasi kondisi daerah yang

kondusif.

Dalam prakteknya Walikota Semarang selaku Ketua, sedapat

mungkin langsung memimpin rapat-rapat koordinasi Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah, untuk dapat merumuskan berbagai alternatif kebijakan

(28)

anggota. Selama tahun 2013 pelaksanaan rapat-rapat koordinasi di tingkat

Muspida Plus selalu efektif dalam membantu memperlancar proses

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota, termasuk

memelihara kehidupan sosial dan politik yang sehat serta kesatuan dan

persatuan bangsa yang kokoh. Di samping fungsi tersebut peran Forum

Koordinasi Pimpinan Daerah ini juga sangat sentral dan strategis guna

memadukan berbagai kegiatan pemerintahan, pembangunan kota dan

pelayanan umum, sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan

tugas-tugas Kepala Daerah.

Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang dilakukan memiliki

beberapa tujuan antara lain :

1) Membangun pemahaman dan persepsi yang sama terhadap kebijakan-

kebijakan yang ditempuh dalam rangka mengefektifkan

program-program pembangunan kota yang dilaksanakan, seperti pembebasan

tanah untuk pembangunan infrastruktur kota, keamanan wilayah dan

lain-lain.

2) Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan

penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan di lingkungan

Pemerintah Kota Semarang secara berdaya guna dan berhasil guna.

3) Mengevaluasi dan melakukan penilaian atas intensitas, ekstensitas,

situasi dan kondisi ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam

masyarakat serta merumuskan langkah-langkah strategis, teknis dan

taktis yang diperlukan dalam rangka pengendalian, pencegahan

maupun penanggulangan ketentraman dan ketertiban umum.

4) Menentukan sistem, prosedur dan mekanisme operasional pengamanan

pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan kota guna

mewujudkan stabilitas nasional dan daerah yang mantap dan terkendali

serta kondusif.

Secara keseluruhan pelaksanaan tugas umum pemerintahan koordinasi

Muspida dilaksanakan dalam bentuk pelaporan, konsultasi dan rapat-rapat

koordinasi dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Hasil pokok yang dicapai selama tahun 2013 adalah meningkatnya

manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota yang

lebih efektif dan terpadu.

Pada tahun 2013 Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota

(29)

informal untuk membahas dan mencari formula yang tepat untuk

menyelesaikan masalah atau menghadapi kondisi ideologi, sosial politik,

sosial budaya, ekonomi dan keamanan dengan data sebagai berikut :

DATA KEGIATAN FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013

NO HARI / TANGGAL MATERI

1 Rabu

16 januari 2013

Rapat FKPD tentang Koordinasi Persiapan Kunjungan Wakil Presiden RI di Kota Semarang

2 Senin

21 januari 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Menghadapi Rob, Banjir, Puting Beliung dan Longsor

3 Kamis

7 februari 2013

Rakor FKPD dalam rangka Meninjaklanjuti Inpres No.2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri

4 Selasa

19 Februari 2013

Rakor FKPD tentang Mengurai Titik-titik Keramaian di Kota Semarang

5 Senin

25 Februari 2013

Rapat FKPD tentang koordinasi persiapan penilaian tahap kedua terkait Adipura

6 Rabu

6 Maret 2013

Pengarahan Forum koordinasi pimpinan Daerah dalam rangka pengamanan Wilayah

7 Kamis

14 Maret 2013

Rakor FKPD tentang Rencana Pelaksanaan kegiatan memperingati Hari Air Sedunia tingka Kota Semarang

8 Kamis

28 Maret 2013

Rakor FKPD tentang sosialisasi persiapan Semarang Great Sale 2013

9 Senin

1 April 2013

Rakor FKPD tentang Rangkaian kegiatan Hari Jadi Kota Semarang ke-466

10 Selasa 9 April 2013

Pengarahan FKPD tentang terkait pemeliharaan Kamtibmas di Kota Semarang

11 Selasa 16 April 2013

Rakor FKPD tentang upaya meminimalisir kejahatan jalanan

12 Kamis 25 April 2013

Rapat FKPD Mengenai koordinasi Pelaksana Festival “Semarang Night

Carnival”

13 Rabu 1 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM dan Hari Buruh Nasional

14 Rabu

9 Mei 2013

Rapat koordinasi FKPD mengenai persiapan pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap 1 Tahun 2013

15 Senin 13 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Persiapan Pelaksanaan Pilgub Jateng

16 Kamis 30 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Pemantapan Persiapan Pengamanan Laga Sepakbola di Wilayah Kota Semarang

17 Selasa 4 Juni 2013

Rakor FKPD tentang persiapan Gerakan Program Semarang Bersih di16 Kecamatan Secara Serentak

18 Kamis 13 Juni 2013

Rapat FKPD mengenai koordinasi Pelaksanaan Launching Car Free Night and Day

19 Selasa 18 Juni 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM

20 Selasa 25 Juni 2013

Rapat FKPD mengenai Sosialisasi Kenaikan Tarif Angkutan Umum

21 Kamis 4 Juli 2013

Rakor FKPD mengenai Jelang Bulan Ramadhan

22 Selasa 9 Juli 2013

Rakor FKPD tenang Persiapan Tinjauan Lapangan Menghadapi Bulan Ramadhan

23 Selasa 23 Juli 2013

Rakor FKPD tentang Menjelang Lebaran 2013

24 Rabu

31 Juli 2013

Rakor FKPD mengenai Pemantauan Kesiapan Fasilitas Umum (seperti Pasar, Stasiun) dan Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Jelang Hari Raya Idul Fitri dilanjutkan Tinjauan Lapangan

25 Jumat

2 Agustus 2013

Rakor FKPD mengenai Pemantauan Arus Lalu Lintas Jelang Lebaran dilanjutkan Pemantauan dari Udara

26 Senin

5 Agustus 2013

(30)

NO HARI / TANGGAL MATERI

27 Selasa

13 Agustus 2013

Rakor FKPD tentang Persiapan Rangkaian Kegiatan HUT RI ke-68 Tingkat Kota Semarang

28 Selasa

3 September 2013

Rakor FKPD tentang Pelaksanaan Festival Banjir Kanal Barat

29 Selasa

10 September 2013

Rapat FKPD tentang Sosialisasi Penyelenggaraan Festival Kota Lama dan Shympony Kota Lama

30 Selasa

16 September 2013

Rapat FKPD tentang persiapan kegiatan Peringatan Haornas Tingkat Semarang

31 Selasa

24 September 2013

Rakor FKPD mengenai upaya percepatan penyelesaian perekaman E-KTP

32 Senin

30 September 2013

Rapat FKPD tentang Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang

33 Rabu

16 Oktober 2013

Rakor FKPD tentang Kesiapsiagaan Pengamanan Situasi kamtibmas dan kontijensi Jelang Pileg 2014

34 Selasa

22 Oktober 2013

Rapat FKPD mengenai checking pelaksanaan Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

35 Senin

28 Oktober 2013

Rapat FKPD tentang koordinasi Kegiatan Kerja Bakti terpadu TNI, Polri dan PNS

36 Senin

11 November 2013

Rakor FKPD tentang Rencana Kunjungan Kerja Walikota Jungu Korea Selatan ke Kota Semarang

37 Senin

18 November 2013

Rapat FKPD tentang Antisipasi Aksi Unjuk Rasa Menuntut Kenaikan UMK Buruh

38 Senin

25 November 2013

Rakor FKPD mengenai Memungkinan Bahaya Bencana selama Musim Penghujan dan Paparan Jalan satu arah

39 Senin

2 Desember 2013

Rapat FKPD tentang Persiapan Penyelenggaraan FFI 2013 di Kota Semarang

40 Selasa

10 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Rangkaian Kegiatan Hari Nusantara ke-14 Tingkat Kota Semarang

41 Senin

16 Desember 2013

Rakor FKPD tentang Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2014

42 Jumat

20 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Pengamanan Perayaan Natal dan Persiapan Pemantauan Natal di Gereja-gereja di Kota Semarang

43 Selasa

31 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Kesiapan Pengamaan Kegiatan Semarak Akhir Tahun 2013

Sumber Data : Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun 2013

6.3.2 KOORDINASI BIDANG PERTANAHAN

Prinsip dasar pembangunan adalah untuk mewujudkan masyarakat

yang adil, makmur dan sejahtera. Agar pembangunan untuk kepentingan

umum dapat terselenggara dengan baik, maka diperlukan ketersediaan tanah

dengan berpedoman pada azas Kemanusiaan, Demokratis dan Berkeadilan.

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan menyediakan

tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran bangsa, negara dan masyarakat dengan tetap menjamin

kepentingan hokum pihak yang berhak.

Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari

tahun ke tahun terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan

tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga dilakukan penyempurnaan dengan

(31)

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya

Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/2013 tentang Biaya

Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;

6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang tersebut mengenai

proses/ tahapan dalam pengadaan tanah sebagai berikut :

a. Perencanaan, yang disusun dalam sebuah dokumen perencanaan

pengadaan tanah.

b. Persiapan, meliputi pemberitahuan rencana pembangunan; pendataan

awal lokasi rencana pembangunan; dan konsultasi publik rencana

pembangunan.

c. Pelaksanaan, meliputi inventarisasi dan identifikasi penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; penilaian ganti

kerugian; musyawarah penetapan ganti kerugian; pemberian ganti

kerugian; dan pelepasan tanah instansi.

d. Penyerahan hasil.

Pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk

kepentingan umum memerlukan kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah

Daerah dengan Badan Pertanahan Nasional. Beberapa kegiatan yang

(32)

1. PENGADAAN TANAH UNTUK WADUK JATIBARANG

Pada Tahun 2013 proses pengadaan tanah untuk pembangunan

Waduk Jatibarang telah mencapai tahap akhir dengan

dilaksanakannya pembayaran ganti rugi tanah yang terletak di

Kelurahan Kedungpane, Kandri dan Jatirejo dengan perincian sebagai

berikut :

NO

LETAK TANAH TARGET REALISASI

KETERANGAN / PROGRES

KELURAHAN KECAMATAN JML LUAS JML LUAS

BID. ( M ²) BID. ( M ²)

1 Kedungpane Mijen 227 1,026,464 224 1,020,408

Tdk diketahui pemiliknya (NN) = 1 bidang, sepakat /ada sengketa = 2 bidang

2 Jatibarang Mijen 8 23.115 8 23.115 Selesai

3 Kandri Gunungpati 196 730.055 196 730.055 Selesai

4 Jatirejo Gunungpati 139 462.172 139 462.172 Selesai

JUMLAH TOTAL 570 1.050.771 567 1,021,623 PROSENTASE = 99 %

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013.

a. Permasalahan / Hambatan:

1) Ada pemilik bidang tanah an. Irwan Apriyanto yang belum sepakat

dengan harga ganti rugi yang ditawarkan;

2) Terdapat 1 (satu) bidang tanah seluas ± 500 M2 yang belum diketahui pemiliknya;

3) Penetapan lokasi akan berakhir Juni 2014.

b. Upaya Penyelesaian

1) P2T perlu melakukan klarifikasi dengan pihak irwan apriyanto,

apakah dapat segera dibayarkan ganti ruginya atau dilakukan

konsinyasi oleh Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang;

2) Menyiapkan surat perintah konsinyasi dari P2T kepada SATKER

serta dokumen pendukungnya;

3) Mengingat penetapan lokasi sudah merupakan perpanjangan,

sehingga sebelum bulan juni pengadaan tanah waduk jatibarang

harus selesai (termasuk apabila harus dikonsinyasi).

2. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN / NORMALISASI

KALI TENGGANG

Proses pengadaan tanah untuk pembangunan/ normalisasi Kali

Tenggan pada Tahun 2013 secara administrasi vakum. Hal ini

(33)

tinggi dibandingkan dengan harga yang dihitung oleh Appraisal. Di

Kelurahan Tambakrejo, harga Appraisal Rp. 580.000,- sedangkan

permintaan warga Rp. 1.900.000,-. Adapun di Kelurahan Terboyo

Kulon harga Appraisal Rp. 70.000,- sedangkan permintaan warga Rp.

500.000,-.

Sebagai upaya penyelesaian akan dijadwalkan musyawarah dengan

warga dengan difasilitasi P2T membahas permasalahan harga tanah,

nilai bangunan dan tanaman. Selanjutnya terhadap sisa tanah yang

tidak efektif dipertimbangkan untuk dibeli semua oleh Satker setelah

dilakukan verifikasi oleh Tim. Demikian halnya terhadap sisa bangunan

yang tidak efektif akan dilakukan pengecekan oleh Dinas terkait.

3. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI

(RETARDING POND)

Upaya penyelesaian terhadap proses pengadaan tanah untuk

pembangunan kolam retensi terus dilakukan, antara lain koordinasi

dengan pihak-pihak terkait (Kementerian BUMN, PT. Pelindo III, PT.

TMB, Kejaksanaan, BPKRI, Pemprov Jateng).

Selanjutnya PT. Pelindo III (Persero) selaku pemegang HPL melalui

suratnya kepada Walikota Semarang yakni Nomor

PJ.06/25.1/PIII-2013 Tanggal 31 Januari PJ.06/25.1/PIII-2013 tentang Pembayaran ganti rugi

pelepasan tanah HPL Pelabuhan menyatakan bahwa pada prinsipnya

telah menyepakati / mau menerima ganti rugi dengan mendasarkan

pada Nilai Appraisal independen dan setelah adanya pendapat resmi

dari BPKP. Namun belum ada kejelasan tentang mekanisme

pembayarannya.

4. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL

BATANG – SEMARANG.

Proses pengadaan tanah guna pembangunan jalan tol Semarang –

Batang sampai dengan Tahun 2013 sementara vakum, menunggu

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Joseph Stalin, suatu bangsa terbentuk secara historis, merupakan komunitas rakyat yang stabil yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, wilayah, ekonomi serta

Sumber primer penelitian ini adalah pertama , penelitian Asis Safioeddin dengan judul “Carok Adalah Kejahatan Pembunuhan Biasa” yang diterbitkan tahun 1979. Kedua ,

[r]

Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli dalam bidang perpustakaan, beliau menyatakan “bagaimana pustakawan dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai garda depan

DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BITUNG KOTA BITUNG TAHUN ANGGARAN 2016u. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KETUA POKJA ( P P

Dengan menggunakan program wxMaxima dan dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada tentukan hasil pengintegralan dari fungsi berikut:. Apa yang

Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe cross--

Sebagaimana diungkapkan oleh guru (Abdul) sebagai berikut: “Kepala madrasah dalam memimpin beliau itu tidak otoriter (sesuka hati), hanya mengeluarkan perintah