“BIMBINGAN MINAT BACA ITU PENTING” Terutama bagi para calon pustakawan
Maitsa Poetika Salifa 1704961
Perpustakaan dan Ilmu Informasi Sabtu, 03 Maret 2018
Perpustakaan sering kali dikaitkan dengan pendidikan. Tentu saja itu bukanlah suatu hal yang salah, karena pada nyatanya perpustakaan memanglah lembaga yang dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu artinya perpustakaan memiliki peranan penting dalam pendidikan. Sama halnya dengan lembaga lain, perpustakaan juga tentunya harus memiliki staf atau pustakawan sebagai pendukung terwujudnya tujuan, cita-cita, bahkan harapan dari lembaga perpustakaan itu sendiri. Hal-hal tersebut dapat tercipta bila tenaga dari perpustakaan memiliki kompetensi yang bahwasannya harus dimiliki oleh para pustakawan. Belum lagi seorang pustakawan juga memiliki tugas yang tidak sedikit dan harus memiliki kemampuan dalam berbagai bidang. Seperti yang telah tertera dalam undang-undang Republik Indonesia No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 4 menyatakan bahwa, “Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa” (UU No.43 tahun 2007). Seperti yang telah ditegaskan dalam undang–undang, perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan kegemaran membaca pemustakanya. Sebelum meningkatkan kegemaran membaca orang lain, pustakawan itu sendiri seharusnya sudah memiliki kemauan untuk membaca yang tinggi dibandingkan dengan para pemustakanya. Namun ketika saya tahu ternyata masih ada pustakawan yang tidak suka membaca, tentunya hal ini sangat memprihatinkan mengingat pustakawan adalah sosok yang seharusnya dapat menjadi tutor dan dapat membimbing setiap pemustakanya. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli dalam bidang perpustakaan, beliau menyatakan “bagaimana pustakawan dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai garda depan dalam literasi informasi dan literasi mental pemustakanya, jika individu pustakawannya sendiri tidak memiliki kegemaran dan kecintaan terhadap membaca?” (Susanti Agustina, 2017) Hal ini semakin memperkuat pernyataan bila seorang pustakawan itu harus memiliki jiwa pembaca yang tinggi sebagai panutan bagi orang lain.
Referensi
Indonesia, PR. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Diakses dari:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/0 94607-UU%2520No.43%2520tahun%25202007%2520tentang
%2520Perpustakaan.pdf&ved=2ahUKEwi-jePb69LZAhWETbwKHfx4DHoQFjADegQICRAB&usg=AOvVaw0sO9m dzGsYKbVOm_U8nfTx
(04 Maret 2018)