Tugas Individu
Mata Kuliah : Keahlian Membaca
Tema : Bagaimana Meningkatkan Minat Baca sebagai Ahli Informasi
dan Perpustakaan
Dosen : Dra. Sukaesih M.Si.,
Evi Rosfiantika M.Si.,
Disusun Oleh :
Ashri Nooraida Permana
210210120065
Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Komunikasi
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya, yang bertemakan “Bagaimana Meningkatkan Minat Baca sebagai Ahli Informasi dan Perpustakaan”.
Makalah ini berisikan informasi tentang apa upaya yang dapat dilakukan bagi seorang ahli informasi dan perpustakaan dalam meningkatkan rasa minat baca. Harapan penulis, semoga informasi yang terkandung dalam makalah ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat baik itu bagi penulis, maupun kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan.
Bandung, Juni 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia tidak akan bisa melangsungkan kehidupannya tanpa informasi. Salah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut antara lain dengan membaca. Seseorang dapat mengetahui, memahami, menganalisis, dan mengingat informasi yang ia dapatkan dari membaca. Akan tetapi untuk saat ini, masyarakat Indonesia masih belum memiliki kesadaran yang besar akan arti pentingnya minat baca. Sebagai seorang ahli informasi perpustakaan yang baik, haruslah meningkatkan rasa minat baca kepada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu minat baca?
2. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca?
3. Bagaimana meningkatkan minat baca sebagai ahli informasi dan perpustakaan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari minat baca.
2. Megetahui apa penyebab rendahnya rasa minat baca di kalangan masyarakat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minat Baca
Menurut Wadaniah dalam Wijayanti (2007:6) “Minat baca adalah merupakan keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seorang yang mempunyai minat baca yang besar ditunjukan oleh kesediaan untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian menjadi membaca atas keinginannya sendiri”. Dari pendapat ini, dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan suatu keinginan yang tumbuh dalam diri seseorang atas dasar niat untuk memahami dan menambah khasanah keilmuan dalam menunujang proses pembelajaran baik dalam lingkup bidang formal maupun informal.
Bagi sebagian orang, membaca adalah hal yang menyenangkan. Namun bagi segelintir orang juga, membaca seringkali dianggap sebagai sebuah hal yang sangat ditakutkan, sehingga menjadi dihindari dan malas untuk dilakukan. Padahal membaca itu merupakan hal yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Pengetahuan yang diperoleh dalam membaca akan meningkatkan harkat, martabat, kinerja, dan produktivitas seseorang.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca
“Berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia merupakan negara yang memiliki minat baca paling rendah. Hal tersebut sungguh disayangkan, mengingat sebagai negara besar, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang unggul.”1
Berdasarkan berita diatas, dapat disimpulkan bahwa rasa minat baca di Indonesia masih sangat rendah. Dalam keterangan yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat H.R Agung Laksono di Media Tempo pada Tanggal 12 Januari 2012, disebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, prosentase minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0,01 persen. Artinya dalam 10.000 orang hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca. Serta tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen sedangkan Singapura 55 persen. Berdasarkan survei UNESCO, budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang paling rendah di kawasan ASEAN.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat bahwa membaca adalah hal yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan. Menurut Mudjito (1994:87) terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi minat baca didalam perpustakaan. Faktor-faktor internal tersebut, antara lain:
a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan b. Kurangnya dana pembinaan minat baca
c. Terbatasnya bahan pustakaan
d. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan e. Terbatasnya ruang perpustakaan
f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan g. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan
h. Kurangnya promosi/pemasyarakatan perpustakaan
Faktor-faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar perpustakaan, namun mempengaruhi pembinaan minat baca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah:
a. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca b. Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan c. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca
d. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca e. Belum semua penulis berpatisipasi dalam pembinaan minat baca
2.3 Bagaimana meningkatkan minat baca sebagai ahli informasi dan perpustakaan?
Rendahnya minat baca di kalangan masyarakat menjadi persoalan penting di dunia pendidikan saat ini. Perkembangan minat baca masyarakat harus menjadi titik fokus perhatian dari seorang ahli informasi perpustakaan dalam menjalankan roda perpustakaan. Mengingat perpustakaan merupakan lembaga non profit penyedia informasi yang mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai media pembinaan minat baca. Seperti apa yang diungkapkan oleh Sutarno NS (2006) bahwa minat baca masyarakat akan berkembang apabila dekat dengan bahan bacaan, merasa senang membaca dan terpeliharanya rasa ingin tahu (curiousity) ditengah matinya budaya baca dikalangan masyarakat.
Menurut Wahyudin (2007) agar dapat berperan baik bagi pengguna jasa, perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan, antara lain:
- Mencerminkan eksistensi dan keberdayaan perpustakaan. Ketersediaan koleksi dan layanan yang baik akan memberikan kesan kepuasan terhadap pengguna perpustakaan, sehingga akan terbangun citra baik pula.
- Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakainya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan.
Hal diatas adalah solusi yang harus dilakukan oleh seorang ahli informasi dan perpustakaan sebagai penentu maju mundurnya suatu perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Hal ini akan terlaksana dengan baik jika seorang ahli informasi mampu membangun komunikasi yang baik dengan elemen-elemen yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan dunia perpustakaan.
edukatif. Kebutuhan pemakai akan bahan-bahan pustaka harus mendapat perhatian sesuai dengan keinginan pemakai sehingga menimbulkan kepercayaan bahwa perpustakaan betul-betul merupakan sumber ilmu dan sumber informasi.
Prabandari dalam Rimbarawa (2006:283) mengemukakan bahwa seorang ahli informasi perpustakaan diharapakan terus mencari terobosan-terobosan baru dalam upaya peningkatan minat baca, dan tetap konsisten untuk menganjurkan kepada generasi-generasi muda untuk membudayakan membaca, karena dengan begitu fungsi dari keberadaan perpustakaan akan terwujud.
Seorang ahli informasi diharapkan pula dapat membuat program-program dan tawaran yang dapat menarik minat pengunjung perpustakaan. Misalnya dengan membuat software-software yang dapat mempermudah sistem pelayanan (catalog, website,blog, e-library), guna menginformasikan hal-hal apa saja yang perlu diketahui masyarakat secara up-to-date. Sebagai seorang ahli informasi perpustakaan yang baik sekiranya juga perlu untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat umum mengenai pentingnya minat baca. Sosialisasi dapat dilakukan pada daerah pedesaan yang notabene masyarakatnya banyak yang tidak bisa membaca. Masyarakat yang tidak bisa membaca akan mudah sekali tertipu oleh oknum-oknum yang memanfaatkannya. Dengan adanya sosialisasi tentang pentingnya minat baca, maka masyarakat yang tidak bisa membaca akan memahami akan arti pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga adanya pembangunan perpustakaan sederhana yang di dukung dengan buku-buku yang berkualitas. Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang mahal untuk membeli buku tetapi dapat membaca buku dengan gratis tanpa biaya di perpustakaan sederhana tersebut.
Selain itu, tata letak perpustakaan juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi minat baca masyarakat. Perpustakaan yang berfungsi sebagai penyimpan semua informasi harus didesain semenarik mungkin agar tidak menimbulkan kejenuhan pengunjung. Disinilah peran seorang ahli informasi perpustakaan. Ia harus merombak kesan masyarakat tentang perpustakaan yang kuno dan membosankan menjadi menarik dan menyenangkan. Hal yang dapat dilakukan diantaranya dengan melengkapi koleksi buku tidak hanya buku ilmiah saja, tetapi terdapat pula buku-buku cerita, novel, komik, majalah, dll. Kemudian adanya akses internet, yang memungkinkan pengunjung dapat mencari informasi tidak terpaku pada buku saja, tetapi dapat mengakses e-journal, e-book, ataupun artikel ilmiah lainnya yang banyak terdapat dalam internet.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Minat baca merupakan suatu keinginan yang tumbuh dalam diri seseorang atas dasar niat untuk memahami dan menambah khasanah keilmuan dalam menunujang proses pembelajaran baik dalam lingkup bidang formal maupun informal. Sangat disayangkan kesadaran akan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, sebagai seorang ahli informasi perpustakaan harus memfokuskan perhatiannya terhadap perkembangan minat baca di masyarakat.
Seorang ahli informasi perpustakaan yang bertindak sebagai pemberi jasa harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan sikap ramah dan sopan santun, agar menimbulkan kesan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat pemberi jasa yang bersifat edukatif. Kebutuhan pemakai akan bahan-bahan pustaka harus mendapat perhatian sesuai dengan keinginan pemakai sehingga menimbulkan kepercayaan bahwa perpustakaan betul-betul merupakan sumber ilmu dan sumber informasi.
Prabandari dalam Rimbarawa (2006:283) mengemukakan bahwa seorang ahli informasi perpustakaan diharapakan terus mencari terobosan-terobosan baru dalam upaya peningkatan minat baca. Terobosan-terobosan baru itu antara lain:
a. Membuat software-software yang dapat mempermudah sistem pelayanan (catalog, website, blog, e-library)
b. Mendesain perpustakaan semenarik mungkin agar pengunjung tetap merasa nyaman berada di perpustakaan
c. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat umum mengenai pentingnya minat baca d. Membangun perpustakaan sederhana yang di dukung dengan buku-buku yang
SUMBER REFERENSI
Anne Ahira. (-). Masih Kurangnya Minat Baca Masyarakat. Diperoleh 10 Juni 2013, dari
http://www.anneahira.com/minat-baca-masyarakat.htm
Arry Rahmawan. (2013, 12 April). 8 Cara Menumbuhkan Minat Baca. Diperoleh 10 Juni 2013, dari http://arryrahmawan.net/8-cara-menumbuhkan-minat-baca/
Dian Mas. (2013, 27 Maret). Meningkatkan Layanan Perpustakaan Menciptakan Minat Baca Masyarakat. Diperoleh 10 Juni 2013, dari http://blog.dianmas.com/2013/03/meningkatkan-layanan-perpustakaan-menciptakan-minat-baca-masyarakat.html
Iskandar Sa Ngali. (2012, 20 Desember). Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Minat Baca Masyrakat : Mengurai Harapan di Balik Kenyataan. Diperoleh 10 Juni 2013, dari http://sangaji-ngali.blogspot.com/2012/12/peran-pustakawan-dalam-meningkatkan.html
Rachmad Faisal Harahap. (2013, 30 Mei). Duh, Minat Baca di Indonesia Paling Rendah. Diperoleh 12 Juni 2013, dari http://www.okezone.com/read/2013/05/30/373/815053/duh-minat-baca-di-indonesia-paling-rendah