DEGRADATION OF MAIMOON PALACE GLORY AND HISTORICAL
VALUE
Sesuai dengan tema besar dan tema kelompok yang diberikan kepada masing-masing kelompok, dimana kelompok D mendapatkan tema "Urban Heritage Tourism" yang berlokasi dibelakang kawasan lingkungan Istana Maimun. KAK (kerangka acuan kerja) kelompok D menjelaskan bahwa akan dibangun bangunan perumahan / apartemen dan bangunan hotel dibelakang Istana Maimun dengan tujuan sebagai tempat tinggal para keluarga sultan dan bangunan hotel itu sendiri sebagai akomodasi untuk para turis yang berkunjung di Istana Maimun.
Pengumpulan data pun dimulai dengan melakukan kunjungan ke lokasi site yaitu kompleks Istana Maimun itu sendiri. Kunjungan ke istana ini bukan merupakan kunjungan perancang yang pertama kali, namun perancang belum pernah mengunjungi bagian belakang dari istana karena pada umumnya kawasan yang berada dibelakang istana merupakan kawasan yang hanya boleh diakses oleh keluarga sultan.
Pintu masuk untuk publik hanya pada gerbang yang ada disebelah sisi kiri, pintu masuk bagian kiri disambut oleh area parkir kenderaan bagi pengunjung istana maimun dan dikelilingi oleh penjual souvenir dan penjaja makanan disekitar area parkir tersebut (lihat gambar 1.2). Terdapat juga gerbang disebelah kanan yang hanya diperuntukkan oleh keluarga sultan, terdapat sebuah toko bunga pada bagian kanan site (lihat gambar 1.3). Dari daerah parkir menuju bangunan istana harus dicapai dengan berjalan kaki, disepanjang area pejalan kaki dapat ditemukan pohon-pohon pinang yang tinggi disepanjang jalan pedestrian menuju pintu utama Istana Maimun (lihat gambar 1.4).
Gambar 1.4. Suasana akses pedestrian menuju istana.
Gambar 1.2. Penjaja makanan, tempat parkir dan penjual souvenir pada site Istana.
Ketika sampai pada akses utama pada istana, terlihat deretan tangga menuju galeri utama pada Istana Maimun. Setelah beberapa anak tangga, perancang menemukan sepatu-sepatu pengunjung yang tersusun rapi pada sisi-sisi tangga menunjukkan bahwa anak tangga berikutnya merupakan daerah bebas sepatu. Setelah melepaskan sepatu, perancang pun segera menaiki anak tangga berikutnya dan sesampainya di depan ruang galeri dapat dilihat terdapat tempat penjualan tiket masuk untuk menikmati galeri Istana Maimun (lihat gambar 1.5).
Setelah membayar tiket masuk dan pemberitahuan maksud kunjungan pada sekretaris umum Yayasan Sultan Ma'moen al-Rasyid Tengku Moharsyah, perancang mulai memasuki ruang utama yang disebut sebagai "balairung" yang awalnya merupakan tempat sultan Deli menerima tamu-tamu penting dan sekarang menjadi galeri utama yang pada sisi kanan terdapat sebuah singasana yang megah dan pada sisi kiri terdapat galeri artefak-artefak dari kesultanan Deli, lebih ke kanan lagi dapat ditemukan gambar-gambar yang menceritakan sejarah kesultanan Deli. Suasana galeri utama terkesan sangat mewah dengan plafon yang
arsitek yang merancang bangunan ini ialah arsitek asal belanda T.H.Van Erp. Gaya arsitektur pada istana merupakan kolaborasi beberapa gaya arsitektur yaitu gaya arsitektur India, Timur-tengah, Melayu dan gaya arsitektur Islam juga terlihat dari kubah yang menutup bangunan istana (Sinar, 1991).
Ruang eksplorasi pada istana cenderung terbatas dan sedikit berhubungan kebanyakan ruangan yang ada dijadikan sebagai toko souvenir oleh keluarga sultan sendiri dan juga daerah yang bisa dinikmati hanya balairung utama sahaja sedangkan bagian lain menjadi tempat tinggal bagi keluarga sultan, hal ini membuat perancang kecewa karena seharusnya kemegahan istana seharusnya dapat dinikmati secara keseluruhan, contohya menurut sejarah yang ada bahwa terdapat penjara dibagian lantai dasar (Sinar, 1991), tentunya ini merupakan hal yang sangat menarik dan mengandung nilai sejarah yang tinggi.
Gambar 1.6. Suasana interior pada istana (sumber: abdullahhatta.wordpress.com;
Eksplorasi kondisi eksisting lingkungan komplek Istana Maimun dilanjutkan dengan mengunjungi bagian belakang dari istana, akses menuju bagian belakang istana harus dicapai dengan berjalan kaki karena akses dengan menggunakan kendaraan hanya diperuntukkan untuk keluarga sultan. Setelah sampai di bagian belakang istana, "ya ampun" demikian yang ada dibenak pikiran perancang melihat kondisi bagian belakang istana, pada belakang istana terlihat sangat tidak terawat dan terdapat beberapa rumah tinggal milik keluarga sultan yang tidak memiliki susunan yang teratur (lihat gambar 1.7). Ada bangunan yang masih menggunakan material sederhana dan ada pula yang sudah menggunakan material yang lebih bagus, melihat kondisi ini seperti ada kesan perbedaan status sosial di antara keluarga sultan (lihat gambar 1.8). Kondisi bagian belakang bangunan istana itu sendiri juga tidak dirawat dan terlihat jemuran-jemuran pakaian milik keluarga sultan didaerah balkon istana, kondisi warna cat pada bangunan istana juga sudah pudar dan tidak ada tanda pemugaran (lihat gambar 1.9).
Akses pintu belakang dari istana ditutup untuk publik dan hanya boleh digunakan oleh keluarga sultan yang berdiam di bangunan istana. Halaman belakang istana juga menjadi tempat parkir kendaraan keluarga sultan, bahkan selasar menuju tangga belakang istana juga dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan. Dari segi vegetasi, bagian belakang istana cukup hijau dengan pohon-pohon disepanjang bagian belakang rumah keluarga sultan yang menghadap kearah muka sungai, namun kondisi bagian belakang komplek Istana Maimun tetap sangat
Gambar 1.8. Salah satu bangunan rumah tinggal yang ada di belakang istana.
memprihatinkan dan kondisi ini seolah-olah menurunkan nilai kemegahan istana tesebut (lihat gambar 1.10).
Terlepas dari kondisi belakang istana, tema besar pada kasus proyek ini berhubungan dengan muka sungai, maka perancang pun mencari akses menuju muka sungai pada daerah tersebut, satu-satunya akses yang ada hanya jalan setapak yang sangat susah dilalui oleh orang (lihat gambar 1.11). Perbedaan ketinggian level dari lokasi site menuju muka sungai sekitar 7 meter dan batas ketinggian muka air sungai sekitar 5 meter dari muka sungai menurut penduduk yang tinggal disana. Keadaan muka sungai juga sangat memprihatinkan, dapat dilihat sampah-sampah sepanjang aliran sungai dan terdapat penduduk yang berasal dari kawasan seberang sungai mencuci pakaian mereka di sungai tersebut. Keadaan muka sungai juga secara tidak langsung mengurangi kemegahan istana (lihat gambar 1.12).
Melihat keadaan lokasi site dimana akan dibangunnya dua bangunan baru dengan tema besar riverfront dan mengandung unsur Urban Heritage Tourism, muncul pertanyaan "bagaimana perancang dapat membuat bangunan perumahan dan hotel yang nyaman dan tetap menjaga nilai-nilai sejarah dan kemegahan istana maimun itu sendiri?" Kata "menjaga" menjadi dasar pemikiran dan ide awal perancang