• Tidak ada hasil yang ditemukan

Guardian Of Deli Sultanate's Gift

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Guardian Of Deli Sultanate's Gift"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Housekeeping and laundry 102 m2

Uniform Service 30 m2

Engineering Department 22.5 m2 Sales Marketing Department 22.5 m2 Accounting Department 22.5 m2 F & B Department 36 m2 Purchasing and store 180.56 m2

Garbage Room 40 m2

F & B Preparation and service 130 m2 Security Department 54 m2

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Pawson, John, (1996), Minimum, London: Phaidon Press Limited.

Sinar T.L., (1991) Sejarah Medan Tempoe Doeloe, Medan: Percetakan Perwira, 1991.

Saito, Yuriko, (Winter 2007), The Moral Dimension of Japanese Aesthetics, The Journal of Aesthetics and Art Criticism, vol.65, no. 1.

Rossell, Joaquin.; Cerver F.A., (2005), Minimalist Interiors, New York: HapperCollins.

Bertoni, Franco (2002), Minimalist Architecture, Firenze: Birkhauser.

Akmal, Imelda, (2007), Menata Apartemen,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Anhar, Lucienne, 2001. The Definition of Boutique Hotels, Industry news, (Online), (http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html, diakses 7 Juli 2014).

Marthur C.A.; Gupta T, 2012. Riverfront Development: Some Thoughts and Guidelines, Issue 6, (Online), (http://archidesignone.com/newsletter/issue-6/riverfront/thesis.php, diakses 8 Juli 2014).

(7)

Bab 3

MID-CLASS APARTMENT AND BOUTIQUE HOTEL AS THE GUARDIAN OF THE GIFT

Setelah melakukan studi lapangan dan mengumpulkan data-data yang ada dan

juga menjawab kasus proyek perancangan disimpulkan bahwa bangunan yang

diperlukan adalah sebuah bangunan apartemen dan bangunan hotel. Dimana

bangunan apartemen dibutuhkan sebagai tempat tinggal baru bagi keluarga sultan

yang tinggal dibelakang Istana Maimun dan bangunan hotel dibutuhkan sebagai

akomodasi bagi pengunjung Istana Maimun baik domestik maupun internasional.

Tipe apartemen yang akan dibangun adalah apartemen kelas menengah dengan

beberapa fasilitas pendukung seperti fitness center dan kolam renang sedangkan

tipe bangunan hotel yang akan dibangun ialah hotel butik.

Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan, terdapat 33 kepala keluarga

pada keluarga kesultanan deli yang bertempat tinggal dibelakang Istana Maimun

dan pada lantai 1 bangunan Istana Maimun itu sendiri. Jumlah unit apartemen

yang harus disediakan ialah 33 unit dan sisa unit lainnya akan dijual dengan

catatan share profit hasil penjualan dengan keluarga sultan. Hasil unit yang

diperlukan berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dan jumlah rumah

(8)

asumsi bahwa 1 keluarga terdiri dari 4 orang, maka jumlah keluarga kota Medan

pada tahun 2020 ialah 597.830 keluarga. Asumsi jumlah rumah yang ada pada kota Medan pada tahun 2020 adalah 572.058, maka terdapat defisit jumlah rumah yang ada pada tahun 2020 yaitu 572.058 - 597.830 = 25.972 rumah. Diasumsikan 10% dari populasi berkehendak tinggal di apartemen, maka terdapat 2597 keluarga.

Pada kasus perancangan ini diasumsikan menyediakan 10% dari jumlah keluarga

yang membutuhkan maka unit yang diperlukan ialah 2597 x 10% = 259 unit apartemen termasuk keluarga sultan, maka jumlah unit yang akan dijual adalah

259 - 33 = 226 unit. Tipe unit yang akan dirancang ialah tipe 1-kamar tidur, 2-kamar tidur sampai dengan 3-2-kamar tidur. Berdasarkan hasil survey, 1 keluarga

yang tinggal dibelakang Istana Maimun terdiri dari 1-5 orang setiap keluarga.

Dimana terdapat 12 keluarga yang terdiri dari 5 orang, 17 keluarga yang terdiri

dari 2-4 orang dan ada hanya 4 keluarga yang hanya terdiri dari 1 orang, maka

rasio perbandingan unit yang didapatkan ialah 2:6:9. Sehingga total unit apartemen yang akan dirancang ialah 259 unit yang terdiri atas 32 unit tipe 1-kamar tidur, 137 unit tipe 2-kamar tidur dan 90 unit tipe 3-kamar tidur termasuk keluarga sultan.

Tipe bangunan apartemen yang akan dirancang ialah bangunan apartemen kelas

menengah. Untuk kategori tinggi bangunan apartemen, tipe apartemen yang akan

di bangun ialah apartemen mid-rise, dimana tinggi bangunan apartemen sekitar 10

(9)

Bangunan kedua yang dibutuhkan ialah bangunan hotel dan tipe yang hotel yang

akan dirancang ialah hotel butik, dimana hotel butik adalah jenis hotel yang

memiliki ciri khas tersendiri dengan tema-tema yang ditawarkan oleh hotel

tersebut biasanya memiliki tema budaya maupun nilai sejarah, dan pada umumnya

hotel butik memiliki kamar yang tidak lebih dari 150 kamar (Anhar,2001)

Pemilihan tipe hotel ini dilatarbelakangi oleh lokasi site bangunan yang memilik

nilai sejarah yang sangat tinggi dimana terdapat bangunan lama yaitu Istana

Maimun itu sendiri sehingga tipe hotel butik merupakan tipe yang sangat cocok

untuk mengakomodasi kebutuhan turisme yang ada sembari menjaga nilai sejarah

serta dapat memperkuat nilai-nilai yang ada pada Istana Maimun.

Pada kasus perancangan ini kelas hotel yang dibutuhkan ialah hotel bintang 4,

dimana terdapat 11 hotel berbintang 4 pada kota Medan terdiri dari: Soechi Hotel

(245 kamar), Santika Dyandra Hotel (324 kamar), Grand Sarela Hotel (221

kamar), Tiara Hotel (178 kamar), Travellers' Suite (52 kamar), Madani Hotel (100

kamar), Polonia Hotel (194 kamar), Asean Hotel (218 kamar), Delta Hotel (52

kamar), Emerald Garden Hotel (158 kamar), and Antares Hotel (143 kamar).

Berdasarkan data diatas terdapat 1885 kamar hotel bintang 4 pada kota Medan

dari jumlah yang ada diambil rata maka terdapat 171 kamar. Selanjutnya

rata-rata tingkat persentase penginapan pada kota medan pada 3 tahun terakhir adalah

43,13% maka jumlah kamar yang diperlukan adalah 73 kamar.

(10)

35% dari jumlah kamar yang disediakan sehingga jumlah kamar yang harus

disediakan ialah 100 kamar.

Hasil perhitungan kebutuhan yang diperlukan untuk kedua bangunan, pembuatan

rancangan konseptual berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan. Adapun hal

pertama yang perancang lakukan ialah melakukan zoning letak bangunan dan

daerah hijau serta daerah yang akan dijadikan sebagai riverwalk (gambar 3.1).

Hotel akan diletakkan pada bagian sisi kanan belakang Istana Maimun dekat

dengan eksisting jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan

komplek Istana Maimun, sedangkan bangunan apartemen akan diletakkan pada

bagian sisi kiri belakang Istana Maimun dan pada bagian tengah antara kedua

bangunan akan dijadikan sebagai daerah terbuka hijau berupa taman serta

disepanjang daerah sempadan sungai akan dijadikan river walk yang bisa

mengakses daerah komplek Multatuli. Peletakan hotel pada daerah yang dekat

dengan komplek Multatuli memiliki alasan karena menurut perancang ini ada

dapat meningkatkan dukungan dari segi kuliner untuk para turis (lihat gambar 3.1).

(11)

Setelah melakukan zoning, selanjutnya perancang membuat rancangan konseptual

awal site. Pada awalnya perancang merancang daerah terbuka hijau dengan

melakukan penerapan tema minimalis yang menyatakan "...by listening to the

figure.." (Bertoni, 2002). Konsep daerah hijau yang perancang rancang pada

awalnya tidak menyerupai apa yang diungkapkan pada konsep minimalis (lihat

gambar 3.2). Kemudian perancang merancang kembali daerah hijau yang ada

dibelakang Istana Maimun sesuai dengan tema perancang dengan menerapkan

unsur geometri karena pada umumnya arsitektur minimalis menggunakan unsur

geometri (Pawson, 1996). Perancang mengambil unsur geometris yang ada pada

Istana Maimun untuk merancang bentuk ruang hijau yang ada (lihat gambar 3.3).

(12)

Terlihat pada gambar 3.2 unsur geometris pada area terbuka belum terpenuhi

bahkan tidak dapat ditemukan unsur geometris pada site. Namun setelah hasil

revisi terlihat daerah terbuka hijau yang berada dibelakang Istana Maimun lebih

terlihat unsur geometrisnya. Konsep ini mengingat bahwa Istana Maimun

memiliki unsur geometris yang sangat kental, dimana kedua sisi kanan dan kiri

Istana Maimun sama besar (Sinar, 1991).

Pada konsep awal, perancang membuat bentuk persegi panjang pada kedua

bangunan yang sinergis berhadapan satu sama lain dan menghadap pada area

terbuka hijau yang perancang rancang. Area terbuka hijau yang perancang

(13)

pengunjung yang sedang melakukan kunjungan pada Istana Maimun dengan

catatan telah membayar tiket yang akan mencakup galeri dan area terbuka hijau

ini.

Pada sisi lain, dimana jembatan yang menghubungkan Istana Maimun dengan

kompleks perumahan multatuli akan dibuat security post untuk menjaga

lalu-lalang pengunjung supaya tidak ada tresspassing dari komplek Multatuli.

Jembatan itu tetap dipergunakan namun hanya dari Istana Maimun menuju

komplek tersebut. Maka dari itu area terbuka hijau serta riverwalk pada sepanjang

(14)

BAB 4

A KING SITS ON THE THRONE PROTECTED BY TWO GUARDIANS

Pada chapter sebelumnya perancang membahas tentang rancangan awal

perancang dimana pada lokasi site perancang merancang sebuah ruang terbuka

hijau pada bagian belakang Istana Maimun dan tepat berada di antara kedua

bangunan yang akan dibangun yaitu bangunan apartemen dan bangunan hotel.

Pada ruang terbuka hijau ini akan dimanfaatkan sebagai taman dan juga jogging

track.

Konsep desain ruang terbuka hijau yang perancang desain berasal dari inspirasi

setelah melihat KLCC park (lihat gambar 4.1 dan 4.2) yang terletak di

tengah-tengah lokasi business centre di Kuala Lumpur, dimana taman ini tepat di

belakang bangunan iconic negara Malaysia yaitu Petronas Twin Tower. Taman ini

juga bisa dicapai oleh convention hall dari KLCC dan juga condominium yang ada

didaerah sekitar.

(15)

Pada area terbuka hijau ada perbedaan level, dimana jogging track dan riverwalk

memiliki level yang sama sedangkan bagian yang lebih tengah pada taman

memiliki level yang lebih tinggi serta akan dibuat fountain pada tengah taman

tersebut. (lihat gambar 4.3).

Untuk konsep keamanan daerah sekitar komplek istana, akan dibuat security post

pada sisi jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan komplek

Istana Maimun. Ruang terbuka hijau yang berada di belakang Istana Maimun akan

bersifat semi-public, yang artinya pengunjung Istana Maimun boleh mengunjungi Gambar 4.3. Potongan skematik suasana dan level pada konsep ruang terbuka hijau.

(16)

daerah tersebut setelah membeli tiket masuk yang akan mencakup galeri dan area

terbuka ini.

Setelah mendesain ruang terbuka hijau, perancang melanjuti penelusuran bentuk

spatial pada kedua bangunan yang akan dibangun. Pada awal rancangan

perancang hanya melakukan zoning dimana letak bangunan hotel dan bangunan

apartemen. Pada bangunan hotel pada bagian sisi kanan istana dan bangunan

apartemen pada bagian sisi kiri istana seperti yang perancang jelaskan pada

chapter sebelumnya. Setelah menyelesaikan zoning, perancang menelusuri ide

rancangan spatial pada kedua bangunan. Rancangan awal spatial bangunan ialah

berbentuk persegi panjang dengan lebar masing-masing bangunan 40 meter dan

panjang bangunan apartemen lebih panjang dari bangunan hotel (lihat gambar 4.4).

Melihat bentuk persegi panjang yang terlalu kaku maka perancang mencoba untuk

melakukan penelusuran bentuk spatial yang lebih baik. Ide selanjutnya perancang

(17)

bentuk spatial kedua bangunan, mengingat bahwa tema utama pada rancangan

perancang adalah minimalis yang menyatakan bahwa memiliki unsur geometri

yang kental (Pawson, 1996). Bentuk ini berasal dari bentuk geometri setengah sisi

dari Istana Maimun, dengan lebar bangunan tetap selebar 40 meter (lihat gambar

4.5).

Penelusuran bentuk pun dilanjuti dengan rancangan aksesibilitas pada bangunan,

aksesibilitas yang harus dirancang ialah akses kendaraan menuju kedua bangunan,

lokasi parkir untuk parah pengunjung, parkir untuk penghuni apartemen dan

penginap hotel, akses pedestrian disekitar bangunan baik akses pedestrian menuju

istana maimun maupun akses penjalan kaki dari apartemen dan hotel menuju area

terbuka hijau, Istana Maimun dan juga komplek sekitar Istana Maimun.

Pada awal rancangan jalur aksesibilitas perancang mengubah sedikit kondisi

eksisting jalur pedestrian yang melengkung pada Istana Maimun untuk membuat

(18)

konsultasi dengan arsitek sebaiknya mempertahankan jalur melengkung yang ada

pada Istana Maimun.

Untuk akses kendaraan pada bangunan apartemen, perancang membuat entrance

pada eksisting entrance publik yang berada pada sisi kiri. Sequence akses

kendaraan pada apartemen dimulai dari memasuki entrance, lalu pengendara akan

diberi pilihan untuk melakukan drop-off (bagi pengunjung atau tamu apartemen)

atau langsung menuju parkir basement (untuk penghuni apartemen). Setelah area

drop-off, pengunjung akan diarahkan pada lokasi parkir publik yang disediakan

untuk pengunjung Istana Maimun maupun tamu penghuni apartemen yang berada

dekat dengan pintu masuk apartemen. Akses keluar dari lokasi parkir basement

(19)

Maimun berada pada sisi lain entrance pada komplek bangunan apartemen (lihat

gambar 4.7).

Untuk akses kendaraan pada bangunan hotel, perancang membuat entrance pada

eksisting entrance khusus keluarga sultan yang berada pada sisi kanan gerbang

komplek istana. Khusus pada akses kendaraan di bangunan hotel juga

diperuntukkan oleh akses bus pengunjung Istana Maimun. Sequence akses

kendaraan pada hotel dari memasuki entrance gerbang Istana Maimun bagian

kanan pada eksisting menuju drop-off atau langsung menuju basement setelah

area drop-off ada circle untuk menuju ke basement dan jalur menuju pintu keluar

langsung. Untuk akses bus pariwisata juga memasuki gerbang yang sama, dan jika

ingin menurunkan penumpang bisa di sisi kanan jalur pedestrian pada Istana

(20)

langsung menuju parkir khusus roda dua dan keluar melalui jalan keluar yang

sama (lihat gambar 4.8).

Untuk jalur pedestrian, gerbang utama yang berada di tengah Istana Maimun akan

dipergunakan kembali dari gerbang tersebut akan ada piazza menuju istana dan

pada taman yang ada dibelakang istana semua merupakan akses hanya untuk

pedestrian, tidak ada kendaraan yang akan memasuki daerah terbuka hijau

tersebut. Pada river walk yang berada di sisi muka sungai juga menjadi akses

pedestrian untuk menuju komplek Multatuli yang dapat dipergunakan oleh

(21)

Penelusuran bentuk bangunan awal ialah bangunan setinggi 10 lantai pada

masing-masing bangunan dan bangunan akan memiliki fasad minimalis dengan

overhang dan balkon pada apartemen dan hotel tanpa ornamen yang terlalu rumit

dan berlebihan (Rosell,2005), pada bagian fasad podium akan dibuat ornamen

geometri dengan repetisi dan irama yang teratur dan bahan material yang akan

digunakan adalah beton dan kaca. Bangunan akan memiliki podium setinggi 3

lantai dan bangunan tower dari lantai 3 sampai dengan lantai 10 (lihat gambar

4.10).

(22)

Bentuk bangunan dengan tinggi podium 3 lantai dan tidak semua bangunan

dinaikkan sampai 10 lantai karena untuk menciptakan view yang lebih nyaman

pada skala view manusia dan lebih menghargai konteks Istana Maimun yang

hanya memiliki ketinggian 14 meter sehingga menciptakan skyline yang lebih

baik. (lihat gambar 4.11). Pada setiap unit pada apartemen akan mendapatkan

view yang berbeda, ada yang akan mendapatkan view Istana Maimun dan ada juga

yang mendapatkan view sisi muka sungai. (lihat gambar 4.12).

Gambar 4.11. Skyline bangunan terhadap Istana Maimun.

(23)

Dari hasil penelusuran ide bentuk bangunan, yang mana lebar kedua bangunan

40m dan berada dikedua sisi istana maimun dan dengan ketinggian lantai yang

sama akan menciptakan kesan seperti dua penjaga yang sedang berdiri disamping

raja yang duduk disingasana. Ini merupakan tujuan dari penerapan lebar bangunan

yang sama dan menciptakan view dan kesan pemandangan seperti demikian.

Untuk konsep struktur bangunan akan menggunakan sistem grid dan sistem

dinding geser untuk core bangunan. Jenis pondasi yang akan digunakan adalah

pondasi tiang pancang dan struktur kolom dan balok menggunakan beton. (lihat

gambar 4.13).

Setelah membuat rancangan konseptual maka perancang melanjuti proses

perancangan pada tahap rancangan skematik berdasarkan rancangan konseptual.

Pada tahap awal rancangan skematik perancang melakukan penelusuran kembali

pada tema dan judul perancang yaitu "Guardian of the gift" dan tema arsitektur

(24)

seperti dua penjaga yang berdiri tegas mendampingi Istana Maimun. Tahap awal

yang perancang tentukan pada rancangan skematik kedua bangunan ialah

menetapkan lebar masing-masing bangunan selebar 40 meter sedangkan panjang

bangunan pada tahap awal ialah sekitar ±60 meter pada bangunan apartemen dan

panjang bangunan hotel sekitar ±55 meter.

Pada awal perancangan skematik kedua bangunan perancang membuat akses pintu

utama pada bagian timur yang mana sejajar dengan pintu masuk utama istana

maimun. Sedangkan akses servis pada kedua bangunan berada pada sisi selatan

untuk bangunan hotel dan sisi utara pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).

Untuk aksesibilitas masing-masing bangunan, pada bangunan apartemen setelah

memasuki entrance untuk bangunan, pengunjung dapat melakukan drop-off

penumpang atau langsung memasuki area parkir untuk pengunjung istana maupun

untuk tamu pengunjung unit apartemen yang ada, sedangkan untuk penghuni

apartemen dapat langsung memasuki parkir basement yang entrance berada pada

sisi kanan drop-off (lihat gambar 4.15). Untuk keluar dari basement dapat melalui Gambar 4.14. Akses servis pada masing-masing bangunan.

(25)

akses keluar dari basement yang berada pada sisi kiri entrance utama bangunan

apartemen (lihat gambar 4.15). Untuk akses keluar pengunjung dapat dicapai

langsung dengan melalui parkir publik atau bagi yang hanya menurunkan

penumpang dapat langsung menuju akses keluar yang sama dengan akses jalur

akses dari basement yang bisa dicapai setelah melakukan drop-off (lihat gambar

4.15). Untuk akses servis pada bangunan apartemen berada pada sisi paling kiri

site terdapat akses khusus servis yang merupakan akses dua arah merangkap akses

keluar dan masuknya bagian servis pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).

Untuk aksesbilitas pada bangunan hotel, setelah memasuki entrance bangunan

hotel, untuk bus dapat menurunkan penumpang terlebih dahulu pada sisi kanan

jalur pedestrian awal pada Istana Maimun (lihat gambar 4.16). Setelah

(26)

convention hall pada hotel dapat langsung menuju basement yang berada pada sisi

kiri entrance utama pada bangunan hotel atau melakukan drop-off kemudian dapat

menuju basement juga melalui turn-over setelah melakukan drop-off (lihat gambar

4.16). Untuk pengendara taksi dapat melakukan drop-off dan disediakan parkir

untuk taksi pada bagian setelah bagian drop-off (lihat gambar 4.16). Untuk

pengendara motor dapat melakukan parkir langsung pada area parkir kendaraan

beroda dua. (lihat gambar 4.16) Untuk akses keluar dari basement berada pada sisi

kanan entrance utama pada bangunan hotel. (lihat gambar 4.16), dan untuk akses

keluar dari site untuk sisi bangunan hotel bagi pengendara motor, bus dan taksi

dapat melalui satu akses keluar yang ada dan sama (lihat gambar 4.16). Untuk

akses servis pada bangunan hotel berada pada sisi paling kanan site terdapat akses

dua arah untuk bagian servis, entrance bagian servis pada bangunan berada pada

sisi kanan belakang pada bangunan yang mencakup area loading dock dan

garbage room (lihat gambar 4.14).

(27)

Untuk akses pedestrian dapat melalui entrance bagian tengah seperti yang

perancang paparkan pada bagian sebelumnya (lihat gambar 4.9). Pada akses

pedestrian akan di buat kanopi sepanjang jalan pedestrian menuju Istana Maimun.

Pada area terbuka hijau yang hanya diperuntukkan pedestrian memiliki akses

menuju bangunan hotel dan bangunan apartemen, yang mana merupakan side

entrance pada masing-masing bangunan (lihat gambar 4.17). Untuk mencapai

area terbuka hijau, hanya dapat diakses dari pintu belakang istana yang mana

akan menjadi bagian dari kunjungan untuk Istana Maimun setelah melakukan

kunjungan pada galeri yang ada. (lihat gambar 4.17).

Sebelum melakukan rancangan skematik, terlebih dahulu perancang melakukan

zooning ruangan per lantai dan organisasi ruang setiap lantai pada masing-masing

bangunan. Pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.18). Setelah memasuki

bangunan, akan di jumpai lobby pada apartemen dan receptionist dan pada sisi

lain receptionist dapat dijumpai fasilitas penunjang untuk bangunan apartemen Gambar 4.17. Side entrance masing-masing bangunan dan akses Istana Maimun

(28)

seperti mini market, toko souvenir serta food court. Dari food court dapat menuju

toilet untuk pengunjung food court. Untuk aksesibilitas vertikal pada bangunan

apartemen digunakan lift. Pada bagian lantai 2 akan di jumpai beberapa unit

apartemen dan fitness centre serta kolam renang yang hanya diperuntukkan bagi

penghuni apartemen (lihat gambar 4.19). Pada lantai 3 sampai lantai 10 hanya

terdapat unit apartemen. (lihat gambar 4.20). Untuk bagian mekanikal dan

elektrikal pada awal rancangan berada pada lantai 1 bangunan yang berada pada

bagian belakang bangunan yang langsung dapat dicapai oleh bagian servis. Pada

awal perancangan skematik pada beberapa unit perancangan akan mendapatkan

view pada Istana Maimun dan juga view pada muka sungai sesuai dengan konsep

bentuk bangunan perancang (lihat gambar 4.12). Pada bagian food court terdapat

akses menuju rancangan area terbuka hijau.

(29)

Untuk bangunan hotel, setelah memasuki melalui entrance bangunan, akan

dijumpai hotel dan receptionist dan menuju lift sebagai akses vertikal. Pada sisi

reception terdapat fasilitas penunjang seperti concierge, bellman counter, agency

dan money changer. Setelah bagian lobby akan dijumpai bar and lounge dan

restaurant. Bagian mekanikal dan elektrikal berada pada bagian belakang

bangunan yang dapat dicapai melalui entrance servis. Pada bagian belakang

reception terdapat front office dan management office serta toko obat dan

beberapa retail (lihat gambar 4.21). Pada lantai 2 terdapat ballroom, ruang rapat,

spa dan sauna, retail dan coffeeshop (lihat gambar 4.22). Pada lantai 3 terdapat Gambar 4.20. Organisasi ruang 3rd - 10th level pada bangunan apartemen.

(30)

kolam renang dan fitness centre dan beberapa standard dan deluxe room (lihat

gambar 4.23). Pada lantai 4 sampai lantai 7 terdiri dari standard dan deluxe room,

pada lantai 8-9 akan terdapat deluxe room, executive room dan beberapa standard

room dan pada lantai 10 hanya terdapat suite room (lihat gambar 4.24) Pada awal

perancangan bangunan hotel akan memiliki bentuk yang relatif sama dengan

bangunan apartemen dengan rancangan awal dimana pada unit kamar akan

mendapatkan view pada istana dan muka sungai serta view pada kota Medan pada

level yang lebih tinggi. Pada bangunan hotel juga akan terdapat akses menuju area

terbuka hijau yang berada pada belakang Istana Maimun. Untuk akses staff

karyawan pada hotel akan memiliki akses masuk pada bagian servis yang tidak

bersinggungan dengan akses utama pada hotel.

(31)

Gambar 4.23. Organisasi ruang 3rd level pada bangunan hotel. Gambar 4.22. Organisasi ruang 2nd level pada bangunan hotel.

(32)

Alasan membuat rancangan dengan bangunan yang memiliki lebar bangunan

sama serta memiliki bentuk yang relatif sama untuk menciptakan view yang

memiliki ekspresi dua pengawal yang memiliki busana yang sama dan yang

membedakan hanya ukuran badan pengawal yang berbeda. Karena pada

umumnya seragam para pengawal raja/pemimpin negara memiliki seragam yang

relatif sama (lihat gambar 4.25).

(33)

BAB 5

THE EFFECT OF INSUFFICIENT SPACE

Setelah melakukan zoning ruang untuk masing-masing bangunan, maka

selanjutnya perancang membuat denah skematik pada masing-masing bangunan

berdasarkan organisasi ruang yang telah dibuat. Pada saat perancang akan

memasukkan ruangan-ruangan yang ada pada organisasi ruang ternyata tidak

dapat masuk pada bentuk spatial awal rancangan, sehingga perancang mengubah

bentuk spatial bangunan untuk memenuhi ruangan yang dibutuhkan. Dari bentuk

podium maupun bentuk tower terdapat perubahan yang cukup signifikan. Namun

lebar bangunan setelah perubahan bentuk spatial tetap 40m sesuai dengan ide

awal yang perancang nyatakan pada bagian sebelumnya, yaitu untuk menciptakan

view yang merepresentasikan 2 penjaga yang berdiri di samping raja (lihat gambar

(34)

Untuk bangunan apartemen pada awal konsep tower yang dibutuhkan hanya satu

dan setelah perubahan spatial maka bentuk tower juga mengalami perubahan

bentuk. Dimana bentuk tower setelah perubahan bentuk spatial menjadi huruf

"C" dan orientasi bangunan menghadap pada Istana Maimun dan bentuk tower

pada bangunan hotel juga memiliki bentuk yang sama dengan ukuran yang lebih

kecil (lihat gambar 5.2).

Sequence pada denah skematik apartemen lantai 1, setelah memasuki entrance

bangunan akan dijumpai lobby untuk menyambut penghuni, setelah lobby utama

dapat dijumpai lobby lift pertama, setelah itu dapat dijumpai food court yang

berada pada tengah bangunan dan memiliki side entrance yang menghubungkan

bangunan menuju green open space pada lokasi belakang istana maimun yang

sudah perancang desain pada awal rancangan konseptual. Setelah bagian food

court dapat dijumpai lobby lift kedua. Untuk bagian servis terletak dibagian

(35)

lobby utama yang berdekatan dengan lift lobby pertama, serta fasilitas pendukung

yang berdekatan dengan food court (lihat gambar 5.3).

Sequence pada lantai 2, terdapat fitness center, cafe dan roof garden serta

beberapa unit apartemen. Area fitness center, cafe dan roof garden dapat dicapai

melalui sebuah pintu yang membatasi area unit apartemen dengan fasilitas

pendukung tersebut (lihat gambar 5.4). Sequence pada lantai 3, terdapat kolam

renang yang berada pada tengah bangunan dan unit-unit bangunan apartemen

yang ada. Kolam renang yang ada berada pada bagian outdoor dan dapat dicapai

oleh setiap unit yang ada. Pada lantai 4-5 terdapat unit-unit apartemen yang terdiri

dari 1-bedroom, 2-bedroom dan 3-bedroom, sedangkan pada lantai 6-10 terdapat

unit-unit apartemen yang terdiri dari 2-bedroom dan 3-bedroom saja (lihat gambar

5.5).

(36)

Pada denah skematik awal bangunan apartemen, dapat dilihat bahwa bangunan

apartemen perancang menggunakan metode akses horizontal double-loaded,

alasan penggunaan sistem double-loaded karena untuk mencukupi unit yang

dibutuhkan berhubung dengan batas ketinggian bangunan yang ada dan juga luas

bangunan yang ada (lihat gambar 5.6).

Gambar 5.4. Sequence lantai 2 apartemen.

(37)

Pada setiap ujung koridor yang ada pada denah skematik apartemen terdapat

sebuah ruang yang disediakan untuk pencahayaan alami, karena pada konsep

akses horizontal double-loaded akan kurang dari segi pencahayaan dan sirkulasi

udara, penempatan bagian ini pada setiap ujung koridor berfungsi sebagai

pencahayaan alami dan sirkulasi udara (lihat gambar 5.7). Gambar 5.6. Koridor double loaded.

(38)

Untuk bangunan hotel, sesuai dengan perancang sebutkan mengenai bentuk tower

dan bangunan pada hotel memiliki bentuk yang sama dengan bangunan apartemen

namun memiliki ukuran luas yang lebih kecil. (lihat gambar 5.2).

Sequence pada denah skematik hotel pada lantai 1, setelah memasuki bangunan

melalui entrance akan ditemui lobby utama pada hotel yang dapat dijumpai

reception, dan pada bagian kanan lobby terdapat retail-retail yang menjadi

fasilitas pendukung hotel. Bagian belakang reception akan terdapat front office

dan management office. Setelah area lobby maka akan ditemukan lobby lift dan

dapat dijumpai restoran dan juga bar dan lounge yang memiliki side entrance

yang menghubungkan bangunan hotel dengan area open space yang ada pada

belakang bangunan Istana Maimun. Area servis berada pada bagian belakang

bangunan serta bagian loading dock berada pada bagian bangunan (lihat gambar

5.8).

Sequence pada lantai 2, terdapat ballroom, ruang rapat, coffee shop, spa dan sauna

(39)

pada belakang bangunan yang menghadap pada sisi muka sungai dan coffee shop

menghadap sisi depan bangunan (lihat gambar 5.9). Sequence pada lantai 3,

terdapat fitness center dan kolam renang dan juga beberapa unit kamar hotel (lihat

gambar 5.10). Pada lantai 4-7 terdapat unit-unit kamar hotel yang terdiri dari unit

kamar standard, deluxe dan executive, lantai 8-9 tower terdapat unit deluxe dan

executive dan pada lantai 10 terdapat 4 unit kamar suite. (lihat gambar 5.11).

(40)

Pada bangunan tower hotel menggunakan sistem single-loaded dimana pada

bagian koridor terdapat pencahayaan alami yang baik serta sirkulasi udara yang

baik. Dan pada setiap ujung koridor akan terdapat akses menuju area roof garden

pada tiap lantai tower hotel (lihat gambar 5.12).

Setelah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terdapat banyak masalah

dan juga kesalahan pada denah skematik pertama ini, maka perancang melakukan

revisi pada denah skematik yang ada. Dimana dengan catatan dan masukan bahwa Gambar 5.11. Sequence tower hotel.

(41)

jangan memaksakan lebar bangunan masing-masing bangunan sama dan juga

bentuk tower yang sama karena fungsi dan fasilitas yang disediakan pada

masing-masing bangunan berbeda.

Adapun hasil revisi pertama denah skematik terdapat perubahan yang sangat

signifikan dari segi bentuk spatial bangunan dan bentuk tower bangunan.

Perubahan denah skematik dapat dilihat dari bentuk spatial bangunan yang masih

sama dengan rancangan denah skematik awal dengan ukuran yang berbeda dan

pada bangunan apartemen yang pada awalnya terdapat 1 tower menjadi 2 tower,

dimana kedua tower yang memiliki bentuk yang sama tetapi memiliki luas yang

berbeda (lihat gambar 5.13). Pada bangunan hotel juga memiliki perubahan yang

cukup signifikan juga setelah revisi, dimana bentuk tower yang awalnya

berbentuk huruf "C" dan cukup sama dengan tower apartemen menjadi tower

yang memanjang dari sisi timur menuju sisi barat dengan orientasi kamar

menghadap utara-selatan dan juga sistem single-loaded menjadi sistem

double-loaded. (lihat gambar 5.13).

(42)

Untuk perubahan layout denah skematik pada apartemen bisa dilihat bahwa

terdapat perubahan entrance, dimana entrance pada apartemen diubah menjadi

side entrance yang berseberangan dengan entrance dari area open space.

Sehingga lobby utama pada bangunan apartemen berada pada sisi lain bagian food

court dan lobby masing-masing tower berada pada sisi samping kiri dan kanan

lobby utama. Fasilitas penunjang berada dekat dengan food court sedangkan

bagian area servis tetap berada belakang bangunan. Akses menuju basement juga

mengalami perubahan yakni berada pada bagian belakang bangunan setelah area

drop-off (lihat gambar 5.14).

Pada bagian lantai 2 apartemen terdapat fitness center dan kolam renang yang

berada pada bagian tengah bangunan dan unit-unit apartemen pada masing-masing

tower. Pada lantai 2, kedua tower dihubungkan dengan fasilitas yang ada berada

(43)

terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom, dan

3-bedroom. (lihat gambar 5.16).

Untuk perubahan layout denah skematik pada hotel bisa dilihat dimana susunan

ruangan pada lantai 1 yang dibagi pada bagian sisi kanan bangunan merupakan Gambar 5.16. Denah skematik tower apartemen revisi 1.

(44)

bagian servis hotel dan pada bagian sisi kiri merupakan bagian publik yang dapat

dijumpai bar & lounge setelah area lobby dan juga restoran yang dapat dicapai

setelah bagian bar & lounge. (lihat gambar 5.17).

Pada bagian lantai 2 bisa lihat terdapat perubahan yang cukup signifikan dimana

pada bagian depan bangunan terdapat area ballroom dan meeting room sedangkan

bagian bangunan yang menghadap sisi muka sungai terdapat coffee shop sehingga

pada bagian coffee shop akan mendapatkan river view, pada bagian sisi seberang

coffee shop akan terdapat kolam renang yang menghadap pada sungai serta area

fitness center dan spa & sauna (lihat gambar 5.18). Pada bagian lantai 3-7

terdapat unit kamar standard, deluxe dan executive, pada lantai 8 hanya unit

executive dan deluxe, pada lantai 9-10 hanya terdapat unit kamar suite (lihat

gambar 5.19).

(45)

Setelah melakukan revisi 1 pada denah skematik kedua bangunan, dilanjuti

dengan melakukan konsultasi hasil revisi 1, terdapat masalah pada hasil revisi

(46)

Pada konsultasi revisi 1, pada bangunan apartemen lantai 1 khususnya pada akses

menuju masing-masing lobby tower apartemen harus ditingkatkan privasi dengan

membuat pembatas berupa dinding partisi. Pada bagian tower yang setelah revisi

1 menghasilkan koridor yang tidak memiliki pencahayaan alami sehingga harus

diubah pada ujung-ujung koridor sehingga mendapatkan pencahayaan alami serta

sirkulasi udara yang lebih baik pada koridor (lihat gambar 5.20).

Pada bangunan hotel, setelah konsultasi revisi 1 denah skematik, pada lantai 1

bangunan hotel harus terdapat akses vertikal berupa tangga setelah area lobby

yang merupakan akses untuk pengguna ballroom yang ada dilantai 2, pada lantai 2

area ruang rapat berubah serta bagian pre-function . Dan dapat di lihat bahwa

bagian yang menghadap sungai hanya digunakan untuk area coffee shop, fasilitas

penunjang seperti fitness center, spa & sauna serta outdoor swimming pool

dipindahkan pada lantai 3 bangunan hotel (lihat gambar 5.21).

(47)

Pada revisi 1 denah skematik bangunan hotel, area fitness center, spa & sauna

serta outdoor kolam renang berada pada lantai yang sama dengan coffee shop

(lihat gambar 5.15). Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka kolam renang dan

fasilitas penunjang lainnya diletakkan pada lantai 3 karena ukuran luas coffee shop

pada denah skematik revisi 1 kurang, sehingga perluasan area coffee shop

mempengaruhi area kolam renang, fitness center dan spa & sauna (lihat gambar

5.22).

(48)

Pada bagian denah skematik tower hotel revisi 1, bisa dilihat bahwa area core

bangunan terlalu condong dari tower bangunan dan hal demikian akan

menghilangkan fungsi utama core yang berfungsi sebagai struktur utama

bangunan. Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka, bagian condong tersebut

dikurangi untuk mengembalikan dan memaksimalkan fungsi core (lihat gambar

5.23).

Setelah konsultasi revisi 1 dengan dosen pembimbing perancang melanjuti

pengerjaan denah skematik untuk area basement pada kedua bangunan. Pada

denah skematik revisi 1 akses menuju asement pada bangunan apartemen berada

pada bagian belakang dan akses keluar berada pada bagian depan bangunan (lihat

gambar 5.24).

(49)

Pada bangunan apartemen, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 3 lantai

untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 259 unit. Pada bagian basement

1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobby

lift tower B (lihat gambar 5.25). Pada lantai basement bangunan apartemen

dilakukan perluasan pada bagian sisi kanan dan kiri sebanyak 5,6 meter.

(50)

Pada bangunan hotel, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 2 lantai untuk

memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 100 unit mobil dan 40 unit motor. Pada

bagian basement 1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada

dekat dengan lobby lift yang berada pada core bangunan (lihat gambar 5.26). Pada

lantai 2 basement hotel terdapat parkir motor dan parkir mobil (lihat gambar 5.27).

Gambar 5.26. ME room pada bangunan hotel pada B1.

(51)

Setelah selesai membuat denah skematik basement, konsultasi untuk hasil revisi

kedua dilakukan dengan arsitek profesional. Dan hasil konsultasi revisi 2 cukup

menpengaruhi perubahan layout parkir yang telah dibuat, dimana kedalaman

basement parkir mempengaruhi cost pembangunan kelak sehingga kedalaman

basement sebaiknya tidak terlalu dalam. Pada bangunan hotel dianjurkan bahwa

parkir basement sebaiknya hanya 1 lantai dan pada bangunan apartemen ditekan

menjadi 2 lantai. Juga rasio ramp yang baik adalah 1:8 yang mana pada denah

skematik basement perancang hanya menggunakan rasio 1:7 pada entrance dan

exit basement dan rasio 1:6 pada penghubung lantai tiap basement.

Pada konsultasi revisi 2, menurut arsitek profesional, entrance pada bangunan

apartemen yang berada disamping tidak terlalu baik dan menghilangkan nilai site

dimana jika entrance berada pada bagian sisi samping dapat mengakibatkan

penghuni maupun tamu pengunjung hunian apartemen tidak dapat merasakan

keberadaan dan kemegahan istana maimun ketika memasuki bangunan tersebut.

Sehingga perancang dianjurkan untuk memikirkan kembali akses entrance yang

ada pada bangunan apartemen.

Pada denah skematik revisi 2 hotel, pada lantai 3 yang mana terdapat beberapa

retail, menurut arsitek sebaiknya dipindahkan karena pada lantai 3 akan

mengakibatkan daerah retail tersebut vakum dan tidak mendapatkan pengunjung

karena terlalu jauh dan sifat area publik pada lantai 3 lebih kurang daripada lantai

(52)

Setelah konsultasi dengan arsitek maka perancang melakukan konsultasi lagi

dengan dosen pembimbing membahas mengenai entrance yang berada disamping

yang harus dipindahkan kebagian depan karena jika entrance dibagian depan

dapat mengakibatkan jangkauan akses menuju tower B lebih jauh daripada tower

A.

Konsultasi denah skematik revisi 2 pada bangunan hotel, bagian tower bangunan

sebaiknya diberi bukaan pada ujung koridor seperti bangunan apartemen sehingga

pada area koridor mendapatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik.

Setelah hasil konsultasi denah skematik revisi kedua maka terdapat perubahan

kembali pada masing-masing layout bangunan yang ada. Dari hasil konsultasi,

diharuskan adanya perubahan grid yang lebih efisien. Pada bangunan hotel

mengalami perubahan grid yang cukup signifikan dimana pada awal denah

skematik menggunakan grid 6mx6m menjadi grid 8mx8m dan pada bagian

koridor memiliki grid 3,2x8m.

Sesuai dengan hasil konsultasi mengenai Basement pada kedua bangunan, bisa

dilihat pada bangunan apartemen jumlah lantai Basement menjadi 2 lantai dan

pada bangunan hotel menjadi 1 lantai.

Pada bangunan apartemen entrance Basement dan exit Basement berubah dari

posisi awal dimana posisi Entrance berada di belakang lokasi ramp exit pada

Basement. Rasio ramp pada Basement juga diubah menjadi 1:8 dan pada

Basement apartemen melakukan perluasan pada sisi kanan dan kiri seluas 4,6 m,

(53)

Pada bangunan hotel, entrance dan exit Basement juga mengalami perubahan,

dimana letak entrance dan exit berdampingan dan berada pada sisi kanan

bangunan setelah area drop-off. Pada Basement hotel melakukan perluasan 20 m

pada sisi barat dan timur dan 4,6 m pada sisi utara dan selatan bangunan (lihat

gambar 5.29).

(54)

Pada bangunan hotel, retail yang berada pada lantai 3 dipindahkan pada lantai 1,

dan pada bagian tower, ujung koridor memiliki sebuah bukaan dengan tujuan

pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada koridor. Pada bagian lantai 8

merupakan lantai yang terdiri dari kamar executive dan kamar deluxe, terdapat

roof garden pada lantai ini (lihat gambar 5.30). Pada lantai 9-10 merupakan lantai

yang hanya terdapat kamar suite, pada koridor menuju kamar terdapat bukaan

sepanjang koridor (lihat gambar 5.31).

Gambar 5.31. Roof garden pada lantai 8 dan bukaan koridor pada lantai 9 dan 10 hotel.

(55)

Pada bangunan apartemen, entrance utama kembali diubah menjadi bagian depan

dengan konsekuensi akses menuju tower B lebih jauh namun tetap dibuat akses

menuju lobby B bersifat privasi. Dan terdapat entrance yang berada pada sisi

sebelah entrance penghuni untuk publik yang menuju area food court (lihat

(56)

THE DIFFERENCE OF MINIMAL AND SIMPLICITY

Setelah melakukan revisi ke-3 untuk denah skematik kedua bangunan, maka

perancang melakukan konsultasi kembali dengan arsitek profesional mengenai hasil

revisi dari konsultasi denah skematik revisi ke-2 sehingga menghasilkan denah

skematik revisi ke-3. Dari hasil konsultasi yang dilakukan perancang diminta untuk

melanjutkan pekerjaaan denah skematik untuk masing-masing unit pada bangunan

apartemen dan unit kamar pada bangunan hotel serta eksplorasi fasad pada kedua

bangunan.

Dari hasil konsultasi mengenai denah revisi ke-3, pada denah skematik bangunan

hotel revisi ke-3, perancang diingatkan mengenai masalah shaft kamar mandi pada

masing-masing kamar tidak boleh dekat dengan kolom struktur karena akan

bersinggungan dengan balok pada bangunan sehingga lubang shaft yang tidak dapat

dibuat (lihat gambar 6.1).

(57)

Pada denah bangunan apartemen terdapat ketidakcukupan luas untuk beberapa tipe

unit apartemen sehingga harus ditambah luasan dan mempengaruhi bentuk tower

yang sudah ada (lihat gambar 6.2).

Pada konsultasi dengan arsitek juga diingatkan mengenai penelusuran konsep tampak

untuk kedua bangunan. Sesuai dengan konsep tema yang perancang pilih maka hal

utama yang perlu diperhatikan ialah tidak ada ornamen yang berlebihan sesuai

dengan teori arsitektur minimalis dan memiliki pencahayaan alami yang baik. Maka

konsep utama pada tampak perancang ialah memiliki bukaan yang relatif besar pada

setiap unit dan menghindari ornamen-ornamen yang tidak memiliki fungsi sama

sekali. Dengan tampak yang cukup minimalis bukan berarti hanya meminimalisir apa

yang ada menurut arsitek profesional, adapun masukan yang diberikan ialah

(58)

geometri mungkin bisa membuat bentuk balkon yang lebih unik namun tetap simetris

dan memiliki unsur geometri.

Setelah melakukan konsultasi maka perancang pun mulai mengerjakan denah

skematik untuk tiap unit yang ada pada apartemen dan unit kamar yang ada pada

bangunan hotel. Pada apartemen terdapat 8 jenis tipikal unit apartemen yang terdiri

dari 1 tipikal unit apartemen tipe 1-bedroom, 4 denah tipikal unit apartemen tipe

2-bedroom dan 3 denah tipikal unit apartemen tipe 3-2-bedroom. Pada bangunan hotel

terdapat 4 jenis unit kamar yaitu unit kamar standard, unit kamar deluxe, unit kamar

executive dan unit kamar suite.

Untuk lebih spesifik, pada unit kamar apartemen tipe 1-bedroom memiliki 1 ruang

tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 kamar tidur (lihat gambar 6.3).

Pada unit kamar apartemen tipe 2-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1

dapur, 2 kamar mandi dan 2 kamar tidur (lihat gambar 6.4). Pada unit kamar

apartemen tipe 3-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 2 kamar

mandi dan 3 kamar tidur (lihat gambar 6.5). Adapun perbedaan pada luasan unit

apartemen ialah pada tipe 1-bedroom dan 2-bedroom luas ruang makan untuk 4 orang

dan pada 3-bedroom untuk 6 orang. Pada ruang tamu juga memiliki cakupan luas

yang sama dengan spesifikasi ruang makan. Untuk unit kamar tidur pada tipe

(59)

Gambar 6.3. Tipe unit apartemen 1-bedroom.

(60)

Pada setiap unit apartemen yang ada memiliki balkon, dan pada lantai 3 sampai lantai

8 memiliki bentuk balkon yang sama dan lantai 9-12 memiliki bentuk balkon yang

sama (lihat gambar 6.6). Bentukan tersebut berlaku pada kedua tower yang ada pada

apartemen sehingga pada sisi depan Istana Maimun dan sisi muka sungai memiliki

bentuk bangunan yang sama pada tower.

Gambar 6.5. Tipe unit apartemen 3-bedroom.

(61)

Pada bangunan hotel, adapun spesifikasi unit kamar hotel ialah pada unit kamar

standard memiliki 2 jenis kamar yaitu tipe double-bed dan tipe single-bed, pada unit

kamar standard hanya memiliki bukaan pada sisi yang menghadap istana maimun

sehingga mendapatkan view istana sedangkan pada 1 sisi lain memiliki view kota

Medan (lihat gambar 6.7). Untuk tipe kamar deluxe memiliki luasan yang lebih besar

dari standard dan memiliki bukaan yang lebih besar dari tipe kamar standard (lihat

gambar 6.8). Pada unit kamar executive, luasan kamar lebih luas sedikit dari tipe

kamar deluxe dan terdapat tambahan balkon pada kamar yang akan mendapatkan

view kota Medan dan juga view sisi muka sungai (lihat gambar 6.9). Pada unit kamar

suite yang terdapat pada lantai 9 dan lantai teratas pada bangunan hotel memiliki 2

kamar tidur, dimana 1 kamar tidur dengan single bed, 1 ruang tamu yang cukup luas

dan 1 pantry serta meja yang dapat digunakan sebagai tempat meeting. Pada tipe

kamar suite memiliki bukaan yang besar pada sisi ruang tamu dan terdapat balkon

(62)

Gambar 6.8. Unit kamar tipe Deluxe.

(63)

Pada lantai podium hotel terdapat bukaan-bukaan yang cukup besar pada area coffee

shop, lobby, area pre-function pada ballroom juga koridor-koridor serta lounge yang

ada dan akan menjadi bagian dari tampak untuk bangunan hotel tanpa menambah

ornamen yang berlebihan hanya menggunakan unsur kaca sebagai bukaan (lihat

gambar 6.11).

(64)

Setelah menyelesaikan denah skematik unit-unit pada bangunan apartemen dan

bangunan hotel, segera di lakukan konsultasi kembali. Adapun agenda yang didapat

dari hasil konsultasi ialah untuk bangunan apartemen, penggunaan bathtub pada

kamar mandi diminta untuk dipikirkan kembali apakah berguna karena sekarang

kebanyakan pada unit apartemen menggunakan shower karena lebih mudah, murah

dan tidak terlalu rumit instalasinya. Untuk kamar hotel, pada kamar suite foyer yang

berfungsi untuk menerima atau suasana entrance diminta untuk dipertimbangkan

karena banyak membuang luasan pada kamar hanya untuk koridor pencapaian

menuju ruang tamu dan ruang lainnya pada unit kamar tersebut.

Untuk konsep tampak pada bangunan, pada bangunan apartemen, bentuk bangunan

lebih besar dan lebih tebal pada orientasi timur-barat sedangkan pada bangunan hotel

lebih berorientasi utara-selatan pada tower. Jika kedua bangunan tersebut diletakkan

pada kedua sisi istana maimun pada site maka akan menciptakan view dimana 1

bangunan lebih melebar dan 1 bangunan lebih tipis pada bagian tower. Hal ini di buat

sesuai dengan konsep judul tema perancang dimana kata "Guardian" dimana

mengilustrasikan view untuk bangunan apartemen seperti penjaga yang menghadap

kedepan dan pada bangunan hotel terkesan seperti penjaga yang menghadap

kesamping seperti ilustrasi keadaan pada gambar (lihat gambar 6.12). Maka pada

hasil view tampak site untuk kedua bangunan akan terkesan dua penjaga yang sedang

mengawal dan menjaga raja seperti yang disebutkan pada awal-awal bagian mengenai

(65)

Setelah melakukan presentasi untuk sidang preview 1, terdapat beberapa komentar

dari dosen penguji yang harus dipertimbangkan mengenai desain pada bangunan

apartemen dan bangunan hotel yang ada pada site. Mengenai konsep tema

perancangan yang diimplementasi masih kurang, karena menurut penguji bangunan

yang ada seperti berlomba-lomba dengan bangunan eksisting yang ada yaitu Istana

Maimun itu sendiri. Konsep minimalis pada bangunan apartemen masih belum

terlihat dikarenakan konsep awal tampak bangunan apartemen yang menggunakan

pola balkon mengakibatkan tampak bangunan apartemen terkesan ramai dan padat

dan berlawanan dengan tema yang perancang ambil yaitu tema minimalis (lihat

gambar 6.13).

(66)

Pada bangunan hotel, menurut penguji tower yang ada kenapa menghadap pada

bangunan Istana Maimun, dan kenapa tidak pada satu sisi lainnya lagi. Menurut

penguji tower yang ada terlalu dekat dan terkesan menghimpit Istana Maimun

daripada menjaga Istana Maimun seperti pada konsep judul perancang yang

menggunakan judul "Guardian" (lihat gambar 6.14).

Gambar 6.14. Orientasi tower bangunan hotel yang lebih menghadap Istana Maimun.

(67)

Pada konsep site, landscaping pada seluruh site belum maksimal dan belum terlihat

apa yang menjawab tema besar "river front" (lihat gambar 6.15). Mengenai konsep

keseluruhan bangunan masih kurang dianalisis konteks pada Istana Maimun sehingga

mengakibatkan kedua bangunan yang ada seperti out of context. Mengenai konsep

tema yang perancang pilih bahwa judul perancang adalah "Guardian of Deli

Sultanate's Gift" yang artinya menjaga, namun menurut penguji bangunan perancang

seolah-olah istana maimun tersebut seperti raja yang pendek sedangkan bangunan

apartemen dan bangunan hotel itu sendiri seperti penjaga yang raksasa (lihat gambar

6.16). Komentar lainnya para penguji ialah mengapa bangunan apartemen memiliki

orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, pada bangunan apartemen orientasi

bangunan lebih menghadap pada depan site dan satu sisi lagi menghadap pada muka

sungai, sedangkan pada bangunan hotel memiliki orientasi yang menyamping dan

memiliki sisi yang lebih ramping pada bagian yang menghadap depan site dan

bagian yang menghadap sisi muka sungai dan orientasi tower lebih menghadap pada

istana maimun. Ada juga komentar mengenai hal pemilihan tema yang menurut

penguji berlawanan dengan konteks yang ada pada site yaitu konsep minimalis yang

cukup berlawanan dengan istana itu sendiri, hal ini juga menjadi faktor yang

(68)

Dengan masukan-masukan dan komentar-komentar yang diberikan oleh penguji pada

sidang preview maka perancang mulai melakukan review kembali hasil preview

dengan dosen pembimbing dan juga arsitek professional. Hasil review mengenai

Istana Maimun yang terkesan seperti raja yang pendek, hal ini diakibatkan jumlah

kebutuhan yang ada untuk bangunan apartemen dan bangunan hotel yang harus

dipenuhi dan bangunan memiliki tipikal bangunan high rise sehingga bangunan akan Gambar 6.15. Sisi muka sungai yang kurang landscaping.

(69)

terkesan tinggi, namun perancang berusaha meminimalisir bentuk bangunan sehingga

bangunan akan lebih terkesan halus dan rendah hati terhadap Istana Maimun itu

sendiri.

Hal kedua mengenai penerapan konsep tema pada bangunan, konsep yang perancang

ambil dari bangunan Istana Maimun yaitu Istana Maimun memiliki tipikal bentuk

bangunan yang dibagi 3 bagian yaitu bagian utama bangunan di tengah dan sisi

bangunan yang mengapit yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Konsep bangunan Istana

Maimun ini perancang terapkan pada kedua bangunan baru sehingga bangunan

apartemen dan bangunan hotel terkesan mengapit Istana Maimun yang menjadi pusat

perhatian pada site dan merupakan konteks utama pada site (lihat gambar 6.17).

Perancang juga mengambil konsep arcade pada Istana Maimun yang memiliki

sideback pada lantai 2 dimana dinding bangunan utama berada dibelakang, penerapan

tersebut ada pada konsep balkon yang perancang buat dan memiliki konsep minimalis.

Konsep balkon ini juga menrespon pada komentar balkon yang terlalu ramai dan

padat pada awal konsep tampak yang ada pada bangunan (lihat gambar 6.18). Pada

balkon ini yang menjadi pembatas pada awalnya perancang menggunakan bahan

material beton, namun setelah melihat hasil menggunakan beton bangunan menjadi

terkesan kasar dan terlalu kuat, maka dari itu perancang mengganti material yang

lebih memberi kesan halus dan ringan pada bangunan yaitu material kaca sebagai

(70)

Gambar 6.18. Sideback pada istana yang menjadi sumber ide balkon pada rancangan.

Gambar 6.17. Tipikal bentuk bangunan istana.

(71)

Hal ketiga mengenai tower bangunan hotel yang memiliki orientasi menghadap istana

maimun, ini dikarenakan konsep ruang pada bangunan hotel perancang pada bagian

sisi lain merupakan bagian servis bangunan hotel tersebut serta adanya ballroom yang

lebih berada pada sisi lain sehingga tower lebih menghadap pada istana maimun itu

sendiri. Alasan lain mengenai hal tersebut ialah perancang ingin kamar-kamar yang

ada pada bangunan hotel tersebut mendapatkan view yang baik pada Istana Maimun

sehingga lebih memiliki identitas sebagai hotel butik dimana konteks pada site

tersebut ialah Istana Maimun itu sendiri (lihat gambar 6.14).

Hal keempat yaitu mengenai mengapa bangunan apartemen perancang memiliki

konsep orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, dimana bangunan apartemen

lebih memiliki orientasi lebih menghadap bagian depan Istana Maimun dan bangunan

hotel memiliki orientasi lebih menghadap pada Istana Maimun. Mengenai orientasi

tersebut karena bangunan yang ada seperti satu penjaga yang menghadap sisi samping

dan satu penjaga lagi seperti menghadap bagian depan seperti yang perancang

jelaskan pada bab sebelumnya mengenai orientasi pada bangunan apartemen dan

bangunan hotel terhadap Istana Maimun (lihat gambar 9.12).

Hal kelima mengenai landscaping pada bagian muka sungai yang masih kurang,

mengenai hal itu pada bagian muka sungai perancang membuat river walk yang

menghubungkan istana dan juga kedua bangunan yang ada sehingga dapat dinikmati

(72)

wisata kuliner yang ada pada komplek Multatuli seperti yang perancang jelaskan pada

bab sebelumnya. Adapun street furniture yang ada pada sisi river walk ialah tempat

duduk serta pohon-pohon juga lampu penerangan pada river walk tersebut. Pada

belakang Istana Maimun merupakan green area yang bentuk green pada site plan

memiliki shape yang mirip dengan Istana Maimun sehingga seperti sambungan dari

komplek istana tersebut (lihat gambar 6.20).

Untuk komentar mengenai pemilihan tema yang cukup berlawanan, tujuan perancang

mengambil tema minimalis ialah ingin meminimaliskan kedua bangunan baru

tersebut dan tidak lebih megah dari Istana Maimun itu sendiri yaitu dari segi bentuk

dan pengurangan ornamen dan konsep yang lebih modern karena bangunan ini

dibangun pada zaman modern sehingga tidak terkesan jadul dan bangunan itu sendiri

juga memiliki nilai sendiri namun tidak lebih megah dari Istana Maimun. Kedua

bangunan akan terkesan rendah hati terhadap konteks yang ada pada site yaitu istana

(73)

Hasil revisi dari sidang preview 1 kemudian didiskusikan dengan arsitek professional

dan dosen pembimbing. Arsitek professional mengatakan bahwa penyelesaian

permasalahan rancangan pada balkon sudah lebih baik daripada rancangan balkon

yang pada awalnya sangat ramai dan perancang diminta untuk melanjutkan pada

tahap konsep struktur dan mekanikal dan elektrikal serta plumbing pada kedua

bangunan.

Hasil assistensi mengenai revisi preview 1 dengan dosen pembimbing terdapat

komentar pada bentang lebar yang ada pada bangunan hotel yaitu pada bagian ruang

ballroom mengenai atap yang menggunakan sistem truss, namun pada atap menurut

dosen pembimbing atap yang ada terkesan terlalu dekat dengan dinding bangunan dan

dipertanyakan peletakan truss yang ada pada bangunan. Hal lain mengenai bangunan

hotel ialah pada bagian tower yang memiliki roof garden pada tiap lantai dianjurkan

untuk membuang ruang untuk roof garden karena pada roof garden tersebut akan

jarang orang yang mengunjungi daerah roof garden tersebut. Komentar lain yaitu

mengenai finishing pada layer terluar dari bagian ruangan ballroom masih plain dan

seharusnya diberi finishing yang lebih baik.

Komentar dari arsitek mengenai landscaping yang telah dibuat dimana bentuk garden

pada belakang Istana Maimun yang memiliki bentuk seperti layout Istana Maimun itu

(74)

apartemen dan bangunan hotel harus didesain landscape yang lebih baik. Dan pada

river walk di berikan jenis material dan atribut street furniture (lihat gambar 6.21).

Untuk konsep struktur pada bangunan apartemen dan bangunan hotel memiliki

konsep struktur yang relatif sama yaitu menggunakan rigid frame dan konsep grid

system serta sistem inti bangunan pada kedua bangunan.

Pada bangunan apartemen memiliki 2 inti bangunan yang mensupport masing-masing

tower yaitu pada tower A dan tower B yang memiliki ukuran yang sama. Pada

peletakan kolom memiliki sistem grid dengan grid 8x8m dan juga pada bagian

koridor memiliki grid 3,2x8m. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar

kolom pada bangunan apartemen terdapat 2 jenis kolom yaitu kolom dengan ukuran

60x60cm untuk struktur basement pada bangunan dan 80x80cm untuk kolom pada

tower bangunan. Kolom yang digunakan ialah kolom beton. Untuk sistem

(75)

digunakan untuk balok induk adalah ukuran 30x60cm berdasarkan perhitungan 1/12

dari bentang yang ada serta ukuran pada balok anak ialah 20x40cm. Untuk pondasi

pada inti bangunan juga menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22) Untuk

penutup atap menggunakan material beton. Pada dinding basement menggunakan

sistem retaining wall dengan ketebalan dinding 30cm dengan material beton. Pada

dinding bangunan yang non struktural menggunakan dinding bata serta dinding

gypsum board pada bagian interior. Pada bagian balkon masing-masing unit

apartemen yang menjadi fasad dari bangunan apartemen tersebut menggunakan

sistem kantilever/overhang. Pada bagian ujung koridor pada bangunan apartemen

menggunakan sistem curtain wall dengan material kaca.

Untuk bangunan hotel, konsep struktur yang digunakan sama dengan bangunan

(76)

bagian koridor. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar kolom juga

memiliki ukuran 60x60 pada bagian basement serta kolom pada bagian podium dan

80x80 pada bagian tower bangunan. Material kolom yang digunakan ialah beton.

Framing system menggunakan sistem balok 2 arah dengan ukuran balok induk

30x60cm dan balok anak 20x40cm. Untuk pondasi pada inti bangunan juga

menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22). Penutup atap juga menggunakan

material beton dan pada penutup atap pada bagian ballroom menggunakan bahan

yang lebih ringan yaitu zincalum dan menggunakan sistem truss pada kuda-kuda atap

pada bagian ballroom. Pada dinding basement menggunakan dinding retaining

dengan ketebalan 30cm dengan menggunakan material beton, pada dinding

non-struktural menggunakan dinding dengan material bata dan dinding dengan material

gypsum board pada bagian interior. Pada bagian ujung koridor lantai tower hotel

serta pada sisi koridor lantai 9 dan lantai 10 bangunan hotel menggunakan sistem

curtain wall dengan material kaca.

Untuk konsep mekanikal, elektrikal dan plumbing yang akan digunakan pada

bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah sistem shaft pada inti bangunan.

Terdapat shaft listrik dan shaft pipa plumbing pada inti bangunan. untuk konsep

mekanikal pada bangunan yaitu pada transportasi vertikal pada bangunan apartemen

dan bangunan hotel yang menggunakan sistem elevator/lift sebagai transportasi

(77)

Konsep plumbing pada bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah penggunaan

water pump pada bagian basement dengan water tank pada basement dan pada atap

bangunan, dimana water tank pada basement untuk menyediakan air untuk 5 lantai

utama dan water tank pada atap akan mensupplai kebutuhan air 5 lantai dari lantai

teratas. Penyaluran dari shaft utama kemudian disalurkan pada masing-masing shaft

unit apartemen untuk bangunan apartemen dan shaft unit kamar pada bangunan hotel.

Untuk air kotor dan limbah pembuangan yaitu dari shaft masing-masing unit

kemudian disalurkan menuju shaft utama dan dibuang pada septic tank utama yang

ada (lihat gambar 6.23).

Untuk konsep elektrikal dengan sumber listrik utama dari PLN dan dibantu dengan

generator pada bangunan yang disalurkan melalui shaft utama kemudian menuju

(78)

pada bangunan serta penyaluran listrik untuk alat mekanikal pada bangunan seperti

elevator/lift pada bangunan (lihat gambar 6.24)

Konsep mekanikal pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, penyediaan

generator pembangkit listrik sebagai penyedia listrik cadangan. Mesin pompa air

untuk menyuplai air bersih, Elevator sebagai alat transportasi vertikal pada bangunan

apartemen dan bangunan hotel. Dan jaringan telepon untuk unit apartemen dan unit

kamar pada hotel. Pada bangunan hotel terdapat penyediaan air panas maka

dibutuhkan mesin pemanas air. Untuk peletakan alat-alat mekanikal yang mendukung

masing-masing bangunan terletak pada lantai basement bangunan apartemen dan

bangunan hotel (lihat gambar 6.25).

(79)

Untuk konsep fire safety pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, dengan

menyediakan tangga kebakaran pada bangunan. Pada bangunan apartemen

menyediakan 2 tangga kebakaran yang terdiri dari masing-masing 1 tangga kebakaran

pada tower A dan tower B, sedangkan pada bangunan hotel menyediakan 1 tangga

kebakaran. Posisi tangga kebakaran dapat dicapai dari masing-masing unit apartemen

dan unit kamar hotel dengan jangkauan tidak lebih dari 25m (lihat gambar 6.26). Gambar 6.25. Sistem elevator pada bangunan.

(80)

BAB 7

BEING HUMBLE AND GIVE SAFETY TOWARD THE RIVERFRONT AND THE PALACE

Penyelesaian konsep mekanikal dan elektrikal serta plumbing dilanjutkan dengan

melakukan assistensi dengan pembimbing dan juga arsitek professional sebelum

melakukan presentasi akhir untuk studio perancangan arsitektur 6 ini. Pada hasil

assistensi dengan arsitek professional, beliau mengingatkan kembali

mengingatkan penempatan shaft pada bangunan apartemen dan juga bangunan

hotel, apakah sudah tidak bersinggungan dengan balok-balok yang ada pada

struktur kedua bangunan. Selain persoalan shaft, hal lain yang diingatkan ialah

format layout presentasi yang harus disajikan pada saat preview akhir dari segi

proporsi dan penyajian warna juga. Adapun assistensi dengan dosen pembimbing

juga kembali melihat proses persiapan presentasi akhir dari segi layout, penyajian

gambar struktur dan mekanikal, elektrikal dan plumbing serta gambar-gambar

kerja kembali diperiksa oleh dosen pembimbing.

Penyelesaian proses assistensi dilanjuti dengan persiapan untuk penyajian gambar

pada preview akhir. Proses yang dilakukan ialah dimulai dengan bangunan

(81)

hotel karena pada kelompok D terdapat dua bangunan yang harus diselesaikan

semaksimal mungkin dalam waktu yang yang ditentukan.

Kembali pada tema perancang yang menggunakan tema minimalis maka kedua

bangunan yang akan dihasilkan ialah bangunan yang sangat minimal namun tidak

terlalu sederhana. Proses persiapan presentasi akhir untuk bangunan apartemen

dimulai dari penyajian gambar-gambar kerja untuk bangunan apartemen. Sesuai

dengan perhitungan kebutuhan ruang pada programming, bangunan apartemen

dibutuhkan 259 unit kamar dan membutuhkan kebutuhan parkir sebanyak jumlah

unit kamar yang dibutuhkan.

Dimulai dengan gambar basement pada bangunan apartemen yang terdiri dari 2

lantai dan pada basement lantai 1 juga terdapat ruangan untuk mekanikal dan

elektrikal dan juga ruangan pompa untuk bangunan apartemen (lihat gambar 7.1).

Kemudian pada lantai ground pada bangunan apartemen, terdapat 2 entrance,

(82)

apartemen. Pada bagian food court juga terdapat side entrance menuju taman

yang ada dibelakang istana maimun. Pada lantai ground terdapat toko souvenir,

toko roti, atm center dan juga toilet umum. Untuk bagian belakang bangunan

terdapat bagian servis seperti dapur untuk bagian food court, laundry dan juga

loading dock. Pada sisi lobby apartemen untuk penghuni terdapat kantor

manajemen bangunan apartemen. Ada juga koridor yang menghubungkan tower

A dan tower B serta merupakan akses bagi penghuni apartemen yang ada pada

tower A menuju ruangan laundry. Pada masing-masing lobby tower akan

menggunakan security card system sehingga hanya penghuni apartemen yang

dapat memasuki lobby lift pada masing-masing tower (lihat gambar 7.2).

Setelah lantai ground maka dilanjuti dengan lantai 2 apartemen dimana terdapat

fasilitas pendukung untuk bangunan apartemen yaitu ruangan fitness centre dan

juga area kolam renang yang menghubungkan kedua tower. Unit kamar apartemen

pada lantai 2 terdapat 8 unit tipe 1-bedroom, 8 unit tipe 2-bedroom dan 4 unit tipe

3-bedroom (lihat gambar 7.3).

(83)

Lantai tipikal dari lantai 3 sampai pada lantai 8 pada bangunan apartemen

memiliki ukuran luas yang sama pada tower A dan tower B, pada masing-masing

tower terdapat 2 unit tipe 1-bedroom, 5 unit tipe 2-bedroom dan 6 unit tipe

3-bedroom per lantai dari lantai 3 sampai pada lantai 8 sehingga total unit pada

lantai tipikal 3-8 adalah 12 unit tipe 1-bedroom, 60 unit tipe 2 bedroom dan 72

unit tipe 3-bedroom pada tower A dan jumlah yang sama pada tower B. Unit

bagian shaft pada tower ini terdapat pada sisi tangga kebakaran dan sisi lift pada

masing-masing tower (lihat gambar 7.4)

Gambar

Gambar 4.21. Organisasi ruang ground level pada bangunan hotel.
Gambar 4.22. Organisasi ruang 2nd level pada bangunan hotel.
Gambar 5.1.  Perubahan bentuk spatial bangunan.
Gambar 5.2.  Perubahan bentuk tower bangunan.
+7

Referensi

Dokumen terkait