Lampiran 1 Housekeeping and laundry 102 m2
Uniform Service 30 m2
Engineering Department 22.5 m2 Sales Marketing Department 22.5 m2 Accounting Department 22.5 m2 F & B Department 36 m2 Purchasing and store 180.56 m2
Garbage Room 40 m2
F & B Preparation and service 130 m2 Security Department 54 m2
Pawson, John, (1996), Minimum, London: Phaidon Press Limited.
Sinar T.L., (1991) Sejarah Medan Tempoe Doeloe, Medan: Percetakan Perwira, 1991.
Saito, Yuriko, (Winter 2007), The Moral Dimension of Japanese Aesthetics, The Journal of Aesthetics and Art Criticism, vol.65, no. 1.
Rossell, Joaquin.; Cerver F.A., (2005), Minimalist Interiors, New York: HapperCollins.
Bertoni, Franco (2002), Minimalist Architecture, Firenze: Birkhauser.
Akmal, Imelda, (2007), Menata Apartemen,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Anhar, Lucienne, 2001. The Definition of Boutique Hotels, Industry news, (Online), (http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html, diakses 7 Juli 2014).
Marthur C.A.; Gupta T, 2012. Riverfront Development: Some Thoughts and Guidelines, Issue 6, (Online), (http://archidesignone.com/newsletter/issue-6/riverfront/thesis.php, diakses 8 Juli 2014).
Bab 3
MID-CLASS APARTMENT AND BOUTIQUE HOTEL AS THE GUARDIAN OF THE GIFT
Setelah melakukan studi lapangan dan mengumpulkan data-data yang ada dan
juga menjawab kasus proyek perancangan disimpulkan bahwa bangunan yang
diperlukan adalah sebuah bangunan apartemen dan bangunan hotel. Dimana
bangunan apartemen dibutuhkan sebagai tempat tinggal baru bagi keluarga sultan
yang tinggal dibelakang Istana Maimun dan bangunan hotel dibutuhkan sebagai
akomodasi bagi pengunjung Istana Maimun baik domestik maupun internasional.
Tipe apartemen yang akan dibangun adalah apartemen kelas menengah dengan
beberapa fasilitas pendukung seperti fitness center dan kolam renang sedangkan
tipe bangunan hotel yang akan dibangun ialah hotel butik.
Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan, terdapat 33 kepala keluarga
pada keluarga kesultanan deli yang bertempat tinggal dibelakang Istana Maimun
dan pada lantai 1 bangunan Istana Maimun itu sendiri. Jumlah unit apartemen
yang harus disediakan ialah 33 unit dan sisa unit lainnya akan dijual dengan
catatan share profit hasil penjualan dengan keluarga sultan. Hasil unit yang
diperlukan berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dan jumlah rumah
asumsi bahwa 1 keluarga terdiri dari 4 orang, maka jumlah keluarga kota Medan
pada tahun 2020 ialah 597.830 keluarga. Asumsi jumlah rumah yang ada pada kota Medan pada tahun 2020 adalah 572.058, maka terdapat defisit jumlah rumah yang ada pada tahun 2020 yaitu 572.058 - 597.830 = 25.972 rumah. Diasumsikan 10% dari populasi berkehendak tinggal di apartemen, maka terdapat 2597 keluarga.
Pada kasus perancangan ini diasumsikan menyediakan 10% dari jumlah keluarga
yang membutuhkan maka unit yang diperlukan ialah 2597 x 10% = 259 unit apartemen termasuk keluarga sultan, maka jumlah unit yang akan dijual adalah
259 - 33 = 226 unit. Tipe unit yang akan dirancang ialah tipe 1-kamar tidur, 2-kamar tidur sampai dengan 3-2-kamar tidur. Berdasarkan hasil survey, 1 keluarga
yang tinggal dibelakang Istana Maimun terdiri dari 1-5 orang setiap keluarga.
Dimana terdapat 12 keluarga yang terdiri dari 5 orang, 17 keluarga yang terdiri
dari 2-4 orang dan ada hanya 4 keluarga yang hanya terdiri dari 1 orang, maka
rasio perbandingan unit yang didapatkan ialah 2:6:9. Sehingga total unit apartemen yang akan dirancang ialah 259 unit yang terdiri atas 32 unit tipe 1-kamar tidur, 137 unit tipe 2-kamar tidur dan 90 unit tipe 3-kamar tidur termasuk keluarga sultan.
Tipe bangunan apartemen yang akan dirancang ialah bangunan apartemen kelas
menengah. Untuk kategori tinggi bangunan apartemen, tipe apartemen yang akan
di bangun ialah apartemen mid-rise, dimana tinggi bangunan apartemen sekitar 10
Bangunan kedua yang dibutuhkan ialah bangunan hotel dan tipe yang hotel yang
akan dirancang ialah hotel butik, dimana hotel butik adalah jenis hotel yang
memiliki ciri khas tersendiri dengan tema-tema yang ditawarkan oleh hotel
tersebut biasanya memiliki tema budaya maupun nilai sejarah, dan pada umumnya
hotel butik memiliki kamar yang tidak lebih dari 150 kamar (Anhar,2001)
Pemilihan tipe hotel ini dilatarbelakangi oleh lokasi site bangunan yang memilik
nilai sejarah yang sangat tinggi dimana terdapat bangunan lama yaitu Istana
Maimun itu sendiri sehingga tipe hotel butik merupakan tipe yang sangat cocok
untuk mengakomodasi kebutuhan turisme yang ada sembari menjaga nilai sejarah
serta dapat memperkuat nilai-nilai yang ada pada Istana Maimun.
Pada kasus perancangan ini kelas hotel yang dibutuhkan ialah hotel bintang 4,
dimana terdapat 11 hotel berbintang 4 pada kota Medan terdiri dari: Soechi Hotel
(245 kamar), Santika Dyandra Hotel (324 kamar), Grand Sarela Hotel (221
kamar), Tiara Hotel (178 kamar), Travellers' Suite (52 kamar), Madani Hotel (100
kamar), Polonia Hotel (194 kamar), Asean Hotel (218 kamar), Delta Hotel (52
kamar), Emerald Garden Hotel (158 kamar), and Antares Hotel (143 kamar).
Berdasarkan data diatas terdapat 1885 kamar hotel bintang 4 pada kota Medan
dari jumlah yang ada diambil rata maka terdapat 171 kamar. Selanjutnya
rata-rata tingkat persentase penginapan pada kota medan pada 3 tahun terakhir adalah
43,13% maka jumlah kamar yang diperlukan adalah 73 kamar.
35% dari jumlah kamar yang disediakan sehingga jumlah kamar yang harus
disediakan ialah 100 kamar.
Hasil perhitungan kebutuhan yang diperlukan untuk kedua bangunan, pembuatan
rancangan konseptual berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan. Adapun hal
pertama yang perancang lakukan ialah melakukan zoning letak bangunan dan
daerah hijau serta daerah yang akan dijadikan sebagai riverwalk (gambar 3.1).
Hotel akan diletakkan pada bagian sisi kanan belakang Istana Maimun dekat
dengan eksisting jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan
komplek Istana Maimun, sedangkan bangunan apartemen akan diletakkan pada
bagian sisi kiri belakang Istana Maimun dan pada bagian tengah antara kedua
bangunan akan dijadikan sebagai daerah terbuka hijau berupa taman serta
disepanjang daerah sempadan sungai akan dijadikan river walk yang bisa
mengakses daerah komplek Multatuli. Peletakan hotel pada daerah yang dekat
dengan komplek Multatuli memiliki alasan karena menurut perancang ini ada
dapat meningkatkan dukungan dari segi kuliner untuk para turis (lihat gambar 3.1).
Setelah melakukan zoning, selanjutnya perancang membuat rancangan konseptual
awal site. Pada awalnya perancang merancang daerah terbuka hijau dengan
melakukan penerapan tema minimalis yang menyatakan "...by listening to the
figure.." (Bertoni, 2002). Konsep daerah hijau yang perancang rancang pada
awalnya tidak menyerupai apa yang diungkapkan pada konsep minimalis (lihat
gambar 3.2). Kemudian perancang merancang kembali daerah hijau yang ada
dibelakang Istana Maimun sesuai dengan tema perancang dengan menerapkan
unsur geometri karena pada umumnya arsitektur minimalis menggunakan unsur
geometri (Pawson, 1996). Perancang mengambil unsur geometris yang ada pada
Istana Maimun untuk merancang bentuk ruang hijau yang ada (lihat gambar 3.3).
Terlihat pada gambar 3.2 unsur geometris pada area terbuka belum terpenuhi
bahkan tidak dapat ditemukan unsur geometris pada site. Namun setelah hasil
revisi terlihat daerah terbuka hijau yang berada dibelakang Istana Maimun lebih
terlihat unsur geometrisnya. Konsep ini mengingat bahwa Istana Maimun
memiliki unsur geometris yang sangat kental, dimana kedua sisi kanan dan kiri
Istana Maimun sama besar (Sinar, 1991).
Pada konsep awal, perancang membuat bentuk persegi panjang pada kedua
bangunan yang sinergis berhadapan satu sama lain dan menghadap pada area
terbuka hijau yang perancang rancang. Area terbuka hijau yang perancang
pengunjung yang sedang melakukan kunjungan pada Istana Maimun dengan
catatan telah membayar tiket yang akan mencakup galeri dan area terbuka hijau
ini.
Pada sisi lain, dimana jembatan yang menghubungkan Istana Maimun dengan
kompleks perumahan multatuli akan dibuat security post untuk menjaga
lalu-lalang pengunjung supaya tidak ada tresspassing dari komplek Multatuli.
Jembatan itu tetap dipergunakan namun hanya dari Istana Maimun menuju
komplek tersebut. Maka dari itu area terbuka hijau serta riverwalk pada sepanjang
BAB 4
A KING SITS ON THE THRONE PROTECTED BY TWO GUARDIANS
Pada chapter sebelumnya perancang membahas tentang rancangan awal
perancang dimana pada lokasi site perancang merancang sebuah ruang terbuka
hijau pada bagian belakang Istana Maimun dan tepat berada di antara kedua
bangunan yang akan dibangun yaitu bangunan apartemen dan bangunan hotel.
Pada ruang terbuka hijau ini akan dimanfaatkan sebagai taman dan juga jogging
track.
Konsep desain ruang terbuka hijau yang perancang desain berasal dari inspirasi
setelah melihat KLCC park (lihat gambar 4.1 dan 4.2) yang terletak di
tengah-tengah lokasi business centre di Kuala Lumpur, dimana taman ini tepat di
belakang bangunan iconic negara Malaysia yaitu Petronas Twin Tower. Taman ini
juga bisa dicapai oleh convention hall dari KLCC dan juga condominium yang ada
didaerah sekitar.
Pada area terbuka hijau ada perbedaan level, dimana jogging track dan riverwalk
memiliki level yang sama sedangkan bagian yang lebih tengah pada taman
memiliki level yang lebih tinggi serta akan dibuat fountain pada tengah taman
tersebut. (lihat gambar 4.3).
Untuk konsep keamanan daerah sekitar komplek istana, akan dibuat security post
pada sisi jembatan yang menghubungkan komplek Multatuli dengan komplek
Istana Maimun. Ruang terbuka hijau yang berada di belakang Istana Maimun akan
bersifat semi-public, yang artinya pengunjung Istana Maimun boleh mengunjungi Gambar 4.3. Potongan skematik suasana dan level pada konsep ruang terbuka hijau.
daerah tersebut setelah membeli tiket masuk yang akan mencakup galeri dan area
terbuka ini.
Setelah mendesain ruang terbuka hijau, perancang melanjuti penelusuran bentuk
spatial pada kedua bangunan yang akan dibangun. Pada awal rancangan
perancang hanya melakukan zoning dimana letak bangunan hotel dan bangunan
apartemen. Pada bangunan hotel pada bagian sisi kanan istana dan bangunan
apartemen pada bagian sisi kiri istana seperti yang perancang jelaskan pada
chapter sebelumnya. Setelah menyelesaikan zoning, perancang menelusuri ide
rancangan spatial pada kedua bangunan. Rancangan awal spatial bangunan ialah
berbentuk persegi panjang dengan lebar masing-masing bangunan 40 meter dan
panjang bangunan apartemen lebih panjang dari bangunan hotel (lihat gambar 4.4).
Melihat bentuk persegi panjang yang terlalu kaku maka perancang mencoba untuk
melakukan penelusuran bentuk spatial yang lebih baik. Ide selanjutnya perancang
bentuk spatial kedua bangunan, mengingat bahwa tema utama pada rancangan
perancang adalah minimalis yang menyatakan bahwa memiliki unsur geometri
yang kental (Pawson, 1996). Bentuk ini berasal dari bentuk geometri setengah sisi
dari Istana Maimun, dengan lebar bangunan tetap selebar 40 meter (lihat gambar
4.5).
Penelusuran bentuk pun dilanjuti dengan rancangan aksesibilitas pada bangunan,
aksesibilitas yang harus dirancang ialah akses kendaraan menuju kedua bangunan,
lokasi parkir untuk parah pengunjung, parkir untuk penghuni apartemen dan
penginap hotel, akses pedestrian disekitar bangunan baik akses pedestrian menuju
istana maimun maupun akses penjalan kaki dari apartemen dan hotel menuju area
terbuka hijau, Istana Maimun dan juga komplek sekitar Istana Maimun.
Pada awal rancangan jalur aksesibilitas perancang mengubah sedikit kondisi
eksisting jalur pedestrian yang melengkung pada Istana Maimun untuk membuat
konsultasi dengan arsitek sebaiknya mempertahankan jalur melengkung yang ada
pada Istana Maimun.
Untuk akses kendaraan pada bangunan apartemen, perancang membuat entrance
pada eksisting entrance publik yang berada pada sisi kiri. Sequence akses
kendaraan pada apartemen dimulai dari memasuki entrance, lalu pengendara akan
diberi pilihan untuk melakukan drop-off (bagi pengunjung atau tamu apartemen)
atau langsung menuju parkir basement (untuk penghuni apartemen). Setelah area
drop-off, pengunjung akan diarahkan pada lokasi parkir publik yang disediakan
untuk pengunjung Istana Maimun maupun tamu penghuni apartemen yang berada
dekat dengan pintu masuk apartemen. Akses keluar dari lokasi parkir basement
Maimun berada pada sisi lain entrance pada komplek bangunan apartemen (lihat
gambar 4.7).
Untuk akses kendaraan pada bangunan hotel, perancang membuat entrance pada
eksisting entrance khusus keluarga sultan yang berada pada sisi kanan gerbang
komplek istana. Khusus pada akses kendaraan di bangunan hotel juga
diperuntukkan oleh akses bus pengunjung Istana Maimun. Sequence akses
kendaraan pada hotel dari memasuki entrance gerbang Istana Maimun bagian
kanan pada eksisting menuju drop-off atau langsung menuju basement setelah
area drop-off ada circle untuk menuju ke basement dan jalur menuju pintu keluar
langsung. Untuk akses bus pariwisata juga memasuki gerbang yang sama, dan jika
ingin menurunkan penumpang bisa di sisi kanan jalur pedestrian pada Istana
langsung menuju parkir khusus roda dua dan keluar melalui jalan keluar yang
sama (lihat gambar 4.8).
Untuk jalur pedestrian, gerbang utama yang berada di tengah Istana Maimun akan
dipergunakan kembali dari gerbang tersebut akan ada piazza menuju istana dan
pada taman yang ada dibelakang istana semua merupakan akses hanya untuk
pedestrian, tidak ada kendaraan yang akan memasuki daerah terbuka hijau
tersebut. Pada river walk yang berada di sisi muka sungai juga menjadi akses
pedestrian untuk menuju komplek Multatuli yang dapat dipergunakan oleh
Penelusuran bentuk bangunan awal ialah bangunan setinggi 10 lantai pada
masing-masing bangunan dan bangunan akan memiliki fasad minimalis dengan
overhang dan balkon pada apartemen dan hotel tanpa ornamen yang terlalu rumit
dan berlebihan (Rosell,2005), pada bagian fasad podium akan dibuat ornamen
geometri dengan repetisi dan irama yang teratur dan bahan material yang akan
digunakan adalah beton dan kaca. Bangunan akan memiliki podium setinggi 3
lantai dan bangunan tower dari lantai 3 sampai dengan lantai 10 (lihat gambar
4.10).
Bentuk bangunan dengan tinggi podium 3 lantai dan tidak semua bangunan
dinaikkan sampai 10 lantai karena untuk menciptakan view yang lebih nyaman
pada skala view manusia dan lebih menghargai konteks Istana Maimun yang
hanya memiliki ketinggian 14 meter sehingga menciptakan skyline yang lebih
baik. (lihat gambar 4.11). Pada setiap unit pada apartemen akan mendapatkan
view yang berbeda, ada yang akan mendapatkan view Istana Maimun dan ada juga
yang mendapatkan view sisi muka sungai. (lihat gambar 4.12).
Gambar 4.11. Skyline bangunan terhadap Istana Maimun.
Dari hasil penelusuran ide bentuk bangunan, yang mana lebar kedua bangunan
40m dan berada dikedua sisi istana maimun dan dengan ketinggian lantai yang
sama akan menciptakan kesan seperti dua penjaga yang sedang berdiri disamping
raja yang duduk disingasana. Ini merupakan tujuan dari penerapan lebar bangunan
yang sama dan menciptakan view dan kesan pemandangan seperti demikian.
Untuk konsep struktur bangunan akan menggunakan sistem grid dan sistem
dinding geser untuk core bangunan. Jenis pondasi yang akan digunakan adalah
pondasi tiang pancang dan struktur kolom dan balok menggunakan beton. (lihat
gambar 4.13).
Setelah membuat rancangan konseptual maka perancang melanjuti proses
perancangan pada tahap rancangan skematik berdasarkan rancangan konseptual.
Pada tahap awal rancangan skematik perancang melakukan penelusuran kembali
pada tema dan judul perancang yaitu "Guardian of the gift" dan tema arsitektur
seperti dua penjaga yang berdiri tegas mendampingi Istana Maimun. Tahap awal
yang perancang tentukan pada rancangan skematik kedua bangunan ialah
menetapkan lebar masing-masing bangunan selebar 40 meter sedangkan panjang
bangunan pada tahap awal ialah sekitar ±60 meter pada bangunan apartemen dan
panjang bangunan hotel sekitar ±55 meter.
Pada awal perancangan skematik kedua bangunan perancang membuat akses pintu
utama pada bagian timur yang mana sejajar dengan pintu masuk utama istana
maimun. Sedangkan akses servis pada kedua bangunan berada pada sisi selatan
untuk bangunan hotel dan sisi utara pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).
Untuk aksesibilitas masing-masing bangunan, pada bangunan apartemen setelah
memasuki entrance untuk bangunan, pengunjung dapat melakukan drop-off
penumpang atau langsung memasuki area parkir untuk pengunjung istana maupun
untuk tamu pengunjung unit apartemen yang ada, sedangkan untuk penghuni
apartemen dapat langsung memasuki parkir basement yang entrance berada pada
sisi kanan drop-off (lihat gambar 4.15). Untuk keluar dari basement dapat melalui Gambar 4.14. Akses servis pada masing-masing bangunan.
akses keluar dari basement yang berada pada sisi kiri entrance utama bangunan
apartemen (lihat gambar 4.15). Untuk akses keluar pengunjung dapat dicapai
langsung dengan melalui parkir publik atau bagi yang hanya menurunkan
penumpang dapat langsung menuju akses keluar yang sama dengan akses jalur
akses dari basement yang bisa dicapai setelah melakukan drop-off (lihat gambar
4.15). Untuk akses servis pada bangunan apartemen berada pada sisi paling kiri
site terdapat akses khusus servis yang merupakan akses dua arah merangkap akses
keluar dan masuknya bagian servis pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.14).
Untuk aksesbilitas pada bangunan hotel, setelah memasuki entrance bangunan
hotel, untuk bus dapat menurunkan penumpang terlebih dahulu pada sisi kanan
jalur pedestrian awal pada Istana Maimun (lihat gambar 4.16). Setelah
convention hall pada hotel dapat langsung menuju basement yang berada pada sisi
kiri entrance utama pada bangunan hotel atau melakukan drop-off kemudian dapat
menuju basement juga melalui turn-over setelah melakukan drop-off (lihat gambar
4.16). Untuk pengendara taksi dapat melakukan drop-off dan disediakan parkir
untuk taksi pada bagian setelah bagian drop-off (lihat gambar 4.16). Untuk
pengendara motor dapat melakukan parkir langsung pada area parkir kendaraan
beroda dua. (lihat gambar 4.16) Untuk akses keluar dari basement berada pada sisi
kanan entrance utama pada bangunan hotel. (lihat gambar 4.16), dan untuk akses
keluar dari site untuk sisi bangunan hotel bagi pengendara motor, bus dan taksi
dapat melalui satu akses keluar yang ada dan sama (lihat gambar 4.16). Untuk
akses servis pada bangunan hotel berada pada sisi paling kanan site terdapat akses
dua arah untuk bagian servis, entrance bagian servis pada bangunan berada pada
sisi kanan belakang pada bangunan yang mencakup area loading dock dan
garbage room (lihat gambar 4.14).
Untuk akses pedestrian dapat melalui entrance bagian tengah seperti yang
perancang paparkan pada bagian sebelumnya (lihat gambar 4.9). Pada akses
pedestrian akan di buat kanopi sepanjang jalan pedestrian menuju Istana Maimun.
Pada area terbuka hijau yang hanya diperuntukkan pedestrian memiliki akses
menuju bangunan hotel dan bangunan apartemen, yang mana merupakan side
entrance pada masing-masing bangunan (lihat gambar 4.17). Untuk mencapai
area terbuka hijau, hanya dapat diakses dari pintu belakang istana yang mana
akan menjadi bagian dari kunjungan untuk Istana Maimun setelah melakukan
kunjungan pada galeri yang ada. (lihat gambar 4.17).
Sebelum melakukan rancangan skematik, terlebih dahulu perancang melakukan
zooning ruangan per lantai dan organisasi ruang setiap lantai pada masing-masing
bangunan. Pada bangunan apartemen (lihat gambar 4.18). Setelah memasuki
bangunan, akan di jumpai lobby pada apartemen dan receptionist dan pada sisi
lain receptionist dapat dijumpai fasilitas penunjang untuk bangunan apartemen Gambar 4.17. Side entrance masing-masing bangunan dan akses Istana Maimun
seperti mini market, toko souvenir serta food court. Dari food court dapat menuju
toilet untuk pengunjung food court. Untuk aksesibilitas vertikal pada bangunan
apartemen digunakan lift. Pada bagian lantai 2 akan di jumpai beberapa unit
apartemen dan fitness centre serta kolam renang yang hanya diperuntukkan bagi
penghuni apartemen (lihat gambar 4.19). Pada lantai 3 sampai lantai 10 hanya
terdapat unit apartemen. (lihat gambar 4.20). Untuk bagian mekanikal dan
elektrikal pada awal rancangan berada pada lantai 1 bangunan yang berada pada
bagian belakang bangunan yang langsung dapat dicapai oleh bagian servis. Pada
awal perancangan skematik pada beberapa unit perancangan akan mendapatkan
view pada Istana Maimun dan juga view pada muka sungai sesuai dengan konsep
bentuk bangunan perancang (lihat gambar 4.12). Pada bagian food court terdapat
akses menuju rancangan area terbuka hijau.
Untuk bangunan hotel, setelah memasuki melalui entrance bangunan, akan
dijumpai hotel dan receptionist dan menuju lift sebagai akses vertikal. Pada sisi
reception terdapat fasilitas penunjang seperti concierge, bellman counter, agency
dan money changer. Setelah bagian lobby akan dijumpai bar and lounge dan
restaurant. Bagian mekanikal dan elektrikal berada pada bagian belakang
bangunan yang dapat dicapai melalui entrance servis. Pada bagian belakang
reception terdapat front office dan management office serta toko obat dan
beberapa retail (lihat gambar 4.21). Pada lantai 2 terdapat ballroom, ruang rapat,
spa dan sauna, retail dan coffeeshop (lihat gambar 4.22). Pada lantai 3 terdapat Gambar 4.20. Organisasi ruang 3rd - 10th level pada bangunan apartemen.
kolam renang dan fitness centre dan beberapa standard dan deluxe room (lihat
gambar 4.23). Pada lantai 4 sampai lantai 7 terdiri dari standard dan deluxe room,
pada lantai 8-9 akan terdapat deluxe room, executive room dan beberapa standard
room dan pada lantai 10 hanya terdapat suite room (lihat gambar 4.24) Pada awal
perancangan bangunan hotel akan memiliki bentuk yang relatif sama dengan
bangunan apartemen dengan rancangan awal dimana pada unit kamar akan
mendapatkan view pada istana dan muka sungai serta view pada kota Medan pada
level yang lebih tinggi. Pada bangunan hotel juga akan terdapat akses menuju area
terbuka hijau yang berada pada belakang Istana Maimun. Untuk akses staff
karyawan pada hotel akan memiliki akses masuk pada bagian servis yang tidak
bersinggungan dengan akses utama pada hotel.
Gambar 4.23. Organisasi ruang 3rd level pada bangunan hotel. Gambar 4.22. Organisasi ruang 2nd level pada bangunan hotel.
Alasan membuat rancangan dengan bangunan yang memiliki lebar bangunan
sama serta memiliki bentuk yang relatif sama untuk menciptakan view yang
memiliki ekspresi dua pengawal yang memiliki busana yang sama dan yang
membedakan hanya ukuran badan pengawal yang berbeda. Karena pada
umumnya seragam para pengawal raja/pemimpin negara memiliki seragam yang
relatif sama (lihat gambar 4.25).
BAB 5
THE EFFECT OF INSUFFICIENT SPACE
Setelah melakukan zoning ruang untuk masing-masing bangunan, maka
selanjutnya perancang membuat denah skematik pada masing-masing bangunan
berdasarkan organisasi ruang yang telah dibuat. Pada saat perancang akan
memasukkan ruangan-ruangan yang ada pada organisasi ruang ternyata tidak
dapat masuk pada bentuk spatial awal rancangan, sehingga perancang mengubah
bentuk spatial bangunan untuk memenuhi ruangan yang dibutuhkan. Dari bentuk
podium maupun bentuk tower terdapat perubahan yang cukup signifikan. Namun
lebar bangunan setelah perubahan bentuk spatial tetap 40m sesuai dengan ide
awal yang perancang nyatakan pada bagian sebelumnya, yaitu untuk menciptakan
view yang merepresentasikan 2 penjaga yang berdiri di samping raja (lihat gambar
Untuk bangunan apartemen pada awal konsep tower yang dibutuhkan hanya satu
dan setelah perubahan spatial maka bentuk tower juga mengalami perubahan
bentuk. Dimana bentuk tower setelah perubahan bentuk spatial menjadi huruf
"C" dan orientasi bangunan menghadap pada Istana Maimun dan bentuk tower
pada bangunan hotel juga memiliki bentuk yang sama dengan ukuran yang lebih
kecil (lihat gambar 5.2).
Sequence pada denah skematik apartemen lantai 1, setelah memasuki entrance
bangunan akan dijumpai lobby untuk menyambut penghuni, setelah lobby utama
dapat dijumpai lobby lift pertama, setelah itu dapat dijumpai food court yang
berada pada tengah bangunan dan memiliki side entrance yang menghubungkan
bangunan menuju green open space pada lokasi belakang istana maimun yang
sudah perancang desain pada awal rancangan konseptual. Setelah bagian food
court dapat dijumpai lobby lift kedua. Untuk bagian servis terletak dibagian
lobby utama yang berdekatan dengan lift lobby pertama, serta fasilitas pendukung
yang berdekatan dengan food court (lihat gambar 5.3).
Sequence pada lantai 2, terdapat fitness center, cafe dan roof garden serta
beberapa unit apartemen. Area fitness center, cafe dan roof garden dapat dicapai
melalui sebuah pintu yang membatasi area unit apartemen dengan fasilitas
pendukung tersebut (lihat gambar 5.4). Sequence pada lantai 3, terdapat kolam
renang yang berada pada tengah bangunan dan unit-unit bangunan apartemen
yang ada. Kolam renang yang ada berada pada bagian outdoor dan dapat dicapai
oleh setiap unit yang ada. Pada lantai 4-5 terdapat unit-unit apartemen yang terdiri
dari 1-bedroom, 2-bedroom dan 3-bedroom, sedangkan pada lantai 6-10 terdapat
unit-unit apartemen yang terdiri dari 2-bedroom dan 3-bedroom saja (lihat gambar
5.5).
Pada denah skematik awal bangunan apartemen, dapat dilihat bahwa bangunan
apartemen perancang menggunakan metode akses horizontal double-loaded,
alasan penggunaan sistem double-loaded karena untuk mencukupi unit yang
dibutuhkan berhubung dengan batas ketinggian bangunan yang ada dan juga luas
bangunan yang ada (lihat gambar 5.6).
Gambar 5.4. Sequence lantai 2 apartemen.
Pada setiap ujung koridor yang ada pada denah skematik apartemen terdapat
sebuah ruang yang disediakan untuk pencahayaan alami, karena pada konsep
akses horizontal double-loaded akan kurang dari segi pencahayaan dan sirkulasi
udara, penempatan bagian ini pada setiap ujung koridor berfungsi sebagai
pencahayaan alami dan sirkulasi udara (lihat gambar 5.7). Gambar 5.6. Koridor double loaded.
Untuk bangunan hotel, sesuai dengan perancang sebutkan mengenai bentuk tower
dan bangunan pada hotel memiliki bentuk yang sama dengan bangunan apartemen
namun memiliki ukuran luas yang lebih kecil. (lihat gambar 5.2).
Sequence pada denah skematik hotel pada lantai 1, setelah memasuki bangunan
melalui entrance akan ditemui lobby utama pada hotel yang dapat dijumpai
reception, dan pada bagian kanan lobby terdapat retail-retail yang menjadi
fasilitas pendukung hotel. Bagian belakang reception akan terdapat front office
dan management office. Setelah area lobby maka akan ditemukan lobby lift dan
dapat dijumpai restoran dan juga bar dan lounge yang memiliki side entrance
yang menghubungkan bangunan hotel dengan area open space yang ada pada
belakang bangunan Istana Maimun. Area servis berada pada bagian belakang
bangunan serta bagian loading dock berada pada bagian bangunan (lihat gambar
5.8).
Sequence pada lantai 2, terdapat ballroom, ruang rapat, coffee shop, spa dan sauna
pada belakang bangunan yang menghadap pada sisi muka sungai dan coffee shop
menghadap sisi depan bangunan (lihat gambar 5.9). Sequence pada lantai 3,
terdapat fitness center dan kolam renang dan juga beberapa unit kamar hotel (lihat
gambar 5.10). Pada lantai 4-7 terdapat unit-unit kamar hotel yang terdiri dari unit
kamar standard, deluxe dan executive, lantai 8-9 tower terdapat unit deluxe dan
executive dan pada lantai 10 terdapat 4 unit kamar suite. (lihat gambar 5.11).
Pada bangunan tower hotel menggunakan sistem single-loaded dimana pada
bagian koridor terdapat pencahayaan alami yang baik serta sirkulasi udara yang
baik. Dan pada setiap ujung koridor akan terdapat akses menuju area roof garden
pada tiap lantai tower hotel (lihat gambar 5.12).
Setelah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terdapat banyak masalah
dan juga kesalahan pada denah skematik pertama ini, maka perancang melakukan
revisi pada denah skematik yang ada. Dimana dengan catatan dan masukan bahwa Gambar 5.11. Sequence tower hotel.
jangan memaksakan lebar bangunan masing-masing bangunan sama dan juga
bentuk tower yang sama karena fungsi dan fasilitas yang disediakan pada
masing-masing bangunan berbeda.
Adapun hasil revisi pertama denah skematik terdapat perubahan yang sangat
signifikan dari segi bentuk spatial bangunan dan bentuk tower bangunan.
Perubahan denah skematik dapat dilihat dari bentuk spatial bangunan yang masih
sama dengan rancangan denah skematik awal dengan ukuran yang berbeda dan
pada bangunan apartemen yang pada awalnya terdapat 1 tower menjadi 2 tower,
dimana kedua tower yang memiliki bentuk yang sama tetapi memiliki luas yang
berbeda (lihat gambar 5.13). Pada bangunan hotel juga memiliki perubahan yang
cukup signifikan juga setelah revisi, dimana bentuk tower yang awalnya
berbentuk huruf "C" dan cukup sama dengan tower apartemen menjadi tower
yang memanjang dari sisi timur menuju sisi barat dengan orientasi kamar
menghadap utara-selatan dan juga sistem single-loaded menjadi sistem
double-loaded. (lihat gambar 5.13).
Untuk perubahan layout denah skematik pada apartemen bisa dilihat bahwa
terdapat perubahan entrance, dimana entrance pada apartemen diubah menjadi
side entrance yang berseberangan dengan entrance dari area open space.
Sehingga lobby utama pada bangunan apartemen berada pada sisi lain bagian food
court dan lobby masing-masing tower berada pada sisi samping kiri dan kanan
lobby utama. Fasilitas penunjang berada dekat dengan food court sedangkan
bagian area servis tetap berada belakang bangunan. Akses menuju basement juga
mengalami perubahan yakni berada pada bagian belakang bangunan setelah area
drop-off (lihat gambar 5.14).
Pada bagian lantai 2 apartemen terdapat fitness center dan kolam renang yang
berada pada bagian tengah bangunan dan unit-unit apartemen pada masing-masing
tower. Pada lantai 2, kedua tower dihubungkan dengan fasilitas yang ada berada
terdapat unit-unit apartemen yang terdiri dari 1-bedroom, 2-bedroom, dan
3-bedroom. (lihat gambar 5.16).
Untuk perubahan layout denah skematik pada hotel bisa dilihat dimana susunan
ruangan pada lantai 1 yang dibagi pada bagian sisi kanan bangunan merupakan Gambar 5.16. Denah skematik tower apartemen revisi 1.
bagian servis hotel dan pada bagian sisi kiri merupakan bagian publik yang dapat
dijumpai bar & lounge setelah area lobby dan juga restoran yang dapat dicapai
setelah bagian bar & lounge. (lihat gambar 5.17).
Pada bagian lantai 2 bisa lihat terdapat perubahan yang cukup signifikan dimana
pada bagian depan bangunan terdapat area ballroom dan meeting room sedangkan
bagian bangunan yang menghadap sisi muka sungai terdapat coffee shop sehingga
pada bagian coffee shop akan mendapatkan river view, pada bagian sisi seberang
coffee shop akan terdapat kolam renang yang menghadap pada sungai serta area
fitness center dan spa & sauna (lihat gambar 5.18). Pada bagian lantai 3-7
terdapat unit kamar standard, deluxe dan executive, pada lantai 8 hanya unit
executive dan deluxe, pada lantai 9-10 hanya terdapat unit kamar suite (lihat
gambar 5.19).
Setelah melakukan revisi 1 pada denah skematik kedua bangunan, dilanjuti
dengan melakukan konsultasi hasil revisi 1, terdapat masalah pada hasil revisi
Pada konsultasi revisi 1, pada bangunan apartemen lantai 1 khususnya pada akses
menuju masing-masing lobby tower apartemen harus ditingkatkan privasi dengan
membuat pembatas berupa dinding partisi. Pada bagian tower yang setelah revisi
1 menghasilkan koridor yang tidak memiliki pencahayaan alami sehingga harus
diubah pada ujung-ujung koridor sehingga mendapatkan pencahayaan alami serta
sirkulasi udara yang lebih baik pada koridor (lihat gambar 5.20).
Pada bangunan hotel, setelah konsultasi revisi 1 denah skematik, pada lantai 1
bangunan hotel harus terdapat akses vertikal berupa tangga setelah area lobby
yang merupakan akses untuk pengguna ballroom yang ada dilantai 2, pada lantai 2
area ruang rapat berubah serta bagian pre-function . Dan dapat di lihat bahwa
bagian yang menghadap sungai hanya digunakan untuk area coffee shop, fasilitas
penunjang seperti fitness center, spa & sauna serta outdoor swimming pool
dipindahkan pada lantai 3 bangunan hotel (lihat gambar 5.21).
Pada revisi 1 denah skematik bangunan hotel, area fitness center, spa & sauna
serta outdoor kolam renang berada pada lantai yang sama dengan coffee shop
(lihat gambar 5.15). Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka kolam renang dan
fasilitas penunjang lainnya diletakkan pada lantai 3 karena ukuran luas coffee shop
pada denah skematik revisi 1 kurang, sehingga perluasan area coffee shop
mempengaruhi area kolam renang, fitness center dan spa & sauna (lihat gambar
5.22).
Pada bagian denah skematik tower hotel revisi 1, bisa dilihat bahwa area core
bangunan terlalu condong dari tower bangunan dan hal demikian akan
menghilangkan fungsi utama core yang berfungsi sebagai struktur utama
bangunan. Setelah hasil konsultasi revisi 1 maka, bagian condong tersebut
dikurangi untuk mengembalikan dan memaksimalkan fungsi core (lihat gambar
5.23).
Setelah konsultasi revisi 1 dengan dosen pembimbing perancang melanjuti
pengerjaan denah skematik untuk area basement pada kedua bangunan. Pada
denah skematik revisi 1 akses menuju asement pada bangunan apartemen berada
pada bagian belakang dan akses keluar berada pada bagian depan bangunan (lihat
gambar 5.24).
Pada bangunan apartemen, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 3 lantai
untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 259 unit. Pada bagian basement
1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada dekat dengan lobby
lift tower B (lihat gambar 5.25). Pada lantai basement bangunan apartemen
dilakukan perluasan pada bagian sisi kanan dan kiri sebanyak 5,6 meter.
Pada bangunan hotel, jumlah lantai basement yang diperlukan ialah 2 lantai untuk
memenuhi kebutuhan kendaraan sebanyak 100 unit mobil dan 40 unit motor. Pada
bagian basement 1 dapat dijumpai bagian mekanikal dan elektrikal yang berada
dekat dengan lobby lift yang berada pada core bangunan (lihat gambar 5.26). Pada
lantai 2 basement hotel terdapat parkir motor dan parkir mobil (lihat gambar 5.27).
Gambar 5.26. ME room pada bangunan hotel pada B1.
Setelah selesai membuat denah skematik basement, konsultasi untuk hasil revisi
kedua dilakukan dengan arsitek profesional. Dan hasil konsultasi revisi 2 cukup
menpengaruhi perubahan layout parkir yang telah dibuat, dimana kedalaman
basement parkir mempengaruhi cost pembangunan kelak sehingga kedalaman
basement sebaiknya tidak terlalu dalam. Pada bangunan hotel dianjurkan bahwa
parkir basement sebaiknya hanya 1 lantai dan pada bangunan apartemen ditekan
menjadi 2 lantai. Juga rasio ramp yang baik adalah 1:8 yang mana pada denah
skematik basement perancang hanya menggunakan rasio 1:7 pada entrance dan
exit basement dan rasio 1:6 pada penghubung lantai tiap basement.
Pada konsultasi revisi 2, menurut arsitek profesional, entrance pada bangunan
apartemen yang berada disamping tidak terlalu baik dan menghilangkan nilai site
dimana jika entrance berada pada bagian sisi samping dapat mengakibatkan
penghuni maupun tamu pengunjung hunian apartemen tidak dapat merasakan
keberadaan dan kemegahan istana maimun ketika memasuki bangunan tersebut.
Sehingga perancang dianjurkan untuk memikirkan kembali akses entrance yang
ada pada bangunan apartemen.
Pada denah skematik revisi 2 hotel, pada lantai 3 yang mana terdapat beberapa
retail, menurut arsitek sebaiknya dipindahkan karena pada lantai 3 akan
mengakibatkan daerah retail tersebut vakum dan tidak mendapatkan pengunjung
karena terlalu jauh dan sifat area publik pada lantai 3 lebih kurang daripada lantai
Setelah konsultasi dengan arsitek maka perancang melakukan konsultasi lagi
dengan dosen pembimbing membahas mengenai entrance yang berada disamping
yang harus dipindahkan kebagian depan karena jika entrance dibagian depan
dapat mengakibatkan jangkauan akses menuju tower B lebih jauh daripada tower
A.
Konsultasi denah skematik revisi 2 pada bangunan hotel, bagian tower bangunan
sebaiknya diberi bukaan pada ujung koridor seperti bangunan apartemen sehingga
pada area koridor mendapatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang baik.
Setelah hasil konsultasi denah skematik revisi kedua maka terdapat perubahan
kembali pada masing-masing layout bangunan yang ada. Dari hasil konsultasi,
diharuskan adanya perubahan grid yang lebih efisien. Pada bangunan hotel
mengalami perubahan grid yang cukup signifikan dimana pada awal denah
skematik menggunakan grid 6mx6m menjadi grid 8mx8m dan pada bagian
koridor memiliki grid 3,2x8m.
Sesuai dengan hasil konsultasi mengenai Basement pada kedua bangunan, bisa
dilihat pada bangunan apartemen jumlah lantai Basement menjadi 2 lantai dan
pada bangunan hotel menjadi 1 lantai.
Pada bangunan apartemen entrance Basement dan exit Basement berubah dari
posisi awal dimana posisi Entrance berada di belakang lokasi ramp exit pada
Basement. Rasio ramp pada Basement juga diubah menjadi 1:8 dan pada
Basement apartemen melakukan perluasan pada sisi kanan dan kiri seluas 4,6 m,
Pada bangunan hotel, entrance dan exit Basement juga mengalami perubahan,
dimana letak entrance dan exit berdampingan dan berada pada sisi kanan
bangunan setelah area drop-off. Pada Basement hotel melakukan perluasan 20 m
pada sisi barat dan timur dan 4,6 m pada sisi utara dan selatan bangunan (lihat
gambar 5.29).
Pada bangunan hotel, retail yang berada pada lantai 3 dipindahkan pada lantai 1,
dan pada bagian tower, ujung koridor memiliki sebuah bukaan dengan tujuan
pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada koridor. Pada bagian lantai 8
merupakan lantai yang terdiri dari kamar executive dan kamar deluxe, terdapat
roof garden pada lantai ini (lihat gambar 5.30). Pada lantai 9-10 merupakan lantai
yang hanya terdapat kamar suite, pada koridor menuju kamar terdapat bukaan
sepanjang koridor (lihat gambar 5.31).
Gambar 5.31. Roof garden pada lantai 8 dan bukaan koridor pada lantai 9 dan 10 hotel.
Pada bangunan apartemen, entrance utama kembali diubah menjadi bagian depan
dengan konsekuensi akses menuju tower B lebih jauh namun tetap dibuat akses
menuju lobby B bersifat privasi. Dan terdapat entrance yang berada pada sisi
sebelah entrance penghuni untuk publik yang menuju area food court (lihat
THE DIFFERENCE OF MINIMAL AND SIMPLICITY
Setelah melakukan revisi ke-3 untuk denah skematik kedua bangunan, maka
perancang melakukan konsultasi kembali dengan arsitek profesional mengenai hasil
revisi dari konsultasi denah skematik revisi ke-2 sehingga menghasilkan denah
skematik revisi ke-3. Dari hasil konsultasi yang dilakukan perancang diminta untuk
melanjutkan pekerjaaan denah skematik untuk masing-masing unit pada bangunan
apartemen dan unit kamar pada bangunan hotel serta eksplorasi fasad pada kedua
bangunan.
Dari hasil konsultasi mengenai denah revisi ke-3, pada denah skematik bangunan
hotel revisi ke-3, perancang diingatkan mengenai masalah shaft kamar mandi pada
masing-masing kamar tidak boleh dekat dengan kolom struktur karena akan
bersinggungan dengan balok pada bangunan sehingga lubang shaft yang tidak dapat
dibuat (lihat gambar 6.1).
Pada denah bangunan apartemen terdapat ketidakcukupan luas untuk beberapa tipe
unit apartemen sehingga harus ditambah luasan dan mempengaruhi bentuk tower
yang sudah ada (lihat gambar 6.2).
Pada konsultasi dengan arsitek juga diingatkan mengenai penelusuran konsep tampak
untuk kedua bangunan. Sesuai dengan konsep tema yang perancang pilih maka hal
utama yang perlu diperhatikan ialah tidak ada ornamen yang berlebihan sesuai
dengan teori arsitektur minimalis dan memiliki pencahayaan alami yang baik. Maka
konsep utama pada tampak perancang ialah memiliki bukaan yang relatif besar pada
setiap unit dan menghindari ornamen-ornamen yang tidak memiliki fungsi sama
sekali. Dengan tampak yang cukup minimalis bukan berarti hanya meminimalisir apa
yang ada menurut arsitek profesional, adapun masukan yang diberikan ialah
geometri mungkin bisa membuat bentuk balkon yang lebih unik namun tetap simetris
dan memiliki unsur geometri.
Setelah melakukan konsultasi maka perancang pun mulai mengerjakan denah
skematik untuk tiap unit yang ada pada apartemen dan unit kamar yang ada pada
bangunan hotel. Pada apartemen terdapat 8 jenis tipikal unit apartemen yang terdiri
dari 1 tipikal unit apartemen tipe 1-bedroom, 4 denah tipikal unit apartemen tipe
2-bedroom dan 3 denah tipikal unit apartemen tipe 3-2-bedroom. Pada bangunan hotel
terdapat 4 jenis unit kamar yaitu unit kamar standard, unit kamar deluxe, unit kamar
executive dan unit kamar suite.
Untuk lebih spesifik, pada unit kamar apartemen tipe 1-bedroom memiliki 1 ruang
tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 kamar tidur (lihat gambar 6.3).
Pada unit kamar apartemen tipe 2-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1
dapur, 2 kamar mandi dan 2 kamar tidur (lihat gambar 6.4). Pada unit kamar
apartemen tipe 3-bedroom memiliki 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 2 kamar
mandi dan 3 kamar tidur (lihat gambar 6.5). Adapun perbedaan pada luasan unit
apartemen ialah pada tipe 1-bedroom dan 2-bedroom luas ruang makan untuk 4 orang
dan pada 3-bedroom untuk 6 orang. Pada ruang tamu juga memiliki cakupan luas
yang sama dengan spesifikasi ruang makan. Untuk unit kamar tidur pada tipe
Gambar 6.3. Tipe unit apartemen 1-bedroom.
Pada setiap unit apartemen yang ada memiliki balkon, dan pada lantai 3 sampai lantai
8 memiliki bentuk balkon yang sama dan lantai 9-12 memiliki bentuk balkon yang
sama (lihat gambar 6.6). Bentukan tersebut berlaku pada kedua tower yang ada pada
apartemen sehingga pada sisi depan Istana Maimun dan sisi muka sungai memiliki
bentuk bangunan yang sama pada tower.
Gambar 6.5. Tipe unit apartemen 3-bedroom.
Pada bangunan hotel, adapun spesifikasi unit kamar hotel ialah pada unit kamar
standard memiliki 2 jenis kamar yaitu tipe double-bed dan tipe single-bed, pada unit
kamar standard hanya memiliki bukaan pada sisi yang menghadap istana maimun
sehingga mendapatkan view istana sedangkan pada 1 sisi lain memiliki view kota
Medan (lihat gambar 6.7). Untuk tipe kamar deluxe memiliki luasan yang lebih besar
dari standard dan memiliki bukaan yang lebih besar dari tipe kamar standard (lihat
gambar 6.8). Pada unit kamar executive, luasan kamar lebih luas sedikit dari tipe
kamar deluxe dan terdapat tambahan balkon pada kamar yang akan mendapatkan
view kota Medan dan juga view sisi muka sungai (lihat gambar 6.9). Pada unit kamar
suite yang terdapat pada lantai 9 dan lantai teratas pada bangunan hotel memiliki 2
kamar tidur, dimana 1 kamar tidur dengan single bed, 1 ruang tamu yang cukup luas
dan 1 pantry serta meja yang dapat digunakan sebagai tempat meeting. Pada tipe
kamar suite memiliki bukaan yang besar pada sisi ruang tamu dan terdapat balkon
Gambar 6.8. Unit kamar tipe Deluxe.
Pada lantai podium hotel terdapat bukaan-bukaan yang cukup besar pada area coffee
shop, lobby, area pre-function pada ballroom juga koridor-koridor serta lounge yang
ada dan akan menjadi bagian dari tampak untuk bangunan hotel tanpa menambah
ornamen yang berlebihan hanya menggunakan unsur kaca sebagai bukaan (lihat
gambar 6.11).
Setelah menyelesaikan denah skematik unit-unit pada bangunan apartemen dan
bangunan hotel, segera di lakukan konsultasi kembali. Adapun agenda yang didapat
dari hasil konsultasi ialah untuk bangunan apartemen, penggunaan bathtub pada
kamar mandi diminta untuk dipikirkan kembali apakah berguna karena sekarang
kebanyakan pada unit apartemen menggunakan shower karena lebih mudah, murah
dan tidak terlalu rumit instalasinya. Untuk kamar hotel, pada kamar suite foyer yang
berfungsi untuk menerima atau suasana entrance diminta untuk dipertimbangkan
karena banyak membuang luasan pada kamar hanya untuk koridor pencapaian
menuju ruang tamu dan ruang lainnya pada unit kamar tersebut.
Untuk konsep tampak pada bangunan, pada bangunan apartemen, bentuk bangunan
lebih besar dan lebih tebal pada orientasi timur-barat sedangkan pada bangunan hotel
lebih berorientasi utara-selatan pada tower. Jika kedua bangunan tersebut diletakkan
pada kedua sisi istana maimun pada site maka akan menciptakan view dimana 1
bangunan lebih melebar dan 1 bangunan lebih tipis pada bagian tower. Hal ini di buat
sesuai dengan konsep judul tema perancang dimana kata "Guardian" dimana
mengilustrasikan view untuk bangunan apartemen seperti penjaga yang menghadap
kedepan dan pada bangunan hotel terkesan seperti penjaga yang menghadap
kesamping seperti ilustrasi keadaan pada gambar (lihat gambar 6.12). Maka pada
hasil view tampak site untuk kedua bangunan akan terkesan dua penjaga yang sedang
mengawal dan menjaga raja seperti yang disebutkan pada awal-awal bagian mengenai
Setelah melakukan presentasi untuk sidang preview 1, terdapat beberapa komentar
dari dosen penguji yang harus dipertimbangkan mengenai desain pada bangunan
apartemen dan bangunan hotel yang ada pada site. Mengenai konsep tema
perancangan yang diimplementasi masih kurang, karena menurut penguji bangunan
yang ada seperti berlomba-lomba dengan bangunan eksisting yang ada yaitu Istana
Maimun itu sendiri. Konsep minimalis pada bangunan apartemen masih belum
terlihat dikarenakan konsep awal tampak bangunan apartemen yang menggunakan
pola balkon mengakibatkan tampak bangunan apartemen terkesan ramai dan padat
dan berlawanan dengan tema yang perancang ambil yaitu tema minimalis (lihat
gambar 6.13).
Pada bangunan hotel, menurut penguji tower yang ada kenapa menghadap pada
bangunan Istana Maimun, dan kenapa tidak pada satu sisi lainnya lagi. Menurut
penguji tower yang ada terlalu dekat dan terkesan menghimpit Istana Maimun
daripada menjaga Istana Maimun seperti pada konsep judul perancang yang
menggunakan judul "Guardian" (lihat gambar 6.14).
Gambar 6.14. Orientasi tower bangunan hotel yang lebih menghadap Istana Maimun.
Pada konsep site, landscaping pada seluruh site belum maksimal dan belum terlihat
apa yang menjawab tema besar "river front" (lihat gambar 6.15). Mengenai konsep
keseluruhan bangunan masih kurang dianalisis konteks pada Istana Maimun sehingga
mengakibatkan kedua bangunan yang ada seperti out of context. Mengenai konsep
tema yang perancang pilih bahwa judul perancang adalah "Guardian of Deli
Sultanate's Gift" yang artinya menjaga, namun menurut penguji bangunan perancang
seolah-olah istana maimun tersebut seperti raja yang pendek sedangkan bangunan
apartemen dan bangunan hotel itu sendiri seperti penjaga yang raksasa (lihat gambar
6.16). Komentar lainnya para penguji ialah mengapa bangunan apartemen memiliki
orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, pada bangunan apartemen orientasi
bangunan lebih menghadap pada depan site dan satu sisi lagi menghadap pada muka
sungai, sedangkan pada bangunan hotel memiliki orientasi yang menyamping dan
memiliki sisi yang lebih ramping pada bagian yang menghadap depan site dan
bagian yang menghadap sisi muka sungai dan orientasi tower lebih menghadap pada
istana maimun. Ada juga komentar mengenai hal pemilihan tema yang menurut
penguji berlawanan dengan konteks yang ada pada site yaitu konsep minimalis yang
cukup berlawanan dengan istana itu sendiri, hal ini juga menjadi faktor yang
Dengan masukan-masukan dan komentar-komentar yang diberikan oleh penguji pada
sidang preview maka perancang mulai melakukan review kembali hasil preview
dengan dosen pembimbing dan juga arsitek professional. Hasil review mengenai
Istana Maimun yang terkesan seperti raja yang pendek, hal ini diakibatkan jumlah
kebutuhan yang ada untuk bangunan apartemen dan bangunan hotel yang harus
dipenuhi dan bangunan memiliki tipikal bangunan high rise sehingga bangunan akan Gambar 6.15. Sisi muka sungai yang kurang landscaping.
terkesan tinggi, namun perancang berusaha meminimalisir bentuk bangunan sehingga
bangunan akan lebih terkesan halus dan rendah hati terhadap Istana Maimun itu
sendiri.
Hal kedua mengenai penerapan konsep tema pada bangunan, konsep yang perancang
ambil dari bangunan Istana Maimun yaitu Istana Maimun memiliki tipikal bentuk
bangunan yang dibagi 3 bagian yaitu bagian utama bangunan di tengah dan sisi
bangunan yang mengapit yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Konsep bangunan Istana
Maimun ini perancang terapkan pada kedua bangunan baru sehingga bangunan
apartemen dan bangunan hotel terkesan mengapit Istana Maimun yang menjadi pusat
perhatian pada site dan merupakan konteks utama pada site (lihat gambar 6.17).
Perancang juga mengambil konsep arcade pada Istana Maimun yang memiliki
sideback pada lantai 2 dimana dinding bangunan utama berada dibelakang, penerapan
tersebut ada pada konsep balkon yang perancang buat dan memiliki konsep minimalis.
Konsep balkon ini juga menrespon pada komentar balkon yang terlalu ramai dan
padat pada awal konsep tampak yang ada pada bangunan (lihat gambar 6.18). Pada
balkon ini yang menjadi pembatas pada awalnya perancang menggunakan bahan
material beton, namun setelah melihat hasil menggunakan beton bangunan menjadi
terkesan kasar dan terlalu kuat, maka dari itu perancang mengganti material yang
lebih memberi kesan halus dan ringan pada bangunan yaitu material kaca sebagai
Gambar 6.18. Sideback pada istana yang menjadi sumber ide balkon pada rancangan.
Gambar 6.17. Tipikal bentuk bangunan istana.
Hal ketiga mengenai tower bangunan hotel yang memiliki orientasi menghadap istana
maimun, ini dikarenakan konsep ruang pada bangunan hotel perancang pada bagian
sisi lain merupakan bagian servis bangunan hotel tersebut serta adanya ballroom yang
lebih berada pada sisi lain sehingga tower lebih menghadap pada istana maimun itu
sendiri. Alasan lain mengenai hal tersebut ialah perancang ingin kamar-kamar yang
ada pada bangunan hotel tersebut mendapatkan view yang baik pada Istana Maimun
sehingga lebih memiliki identitas sebagai hotel butik dimana konteks pada site
tersebut ialah Istana Maimun itu sendiri (lihat gambar 6.14).
Hal keempat yaitu mengenai mengapa bangunan apartemen perancang memiliki
konsep orientasi yang berbeda dengan bangunan hotel, dimana bangunan apartemen
lebih memiliki orientasi lebih menghadap bagian depan Istana Maimun dan bangunan
hotel memiliki orientasi lebih menghadap pada Istana Maimun. Mengenai orientasi
tersebut karena bangunan yang ada seperti satu penjaga yang menghadap sisi samping
dan satu penjaga lagi seperti menghadap bagian depan seperti yang perancang
jelaskan pada bab sebelumnya mengenai orientasi pada bangunan apartemen dan
bangunan hotel terhadap Istana Maimun (lihat gambar 9.12).
Hal kelima mengenai landscaping pada bagian muka sungai yang masih kurang,
mengenai hal itu pada bagian muka sungai perancang membuat river walk yang
menghubungkan istana dan juga kedua bangunan yang ada sehingga dapat dinikmati
wisata kuliner yang ada pada komplek Multatuli seperti yang perancang jelaskan pada
bab sebelumnya. Adapun street furniture yang ada pada sisi river walk ialah tempat
duduk serta pohon-pohon juga lampu penerangan pada river walk tersebut. Pada
belakang Istana Maimun merupakan green area yang bentuk green pada site plan
memiliki shape yang mirip dengan Istana Maimun sehingga seperti sambungan dari
komplek istana tersebut (lihat gambar 6.20).
Untuk komentar mengenai pemilihan tema yang cukup berlawanan, tujuan perancang
mengambil tema minimalis ialah ingin meminimaliskan kedua bangunan baru
tersebut dan tidak lebih megah dari Istana Maimun itu sendiri yaitu dari segi bentuk
dan pengurangan ornamen dan konsep yang lebih modern karena bangunan ini
dibangun pada zaman modern sehingga tidak terkesan jadul dan bangunan itu sendiri
juga memiliki nilai sendiri namun tidak lebih megah dari Istana Maimun. Kedua
bangunan akan terkesan rendah hati terhadap konteks yang ada pada site yaitu istana
Hasil revisi dari sidang preview 1 kemudian didiskusikan dengan arsitek professional
dan dosen pembimbing. Arsitek professional mengatakan bahwa penyelesaian
permasalahan rancangan pada balkon sudah lebih baik daripada rancangan balkon
yang pada awalnya sangat ramai dan perancang diminta untuk melanjutkan pada
tahap konsep struktur dan mekanikal dan elektrikal serta plumbing pada kedua
bangunan.
Hasil assistensi mengenai revisi preview 1 dengan dosen pembimbing terdapat
komentar pada bentang lebar yang ada pada bangunan hotel yaitu pada bagian ruang
ballroom mengenai atap yang menggunakan sistem truss, namun pada atap menurut
dosen pembimbing atap yang ada terkesan terlalu dekat dengan dinding bangunan dan
dipertanyakan peletakan truss yang ada pada bangunan. Hal lain mengenai bangunan
hotel ialah pada bagian tower yang memiliki roof garden pada tiap lantai dianjurkan
untuk membuang ruang untuk roof garden karena pada roof garden tersebut akan
jarang orang yang mengunjungi daerah roof garden tersebut. Komentar lain yaitu
mengenai finishing pada layer terluar dari bagian ruangan ballroom masih plain dan
seharusnya diberi finishing yang lebih baik.
Komentar dari arsitek mengenai landscaping yang telah dibuat dimana bentuk garden
pada belakang Istana Maimun yang memiliki bentuk seperti layout Istana Maimun itu
apartemen dan bangunan hotel harus didesain landscape yang lebih baik. Dan pada
river walk di berikan jenis material dan atribut street furniture (lihat gambar 6.21).
Untuk konsep struktur pada bangunan apartemen dan bangunan hotel memiliki
konsep struktur yang relatif sama yaitu menggunakan rigid frame dan konsep grid
system serta sistem inti bangunan pada kedua bangunan.
Pada bangunan apartemen memiliki 2 inti bangunan yang mensupport masing-masing
tower yaitu pada tower A dan tower B yang memiliki ukuran yang sama. Pada
peletakan kolom memiliki sistem grid dengan grid 8x8m dan juga pada bagian
koridor memiliki grid 3,2x8m. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar
kolom pada bangunan apartemen terdapat 2 jenis kolom yaitu kolom dengan ukuran
60x60cm untuk struktur basement pada bangunan dan 80x80cm untuk kolom pada
tower bangunan. Kolom yang digunakan ialah kolom beton. Untuk sistem
digunakan untuk balok induk adalah ukuran 30x60cm berdasarkan perhitungan 1/12
dari bentang yang ada serta ukuran pada balok anak ialah 20x40cm. Untuk pondasi
pada inti bangunan juga menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22) Untuk
penutup atap menggunakan material beton. Pada dinding basement menggunakan
sistem retaining wall dengan ketebalan dinding 30cm dengan material beton. Pada
dinding bangunan yang non struktural menggunakan dinding bata serta dinding
gypsum board pada bagian interior. Pada bagian balkon masing-masing unit
apartemen yang menjadi fasad dari bangunan apartemen tersebut menggunakan
sistem kantilever/overhang. Pada bagian ujung koridor pada bangunan apartemen
menggunakan sistem curtain wall dengan material kaca.
Untuk bangunan hotel, konsep struktur yang digunakan sama dengan bangunan
bagian koridor. Pondasi yang digunakan ialah pondasi pile cap, besar kolom juga
memiliki ukuran 60x60 pada bagian basement serta kolom pada bagian podium dan
80x80 pada bagian tower bangunan. Material kolom yang digunakan ialah beton.
Framing system menggunakan sistem balok 2 arah dengan ukuran balok induk
30x60cm dan balok anak 20x40cm. Untuk pondasi pada inti bangunan juga
menggunakan pondasi pile cap (lihat gambar 6.22). Penutup atap juga menggunakan
material beton dan pada penutup atap pada bagian ballroom menggunakan bahan
yang lebih ringan yaitu zincalum dan menggunakan sistem truss pada kuda-kuda atap
pada bagian ballroom. Pada dinding basement menggunakan dinding retaining
dengan ketebalan 30cm dengan menggunakan material beton, pada dinding
non-struktural menggunakan dinding dengan material bata dan dinding dengan material
gypsum board pada bagian interior. Pada bagian ujung koridor lantai tower hotel
serta pada sisi koridor lantai 9 dan lantai 10 bangunan hotel menggunakan sistem
curtain wall dengan material kaca.
Untuk konsep mekanikal, elektrikal dan plumbing yang akan digunakan pada
bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah sistem shaft pada inti bangunan.
Terdapat shaft listrik dan shaft pipa plumbing pada inti bangunan. untuk konsep
mekanikal pada bangunan yaitu pada transportasi vertikal pada bangunan apartemen
dan bangunan hotel yang menggunakan sistem elevator/lift sebagai transportasi
Konsep plumbing pada bangunan apartemen dan bangunan hotel ialah penggunaan
water pump pada bagian basement dengan water tank pada basement dan pada atap
bangunan, dimana water tank pada basement untuk menyediakan air untuk 5 lantai
utama dan water tank pada atap akan mensupplai kebutuhan air 5 lantai dari lantai
teratas. Penyaluran dari shaft utama kemudian disalurkan pada masing-masing shaft
unit apartemen untuk bangunan apartemen dan shaft unit kamar pada bangunan hotel.
Untuk air kotor dan limbah pembuangan yaitu dari shaft masing-masing unit
kemudian disalurkan menuju shaft utama dan dibuang pada septic tank utama yang
ada (lihat gambar 6.23).
Untuk konsep elektrikal dengan sumber listrik utama dari PLN dan dibantu dengan
generator pada bangunan yang disalurkan melalui shaft utama kemudian menuju
pada bangunan serta penyaluran listrik untuk alat mekanikal pada bangunan seperti
elevator/lift pada bangunan (lihat gambar 6.24)
Konsep mekanikal pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, penyediaan
generator pembangkit listrik sebagai penyedia listrik cadangan. Mesin pompa air
untuk menyuplai air bersih, Elevator sebagai alat transportasi vertikal pada bangunan
apartemen dan bangunan hotel. Dan jaringan telepon untuk unit apartemen dan unit
kamar pada hotel. Pada bangunan hotel terdapat penyediaan air panas maka
dibutuhkan mesin pemanas air. Untuk peletakan alat-alat mekanikal yang mendukung
masing-masing bangunan terletak pada lantai basement bangunan apartemen dan
bangunan hotel (lihat gambar 6.25).
Untuk konsep fire safety pada bangunan apartemen dan bangunan hotel, dengan
menyediakan tangga kebakaran pada bangunan. Pada bangunan apartemen
menyediakan 2 tangga kebakaran yang terdiri dari masing-masing 1 tangga kebakaran
pada tower A dan tower B, sedangkan pada bangunan hotel menyediakan 1 tangga
kebakaran. Posisi tangga kebakaran dapat dicapai dari masing-masing unit apartemen
dan unit kamar hotel dengan jangkauan tidak lebih dari 25m (lihat gambar 6.26). Gambar 6.25. Sistem elevator pada bangunan.
BAB 7
BEING HUMBLE AND GIVE SAFETY TOWARD THE RIVERFRONT AND THE PALACE
Penyelesaian konsep mekanikal dan elektrikal serta plumbing dilanjutkan dengan
melakukan assistensi dengan pembimbing dan juga arsitek professional sebelum
melakukan presentasi akhir untuk studio perancangan arsitektur 6 ini. Pada hasil
assistensi dengan arsitek professional, beliau mengingatkan kembali
mengingatkan penempatan shaft pada bangunan apartemen dan juga bangunan
hotel, apakah sudah tidak bersinggungan dengan balok-balok yang ada pada
struktur kedua bangunan. Selain persoalan shaft, hal lain yang diingatkan ialah
format layout presentasi yang harus disajikan pada saat preview akhir dari segi
proporsi dan penyajian warna juga. Adapun assistensi dengan dosen pembimbing
juga kembali melihat proses persiapan presentasi akhir dari segi layout, penyajian
gambar struktur dan mekanikal, elektrikal dan plumbing serta gambar-gambar
kerja kembali diperiksa oleh dosen pembimbing.
Penyelesaian proses assistensi dilanjuti dengan persiapan untuk penyajian gambar
pada preview akhir. Proses yang dilakukan ialah dimulai dengan bangunan
hotel karena pada kelompok D terdapat dua bangunan yang harus diselesaikan
semaksimal mungkin dalam waktu yang yang ditentukan.
Kembali pada tema perancang yang menggunakan tema minimalis maka kedua
bangunan yang akan dihasilkan ialah bangunan yang sangat minimal namun tidak
terlalu sederhana. Proses persiapan presentasi akhir untuk bangunan apartemen
dimulai dari penyajian gambar-gambar kerja untuk bangunan apartemen. Sesuai
dengan perhitungan kebutuhan ruang pada programming, bangunan apartemen
dibutuhkan 259 unit kamar dan membutuhkan kebutuhan parkir sebanyak jumlah
unit kamar yang dibutuhkan.
Dimulai dengan gambar basement pada bangunan apartemen yang terdiri dari 2
lantai dan pada basement lantai 1 juga terdapat ruangan untuk mekanikal dan
elektrikal dan juga ruangan pompa untuk bangunan apartemen (lihat gambar 7.1).
Kemudian pada lantai ground pada bangunan apartemen, terdapat 2 entrance,
apartemen. Pada bagian food court juga terdapat side entrance menuju taman
yang ada dibelakang istana maimun. Pada lantai ground terdapat toko souvenir,
toko roti, atm center dan juga toilet umum. Untuk bagian belakang bangunan
terdapat bagian servis seperti dapur untuk bagian food court, laundry dan juga
loading dock. Pada sisi lobby apartemen untuk penghuni terdapat kantor
manajemen bangunan apartemen. Ada juga koridor yang menghubungkan tower
A dan tower B serta merupakan akses bagi penghuni apartemen yang ada pada
tower A menuju ruangan laundry. Pada masing-masing lobby tower akan
menggunakan security card system sehingga hanya penghuni apartemen yang
dapat memasuki lobby lift pada masing-masing tower (lihat gambar 7.2).
Setelah lantai ground maka dilanjuti dengan lantai 2 apartemen dimana terdapat
fasilitas pendukung untuk bangunan apartemen yaitu ruangan fitness centre dan
juga area kolam renang yang menghubungkan kedua tower. Unit kamar apartemen
pada lantai 2 terdapat 8 unit tipe 1-bedroom, 8 unit tipe 2-bedroom dan 4 unit tipe
3-bedroom (lihat gambar 7.3).
Lantai tipikal dari lantai 3 sampai pada lantai 8 pada bangunan apartemen
memiliki ukuran luas yang sama pada tower A dan tower B, pada masing-masing
tower terdapat 2 unit tipe 1-bedroom, 5 unit tipe 2-bedroom dan 6 unit tipe
3-bedroom per lantai dari lantai 3 sampai pada lantai 8 sehingga total unit pada
lantai tipikal 3-8 adalah 12 unit tipe 1-bedroom, 60 unit tipe 2 bedroom dan 72
unit tipe 3-bedroom pada tower A dan jumlah yang sama pada tower B. Unit
bagian shaft pada tower ini terdapat pada sisi tangga kebakaran dan sisi lift pada
masing-masing tower (lihat gambar 7.4)