Pengumpulan data eksisting kondisi site sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan pengamatan keadaan sekitar lokasi site, dapat dijumpai sebuah jalan buntu pada sisi kiri kompleks istana dan jalan meriam pada sisi kanan kompleks istana. Pada bagian seberang sungai terdapat komplek perumahan Multatuli. Terdapat sebuah rumah sakit pada sebagian sisi belakang site Istana Maimun yaitu rumah sakit Martha Friska, akses dari komplek perumahan Multatuli menuju rumah sakit dihubungkan dengan sebuah jembatan yang secara tidak langsung menjadi akses menuju lokasi site dari komplek tersebut (lihat gambar 2.1).
Terlihat dari peta google map bahwa sebagian lahan komplek Istana Maimun merupakan lahan rumah sakit itu sendiri. Muncul pertanyaan dibenak perancang tentang kepemilikan tanah rumah sakit ini. Pada saat sesi wawancara dengan pihak pengurus perancang menanyakan hal tersebut, ternyata pihak kesultanan Deli menyewakan sebagian lahan kepada pihak rumah sakit sebagai lahan parkir dan bangunan tempat generator selama 5 tahun (lihat gambar 2.2). Namun perancang rasa pihak rumah sakit juga menggunakan sebagian lahannya sebagai tempat bangunan emergency unit mereka (lihat gambar 2.3).
Gambar 2.3. Tampak belakang bangunan unit gawat darurat Martha Friska. Gambar 2.2. Suasana lahan parkir rumah sakit Martha Friska.
Terlepas dari masalah kepemilikan tanah mengenai lahan parkir dan bangunan rumah sakit, perancang melanjutkan pengembangan ide untuk tema individual. Ada hal yang menarik perhatian perancang disekitar lingkungan komplek Istana Maimun, yaitu sebuah bangunan kecil dengan gaya adat Karo pada bagian sisi kri depan Istana Maimun (lihat gambar 2.4). Pertanyaan muncul "mengapa ada bangunan dengan adat Karo di daerah lingkungan bangunan yang memiliki gaya adat Melayu yang kental?". Dari hasil wawancara dengan yayasan pengurus, diketahui bahwa bangunan itu adalah sebuah bangunan tempat bersemayamnya meriam puntung yang pada awalnya tidak ada kompleks istana.
Meriam puntung yang ada dibangunan tersebut berasal dari legenda putri hijau yang sering diceritakan turun temurun oleh kalangan kesultanan deli dan juga di tanah Karo. Sekilas mengenai legenda putri hijau, "Pada zaman dahulu kala pada kesultanan timur (kerajaan Haru) sekitar 10 km dari kampung deli tua ada seorang putri yang cantik jelita dan memancarkan cahaya hijau sehingga disebut
(saudara tua putri hijau) dan Mambang Hayali. Kecantikan putri hijau sangat terkenal hingga diketahui oleh raja Aceh. Terpesona dengan kecantikan putri hijau, raja Aceh ingin melamar putri hijau namun lamanran tersebut ditolak oleh kedua saudara putri hijau. Raja Aceh merasa hal itu seperti penghinaan terhadap dirinya, maka beliau pun menyerang kerajaan Haru. Ketika penyerangan itu kerajaan Haru dilindungi oleh Mambang Yazid, ketika keadaan semakin sengit Mambang Yazid menjelma menjadi sebuah meriam yang menembaki prajurit aceh terus menerus hingga pecah menjadi 2 bagian. Bagian belakang terdampar di labuhan deli dan bagian lainnya di tanah karo. Putri hijau pun di tawan dan dikurung di peti kaca dan dibawa menuju kerajaan aceh, namun ketika sampai di Ujung Jambo Aye, putri hijau memohon untuk melakukan sebuah upacara sebelum diturunkan dari kapal. Atas permohonan putri hijau diberikan sejumlah beras dan telur untuk persembahan upacaranya. Ketika upacara dimulai, tiba-tiba angin kencang berhembus kuat dan muncul seekor naga yang merupakan penjelmaan dari saudara putri hijau yang lainnya Mambang Hayali datang dan menggunakan rahangnya yang besar mengambil peti kaca tersebut dan membawanya kedalam laut" (Sinar,1991).
Dari hasil wawancara juga ditemukan bahwa istri dari sultan Deli sendiri berasal dari tanah Karo. Setelah membaca legenda putri hijau maka muncul sebuah tema awal yaitu "Guardian of Jade Princess Palace" dengan rencana siteplan perumahan membentuk badan naga dan bangunan satunya berbentuk meriam puntung yang dililit badan naga menghadap ke istana supaya menciptakan impresi bahwa Istana Maimun dijaga oleh mereka karena sesuai dengan legenda kedua
saudara laki-laki dari putri yang menjelma sebagai naga dan meriam senantiasa menjaga putri hijau. Perancang mengambil kata "putri hijau" karena perancang menemukan bahwa ada yang menyebutkan bahwa Istana Maimun sering disebut sebagai istana putri hijau.
Sebelum memutuskan tema tersebut sebagai tema fixed, perancang mencoba mencari studi-studi yang memperkuat bahwa Istana Maimun disebut sebagai istana putri hijau, namun ternyata perancang tidak dapat menemukan studi-studi literatur yang mendukung pernyataan tersebut.
Faktor lain yang membuat perancang tidak menggunakan judul tema ini ialah hasil pemrograman jumlah unit yang harus dipenuhi untuk bangunan apartemen yang tidak memungkinkan perancang untuk membuat perumahan dalam bentuk kawasan perumahan dan dari hasil pemrograman diketahui bangunan yang bisa dibangun maksimal 10 lantai dengan ketinggian maksimal 45 meter (Keputusan Menhub Np. 18 Tahun 1991 Tentang KKOP bandar udara polonia).
Tema utama pada studio perancangan arsitektur 6 ini menggunakan tema arsitektur muka sungai, dimana muka sungai merupakan sebuah tempat yang memiliki potensial yang tinggi untuk dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi maupun tempat hunian dengan konsep menghadap muka sungai. Pada umumnya memang lokasi muka sungai pada sebuah kota merupakan tempat yang kotor dan kumuh dan sering dilupakan, namun lokasi ini tempat sangat dihargai dan memiliki nilai yang tinggi terlebih pada kasus proyek ini sungai Deli memiliki
yang sangat menarik untuk dikunjungi apabila dirancang dengan sedemikian rupa. Penyelesaian sebuah rancangan muka sungai pada umumnya memaksimalkan sebagai public area berupa river walk maupun dibuat sebagai outdoor cafe. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada perancangan muka sungai adalah pengukuran level ketinggian air untuk mencegah banjir, hal ini sangat menpengaruhi desain yang ada selain tingkat ketinggian air, hal lain yang harus diperhatikan ialah nilai sejarah pada sungai tersebut seperti halnya pada kasus sungai Deli (Mathur dan Gupta, 2012).
Penelusuran arsitektur muka sungai dilanjuti dengan studi tema kelompok yaitu tema urban heritage tourism. Pada zaman globalisasi sekarang nilai heritage suatu negara sangat sering dicari oleh kalangan turis domestik maupun turis dari mancanegara, hal ini tentu akan mempengaruhi peningkatan sektor ekonomi dan pariwisata pada sebuah daerah jika tempat bersejarah menjadi kunjungan yang sangat diminati oleh turis. Terlebih dari peningkatan sektor ekonomi dan pariwisata, suatu daerah tentunya juga harus memperhatikan pengembangan kembali suatu tempat atau bangunan bersejarah dalam konteks urban atau kota. (Chang; dkk, 1996). Oleh karena itu dalam kasus proyek studio perancangan arsitektur 6 harus memperhatikan konteks sejarah pada bangunan yang ada dimana Istana Maimun itu sendiri dan juga konteksnya pada skala urban dengan harapan dapat meningkatkan perkembangan sektor ekonomi dan pariwisata pada kota.
Berhubung dengan judul tema awal tidak dapat di implementasikan maka perancang mulai mencari ide tema baru untuk kasus proyek ini. Penelusuran studi
banding terhadap proyek yang sama perancang lakukan dan proyek perancang jumpai ialah sebuah proyek perumahan/apartemen berada pada salah satu kota di Inggris. Lokasi proyek berada di kota Bath, sebuah kota yang memiliki sejarah yang cukup panjang dan merupakan kota warisan dunia oleh UNESCO. Proyek ini berada disisi sungai Avon dan dekat dengan jembatan Victoria (lihat gambar 2.5). Pendekatan yang dilakukan oleh arsitek untuk merancang bangunan modern namun tetap menhargai konteks yang ada pada kota Bath ialah dengan mengikuti unsur spasial pada bangunan yang ada di sekitar kota Bath yaitu bentuk "crescent" (lihat gambar 2.6). Ia menemukan beberapa jenis sudut "crescent” pada bangunan crescent, kemudian ia pun mengimplementasikannya dengan pada rencana siteplan proyek tersebut dan mengenai bentuk bangunan ia menggunakan tipologi bangunan lama yang ada dan membuatnya menjadi sesuatu yang lebih modern tetapi tidak mengurangi konteks yang ada (lihat gambar 2.7).
Dari studi banding tersebut perancang mendapatkan sebuah inspirasi untuk menggunakan penerapan unsur geometri pada Istana Maimun untuk kedua bangunan yang akan dibangun. Berhubung dengan Istana Maimun itu sendiri sebagai konteks dan tetap menggunakan kata "Guardian" maka ide untuk judul tema yang baru ialah "Guardian of the Deli Sultanate's Gift". Kata "Deli Sultanate's Gift" memiliki arti berkah kesultanan Deli, dimana kata berkah berasal dari arti kata Maimoon. Maimoon berasal dari bahasa arab yang memiliki arti "berkah" atau "barokah". Dalam bahasa Inggris kata berkah seharusnya disebut
Gambar 2.7. Beberapa jenis bentuk spatial bangunan pada kota Bath (sumber: design and access statement for Crest Nicholson by ABA). Gambar 2.6. Royal crescent pada kota Bath (sumber: design and access
"Blessing" daripada "Gift", pemilihan kata "Gift" berasal dari impresi bahwa berkah itu adalah sebuah hadiah dari Yang Maha Kuasa maka perancang memilih kata "Gift" sebagai arti berkah tersebut. Perlu diketahui Istana Maimun merupakan simbol kemakmuran dan berkah dari kesultanan Deli karena pembangunan istana memungkinkan karena penghasilan dari perkebunan tembakau.
Alasan pemilihan judul tema karena perancang ingin kedua bangunan baru ini bisa menciptakan sebuah kesan melindungi Istana Maimun, karena kata "Guardian" sendiri memiliki arti pelindung atau penjaga. Ibarat dua pengawal yang senantiasa menjaga dan melindungi raja mereka, dimana Istana Maimun menggambarkan seorang raja yang agung yang harus dilindungi dan dijaga (lihat gambar 2.8).
BAB 1