• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Night of Legends: Resital Stick Percussion T1 852010016 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Night of Legends: Resital Stick Percussion T1 852010016 BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR

A. Sejarah Perkembangan Genre Musik 1. Fusion Jazz

Fusion Jazz adalah genre musik yang menggabungkan Jazz dengan

elemen dari berbagai aliran musik seperti Funk, Rock, RnB, Ska,

Electronic Music, dan World Music. Namun, tidak jarang elemen Pop,

Klasik, dan lagu-lagu rakyat ikut mempengaruhi. Bahkan, sesekali unsur musik Metal, Reggae, Country, dan Hip Hop juga dicampur dengan Jazz. 1

Fusion menggunakan alat-alat musik elektronik baru, bas elektrik

digunakan sebagai pengganti double bass. Keyboard dan gitar memaikan akor-akor, sedangkan drum memainkan peran yang lebih menonjol. Sukat dan aksen yang merupakan perluasan dari pola-pola Rock menghasilkan sebuah ritmis yang rumit.

2. Swing

Swing adalah satu aliran Jazz yang berkembang pada awal 1930-an.

Saat itu, gaya Jazz dengan kombinasi alat musik gesek yang mengiringi lagu-lagu bernada romantis masih sangat populer. Namun seiring berjalan waktu Swing menghilangkan penggunaan alat musik gesek dan memakai aransemen yang lebih sederhana dengan mengutamakan alat musik tiup dan improvisasi melodi.

Swing lebih rumit dari gaya Rag Time tahun 1920-an, dan memiliki

irama serta hentakan-hentakan yang bisa mendorong penikmatnya untuk bergoyang. Pada awal 1930-an banyak kelompok musik Jazz mulai mengadopsi gaya Swing ini. Namun Swing baru benar-benar diterima kalangan penikmat Jazz pada 1935. Meski demikian, Swing saat itu hanya populer untuk kalangan terbatas, terutama komunitas Afrika Amerika.

1http://www.horizon-line.com/planet-jazz/sejarah-musik-jazz/jazz-fusion/

(2)

6

Banyaknya gaya musik baru, Swing sempat kesulitan memperoleh penggemar. Penyebabnya adalah Swing dianggap menciptakan terlalu banyak improvisasi, tempo yang cepat, terlalu sederhanya melodi, lirik yang terdengar asing dan berbagai hal lainnya. Namun dalam perkembangannya, Di Amerika Serikat, pada akhir 1930-an dan awal 1940-an, Swing menjadi musik paling populer hingga akhir 1940-an.

Popularitas Swing mulai menurun selama Perang Dunia II karena beberapa faktor. Faktor utamanya adalah selama masa perang sangat sulit mengumpulkan musisi untuk membentuk sebuah Big Band. Sebab, sebagian besar musisi berangkat ke medan perang.2 Penyebab lainnya adalah mahalnya biaya untuk menggelar tur Big band apalagi di tengah krisis ekonomi masa perang. penyebab ketiga adalah adanya aksi mogok serikat musisi antara 1942-1948 yang akibatnya tak ada satupun rekaman yang secara resmi diproduksi, meski rekaman independen terus diproduksi dalam jumlah kecil.3

3. Rock Progresif

Rock Progresif (sering disingkat menjadi prog atau prog rock)

adalah bentuk musik Rock yang berkembang pada akhir 1960 dan awal 1970-an sebagai bagian dari upaya sebagian besar Inggris untuk mengangkat musik Rock ketingkat baru dari kredibilitas artistik.

Band Rock Progresif mendorong teknik dan komposisi batas musik rock dengan melampaui standar musik Rock atau musik populer seperti struktur lagu berbasis verse-chorus. Selain itu, aransemen sering dimasukkan unsur-unsur yang diambil dari klasik, Jazz, dan World music. Lagu dalam Rock Progresif menggunakan lirik yang konseptual, abstrak, atau didasarkan pada fantasi.

2

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson 2012), hlm.91.

3

http://musik.or.id/sejarah-musik-jazz-swing-periode-1920-1930/

(3)

7

Rock Progresif dikembangkan akhir 1960-an dari psychedelic rock.

Istilah ini diterapkan pada musik band-band seperti King Crimson, Yes, Genesis, Pink Floyd, Jethro Tull, Soft Machine dan Emerson, Lake dan Palmer. Rock Progresif mulai digunakan paling luas sekitar pertengahan 1970-an. Sementara Rock Progresif mencapai puncak popularitasnya pada 1970 dan awal 1980-an, band neo-progresif terus bermain untuk penonton setia dalam dekade berikutnya.4

Bentuk lagu Rock Progresif menghindari struktur umum musik populer dari verse-chorus-bridge, yaitu dengan memperluas bagian atau memasukkan selingan musik dengan dinamika yang lebih untuk meningkatkan kontras antar bagian.

Grup Rock Progresif awal memperluas warna suara dari instrumentasi tradisional Rock yaitu gitar, organ, bass, dan drum set dengan menambahkan instrumen yang lebih khas dari Jazz atau musik rakyat, seperti flute, saksofon dan biola, dan lebih sering menggunakan

keyboard, synthesizer, dan efek elektronik.

Musik Rock Progresif lebih cenderung mengeksplorasi tanda sukat dan perubahan tempo serta pada umumnya lebih bebas dalam mengembangkan pola irama dibanding musik Rock lainnya. Pengembangan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada band, tetapi mungkin berkisar dari ketukan teratur untuk tidak teratur atau tanda sukat yang kompleks. 5

B. Analisis Repertoar

Pembahasan analisis repertoar komposisi resital, perlu diketahui bentuk penulisan notasi drum set sebagai lambang atau simbol bunyi yang digunakan dan posisi penataan drum set. Berikut ini merupakan lambang notasi drum set dan denah penataan drum set yang digunakan dalam penulisan ini

4

http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition

(diakses pada 10 Agustus 2017, pukul 22.48 WIB)

5

http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition

(4)

8

Notasi 2.1. Notasi drum dan cymbal

Gambar 2.1. Denah Set Up Drum Rock dan Fusion

Gambar 2.2. Denah Set UpDrum Jazz

1. Analisis “Sketsa” Karimata

Sketsa (Karimata) karya Erwin Gutawa seorang komposer dan

(5)

9

shuffle dan sarat dengan feel triplet Banyak terjadi sinkopasi serta tutti

pada jeda pergantian tema.

Tabel 2.1. Analisis Struktural Sketsa Introduksi solo drum birama 1-5

Introduksi birama 6-9

Bagian A’ birama 92-100

Bagian B birama 101-111

lagu ini diawali dengan solo drum sebanyak 8 birama dengan irama penggembangan pola sticking double paradidle not triplet 1/8 seperti berikut ini

Notasi 2.2. Pola sticking double paradidle

(6)

10

Notasi 2.4. Irama pola sticking double paradidle

Diikuti introduksi pada birama 6-9 pola irama rock shuffle seperti berikut

Notasi 2.5. Pola irama Rock shuffle

Pola irama bagian A masih sama yaitu rock shuffle, di lanjutkan ke bagian A’ tangan kanan dipindah ke ride cymbal.

Notasi 2.6. Rock shuffle tangan kanan pada ride cymbal

Pada akhir bagian A’ menuju transisi bagian B terdapat tutti semua

instrumen.

Notasi 2.7. Pola tutti transisi A ke B

(7)

11

Notasi 2.8. Pola tutti bagian B

Pada akhir bagian B menuju ke A terdapat tutti semua instrumen dengan

triplet not 1/4 disertai crescendo.

Notasi 2.9. Pola tutti transisi bagian B ke A

Bagian C terdapat tutti yang di mainkan pada cymbal.

Notasi 2.10. Pola tutti transisi bagian C

Repertoar di tutup dengan tutti semua instrumen.

Notasi 2.11. Pola tutti sebagai penutup lagu

2. Analisis “Black Joke” Casiopea

Black joke (Casiopea) karya Issei Noro seorang gitaris band

(8)

12

Tabel 2.2. Analisis Struktural Black joke

Introduksi birama 1-9

Interlude birama 36-39

Bagian C birama 40-47

Interlude birama 73-78

lagu ini diawali dengan introduksi sebanyak 9 birama dengan 2 pola irama yaitu 16 beat dengan variasi not sixtuplet, kemudian di lanjutkan dengan fusion rnb seperti berikut ini

Notasi 2.12. Pola iramaintroduksi 1

(9)

13

Pada transisi intro 1 ke 2 terdapat tutti yang di mainkan oleh semua instrumen.

Notasi 2.14. Pola tutti transisi intro 1 ke 2

Bagian A birama 10-14 pola irama yang di gunakan adalah fusion rnb yang di berikan sinkopasi pada setiap pergantian birama

Notasi 2.15. Pola irama fusion rnb bagian A

Pada bagian pengulangan A dan transisi menuju ke B terdapat tutti not 1/16

Notasi 2.16. Pola tutti pengulangan A

Notasi 2.17. Pola tutti transisi menuju B

Pola irama B birama 15-18 dimainkan dengan not 1/16 tangan kiri pada

hi-hat dan tangan kanan pada ride cymbal

(10)

14

Pada bagian B’dan B” birama 24-35 merupakan pengembangan dari pola

irama B yang di tambahkan tom 1 dan floor tom sebagai filler seperti berikut ini

Notasi 2.19. Pola irama B’

Notasi 2.20. Pola irama B”

Akhir dari bagian B” terdapat tutti yang di mainkan di cymbal seperti

berikut ini

Notasi 2.21. tutti pada akhir bagian B”

Bagian C dan C’ adalah sesi jam session ,dimana semua pemain

memainkan solo masing-masing 1 birama di sela tutti yang dihentakkan bersama

Notasi 2.22. tutti bagian C

Notasi 2.23. tutti bagian C’

(11)

15

Notasi 2.24. tutti bagian akhir C menuju A

Pada akhir lagu di tutup dengan drum rolling not 1/32 pada snare, tom,

floor tom dan kick sebanyak 2 birama seperti berikut ini

Notasi 2.25. tutti sebagai penutup lagu

3. Analisis “Take Five” karya Dave Brubeck

Take Five merupakan komposisi big band pada era swing karya

Dave Brubeck, seorang pianis dan komposer jazz Amerika Serikat

(1940an). Dipopulerkan oleh Joe Morello seorang drummer jazz ternama Amerika Serikat. Repertoar ini memiliki tanda sukat 5/4. Terdapat solo drum pada bagian tengah, dan pola triplet pada ride cymbal serta snare

drum.

Tabel 2.3. Analisis Struktural Take Five Introduksi solo drum birama 1-4

(12)

16

Mulai introduksi hingga coda drum memainkan pola irama swing sukat 5/4 seperti berikut ini

Notasi 2.26. Pola irama “Take Five

4. Analisis “Caravan” karya Duke Ellington

Caravan merupakan komposisi instrumental big band pada era

swing karya Duke Elington, seorang pianis sekaligus komposer Amerika Serikat. Karya ini diciptakan, direkam sekaligus ditampilkan pada tahun 1936 oleh Duke Ellington’s orchestra yangpada saat itu berpersonilkan 7 orang di Hollywood Amerika Serikat. Beberapa periode kemudian karya ini tidak hanya menjadi sebuah lagu instrumental karena di tambahkan syair atau teks oleh Irving Mills. Beberapa musisi yang pernah membawakan ulang karya ini dengan versi yang baru seperti Martin

Danny, Arthur Lyman, dan Gordon Jenkins. Caravan juga pernah

dijadikan sebagai Music Scoring dalam film Alice, Sweet and Lowdown

dan Whiplash. Hingga saat ini masih di akui sebagai karya yang

merupakan bagian dari perkembangan musik jazz di dunia. Lagu ini bergenre jazz swing di padukan dengan pola irama latin pada bagian awal dan memiliki sukat 4/4.

(13)

17

Bagian B birama 22-29

Bagian C birama 30-37

Coda birama 71-75

Pada bagian introduksi, lagu ini diawali dengan solo drum dengan pola irama latin not 1/16 dan not 1/8 seperti berikut ini

Notasi 2.27. Pola irama latin

Pola irama tersebut dimainkan pada birama 1-4 dan terjadi pengulangan satu kali. Bagian A birama 6-21 pola irama sama dengan pola introduksi, namun ada variasi not 1/16 yang diberi aksen pada floor tom sebagai filler pada bagian transisi pengulangan sebelum masuk ke bagian B.

Notasi 2.28. Pola irama 1/16 filler transisi

Bagian B birama 22-29, menggunakan pola irama fast swing. Pada bagian

(14)

18

Notasi 2.30. Pola aksen tutti bagian B

Bagian C birama 30-37 dengan sukat 4/4 dan pola irama latin yang berbeda dengan pola irama bagian A. Aksen yang mulanya dimulai pada

floor tom dipindah pada bagian snare sebelum masuk ke bagian D.

Notasi 2.31. Pola irama latin 2 bagian C

Bagian D birama 38-69 mengunakan pola irama latin yang berbeda dengan pola irama bagian C. Aksen yang mulanya dimainkan dengan pukulan stroke pada snare diganti menggunakan teknik side stick pada

rim snare.

Notasi 2.32. Pola irama latin 3 bagian D

Bagian coda sebagai penutup diakhiri dengan tutti not ¼ disertai

ritardando.

(15)

19 5. Analisis “Rosanna” Toto

“Rosanna” (Toto) karya David Paich yang merupakan keyboardis

grup band Toto. Hal yang menarik dalam karya ini terdapat pola irama

half time shuffle dan tutti pada setiap transisi, serta fill-in yang pola

ritmenya kaya akan feel triplet. Repertoar ini memiliki sukat 4/4 dan 2/4. Tabel 2.5. Analisis Struktural Rosanna

Introduksi birama 1-12

Bagian B birama 91-103

Bagian C birama 104-120

Bagian D birama 121-134

Bagian E birama 135-144

Bagian F birama 175-200

Bagian G birama 201-250

Lagu ini diawali dengan introduksi solo drum sebanyak 8 birama dengan pola irama half time shuffle not triplet 1/8 seperti berikut ini

Notasi 2.34. Pola irama half time shuffle bagian A

(16)

20

memainkan snare sebanyak 10 birama serta terdapat tutti transisi masuk bagianC .

Notasi 2.35. Pola iramaB

Notasi 2.36. tutti transisi ke bagian C

Bagian C birama 24-32, masih menggunakan pola yang sama yaitu half

time shuffle tetapi tangan kanan di pindah ke ride cymbal

Notasi 2.37. Pola irama C tangan kanan pada ride cymbal

Pada akhir bagian C terdapat tutti semua instrumen di lanjutkan dengan

(17)

21

Notasi 2.38. tutti akhir bagian C

Bagian F terjadi perubahan irama 4beat dengan kombinasi not 1/8 pada

snare sebanyak 16 birama menuju ke coda dilanjutkan kembali ke irama

half time shuffle

Notasi 2.39. pola irama bagian F

Repertoar di akhiri dengan tutti semua instrumen

(18)

22 6. Analisis “Musisi” Godbless

“Musisi” adalah karya Doni Fatah seorang musisi Indonesia yang

juga bergabung sebagai bassis dalam grup band God Bless. Karya ini bergenre progresif Rock, banyak terdapat sinkopasi dan tutti pada beberapa bagian. Pola ritme yang digunakan adalah rock shuffle serta teknik double pedal pada bas drum di mainkan saat reffrein.

Tabel 2.6.. Analisis Struktural Musisi

Introduksi birama 1-55

Bagian C’ birama 111-113

Bagian B birama 114-122

Bagian D’’ birama 123-131

Bagian C birama 79-85

Bagian B birama 66-78

Bagian F birama 145-153

Bagian B’ birama 154-162

Bagian G birama 163-170

Bagian G’ birama 171-177

(19)

23

Notasi 2.41. pola irama introduksitema I

Notasi 2.42. tutti transisi introduksi tema I ke tema II

Pada introduksi tema II terjadi perubahan sukat ke 3/4 dan memiliki 2 pola irama serta tutti dibagian tengah dan transisi ke tema III

Notasi 2.43. introduksi tema II pola irama 1

Notasi 2.44. introduksi tema II pola irama 2

Notasi 2.45. tutti bagian tengah introduksi tema II

(20)

24

Bagian introduksi tema III kembali ke sukat 4/4 memiliki pola irama rock

8 beat dengan kombinasi double pedal not 1/16 serta terdapat tutti 5/4,

2/4, 4/4 dan 2/4 transisi ke tema IV.

Notasi 2.47. pola irama rock 8 beat kombinasi double pedal

Notasi 2.48. tutti 5/4

Notasi 2.49. tutti 2/4

Notasi 2.50. tutti 4/4 dan 2/4

Pada introduksi tema IV memiliki 2 pola irama 4 beat kombinasi not

triplet pada tangan tangan kanan dan terjadi perubahan feel shuffle

(21)

25

Notasi 2.52.pola irama introduksi tema IV’

Bagian introduksi tema V memiliki pola irama rock shuffle 4 beat dengan kombinasi double pedaltriplet not 1/8 dilanjutkan menuju ke tema V’ dan di akhiri dengan tutti semua instrumen

Notasi 2.53.pola irama introduksi tema V

Notasi 2.54.pola irama introduksi tema V’

Notasi 2.55. tutti transisi introduksi tema V’ menuju A

Pada bagian A memiliki pola irama shuffle yang di bawakan dengan hentakan tutti sebanyak 8 biramadan di akhiri dengan tutti transisi ke B

(22)

26

Notasi 2.57. tutti transisiA ke B

Bagian B pola irama berubah menjadi rock shuffle dengan teknik double

pedal triplet not 1/8 sebanyak 16 birama menuju ke bagian C

Notasi 2.58.pola iramaB

Pada bagian C menggunakan pola irama penggembangan pola sticking

double paradidletriplet not 1/8 sebanyak 8 birama

Notasi 2.59.pola iramaC

Bagian D terjadi perubahan pola irama 8 beat dilanjutkan dengan tutti

triplet not 1/8 dan bagian E solo drum sebanyak 2 birama

(23)

27

Notasi 2.61.birama solo drum E

Pola irama bagian F adalah pengembangan dari ritme triplet not 1/8 yang dimainkan pada kick, tom 1.2 dan 3 sebanyak 16 birama di lanjutkan menuju ke bagian B’ yang di akhiri dengan tutti not 1/4 dan 1/8 transisi

ke bagian G

Notasi 2.62.Pola irama F

Notasi 2.63.Pola irama B’

Notasi 2.64. tutti not 1/4

Notasi 2.65. tutti not 1/8

Pada bagian G terjadi perubahan sukat 6/8 dilanjutkan ke bagian G’ yang

(24)

28

Notasi 2.66.pola irama G

Notasi 2.67.pola irama G’

Gambar

Gambar 2.1. Denah Set Up Drum Rock dan Fusion
Tabel 2.1. Analisis Struktural Sketsa
Tabel 2.2. Analisis Struktural Black joke
Tabel 2.3. Analisis Struktural Take Five
+4

Referensi

Dokumen terkait

The power increase resulting from increased time-series dimension is even more pronounced for larger N and already for a fairly small proportion of stationary series in the panel

[r]

The atmospheric concentration of carbon dioxide for five scenarios, from top to bottom, business as usual (and non-cooperative optimal emission control), non-cooperative average

[r]

[r]

[r]

21 Vanessa SD Plus Gembala Baik Kota Pontianak Kalimantan Barat Ranking nasional.. 22 Clinton Komala SDS Mondial Batam Kota Batam Kepulauan Riau

[r]