• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG | Khoerunnisa | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11179 23469 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG | Khoerunnisa | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11179 23469 1 SM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

294

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG

Syifa Khoerunnisa, Susilailiy Rahmawati, Muhamad Chamdani

Universitas Sebelas Maret Surakarta

syifa.khoerunnisa317@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran ARIAS berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II Sekolah Dasar. Media yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi “Dokumen Keluarga

Sebagai Sumber Belajar” adalah media pembelajaran berupa power point dan video

pembelajaran. Power point mampu menjadi media yang lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, sedangkan video mampu menjadi media yang memberikan pesan dan informasi yang dapat diterima secara lebih merata kepada siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Karangtanjung dengan subjek penelitian kelas II yang berjumlah 28 siswa. Data yang digunakan adalah data hasil belajar IPS siswa kelas II, yang diperoleh dengan memberikan tes tulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal yang diberikan kepada siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini teridiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan analisis data statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II SDN 1 Karangtanjung Tahun Ajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Model ARIAS, Pembelajaran Berbasis TIK

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan menjadi komponen utama bagi setiap manusia didalam suatu masyarakat. Pendidikan dianggap penting dan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

(2)

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan tujuan tersebut, barulah guru dapat menentukan usaha-usaha yang harus dilakukan agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SDN 1 Karangtanjung, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Guru hanya menyampaikan pelajaran IPS melalui buku dan mentransfer pada siswa. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh pada setiap pembelajaran IPS karena sudah terbiasa akan cara penyampaian pelajaran IPS seperti itu. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar IPS kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung rendah. Siswa membutuhkan sesuatu yang baru, sehingga akan tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPS. Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih menarik. Salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS

berbasis TIK.

Model ARIAS memiliki lima komponen yaitu assurance, relevance, interest, Assassment, dan

satisfaction yang merupakan hasil modifikasi yang dilakukan dengan penambahan satu komponen yaitu evaluasi/ penilaian (Assassment) dan penggantian nama confidence

menjadi assurance, attention menjadi interest, sehingga didapatkan kata ARIAS sebagai akronim. Makna dari akronim ARIAS adalah kegiatan pembelajaran yang pertama yaitu menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa, kegiatan pembelajarannya berkaitan dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/ perhatian siswa, yang diakhiri dengan kegiatan evaluasi untuk menumbuhkan rasa bangga serta penguatan pada siswa.

Alasan peneliti menggunakan model ARIAS yaitu seperti yang dikemukakan oleh Rahman & Sofan (2014: 54) bahwa model ARIAS merupakan model yang mudah untuk dikolaborasikan dengan strategi, model, metode, maupun media dirancang untuk mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Peneliti menggunakan model ARIAS berbasis TIK dengan media power point dan video pembelajaran untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran tersebut memiliki kelebihan yaitu mampu menjadi media yang lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, sedangkan video mampu menjadi media yang memberikan pesan dan informasi yang dapat diterima secara lebih merata kepada siswa. Hal inilah yang mendorong, peneliti untuk menggunakan media power point dan video pembelajaran dalam materi IPS mengenai “Dokumen Keluarga Sebagai Sumber Belajar”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran ARIAS berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung.

METODE PENELITIAN

(3)

296

tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data” (hlm: 308). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan test, observasi, dan wawancara yang dilaksanakan selama dan setelah pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis penerapan model ARIAS berbasis TIK dalam proses belajar mengajar IPS dan analisis data statistik deskriptif untuk menganalisis data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data. Menurut Sugiyono, 2013 (mengutip pendapat Miles dan Huberman, 1984) menyebutkan tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni:

1. Reduction Data (Reduksi Data)

Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Informasi yang terkumpul menjadi suatu kesimpulan berdasarkan reduksi data. Informasi tersebut kemudian disajikan dalam suatu bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami dan ditarik suatu kesimpulan tentang fakta yang terjadi dilapangan dan tindak lanjut melalui langkah atau solusi yang dilakukan.

3. Verification (Penarikan Kesimpulan)

Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang objektif dan valid. Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah sewaktu-waktu bila ditemukan bukti yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa dalam penerapan model ARIAS berbasis TIK dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas II SD Negeri 1 Karangntanjung beserta kendala dan solusinya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Arikunto (2010) dengan langkah atau alur penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan yang dapat dijadikan rencana tindakan berikutnya.

(4)

1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I merupakan tindakan yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari identifikasi yang telah dilakukan, kegiatan ini meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaa tindakan, observasi, refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap awal dari rencana tindakan kelas. Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang telah diajukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I didasarkan pada rencana awal yang telah disusun. Dalam hal ini, peneliti mempunyai beberapa peran yaitu sebagai perencana, pengajar, observer, motivator, dan evaluator. Proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan menggunakan model ARIAS berbasis TIK, pada pertemuan ke-1 siswa berdiskusi tentang pengertian dokumen pribadi dan keluarga, contoh dokumen pribadi dan keluarga. Pertemuan ke-2 siswa akan berdiskusi pentingnya merawat dokumen.

b. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan tersebut. Pada dasarnya observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibatnya.

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan berupa perubahan yang lebih baik dari proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Setelah diadakannya tindakan ini, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan sebelum (rencana) dan sesudah (hasil) dilaksanakannya tindakan. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan selanjutnya.

c. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan analisis, pemaknaan, dan evaluasi. Setelah memperoleh data, peneliti menganalisis dan mekmanai data tersebut. Dari hasil analisis dan pemaknaan, peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah perlu diadakannya perubahan atau perbaikan sebelum diadakannya tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah diadakan tindakan. Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti membandingkan kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Dari hasil tersebut, peneliti dan observer mengadakan diskusi untuk memaknai data yang diperoleh, sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Siklus II

(5)

298

diharapkan kendala yang muncul pada siklus I dapat diatasi dan hasilnya jauh lebih baik. Sehingga indikator kinerja yang peneliti harapkan dapat tercapai.

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang disempurnakan atas masalah-masalah yang muncul pada siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Seperti siklus I, pada siklus II dalam proses pembelajaran peneliti menerapkan model ARIAS berbasis TIK dengan media power point dan video pembelajaran, yang membedakan dari siklus I terletak pada submateri yang dibahas.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer maupun pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk mengadakan refleksi.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan menerapkan model ARIAS berbasis TIK pada pokok bahasan dokumen sebagai sumebr belajar, hal itu dapat dilihat pada hasil belajar siswa selama pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi atas masalah-masalah yang muncul dengan penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai.

3. Siklus III

Pada siklus III ini kinerja guru dan siswa di dalam proses pembelajaran diharapkan mengalami perubahan atau perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus II. Kemudian pada siklus III ini peneliti menekankan pada perbaikan dari siklus II. Pada siklus III ini diharapkan kendala yang muncul pada siklus I dan siklus II dapat diatasi dan hasilnya jauh lebih baik. Sehingga indikator kinerja yang peneliti harapkan dapat tercapai.

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang disempurnakan atas masalah-masalah yang muncul pada siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

(6)

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer maupun pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk mengadakan refleksi. Observer melakukan observasi terhadap kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan siswa ketika menerapkan model ARIAS berbasis TIK, agar indikator kinerja dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus III digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan menerapkan model ARIAS berbasis TIK pada pokok bahasan dokumen sebagai sumber belajar, hal itu dapat dilihat pada hasil belajar siswa selama pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi atas masalah-masalah yang muncul dengan penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siswa kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung memiliki karakteristik berbeda-beda tetapi secara umum siswa kelas II berada pada fase operasional konkrit. Masa ini anak sudah dapat berfikir logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah dan secara umum karakteristik anak pada usia SD ini memiliki rasa ingin tahu tinggi, senang bermain, bergembira/riang, suka tantangan-tangan baru serta belajar dengan cara bekerja.

Peneliti bermaksud melaksanakan penelitian guna meningkatkan pembelajaran di kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung khususnya pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan secra kolaboratif yaitu bekerjasama dengan guru kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung dengan menerapkan model ARIAS berbasis TIK dalam peningkatan pembelajaran IPS khususnya pada materidokumen sebagai sumber belajar.

Sebelum melaksanakan siklus I peneliti mengadakan pretes (tes awal), pelaksanaan

pretes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa akan konsep masalah sosial. Berdasarkan hasil pretes diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh yaitu masih dibawah KKM 70. Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi data sebelum tindakan berdasarkan hasil nilai pretes.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretes PraSiklus Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas II

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

30-40 3 10,71% Belum Tuntas 50-60 14 50% Belum Tuntas

70-80 10 35,71% Tuntas

90-100 1 3,57% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata nilai 60

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 30

Siswa tuntas 11 39,29%

(7)

300

Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes pada pretes menunjukkan bahwa rata-rata 60 dan siswa yang tuntas sebanyak 11 atau 39,29%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 60,71%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal diperoleh suatu gambaran bahwa siswa kelas II belum memenuhi Upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya tindakan yaitu dengan penerapan model ARIAS berbasis TIK pada pembelajaran IPS kelas II.

KKM pada mata pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes awal siswa pada mata pelajaran IPS, tampaknya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi HasilSiklus I Siswa pada Mata Pelajaran IPS

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

30-40 1 3,57% Belum Tuntas

50-60 7 25% Belum Tuntas

70-80 14 50% Tuntas

90-100 4 14,29% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata nilai 70

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 40

Siswa tuntas 18 64,29%

Siswa belum tuntas 10 35,71%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes siklus I menunjukkan bahwa rata-rata 70 dan siswa yang tuntas sebanyak 18 atau 64,29%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 35,71%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal pretest kedu didapat suatu gambaran bahwa siswa kelas II ada beberapa yang belum memenuhi KKM pada mata pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes pada siklus pertama mata pelajaran IPS, tampaknya masih ada kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya. Upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi HasilSiklus II Siswa pada Mata Pelajaran IPS

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

30-40 1 3,57% Belum Tuntas

50-60 5 17,85% Belum Tuntas

70-80 17 60,71% Tuntas

90-100 5 17,85% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata nilai 77,5

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 40

Siswa tuntas 23 82,14%

Siswa belum tuntas 5 17,86%

(8)

sebanyak 5 siswa atau 17,86%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal siklus kedua didapat suatu gambaran bahwa siswa kelas II ada beberapa yang belum memenuhi KKM pada mata pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes pada siklus kedua mata pelajaran IPS, tampaknya masih ada kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya. Upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi HasilSiklus III Siswa pada Mata Pelajaran IPS

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

30-40 0 0% Belum Tuntas

50-60 2 7,14% Belum Tuntas

70-80 16 57,15% Tuntas

90-100 10 35,71% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata nilai 85

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

Siswa tuntas 26 92,86%

Siswa belum tuntas 2 7,14%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pembelajaran oleh siswa pada siklus III. Adapun skor rata-rata akhir dari siklus III diperoleh rata-rata akhir adalah 85.

Jumlah siswa yang tuntas sejumlah 26 siswa dengan presentase 92,86% dan yang belum tuntas sejumlah 2 siswa dengan presentase 7,14%.

Tabel 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Tiap Siklus

No. Siklus Persentase Ketuntasan Pembelajaran IPS Rata-rata

1. Siklus I 64,29%

2. Siklus II 82,14%

3. Siklus III 92,86%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar IPS pada setiap siklusnya selalu mengalamai peningkatan yaitu mulai dari siklus I presentase ketuntasanya 64,29%, siklus yaitu II 82,14% dan siklus III yaitu 92,86%. Persentase tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan pembelajaran dari siklus I belum mencapai target indikator kinerja penelitian. Persentase tersebut meningkat dengan lebih baik dari siklus I dan siklus II dan telah mencapai target indikator kinerja penelitian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar IPS mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

(9)

302

39,29%

64,29%

82,14%

92,86%

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 2. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kelas II

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa ketuntasan siswa pada pra siklus mencapai 39,29%, silus I 64,29 % siklus II mencapai 82,14% dan siklus III mencapai 92, 86%. Hasil tersebut mengalami kenaikan dari siklus I sampai siklus III.

KESIMPULAN

Penerapan model ARIAS berbasis TIK pada pembalajaran IPS dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tahap Assurance; menanamkan rasa percaya diri siswa, melakukan apersepsi, dan mempersiapkan power point dan video pembelajaran (2) Tahap Relevance; menyampaikan tujuan (kebermanfaatan) pembelajaran IPS serta melakukan persiapan menggunakan media power point dan video pembelajaran, (3) Tahap

Interest; pelaksanaan penggunaan media power point dan video pembelajaran (siswa mengamati penayangan materi dokumen sebagai sumber belajar menggunakan media

power point dan video pembelajaran serta mencari informasi dengan membaca buku). (4) Tahap Assassment; melaksanakan diskusi kelas (5) Tahap Satisfaction; pemberian penguatan/ penghargaan kelompok, mengadakan evaluasi (kuis), dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran IPS beserta mengevaluasi penggunaan media audio visual.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kalipuru Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak Dipublikasikan, PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rahman, M., dan Sofan A. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretes PraSiklus Siswa pada Mata Pelajaran
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Siklus II Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Siklus III Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Gambar 2. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kelas II

Referensi

Dokumen terkait

Dalam wawancara dengan Wirosatan seorang desainer grafis album musik yang telah berpengalam lebih dari 10 tahun menyatakan bahwa “Desain maupun bentuk visual (dalam)

Maka rekomendasi mengenai perancangan dari hasil evaluasi / analisis kondisi sistem proteksi petir eksternal dan internal sesuai dengan SNI 03-7015-2004 dan SNI IEC 62305-2009

Keinginan pihak STAIN Pekalongan untuk adanya kelas yang concern mengkaji studi hadis akhirnya tidak bisa terlaksana, karena minimnya peminat pada Prodi Ilmu

Dengan tujuan tersebut, maka jenis data yang diperlukan akan terdiri dari data primer mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang diperoleh dari survei lahan serta data sekunder

Berdasarkan analisis keperluan, hasil dapatan terhadap pandangan guru tentang ilmu perubatan herba Orang Asli menunjukkan responden bersetuju bahawa murid Orang Asli

dapat di bangku kuliah ke dalam bentuk skripsi yang berjudul “SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL”. Oleh karena

Pendidik menjelaskan penerapan hukum II newton dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengetahui percobaan mengenai hubungan antara gaya, massa , percepatan ( karakter yang

Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan perbandingan rancangan dari penggunaan lori dan conveyor dari aspek teknis, beban kerja, pengukuran risiko, serta