• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Perkembangan dan Tata Nama Enzi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi Perkembangan dan Tata Nama Enzi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi, Perkembangan, dan Tata

Nama Enzim

Definisi Enzim

Enzim adalah katalis biologi yang berfungsi sebagai pemercepat dan pengarah reaksi biokimia (metabolisme) dalam sistem makhluk hidup. Perlu diingat, enzim bersifat spesifik baik terhadap substrat yang dikatalis maupun produk reaksinya.

Semua enzim berupa protein, yang kadang dilengkapi dengan komponen non-protein yang disebut kofaktor. Apa itu kofaktor? Kofaktor berupa molekul organik (koenzim) atau ion logam. Oh ya, perlu diketahui, pada tahun 90-an ditemukan enzim yang bukan dari protein. Yaitu enzim Ribozim dengan substrat RNA.

Dalam enzim, maka terdengar istilah apoenzim, holoenzim, dan gugus prostetik. Berikut penjelasan singkantnya.

 Apoenzim adalah protein inaktif karena kehilangan kofaktor.

 Holoenzim adalah enzim yang tersusun dari apoenzim dan kofaktor.

 Gugus Prostetik adalah kofaktor yang terikat dalam enzim, susah dipisahkan tanpa merusak aktivitasnya.

(2)

Kronologis Perkembangan Enzim

Berikut kronologis dari perkembangan ensim.

 Sampai akhir abad 19 dinyatakan bahwa proses fermentasi hanya terjadi karena kerja sel organisme hidup dan disebut fermen.

 Ensim berasal dari kata enzume yang berarti in yeast, diusulkan pertama kali oleh Kuhne (1878).

 Usulan nama enzim diperkuat dengan penemuan Buhrer (1987) menunjukkan bahwa ekstrak ragi dapat digunakan untuk memfermentasi karbohidrat.

Penemuan Awal Enzim

Untuk diketahui, penemuan awal enzim berada pada tahun 1833.

 Pada tahun 1833 ditemukan senyawa aktif pemutus gula disebut diastase (amilase).

 Tidak lama kemudian, ditemukan senyawa pencerna protein dari cairan perut. Disebut pepsin.

 1933, Samuel menemukan kristal urease dari ekstrak nangka (maka mulai tahun 1933, perkembangan enzim begitu melesat).

(3)

Berikut jumlah enzim yang terlaporkan.

Tabel di atas hanya sampai tahun 1992. Penemuan enzim akan semakin banyak lagi seiring perkembangan zaman.

Tata Nama Enzim

1. Penamaan TRIVIAL

Baiklah, berikut penamaan TRIVIAL dari enzim.

1. Nama enzim diakhiri dengan ase kecuali beberapa enzim proteolitik yang

diakhiri dengan in , seperti papain, bromelin, pepsin.

2. Nama menerangkan substrat yang dikatalisis. Contohnya laktase dari laktosa, fumarase dari fumarate.

NB:

> Nama yang mirip tidak selalu menunjukkan tipe reaksi yang sama. > Laktosa → laktase → hidrolisa

(4)

3. Menerangkan sifat reaksi, tanpa substrat spesifik, contohnya transkarboksilase, mengkatalisis perpindahan karboksil dari satu substrat ke lainnya.

4. Sering mempunyai beberapa nama untuk enzim tertentu.

2. Penamaan Sistematis

Berikut penamaan secara sistematis.

1. Penamaan berdasarkan Sistem Klasifikasi menurut Enzyme Commission (EC) dari International Union of Biochemistry (IUB).

2. Setiap enzim dilengkapi dengan E.C. number sebanyak 4 dijit yang dipisahkan dengan titik.

> Dijit ke-1 menunjukkan kelas enzim.

> Dijit ke-2 dan ke-3 merupakan subkelas yang menerangkan lebih rinci dari kelas enzim. Bergantung kelas enzimnya.

> Dijit ke-4 menerangkan lebih spesifik dan biasanya berupa nomor list yang diberikan oleh Enzyme Commision.

3. Tidak ada aturan umum dari dijit 2-4 karena pembagiannya atau artinya bergantung pada kelas utamanya.

4. Enzim yang mengkatalisis dengan reaksi sangat mirip akan mempunyai ketiga dijit (1-3) yang sama, contoh reaksi hidrolisis berbagai ester.

5. Isoenzim adalah enzim yang berbeda tetapi mengkatalisis reaksi yang identik, diberi 4 nomor klasifikasi yang sama. Contoh ada 5 Laktatdehidrogenase (LDH) dalam tubuh kita dengan komposisi kimia berbeda tetapi mengkatalisis secara identik, maka diberi nomor E.C. yang sama.

6. Penamaan untuk reaksi kesetimbangan diberikan ke reaksi yang penting secara biokimia. Contoh reaksi redoks yang melibatkan NADH dan NAD+, maka arahnya

adalah dimana NAD+ bertindak sebagai akseptor proton.

7. Enzim yang mempunyai aktivitas terhadap 2 reaksi, nama diberikan ke reaksi yang penting secara biokimia, nama (aktivitas) kedua ditunjukkan ke dalam kurung. Contoh: fungsi redoks dan dekarboksilasi, maka oksidoreduktase (dekarboksilasi).

(5)

Kelas Enzim

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa dijit ke-1 menunjukkan kelas enzim. Berikut tabel dari kelas enzim. Untuk dijit ke-1 diberi nomor 1-6.

Dijit

Pertama

Kelas Enzim Tipe Reaksi yang Dikatalisis

1 Oksidoreduktase Reaksi redoks (transfer elektron atau proton)

2 Transferase Transfer atom atau gugus dari satu substrat ke lainnya (di luar reaksi kelas lainnya)

3 Hidrolase Reaksi hidrolisis

4 Liase Penambahan gugus fungsi pada ikatan rangkap (adisi) atau pemutusan ikatan rangkap dengan pelepasan gugus fungsi.

5 Isomerase Reaksi isomerase

6 Ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N diikuti dengan pemutusan isofosfat dari ATP

1. Kelas 1: Oksidoreduktase

Dalam kelas oksidoreduktase, molekul yang dikatalisis oleh oksidoreduktase berada dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

Berdasarkan sifat akseptor elektron, dapat ditunjukkan jenis oksidoreduktase. Ada 3 jenis yaitu dehidrogenase, oksidase dan peroksidase.

 Dehidrogenase adalah enzim redoks yang tidak menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron. Oksidasi biologis biasanya melibatkan dua elektron dari substrat mengalami proses dehidrogenase, seperti pada perubahan laktat menjadi piruvat. Dua elektron diambil dari gugus alkohol sekunder dari alasam laktat membentuk gugus keton pada asam piruvat. Seperti pada reaksi berikut.

 Oksidase adalah enzim redoks yang memerlukan O2 sebagai akseptor elektron.

Contoh oksidase adalah oksidasi asam L-amino menjadi asam amino.

(6)

Penomoran dengan E.C. number

1. Oksidoreduktase mengkatalisis transfer atom H, atom O, atau elektron dari satu substrat ke lainnya.

2. Dijit ke-2 menunjukkan donor pereduksinya (H atau elektron) yang terlibat dalam reaksi.

3. Dijit ke-2 menerangkan donor hidrogen atau elektron. 1 → alkohol (>CHOH)

4. Dijit ke-3 menerangkan akseptor hidrogen atau elektron. 1 → NAD+ atau NADP+

2 → Fe3+ (contoh dalam sitrokom)

3 → O2

99 → akseptor lain tidak terklisifikasi

Contohnya, L-laktat : NAD+ oksidoreduktase (E.C.1.1.1.27), nama trivial: laktat

dehidrogenase.

2. Kelas 2: Transferase

Reaksi umum pada transferase ialah AX + B BX + A. Tidak termasuk reaksi oksidoreduktase dan hydrolase.

Enzyme Commission merekomendasikan penamaan sebagai trans-X-ase dibandingkan

dengan X-transferase .

Penomoran denga E.C. number

(7)

2 → gugus aldehid atau keton (>C=O) 3 → gugus asil (R-C=O)

4 → gugus glikosil (karbohidarat) 6 → transfer gugus mengandung N 7 → gugus fosfat

8 → transfer gugus mengandung S

2. Tidak ada aturan umum untuk dijit ke-3. Dijit ini menerangkan lebih lanjut gugus yang ditransfer.

> E.C.2.1.1 : metiltransferase (transfer -CH3)

> E.C.2.1.2 : hidroksimetiltransferase (transfer -CH2OH)

> E.C.2.1.3 : karboksil atau karbamoil transferase (transfer -COOH atau -CONH2)

3. Transfer fosfat diterangkan lebih lanjut dengan akseptornya. Umumnya nama

trivial fosfotransferase diakhidi dengan kinase .

> E.C.2.7.1 : fosfotransferase, akseptor gugus alkohol > E.C.2.7.2 : fosfotransferase, akseptor gugus karboksil > E.C.2.7.3 : fosfotransferase, akseptor gugus nitrogen

Contohnya, Metilmalonil-Coa: piruvat karboksiltransferase (E.C.2.1.3.1), nama trivial Metilmalonil-CoA karboksiltransferase atau secara formal transkarboksilase, yang mengkatalisis transfer gugus karboksil dari metilmalonil-CoA ke piruvat.

3. Kelas 3: Hidrolase

Reaksi umum pada hidrolase ialah A-X + H2O X-OH + HA.

Penomoran dengan E.C. number

1. Dijit ke-2 menerangkan ikatan terhidrolisis 1 → ester

2 → glukosida (ikatan antar unit karbohidrat) 4 → peptida (-CO-NH-)

(8)

2. Dijit ke-3 menerangkan lebih lanjut jenis ikatan yang dihidrolisis. > E.C.3.1.1 : menghidrolisis ester karboksilat

> E.C.3.1.2 : menghidrolisis ester tiol

> E.C.3.1.3 : menghidrolisis monoester fosfat > E.C.3.1.4 : menghidrolisis diester fosfat

Contohnya, reaksi yang dikatalisis oleh monoester ortofosfat fosfohidrolase, merupakan enzim nonspesifik yang penamaannya dari nama substrat + ase.

4. Kelas 4: Liase

Enzim ini mengkatalisis pemutusan gugus atau ikatan rangkap secara non-hidrolitik.

Penomoran dengan E.C. number

1. Dijit ke-2 menerangkan ikatan terputus 1 → C-C

2 → C-O 3 → C-N 4 → C-S

2. Dijit ke-3 menerangkan gugus terputus 1 → gugus karboksil (CO2)

2 → gugus aldehid (-CH=O) 3 → gugus asam keton (-CO-CO2)

Contohnya, L-Histidin karboksi-liase (E.C.4.1.1.22), nama trivial Histidin dekarboksilase.

Catatan: penulisan nama karboksi-liase tidak sama dengan karboksilase. Karboksilase menunjukkan reaksi pelepasan CO2 tanpa menunjukkan secara spesifik.

5. Kelas 5: Isomerase

(9)

Penomoran dengan E.C. number

1. Dijit ke-2 menunjukkan tipe reaksi.

1 → rasemisasi atau epimerisasi (inversi pada C*) 2 → isomerisasi cis-trans

3 → oksidoreduktasi intramolekuler 4 → reaksi transfer intermolekuler

2. Dijit ke3 menerangkan molekul terisomerisasi 1 → asam amino

2 → asam hidroksi 3 → karbohidrat

Contohnya, Alanin rasemase (E.C.5.1.1.1), mengkatalisis L-Alanin D-Alanin

6. Kelas 6: Ligase

Enzim mengkatalisis pembentukan ikatan baru, diikuti dengan pemutusan ATP atau nukleotida trifosfat lain.

Reaksi umum : X + Y + ATP X-Y + ADP + Pi atau : X + Y + ATP X-Y + AMP + PPi

Penomoran dengan E.C. number

1. Dijit ke-2 menunjukkan ikatan tersintesis 1 C-O

2 C-S 3 C-N 4 C-C

2. Dijit ke-3 menerangkan lebih lanjut ikatan yang terbentuk > E.C.6.3.1 : asam-amonia ligase (amida, -CO-NH2, sintase)

(10)

Contohnya, L-glutamat : amonia ligase (E.C.6.3.1.2), nama trivial glutamin sintase.

Sumber: http://amrudly.com/enzim/

Author : Amrudly

Gambar

Tabel di atas hanya sampai tahun 1992. Penemuan enzim akan semakin banyak lagi seiring

Referensi

Dokumen terkait

Seperti dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tatat Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat

Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh

Bacteriophage Cocktail Reduces Salmonella enterica serovar Enteritidis Counts in Raw and Smoked Salmon Tissues.. Effects of Bacterophage Traits on Plaque

Untuk menganalisis aspek reproduksi ikan geso dibutuhkan sampel sebanyak 45 ekor dan untuk mendapatkan data penciri habitat ikan geso diambil sampel air satu bulan sekali

Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran tertentu dikelas tertentu. Setiap mata pelajaran mempunyai kompetensi

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D), yang terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap I bertujuan untuk

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan Seminar Tugas Akhir ini dengan judul “

(Tiga cabang visceral lateral aorta abdominalis adalah a. renalis dan a testicularis pada pria dan a.ovarice pada wanita). Jumlahnya ada dua buah, satu kanan dan satu kiri. Arteri