• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN KONSELIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FUNGSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN KONSELIN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI DAN PERAN GURU

BIMBINGAN KONSELING

(2)

(UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6).

Keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling atau

Konselor dalam sistem pendidikan nasional

dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi

pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen,

pamong belajar, tutor, widya iswara, fasilitator

dan instruktur.

Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 74

Tahun 2008 Tentang Guru, tenaga pendidik di

(3)

Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam

jalur Pendidikan formal telah dipetakan

secara tepat dalam Kurikulum 1975,

meskipun ketika itu masih dinamakan

pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan, yang

diposisikan sejajar dengan pelayanan

Manajemen Penidikan, dan pelayanan di

bidang pembelajaran yang dibingkai dalam

Kurikulum.

(4)

Wilayah Pelayanan Bimbingan dan

(5)

tentang Standar Isi, pelayanan B K

diletakkan sebagai bagian dari kurikulum

yang isinya dipilah menjadi

(a) kelompok mata pelajaran,

(b) muatan lokal, dan

(c) Materi Pengembangan Diri,

yang harus disampaikan oleh Konselor

kepada peserta didik.

(6)
(7)

Hendaknya penanganan pengembangan diri

lebih banyak terkait dengan wilayah pelayanan

guru, khususnya melalui pengacaraan berbagai

dampak pengiring (nurturant effects) yang

relevan.

Perlu dirajutkan ke dalam pembelajaran yang

mendidik yang menggunakan mata pelajaran

sebagai konteks pelayanan.

Meskipun demikian, Konselor juga diharapkan

(8)
(9)

Upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu

mengembangkan potensi dirinya atau mencapai

tugas-tugas perkembangannya (menyangkut

aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan

moral-spiritual).

Peserta didik sebagai seorang individu yang

sedang berada dalam proses berkembang ke

arah kematangan atau kemandirian.

Peserta didik masih kurang memiliki pemahaman

tentang dirinya dan lingkungannya, juga

pengalaman dalam menentukan arah

kehidupannya.

(10)

 Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial.

 Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga

masyarakat.

 Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti terjadinya stagnasi

(11)

Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti: maraknya tayangan pornografi di tv dan VCD;

Penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol;

Ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup peserta didik (terutama pada usia remaja) yang cenderung

menyimpang dari kaidah-kaidah

moral (akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib

Sekolah/Madrasah, tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika, ectasy, putau, dan sabu-sabu), kriminalitas,

(12)

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,

perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; 4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi

dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

(13)

1. mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas- tugas perkembangannya,

2. mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,

3. mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,

4. memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,

6. menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan

7. mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Untuk mencapai tujuan-tujuan

(14)

1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,

pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan

(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

(15)

4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri

secara objektif dan konstruktif, baik yang

terkait dengan keunggulan maupun kelemahan;

baik fisik maupun psikis.

5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri

sendiri dan orang lain.

6) Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan

secara sehat

7) Bersikap respek terhadap orang lain,

menghormati atau menghargai orang lain,

(16)

8) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau

kewajibannya.

9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk

hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.

10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan

konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain..

(17)

1) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang

mungkin muncul dalam proses belajar yang dialami nya.

2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua

pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

4) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan

(18)

5) Memiliki keterampilan untuk menetapkan

tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti

membuat jadwal belajar, mengerjakan

tugas-tugas, memantapkan diri dalam

memperdalam pelajaran tertentu, dan

berusaha memperoleh informasi dalam

rangka mengembangkan wawasan yang

lebih luas.

(19)

1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan

informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.

3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

4) Memahami relevansi kompetensi belajar(kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi

citra-cita karirnya masa depan.

(20)

5)Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir,

6)Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, 7)Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu

kecenderungan arah karir. Apabila seorang peserta didik bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada

kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

8) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. 9) Memiliki kemampuan atau kematangan untuk

(21)

a.

Fungsi Pemahaman

b.

Fungsi Preventif

c.

Fungsi Pengembangan

d.

Fungsi Penyembuhan

e.

Fungsi Penyaluran

f.

Fungsi Adaptasi

g.

Fungsi Penyesuaian

(22)

a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik

b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi

c. Bimbingan menekankan hal yang positif

d. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama

e. Pengambilan Keputusan Merupakan hal

yang Esensial dlm Bimbingan dan konseling.

f. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.

(23)

 a. Asas Kerahasiaan  b. Asas kesukarelaan  c. Asas keterbukaan  d. Asas kegiatan

 e. Asas kemandirian  f. Asas Kekinian

 g. Asas Kedinamisan  h. Asas Keterpaduan  i. Asas Keharmonisan  j. Asas Keahlian

 k. Asas Alih Tangan Kasus

(24)

Referensi

Dokumen terkait

PPIC bertugas memberikan data released jobs , dan dapat menerima informasi status pengerjaan released jobs yang diberikan, Engineer bertugas memberikan

Metode yang digunakan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas sangat bervariasi tergantung pada gangguan yang dialami anak, perkembangan mereka dan perilaku

legitimasi politik; dan antara kaum Muslim pada umumnya dengan. orang-orang Kristen yang mendominasi Filipina mengenai

Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh tiga bulan Oktober tahun dua ribu tujuh belas (23/10/2017), Kelompok Kerja (Pokja) Jasa Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Pembanding 10 ton jerami dengan 5 ton pupuk kandang ayam per hektar yang diberi 0.4 pupuk kandang per hektar per hektar yang dicairkan sebagai dekomposer berpotensi

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri tersebut di atas, Limbah Non B3 yang dapat diimpor hanya berupa Sisa, Skrap atau Reja yang digunakan untuk bahan baku

signifikan terhadap strategi fleksibilitas. Hasil pengujian dengan variabel dependen kualitas menunjukkan kepemimpinan biaya memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas

pemahaman tentang program dan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI diseluruh Indonesia bagi masyarakat ataupun stakeholder terkait, posisinya menjadi sangat