• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Hasil Benih Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr) Mallika yang Ditanam Secara Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays kelompok Saccharata) | Wibowo, Setyastuti Purwanti, Rohmanti Rabaniyah | Vegetalika 1591 2921 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Hasil Benih Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr) Mallika yang Ditanam Secara Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays kelompok Saccharata) | Wibowo, Setyastuti Purwanti, Rohmanti Rabaniyah | Vegetalika 1591 2921 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2

Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta

PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L.) Merr) MALLIKA YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN

JAGUNG MANIS (Zea mays kelompok Saccharata)

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea

mays Saccharata group)

Ari Wibowo1, Setyastuti Purwanti2 , Rohmanti Rabaniyah2

ABSTRACT

Intercropping could be used as a solution in the procurement of high quality black soybean seed without reducing the need of farmers to feed their livestock fulfillment. Black soybean planted intercropping with sweet corn would be more profitable for farmers. This experiment was aimed to determine the growth and yield of black soybean seed planted in intercropped with sweet corn than monoculture and to know the effective combination of the number rows on a black soybean plants grown intercropped with sweet corn. This experiment used Randomized Complete Block Design with 6 treatment and 3 replications. The treatment were the combinations of rows number of black soybean and sweet corn i.e. 3; 4; 5; and 6 rows of black soybean planted between row of sweet corn. Data were collected for plant growth component of black soybean, black soybean seed yield components, Land Equivalent Ratio (LER), black soybean seed quality, and growth components of sweet corn. This experiment showed that intercropping black soybeans and sweet corn gave growth and yield of black soybean seed as good as monocultures. Intercropping 6 rows of black beans with 1 row sweet corn could be recommended because it provided the highest benefit to the value of LER > 1.

Keywords: Black soybean, seed, intercropping.

INTISARI

(2)

kedelai hitam dengan 1 baris jagung manis dapat dianjurkan karena memberikan keuntungan paling tinggi dengan nilai LER > 1.

Kata kunci : kedelai hitam, benih, tumpangsari.

PENDAHULUAN

Tanaman kedelai merupakan tanaman semusim yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Ada dua macam kedelai yang berkembang, yaitu kedelai kuning dan kedelai hitam. Kedelai kuning memiliki kandungan lemak lebih tinggi, sehingga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak kedelai. sedangkan kedelai hitam mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dan kandungan lemak yang lebih rendah. Kedelai hitam sangat dibutuhkan oleh industri kecap untuk bahan bakunya. Warna kecap yang dihasilkan dari kedelai hitam lebih diminati dan rasa yang dihasilkan lebih sedap dibandingkan kedelai berkulit kuning, hal tersebut karena kandungan glutamate dan atosianin yang tinggi (Purwanti, 2011).

Produk kecap dikembangkan untuk tujuan penjualan ke luar negeri, sehingga kedelai hitam mempunyai prospek ekonomi yang sangat baik pada masa mendatang (Taryono et al., 1993). Kebutuhan kedelai hitam untuk bahan baku industri kecap dapat mencapai 2000 ton per tahun. Apabila rata-rata hasil kedelai hitam 1 ton per ha, maka membutuhkan luas lahan sekitar 2000 ha. Setiap luas lahan 1 ha membutuhkan benih sekitar 35-40 kg, sehingga kebutuhan benih kedelai hitam untuk lahan seluas 2000 ha yaitu sekitar 80-120 ton benih, dibutuhkan lahan untuk produksi benih sekitar 140-160 ha (30% untuk cadangan). Pemenuhan kebutuhannya harus diimbangi dengan peningkatan produksi benih kedelai hitam Mallika, sehingga diperlukan suatu areal khusus untuk produksi benih unggul bermutu. Pertumbuhan dan hasil benih ditentukan oleh faktor varietas yang digunakan, lingkungan, dan pemeliharaan (Purwanti, 2011).

(3)

dapat mengurangi resiko kegagalan panen serta meningkatkan produktivitas lahan, tenaga, waktu dan sumber usahatani yang tersedia selama satu musim tanam. Namun kenyataan dilapangan, banyak petani menanam kedelai hitam tumpangsari dengan jagung tidak memperhatikan pengaturan jarak tanam. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kompetisi air, unsur hara dan cahaya matahari, sehingga hasil kedelai dan jagung rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat bahwa semakin rapat jarak tanam jagung manis sebagai tumpangsari makin sedikit jumlah polong produksi per rumpun pada kacang tanah dan semakin tinggi persentase polong hampa (Wahid et al., 1988 cit Herlina, 2011).

Dari hasil penelitian Zebua (2012), penanaman kacang hijau dengan sistem tumpangsari dengan jagung pada perbandingan jumlah baris memberikan keuntungan kepada petani dibanding dengan penanaman secara monokultur. Perbandingan jumlah baris pada penanaman tumpangsari antara kacang hijau varietas walet dengan jagung perbandingan 3:1 dan 7:1 menghasilkan jumlah biji yang lebih banyak dibanding dengan penanaman secara monokultur. Pertumbuhan, hasil benih, dan kualitas benih kedelai sangat dipengaruhi oleh adanya kompetisi dengan tumbuhan lain, terutama kompetisi dalam perolehan unsur hara, sinar matahari, dan air. Kompetisi dengan tumbuhan lain dapat menurunkan hasil benih hingga 40% jika pengaturan jarak tanam (populasi) tidak diperhatikan. Naungan dapat berpengaruh menurunkan hasil jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji, dan indeks panen (Arifin, 2008).

Pengadaan benih dengan sistem tumpangsari dapat dijadikan solusi dalam produksi benih kedelai hitam bermutu tinggi dengan tidak mengurangi kebutuhan petani dalam pemenuhan pakan ternaknya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pertumbuhan dan hasil benih kedelai hitam yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis.

BAHAN DAN METODE

(4)

Penelitian ini menggunakan RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap) dengan jumlah blok 3. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; - TS 3:1 : Tumpangsari kedelai hitam 3 baris + jagung manis 1 baris

Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Akar, Berat Segar, dan Berat Kering Tanaman Kedelai Hitam Tumpangsari Jagung Manis dalam Barisan pada 10 mst menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

(5)

dibandingkan suhu udara di atas tajuk, kelembaban relatif udara di bawah tajuk umumnya lebih tinggi dibandingkan di atas tajuk.

Tabel 2. Rerata Luas Daun, Indeks Luas Daun, Laju Asimilasi Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman Kedelai Hitam Tumpangsari Dengan Jagung Manis dalam barisan menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

(6)

dalam Berat kering tanaman setelah air diuapkan. Hal ini nampak bahwa berat segar dan berat kering tanaman sama antar perlakuan tumpangsari pada tanaman kedelai maupun monokultur. Pertumbuhan tanaman kedelai hitam dari tinggi tanaman dapat dilihat grafik pertumbuhannya berbentuk sigmoid dan pada semua perlakuan tumpangsari maupun monokultur sama hampir berhimpitan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1 berikut dan Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Kedelai Hitam (cm)

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Kedelai Hitam Tumpangsari dengan Jagung Manis

(7)

menggambarkan proses fotosintesis juga berlangsung, semakin bertambahnya indeks luas daun maka fotosintesis semakin tinggi (lihat tabel 2).

Tabel 3. Rerata Jumlah Cabang Produktif/Tanaman, Jumlah Polong/Tanaman, Persentase Polong Isi/Tanaman, dan benih kering per hektar Kedelai Hitam Tumpangsari dengan Jagung Manis dalam Barisan menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

Dilihat dari tabel 3. hasil analisis varian untuk jumlah cabang produk jumlah polong/tanaman, persentase polong isi menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata antar sistem tumpang sari dengan monokultur kedelai hitam. Tidak adanya beda nyata ini disebabkan karena pada parameter luas daun dan laju asimilasi bersih tidak memberikan beda nyata sehingga proses fotosintesis juga berlangsung dengan baik, hasil fotosintat yang dihasilkan juga semakin banyak. Hal ini Nampak pada parameter berat segar dan berat kering tanaman juga tidak ada beda nyata (sama) antar perlakuan tumpangsari maupun monokultur. Fotosintat yang dihasilkan kedelai hitam dari sistem tumpangsari yang dialirkan ke seluruh tubuh tanaman mampu mendukung pembentukan jumlah cabang produktif, dan membentuk jumlah polong dan polong isi yang cukup banyak. Namun dari parameter berat kering benih per petak dan per hektar antar perlakuan tumpangsari berbeda nyata, kedelai hitam monokultur memberikan berat kering benih yang lebih baik dibandingkan semua perlakuan tumpangsari. Namun karena dalam sistem tumpangsari perlakuan jumlah baris kedelai hitam berbeda sehingga semakin banyak jumlah baris akan semakin tinggi berat benih keringnya.

(8)

dengan baik. Proses penyerapan unsur hara dan air juga penyekapan sinar matahari masing-masing individu tanaman mampu mendukung proses fotosintesis secara optimal sehingga hasil benih juga sama tingginya karena tidak ada kompetisi antar individu tanaman (sinar matahari, unsur hara dan air). Fotosintesis berjalan baik sehingga pengisian polong sampai masak fisiologis juga baik. Hal ini mendorong tanaman mampu memberikan kualitas benih yaitu berat 100 benih, daya tumbuh, indeks vigor dan vigor hipotetik juga baik dan sama tingginya. Hal ini nampak lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rerata Berat 100 Benih, Daya Tumbuh, Indeks Vigor, dan Vigor Hipotetik Kedelai Hitam Tumpangsari Dengan Jagung Manis

Perlakuan Berat 100 Benih menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

Tabel 5. Rerata tinggi tanaman, jumlah daun, berat tongkol/petak, berat menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

Pada pemilikan lahan yang sempit petani juga harus memikirkan makanan untuk ternaknya. Sehingga dengan menanam jagung manis diantara barisan kedelai hitam, petani mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi karena harga jagung manis lebih mahal dan tebon (sisa tanaman) jagung masih hijau segar untuk makanan ternaknya, karena jagung manis dipanen dalam bentuk segar pada umur 65-70 hari setelah tanam.

(9)

nyata. Perbedaan nyata pada Berat tongkol per petak dan per hektar karena jumlah (populasi) tanaman jagung per petak tidak sama karena perlakuan jumlah baris tanaman kedelai hitam antar perlakuan tumpangsari juga berbeda. Semakin banyak jumlah baris kedelai hitam maka semakin sedikit populasi jagung manis dalam barisan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 5. dan gambar 2.

Tabel 6. Berat Tongkol Jagung Manis/Ha, Berat Benih Kedelai/Ha, LER Tumpangsari Kedelai Dengan Jagung Manis

Perlakuan

Berat Tongkol Jagung/Ha

(ton/ha)

Berat Benih Kedelai Hitam/Ha

(ton/ha)

LER Harga (Rp.)

MK - 2.18 a - 17440000,-

MJ 1.52 a - - 18576000,-

TS 3:1 0.57 b 1.04 c 0.79 18707000,-

TS 4:1 0.59 b 1.40 bc 0.86 19439000,-

TS 5:1 0.67 b 1.35 bc 0.85 20083000,-

TS 6:1 0.56 b 1.65 b 1.06 21479200,-

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata. Data diperoleh dengan analisis DMRT 0,5%.

Menurut Asandhi et. al., (1987) dibutuhkan suatu pengukuran yang baku untuk mengevaluasi apakah system tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan dibandingkan monokultur, maka digunakan LER (Land Equivalent Ratio). Nilai LER dapat dihitung berdasarkan hasil benih bersih yang

(10)

KESIMPULAN

1. Penanaman secara tumpangsari kedelai hitam dan jagung manis memberikan pertumbuhan dan hasil benih kedelai hitam sama baik dengan monokultur. 2. Tumpangsari 6 baris kedelai hitam dan 1 baris jagung manis dapat dianjurkan

karena memberikan keuntungan paling tinggi dengan nilai LER > 1.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ‘Pertumbuhan dan Hasil Benih Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr) Mallika yang Ditanam secara Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays kelompok Saccharata)’. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S., Ir. Rohmanti Rabaniyah, M.P., Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M. Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis dari awal sampai dengan selesai.

2. Bapak, Ibu (almh), dan semua keluarga yang memberikan dukungan baik materi maupun moril sehingga penulis selalu bersemangat dalam melalui proses perkuliahan ini hingga selesai.

3. Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas doa, motivasi, dan bantuannya hingga skripsi ini selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2008. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Lama Penyinaran. Agrivita (30):1.

Asandhi, AA., N. Gunadi dan 1987. Pengaruh Tumpangsari Bawang Putih dan Cabai Merah Terhadap Pertanaman, Hasil dan Produktivitas Lahan. Bull. Penel. Hort. XV (1) : 79-84.

Purwanti, S. 2011. Pertumbuhan dan hasil benih kedelai hitam tumpangsari barisan dengan jagung manis. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Taryono, Soemartono, Tohari, dan Rohmanti Rabaniyah. 1993. Induksi Embrio

Somatik dari Kotiledon Kedelai Hitam. Laporan Penelitian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Akar, Berat Segar,
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Kedelai Hitam (cm)
Tabel 3. Rerata Jumlah Cabang Produktif/Tanaman, Jumlah Polong/Tanaman, Persentase Polong Isi/Tanaman, dan benih kering per hektar Kedelai Hitam Tumpangsari dengan Jagung Manis dalam Barisan
Tabel 4. Rerata Berat 100 Benih, Daya Tumbuh, Indeks Vigor, dan Vigor Hipotetik Kedelai Hitam Tumpangsari Dengan Jagung Manis

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang pengaruh SiR sebagai bahan pengisi terhadap ESDD dan arus bocor material isolasi RTV resin epoksi di daerah beriklim tropis, dengan mengamati porsentase

Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Perpajakan bagi Pengusaha Kena Pajak Berstatus Entrepot Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) Dan Perusahaan Pengolahan Di

Pada sindrom Cushing, hipersekresi glukokortikoid sering disertai oleh peningkatan sekresi androgen adrenal sehingga bisa ditemukan gejala dan tanda klinis

Penelitian ini menyimpulkan bahwa : (a) Budaya organisasi pada PDAM Kabupaten Kudus kuat, begitu pula dengan lingkungan kerja fisik pada PDAM Kabupaten Kudus Baik;

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial maupun secara bersama-sama yang signifikan antara kualifikasi akademik, pengalaman kerja dan

Selisih persentase mortalitas antara keduanya berkisar 1,3%.Hasil ini menunjukkan bahwa tepung jamur yang telah diperbanyak dengan media tepung beras tidak mampu membunuh

122 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.. Sedangkan menurut perkembangannya