ASPEK HUKUM TENAGA
KESEHATAN
ASPEK HUKUM TENAGA
KESEHATAN
FRESLEY HUTAPEA, SH, MH,
MARS
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata
ajar Aspek hukum tenaga kesehatan
2. Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik
dan jadwal mata ajar Aspek hukum tenaga kesehatan
3. Mahasiswa dapat menggambarkan sistem
evaluasi pembelajaran dan buku wajib
4. Mahasiswa mampu memahami kompetensi
MATERI PEMBAHASAN
Norma dan Azas dalam pelayanan
kesehatan
Registrasi,perizinan Tenaga Kesehatan.
Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan
Perlindungan Hukum dalam pelayanan
kesehatan
1.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran;
2.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit
4.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan
4
DISIPLIN
HUKUM
ETIKA
ATURAN PENERAPAN
KEILMUAN PROFESI
ATURAN HUKUM BIDANG KESEHATAN ATURAN
PENERAPAN ETIKA PROFESI
NORMA DALAM PELAYANAN KESEHATAN
ETIK
DISIPLIN
HUKUM
1. Dibuat dan disepakatioleh organisasi profesi
2. Kode etik
3. Diatur, norma prilaku
pelaksanaan profesi
4. Sanksi, yaitu moral
psikologis
5. Yang mengadili : Ikatan/
organisasi terkait;
Majelis Kehormatan Etik.
1. Organisasi Profesi 2. Standar profesi
3. Diatur, Norma Prilaku
pelaksana profesi
4. Sanksi moral psikologis
dan teguran/pencabutan
5. Yang mengadili: Badan
yang dibentuk: Majelis Kehormatan Disiplin dan Majelis Kehormatan Disiplin
1. Dibuat pemerintah dan
Dewan Perwakilan Rakyat
2. UU,PP.Keppres,dsb 3. Diatur, norma prilaku
manusia pada umumnya
4. Untuk Pidana: kurungan
penjara, dan/atau denda Untuk perdata: ganti rugi adm: teguran/ pencabutan izin
5. Pengadilan :
Perdata: gugatan ke pengadilan
Pidana :
laporan/tuntutan Adm : gugatan ke pengadilan
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
AZAS DALAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Azas Legalitas
The Equality before law
2. Azas Kesetaraan
Kontrak Terapeutik (inspannings verbintenis)
3. Azas Kepercayaan (trust)
Saling percaya (masing-masing mempunyai hak dan
kewajiban
4. Azas Otonomi
The rights of self determination
5. Azas Keadilan
Tanpa diskriminasi
6. Azas Keterbukaan
Kejujuran dalam profesi dan memberikan data yang benar
7. Azas Itikad Baik
Princip of respect of benefcence Princip of non malefcence
8. Azas Kerahasiaan
Rahasia Medis
Hak Akses (Inzagerecht)
Hak Tolak Ungkap (Verschoningrecht)
16 Wajib Hukum Profesi Kesehatan
Adequate
Information Tenaga kesehatan harus aktif menanyakan sakit apa, dimana, kapan, bagaimana, berapa lama dan seterusnya
Informed
Consent Tenaga kesehatan harus menginformasikan semua langkah atau tindakan yang akan dikerjakan beserta resiko-resiko medis yang kemungkinan terjadi, mengingat pekerjaan medis adalah pekerjaan yang uncertain
(tidak pasti)
Medical Record
(Rekam Medis) Semakin lengkap suatu rekam medis semakin baik itikad seorang tenaga kesehatan dalam merawat pasien dan semakin kuat dalam kedudukan hukum
Standar
Profession of Care (Doctrine of Necessity)
Biasa disebut dengan doktrin keseriusan, doktrin ini menggunakan doktrin necessity di setiap profesi
Second Opinion Apabila dalam memberi pelayanan kesehatan kepada pasien, lebih dari 2 atau 3 kali tidak ada kemajuan, maka tenaga kesehatan wajib
melakukan second opinion
Medical Risk Tenaga kesehatan harus selalu siap setiap saat mengantisipasi terjadinya resiko
Medical
Emergency Care Artinya dalam keadaan darurat atau tepat, resiko menjadi nomor dua emergency, pelayanan kesehatan harus cepat dan
Social Insurance
of Health Care Kesehatan menurut masyarakat internasional atau PBB harus dibantu oleh asuransi sosial, sebab pelayanan kesehatan adalah wajib hukumnya
Medical Liability Pembagian tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan akan memudahkan dalam pemecahan suatu masalah bila terjadi suatu sengketa medik. Dalam pembagian jenis tanggung jawab akan diketahui tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan lebih tenang dalam melaksanakan pekerjaannya karena sudah dibatasi dengan hal-hal yang tercantum dalam Management Medical Liability
Negligent Medical Care (culpa
Levisimma/Lichte Sculd)
Pasal 22
(1) Tenaga kesehatan harus memiliki kualifkasi
minimum.
Pasal 23
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki
izin dari pemerintah. 11
Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik,
standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
Pasal 27
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
12
UU TENAGA KESEHATAN
(NO. 36 TAHUN 2014)
Ketentuan Umum :
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
UU TENAGA KESEHATAN
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah
UU TENAGA KESEHATAN
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional untuk dapat menjalankan
praktik.
Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
UU TENAGA KESEHATAN
Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga
Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji
Kompetensi.
Sertifikat Profesi adalah surat tanda
UU TENAGA KESEHATAN
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap
Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik.
Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya
disingkat STR adalah bukti tertulis yang
UU TENAGA KESEHATAN
Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Tenaga Kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik.
Standar Profesi adalah batasan kemampuan
minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan
dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada
UU TENAGA KESEHATAN
Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang
diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Standar Prosedur Operasional adalah suatu
perangkat instruksi/langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi
UU TENAGA KESEHATAN
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia adalah
lembaga yang melaksanakan tugas secara
independen yang terdiri atas konsil masing-masing tenaga kesehatan.
Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun
tenaga kesehatan yang seprofesi.
Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan adalah
badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi untuk setiap cabang disiplin ilmu kesehatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan
PENYELENGGARA PENDIDIKAN BIDANG KESEHATAN
Harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Tenaga Kesehatan (SNPTTK) mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi
SNPTTK – disusun oleh Kementrian Kesehatan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi, Institusi Pendidikan, Organisasi Profesi
Pendidikan profesi harus mengikuti Ujian Nasional Uji kompetensi oleh Perguruan Tinggi dengan
organisasi profesi, lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi
Standar Kompetensi Kerja disusun oleh organisasi
KELOMPOK TENAGA KESEHATAN
1. Tenaga Medis
2. Tenaga Psikologis Klinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian
6. Tenaga Kesehatan Masyarakat
7. Tenaga Kesehatan Lingkungan
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Keterampilan Fisik
10. Tenaga Keteknisian Medik
11. Tenaga Tehnik Biomedika
12. Tenaga KesehatanTradisional
1.TENAGA MEDIS
- Dokter
- Dokter Gigi
- Dokter Spesialis
- Dokter Gigi Spesialis
2. TENAGA PSIKOLOGI KLINIS
- Psikologi Klinis
3. TENAGA KEPERAWATAN - Berbagai jenis perawat
4. TENAGA KEBIDANAN - Bidan
5. TENAGA KEFARMASIAN - Apoteker
- Teknis Kefarmasian
6. TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT
- Epidemalogi Kesehatan
- Promosi Kesehatan dan perilaku - Pembimbing Kesehatan Kerja
- Administrasi Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan - Biostatistika dan Kependudukan
- Tenaga Kesehatan Reproduksi dan keluarga
7. TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN
- Sanitasi Lingkungan - Entomolog Kesehatan - Mikrobiolog Kesehatan
8. TENAGA GIZI
- Nutrisionis - Dietisien
9. KETERAMPILAN FISIK - Fisioterapi
- Okupasi terapis Terapi Wicara - Akupuntur
10. TENAGA KETEKNISIAN MEDIK
- Perekam Medis dan Informasi Kesehatan - Teknik Kardiovaskuler
- Teknik Pelayanan Darah
- Refraksionis Optisien/ Optometris - Teknisi Gizi
- Penata Rontgen
- Terapis Gigi dan Mulut - AudioLogies
11. TENAGA TEHNIK BIOMEDIKA
Radiografer
Elektromedis
Ahli Tehnologi Laboratorium Medis
Fisikawan Medik
Radioterapis
Ortotik Prostektik
12. TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL
Kesehatan Tradisional Ramuan
Kesehatan Tradisional Keterampilan,
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
Setiap Nakes wajib memiliki STR
STR diberikan masing-masing Konsil Nakes
Syarat :
Ijazah pendidikan bidang kesehatan
Memiliki sertifikasi kompetensi atau sertifikat
profesi
Sehat fisik dan mental
Surat pernyataan telah sumpah / janji profesi
Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan Etika
Profesi
STR berlaku 5 tahun dan dapat di registrasi
REGISTRASI ULANG NAKES
Syarat : Memiliki STR lama
Memiliki sertifikat kompetensi & sertifikat profesi
Surat berbadan sehat fisik dan mental
Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi
PERIZINAN NAKES
Setiap Nakes wajib memiliki izin (SIP)
SIP diberikan oleh Pemda atas Rekomendasi pejabat kesehatan kabupaten atau kota
Syarat mendapat SIP
STR masih berlaku
Rekomendasi Organisasi Profesi Tempat praktek
SIP berlaku hanya 1 (satu) tempat
FUNGSI DAN TUGAS KONSIL NAKES
Fungsi pengaturan, penetapan,
pembinaan Nakes dalam praktek
pelayanan
Tugas :
Melakukan Registrasi Nakes
Melakukan pembinaan dalam praktek
Menyusun Standar Nasional dan
Ketentuan
WEWENANG KONSIL NAKES
Menyetujui atau menolak
permohonan Registrasi
Menerbitkan atau mencabut STK
Menyelidiki dan menangani masalah
pelanggaran Disiplin Profesi
Menetapkan dan memberi Sanksi
Disiplin Profesi
Memberikan Pertimbangan dan
KEANGGOTAAN KONSIL NAKES
Unsur Kementerian Kesehatan
Unsur Kementerian Pendidikan
Organisasi Profesi
Kolegium Nakes
Asosiasi Pendidikan Nakes
Asosiasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
TENAGA KESEHATAN
Setiap Tenaga Kesehatan wajib:
Sertifikat Kompetensi (Pengakuan Kompetensi)
Sertifikat Profesi (Pengakuan untuk Praktek Profesi) Surat Tanda Registrasi (STR) (Bukti tertulis dari Konsil) Surat Izin Praktek (SIP) (Bukti tertulis dari Pemerintah
untuk kewenangan Praktek)
Standar Profesi (Batasan kemapuan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku)
Standar Pelayanan Profesi (Pedoman dalam melakukan
pelayanan)
Standar Operasional Prosedur (Instruksi/ dalam
melaksanakan kegiatan
HAK TENAGA KESEHATAN
(NAKES)
Memperoleh perlindungan hukum
Memperoleh informasi yang lengkap dan
benar
Menerima imbalan jasa
Memperoleh perlindungan atas
keselamatan kesehatan kerja, perilaku
yang sesuai harkat, martabat, moral,
kesusilaan, dan agama
Menolak keinginan penerima pelayanan
KEWAJIBAN NAKES
Memberikan pelayanan sesuai SOP,
Standar dan aturan yang berlaku
Memperoleh persetujuan dari penerima
pelayanan
Menjaga kerahasiaan
Membuat dan menyimpan catatan atau
dokumen pemeriksaan, asuhan dan
tindakan yang dilakukan
Merujuk penerima pelayanan ke Nakes
PERLINDUNGAN HUKUM NAKES
Pasal 27 UU Kesehatan (UU no. 36/2009)
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan
imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Pasal 57 UU Tenaga Kesehatan No. 36 Tahum 2014
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktek berhak memperoleh perlindungan
hukum sepanjang tugas sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi dan
standar prosedur operasional
ESSENSI PERLINDUNGAN HUKUM
Bekerja tenang, tanpa ancaman
Bekerja bebas sesuai profesi (otonomi profesi)
Memiliki hak dan kewajiban
Bekerja sesuai aturan, dan standar
Melaksanakan seusai kompetensi dan
kewenangan
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
Perizinan Nakes;
Perizinan Sarkes;
Perizinan Peralatan;
Standar Pelayanan;
Standar Profesi;
Pedoman / Panduan
Standar Operasional Prosedur
(SOP / SPO
)TINDAKAN GAWAT DARURAT
(CONSTRUCTIVE CONSENT)
Dasar hukum: “Zaakwaarneming”
Undang-undang Hukum Perdata:
“Apabila seseorang secara suka-rela tanpa disuruh telah mengurusi urusan orang lain, baik dengan atau tanpa sepengetahuan orang tua, maka orang itu dianggap telah mengikatkan dirinya untuk meneruskan mengurusi urusan itu, sehingga orang tersebut sudah mampu mengurusinya sendiri” (pasal 1354)
Inggris :undertaking theory
Skotlandia : negotiorum gestio
Belanda : Zaakwaarneming
Amerika dan dunia internasional “Good Samararitan
Law”
GOOD SAMARITAN LAW
Pasal 83 UU Kesehatan (UU no.
36/2009)
1)
Setiap orang yang memberikan
pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk
penyelamatan nyawa, pencegahan
kecacatan lebih lanjut dan
kepentingan tebaik bagi pasien
2)
Pemerintah menjamin perlindungan
hukum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan kemampuan
TUNTUTAN GANTI RUGI
Pasal 58 UU Kesehatan
1) Setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana
dimaksud ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat
PENEGAKAN DISIPLIN NAKES
Penegakan disiplin Nakes oleh Konsil Nakes
Konsil wajib menerima pengaduan,
memeriksa dan memutus kasus pelanggaran Konsil dapat memberi sanksi berupa
Peringatan tertulis
Rekomendasi pencabutan STR dan SIP
PENYELENGGARAAN
KEPROFESIAN
Nakes bertanggung jawab untuk :
Mengabdikan diri sesuai bidang keilmuan
Meningkatkan kompetensi
Bersikap dan berperilaku sesuai etika profesi
Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan pribadi / golongan
Melakukan kendali mutu dan kendali biaya
Nakes berwenang sesuai kompetensinya
Nakes dapat menerima pelimpahan tindakan dari
tenaga medis dan dari tenaga keperfarmasian apoteker
Pelimpahan dapat diterima dan dilaksanakan sesuai
PELIMPAHAN TUGAS
Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penerima pelimpahan
Pelaksanaan berada dibawah pengawasan
pemberi pelimpahan
Pemberi pelimpahan bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukan oleh penerima pelimpahan
Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk
pengambilan keputusan
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam peraturan
PERSETUJUAN TINDAKAN
KESEHATAN
Setiap tindakan layanan harus dapat persetujuan
dari orang yang berhak
Diberikan setelah adanya penjelasan dari Nakes Penjelasan sekurang-kurangnya :
Tata cara tindakan
Tujuan tindakan
Alternatif lain
Resiko dan komplikasi
Prognosis terhadap tindakan
Persetujuan diberikan secara tertulis dan lisan Tindakan beresiko tinggi oleh yang berhak dalam
REKAM MEDIS
Setiap nakes wajib membuat rekam medis
Rekam medis harus segera dibuat setelah pelaksanaan pelayanan
RM harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan atau paraf pemberi pelayanan
RM harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya
HAK, KEWAJIBAN & LARANGAN TK WNA
TANGGUNG JAWAB NAKES DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
1. Melengkapi data pasien yang dirawat
2. Menulis secara lengkap Rekam Medis tentang diagnosis
3. Merahasiakan isi berkas Rekam Medis
4. Menandatangani dan penulisan nama secara jelas
5. Membuat persetujuan tindakan pelayanan
6. Melaksanakan pelayanan sesuai standar yang berlaku (Standar Profesi, Standar Pelayanan, SOP / SPO, Etik)
TANGGUNG JAWAB PIMPINAN FASYANKES
1. Membuat dan menyelenggarakan Rekam Medis
2. Menyediakan tempat penyimpanan Rekam
Medis
3. Menetapkan pimpinan unit pelayanan Rekam
Medis
4. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan perekam medis
5. Menyimpan berkas rekam medis
6. Melakukan pemusnahan
7. Mencegah kehilangan, pemalsuan, kerusakan
dan penggunaan yang tidak berhak
PENUTUP
Nakes mendapat perlindungan hukum
dalam pelayanan kesehatan
Nakes melaksanakan pelayanan harus
sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan & SPO / SPO
Tanggung jawab hukum Fasyankes
dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien, nakes dan publik