• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IKOR 1205951 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IKOR 1205951 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Muhamad Firman Azhari, 2016

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Permainan Bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di

dunia dari kalangan usia dini bahkan sampai orangtua pun mengetahuinya.

Permainan bulutangkis ini merupakan olahraga yang bisa kita mainkan di dalam

maupun di luar ruangan, dari kalangan pria maupun wanita usia dini sampai usia

lansia produktif dapat memainkannya dari ajang rekreasi, dan juga sebagai ajang

prestasi.

“Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang” (Icuk Sugiarto, M.Furqon H; S. Khunto P, 2002). Permainan ini mudah di laksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak

membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh

karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang dengan pesat.

Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak

lepas dari kerja keras pelatih, atlet dan pengurus, dalam pembinaan atlet

bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam

kejuaraan-kejuaraan yang di ikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan-kejuaraan Thomas Cup, Uber

Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih

bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan

membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga

pembinaan secara terpadu , terarah, dan berkelanjutan (Hadi Nugroho,2005).

Untuk menjadi pebulutangkis yang handal berbagai macam persyaratan, salah

satunya adalah penguasaan teknik dasar permainan bulutangkis. Dalam cabang

olahraga bulutangkis terdapat bagaimana teknik dasar diantaranya teknik service,

smash, lob, drop, dan foot work. Sebagaimana dikemukan Poole (1986, hlm 10) bahwa, “Keterampilan dasar olahraga bulutangkis dapat dalam tujuh bagian : (1)

(2)

permainan bulutangkis tersebut harus dikuasai pebulutangkis untuk menunjang

atau mencapai tujuan permainan.

Beberapa teknik dasar olahraga bulutangkis yang banyak digunakan untuk

mematikan permainan lawan adalah smash. Menurut Poole (1986, hlm 143)

smash adalah “pukuluan overhead yang keras, diarahkan ke bawah yang kuat,

merupakan pukulan menyerang yang utama.”

Namun dalam permainan bulutangkis tidak hanya serangan smash yang dapat

menghasilkan poin, tetapi dalam pengembalian serangan smash yang baik pun

dapat menghasilkan poin. Dari hasil observasi peneliti di UKM Bulutangkis UPI

pada kejuaraan-kejuaraan bulutangkis tepatnya di Kota Bandung mempunyai

kelemahan pada cara mengantisipasi serangan lawan khususnya serangan smash.

Peneliti khawatir jika kelemahan tersebut dibiarkan maka akan berpengaruh pada

performa atlet pada saat bertanding.

Menurut Hikmah Nindya (2013, hlm. 3) dalam jurnal yang berjudul Analisis

Pertandingan Bulutangkis Final Tunggal Putra Pada Olimpade Musim Panas

XXX di London 2012, antara Lee Chong Wei melawan Lin Dan yang menyatakan “dari hasil analisis tersebut kegagalan pukulan Lee Chong Wei sebesar 53,27% dengan kegagalan pukulan terbanyak yaitu Return smash”, dan menurut Brian

Raka Juang (2015, hlm. 7) Dalam jurnal yang berjudul Analisis Kelebihan dan

Kelemahan Keterampilan Teknik Bermain Bulutangkis Pada Pemain Tunggal

Putra Terbaik Indonesia Tahun 2014, “kelemahan teknik pukulan Tommy

Sugiarto saat melawan Lee Chong Wei adalah pukulan Return smash dan pukulan

Flick. Kedua pukulan ini paling banyak gagal dilakukan Tommy daripada pukulan

yang lain. Tommy gagal melakukan pukulan Return smash sebanyak 25 kali dan

pukulan Flick sebanyak 6 kali”. Terkait dengan permasalahan ini menurut peneliti

pemenang bukan hanya yang mampu menyerang, melainkan yang bisa bertahan

dengan serangan smash dan tepat menempatkan pengembalian posisi shutllecock

ke daerah lawan. Adapun dalam buku Sejarah Olahraga Bulutangkis Hetti R.A

(2010, hlm. 40) menyatakan bahwa “Pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik”. Selain itu ada pula pernyataan Imanudin I (2008, hlm. 112) Kecepatan reaksi ialah waktu dari terjadinya rangsangan. Reaksi merupakan

(3)

Muhamad Firman Azhari, 2016

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki waktu reaksi yang baik seseorang akan lebih cepat merespon sesuatu.

Hal ini sangat bermanfaat dalam berbagai macam cabang olahraga, adapun dalam

teori menurut Gavkare dkk (2013) menyatakan bahwa whole body reaction time

merupakan kecepatan respon oleh seluruh tubuh dari stimulus yang di berikan,

dan Antisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perhitungan

terhadap hal – hal yang akan (belum) terjadi. Secara umum antisipasi merupakan

sebuah tindakan yang akan diambil sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Dalam

olahraga kemampuan antisipasi sangat lah penting, teori menurut Bankosz Z dkk

(2013) According to many authors, the time of simple reaction plays a pivotal role

in badminton and should be developed to the greatest possible extent. Maka dari

itu sangatlah penting pada penelitian ini.

Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai hubungan whole body

reaction time dan anticipation reaction time dengan ketepatan pengembalian

serangan smash, yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan dari

hal tersebut.

Berdasarkan uraian diatas peneliti semakin termotivasi untuk mengetahui hasil

tersebut. Maka dari itu judul dalam penelitian ini adalah “HUBUNGAN WHOLE

BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN

KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PEMAINAN

BULUTANGKIS”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara wholebody reaction time

dengan ketepatan pengembalian serangan smash pada permainan

bulutangkis ?

2) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara anticipation reaction

dengan ketepatan pengembalian serangan smash pada permainan

(4)

1.3.Tujuan Penelitian :

Dari penelitian ini tentunya memiliki tujuan yang dicapai. Ada pun tujuan

penelitian, antara lain :

1) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara whole

body reaction time dengan ketepatan pengembalian smash.

2) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

anticipationreaction time dengan ketepatan pengembalian smash.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan adapun harapan penulis,

diantaranya agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, serta

menambah informasi berupa konsep dan teori–teori yang digunakan. Untuk itu

harapan penulis dari penelitian ini mampu memberikan manfaat yaitu:

1) Manfaat teoritis

a Untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti selama terjun

langsung ke lapangan, mengetahui mengidentifikasi yang mempengaruhi

kelemahan dalam mengantisipasi serangan lawan permainan bulutangkis

pada atlet maupun masyarakat yang gemar terhadap permainan

bulutangkis.

b Untuk memicu atlet maupun insan olahraga yang gemar bulutangkis

mengetahui bahwa seberapa pentingnya pengaruh dari masalah peneliti,

serta dapat dipelajari lagi dalam mengantisipasi serangan lawan.

c Dapat menambah koleksi kepustakaan (literature) khnususnya bagi

Program Studi Ilmu Keolahragaan mengenai pengetahuan permainan

bulutangkis.

d Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap

permainan bulutangkis untuk lebih memperhatikan dalam

mengantisipasi serangan dari lawan, khususnya untuk atlet Bulutangkis

Universitas Pendidikan Indonesia serta umumnya untuk masyarakat

(5)

Muhamad Firman Azhari, 2016

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Manfaat Praktis

Secara praktis dapat menjadi alternatif untuk melatih kesiapan posisi

bertahan dan cara mengantisipasi serangan lawan sehingga dapat

menempatkan posisi yang baik pada serangan smash permainan bulutangkis.

1.5. Struktur Organisasi Skripsi

1) Bab I Pendahuluan merupakan penjelasan mengenai latar belakang

penelitian yang didalamnya dijelaskan urgensi bahwa penelitian ini perlu

dilakukan karena hasil dari observasi peneliti dan kajian penelitian

sebelumnya pada permainan olahraga bulutangkis memiliki kegagalan

pukulan pada return smash, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan whole body reaction time dan anticipation reaction time terhadap

ketepatan pengembalian serangan smash pada permainan bulutangkis. Dari

permasalahan tersebut ditentukan beberapa rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian.

2) Bab II Kajian pustaka terdiri dari kajian teori, kerangka pemikiran,

penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis penelitian. Kajian teori

menjelaskan teori-teori yang terkait dalam penelitian, kerangka pemikiran

menjelaskan konsep penelitian yang akan dilakukan dan hipotesis

penelitian menyatakan dugaan sementara mengenai hasil akhir penelitian.

Adapun isi dalam penyajian Bab II sebagai, Kajian teori diantaranya

tentang return smash merupakan pukulan dengan pola pertahanan namun

pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik, sedangkan

pada whole body reaction merupakan hal yang sangat penting bagi

performa atlet dan anticipitacion reation merupakan hal yang sangat

penting dalam dunia olahraga ketika atlet dapat memprediksi secara akurat

sebuah kejadian dan dapat mengatur pergerakan lanjutan dari hal tersebut

atlet dapat memulai respon yang tepat lebih cepat daripada bereaksi setelah

menerima stimulus akan meningkatkan kemampuan yang lebih baik untuk

mencapai sebuah performa maksimal ada saat bertanding, Kerangka

(6)

yang signifikan dengan hasil yang di peroleh r = 0.68, p = 0.03 < 0.05,

dengan demikian Ho ditolak dan Hipotesis dari penelitian ini terdapat

hubungan dari setiap variabel nya hanya anticipation reaction yang

memiliki kontribusi lebih banyak di bandingkan whole body reaction time.

3) Bab III Metode penelitian menjelaskan tentang bagaimana penelitian akan

dilakukan yang didalamnya mencakup penjelasan mengenai sampel yang

terlibat, cara pengambilan data, instrumen yang digunakan,

langkah-langkah penelitian dan cara menganalisis data. Adapun isi dalam bab III

dengan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan dekriptif korelasi

adapaun desain penelitian menggunakan paradigma ganda dengan struktur

X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y, Partisipan melibatkan anggota UKM

Bulutangkis UPI, Populasi dan sampel menggunakan teknik purposive

sampling karena peneliti mencari sampel yang memiliki karakteristik

tertentu dengan melibatkan anggota UKM Bulutangkis UPI yang pernah

mengikuti kejuaraan tingkat nasional, Instrumen penelitian menggunakan

alat (whole body reaction time type II, Speed anticipation time) dan return

smash yang mengadopsi dalam skripsi Adhi P. Karunia (2010)

mengadaptasi Herman Tarigan (2003), Prosedur penelitian, Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS Versi 23 dan

analisis data diantaranya (Uji Asumsi data, Uji Korelasi, Uji Determinasi).

4) Bab IV Temuan dan pembahasan berisikan temuan-temuan yang didapat

setelah uji coba dan analisis data, setelah itu temuan tersebut dibahas untuk

menjawab rumusan masalah penelitian. Isi dari bab IV yaitu hasil penelitian

yang diperoleh terdapat hubungan yang signifikan dari X1 - Y , dengan

nilai signifikansi 0.049 < 0.05 nilai KD 19,9% dan X2 – Y dengan nilai

signifikansi 0.001 < 0.05 nilai KD 44,7% dan pembahasan hasil penelitian

terdapat hubungan yang signifikan dari kedua variabel tersebut namun

anticipation reaction time yang lebih berkontribusi di banding whole body

(7)

Muhamad Firman Azhari, 2016

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Bab V Simpulan, implikasi dan rekomendasi berisikan tentang kesimpulan

penelitian yang dirumuskan dari hasil uji coba dan analisis data. Berikutnya

yaitu perumusan implikasi dan rekomendasi yang menyatakan kekurangan

dari penelitian ini yang disertai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Apabila setelah masuknya sekutu baru tidak terjadi transaksi modal dan pembagian laba atau rugi dilakukan tanpa memperhatikan jumlah modal maka metode bonus dan goodwill akan

Salah satu daerah yang bisa diandalkan untuk tujuan wisata minat khusus di gunung kidul / adalah bukit nglanggeran // Untuk menuju lokasi / para wisatawan disuguhi pemandangan

sering dikatakan sebagai pencari nafkah tambahan karena senantiasa laki-laki yang dianggap sebagai tuan untuk pencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga hal ini terjadi

From experiment result, acid activation method has the biggest adsorption efficiency compared to alkali and hotting (neutral) activation method. Acid adsorbent has

Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal didaerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru.Pada masyarakat pedesaan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk, Harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/I Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh