• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perempuan yang menjadi kunci pembangunan pertanian dan sebagai penyelamatan krisis pangan yang terjadi 6 tahun yang lalu. Dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikeluarkan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pertanian menjadi sumber utama kehidupan untuk perempuan di banyak negara berkembang dan menjadi jalan keluar utama untuk mengatasi kemiskinan di keluarganya. Namun demikian, banyak perempuan di berbagai wilayah pedesaaan tidak mempunyai akses untuk input dan sumber daya produksi bagi pertaniannya serta pelayanan publik yang memadai. Mereka juga tidak mendapatkan insentive yang memadai dalam usahanya serta sangat rentan upaya produktivitasnya di pertanian. Padahal pertanian yang dihasilkan para perempuan ini menjadi tumpuan hidup dan kehidupan banyak keluarga miskin. Bahkan pertanian menjadi kunci dari pembangunan banyak negara berkembang.

(2)

penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Untuk itulah sudah sewajarnya perempuan mendapatkan prioritas dalam program pertanian dan mendapatkan dukungan dari kebijakan pembangunan pertanian karena dialah sumberdaya dalam keberlanjutan kehidupan pedesaan dan pengurangan kemiskinan (Pertiwi. 2010, Pembangunan Pertanian yang Responsif Gender. Diakses dar

Pertanian masih merupakan sektor yang potensial bagi bangsa indonesia untuk waktu lima dan sepuluh tahun kedepan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk indonesia hidup di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Keberadaannya merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu pengaruhnya masih sangat besar terhadap pembangunan bangsa.

Pertanian yang begitu bnayak memberikan sumbangsih terhadap pembangunan seolah-olah tidak didasari hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian terhadap masyarakat petani. Semakin lama para petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani yang semakin hari semakin memperihatinkan, apabila dilihat secara seksama faktor penyebab kemiskinan petani tidak hanya dipicu oleh kepemilikan lahan, tetapi juga sering dipicu oleh kebijakan pemerintah yang terkesan setengah hati untuk berpihak kepada petani, karena tidak disertai perangkat aturan yang akan memberi sanksi apabila kebijakan tersebut tidak dijalankan (Samsudin. 2011, Pelatihan Peningkatan Pertanian Sehat. Diakses dari

(3)

penelitian dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa peran perempuan pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kesemuanya menyebut adanya pembagian kerja seksual dimana perempuan melakukan kerja selama proses produksi yang meliputi penanaman, penyiangan, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran, baik yang bersifat menajerial tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan atau pun tanaman industri yang diekspor. Beberapa pekerjaan justru dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti halnya menanam bibit, menabur benih dan menyiang. Dalam proses budidaya, nyaris tak ada benih jatuh ke bumi tanpa sentuhan tanah perempuan. Bahkan dalam pengairan, yang selama ini dianggap kerja laki-laki, perempuan ternyata ikut menentukan kapan pengairan dilakukan, banyaknya kuantitas air, kedalaman air, frekuensi pengairan, termasuk “bagian kerja laki-laki”. Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional (Yana. 2010, Peran

Perempuan Pedesaan dalam Ekonnomi Global. Diakses dar

Peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional adalah suatu hal yang penting dan isu menarik sepanjang masa. Sebelumnya, kebanyakan perencana pembangunan mengabaikan perempuan yang merupakan setengah dari populasi padahal mereka adalah sumber daya manusia (SDM) paling signifikan dimana kontribusi ekonomi mereka memiliki kesetaraan status sama halnya dengan laki-laki.

(4)

mencari nafkah. Mereka bekerja mencari nafkah bukan disebabkan oleh keinginan mengabaikan tugas domestik atau berkomunikasi dengan lelaki, sebagaimana umumnya diasumsikan oleh banyak pihak tetapi lebih sebagai cara dari strategi bertahan hidup. Hal ini benar adanya dikalangan perempuan baik di desa dan di kota yang tergolong pada pendapatan rendah (Hubeis, 2010:123).

Peran perempuan dalam dunia pertanian tidak sekedar menjadi teman atau pembantu laki-laki dalam mengerjakan lahan pertanian. Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan lebih berat daripada laki-laki. Selain mengurus dan menyiapkan anak ke sekolah, perempuan juga harus menyiapkan dan mengirimi makan suami di lahan. Tidak berhenti disitu saja, perempuan membantu pekerjaan suami yang sedang dikerjakan. Bahkan apabila pekerjaan di lahan sudah selesai hari berikutnya perempuan dapat bekerja di lahan milik sendiri maupun orang lain.

Peran yang dilakukan petani perempuan salah satunya untuk tetap menjaga ketahanan pangan keluarga yang dapat dilakukan. Peran yang sering dilakoni adalah bekerja mengumpulkan bulir-bulir padi yang tertinggal di batang pada saat panen, perempuan petani turut berbaur dengan para pekerja yang memotong dan merontokkan padi. Untuk setiap hari seorang perempuan dapat mengumpulkan beras setengah hingga satu karung beras ukuran 50 kg (Resyidi. 2010, Pertanian

Perempuan di Desa. Diakses dari

(5)

tekad dan konsentrasi yang tadinya tidak dituntut pada wanita, jadi tidak dengan sendirinya menjadi modalnya. Pengembangan ambisi, keyakinan memimpin, upaya dan keberhasilan ambisi dilaksanakan dalam iklim kehidupan suatu etika atau moralitas tertentu yang menurut teori sebenarnya tidak dimiliki wanita.

Perkembangan perempuan di berbagai belahan bumi memang menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan Negara ternyata tidak kalah penting dari laki-laki. Bukan hanya melakukan aktivitas reproduksi, melakukan aktivitas domestik, perempuan juga mampu melakukan kegiatan sektor publik yang menghasilkan uang untuk menambah pendapatan keluarga (Baso, 2000).

Pada umumnya, perempuan memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap anak, dimulai dari kelahiran anak, menyusui hingga anak tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan ruang yang besar terhadap keterlibatan perempuan kepada anak. Oleh karena itu, dengan meningkatnya kualitas perempuan tersebut diharapkan juga akan membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia.

(6)

dilakukan tersebut saat itu adalah cikal bakal pertanian yang kita kenal saat ini. Peran perempuan menjadi pokok ketika bercocok tanam perlahan telah menunjukkan kelebihannya daripada berburu.

Dewasa ini peran perempuan dalam sektor publik di Indonesia juga meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Meningkatnya keterlibatan perempuan dalam sektor publik di Indonesia dapat dilihat dari hasil survey BPS selama tahun 2001-2006, dimana jumlah Petani Perempuan di Indonesia sebanyak 55,2% sedangkan Petani laki-laki sebanyak 46%. Data ini menunjukkan bahwa Petani Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan sektor publik (BPS, 2006).

Petani perempuan dalam hal ini selain juga melakukan aktifitas reproduksi, mereka juga bekerja di sektor produksi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluargamereka. Kegiatan produksi yang dilakukan antara lain adalah bercocok tanam sertakegiatan lain dengan mengolah lahan pertanian.Kegiatan produksi dengan mengolah lahan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada umumnya petani menghabiskan waktu dari pagi hingga sore hari di areal pertaniannya. Begitu juga dengan petani perempuan, yang harus berada di areal pertanian dari pagi hingga sore hari.

(7)

Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, pemerintah mengimplementasikannya melalui revolusi hijau yang berideologi developmentalisme-modernisme. Ideologi inilah yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap struktur ekonomi, sosial budaya, demografi, dan struktur penguasaan sumber agraria. Dalam struktur ekonomi revolusi hijau telah membawa ketimpangan dalam kecepatan pertumbuhan ekonomi yang akhirnya menimbulkan polarisasi asset. Hal ini berimbas pada struktur sosial yang menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan dan penguasaan lahan antar kelompok yang semakin menajam dan semakin meningkatkan potensi konflik serta melumpuhkan etika kehidupan sosial di desa.

Hal ini dikarenakan oleh fungsi tanah yang mewadahi semua kegiatan manusia. Dimana pada zaman romawi kuno, konsep-konsep tentang lingkungan sumber daya alam dan pertambangan belum dikenal akibat terpusatnya kegiatan manusia pada kegiatan berburu dan bercocok tanam. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah, agraria tidak hanya dapat diartikan sederhana sekadar “tanah” atau “pertanian” saja. Kata-kata pedusunan, bukit dan wilayah atau teritori jelas menunjukkan arti yang lebih luas karena didalamnya termaktub segala sesuatu yang terwadahi olehnya (Yakub,2007:2)

(8)

perhatian terhadap masyarakat petani. Semakin lama para petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani yangsemakin hari semakin memprihatinkan, apabila dilihat secara seksama faktor penyebab kemiskinan petani tidak hanya dipicu oleh kepemilikan lahan, tetapi juga sering dipicu oleh kebijakan pemerintah yang terkesan setengah hati untuk berpihak kepada petani, karena tidak disertai perangkat aturan yang akan memberi sanksi apabila kebijakan tersebut tidak dijalankan(www.pertaniansehat.or.id Pelatihan Peningkatan Pertanian Sehat. Diakes 9 April 2014 pikul 15.38).

Dalam hal sumber pendapatan dan solidaritas rumah tangga sumbangan perempuan sangat besar terhadap keluarga dalam sumber penghasilan keluarga yang tercermin dari bekerja di lahan usahanya sendiri maupun buruh di lahan orang lain. Namun di samping sumbangan perempuan yang tinggi terhadap sumber pendapatan khususnya sumber pendapatan keluarga perempuan petanidi desa masih sering kurang diperhatikan kebutuhannya dan sering ditempatkan dalam posisi marginal kurang dianggap bisa berperan dalam pengambilan keputusan, bahkan juga sering menjadi pihak yang dikorbankan dalam pemenuhan kesehatan reproduksi. Perempuan punya beban ganda sebagai ibu dan sebagai istri yang mengharuskannya menomorduakan perhatiannya terhadap kesehatan reproduksinya(http://bataviase.co.id Perempuan Petani Masih Dikorbankan. Diakses tanggal 12 April 2014 pukul 10.53).

(9)

didominasi oleh laki-laki masih sangat mempengaruhi kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial ekonomi.

(10)

sering dikatakan sebagai pencari nafkah tambahan karena senantiasa laki-laki yang dianggap sebagai tuan untuk pencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga hal ini terjadi karena budaya partiarki yang masih berkembang di dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat desa dan bukan tidak mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam bidang social ekonomi keluarga di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu.Melihat betapa pentingnya peran petani perempuan dalam kehidupan keluarga khususnya dalam peningkatan pendapatan membuat penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap peran petani perempuan dengan judul “PeranPetani PerempuanTerhadap Sosial Ekonomi Keluargadi Desa meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran yang telah disebutkan dalam latar belakang, maka penulis dapat merumuskan masalah yang nantinya akan diteliti. Agar studi terhadap masalah tersebut bisa fokus dan tidakkeluar jalur, dalam pembahasan Skripsi ini penulis mengajukan rumusan permasalahan pokok sebagai berikut : “Bagaimana Peran Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi KeluargaDi Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten LabuhanBatu”.

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

(11)

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kajian dan bacaan di lingkungan mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosialyang berminatmengenai studi tentang Peran Petani Perempuan.

2. Secara teoritis, dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah, menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir terhadap fenomena dan gejala sosial secara kritis. Sehingga dapat di follow upkan dalam dunia nyata bagi penulis.

3. Secara praktis, diharapkan mampu memberi masukan dan kontribusi yang signifikan terhadap perluasan peran petani perempuan.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakangpenelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(12)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum tentang lokasi dimana penulis melakukan penenelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian baik melalui data kepustakaan maupun dengan melakukan studi lapangan sehingga menjawab permasalahan yang diangkat.

BAB VI : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pengadaan Rehabilitasi Asrama, Kantor dan

Penyusunan dokumen KTSP ini dilakukan dengan merujuk pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Apabila dibandingkan dengan nilai resistivity di kedalaman 0.6-3 meter yang merupakan zona akifer maka akan terlihat daerah Timur Laut memiliki resistivitas yang

adalah suatu proses yang dapat membantu guru untuk mendapatkan informasi tentang belajar peserta didik dan dalam pengambilan keputusan perbaikan proses dan hasil

usaha tidak memiliki kemampuan/keterampilan dalam mendayagunakan aset; (2) strategi penghidupan konsolidasi yang secara garis besar merupakan strategi yang lebih baik dari

When getting this book Understanding APEX 4.2 Application Development By Edward Sciore as reference to check out, you can obtain not only motivation yet additionally

Pada penelitian kelompok perlakuan I di dapatkan hasil bahwa antara core stability exercise dan yoga exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada

Responden mempunyai sikap yang positif terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan kapsul Calcusol, berarti strategi ini dapat diterima oleh konsumen dan bisa terus