• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK KAPSUL CALCUSOL DARI PERUSAHAAN JAMU DR. SARDJITO YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK KAPSUL CALCUSOL DARI PERUSAHAAN JAMU DR. SARDJITO YOGYAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK KAPSUL CALCUSOL DARI PERUSAHAAN JAMU DR. SARDJITO YOGYAKARTA ANALYSIS OF CONSUMER’S ATTITUDE TOWARD PRODUCT ATTRIBUTE OF

CALCUSOL CAPSULE OF DR. SARDJITO YOGYAKARTA TRADITIONAL MEDICINE COMPANY

A. KARIM ZULKARNAIN* NUR FAUZIAH**

*Fakultas Farmasi UGM dan **Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta ABSTRAK

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini telah membawa perubahan sikap yang sangat besar bagi konsumen. Perusahaan yang dulunya selalu berorientasi pada produk, kini perusahaan harus selalu berorientasi pada konsumen, sehingga segala inovasi-inovasi produk harus selalu memperhatikan kepentingan konsumen agar produknya dapat diterima konsumen dan laku keras di pasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk kapsul Calcusol perusahaan jamu Dr Sardjito Yogyakarta dan untuk mengetahui pengaruh atribut produk kapsul Calcusol perusahaan jamu Dr Sardjito Yogyakarta terhadap sikap konsumen. Penelitian dilakukan dengan metode kuisioner yang diberikan kepada responden secara insidental acak selama 2 bulan terhadap responden yang membeli kapsul Calcusol. Data yang diperoleh dianalisis tentang validitas, reabilitas dan analisis sikap konsumen, uji regresi ganda, F dan t serta uji koefisien determinasi dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap dari konsumen produk kapsul Calcusol terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan adalah positif. Hal ini dapat dibuktikan bahwa 65% responden bersikap positif. Faktor yang paling mempengaruhi sikap konsumen diantara faktor harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3) adalah kualitas (X2). Secara bersama-sama faktor harga, kualitas, dan kemasan mempengaruhi sikap konsumen. Sikap konsumen sebesar 74,01 % dipengaruhi oleh variabel harga, kualitas, dan kemasan. Sedangkan sisanya 25.993% dipengaruhi oleh faktor lainnya.ini sesuai hasil. analisis determinasi diketahui sebesar R2 = 0,74007

Kata Kunci : Sikap, Konsumen, Calcusol

ABSTRACT

The fast development of technology and informatic nowadays brings attitude changes in consumers. Companies which was product-oriented, now they have to be consumer-oriented. Product innovations must be based on the consumers’ need so the consumers can accept them and the products will be easily sold-out in the market.

This research purposed to know the consumers’ attitude toward the calcusol capsule of Dr. Sardjito Traditional medicine company, Yogyakarta and to know the influence of product attribute of calcusol capsule of traditional medicine company toward the consumers attitude. The research was done by giving questionnaires to respondents incidentally and random. It had been done for 2 months toward the respondents who bought the capsule. The data received was analyzed using validity, reability and consumers’ attitude analysis, double regression test,F and t and determination coefficient test with 95% level of belief. The result showed that the attitude of consumers of calcusol capsule product toward the factors of price, quality and package was positive. This proved by 65% respondents who had positive attitudes. The most influencing factor toward the consumers attitude among the factors of price (X1), quality (X2) and package (X3) was quality (X2). As a whole, those three factors influenced the consumers attitude. The consumers attitude which was 74.01% was influenced by variables of price, quality and package. The rest which was 25.99% was influenced by the other factors. This was appropriate with the determination analysis which was R2 = 0.74007

(2)

PENDAHULUAN

Kegiatan pemasaran merupakan suatu proses yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Perusahaan juga harus menyadari bahwa titik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga sasaran yang penting bagi perusahaan adalah memenuhi kepuasan konsumen. Bagian pemasaran juga harus

merancang tingkat harga distribusi dan rencana promosi untuk melempar produk ke pasar. Selanjutnya pemasaran menerapkan rencana, memaksimalkan hasilnya dan bila hasilnya tidak mencapai apa yang diharapkan melaksanakan berbagai tindakan perbaikannya. Karena itu pemasaran memegang peranan penting dalam membangkitkan era kegiatan ekonomi dan selalu berusaha mencari jalan keluar untuk meningkatkan kepuasan pembeli. (Swasta, 1988) .

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara tersebut adalah konsep pemasaran (Marketing Concept). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen, (Kotler, 1988),

Suatu perusahaan tidaklah terlepas dengan adanya persaingan. Dengan semakin meningkatnya persaingan dunia usaha, terutama antara perusahaan

yang menghasilkan produk sejenis. Menurut dilakukannya usaha tertentu dalam usaha meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan dukungan usaha pemasaran yang aktif yang dapat menarik minat pembeli untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.

Bagi konsumen pembelian bukanlah hanya merupakan satu tindakan saja, melainkan terdiri dari beberapa tindakan meliputi keputusan tentang jenis produk, bentuk, merk, jumlah, penjual dan

waktu serta cara pembayarannya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kebiasaan membeli dari para konsumen. Salah satu diantaranya adalah pembelian yang dilakukan tanpa rencana.

Banyak definisi pemasaran dikemukakan oleh para ahli, definisi pemasaran tersebut antara lain dikemukakan oleh : William J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swasta adalah sebagai berikut :"Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial(Swasta,1997)

Sedangkan menurut pendapat Swasta (1997) adalah sebagai berikut :

"Pemasaran adalah kegiatan menusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Kedua definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah mencakup usaha perusahaan, dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen, menentukan jenis produk, menentukan harga yang sesuai, serta kegiatan promosi dan penyalurannya ke calon konsumen agar konsumen puas.

Menurut Kotler(1988), bila memang diinginkan manfaat yang maksimal, maka segmen pasar harus memenuhi empat persyaratan, yaitu : 1. Dapat diukur, besar dan daya beli. 2. Dapat dicapai. 3. Besarnya segmen haruslah merupakan kelompok homogen yang besar. 4. Dapat dilaksanakan

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan bagaimana tingkah laku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan

(3)

mendistribusikan produk secara lebih baik. Untuk memahami perilaku konsumen dalam pembelian barang-barang dan jasa yang dipasarkan, diperlukan studi tersendiri yang disebut perilaku konsumen. (Kotler, 1994) SIKAP KONSUMEN

Konsumen di dalam menanggapi atribut-atribut produk yang ditawarkan oleh perusahaan mempunyai sikap berbeda-beda. Hal ini diketahui setelah perusahaan mengetahui perilaku konsumennya. Konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Mereka akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari.

Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rasangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Menurut Swasta dan Handoko definisi dari sikap adalah : Suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang di organisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada perilaku. (Azwar, 1995).

Sedangkan William G. Nickles dalam bukunya “Pricilples of Marketing, Prodonened Concept of marketing” telah memberikan definisi dari sikap sebagai berikut :

Sikap adalah suatu kecederungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap kehadiran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik.. Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek atau produk yang dihadapi. Sikap ini dilakukan oleh konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dengan proses belajar. Baik dengan pengalaman ataupun dari yang lain. Beberapa karakteristik sikap oleh David Laoudan yaitu :

a. Sikap mempunyai tujuan yaitu dari sikap bisa merupakan hal yang abstrak dan tangible, bisa berupa kegiatan, termasuk juga sejenis barang atau sekumpulan barang yang bersifat khusus atau umum.

- Sikap mempunyai arah, tingkat dan intensitas, sikap menunjukkan bagaimana perasaan seseorang terhadap obyek.

b. Sikap mempunyai struktur, Sikap menunjukkan sesuatu yang teratur ini berarti sikap adalah konsistensi internal dan memiliki hubungan antar sikap yang terpusat dimana ditengahnya ada nilai dan konsepsi diri seseorang. Kumpulan sikap dapat juga membentuk suatu sikap yang kompleks hal ini berarti bahwa ada tingkat keyakinan diantara sikap tersebut karena sikap juga harus menunjukkan suatu yang stabil sepanjang waktu.

Pengukuran dan Model Sikap

Pendekatan pengukuran sikap seringkali bertolak dari tinjauan mengenai dua komponen pertama yaitu kognitif yang ditujukan untuk keyakinan, kepercayaan atau pengetahuan konsumen terhadap atribut – atribut tertentu serta komponen afektif yang diketahui melalui reaksi emosional dan pernyatan tentang perasaan konsumen. (Azwar, 1995, Sugiyono, 1999)

Ab = Σ ei . bib i =1

Keterangan = Notasi bib mengukur tentang kekuatan keyakinan konsumen bahwa produk / merk b mempunyai atribut i. Sedangkan ei adalah evaluasi atau intensitas perasaan konsumen mengenai atribut i tersebut yang berfungsi sebagai nilai bobot dari atribut i pada keyakinan konsumen untuk seluruh produk / merk yang diteliti, Model ini dapat dilakukan dalam kasus produk baru, baik tahap pengembangan akhir sebelum dijual maupun yang sudah ada dalam tahap komersialisasi

(4)

Metode Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang membeli kapsul Calcusol di perusahaan Jamu Dr. Sardjito Jl. Cek Di Tiro 16 Yogyakarta. Diambil sebanyak 100 responden dengan teknik rondom sampling

Data yang diambil berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari konsumen yang memakai produk kapsul Calcusol. Dengan metode Kuesioner

Metode kuesioner merupakan cara pengumpulan data, fakta, informasi semua persoalan yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang sudah disediakan terhadap suatu kejadian, sedangkan orang memberikan jawaban tersebut secara tertulis.Data dianalisis secara 1. Analisis Kualitatif Yaitu analisis yang didasarkan pada pemikiran secara teori untuk memberi gambaran mengenai kesesuaian antara kenyataan penelitian teori. Dan secara .2. Analisis Kuantitatif Metode analisis dengan menggunakan perhitungan untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif berupa analisis sikap, regresi ganda dan uji F, Uji koefisien determinasi

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisis sikap konsumen terhadap produk kapsul Calcusol meliputi sikap terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan. Untuk mengetahui sikap konsumen, peneliti memberikan daftar kuesioner atau daftar pertanyaan yang hasilnya ditabulasikan

kemudian dianalisis. Responden diklasifikasikan kan ke dalam beberapa golongan. Berdasarkan data yang didapat

dari karakteristik responden dapat dibagi dalam klasifikasi seperti terlihat pada tabel 1.

Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa konsumen kapsul Calcusol mayoritas berusia antara 31 tahun – 40 tahun, yaitu sebesar 49% (49 orang). Sedangkan distribusi usia yang lain yaitu usia 41 tahun – 50 tahun sebesar

21% (21 orang), usia 20-30 tahun sebesar 20%, berusia kurang dari 20 tahun sebesar 4%. Tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan konsumen kapsul Calcusol mayoritas adalah lulusan Akademi/PT yaitu sebesar 55% (55 orang). Urutan kedua adalah lulusan SLTA sebesar 41% (41 orang) dan terakhir tamatan SLTP sebesar 4% (4 orang). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh besar dalam keputusan penggunaan suatu produk. Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan menyebabkan kemampuan untuk berpikir yang tinggi pula sehingga dalam memutuskan untuk menggunakan suatu produk mereka akan lebih selektif.

Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat diketahui bahwa tingkat penghasilan konsumen kapsul Calcusol mayoritas antara Rp 650.000 – Rp 949.000 yaitu sebesar 52% (52 orang). Kemudian antara penghasilan Rp 940.000 – 1.200.000, sebesar 29% (29 orang). Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa harga kapsul Calcusol dapat dijangkau oleh kalangan konsumen yang berpenghasilan kelas menengah.

Jenis pekerjaan konsumen Calcusol adalah Wiraswasta 42%. ABRI sebesar 20%, Pegawai swasta 16%, dan mahasiswa sebesar 12% serta terakhir PNS sebesar 10%.

Hasil uji validitas instrumen variabel tersebut di atas berdasarkan pada derajat kebebasan, dimana pada derajat kebebasan 98 (jumlah responden dikurangi dua) dan taraf signifikan 5% diperoleh angka dari tabel r sebesar 0,1946.

Pengujian Realibilitas

Instrumen yang reliabel berarti jika

instrumen tersebut digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang relatif sama.

Tehnik untuk menguji realibilitas item

(variabel) dalam penelitian ini adalah

metode statistik dengan tehnik uji

reliabilitas koefisien variansi Alpha

Cronbach.

(5)

Tabel 1. Jumlah Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

Kurang 20 tahun 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun lebih dari 50 tahun

4 20 49 21 6 4% 20% 49% 21% 6% Jumlah 100 100%

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentase SLTP SLTA Akademi / P.T 4 41 55 4% 41% 55% Jumlah 100 100%

Tabel 3. Tingkat Penghasilan Responden Penghasilan Jumlah Persentase Rp 300.000 – 649.000,- Rp 650.000 – 949.000,- Rp 950.000 – 1.200.000,- Lebih dari Rp 1.200.000,- 4 52 29 15 4% 52% 29% 15% Jumlah 100 100%

Tabel 4. Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase ABRI PNS Wiraswasta Pegawai Swasta Mahasiswa 20 10 42 16 12 20% 10% 42% 16% 12% Jumlah 100 100%

Tabel 5. Uji Validitas Instrumen variabel Harga (X1) Instrumen Koefisien Korelasi (r-hitung) r Product Moment (r-tabel) Signifikan Keterangan X1.1 0,3898 0,1946 0,000 Valid X1.2 0,6593 0,1946 0,000 Valid X1.3 0,4646 0,1946 0,000 Valid

(6)

Untuk menentukan apakah seluruh item (variabel) telah reliabel maka dapat dilihat dari koefisien variansi (Alpha), apabila nilai koefisien variansi (Alpha) lebih besar dari tabel r product moment ( r tabel = 0,1946) maka variabel dapat dinyatakan reliabel. Dari hasil reliabilty analysis diperoleh koefisien variansi (Alpha) untuk setiap variabel seperti terlihat pada tabel 9.

Koefisien variansi (alpha) untuk setiap variabel lebih besar dari angka r tabel = 0,1946,

maka seluruh variabel dapat dikatakan reliabel.

Analisis Kuantitatif

1. Analisis Sikap, Untuk menganalisis sikap dari masing responden yang berjumlah 100 responden digunakan rumus sebagai berikut :

=

=

n i

ei

bi

Ab

1

.

Tabel 6. Uji Validitas Instrumen variabel Kualitas (X2) Instrumen Koefisien Korelasi (r-hitung) r Product Moment (r-tabel) Signifikan Keterangan X2.1 0,3489 0,1946 0,000 Valid X2.2 0,5791 0,1946 0,000 Valid X2.3 0,6847 0,1946 0,000 Valid Sumber : Data Hasil Kuesioner

Tabel 7. Uji Validitas Instrumen variabel Kemasan (X3) Instrumen Koefisien Korelasi (r-hitung) r Product Moment (r-tabel) Signifikan Keterangan X3.1 0,4830 0,1946 0,000 Valid X3.2 0,6700 0,1946 0,000 Valid X3.3 0,7381 0,1946 0,000 Valid Sumber : Data Hasil Kuesioner

Tabel 8. Uji Validitas Instrumen variabel Sikap Konsumen (Y) Instrumen Koefisien Korelasi (r-hitung) R Product Moment (r-tabel) Signifikan Keterangan Y.1 0,3174 0,1946 0,001 Valid Y.2 0,5130 0,1946 0,000 Valid Y.3 0,6558 0,1946 0,000 Valid

Sumber : Data Hasil Kuesioner

Tabel 9. Hasil Uji Realibilitas Instrumen Variabel Koefisien Variansi (Alpha) r Product Moment (r-tabel) Keterangan X1 0,5824 0,1946 Reliabel X2 0,6338 0,1946 Reliabel X3 0,7273 0,1946 Reliabel Y 0,5693 0,1946 Reliabel

(7)

Analisis sikap ini terdiri dari dua komponen, yaitu komponen keyakinan (bi) dan komponen evaluasi (ei). Dalam menganalisis sikap ini masing-masing komponen diberikan 3 (tiga) pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Penilaian terhadap sikap responden tersebut dilakukan dengan memakai skala bipolar 5 (lima) rentangan, yaitu dari sangat setuju/sangat penting sampai dengan sangat tidak setuju /sangat tidak penting. Masing-masing jawaban kemudian diberi penilaian 5, 4, 3, 2, 1. Cara untuk mendapatkan nilai sikap responden adalah dengan menentukan nilai maksimum dan minimumnya, kemudian ditentukan kelas interval dari nilai maksimum sampai dengan nilai minimum.

Nilai Maksimum bi ei jumlah pertanyaan total 5 5 3 75 Nilai Minimum bi ei jumlah pertanyaan total 1 1 3 3

Setelah kelas interval nilai sikap maksimum dan minimum didapatkan, maka kemudian dibagi dalam 4 kelas yang telah ditentukan. Empat kelas ini membentuk sikap-sikap positif dan sikap negatif. Untuk sikap positif terdiri dari sangat positif dan positif. Sedangkan sikap-sikap negatif terdiri dari negatif dan sangat negatif. Jarak antara nilai maksimum dan nilai minimum sebesar 72, maka kelas yang dibentuk dan hasil perhitungan sikap dari masing-masing responden ditunjukkan dalam tabel 10.

Dari tabel 10 dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap dari responden yang menjadi sampel berada pada posisi positif terhadap variabel harga, kualitas, dan kemasan kapsul calcusol. Hal ini dapat dibuktikan sebanyak 65 orang responden atau 65% dari 100 responden mempunyai sikap positif dan 19 orang atau 19% mempunyai sikap sangat positif dan lainnya mempunyai sikap negatif 12 orang atau 12% dan sangat negatif 4 orang atau 4%.

2. Regresi Linier berganda

Bentuk persamaan regresi linier berganda

adalah : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

dimana : Y = Sikap Konsumen, x1= Harga, x2 = Kualitas, x3 =Kemasan

Sedangkan b adalah koefisien regresi dari x1, x2, dan x3 . Dari hasil perhitungan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 0,614365+ 0,300915 X1 + 0,404562 X2 + 0,247967 X3

Dari persamaan tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

a = 0,614365 artinya jika tidak dipengaruhi oleh harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3) maka sikap konsumen sebesar 0,614365. b1 = 0,300915 artinya apabila harga naik (bertambah satu point) maka sikap konsumen akan bertambah sebesar 0,300915 point. Kondisi ini bisa terjadi karena konsumen beranggapan semakin murah harganya maka volume penjualan akan bertambah. Dengan catatan ceteris paribus.

b2 = 0,404562 artinya apabila kualitas bertambah baik (bertambah satu point), maka sikap konsumen akan bertambah sebesar 0,404562 point. Bertambah baik yang dimaksud adalah pengakuan kualitas yang baik dari konsumen bertambah. Dengan catatan ceteris paribus.

b3 = 0,247967 artinya apabila kemasan semakin menarik konsumen (bertambah satu point) maka sikap konsumen akan bertambah sebesar 0,247967. Dengan catatan ceteris paribus.

3. Pengujian model (Uji F)

Penggujian ini dilakukan untuk mengetahui koefisien regresi variabel bebas atau independen yaitu pengaruh harga (X1), kualitas (X2) dan kemasan (X3) terhadap sikap konsumen (Y). Hasil perhitungan program SPSS dapat dilihat bahwa F hitung sebesar 91,108 yang berarti secara bersama-sama faktor harga (X1) kualitas (X2), dan kemasan (X3) mempengaruhi sikap konsumen.

4. Uji R2 (koefisien determinasi)

Pengujian ini digunakan untuk mencari hubungan variabel tidak bebas (perilaku konsumen) yang dijelaskan oleh semua variabel bebas yaitu harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3), secara bersama-sama. Nilai R yaitu antara 0 sampai 1.

(8)

Tabel. 10. Nilai Sikap Responden

Kelas Sikap Jumlah Prosentase

57 – 75 Sangat positif 19 19%

39 – 56 Positif 65 65%

21 – 38 Negatif 12 12%

3 – 20 Sangat Negatif 4 4%

Jumlah 100 100%

Semakin tinggi nilai R atau semakin

mendekati 1 maka analisis determinasi akan semakin baik. Artinya variabel-variabel yang mempengaruhi sikap konsumen semakin kuat dalam hubungannya dengan perilaku konsumen.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui R2 = 0,74007 artinya bahwa 74,007% variabel sikap konsumen dipengaruhi oleh variabel harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 25.993% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan data, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sikap dari konsumen produk kapsul Calcusol terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan adalah positif. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sebanyak 65 orang responden atau 65% responden bersikap positif. 2. Faktor yang paling mempengaruhi

sikap konsumen diantara faktor harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3) adalah kualitas (X2). 3. Secara bersama-sama faktor harga

(X1) kualitas (X2), dan kemasan (X3) mempengaruhi sikap konsumen. Yaitu F hitung = 91,108 lebih besar dari F tabel = 2,68, selanjutnya ketiga variabel mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sikap konsumen kapsul Calcusol. Yaitu harga mempunyai t hitung sebesar 3,526,

kualitas sebesar 5,207, dan kemasan sebesar 3,710 semua lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,980.

4. Ssikap konsumen 74,01 % dipengaruhi oleh variabel harga (X1), kualitas (X2), dan kemasan (X3). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 25.993% dipengaruhi oleh faktor lainnya.ini sesuai hasil. analisis determinasi diketahui sebesar R2 = 0,74007

B. Saran

1. Responden mempunyai sikap yang positif terhadap faktor harga, kualitas, dan kemasan kapsul Calcusol, berarti strategi ini dapat diterima oleh konsumen dan bisa terus dijalankan oleh perusahaan. Sikap positif konsumen ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi, misalnya dengan cara lebih meningkatkan potongan-potongan harga, kualitas produk, kemasan yang lebih dan menarik.

2. Perusahaan diharapkan selalu mengikuti dan memahami perkembangan kebutuhan dan keinginan konsumennya yang nantinya akan berpengaruh terhadap sikap konsumen. Semakin positif sikapnya maka ketertarikan dalam membeli produk akan semakin tinggi untuk itu diperlukan peningkatan pemahaman sikap konsumen kearah sikap yang positif.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 1995, Sikap Konsumen, Pemilihan Model dan Penelitiannya, FE UII,

Yogyakarta.

Djarwanto, dan Subagyo, P., 1998, Statistik Induktif, Edisi Keempat, Cetakan Keempat, BPFE Yogyakarta.

Kotler, P., 1988, Manajemen Pemasaran, Analisis, ( Terjemahan Jaka Wasana) Perencanaan dan Pengendalian, Jilid satu, Edisi kelima, Jakarta, Erlangga.

Kotler, P., 1992, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, ( Terjemahan Jaka Wasana) Jilid dua , Jakarta , Erlangga.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Swastha DH, B. dan Handoko, H., 1997, Manajemen Analisis Perilaku Konsumen, Edisi Satu, BPFE, Yogyakarta.

Swastha, DH.B, dan Irawan, 1993, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pimpinan perusahan Jamu Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan bantuan material dan fasilitas selama penelitian kami berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah merek, kemasan dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap konsumen yang positif meningkatkan minat beli konsumen susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana sikap konsumen terhadap produk rokok Cap Kerbau, berkaitan dengan pengaruh

Selain itu, sebaiknya perusahaan berusaha untuk mengubah sikap konsumen yang mendapat skor terutama yang paling rendah yaitu atribut service reliability seperti menyajikan berita

Upaya mempertahankan atau meningkatkan loyalitas konsumen handphone Nokia ini memerlukan strategi bauran pemasaran yang meliputi kebijakan akan harga, promosi dan

kepentingan atribut, harga merupakan atribut yang paling penting bagi responden di Kota Kuala Pembuang, hal ini berbeda dengan responden di Kota Sampit dan Palangkaraya yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap konsumen yang positif meningkatkan minat beli konsumen susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap atribut produk Dimsum Moresto, serta menganalisis penilaian konsumen