SKRIPSI
PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OLEH :
HALIMAHTUSAKDIYAH 110502072
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Persainganyang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengubah strategi pemasarannya, strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha saat ini. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam,sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas minuman yang paling akrab diberbagai lapisan. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha bisnis agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan pasar yang dimiki dan merebut pasar yang sudah ada. Tingginya tingkat permintaan terhadap kopi putih dan meningkatnya pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk membuat perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan merek dari produknya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah merek, kemasan dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merek,kemasan dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Hasil Secara simultan, merek, kemasan dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa merek, kemasan dan sikap konsumen secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES AND CONSUMER BEHAVIOUR TOWARDS PURCHASE DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE PRODUCT ON STUDENTS OF FACULTY OF ENGINEERING
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Increasingly fierce competition requires companies to change their marketing strategy, marketing strategy should be in accordance with current condition that surround the world of marketing.This shows how important the role of marketing in current business world.Coffee is one of the favorite drinks of the world community since centuries ago, until now coffee is one of the most familiar beverage commodities in various layers of society.Increasingly fiercecompetition of instant coffee business has becomea challenge and threat for business entrepreneurs in order to win the competition and maintain their market share and seize the existing market. The high level of demand for white coffee and increasing consumer knowledge on deciding the purchase of a product has made companies competeto increase brand of their product. The problem formulation of this research is whether brand, packaging, and consumer behavior influence purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. And the purpose of this research is to examine the influence of brand, packaging, and consumer behaviour towards purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. This research is is associative explanatory research. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.The population in this research were students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara, with the number of samples were 93 repondents. Primary data was collected using questionnaire and secondary data was from literature study. The results Simultaneously, brand, packaging, and consumer behavior are positively and significantly affecting purchase decision. The test results partially or individually show that brand, packaging, and consumer behavior significantly affect purchase decision.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
karunia-Nya kepada peneliti serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
sehingga penulis dapat menyelesaikan peneliti skripsi yang kewajiban dan salah satu
syarat dalam memenuhi dan melengkapi Program Studi Strata Satu di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen.
Peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua tercinta serta
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti,
Ayahanda Harmaini dan Ibunda tercinta Fatimah yang telah memberikan cinta, kasih sayangnya, serta dukungan materi dan non materi, dan do’a yang tiada hentinya kepada peneliti, serta segala nasihat yang menjadi penyemangat dan dorongan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Peneliti juga menyadari bahwa segala kegiatan ini tidak akan berjalan lancar
tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti
menghanturkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penelitian hingga penulisan skripsi ini, kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si,dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .
4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, S.E, M.M selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan, ilmu pengetahuan, motivasi, masukan dan
saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Liasta Ginting, S.E, M.Si selaku dosen pembaca penilai saya yang
telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Kepada Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai atas segala
jasa-jasanya.
7. Abang penulis Safrizal, Adik penulis Anisyah Fitri dan yang terkasih
Munawir Nasution untuk motivasi dan semangatnya.
8. Sahabat-sahabat terbaik penulis Putri Ande Ni, Dian Islamiaty, Indah Alditha
P.S, Debora Kristina N.S, Ratih Rao, Yessi Natalia P, M. Iqbal, Vinda, Wilda
terima kasih buat do’a, dukungan dan persahabatannya.
9. Kepada kawan-kawan di Departemen Manajemen stambuk 2011 yang telah
membantu dan memberi banyak dukungan.
Medan, 08 Juli 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Tinjauan Pustaka ... 12
2.1.1 Pengertian Produk ... 12
2.1.2 Atribut Produk ... 12
2.1.2.1 Merek ... 13
2.1.2.2 Kemasan ... 17
2.1.3 Sikap Konsumen ... 21
2.1.3.1 Komponen Sikap ... 22 ...
2.1.3.2 Fungsi Sikap ... 23
2.1.3.3 Faktor-Faktor Pembentukan Sikap ... 24
2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen ... 25
2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 26
2.1.4.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian ... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka konseptual ... 30
2.4 Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Batasan Operasional ... 34
3.4 Definisi Operasional... 35
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37
3.6 Populasi Dan Sampel ... 37
3.6.1 Populasi ... 37
3.6.2 Sampel ... 38
3.7 Jenis Data Penelitian ... 40
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
3.9.1 Uji Validitas ... 41
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 43
3.10Metode Analisis Data ... 44
3.10.1Metode Analisis Deskriptif ... 44
3.10.2Metode Regresi Linier Berganda ... 45
3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 45
3.10.4 Uji Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49
4.1.1 Sejarah PT. Prima Java Abadi ... 49
4.1.2 Visi dan Misi PT. Prima Java Abadi ... 51
4.2 Hasil dan Pembahasan... 51
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 51
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden... 52
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54
4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60
4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 62
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 68
4.3 Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
DAFTAR TABEL
NO JUDUL Halaman
Tabel 1.1 Konsumsi Kopi Indonesia ... 2
Tabel 1.2 Top Brand Award White coffie ... 5
Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Yang Memproduksi Kopi Putih ... 8
Tabel 2.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan ... 15
Tabel 2.2 Empat Tipe Perilaku Pembelian ... 28
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 37
Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa Fakultas Teknik USU ... 38
Tabel 3.4 Proporsi Pengambilan Sampel ... 40
Tabel 3.5 Uji Validitas... 42
Tabel 3.6 Uji Reabilitas ... 44
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen ... 53
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 53
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi ... 54
Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Merek ... 56
Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Kemasan ... 56
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Sikap Konsumen ... 57
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Keputusan Pembelian ... 59
Tabel 4.9 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
Tabel 4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 65
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas ... 67
Tabel 4.12 Uji Simultan (Uji-F) ... 70
Tabel 4.13 Uji Parsial (Uji-T)... 71
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL Halaman
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 26
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 32
Gambar 4.1 Histogram ... 63
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
NO JUDUL Halaman
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 81
Lampiran 2 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 83
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 85
Lampiran 4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 86
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ... 87
ABSTRAK
PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Persainganyang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengubah strategi pemasarannya, strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha saat ini. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam,sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas minuman yang paling akrab diberbagai lapisan. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha bisnis agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan pasar yang dimiki dan merebut pasar yang sudah ada. Tingginya tingkat permintaan terhadap kopi putih dan meningkatnya pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk membuat perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan merek dari produknya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah merek, kemasan dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merek,kemasan dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Hasil Secara simultan, merek, kemasan dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa merek, kemasan dan sikap konsumen secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES AND CONSUMER BEHAVIOUR TOWARDS PURCHASE DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE PRODUCT ON STUDENTS OF FACULTY OF ENGINEERING
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Increasingly fierce competition requires companies to change their marketing strategy, marketing strategy should be in accordance with current condition that surround the world of marketing.This shows how important the role of marketing in current business world.Coffee is one of the favorite drinks of the world community since centuries ago, until now coffee is one of the most familiar beverage commodities in various layers of society.Increasingly fiercecompetition of instant coffee business has becomea challenge and threat for business entrepreneurs in order to win the competition and maintain their market share and seize the existing market. The high level of demand for white coffee and increasing consumer knowledge on deciding the purchase of a product has made companies competeto increase brand of their product. The problem formulation of this research is whether brand, packaging, and consumer behavior influence purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. And the purpose of this research is to examine the influence of brand, packaging, and consumer behaviour towards purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. This research is is associative explanatory research. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.The population in this research were students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara, with the number of samples were 93 repondents. Primary data was collected using questionnaire and secondary data was from literature study. The results Simultaneously, brand, packaging, and consumer behavior are positively and significantly affecting purchase decision. The test results partially or individually show that brand, packaging, and consumer behavior significantly affect purchase decision.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, banyak bermunculan berbagai jenis usaha baru
dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat setiap perusahaan harus
memutar otak untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia usaha. Seiring
dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, setiap perusahaan harus
mampu memanfaatkan segala peluang yang ada, agar usaha mereka bisa tetap
bertahan dan semakin berkembang. Jika mereka tidak mampu memanfaatkan
peluang yang ada, maka dapat dipastikan mereka akan tertinggal dan harus gugur
dari dunia persaingan usaha yang sengit ini. Hal ini jelas berpengaruh terhadap
lingkungan pemasaran itu sendiri.
Persaingan yang semakin ketat juga menuntut perusahaan untuk mengubah
strategi pemasarannya. Strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan
kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Perusahaan juga harus mampu
menanggapi tuntutan konsumen yang terus berubah sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan semakin berkembangnya lingkungan pemasaran tersebut, akan
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam diri konsumen.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha,
karena perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam
persaingan di segala bidang, khususnya pemasaran yang selalu membutuhkan
pemikiran segar tentang cara beroperasi dan bersaing dalam perekonomian baru.
menghadapi pesaing. Karena pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Sala
h satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “ memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler dan Keller 2009:5).
Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak
berabad-abad silam. Sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas
minuman yang paling akrab di berbagai lapisan. Konsumsinya yang meluas
diberbagai kalangan membuat kopi menarik untuk diteliti. Sebagian orang
mengkonsumsi kopi sebagai minuman kegemaran, sedangkan sebagian lagi tidak
mengkonsumsi kopi karena khawatir akan efeknya bagi kesehatan.
Tabel 1.1
Konsumsi Kopi Indonesia
No Tahun Jumlah penduduk ( jiwa )
Kebutuhan kopi ( kilogram )
Konsumsi Kopi (Kg/kapita/tahun) 1 2 3 4 5 6 7 2010 2011 2012 2013** 2014** 2015** 2016** 237,000,000 241,000,000 245,000,000 249,000,000 253,000,000 257,000,000 260,000,000 190,000,000 210,000,000 230,000,000 250,000,000 260,000,000 280,000,000 300,000,000 0.80 0.87 0.94 1.00 1.03 1.09 1.15
Sumber : www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id
Pada Tabel 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi kopi di Indonesia
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini membuat para produsen pembuat
kopi saling berlomba untuk membuat produk kopi dengan citra rasa yang enak,
jenis, rasa dan harga yang berbeda sehingga membuat para konsumen punya
banyak pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk
membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal tersebut
dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli produknya.
Menurut data statistik dari International Koffee Organization pada tahun
2000-2010, konsumsi kopi dunia terus meningkat sebesar 3-4% setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri konsumsi masyarakat Indonesia akan kopi meningkat pesat
sebesar 98% dalam 10 tahun terakhir. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin
ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat
memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut
pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instan dituntut untuk mempunyai
kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang
diinginkan pelanggan.
Berdasarkan polling yang dilakukan oleh ilovecoffee, bahwa hanya 32,8%
responden wanita yang mengkonsumsi kopi, sedangkan untuk pria 68,2%
responden pria mengkonsumsi kopi setiap harinya. Pria rata-rata mengkonsumsi
kopi sebanyak 2,4 cangkir setiap harinya, sedangkan wanita hanya 1.9 cangkir.
Setiap pelaku bisnis kopi instan ini dituntut untuk mempunyai kepekaan
terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang
diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa persaingan kopi instan sangat ketat, hal ini
menuntut kreatifitas dari pada pebisnis kopi instan yang menggeluti bidang usaha
diseputar kualitas kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang
sangat penting adalah atribut produk.
Atribut produk terdiri dari merek dan kemasan menjadi unsur penting untuk
diperhatikan, karena atribut produk biasanya dijadikan dasar oleh konsumen
dalam pembelian sebuah produk, dalam melakukan pembelian konsumen akan
bereaksi terhadap produk dengan segala atribut yang melekat di dalamnya.
Menurut Stanton dalam Santosa (2012:44), produk dapat dirumuskan sebagai
sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya
kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi
penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memikirkan berbagai
atribut produk yang menarik, agar konsumen lebih tertarik untuk melakukan
pembelian terhadap produk mereka.
Tingginya tingkat permintaan terhadap produk kopi putih dan meningkatnya
pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk
yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak dibidang penjualan
kopi putih berlomba-lomba dalam meningkatkan dan memperbaiki merek dari
produknya. Keberadaan merek memiliki sifat yang khas dan sifat yang khas inilah
yang membedakan produk yang satu dengan produk lainnya.
Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun
ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan,
mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Berikut
ini merupakan Top Brand Award dari produk Whitte Koffie di Indonesia tahun
Tabel 1.2
Top Brand Award White Koffie
Merek Tahun 2014 Tahun 2015
Luwak White Coffie 74,4 % 72,5 %
Kopiko White Coffie 7,1 % 10,5 %
Kapal Api White Coffie 6,5 % 8,3 %
Top White Coffie 5,2 % 3,1 %
ABC White Coffie 4,2 % 3,0 %
Sumber : www.topbrand-award.com
Dari Tabel 1.2, dapat dijelaskan bahwa selama dua tahun produk dari Luwak
White Koffie mengungguli produk White Koffie dari pesaing dalam hal merek.
Namun, terjadi penurunan pada tahun 2015 dari produk Luwak White Koffie.
Sedangkan, produk dari dua perusahaan White Koffie yang lain mengalami
peningkatan. Meskipun begitu produk Luwak White Koffie tetap mengungguli
produk dari pesaingnya dalam hal merek.
Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan penjualan produk yang optimal, maka kegiatan
pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan
produknya, perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih produk yang baik dan aman. Dan
konsumen saat ini tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan,
akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan. Dengan semakin banyaknya
jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen akan semakin jeli dan kritis
dalam memilih produk yang ada dan konsumen akan menggunakan produk yang
menurut persepsi mereka baik.
menjadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai pengemas
produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra pemasaran suatu
produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan yang jelas dan
singkat serta menggiurkan untuk dapat meraih perhatian konsumen dan akhirnya
membuat konsumen tetarik dalam memutuskan pembelian.
Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makan
tentang merek melalui beragam simbolik yaitu, warna, desain, bentuk, ukuran,
material dan fisik. Kemasan sangat penting sebagai alat untuk
mengkomunikasikan produk atau merek dan dapat membuat konsumen tertarik
ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli suatu
produk lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Dengan tujuan akhir yang
diharapkan dari kemasan adalah membuat konsumen membeli dan membeli
kembali.
Selain atribut produk, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen adalah sikap konsumen yang merupakan salah satu konsep
yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen (Nugroho
2010: 139). Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk
akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli
produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, jika konsumen bersikap negatif
terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk
tersebut sebagai pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan
Kotler (2008:191) secara umum menyatakan, banyak hal yang mempengaruhi
keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan
konsumen yang tinggi di pihak konsumen berdasarkan pemrosesan aktif yang
dilakukan konsumen dalam merespons rangsangan pemasaran. Untuk dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, setiap perusahaan harus berusaha
untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar mampu bertahan dan sekaligus
mampu memenangkan persaingan dengan produk sejenis yang dimiliki oleh
pesaing. Hal inilah yang dilakukan oleh perusahaan PT.Java Prima Abadi dengan
produk luwak White Koffee dalam menghadapi ketatnya persaingan yang datang
dari para pesaingnya. Baik yang datang dari pesaing lama maupun pesaing baru
yang dapat mengancam pertumbuhan pangsa pasar produk mereka.
Luwak White Koffie menjadi tren di kalangan pelajar dan mahasiswa
Indonesia untuk memberikan stimulasi, menambah energi dan menghilangkan
kantuk saat menjelang ujian. Bagi sebagian pecinta kopi Luwak White Koffie,
menikmati secangkir kopi mungkin hal yang biasa dilakukan di waktu senggang
dan bisa dilakukan di manapun.
Produk Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini
dapat dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal yang dapat mengganggu kesehatan dan juga karena proses produksinya yang
bersifat natural dengan memanfaatkan sistem pencernaan Luwak maka secara
tidak langsung kita telah menjaga kelestarian habitat luwak dan ekosistem di
sekitarnya. Pengembangan metode produksi dengan penangkaran Luwak juga
Luwak White Koffie juga mempunyai khasiat, dapat dinikmati oleh penderita
penyakit magh yang merupakan salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag
untuk meminum kopi. Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang
sedang melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang
tinggi. Sehingga kopi ini digunakan untuk membuktikan apakah kopi ini benar
benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet.
Seiring dengan perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini
membuat produsen2 kopi lain berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi
putih. Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang memproduksi kopi putih
(White Coffie) di Indonesia :
Tabel 1.3
Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Koffee)
No Nama Perusahaan Brand /Merek
1 PT.Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie 2 PT.Santos Jaya Abadi ABC White Coffee
3 PT.Mayora Kopiko White Cofeee
4 PT.Santos Jaya Abadi Kapal Api Grande White Coffee Sumber: www.kopiluwak.org/2014
Sebagai pelopor kopi putih pertama di Indonesia yang saat ini telah memiliki
beberapa saingan baru, maka diperlukan suatu strategi untuk mempertahankan
konsumen. Seiring dengan bertambahnya saingan produk kopi putih, maka
pilihan terhadap produk kopi putih semakin banyak dan akan mempengaruhi
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian luwak white
koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
luwak white koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara?
3. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk luwak white koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara?
4. Apakah merek, kemasan, dan sikap konsumen berpengaruh secara
serempak terhadap keputusan pembelian produk luwak white koffie pada
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh merek terhadap keputusan
pembelian produk Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kemasan terhadap
keputusan pembelian produk Luwak White koffie pada mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh merek, kemasan, dan sikap
konsumen secara serempak terhadap keputusan pembelian produk luwak
white Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk menghadapi
masalah-masalah yang berhubungan dengan keputusan pembelian
konsumen. Dan dapat memberi suatu informasi dan bahan pertimbangan
oleh perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran pada pasar
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi peneliti lain
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan dapat menambah
wawasan serta memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Produk
Kotler (2008: 231) mendefenisikan bahwa produk adalah suatu sifat yang
kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan
pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan. Batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan
dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ),
kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan
dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki
keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
Kotler dan Amstrong (2008:266) menyatakan bahwa produk adalah semua
hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi,
penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan,diminta,dicari,dibeli dan digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan Tjiptono (
2008:95)
2.1.2 Atribut Produk
Kotler (2008: 152) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu
komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk
Atribut yang melekat pada suatu produk, digunakan konsumen untuk menilai
dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.
Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa
mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk
mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.
Tjiptono (2008:103), menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Atribut produk meliputi :
2.1.2.1 Merek
Menurut Keller dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa istilah
brand berasal dari kata brandryang berarti “to brand”, yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan member tanda pada ternak-ternak
mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual kepasar.
Sedangkan menurut Afiff dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa kata
merek yang digunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda
yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran.
Dalam perkembangannya merek memiliki banyak defenisi. Menurut Kotler
dan Armstrong (2004:349) menyatakan bahwa merek adalah suatu nama, kata,
tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi
pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Menurut Keegan et al. dalam
Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan
pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang
Keller (2009:258) menyatakan bahwa merek adalah produk atau jasa yang
dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk
atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Menurut Kotler dan Keller (2009:259) merek mengidentifikasi sumber atau
pembuat produk dan memungkinkan konsumen, atau organisasi untuk menuntut
tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.
Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada
bagaimana pemerekan produk tersebut. Mereka belajar tentang merek melalui
pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program pemasarannya,
menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang
tidak.
Merek, merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna,
gerak atau kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan differensiasi terhadap produk lainnya yang diharapkan dapat
memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Agar suatu
merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan maka ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Merek harus khas atau unik
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk
dan pemakaiannya.
c. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan
dalam bahasa lain.
f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan
produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk-produk.
2.1.2.1.1 Manfaat Merek
Menurut Sadat (2009:21) merek-merek yang kuat akan memberikan jaminan
kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak
luas terhadap perusahaan. Perusahaan yang mampu membangun mereknya
dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan pesaing sehingga dapat terus
mempertahankan pelanggannya. Melalui merek, perusahaan dapat memberikan
berbagai sentuhan emosional atau eksperensial yang tidak dapat diberikan oleh
produk. Berikut ini terdapat beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh
pelanggan dan perusahaan:
Tabel 2.1
Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan
Pelanggan Perusahaan
a. Merek sebagai sinyal kualitas b. Mempermudah proses/memandu
pembelian
c. Alat mengidentifikasi produk d. Mengurangi risiko
e. Memberi nilai psikologis f. Dapat mewakili kepribadian
a. Magnet pelanggan
b. Alat proteksi dai para imitator c. Memiliki segmen pelanggan
yang loyal
d. Membedakan produk pesaing e. Mengurangi perbandingan harga
sehingga dapat dijual premium f. Memudahkan penawaran produk
baru
g. Bernilai financial tinggi h. Senjata dalam kompetisi
2.1.2.1.2 Elemen Merek
Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan elemen merek adalah alat pemberi
nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Menurut
Sadat (2009:49) menyatakan bahwa elemen dari identitas suatu merek terdiri dari
nama, logo, warna, desain dan kemasan, slogan dan tagline, endorser merek,
karakter, situs web dan URL. Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan dalam
memilih elemen merek, ada enam kriteria utama, yaitu :
a. Dapat diingat
Yaitu seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali. Nama-nama
pendek adalah elemen merek yang mudah diingat.
b. Berarti
Yaitu elemen merek kredibel dan mengindikasikan kategori yang
berhubungan dengannya. Elemen merek menyiratkan sesuatu tentang
bahan produk atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek.
c. Dapat disukai
Yaitu berkaitan dengan seberapa menarik estetika elemen merek. Dan
elemen merek dapat disukai secara visual, verbal dan cara lain.
d. Dapat ditransfer
Yaitu elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru
dalam kategori yang sama atau berbeda. Elemen merek menambah ekuitas
merek melintasi batas geografis dan segmen pasar.
e. Dapat disesuaikan
f. Dapat dilindungi
Yaitu kemudahan elemen merek untuk dapat dilindungi secara hukum dan
secara kompeten.
2.1.2.2 Kemasan
Kemasan, merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan
pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.
Tujuan penggunaan kemasan antara lain :
Menurut Sastradipoera (2003:127) kemasan adalah:
1. Sebuah barang atau seperangkat produk yang dibungkus atau ditutup
seragam untuk dijual di pasar.
2. Setiap jenis pembungkus atau wadah yang terbuat dari bahan-bahan
tertentu yang menutup sesuatu
3. Paket yang berukuran kecil atau sedang yang terbuat dari kardus atau
bahan-bahan lainnya.
2.1.2.2.1 Fungsi Kemasan
Secara tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan
melindungi produk. Namun beberapa waktu terakhir ini banyak faktor-faktor yang
membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Pengemasan yang
inovatif dapat memberikan keunggulan kepada sebuah perusahaan terhadap para
pesaingnya. Menurut Shimp (2003: 307), selain sebagai pelindung dan
pembungkus produk, kemasan juga berguna untuk:
2. Memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin
pembelian.
3. Menyesuaikan harga/nilai bagi konsumen
4. Menandakan/mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek
5. Memotivasi pilihan merek.
2.1.2.2.2 Strategi Kemasan
Strategi pengemasan menurut Satradipoera (2003: 129) adalah strategi
pengemasan yang meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi
dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang
tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.
Usaha untuk menentukan penampilan produk lebih baik memiliki
beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan, antara lain :
1. Mengubah kemasan
Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang
begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan
untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan:
a. Menangkal menurunnya omset penjualan
b. Memperluas pasar dengan menarik kelompok baru pada konsumen
c. Memanfaatkan bahan kemasan baru
d. Membantu program promosi menjadi daya utama dalam iklan
Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan
kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang
berbeda untuk masing-masing produk
3. Kemasan yang dipakai ulang
Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan
dari produk yang telah laku
4. Kemasan aneka ragam
Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah
kepada penggunaan kemasan yang beranekaa ragam. Hal ini
disebabkan aneka ragam dapat meningkatakan penjualan.
2.1.2.2.3 Struktur Kemasan
Suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui berbagai
komponen simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, serta
informasi dalam label. Berbagai komponen tersebut bersama-sama diupayakan
untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur kemasan (Shimp, 2003:307)
yaitu:
1. Pemanfaatan warna dalam kemasan
Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal
pada para pembeli perspektif termasuk kualitas, rasa serta kemampuan
produk untuk merumuskan beragam kebutuhan psikologis. Strategi
pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna
2. Desain
Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam
kemasan. Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang
memungkinkan arus mata yang seha dan menyediakan poin fokus bagi
konsumen.
3. Bentuk
Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap
suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek
tersebut.
4. Ukuran kemasan
Para produsen menawarkan wadah yang berbeda ukuran untuk
memuaskan kenutuhan yang unik dari beragam segmen pasar, untuk
mewakili situasi pemanfaatan yang berbeda, dan juga untuk
memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran (retail).
5. Material fisik dalam kemasan
Material-material kemasan dapat membangkitkan emosi konsumen,
khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari
bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.
6. Informasi produk pada kemasan
Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi
pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan,
2.1.3 Sikap Konsumen
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi
keputusan konsumen. Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan
tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara
konsisten (Setiadi 2003:214). Menurut Ferrinadewi, (2008: 94), sikap adalah
proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat jangka
panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Sikap adalah inti
dari perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek tertentu (Sangadji
dan Sopiah, 2013:178).
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:176) sikap adalah
menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari
seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sifat yang penting dari sikap adalah
kepercayaan dalam memegang sikap tersebut dimana tingkat kepercayaan yang
dihubungkan dengan sikap adalah karena dapat mempengaruhi kekuatan
hubungan di antara sikap dan perilaku, kepercayaan dapat mempengaruhi
kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap bersifat dinamis, banyak sikap akan
berubah bersama waktu.
Sikap positif konsumen terhadap merek akan menjadi asset berharga bagi
perusahaan karena sikap positif yang sangat mendalam membantu konsumen
melupakan berbagai kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh merek secara
tidak sengaja. Sikap positif pada merek hanya dapat ditumbuhkan jika konsumen
2.1.3.1 Komponen Sikap
Menurut Suryani (2008:162), struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang
saling menunjang yaitu:
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotipeyang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap
seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan
cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah
logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan
2.1.3.2 Fungsi Sikap
Sikap menurut Loudon dan Della Bitta dalam Harsya (2013:49) mempunyai
empat fungsi:
a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju objek yang menyenangkan atau
menjauhi objek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep
utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi
hukuman.
b. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman
serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan
diri.
c. Fungsi Ekspresi
Nilai Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha
untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih
nyata dan lebih mudah ditampakkan.
d. Fungsi Pengetahuan
Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur
rapi,oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi, dan
pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap
2.1.3.3 Faktor-Faktor Pembentukan Sikap
Terbentuknya sikap tidak terlepas dari lingkungan dimana konsumen
melakukan pembelajaran. Faktor-faktor yang berperan penting dalam
pembentukan sikap, yaitu (Suryani,2008:174):
1. Pengalaman Langsung
Pengalam individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan
membentuk sikap tertentu pada individu. Karena itu, sikap akan lebih
mudahterbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruh Keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun
perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena
konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan
lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap
konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan
sikap orangtuanya terhadap produk tersebut.
3. Teman Sebaya
Tidak hanya pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap, teman
sebaya juga juga punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak
remaja dalam pembentuka sikap. Adanya kecenderungan untuk
mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para
anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan
4. Pemasaran Langsung
Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas
produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam
pembentukan sikap konsumen.Dalam pemberitaan surat kabar maupun
radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:158), konsumen membuat banyak
keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti
keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan
tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, dan mengapa mereka
membeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian (purchase
decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor
bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak
diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu
menghasilkan pembelian yang aktual.
Menurut Morissan (2010:111), keputusan pembelian (purchase decision)
adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun
purchase). Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih
harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya.
Menurut Nugroho (2010:331), mendefinisikan suatu keputusan (decision)
melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku.
Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.
Inti dari pengambilan keputusan konsumen (cunsumer decision making) adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua alternatif, dan memilih satu diantaranya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam
pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan
dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), proses keputusan pembelian
terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, perilaku pascapembelian. Adapun penjelasan dari
[image:38.595.130.512.622.689.2]tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:179)
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
1. Pengenalan kebutuhan (need recognition) yaitu tahap pertama proses
keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal dan
rangsangan eksternal.
2. Pencarian informasi (information search) yaitu tahap proses
keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih
banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau
melakukan pencarian informasi secara aktif.
3. Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu tahap proses
keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.
4. Keputusan pembelian (purchase decision) yaitu keputusan pembeli
tentang merek mana yang dibeli.
5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yaitu tahap proses
keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan
selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau
ketidakpuasan mereka.
2.1.4.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 177), perilaku pembelian sangat
berbeda untuk berbagai produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya
melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak.
Tabel 2.2
Empat Tipe Perilaku Pembelian
Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Banyak Perbedaan
Antar Merek
Perilaku pembelian kompleks
Perilaku pembelian yang mencari keberagaman
Sedikit Perbedaan Antar Merek
Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian kebiasaan
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008: 177)
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying
behavior) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa
ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin
sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan
sangat memperlihatkan ekspresi diri.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing
buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam
pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya
melihat sedikit perbedaan antar merek.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi
dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit
perbedaan merek. Konsumen memiliki keterlibatan rendah dengan
sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
4. Perilaku Pembelian Mencari Keberagaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keberagaman
karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan
merek yang signifikan.
[image:41.595.119.528.206.643.2]2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Tabel Penelitian Terdahulu
Penulis Tahun
Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Rakhmaniar Nurul Kharista (2014)
Analisis Pengaruh Iklan, Merek, Dan Persepsi
Harga Terhadan Keputusan Pembelian Rokok Gudang Garam (Studi pada Konsumen Rokok Gudang Garam
di Kota Semarang)
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan variabel Iklan, Merek, dan
Persepsi Harga
mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Ramlah Ritonga (2014)
Analisis Pengaruh Harga, Rasa Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kuku Bima Ener-G Pada
Masyarakat Di Kelurahan Bagan Nibung
Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan variabel Harga, Rasa Dan Kemasan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Miranti Rosiana ( 2014 )
Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Smartphone Samsung Galaxy Young S6310 Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian meunjukkan variabel
atribut produk
Lanjutan Tabel 2.3
Penulis Tahun
Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Lahmsa Alkautsa Harysa (2013) Pengaru Motivasi, Persepsi Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Minuman Kemasan Merek “Teh Pucuk Harum”(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro
Di Semarang)
Regresin Linier berganda
Hasil penelitian menunjukkan variabel Motivasi, dan Sikap Konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara variabel persepsi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
2.3 Kerangka konseptual
Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk
yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang diterapkan oleh pembeli. Atribut yang melekat pada suatu produk digunakan
oleh konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk yang
digunakan untuk memutuskan dalam melakukan pembelian. Dengan mengetahui
atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka
perusahaan dapat menentukan strategi untuk mengembangkan dan
menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.
Keberadaan merek memiliki sifat yang khas pada suatu produk sifat yang
khas inilah yang membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Merek
adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau lambang, desain, warna, atau
kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
Seiring berkembangnya waktu, kegunaan dari kemasan semakin berkembang.
Kegunaan kemasan sebagai pelindung dan pembungkus suatu produk berubah
menajadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai
pengemas produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra
pemasaran suatu produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan
yang jelas dan singkat untuk meraih perhatian konsumen dan tertarik dalam
memutuskan pembelian.
Unsur lain yang terdapat di atribut produk yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian adalah layanan pelengkap. Layanan pelengkap berguna bagi
konsumen dalam memutuskan pembelian. Dengan adanya layanan pelengkap,
konsumen dapat mengetahui informasi dari suatu produknya. Sehingga konsumen
tidak hanya membeli produk yang dapat memenuhi kebutuhannya saja, tetapi juga
membeli produk yang menawarkan atribut produk yang terbaik salah satunya
layanan pelengkap.
Sikap yang dikembangkan terhadap suatu merek produk akan disesuaikan
dengan kebutuhan ekspresi dan aktualisasi dirinya. Konsumen memiliki sikap
dalam memutuskan pembelian bergantung pada kemampuan produk
mengekspresikan dirinya dengan baik untuk dibeli. Keputusan pembelian
(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi
dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Jika
atribut-atribut produk mampu mengekspresikan nilai-nilai dirinya, maka
konsumen akan membeli produk itu, dan akan bersikap positif terhadap produk itu
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penulisan
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
2.4 Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
2. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
3. Sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Merek (X1)
Kemasan (X2)
Keputusan Pembelian (Y)
[image:44.595.127.491.196.328.2]Sikap Konsumen (X4)
4. Merek, kemasan, sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan
secara serempak terhadap Keputusan Pembelian Luwak White Coffie pada
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu
penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Situmorang dan Ginting, 2008:57). Adapun variabel
yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Merek (X1), Kemasan
(X2), Sikap Konsumen (X3), terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Universitas SumateraUtara
Jln.Almamater Kampus USU, Medan 20155. Waktu penelitian ini mulai dari
bulan Mei sampai Juni 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak
tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang di bahas, hanya pada :
a. Variabel bebas (X)
X1 = Merek
X2 = Kemasan
X3 = Sikap Konsumen
3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian :
1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak terganatung pada
variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah
merek, kemasan, label, layanan pelengkap dan sikap konsumen.
a. Merek (X1) merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang,
desain, warna, gerak atau kombinasi atribut produk lain yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap
produk pesaing.
b. Kemasan (X2) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus
(wrapper) untuk suatu produk.
c. Sikap konsumen (X3) adalah mempelajari kecenderungan,
memberikan tanggapan terhadap sesuatu baik tanggapan positif atau
negatif disebut juga evaluasi dari seseorang tentang suatu objek
apakah disukai atau tidak.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi
variabel terikat (Y) adalah Keputusan Pembelian. Keputusan yang
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur Merek
(X1)
Nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi produk Luwak White
Koffie yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap produk pesaing
1. Merek harus khas 2. Merek
menggambarkan manfaat produk 3. Merek mudahdiingat
Likert
Likert Kemasan
(X2)
Proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus
(wrapper) Luwak White Koffie
1. Kemasan memberikan perlindungan terhadap isi dari kerusakan, kehilangan
2. Kemasan memberikan daya tarik
Sikap Konsumen
(X3)
Mempelajari kecenderungan,
memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten .
1. Evaluasi Objek 2. Respon
3. Kepercayaan
Keputusan Pembelian
(Y)
Keputusan yang dilakukan konsumen yang pernah membeli Luwak White Koffie
1. Variasi rasa 2. Mudah didapat
3. Merek yang positif Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2012:132). Untuk keperluan kuantitatif penelitian maka peneliti
memberikan lima alternatif jawaban untuk dijawab oleh para responden dapat
[image:49.595.169.464.287.409.2]dilihat dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 dapat dilihat dari Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert untuk Variabel X
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu – ragu (RG) 3
4 Kurang Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2012:134)
3.6 Populasi Dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Tabel 3.3
Jumlah Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 - 2014
Departemen Jumlah Mahasiswa
Teknik Sipil 655
Teknik Mesin 689
Teknik Kimia 494
Teknik Industri 665
Teknik Elektro 588
Arsitektur 443
Jumlah Keseluruhan 3.534
Sumber : Direktori mahasiswa Universitas Sumetera Utara (2015)
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Karena mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera yang pernah membeli Luwak White Koffie jumlahnya tidak
diketahui sehingga untuk menentukan jumlah digunakan rumus (Supramono,
2003 :62) :
� = Z ∝ p qd
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α
Bila α = 0,05 Z = 1,67
Bila α = 0,01 Z = 1,96
p = Estimator proporsi populasi
Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, diketahui 18 orang memenuhi kriteria
sampel. Sehingga dapat ditemukan estimasi proporsi populasi (p) sebesar 60%
atau sama dengan 0,6. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi
dalam penelitian ini adalah :
� = Z ∝ p qd
� = , 96 , ,6 ,4
� = 9 , 9 = �� �����
Maka sampel dalam penelitian ini adalah 92,19 responden atau dapat
dibulatkan menjadi 93 orang responden dengan kriteria pernah membeli Luwak
White Koffie sebanyak minimal 2 kali.
Metode penelitian sampel menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:122).
Adapun karakter yang telah ditentukan adalah mahasiswa Fakultas Teknik USU
yang masih aktif kuliah dimana mereka pernah membeli Luwak White Koffie
minimal 2kali.
Namun, dalam menentukan banyaknya sampel setiap departemen dilakukan
berdasarkan teknik pengambilan sampel secara rambang proporsional
(proporsional random sampling), yaitu pengambilan sampel karena populasi
terdiri dari subpopulasi-subpopulasi. Dengan demikian, dengan 93 sampel dibagi
Tabel 3.4
Proporsi Pengambilan Sampel Departemen Jumlah
Mahasiswa Persen