• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

HALIMAHTUSAKDIYAH 110502072

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Persainganyang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengubah strategi pemasarannya, strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha saat ini. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam,sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas minuman yang paling akrab diberbagai lapisan. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha bisnis agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan pasar yang dimiki dan merebut pasar yang sudah ada. Tingginya tingkat permintaan terhadap kopi putih dan meningkatnya pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk membuat perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan merek dari produknya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah merek, kemasan dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merek,kemasan dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Hasil Secara simultan, merek, kemasan dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa merek, kemasan dan sikap konsumen secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES AND CONSUMER BEHAVIOUR TOWARDS PURCHASE DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE PRODUCT ON STUDENTS OF FACULTY OF ENGINEERING

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Increasingly fierce competition requires companies to change their marketing strategy, marketing strategy should be in accordance with current condition that surround the world of marketing.This shows how important the role of marketing in current business world.Coffee is one of the favorite drinks of the world community since centuries ago, until now coffee is one of the most familiar beverage commodities in various layers of society.Increasingly fiercecompetition of instant coffee business has becomea challenge and threat for business entrepreneurs in order to win the competition and maintain their market share and seize the existing market. The high level of demand for white coffee and increasing consumer knowledge on deciding the purchase of a product has made companies competeto increase brand of their product. The problem formulation of this research is whether brand, packaging, and consumer behavior influence purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. And the purpose of this research is to examine the influence of brand, packaging, and consumer behaviour towards purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. This research is is associative explanatory research. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.The population in this research were students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara, with the number of samples were 93 repondents. Primary data was collected using questionnaire and secondary data was from literature study. The results Simultaneously, brand, packaging, and consumer behavior are positively and significantly affecting purchase decision. The test results partially or individually show that brand, packaging, and consumer behavior significantly affect purchase decision.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan

karunia-Nya kepada peneliti serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW

sehingga penulis dapat menyelesaikan peneliti skripsi yang kewajiban dan salah satu

syarat dalam memenuhi dan melengkapi Program Studi Strata Satu di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen.

Peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua tercinta serta

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti,

Ayahanda Harmaini dan Ibunda tercinta Fatimah yang telah memberikan cinta, kasih sayangnya, serta dukungan materi dan non materi, dan do’a yang tiada hentinya kepada peneliti, serta segala nasihat yang menjadi penyemangat dan dorongan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Peneliti juga menyadari bahwa segala kegiatan ini tidak akan berjalan lancar

tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti

menghanturkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penelitian hingga penulisan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si,dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, S.E, M.M selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan pengarahan, ilmu pengetahuan, motivasi, masukan dan

saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Liasta Ginting, S.E, M.Si selaku dosen pembaca penilai saya yang

telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai atas segala

jasa-jasanya.

7. Abang penulis Safrizal, Adik penulis Anisyah Fitri dan yang terkasih

Munawir Nasution untuk motivasi dan semangatnya.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis Putri Ande Ni, Dian Islamiaty, Indah Alditha

P.S, Debora Kristina N.S, Ratih Rao, Yessi Natalia P, M. Iqbal, Vinda, Wilda

terima kasih buat do’a, dukungan dan persahabatannya.

9. Kepada kawan-kawan di Departemen Manajemen stambuk 2011 yang telah

membantu dan memberi banyak dukungan.

Medan, 08 Juli 2015

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Pengertian Produk ... 12

2.1.2 Atribut Produk ... 12

2.1.2.1 Merek ... 13

2.1.2.2 Kemasan ... 17

2.1.3 Sikap Konsumen ... 21

2.1.3.1 Komponen Sikap ... 22 ...

2.1.3.2 Fungsi Sikap ... 23

2.1.3.3 Faktor-Faktor Pembentukan Sikap ... 24

2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen ... 25

2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 26

2.1.4.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian ... 27

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka konseptual ... 30

2.4 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional... 35

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6 Populasi Dan Sampel ... 37

3.6.1 Populasi ... 37

3.6.2 Sampel ... 38

3.7 Jenis Data Penelitian ... 40

(7)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

3.9.1 Uji Validitas ... 41

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.10Metode Analisis Data ... 44

3.10.1Metode Analisis Deskriptif ... 44

3.10.2Metode Regresi Linier Berganda ... 45

3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.10.4 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49

4.1.1 Sejarah PT. Prima Java Abadi ... 49

4.1.2 Visi dan Misi PT. Prima Java Abadi ... 51

4.2 Hasil dan Pembahasan... 51

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 51

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden... 52

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 62

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 68

4.3 Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(8)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL Halaman

Tabel 1.1 Konsumsi Kopi Indonesia ... 2

Tabel 1.2 Top Brand Award White coffie ... 5

Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Yang Memproduksi Kopi Putih ... 8

Tabel 2.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan ... 15

Tabel 2.2 Empat Tipe Perilaku Pembelian ... 28

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 37

Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa Fakultas Teknik USU ... 38

Tabel 3.4 Proporsi Pengambilan Sampel ... 40

Tabel 3.5 Uji Validitas... 42

Tabel 3.6 Uji Reabilitas ... 44

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 53

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi ... 54

Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Merek ... 56

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Kemasan ... 56

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Sikap Konsumen ... 57

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden terhadap variabel Keputusan Pembelian ... 59

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

Tabel 4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 65

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas ... 67

Tabel 4.12 Uji Simultan (Uji-F) ... 70

Tabel 4.13 Uji Parsial (Uji-T)... 71

(9)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL Halaman

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 32

Gambar 4.1 Histogram ... 63

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 64

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

NO JUDUL Halaman

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 81

Lampiran 2 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 83

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 85

Lampiran 4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 86

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ... 87

(11)

ABSTRAK

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Persainganyang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengubah strategi pemasarannya, strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha saat ini. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam,sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas minuman yang paling akrab diberbagai lapisan. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha bisnis agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan pasar yang dimiki dan merebut pasar yang sudah ada. Tingginya tingkat permintaan terhadap kopi putih dan meningkatnya pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk membuat perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan merek dari produknya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah merek, kemasan dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara . Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merek,kemasan dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 93 responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Hasil Secara simultan, merek, kemasan dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa merek, kemasan dan sikap konsumen secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRODUCT ATTRIBUTES AND CONSUMER BEHAVIOUR TOWARDS PURCHASE DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE PRODUCT ON STUDENTS OF FACULTY OF ENGINEERING

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Increasingly fierce competition requires companies to change their marketing strategy, marketing strategy should be in accordance with current condition that surround the world of marketing.This shows how important the role of marketing in current business world.Coffee is one of the favorite drinks of the world community since centuries ago, until now coffee is one of the most familiar beverage commodities in various layers of society.Increasingly fiercecompetition of instant coffee business has becomea challenge and threat for business entrepreneurs in order to win the competition and maintain their market share and seize the existing market. The high level of demand for white coffee and increasing consumer knowledge on deciding the purchase of a product has made companies competeto increase brand of their product. The problem formulation of this research is whether brand, packaging, and consumer behavior influence purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. And the purpose of this research is to examine the influence of brand, packaging, and consumer behaviour towards purchase decision of Luwak White Koffie Product on students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara. This research is is associative explanatory research. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.The population in this research were students of faculty of engineering Universitas Sumatera Utara, with the number of samples were 93 repondents. Primary data was collected using questionnaire and secondary data was from literature study. The results Simultaneously, brand, packaging, and consumer behavior are positively and significantly affecting purchase decision. The test results partially or individually show that brand, packaging, and consumer behavior significantly affect purchase decision.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, banyak bermunculan berbagai jenis usaha baru

dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat setiap perusahaan harus

memutar otak untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia usaha. Seiring

dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, setiap perusahaan harus

mampu memanfaatkan segala peluang yang ada, agar usaha mereka bisa tetap

bertahan dan semakin berkembang. Jika mereka tidak mampu memanfaatkan

peluang yang ada, maka dapat dipastikan mereka akan tertinggal dan harus gugur

dari dunia persaingan usaha yang sengit ini. Hal ini jelas berpengaruh terhadap

lingkungan pemasaran itu sendiri.

Persaingan yang semakin ketat juga menuntut perusahaan untuk mengubah

strategi pemasarannya. Strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan

kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Perusahaan juga harus mampu

menanggapi tuntutan konsumen yang terus berubah sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan semakin berkembangnya lingkungan pemasaran tersebut, akan

mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam diri konsumen.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha,

karena perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam

persaingan di segala bidang, khususnya pemasaran yang selalu membutuhkan

pemikiran segar tentang cara beroperasi dan bersaing dalam perekonomian baru.

(14)

menghadapi pesaing. Karena pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan sosial. Sala

h satu defenisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “ memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler dan Keller 2009:5).

Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak

berabad-abad silam. Sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas

minuman yang paling akrab di berbagai lapisan. Konsumsinya yang meluas

diberbagai kalangan membuat kopi menarik untuk diteliti. Sebagian orang

mengkonsumsi kopi sebagai minuman kegemaran, sedangkan sebagian lagi tidak

mengkonsumsi kopi karena khawatir akan efeknya bagi kesehatan.

Tabel 1.1

Konsumsi Kopi Indonesia

No Tahun Jumlah penduduk ( jiwa )

Kebutuhan kopi ( kilogram )

Konsumsi Kopi (Kg/kapita/tahun) 1 2 3 4 5 6 7 2010 2011 2012 2013** 2014** 2015** 2016** 237,000,000 241,000,000 245,000,000 249,000,000 253,000,000 257,000,000 260,000,000 190,000,000 210,000,000 230,000,000 250,000,000 260,000,000 280,000,000 300,000,000 0.80 0.87 0.94 1.00 1.03 1.09 1.15

Sumber : www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id

Pada Tabel 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi kopi di Indonesia

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini membuat para produsen pembuat

kopi saling berlomba untuk membuat produk kopi dengan citra rasa yang enak,

(15)

jenis, rasa dan harga yang berbeda sehingga membuat para konsumen punya

banyak pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk

membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal tersebut

dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli produknya.

Menurut data statistik dari International Koffee Organization pada tahun

2000-2010, konsumsi kopi dunia terus meningkat sebesar 3-4% setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri konsumsi masyarakat Indonesia akan kopi meningkat pesat

sebesar 98% dalam 10 tahun terakhir. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin

ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat

memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut

pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instan dituntut untuk mempunyai

kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang

diinginkan pelanggan.

Berdasarkan polling yang dilakukan oleh ilovecoffee, bahwa hanya 32,8%

responden wanita yang mengkonsumsi kopi, sedangkan untuk pria 68,2%

responden pria mengkonsumsi kopi setiap harinya. Pria rata-rata mengkonsumsi

kopi sebanyak 2,4 cangkir setiap harinya, sedangkan wanita hanya 1.9 cangkir.

Setiap pelaku bisnis kopi instan ini dituntut untuk mempunyai kepekaan

terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang

diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa persaingan kopi instan sangat ketat, hal ini

menuntut kreatifitas dari pada pebisnis kopi instan yang menggeluti bidang usaha

(16)

diseputar kualitas kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang

sangat penting adalah atribut produk.

Atribut produk terdiri dari merek dan kemasan menjadi unsur penting untuk

diperhatikan, karena atribut produk biasanya dijadikan dasar oleh konsumen

dalam pembelian sebuah produk, dalam melakukan pembelian konsumen akan

bereaksi terhadap produk dengan segala atribut yang melekat di dalamnya.

Menurut Stanton dalam Santosa (2012:44), produk dapat dirumuskan sebagai

sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya

kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi

penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memikirkan berbagai

atribut produk yang menarik, agar konsumen lebih tertarik untuk melakukan

pembelian terhadap produk mereka.

Tingginya tingkat permintaan terhadap produk kopi putih dan meningkatnya

pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk

yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak dibidang penjualan

kopi putih berlomba-lomba dalam meningkatkan dan memperbaiki merek dari

produknya. Keberadaan merek memiliki sifat yang khas dan sifat yang khas inilah

yang membedakan produk yang satu dengan produk lainnya.

Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun

ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan,

mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Berikut

ini merupakan Top Brand Award dari produk Whitte Koffie di Indonesia tahun

(17)

Tabel 1.2

Top Brand Award White Koffie

Merek Tahun 2014 Tahun 2015

Luwak White Coffie 74,4 % 72,5 %

Kopiko White Coffie 7,1 % 10,5 %

Kapal Api White Coffie 6,5 % 8,3 %

Top White Coffie 5,2 % 3,1 %

ABC White Coffie 4,2 % 3,0 %

Sumber : www.topbrand-award.com

Dari Tabel 1.2, dapat dijelaskan bahwa selama dua tahun produk dari Luwak

White Koffie mengungguli produk White Koffie dari pesaing dalam hal merek.

Namun, terjadi penurunan pada tahun 2015 dari produk Luwak White Koffie.

Sedangkan, produk dari dua perusahaan White Koffie yang lain mengalami

peningkatan. Meskipun begitu produk Luwak White Koffie tetap mengungguli

produk dari pesaingnya dalam hal merek.

Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan penjualan produk yang optimal, maka kegiatan

pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan

produknya, perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih produk yang baik dan aman. Dan

konsumen saat ini tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan,

akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan. Dengan semakin banyaknya

jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen akan semakin jeli dan kritis

dalam memilih produk yang ada dan konsumen akan menggunakan produk yang

menurut persepsi mereka baik.

(18)

menjadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai pengemas

produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra pemasaran suatu

produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan yang jelas dan

singkat serta menggiurkan untuk dapat meraih perhatian konsumen dan akhirnya

membuat konsumen tetarik dalam memutuskan pembelian.

Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makan

tentang merek melalui beragam simbolik yaitu, warna, desain, bentuk, ukuran,

material dan fisik. Kemasan sangat penting sebagai alat untuk

mengkomunikasikan produk atau merek dan dapat membuat konsumen tertarik

ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli suatu

produk lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Dengan tujuan akhir yang

diharapkan dari kemasan adalah membuat konsumen membeli dan membeli

kembali.

Selain atribut produk, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen adalah sikap konsumen yang merupakan salah satu konsep

yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen (Nugroho

2010: 139). Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk

akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli

produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, jika konsumen bersikap negatif

terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk

tersebut sebagai pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan

(19)

Kotler (2008:191) secara umum menyatakan, banyak hal yang mempengaruhi

keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan

konsumen yang tinggi di pihak konsumen berdasarkan pemrosesan aktif yang

dilakukan konsumen dalam merespons rangsangan pemasaran. Untuk dapat

memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, setiap perusahaan harus berusaha

untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar mampu bertahan dan sekaligus

mampu memenangkan persaingan dengan produk sejenis yang dimiliki oleh

pesaing. Hal inilah yang dilakukan oleh perusahaan PT.Java Prima Abadi dengan

produk luwak White Koffee dalam menghadapi ketatnya persaingan yang datang

dari para pesaingnya. Baik yang datang dari pesaing lama maupun pesaing baru

yang dapat mengancam pertumbuhan pangsa pasar produk mereka.

Luwak White Koffie menjadi tren di kalangan pelajar dan mahasiswa

Indonesia untuk memberikan stimulasi, menambah energi dan menghilangkan

kantuk saat menjelang ujian. Bagi sebagian pecinta kopi Luwak White Koffie,

menikmati secangkir kopi mungkin hal yang biasa dilakukan di waktu senggang

dan bisa dilakukan di manapun.

Produk Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini

dapat dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal yang dapat mengganggu kesehatan dan juga karena proses produksinya yang

bersifat natural dengan memanfaatkan sistem pencernaan Luwak maka secara

tidak langsung kita telah menjaga kelestarian habitat luwak dan ekosistem di

sekitarnya. Pengembangan metode produksi dengan penangkaran Luwak juga

(20)

Luwak White Koffie juga mempunyai khasiat, dapat dinikmati oleh penderita

penyakit magh yang merupakan salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag

untuk meminum kopi. Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang

sedang melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang

tinggi. Sehingga kopi ini digunakan untuk membuktikan apakah kopi ini benar

benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet.

Seiring dengan perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini

membuat produsen2 kopi lain berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi

putih. Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang memproduksi kopi putih

(White Coffie) di Indonesia :

Tabel 1.3

Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Koffee)

No Nama Perusahaan Brand /Merek

1 PT.Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie 2 PT.Santos Jaya Abadi ABC White Coffee

3 PT.Mayora Kopiko White Cofeee

4 PT.Santos Jaya Abadi Kapal Api Grande White Coffee Sumber: www.kopiluwak.org/2014

Sebagai pelopor kopi putih pertama di Indonesia yang saat ini telah memiliki

beberapa saingan baru, maka diperlukan suatu strategi untuk mempertahankan

konsumen. Seiring dengan bertambahnya saingan produk kopi putih, maka

pilihan terhadap produk kopi putih semakin banyak dan akan mempengaruhi

(21)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian luwak white

koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

2. Apakah kemasan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk

luwak white koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara?

3. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian

produk luwak white koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara?

4. Apakah merek, kemasan, dan sikap konsumen berpengaruh secara

serempak terhadap keputusan pembelian produk luwak white koffie pada

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh merek terhadap keputusan

pembelian produk Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kemasan terhadap

keputusan pembelian produk Luwak White koffie pada mahasiswa Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap

keputusan pembelian produk Luwak White Koffie pada mahasiswa

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh merek, kemasan, dan sikap

konsumen secara serempak terhadap keputusan pembelian produk luwak

white Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk menghadapi

masalah-masalah yang berhubungan dengan keputusan pembelian

konsumen. Dan dapat memberi suatu informasi dan bahan pertimbangan

oleh perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran pada pasar

(23)

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi peneliti lain

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan dapat menambah

wawasan serta memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Produk

Kotler (2008: 231) mendefenisikan bahwa produk adalah suatu sifat yang

kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan

pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan. Batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan

dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ),

kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan

dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki

keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.

Kotler dan Amstrong (2008:266) menyatakan bahwa produk adalah semua

hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan,diminta,dicari,dibeli dan digunakan, atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan Tjiptono (

2008:95)

2.1.2 Atribut Produk

Kotler (2008: 152) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu

komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk

(25)

Atribut yang melekat pada suatu produk, digunakan konsumen untuk menilai

dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.

Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa

mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk

mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Tjiptono (2008:103), menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan. Atribut produk meliputi :

2.1.2.1 Merek

Menurut Keller dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa istilah

brand berasal dari kata brandryang berarti “to brand”, yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan member tanda pada ternak-ternak

mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual kepasar.

Sedangkan menurut Afiff dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa kata

merek yang digunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda

yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran.

Dalam perkembangannya merek memiliki banyak defenisi. Menurut Kotler

dan Armstrong (2004:349) menyatakan bahwa merek adalah suatu nama, kata,

tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi

pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Menurut Keegan et al. dalam

Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan

pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang

(26)

Keller (2009:258) menyatakan bahwa merek adalah produk atau jasa yang

dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk

atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.

Menurut Kotler dan Keller (2009:259) merek mengidentifikasi sumber atau

pembuat produk dan memungkinkan konsumen, atau organisasi untuk menuntut

tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada

bagaimana pemerekan produk tersebut. Mereka belajar tentang merek melalui

pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program pemasarannya,

menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang

tidak.

Merek, merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna,

gerak atau kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan

identitas dan differensiasi terhadap produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Agar suatu

merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan maka ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Merek harus khas atau unik

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk

dan pemakaiannya.

c. Merek harus menggambarkan kualitas produk.

(27)

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan

dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan

produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk-produk.

2.1.2.1.1 Manfaat Merek

Menurut Sadat (2009:21) merek-merek yang kuat akan memberikan jaminan

kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak

luas terhadap perusahaan. Perusahaan yang mampu membangun mereknya

dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan pesaing sehingga dapat terus

mempertahankan pelanggannya. Melalui merek, perusahaan dapat memberikan

berbagai sentuhan emosional atau eksperensial yang tidak dapat diberikan oleh

produk. Berikut ini terdapat beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh

pelanggan dan perusahaan:

Tabel 2.1

Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan

Pelanggan Perusahaan

a. Merek sebagai sinyal kualitas b. Mempermudah proses/memandu

pembelian

c. Alat mengidentifikasi produk d. Mengurangi risiko

e. Memberi nilai psikologis f. Dapat mewakili kepribadian

a. Magnet pelanggan

b. Alat proteksi dai para imitator c. Memiliki segmen pelanggan

yang loyal

d. Membedakan produk pesaing e. Mengurangi perbandingan harga

sehingga dapat dijual premium f. Memudahkan penawaran produk

baru

g. Bernilai financial tinggi h. Senjata dalam kompetisi

(28)

2.1.2.1.2 Elemen Merek

Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan elemen merek adalah alat pemberi

nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Menurut

Sadat (2009:49) menyatakan bahwa elemen dari identitas suatu merek terdiri dari

nama, logo, warna, desain dan kemasan, slogan dan tagline, endorser merek,

karakter, situs web dan URL. Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan dalam

memilih elemen merek, ada enam kriteria utama, yaitu :

a. Dapat diingat

Yaitu seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali. Nama-nama

pendek adalah elemen merek yang mudah diingat.

b. Berarti

Yaitu elemen merek kredibel dan mengindikasikan kategori yang

berhubungan dengannya. Elemen merek menyiratkan sesuatu tentang

bahan produk atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek.

c. Dapat disukai

Yaitu berkaitan dengan seberapa menarik estetika elemen merek. Dan

elemen merek dapat disukai secara visual, verbal dan cara lain.

d. Dapat ditransfer

Yaitu elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru

dalam kategori yang sama atau berbeda. Elemen merek menambah ekuitas

merek melintasi batas geografis dan segmen pasar.

e. Dapat disesuaikan

(29)

f. Dapat dilindungi

Yaitu kemudahan elemen merek untuk dapat dilindungi secara hukum dan

secara kompeten.

2.1.2.2 Kemasan

Kemasan, merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

Tujuan penggunaan kemasan antara lain :

Menurut Sastradipoera (2003:127) kemasan adalah:

1. Sebuah barang atau seperangkat produk yang dibungkus atau ditutup

seragam untuk dijual di pasar.

2. Setiap jenis pembungkus atau wadah yang terbuat dari bahan-bahan

tertentu yang menutup sesuatu

3. Paket yang berukuran kecil atau sedang yang terbuat dari kardus atau

bahan-bahan lainnya.

2.1.2.2.1 Fungsi Kemasan

Secara tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan

melindungi produk. Namun beberapa waktu terakhir ini banyak faktor-faktor yang

membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Pengemasan yang

inovatif dapat memberikan keunggulan kepada sebuah perusahaan terhadap para

pesaingnya. Menurut Shimp (2003: 307), selain sebagai pelindung dan

pembungkus produk, kemasan juga berguna untuk:

(30)

2. Memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin

pembelian.

3. Menyesuaikan harga/nilai bagi konsumen

4. Menandakan/mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek

5. Memotivasi pilihan merek.

2.1.2.2.2 Strategi Kemasan

Strategi pengemasan menurut Satradipoera (2003: 129) adalah strategi

pengemasan yang meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi

dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang

tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.

Usaha untuk menentukan penampilan produk lebih baik memiliki

beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan, antara lain :

1. Mengubah kemasan

Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang

begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan

untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan:

a. Menangkal menurunnya omset penjualan

b. Memperluas pasar dengan menarik kelompok baru pada konsumen

c. Memanfaatkan bahan kemasan baru

d. Membantu program promosi menjadi daya utama dalam iklan

(31)

Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan

kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang

berbeda untuk masing-masing produk

3. Kemasan yang dipakai ulang

Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan

dari produk yang telah laku

4. Kemasan aneka ragam

Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah

kepada penggunaan kemasan yang beranekaa ragam. Hal ini

disebabkan aneka ragam dapat meningkatakan penjualan.

2.1.2.2.3 Struktur Kemasan

Suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui berbagai

komponen simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, serta

informasi dalam label. Berbagai komponen tersebut bersama-sama diupayakan

untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur kemasan (Shimp, 2003:307)

yaitu:

1. Pemanfaatan warna dalam kemasan

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal

pada para pembeli perspektif termasuk kualitas, rasa serta kemampuan

produk untuk merumuskan beragam kebutuhan psikologis. Strategi

pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna

(32)

2. Desain

Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam

kemasan. Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang

memungkinkan arus mata yang seha dan menyediakan poin fokus bagi

konsumen.

3. Bentuk

Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap

suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek

tersebut.

4. Ukuran kemasan

Para produsen menawarkan wadah yang berbeda ukuran untuk

memuaskan kenutuhan yang unik dari beragam segmen pasar, untuk

mewakili situasi pemanfaatan yang berbeda, dan juga untuk

memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran (retail).

5. Material fisik dalam kemasan

Material-material kemasan dapat membangkitkan emosi konsumen,

khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari

bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.

6. Informasi produk pada kemasan

Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi

pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan,

(33)

2.1.3 Sikap Konsumen

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi

keputusan konsumen. Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan

tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara

konsisten (Setiadi 2003:214). Menurut Ferrinadewi, (2008: 94), sikap adalah

proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat jangka

panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Sikap adalah inti

dari perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek tertentu (Sangadji

dan Sopiah, 2013:178).

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:176) sikap adalah

menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari

seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sifat yang penting dari sikap adalah

kepercayaan dalam memegang sikap tersebut dimana tingkat kepercayaan yang

dihubungkan dengan sikap adalah karena dapat mempengaruhi kekuatan

hubungan di antara sikap dan perilaku, kepercayaan dapat mempengaruhi

kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap bersifat dinamis, banyak sikap akan

berubah bersama waktu.

Sikap positif konsumen terhadap merek akan menjadi asset berharga bagi

perusahaan karena sikap positif yang sangat mendalam membantu konsumen

melupakan berbagai kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh merek secara

tidak sengaja. Sikap positif pada merek hanya dapat ditumbuhkan jika konsumen

(34)

2.1.3.1 Komponen Sikap

Menurut Suryani (2008:162), struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang

saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan

stereotipeyang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan

penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan

(35)

2.1.3.2 Fungsi Sikap

Sikap menurut Loudon dan Della Bitta dalam Harsya (2013:49) mempunyai

empat fungsi:

a. Fungsi Penyesuaian

Fungsi ini mengarahkan manusia menuju objek yang menyenangkan atau

menjauhi objek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep

utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi

hukuman.

b. Fungsi Pertahanan Diri

Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman

serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan

diri.

c. Fungsi Ekspresi

Nilai Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha

untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih

nyata dan lebih mudah ditampakkan.

d. Fungsi Pengetahuan

Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur

rapi,oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi, dan

pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap

(36)

2.1.3.3 Faktor-Faktor Pembentukan Sikap

Terbentuknya sikap tidak terlepas dari lingkungan dimana konsumen

melakukan pembelajaran. Faktor-faktor yang berperan penting dalam

pembentukan sikap, yaitu (Suryani,2008:174):

1. Pengalaman Langsung

Pengalam individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan

membentuk sikap tertentu pada individu. Karena itu, sikap akan lebih

mudahterbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh Keluarga

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun

perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena

konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan

lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap

konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan

sikap orangtuanya terhadap produk tersebut.

3. Teman Sebaya

Tidak hanya pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap, teman

sebaya juga juga punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak

remaja dalam pembentuka sikap. Adanya kecenderungan untuk

mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para

anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan

(37)

4. Pemasaran Langsung

Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas

produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam

pembentukan sikap konsumen.Dalam pemberitaan surat kabar maupun

radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:158), konsumen membuat banyak

keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti

keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan

tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, dan mengapa mereka

membeli.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian (purchase

decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama

adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak

diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu

menghasilkan pembelian yang aktual.

Menurut Morissan (2010:111), keputusan pembelian (purchase decision)

adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun

(38)

purchase). Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih

harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya.

Menurut Nugroho (2010:331), mendefinisikan suatu keputusan (decision)

melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku.

Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Inti dari pengambilan keputusan konsumen (cunsumer decision making) adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi

dua alternatif, dan memilih satu diantaranya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam

pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan

dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih

dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.

2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), proses keputusan pembelian

terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, perilaku pascapembelian. Adapun penjelasan dari

[image:38.595.130.512.622.689.2]

tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:179)

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

(39)

1. Pengenalan kebutuhan (need recognition) yaitu tahap pertama proses

keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal dan

rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi (information search) yaitu tahap proses

keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih

banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau

melakukan pencarian informasi secara aktif.

3. Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu tahap proses

keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4. Keputusan pembelian (purchase decision) yaitu keputusan pembeli

tentang merek mana yang dibeli.

5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yaitu tahap proses

keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan

selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau

ketidakpuasan mereka.

2.1.4.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 177), perilaku pembelian sangat

berbeda untuk berbagai produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya

melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak.

(40)
[image:40.595.119.512.116.222.2]

Tabel 2.2

Empat Tipe Perilaku Pembelian

Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Banyak Perbedaan

Antar Merek

Perilaku pembelian kompleks

Perilaku pembelian yang mencari keberagaman

Sedikit Perbedaan Antar Merek

Perilaku pembelian pengurangan disonansi

Perilaku pembelian kebiasaan

Sumber : Kotler dan Armstrong (2008: 177)

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying

behavior) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa

ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin

sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan

sangat memperlihatkan ekspresi diri.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing

buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam

pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya

melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi

dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit

perbedaan merek. Konsumen memiliki keterlibatan rendah dengan

sebagian besar produk murah yang sering dibeli.

4. Perilaku Pembelian Mencari Keberagaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keberagaman

(41)

karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan

merek yang signifikan.

[image:41.595.119.528.206.643.2]

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Tabel Penelitian Terdahulu

Penulis Tahun

Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Rakhmaniar Nurul Kharista (2014)

Analisis Pengaruh Iklan, Merek, Dan Persepsi

Harga Terhadan Keputusan Pembelian Rokok Gudang Garam (Studi pada Konsumen Rokok Gudang Garam

di Kota Semarang)

Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan variabel Iklan, Merek, dan

Persepsi Harga

mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Ramlah Ritonga (2014)

Analisis Pengaruh Harga, Rasa Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kuku Bima Ener-G Pada

Masyarakat Di Kelurahan Bagan Nibung

Kec.Simpang Kanan Kab.Rokan Hilir Riau Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan variabel Harga, Rasa Dan Kemasan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Miranti Rosiana ( 2014 )

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Smartphone Samsung Galaxy Young S6310 Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian meunjukkan variabel

atribut produk

(42)

Lanjutan Tabel 2.3

Penulis Tahun

Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Lahmsa Alkautsa Harysa (2013) Pengaru Motivasi, Persepsi Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Minuman Kemasan Merek “Teh Pucuk Harum”(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro

Di Semarang)

Regresin Linier berganda

Hasil penelitian menunjukkan variabel Motivasi, dan Sikap Konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sementara variabel persepsi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

2.3 Kerangka konseptual

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk

yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang diterapkan oleh pembeli. Atribut yang melekat pada suatu produk digunakan

oleh konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk yang

digunakan untuk memutuskan dalam melakukan pembelian. Dengan mengetahui

atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka

perusahaan dapat menentukan strategi untuk mengembangkan dan

menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Keberadaan merek memiliki sifat yang khas pada suatu produk sifat yang

khas inilah yang membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Merek

adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau lambang, desain, warna, atau

kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan identitas dan

(43)

Seiring berkembangnya waktu, kegunaan dari kemasan semakin berkembang.

Kegunaan kemasan sebagai pelindung dan pembungkus suatu produk berubah

menajadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai

pengemas produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra

pemasaran suatu produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan

yang jelas dan singkat untuk meraih perhatian konsumen dan tertarik dalam

memutuskan pembelian.

Unsur lain yang terdapat di atribut produk yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian adalah layanan pelengkap. Layanan pelengkap berguna bagi

konsumen dalam memutuskan pembelian. Dengan adanya layanan pelengkap,

konsumen dapat mengetahui informasi dari suatu produknya. Sehingga konsumen

tidak hanya membeli produk yang dapat memenuhi kebutuhannya saja, tetapi juga

membeli produk yang menawarkan atribut produk yang terbaik salah satunya

layanan pelengkap.

Sikap yang dikembangkan terhadap suatu merek produk akan disesuaikan

dengan kebutuhan ekspresi dan aktualisasi dirinya. Konsumen memiliki sikap

dalam memutuskan pembelian bergantung pada kemampuan produk

mengekspresikan dirinya dengan baik untuk dibeli. Keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi

dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Jika

atribut-atribut produk mampu mengekspresikan nilai-nilai dirinya, maka

konsumen akan membeli produk itu, dan akan bersikap positif terhadap produk itu

(44)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penulisan

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

2. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Merek (X1)

Kemasan (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

[image:44.595.127.491.196.328.2]

Sikap Konsumen (X4)

(45)

4. Merek, kemasan, sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan

secara serempak terhadap Keputusan Pembelian Luwak White Coffie pada

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu

penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat (Situmorang dan Ginting, 2008:57). Adapun variabel

yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Merek (X1), Kemasan

(X2), Sikap Konsumen (X3), terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Universitas SumateraUtara

Jln.Almamater Kampus USU, Medan 20155. Waktu penelitian ini mulai dari

bulan Mei sampai Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak

tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu

membatasi masalah yang di bahas, hanya pada :

a. Variabel bebas (X)

X1 = Merek

X2 = Kemasan

X3 = Sikap Konsumen

(47)

3.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak terganatung pada

variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah

merek, kemasan, label, layanan pelengkap dan sikap konsumen.

a. Merek (X1) merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang,

desain, warna, gerak atau kombinasi atribut produk lain yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap

produk pesaing.

b. Kemasan (X2) merupakan proses yang berkaitan dengan

perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) untuk suatu produk.

c. Sikap konsumen (X3) adalah mempelajari kecenderungan,

memberikan tanggapan terhadap sesuatu baik tanggapan positif atau

negatif disebut juga evaluasi dari seseorang tentang suatu objek

apakah disukai atau tidak.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi

variabel terikat (Y) adalah Keputusan Pembelian. Keputusan yang

(48)
[image:48.595.113.537.113.616.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur Merek

(X1)

Nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi produk Luwak White

Koffie yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap produk pesaing

1. Merek harus khas 2. Merek

menggambarkan manfaat produk 3. Merek mudahdiingat

Likert

Likert Kemasan

(X2)

Proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) Luwak White Koffie

1. Kemasan memberikan perlindungan terhadap isi dari kerusakan, kehilangan

2. Kemasan memberikan daya tarik

Sikap Konsumen

(X3)

Mempelajari kecenderungan,

memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten .

1. Evaluasi Objek 2. Respon

3. Kepercayaan

Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan yang dilakukan konsumen yang pernah membeli Luwak White Koffie

1. Variasi rasa 2. Mudah didapat

3. Merek yang positif Likert

(49)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2012:132). Untuk keperluan kuantitatif penelitian maka peneliti

memberikan lima alternatif jawaban untuk dijawab oleh para responden dapat

[image:49.595.169.464.287.409.2]

dilihat dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 dapat dilihat dari Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert untuk Variabel X

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu – ragu (RG) 3

4 Kurang Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2012:134)

3.6 Populasi Dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera

(50)
[image:50.595.149.478.120.279.2]

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 - 2014

Departemen Jumlah Mahasiswa

Teknik Sipil 655

Teknik Mesin 689

Teknik Kimia 494

Teknik Industri 665

Teknik Elektro 588

Arsitektur 443

Jumlah Keseluruhan 3.534

Sumber : Direktori mahasiswa Universitas Sumetera Utara (2015)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Karena mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Sumatera yang pernah membeli Luwak White Koffie jumlahnya tidak

diketahui sehingga untuk menentukan jumlah digunakan rumus (Supramono,

2003 :62) :

� = Z ∝ p qd

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,01 Z = 1,96

p = Estimator proporsi populasi

(51)

Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang mahasiswa

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, diketahui 18 orang memenuhi kriteria

sampel. Sehingga dapat ditemukan estimasi proporsi populasi (p) sebesar 60%

atau sama dengan 0,6. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi

dalam penelitian ini adalah :

� = Z ∝ p qd

� = , 96 , ,6 ,4

� = 9 , 9 = �� �����

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 92,19 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 93 orang responden dengan kriteria pernah membeli Luwak

White Koffie sebanyak minimal 2 kali.

Metode penelitian sampel menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:122).

Adapun karakter yang telah ditentukan adalah mahasiswa Fakultas Teknik USU

yang masih aktif kuliah dimana mereka pernah membeli Luwak White Koffie

minimal 2kali.

Namun, dalam menentukan banyaknya sampel setiap departemen dilakukan

berdasarkan teknik pengambilan sampel secara rambang proporsional

(proporsional random sampling), yaitu pengambilan sampel karena populasi

terdiri dari subpopulasi-subpopulasi. Dengan demikian, dengan 93 sampel dibagi

(52)
[image:52.595.101.525.118.386.2]

Tabel 3.4

Proporsi Pengambilan Sampel Departemen Jumlah

Mahasiswa Persen

Gambar

Tabel 1.1 Konsumsi Kopi Indonesia
Tabel 1.2 Top Brand Award White Koffie
Tabel 1.3
Gambar 2.1 : Proses Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis persamaan model struktural (SEM) dengan bantuan software program Smart PLS v.3 untuk Windows.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Objek dari karya tulis ini adalah salah satu energi alternatif berupa energi matahari yang akan diubah menjadi bahan bakar berupa hidrogen melalui proses fotosintesis buatan.. Dan

Pityarisis versicolor atau yang disebut penyakit panu adalah suatu infeksi superfisialis pada kulit yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur yang menyerang

Tindakan yang dapat digolongkan pada kejahatan terhadap kemanusiaan adalah serangan yang ditujukan terhadap sekelompok penduduk sipil, bersifat pemusnahan, melakukan

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang manfaat pijat bayi.Tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui Pengaruh penyuluhan terhadap minat ibu dalam

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 sampai 2014

Pilih salah satu kuitansi yang ingin ditransaksikan dengan cara memberikan tanda centang pada kuitansi yang dipilih, lalu klik tombol Pilih maka akan tampil form transaksi KKP;.

[r]