• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUKNIS PENGGUNAAN MENU KARTU KREDIT PEMERINTAH (KKP) PADA APLIKASI SAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JUKNIS PENGGUNAAN MENU KARTU KREDIT PEMERINTAH (KKP) PADA APLIKASI SAS"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

1

APRIL 2020

KEMENKO BIDANG PEREKONOMIAN

Bagian Keuangan

monevkeu.ekon.go.id

JUKNIS PENGGUNAAN

MENU KARTU KREDIT

PEMERINTAH (KKP) PADA

APLIKASI SAS

(2)

2

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN MENU KARTU

KREDIT PEMERINTAH (KKP) PADA APLIKASI SAS

Dalam rangka implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK Nomor 196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mengeluarkan update Aplikasi SAS versi 20.0.4 untuk memfasilitasi penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran melalui mekanisme pembayaran Uang Persediaan Kartu Kredit Pemerintah.

Menu terbaru dalam Aplikasi SAS versi 20.0.4 terdapat pada 3 (tiga) modul, yaitu modul PPSPM, modul PPK, dan modul SiLabi (bendahara). Gambaran umum menu terbaru adalah sebagai berikut:

A. Modul PPSPM

Terdapat menu Lainnya > sub menu Kartu Kredit Pemerintah dengan sub-sub menu sebagai berikut:

 Dispensasi Proporsi KKP ke Kanwil

 Permohonan Persetujuan ke KPPN

 Permohonan Penerbitan ke Bank

 Permohoan TUP KKP ke KPPN

 Permohonan TUP Non KKP ke KPPN B. Modul PPK

Untuk fitur KKP, terdapat di Menu Lainnya > Sub Menu Kartu Kredit Pemerintah yang terdiri dari 5 (lima) sub menu sebagai berikut :

1. Sub menu Permohonan Penerbitan KKP ke Bank 2. Sub menu Permohonan Perubahan Limit ke Bank 3. Sub menu Daftar Pengeluaran Riil

4. Sub menu Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil 5. Sub menu Referensi KKP

Selain itu fitur untuk KKP juga terdapat di Menu Utility, dimana terdapat dua sub menu untuk KKP yaitu :

1. Sub menu Kirim Data KKP ke Silabi

2. Sub menu Kirim dan Terima KKP Lintas Tahun

Menu lainnya untuk KKP adalah menu SPP, menu ini terdapat sub menu lagi yaitu : 1. RUH SPP

2. Cetak SPP

(3)

3

C. Modul SILABI Pengeluaran Menu yang digunakan adalah:

1. Menu Bendahara Pengeluaran > sub menu RUH Kuitansi

 Perekaman kuitansi KKP

2. Menu Bendahara Pengeluaran > sub menu RUH Transaksi

 Perekaman transaksi KKP

3. Menu Bendahara Pengeluaran > sub menu RUH DPT

(4)

4

MODUL PPK

A. Referensi Pemegang Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data informasi pemegang KKP sesuai dengan surat persetujuan Penerbitan KKP oleh Bank.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2. Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, dan pilih lagi sub menu Referensi

Penjelasan jendela aplikasi

 Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

 Tombol/Kolom ”Cari” : Untuk mencari data pemegang KKP sesuai isian.

 Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu perekaman referensi pemegang KKP.

UBAH DATA

Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:

 Nama : Diisi dengan nama lengkap pemegang KKP sesuai identitas yang berlaku

 NIP : Diisi dengan Nomor Induk Pegawai pemegang KKP

 NIP 1 : Terisi otomatis sesuai data pada kolom NIP

 Pangkat : Diisi dengan pangkat pemegang KKP

(5)

5

 Jabatan : Diisi dengan Jabatan pemegang KKP

 Unit Kerja : Diisi dengan Unit Kerja pemegang KKP

 Nomor KKP : Diisi dengan Nomor KKP yang telah diterbitkan oleh Bank

 Nama KKP : Diisi dengan Nama pada KKP yang telah diterbitkan oleh Bank

 Jenis : Pilih sesuai jenis KKP yang telah diterbitkan oleh Bank

 Limit : Diisi dengan nilai limit KKP dalam rupiah

Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.

B. Daftar Pengeluaran Riil (DPR)

Sub menu ini digunakan untuk merekam daftar transaksi KKP yang telah dilakukan oleh masing masing pemegang KKP.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2. Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, pilih sub menu Daftar Pengeluaran Riil.

Penjelasan jendela aplikasi:

 Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

 Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

 Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data perekaman. Proses hapus tidak dapat dilanjutkan sistem jika data transaksi telah terbit kuitansinya

 Tombol “Cetak” : Untuk mencetak Daftar Pengeluaran Riil atau Surat Pemberitahuan Penolakan Bukti-Bukti Pengeluaran KKP

(6)

6

REKAM/UBAH HEADER DPR

Penjelasan perekaman data baru untuk transaksi KKP adalah sebagai berikut:

 No_DPR : Diisi dengan nomor Daftar Pengeluaran Riil

 No_SPD : Diisi dengan Nomor SPD untuk transaksi Perjalanan Dinas.

Kolom akan disable jika jenis KKP adalah KKP Modal/Operasional

 Tgl_DPR : Diisi dengan tanggal Daftar Pengeluaran Riil

 Tgl_SPD : Diisi dengan tanggal SPD. Kolom akan disable jika jenis KKP adalah KKP Modal/Operasional

 Kota : Diisi dengan lokasi kota satker

 No_KKP : Pilih KKP yang melakukan transaksi dengan memilih tombol

 Jenis : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP

 Limit : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP

 Pejabat : Pilih Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan memilih tombol

 Tombol : Untuk merekam detail Daftar Pengeluaran Riil

 Tombol : Untuk menghapus detail Daftar Pengeluaran Riil Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan.”

(7)

7

REKAM/UBAH DETAIL DPR

Perekaman detail DPR melalui Tombol akan menghasilkan tampilan sebagai berikut:

 Kolom Tabel “Kode – Uraian – Pagu – Realisasi – Sisa” : Menampilkan ketersediaan pagu

sampai dengan detail item untuk pagu dengan Sumber Dana Rupiah Murni yang bisa di UP-kan

 Kolom Tabel “Jumlah” : Diisi nilai rupiah transaksi sesuai baris pos anggaran

 Rincian : Diisi dengan rincian transaksi KKP. Misal = Pembelian kertas, tiket perjalanan dinas Jakarta-Palu, dsb.

 Bukti : Dipilih sesuai ketersediaan bukti transaksi

 Pagu : Terisi otomatis sesuai ketersediaan pagu

 Jumlah : Terisi otomatis sesuai isian pada “Kolom Tabel Jumlah”

 Kategori : Pilih transaksi kartu kredit, dimana terdapat beberapa pilihan antara lain : Hotel/Penginapan, Biaya Pengobatan,

Pembayaran KKP Lainnya, Tiket Pesawat, Kereta, dan angkutan lainnya, Sewa Kendaraan, ATK, BBM, dan sebagainya

 Tanggal Transaksi : Diisi sesuai tanggal transaksi KKP

 PPN : Diisi sesuai nilai PPN yang dipungut, bisa diisi secara persentase ataupun ketik manual nilainya. Jika penginputan DPR untuk transaksi KKP Operasional maka fitur pajak ini akan aktif, jika transaksi KKP untuk Perjadin maka fitur pajak ini akan non aktif

 Simpan : Untuk menyimpan detail transaksi DPR

(8)

8

 Nama Toko : Klik tombol maka akan tampil form seperti dibawah ini, di form tersebut bisa menambah, edit, hapus, simpan, cari, dan pilih Nama rekanan, NPWP rekanan, dan Alamat rekanan

 NPWP Toko : Terisi otomatis sesuai dengan NPWP toko yang dipilih

 Alamat : Terisi otomatis sesuai dengan Alamat toko yang dipilih

HAPUS DATA DPR

Untuk melakukan hapus data DPR, dapat dilakukan dengan klik pada baris DPR yang akan dihapus, kemudian klik tombol hapus.

C. Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil (DPR) oleh PPK

Sub menu ini digunakan untuk verifikasi PPK atas Daftar Pengeluaran Riil yang telah direkam sebelumnya.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2. Selanjutnya masuk pada menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, pilih sub sub menu Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil.

(9)

9

Penjelasan jendela aplikasi:

 Status : Dipilih sesuai hasil verifikasi transaksi oleh PPK

 Alasan : Diisi sesuai hasil verifikasi transaksi oleh PPK

 Nilai : Diisi nilai rupiah sesuai hasil verifikasi transaksi oleh PPK

 Tombol “Proses” : Untuk memproses form isian sebelum proses simpan data

 Tombol “Simpan” : Untuk menyimpan data verifikasi transaksi DPR dan tayang/cetak SPBy

(10)

10

D. RUH Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input SPP berdasarkan data DPT yang telah diinput dan dikirim pada modul SILABI Pengeluaran.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level PPK;

2. Selanjutnya masuk pada menu SPP, pilih sub menu RUH SPP.

Penjelasan jendela aplikasi:

 Jenis SPP/SPM :

26 = untuk SPP/SPM GUP KKP 27 = untuk SPP/SPM PTUP KKP

 Tombol “DPT” : Untuk mengambil ADK DPT yang telah dikirimkan sebelumnya melalui modul SILABI Pengeluaran. Kolom pengisian berikutnya akan terisi secara otomatis sesuai data DPT. Uraian SPP :

“Penggantian Uang Persediaan KKP Untuk Keperluan Belanja Barang (UNIT) Sesuai SPP Nomor xxx Tanggal xxx)”

“Penggantian Uang Persediaan KKP Untuk Keperluan Belanja Modal (UNIT) Sesuai SPP Nomor xxx Tanggal xxx)”

Setelah proses perekaman SPP GUP/PTUP KKP selesai, selanjutnya proses catat, cetak, dan kirim SPP/SPM mengikuti prosedur umum Aplikasi SAS.

(11)

11

E. WEWENANG DAN TUGAS DALAM UANG PERSEDIAAN KKP

Dalam penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah, PPK mempunyai tugas dan wewenang: a. mencantumkan kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah dalam Surat Pernyataan UP;

b. menyampaikan Daftar Usulan Pemegang Kartu Kredit Pemerintah dan Daftar Usulan Administrator Kartu Kredit Pemerintah kepada KPA;

c. melakukan pengujian terhadap kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas be ban APBN, kebenaran materiil dan perhitungan bukti-bukti pengeluaran, kebenaran perhitungan Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara, kesesuaian perhitungan antara bukti pengeluaran dengan Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara, kesesuaian jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan Kartu Kredit Pemerintah, dan kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa dalam perjanjian/kontrak, dokumen serah terima barang/ jasa, dan barang/ jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa;

d. mengesahkan sebagian/ seluruhnya bukti-bukti pengeluaran;

e. menolak bukti-bukti pengeluaran dalam hal terdapat bukti-bukti pengeluaran yang tidak memenuhi ketentuan;

f. menerbitkan DPT Kartu Kredit Pemerintah atas bukti-bukti pengeluaran yang memenuhi ketentuan;

g. menyampaikan Surat Pemberitahuan Penolakan kepada Pemegang Kartu Kredit Pemerintah atas bukti-bukti pengeluaran yang tidak memenuhi ketentuan;

h. atas nama KPA menerbitkan SPBy; i. menyampaikan SPBy kepada BP/BPP;

j. menerbitkan dan menyampaikan SPP-GUP/SPP-PTUP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPSPM; dan

k. melakukan verifikasi atas indikasi penyalahgunaan Kartu Kredit Pemerintah.

F. PENGUJIAN OLEH PPK

Berdasarkan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Operasional Dan Belanja Modal Dengan Kartu Kredit Pemerintah dan/ atau Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Perjalanan Dinas Jabatan Dengan Kartu Kredit Pemerintah beserta dokumen kelengkapannya (billing dari bank dan kelengkapan SPJ), PPK melakukan pengujian terhadap:

a. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN; b. kebenaran materiil dan perhitungan bukti-bukti pengeluaran;

c. kebenaran perhitungan Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara termasuk memperhitungkan kewajiban penerima pembayaran kepada negara;

d. kesesuaian perhitungan antara bukti pengeluaran dengan Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara;

e. kesesuaian Jen1s belanja yang dapat dibayarkan dengan Kartu Kredit Pemerintah; dan f. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa dalam perjanjian/kontrak, dokumen

serah terima barang/jasa, dan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa g. Berdasarkan hasil pengujian, PPK mengesahkan seluruh bukti-bukti pengeluaran dan

menerbitkan DPT Kartu Kredit Pemerintah. Dalam hal terdapat bukti-bukti pengeluaran yang tidak memenuhi ketentuan, PPK menolak bukti-bukti pengeluaran.

h. Penolakan bukti-bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pemegang Kartu Kredit Pemerintah melalui Surat Pemberitahuan Penolakan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah daftar pengeluaran rill dan dokumen sebagaimana dimaksud diterima. Surat Pemberitahuan Penolakan sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran huruf I PMK 196/PMK.05/2018.

(12)

12

G. PENERBITAN SPBy OLEH PPK

Berdasarkan DPT Kartu Kredit Pemerintah yang telah diterbitkan PPK atas nama KPA menerbitkan SPBy paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah DPT Kartu Kredit Pemerintah ditetapkan.

PPK menyampaikan SPBy kepada BPP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah diterbitkan, dilampiri dengan dokumen sebagai berikut

a. Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas/Perjanjian /Kontrak; b. kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan oleh PPK;

c. faktur pajak dan/ a tau Surat Setoran Pajak (SSP) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan;

d. nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan oleh PPK;

e. DPT Kartu Kredit Pemerintah yang telah ditetapkan oleh PPK; dan f. Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara

H. PENERBITAN SPP OLEH PPK

Berdasarkan permintaan penggantian UP Kartu Kredit Pemerintah yang disampaikan oleh BP/BPP, PPK menerbitkan dan menyampaikan SPP-GUP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen dan bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar.

(13)

13

MODUL SILABI BENDAHARA

A. RUH Kuitansi

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Kuitansi termasuk Kuitansi KKP berdasarkan data DPR yang telah disetujui oleh PPK.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2. Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH Kuitansi.

Penjelasan jendela aplikasi:

 Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

 Tombol “Edit” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

 Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

 Tombol ”Pejabat” : Untuk memilih BP/BPP Penandatangan Kuitansi.

 Tombol ”Cetak” : Untuk mencetak kuitansi/bukti pembayaran.

 Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu RUH Kuitansi.

 Tombol “XLS” : Untuk mengunduh daftar kuitansi ke dalam format excel (.xls).

(14)

14

Penjelasan perekaman kuitansi KKP adalah sebagai berikut:

 Kode PPK : Pilih PPK

 Tabel : Menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK sebagai dasar perekaman kuitansi.

 Nomor Kuitansi : Diisi dengan nomor kuitansi

 Tgl kuitansi : Diisi dengan tanggal kuitansi

 Uraian : Diisi dengan uraian kuitansi

 Jumlah : Terisi otomatis sesuai denga nilai transaksi

 Penerima Barang : Diisi dengan nama yang menerima barang

 Baris kolom pajak (PPN, PPh 21, dst) : Terisi otomatis sesuai input data saat perekaman Daftar Pengeluaran Riil pada modul PPK.

 Validasi : Untuk memproses form isian sebelum proses simpan data dan merubah status Proses pada baris transaksi DPR menjadi Approved.

 Simpan : Untuk menyimpan kuitansi dan menayangkan/mencetak Daftar Pungutan/Potongan Pajak atas KKP dalam SPBy

 Batal : Untuk membatalkan perekaman kuitansi atau keluar dari menu perekaman kuitansi

HAPUS DATA

Untuk melakukan hapus kuitansi, dapat dilakukan dengan klik pada baris kuitansi yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.

B. RUH Transaksi

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Transaksi termasuk Transaksi KKP berdasarkan kuitansi yang telah direkam sebelumnya.

(15)

15

1. Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2. Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH Transaksi.

Penjelasan jendela aplikasi:

 Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

 Tombol “Edit” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

 Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

 Tombol “XLS” : Untuk mengunduh daftar transaksi ke dalam format excel (.xls).

 Tombol ”Filter” : Untuk mencari data transaksi KKP sesuai parameter isian.

(16)

16

REKAM/UBAH DATA

Perekaman transaksi dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan pilihan kode/jenis transaksi.

Ceklist kode/jenis transaksi, selanjutnya tekan tombol pilih untuk menampilkan form berikutnya.

Ceklist baris kuitansi, selanjutnya tekan tombol pilih untuk menampilkan form berikutnya.

(17)

17

Penjelasan perekaman transaksi KKP adalah sebagai berikut:

 No Pembukuan : Terisi otomatis melanjutkan nomor transaksi terakhir, dapat diubah jika diperlukan

 Tanggal buku : Diisi tanggal sesuai dengan tanggal pembukuan transaksi KKP

 No Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai nomor kuitansi yang telah dipilih

 Tgl Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai tanggal kuitansi yang telah dipilih

 Uraian : Terisi secara default berdasarkan kuitansi, dapat diubah jika diperlukan

 Jumlah : Terisi otomatis sesuai nilai kuitansi yang telah dipilih

 Akun : Diisi kode akun pembebanan.

 Rekening : Dipilih nomor rekening BP/BPP.

 Simpan : Untuk menyimpan transaksi.

 Batal : Untuk membatalkan perekaman transaksi atau keluar dari menu perekaman transaksi

HAPUS DATA

Untuk melakukan hapus transaksi, dapat dilakukan dengan klik pada baris transaksi yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.

(18)

18

C. RUH Daftar Pembayaran Tagihan (DPT)

Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Daftar Pembayaran Tagihan KKP berdasarkan transaksi yang telah direkam sebelumnya.

Berikut penjelasan proses perekaman data seperti dibawah ini: 1. Buka Aplikasi SAS dengan user level Bendahara Pengeluaran;

2. Selanjutnya masuk pada menu Bendahara Pengeluaran, pilih sub menu RUH DPT.

Penjelasan jendela aplikasi:

 Tombol “Rekam” : Untuk memulai perekaman baru

 Tombol “Ubah” : Untuk melakukan perubahan data yang sudah ada

 Tombol “Hapus” : Untuk menghapus data yang sudah ada

 Tombol “Cetak” : Untuk mencetak DPT

 Tombol ”Kirim” : Untuk mencari data transaksi KKP sesuai parameter isian.

 Tombol “Keluar” : Untuk keluar dari sub menu RUH DPT.

REKAM/UBAH DATA

Perekaman DPT dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan tayangan sebagai berikut:

(19)

19

Penjelasan jendela aplikasi:

 No_DPT : Terisi otomatis melanjutkan nomor DPT terakhir, dapat diubah jika diperlukan

 Tgl_DPT : Diisi tanggal DPT

 Hapus : Untuk menghapus data yang sudah ada

 Jenis : Diisi dengan Jenis KKP = (1) Perjalanan Dinas atau (2) Modal/Operasional

 Pejabat : Diisi Nama dan NIP Pejabat melalui pilihan pada tombol

 PPK : Diisi Nama dan NIP PPK melalui pilihan pada tombol

(20)

20

REKAM DETAIL DPT

Perekaman detail DPT melalui Tombol akan menghasilkan tampilan sebagai berikut:

 Tombol “Semua” : Untuk ceklist semua transaksi yang muncul pada daftar

(21)

21

 Cetak lembar DPT untuk menjadi lampiran SPP GUP KKP

 Kirim untuk membuat ADK DPT yang akan digunakan untuk membuat SPP GUP KKP

HAPUS DETAIL DPT

Untuk melakukan hapus data detail DPT, dilakukan dengan ceklist baris pada daftar detail DPT yang akan dihapus kemudian klik tombol

D. Terima Limit KKP dari BP

Pada proses awal sebelum BPP melakukan penginputan kuitansi untuk GUP KKP, BBP harus menerima ADK Limit KKP dari BP karena nilai Karwas KKP yang ada di menu RUH Transaksi nilainya masih 0. Untuk menambah limit tersebut caranya sebagai berikut :

1. Masuk di menu Bendahara Pengeluaran, pilh sub menu RUH Transaksi 2. Klik tombol Rekam, cari dan pilih kode 57 – Limit KKP dari BP

Penjelasan jendela aplikasi :

 Kode Satker : Terisi otomatis, berisi kode satker Menko Bidang Perekonomian

 Bendahara : Terisi otomatis, berisi kode bendahara sesuai dengan user login

 Periode : Isi dengan periode transaksi. Terdapat dua opsi yaitu berdasarkan bulan dan berdasarkan tanggal

 ADK : Berisi file ADK yang diunggah dari ADK Limit KKP dari BP. Klik tombol untuk mencari dan memilih file ADK Limit KKP

(22)

22

Setelah itu akan tampil form berikutnya

Penjelasan jendela aplikasi :

 No Pembukuan : Terisi otomatis melanjutkan nomor transaksi terakhir, dapat diubah jika diperlukan

 Tanggal buku : Diisi tanggal sesuai dengan tanggal pembukuan limit KKP

 No Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai nomor kuitansi yang telah dipilih

 Tgl Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai tanggal kuitansi yang telah dipilih

 Uraian : Terisi secara default berdasarkan kuitansi, dapat diubah jika diperlukan

 Jumlah : Terisi otomatis sesuai nilai kuitansi yang telah dipilih

 Akun : Diisi kode akun pembebanan.

 Rekening : Dipilih nomor rekening BP/BPP.

 Simpan : Untuk menyimpan transaksi.

 Batal : Untuk membatalkan perekaman transaksi atau keluar dari menu perekaman transaksi

E. Tugas dan Wewenang BP/BPP

Dalam penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah, BP/BPP mempunyai tugas dan wewenang: 1. menyampaikan kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah Satker kepada PPK;

2. melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah UP Tunai dan UP Kartu Kredit Pemerintah yang dikelola oleh masing-masing BPP dalam pengajuan UP dan/ atau pengaJuan perubahan besaran UP Kartu Kredit Pemerintah Satker ke KPPN;

3. melakukan pengujian atas SPBy, pengujian ketersediaan dana UP Kartu Kredit Pemerintah, dan penyusunan daftar pungutan/potongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy; 4. mengajukan permintaan penggantian UP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPK dengan

menyampaikan SPBy, daftar pungutan/potongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy, beserta dokumen pendukung;

5. menolak SPBy yang diajukan dan mengembalikan kepada PPK dalam hal SPBy tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;

(23)

23

6. mengajukan permintaan pembayaran pertanggungjawaban TUP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPK dengan menyampaikan SPBy, daftar pungutan/potongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy, beserta dokumen pendukung dalam hal pengujian SPBy telah memenuhi persyaratan;

7. melakukan pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy dan melakukan penyetoran atas pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak ke kas Negara sebelum mmelakukan pembayaran tagihan Kartu Kredit Pemerintah; dan

8. melakukan pembayaran tagihan Kartu Kredit Pemerintah melalui pendebitan rekening BP ke rekening Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah setelah pencairan dana SP2D diterima/masuk ke rekening BP

F. Penerimaan dan Pengujian SPBy

1. Berdasarkan SPBy yang disampaikan PPK, BPP melakukan: a. pengujian atas SPBy;

b. pengujian ketersediaan dana UP Kartu Kredit Pemerintah; dan

c. penyusunan daftar pungutan/ potongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy 2. Pengujian atas SPBy meliputi:

a. penelitian kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK; b. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:

c. pihak yang ditunjuk untuk menenma pembayaran; d. nilai tagihan yang harus dibayar;

e. jadwal waktu pembayaran; dan

f. ketersediaan dana yang bersangkutan.

g. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan

h. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit).

3. Dalam hal pengujian SPBy telah memenuhi persyaratan, BPP mengajukan permintaan penggantian UP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPK dengan menyampaikan SPBy, daftar pungutan/potongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy, beserta dokumen pendukung

4. Pengajuan permintaan penggantian UP Kartu Kredit Pemerintah dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak SPBy diterima

5. Dalam hal berdasarkan pengujian, SPBy tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan, BP /BPP menolak SPBy yang diajukan dan mengembalikan kepada PPK paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak SPBy diterima

G. Limit Dan Pembayaran Tagihan Kartu Kredit

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu selaku Administrator unit mengajukan permohonan billing tagihan kepada Bank Penerbit Kartu.

2. BPP berkoordinasi dengan Bendahara Pengeluaran terkait permohonan kenaikan limit kartu jika diperlukan, pembayaran pajak, dan pembayaran tagihan kartu kredit.

3. Bendahara Pengeluaran Pembantu menyampaikan fotokopi DPT UP KKP yang akan di revolve.

4. Bendahara Pengeluaran mencocokkan SP2D GUP KKP dengan DPT UP KKP sebelum membayarkan tagihan kartu kredit pemerintah kepada Bank Penerbit.

(24)

24

5. BP melakukan pembayaran tagihan Kartu Kredit Pemerintah melalui pendebitan rekening BP ke rekening Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pencairan dana SP2D diterima/masuk ke rekening BP.

6. Pendebitan rekening BP /BPP dilakukan sejumlah tagihan yang harus dibayar sebagaimana tercantum dalam DPT Kartu Kredit Pemerintah

7. Sebelum melakukan pembayaran tagihan Kartu Kredit Pemerintah, BP /BPP melakukan pemungutan/ pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy dan melakukan penyetoran atas pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak ke kas Negara sesuai dengan daftar pungutan/potongan

(25)

25

PENJELASAN ALUR PROSES SPP GUP KKP

A. Menerima Limit KKP Awal Tahun di Modul Silabi

Sebelum membuat SPP GUP KKP, untuk tahap pertama BPP harus menerima ADK Limit UP KKP karena di awal tahun nilai saldo Karwas UP KKP di aplikasi Silabi nilainya masih 0. Jika BPP belum menerima ADK Limit UP KKP maka BPP tidak bisa melanjutkan proses pembuatan kuitansi, transaksi KKP, dan Daftar Pembayaran Tagihan (DPT) di Silabi. Berikut cara penginputannya :

1. Pilih menu Bendahara Pengeluaran, lalu pilih sub menu RUH Transaksi; 2. Klik tombol Rekam, pilih kode 57 – Limit KKP dari BP;

3. Setelah itu akan tampil form, lalu unggah ADK Limit KKP yang sudah dikirimkan oleh BP via email; 4. Selanjutnya akan tampil form input seperti gambar dibawah ini

5. Untuk tanggal buku dan tanggal dokumen sumber sesuaikan dengan tanggal SP2D UP awal tahun (tanggalnya akan diinfokan oleh BP);

6. Untuk Jumlah sesuaikan dengan Limit KKP masing-masing (akan diinfokan oleh BP); 7. Setelah itu klik tombol Simpan

B. Membuat Daftar Pengeluaran Riil di Modul PPK

Sebelum membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terlebih dahulu harus membuat Daftar Pengeluaran Riil (DPR) di Modul PPK untuk menginput transaksi KKP yang telah dilakukan oleh pemegang KKP. Cara penginputannya sebagai berikut :

(26)

26

1. Pilih menu Lainnya, lalu pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah, kemudian akan tampil beberapa sub menu lagi, pilih sub menu Daftar Pengeluaran Riil, maka akan tampil form seperti gambar dibawah ini :

2. Klik tombol Rekam, selanjutnya akan tampil form :

3. Untuk No_DPR, Tgl_DPR, Kota akan terisi otomatis tapi bisa diubah sesuai kebutuhan. Klik tombol lalu pilih No_KKP/Nama Pemegang KKP yang melakukan transaksi KKP;

(27)

27

5. Untuk No_SPD isi sesuai dengan Nomor SPD yang ada di dokumen perjadin, begitu pula dengan Nama_SPD, Tgl_SPD, dan NIP_SPD;

6. Setelah itu klik tombol lagi yang posisinya berada diatas tabel untuk menginput transaksi KKP. Selanjutnya akan tampil form untuk merekam Daftar Pengeluaran Riil, seperti gambar di bawah ini:

7. Pada tabel, input nilai transaksi di kolom jumlah sesuaikan dengan kode akun dan ketersediaan Pagu;

8. Selanjutnya di bagian Rincian, isi keterangan transaksi misalnya : “Perjadin Solo tanggal 23 Februari 2020 an. Ali dkk”;

9. Pada bagian Bukti pilih “Ya” atau “Tidak” jika terdapat bukti transaksi atau tidak;

10. Untuk bagian Pagu dan Jumlah akan terisi otomatis. Selanjutnya di bagian Kategori pilih jenis kategori transaksi misalnya “Hotel/Penginapan”;

11. Pada bagian Tgl_Transaksi isi sesuai dengan tanggal transaksi tersebut dilakukan;

12. Pada bagian Nama_Toko klik tombol maka akan tampil tabel yang berisi kolom Nama, NPWP dan Alamat Rekanan. Jika belum ada nama rekanan di list tersebut, silakan diinput terlebih dahulu. Jika sudah ada silakan dipilih. Setelah mengklik tombol Pilih maka dibagain Nama_Toko dan Alamat akan terisi otomatis;

13. Pada bagian Pajak, akan statusnya akan disabled jika transaksi KKP-nya adalah Perjadin dan akan

enabled jika transaksi KKP-nya adalah Operasional;

(28)

28

C. Persetujuan Daftar Pengeluaran Rill di Modul PPK

Daftar Pengeluaran Riil (DPR) yang sudah dibuat harus diverifikasi dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK. Persetujuan tersebut dilakukan di Modul PPK. Caranya sebagai berikut :

1. Pilih menu Lainnya, pilih sub menu Kartu Kredit Pemerintah. Kemudian tampil beberapa sub menu lagi pilih Persetujuan Daftar Pengeluaran Riil maka akan tampil form berikut :

2. Setelah itu PPK memilih data pemegang KKP yang ada pada tabel pertama dengan cara memberikan tanda centang;

3. Kemudian di tabel kedua akan tampil transaksi yang telah dilakukan oleh pemegang tersebut. PPK bisa memilih semua atau salah satu dari transaksi tersebut. Jika memilih semua, PPK melakukan centang pada tulisan “Semua”, jika memilih salah satu saja cukup memberikan tanda centang pada transaksi yang diinginkan;

4. PPK punya hak untuk menyetujui dan menolak DPR. Jika setuju, di bagian Status, PPK memilih opsi “Setuju”. Jika menolak, PPK memilih opsi “Tolak”;

5. Di bagian Alasan, PPK dapat menginput alasan mengapa DPR disetujui atau ditolak;

6. Setelah itu klik tombol Proses maka transaksi yang dipilih akan berubah warna menjadi hijau. Lalu klik tombol “Simpan”;

7. Selanjutnya akan tampil jendela cetak layar Surat Perintah Bayar (SPBy), silakan di cetak ataupun dijadikan file pdf.

D. Membuat Kuitansi di Modul Silabi

Setelah membuat DPR dan SPBy terbit, BPP membuat kuitansi di modul Silabi. Cara pembuatan kuitansinya hampir sama seperti membuat kuitansi UP Tunai.

E. Menginput Transaksi KKP di Modul Silabi

Kuitansi KKP sudah dibuat dan dicetak, selanjutnya BPP menginput transaski KKP. Caranya sebagai berikut :

(29)

29

2. Klik tombol Rekam, lalu pilih Kode 58 – Transaksi KKP dan akan tampil list kuitansi KKP yang telah dibuat sebelumnya seperti gambar di bawah ini :

3. Pilih salah satu kuitansi yang ingin ditransaksikan dengan cara memberikan tanda centang pada kuitansi yang dipilih, lalu klik tombol Pilih maka akan tampil form transaksi KKP;

4. Pada bagian Tanggal Buku diisi sesuai dengan tanggal pembukuan transaksi KKP;

5. Pada bagian Uraian dan Jumlah dicek lagi apakah datanya sudah benar, setelah itu klik tombol

(30)

30

F. Membuat Daftar Pembayaran Tagihan di Modul Silabi

Setelah membuat transaksi KKP, tugas BPP selanjutnya adalah membuat Daftar Pembayaran Tagihan atau DPT. Cara membuatnya sebagai berikut :

1. Pilih menu Bendahara Pengeluaran, lalu pilih sub menu RUH DPT dan akan tampil form DPT

(31)

31

3. Pada bagian No_DPT dan Tgl_DPT terisi otomatis, tapi bisa diubah sesuai dengan kebutuhan; 4. Pada bagian PPK, klik tanda lalu pilih PPK, untuk kota diisi sesuai dengan kota satker;

5. Lalu klik tombol yang terdapat pada sisi kanan atas tabel, maka akan tampil jendela baru yang berisi list transaksi. Beri tanda centang pada “Semua” jika seluruh transaksi ingin dibuat DPT-nya. Atau bisa juga memilih salah satu saja. Setelah itu klik tombol Proses lalu klik tombol Simpan

6. Setelah itu akan tampil jendela yang berisi data DPT yang sudah dibuat. Berikan tanda centang pada DPT tersebut. Lalu klik tombol Cetak jika ingin mencetak DPT dan klik tombol Kirim untuk membuat ADK DPT yang nantinya akan diunggah pada saat membuat SPP UP KKP

(32)

32

G. Membuat SPP

Kuitansi, transaksi KKP, dan DPT sudah dibuat semua oleh BPP selanjutnya adalah membuat SPP GU KKP. Cara pembuatannya hampir sama seperti membuat SPP GU Tunai. Perbedaannya adalah : 1. Pada Jenis SPP/SPM. Input kode 26 untuk SPP/SPM GUP KKP atau kode 27 untuk SPP/SPM

PTUP KKP;

2. Perbedaan lainnya adalah untuk mendapatkan data transaksi KKP yang diinput oleh Bendahara, perlu menggunggah ADK DPT. Maka di form SPP terdapat Tombol DPT untuk mengambil ADK DPT yang telah dikirimkan sebelumnya melalui modul SILABI Pengeluaran. Kolom pengisian berikutnya akan terisi secara otomatis sesuai data DPT.

3. Uraian SPP KKP juga berbeda dengan uraian SPP UP Tunai. Untuk format uraiannya sebagai berikut :

“Penggantian Uang Persediaan KKP Untuk Keperluan Belanja Barang (UNIT) Sesuai SPP Nomor xxx Tanggal xxx)”

“Penggantian Uang Persediaan KKP Untuk Keperluan Belanja Modal (UNIT) Sesuai SPP Nomor xxx Tanggal xxx)”

Setelah proses perekaman SPP GUP/PTUP KKP selesai, selanjutnya proses catat, cetak, dan kirim SPP/SPM mengikuti prosedur umum Aplikasi SAS.

H. Menginput Kembali Limit UP KKP

SPP GU KKP sudah SP2D, hal selanjutnya yang dilakukan adalah BP melakukan transfer pembayaran KKP. Kemudian BP akan mengirimkan ADK Limit UP KPP untuk mengembalikan nilai limit karwas KKP yang tadinya berkurang. Cara inputnya sama seperti yang dijelaskan di poin A di bab ini.

(33)

33

KELENGKAPAN DOKUMEN SPP GUP KKP

Dokumen kelengkapan yang harus dilampirkan dalam pertanggungjawaban SPP GUP KKP tidak berbeda dengan kelengkapan SPP GUP secara tunai, namun terdapat beberapa penyesuaian diantaranya sebagai berikut.

A. Dokumen Perjalanan Dinas (Tiket dan Hotel) : 1. Daftar Pembayaran Tagihan (DPT) 2. Daftar Pengeluaran Riil (DPR) 3. Daftar Pungutan Pajak (jika ada) 4. Lembar Nominatif

5. Kuitansi dan/atau Bukti Bayar dan/atau struk dari mesin EDC dan/atau fotocopy billing dari bank yang disahkan dari PPK

6. Dokumen lain yang dipersyaratkan dengan catatan :

 Surat Tugas (ST) dapat berupa fotocopy apabila ST asli dilampirkan pada pertanggungjawaban uang saku

 Surat Perjalanan Dinas (SPD) dapat berupa fotocopy apabila SPD asli dilampirkan pada pertanggungjawaban uang saku

 Rincian biaya hanya terdiri dari tiket transportasi dan/atau biaya penginapan, serta biaya materai (jika ada). Uang harian dan pengeluaran riil (jika ada) ditagihkan melalui mekanisme lain (UP Tunai atau LS Bendahara) pada SPP terpisah

 Uang harian yang ditagihkan pada SPP terpisah tetap melampirkan FC Boarding Pass/tiket transportasi dan FC kuitansi hotel yang aslinya telah dilampirkan pada SPP GUP KKP

 Sangat diimbau agar pertanggungjawaban uang tiket dan hotel melalui UP KKP dan uang harian melalui LS Bendahara diajukan pada saat yang sama.

B. Dokumen Belanja Oerasional/Modal non Perjalanan Dinas : 1. Daftar Pembayaran Tagihan

2. Daftar Pengeluaran Riil

3. Daftar Pungutan Pajak (jika ada) 4. Lembar Nominatif

5. Kuitansi dan/atau Bukti Bayar dan/atau struk dari mesin EDC dan/atau fotocopy billing dari bank yang disahkan dari PPK

6. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan seperti biasa.

(34)

34

(35)

35

(36)

36

(37)

37

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti dari guru mapel matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Bantarsari bahwa nilai rata-rata ulangan bab aljabar siswa kelas

Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan proses penciptaan karakter fantasi sebagai ilustrasi grafis dari tema kepribadian manusia menurut enneagram.

Sebagaimana perincian lima teras strategik dalam Pelan Integriti PDRM 2016 – 2020 dan empat dimensi merungkai konsep integriti organisasi kepolisan yang ditonjolkan Teori

Mengetahui peran dari keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional di tengah angkutan umum di Kecamatan Majalaya.. Mengetahui perihal delman

Untuk membuat klise cetak yang digunakan sebagai alat reproduksi, yaitu dengan memindahkan gambar (desain) yang sudah ada di atas permukaan kain screen dengan cara sebagai

PROJECT SCOPE MANAGEMENT KULIAH TAMU ARSITEKTUR ITB: PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAN DAN PEMBANGUNAN KEBIJAKAN. INSTITUT

Penjelasan Becker di atas menggambarkan betapa standar estetika karya kriya sangat ditentukan oleh kepentingan orang-orang yang melingkari jagat

seperti apa perekonomian di negeri ini, sekarang dan ke depan, dan apa yang mesti kita lakukan bersama untuk benar-benar mencapai kondisi perekonomian yang jauh lebih baik