• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Higiene Perorangan, Perilaku Pedagang dan Sanitasi Tempat Penjualan dengan Keberadaan Salmonella sp. pada Daging Ayam di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Higiene Perorangan, Perilaku Pedagang dan Sanitasi Tempat Penjualan dengan Keberadaan Salmonella sp. pada Daging Ayam di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal mutlak yang perlu dijaga, bukan hanya menjadi tanggung jawab individu semata melainkan juga tanggung jawab bagi masyarakat maupun pemerintah. Pemenuhan kebutuhan kesehatan bisa didapat dari makanan. Makanan bergizi dapat bersumber dari bahan pangan tumbuhan maupun hewan. Salah satunya adalah daging yang merupakan sumber hewani (Suardana dan Swacita, 2009). Menurut Soeparno (1994) yang menutip pendapat Forrest, protein adalah komponen bahan kering yang terbesar dalam daging.

Daging ayam rentan terhadap bahaya biologi yang merupakan benda hidup, umumnya mikroba yang keberadaannya pada bahan pangan akan menimbulkan masalah kesehatan konsumen (Mubarak dan Chayatin, 2009). Bakteri Salmonella sering mengontaminasi daging ayam, berperan sebagai infeksi pada manusia(Mandal, 2008). Infeksi oleh karena Salmonella dapat dibagi menjadi infeksi non-tifoid (yang paling dominan adalah penyakit diare) dan demam tifoid atau demam enterik yang disebabkan oleh Salmonella ser. Typhi dan Salmonella ser. Paratyphi (Lesmana, 2006).

(2)

Penyakit semacam ini disebut penyakit bawaan makanan atau foodborne

disease (Mubarak dan Chayatin, 2009). Yang dimaksud dengan penyakit bawaan

makanan adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba patogen, kecuali keracunan (Soemirat, 2009).

Salmonella ditemukan pada daging bukan dibagian dalamnya karena

biasanya yang menyebabkan kontaminasi dari daging tersebut adalah flora usus hewan yang bersangkutan pada saat disembelih. Bakteri ini tahan hidup diberbagai kondisi lingkungan seperti keadaan dingin ataupun suhu yang agak panas (Lesmana, 2006).

Di Indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Data Riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi tifoid yang didiagnosa oleh tenaga kesehatan adalah 0,79 %. Angka kesakitan tifoid di Indonesia yang tercatat di buletin WHO 2008 sebesar 81,7 per 100.000 dibagi menurut golongan umur 0-1 tahun (0,0/100.000), 2-4 tahun (148,7/100.000), 5-15 tahun (180,3/100.000), >16 tahun 51,2/100.000 /tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penderita terbanyak pada usia 2-15 tahun (Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung, 2014).

Penularannya melalui konsumsi daging yang dimasak kurang matang terutama unggas, daging sapi, babi, telur ayam yang terinfeksi melalui saluran telur, dan susu mentah (Mandal, 2008).

(3)

ayam dan 83 sampel hati ayam, hasil uji laboratorium menunjukan 7,9 % daging ayam dan 14,4% hati ayam tercemar bakteri Salmonella. Kondisi ini mencerminkan bahwa daging ayam dan hati ayam yang beredar di pasar DKI Jakarta belum bebas dari bakteri Salmonella.

Selain itu, hasil penelitian oleh Restika (2012) dari 24 sampel daging ayam yang berada di 3 pasar tradisional di kota Tangerang Selatan (Pasar Jombang, Pasar Bukit, Pasar Modern) kemudian diuji keberadaan Salmonella berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 2897 Tahun 2008. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa ditemukan Salmonella pada daging ayam di setiap pasar dengan persentase Pasar Jombang 33,3% (1 dari 3 sampel), Pasar Bukit 18,2% (2 dari 11 sampel), Pasar Modern 10% (1 dari 10 sampel) dan persentase total sebesar 16,7% (4 dari 24 sampel).

Berdasarkan hasil penelitian Aerita (2013) di wilayah Kabupaten Tegal, yaitu Pasar Banjaran dan Pasar Trayeman mulai tanggal 25 juli 2013 sampai dengan 31 juli 2013 bahwa 16 pedagang dengan higiene buruk, terdapat 31,3% (5 sampel ) yang positif Salmonella dan 68,8% (11 sampel) yang negatif Salmonella. Sedangkan 14 pedagang yang higiene pedagangnya baik, terdapat 100% (14 sampel) negatif Salmonella. Dari 5 pedagang yang sanitasinya buruk, terdapat 60% (3sampel) yang positif Salmonella dan 40% (2 sampel) yang negatif

(4)

Kabupaten Tegal, ada hubungan sanitasi dengan kontaminasi Salmonella pada daging ayam potong di Pasar Banjaran dan Pasar Trayeman Kabupaten Tegal.

Proses keamanan dan kelayakan daging ayam harus dilakukan sedini mungkin. Karena bahan pangan seperti daging ayam dapat tercemar oleh mikroorganisme sebelum dipanen atau dipotong (pencemaran primer) dan sesudah dipanen atau dipotong (pencemaran sekunder).Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu kontaminasi oleh mikroorganisme yaitu higiene dan sanitasi.Higiene pada pedagang sangat berpengaruh terhadap keamanan pangan, agar bahan pangan tidak tercemar. Sedangkan sanitasi tempat penjualan dilakukan untuk pengendalian kondisi lingkungan sejak penanganan bahan baku sampai proses distribusi (Hariyadi dan Ratih, 2009).

Setelah melakukan survei di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan, di kecamatan ini terdapat 3 pasar tradisional diantaranya yaitu Pasar Pringgan yang terdiri dari 13 pedagang daging ayam, Pasar Padang Bulan yang terdiri dari 5 pedagang daging ayam, dan Pasar Sembada yang terdiri dari 15 pedagang daging ayam. Jumlah pedagang daging ayam keseluruhan sebanyak 33.

(5)

Pencucian dilakukan didalam ember yang berisi air untuk mencuci karkas dan dipakai berulang-ulang. Hal ini tentu mempengaruhi kebersihan daging ayam dan memungkinkan daging ayam terkontaminasi Salmonella sp. yang merupakan flora normal pada usus ayam dan dikeluarkan bersama tinja.

Tempat penjualan dan tempat penyembelihan ayam juga tidak dipisahkan antara daerah kotor dan daerah bersih, dimana daerah kotor merupakan daerah dengan tingkat pencemaran biologik, kimiawi, dan fisik yang tinggi. Sehingga memungkinkan daging untuk terkontaminasi Salmonella sp.yang berasal dari kotoran ayam pada proses penyembelihan.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan higiene perorangan pedagang, perilaku pedagang dan sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan higiene perorangan, perilaku pedagang, dan sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan Salmonella

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan higiene perorangan, perilaku pedagang, dan sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui higiene perorangan para pedagang daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

2. Untuk mengetahui pengetahuan pedagang daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

3. Untuk mengetahui sikap pedagang daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

4. Untuk mengetahui tindakan pedagang daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

5. Untuk mengetahui sanitasi tempat penjualan daging ayam di pasar tradisonal Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

6. Untuk mengetahui keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

7. Untuk mengetahui hubungan higiene perorangan dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

(7)

8. Untuk mengetahui hubungan perilaku pedagang (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

9. Untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

Kota Medan.

1.4 Hipotesis

1. Ho: tidak ada hubungan antara higiene perorangan pedagang dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

H1: ada hubungan antara higiene perorangan pedagang dengan keberadaanSalmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

2. Ho: tidak ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

Kota Medan.

H1: ada hubungan antara pengetahuan pedagang dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

Kota Medan.

3. Ho: tidak ada hubungan antara sikap pedagang dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

(8)

H1: ada hubungan antara sikap pedagang dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

4. Ho: tidak ada hubungan antara tindakan pedagang dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

Kota Medan.

H1: ada hubungan antara tindakan pedagang dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

5. Ho: tidak ada hubungan antara sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan

Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru

Kota Medan.

H1: ada hubungan antara sanitasi tempat penjualan dengan keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai gambaran dan informasi tentang pentingnya higiene perorangan, pengetahuan pedagang dan sanitasi tempat penjualan daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Medan Baru Kota Medan sehingga memenuhi syarat kesehatan.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pokja Panitia Pengadaan Pada Satker Deputi Bidang KB dan KR BKKBN Pusat TA 2013 akan melaksanakan pelelangan Ulang sederhana pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

bahwa untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan, pada tanggal 21 Juli 2010 di

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan sub bidang jasa periklanan golongan non kecil , dengan terlebih dahulu melakukan registrasi

Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota berasal dari perseorangan tidak dapat menjalankan tugas karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1), dilakukan

Kelompok Kerja II Unit Layanan Pengadaan di Lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan (Pokja II ULP Setjen) akan melaksanakan pelelangan sederhana

sesi tanya jawab tersebut terdapat pertanyaan yang diajukan oleh calon peserta lelang. Tipe Madya Pabean

Sebagai generasi penerus, tugas kita sebagai seorang pelajar adalah seperti dibawah ini,.. kecuali