• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Istirahat Tidur

1. Pengkajian

Pengkajian dimulai dari biodata, riwayat-riwayat penyakit dan riwayat lainnya, alasan masuk rumah sakit, keluhan pada saat dikaji, dan pengkajian khusus untuk Domain ke-4, kelas 1: kebutuhan istirahat/tidur, berikut ini adalah pengkajian Domain ke-4, kelas satu, khusus kebutuhan istirahat/tidur menurut NANDA-1:

Istirahat-Tidur Data subjektif

a. Tidur sebelum dan selama sakit: waktu, jam/lama, kualitas bangun tidur Kapan mulai tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan bangun tidur, apakah merasa puas/lelah/masih ngantuk/tidak puas, apakah pasien merasa ada perubahan waktu dan kualitas tidur sebelum dan selama sakit saat ini?

b. Masalah tidur, kesulitan tidur, dan sering terbangu lebih awal

Keluhan yang dialami/rasakan selama tidur, apakah sering mimpi yang dapat mempengaruhi tidurnya, apakah ada faktor-faktor lain misalnya bising, nyeri, dan lain-lain yang mempengaruhi tidur pasien, apakah sering terbangun lebih awal/pada saat tidur dan susah melanjutkan tidur, adakah kesulitan memulai tidur? Data objektif

a. Observasi kebutuhan tidur: waktu mulai tidur, lama tidur, keadaan tidur. b. Observasi lingkungan

c. Observasi nonverbal pasien.

(2)

2. Analisa Data

Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien (Prasetyo, 2010).

Menurut Wilkinson (2006), analisa data dari diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dibagi menjadi data subjektif dan data objektif antara lain:

a. Data subjektif

Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapatistirahat dengan baik.

b. Data objektif

Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase REM, (misalnya mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi), penurunan proporsi tidur tahap 3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap 1, total waktu tidur kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun, gangguan dorongan diri untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur, awitan tidur lebih dari 30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa keperawatan NANDA

Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada pasien yang mengalami masalah pada Domain ke-4 kelas satu, yaitu:

a. Insomnia

Pasien mengalami gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang menghambat fungsi.

Penyebab terjadinya insomnia:

- Pola aktivitas (misalnya waktu, kuantitas). - Ansietas

- Depresi

- Faktor linngkungan (kebisingan, kelembaban, tatanan tempat tidur yang kurang nyaman, dan lain sebagainya).

(3)

- Tidur siang atau tidur sore lama - Berduka

- Perubahan hormone terkait jenis kelamin

- Gangguan pola tidur normal (misalnya, berpergian, kerja shift) - Konsumsi alkohol, kafein, obat, atau substansi lainnya.

- Tidur terputus

- Tangguang jawab sebagai orang tua

- Ketidaknyamanan fisik (nyeri panas, sesak napas, mual, dan lain sebagainya). - Stres

Didapatkan beberapa data-data yang mendukung, berikut ini adalah data-data yang dapat memperkuat dalam menegakkan diagnose insomnia apabila pada pasien yang dirawat didapatkan beberapa data dan tidak harus semua data yang ada berikut ini:

- Afek tampak berubah - Tampak kurang bergairah.

- Menyatakan perubahan dalam perasaan. - Menyatakan penurunan status kesehatan. - Menyatakan penurunan kualitas hidup. - Menyatakan sulit berkonsentrasi. - Menyatakan sulit tidur.

- Menyatakan sulit tidur nyenyak.

- Menyatakan kurang puas tidur (pada saat ini). - Menayatakan kurang bergairah.

- Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada keesokanhari.

- Menyatakan terbangunterlalu pagi. - Sering membolos dari aktivitas. b. Deprivasi tidur

Priode panjang tanpa tidur (“tidur ayam”, yang priodik dan alami secara terus menerus).

(4)

- Demendia.

- Paralisis tidur familial.

- Hipersomnilen system saraf pusat idiopatik. - Aktivitas di siang hari tidak adekuat.

- Narkolepsi. - Mimpi buruk.

- Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur.

- Pergerakan ekstremitas periodic (misalnya, sindrom resah kaki mioklonus noktural).

- Apnea tidur.

- Enuresis ketika tidur. - Ereksi nyeri ketika tidur. - Terror tidur.

- Tidur berjalan. - Sindrom sundowner.

- Ketidaksingkronan irama sirkardi yang terus menerus. - Stimulasi lingkungan yang terus menerus.

- Hygiene tidur tidak adekuat yang terus menerus. - Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur.

Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose Deprivasi tidur adalah:

- Konfusi akut. - Agitasi. - Ansietas. - Apatis.

- Sering memberontak. - Mengantuk di siang hari.

- Penurunan kemampuan berfungsi. - Keletihan.

- Fleeting nystagmus. - Halusinasi.

(5)

- Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri. - Ketidakmampuan konsentrasi.

- Iritabilitas. - Letargi. - Lesu. - Malaise.

- Gangguan persepsi (gangguan sensasi tibuh, waham, merasa “melayang/sempoyongan”).

- Gelisah. - Reaksi lambat. - Paranoia sementara.

c. Kesiapan Meningkatkan Tidur

Pola “tidur ayam” yang priodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat ditingkatkan.

Penyebab terjadinya kesiapan meningkatkan tidur, masih belum diketahui. Data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnose devrivasi tidur adalah: - Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan.

- Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur. - Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur. - Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja. - Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.

d. Gangguan Pola Tidur.

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur kibat factor eksternal. Penyebab terjadinya gangguan pola tidur:

- Kelembaban lingkungan sekitar. - Suhu lingkungan sekitarnya. - Tangguang jawab pemberi asuhan.

- Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap.

- Gangguan (misalnya untuk tujuan terapeutik, pementauan, pemeriksaan laboratorium).

(6)

- Pencahayaan. - Bising. - Bau gas. - Restrain fisik. - Teman tidur.

- Tidak familier dengan perabotan tidur.

Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose gangguan pola tidur adalah:

- Perubahan pola tidur normal. - Penurunan kemampuan berfungsi. - Ketidak puasan tidur.

- Menyatakan sering terjaga.

- Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur. - Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.

4. Intervensi

Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah gangguan istirahat dan tidur. Masalah tersebut seringg berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit yang di deritanya. Walaupun begitu, perawat mesti membantu klien untuk dapat beristirahat dan tidur. Berikut ini merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat.

a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan: 1. Pintu kamar klien ditutup.

2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan.

3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain.

b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan music, membaca, dan berdo’a.

c. Diet.

1. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju.

2. Hindari banyak minum sebelum tidur.

(7)

e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenagkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stress sebelum tidur.

f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan: 1. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur. 2. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur.

3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah.

4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesic 30 menit sebelum tidur. g. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.

(8)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama :Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 26 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Gang Patri No. 16 Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas

Tanggal Persalinan : 10 Mei 2016 Ruangan/kamar : Klinik Niar Golongan darah : O

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2016 Diagnosa Medis : Persalinan Normal

b. Keluhan Utama :

Ny. A mengatakan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak cukup istirahat karena menyusui anaknya dan suhu lingkungan rumah/kamar panas.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Provocative/palliative

a) Apa Penyebabnya :

Ny. A mengatakan bahwa gangguan tidur ini setelah persalinan atau melahirkan karena menyusui anak dan suhu lingkungan di sekitar rumah/kamar panas.

(9)

2) Quantity/quality

a) Bagaimana dirasakan

Ny. A mengatakan tubuhnya lemas, kepala sedikit pusing, dan terasa ngantuk tetapi sulit untuk tidur.

b) Bagaimana dilihat

Ketika di observasi Ny. A tampak lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata berwarna hitam.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami

Maag, demam, batuk dan filek.

2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Hanya meminum obat yang dibeli dari warung.

3) Pernah dirawat/dioperasi

Tidak pernah

4) Lama dirawat

Tidak ada

5) Alergi

Tidak ada alergi obat, makanan dan minuman

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Orang tua

Maag, asam urat

2) Saudara kandung

Kanker Thiroid

3) Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan.

4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan

5) Anggota keluarga yang meninggal

Tn. A (abang Ny. A)

6) Penyebab meninggal

(10)

f. Riwayat Obstetrik

G: 3 P: 3 A: 0 HPHT: 10-17 Agustus 2015 TTP: 10 Mei 2016

No

Umur

Komplikasi/Masalah Kondisi

Anak Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1. 6 Tahun Tidak Ada

g. Riwayat Keadaan Psikososial

1) Konsep Diri:

- Gambaran Diri:Ny. A menyatakan bahwa ia menyukai tubuhnya - Ideal Diri:klien mengatakan agar cepat pulih setelah melahirkan. - Harga Diri:Ny. A mengatakan sangat bahagia dengan hidupnya dan

telah mendapatkan 3 orang anak.

- Peran Diri:Ny. A berperan sebagai istri dan ibu untuk 3 orang anaknya - Identitas: Seorang ibu rumah tangga dengan tiga (3) anak

2) Hubungan sosial:

- Orang yang berarti : Anak-anak, suami dan kedua orang tuanya

- Hubungan dengan keluarga : Baik, Ny. A sering bersillaturahmi kerumah keluarganya.

- Hubungan dengan orang lain : Baik

(11)

3) Spiritual:

- Nilai dan keyakinan : Klien percaya dengan keyakinan agama yang dianutnya

- Kegiatan ibadah : Ny. A selalu shalat 5 waktu, mengikuti perwiritan di lingkungan tempat tinggalnya dan mengikuti pengajian.

h. Status Mental

Tidak ada kelainan status mental, penampilan Ny. A rapi, afek; sesuai, interaksi selama wawancara; kooperatif, dan memori; tidak ada gangguan daya ingat.

i. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Ny. A terlihat lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata tampak berwarna hitam.

2) Tanda-tanda Vital

- Suhu tubuh : 36,7 0C - Tekanan darah : 100/80 mmHg

- Nadi : 80 x/i

- Pernafasan : 20 x/i

- TB : 157 cm

- BB Sebelum Melahirkan : 63 kg - BB Setelah Melahirkan : 55 kg

3) Pemeriksaaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan - Kulit Kepala: Kulit kepala tampak bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut tumbuh merata dan tebal - Bau: Tidak berbau

(12)

Wajah

- Warna kulit: Pucat

- Struktur wajah: Tampak wajah pucat seperti mengantuk, dan sering menguap.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan: Mata lengkap (2) dan simetris - Palpebral: Kelopak mata bengkak

- Konjungtiva dan Sklera: konjungtiva pucat, lingkar mata hitam dan mata tampak kemerahan.

- Pupil: isokor

- Cornea dan iris: Tidak ada kelainan pada kornea dan iris - Visus: Normal

- Tekanan bola mata: Tidak ada kelainan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi: Tidak ada kelainan pada tulang hidung dan posisi septum nasi

- Lubang hidung: Lubang hidung 2 dan tampak bersih - Cuping hidung: Tidak terdapat pernapasan cuping hidung

Telinga

- Bentuk telinga : Tidak ada kelainan

- Lubang telinga : Ada 2 kiri dan kanan, dan tidak ada kelainan

- Ketajaman Pendengaran: Tidakdilakukan pemeriksaan

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab - Keadaan gigi dan gusi : Gigi bersih

- Keadaan Lidah : Lidah bersih

- Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan

Leher

- Posisi trachea : Tidak ada kelainan

(13)

- Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe - Vena Jugularis : Tidak Nampak penonjolan vena jugularis

Pemeriksaan integument

- Kebersihan : Bersih - Kehangatan : Hangat

- Warna : Kuning Langsat

- Turgor :Turgor kulit kembali cepat ke keadaan semula saat dicubit tidak ada tanda dehidrasi.

- Kelembaban : Tidak lembab

- Kelainan pada kulit : Terdapat bintik-bintik merah pada leher

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan Bentuk: Simetris dan tidak ada kelainan - Warna payudara dan areola: areola hitam

- Kondisi payudara dan putting: Bersih dan putting menonjol keluar - Produksi ASI : lancar, pertama kali keluar setelah 2 hari pasca

persalinan

- Aksilla: Tidak ada benjolan pada aksilla

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks (Normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis): Tidak dilakukan pemeriksaan

- Pernapasan (frekuensi, irama): Tidak dilakukan pemeriksaan - Tanda kesulitan bernafas: Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara: Tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan

- Auskultasi (suara napas, suara ucapan, suara tambahan): Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan jantung

(14)

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris dan tidak ada benjolan - Auskultasi: Saat diauskultasi terdengar suara bising usus 6 x/menit. - Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Tidak ada

nyeri tekan.

- Perkusi (suara abdomen): saat di perkusi bunyi abdomen tympani - Pada ibu nipas (involusio uteri; TFU, lokasi uterus,): TFU 7 cm,

lokasi pertengahan pusat dan simpisis

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia: rambut pubis ada, dan genetalia bersih

- Anus dan perenium : tidak ada kelainan/haemoragik pada anus, perenium bersih

- Pada ibu nifas: lochea serosa, berwarna kuning

- Kondisi perenium; Ada luka episiotomy (1 hekting), REEDA tidak ada kelainan.

Pemeriksaanmusculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan

otot, edama) :Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis):

Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi motorik :

Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas

dingin, getaran)

Tidak dilakukan pemeriksaan

j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

1) Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Ny. A makan 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : Ny. A mengatakan nafsu makan dan menghabiskan diet dalam 1 porsi

- Nyeri ulu hati : Ny. A mengatakan tidak ada nyeri ulu hati - Alergi : Tidak ada alergi makanan dan minuman

(15)

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : -

- Waktu pemberian makan : Pagi jam 07.00, siang jam 12.30, malam jam 19.00 WIB.

- Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi makanan biasa

- Waktu pemberian cairan/minum : Ketika Ny. A merasa haus

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada masalah

2) Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh: Tubuh Ny. A bersih karena mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)

- Kebersihan gigi dan mulut : Saat di observasi gigi dan mulut Ny.A tampak bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Saat di observasi kuku kaki dan tangan Ny. A bersih

3) Pola kegiatan/Aktivitas Istirahat

- Sebelum melahirkan:

Ny. A tidur pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB, kadang terbangun hanya ingin BAK, dan tidur siang jam 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB bersama kedua anaknya.

- Setelah melahirkan

Saat ini Ny. A hanya tidur 4 jam/hari, 4 jam pada malam hari, mulai tidur jam 21.00 WIB dan sering terbangun pada pukul 22.30 WIB, 03.00 WIB untuk menyusui anaknya, dan 30 menit pada siang hari.

4) Pola eliminasi

a) BAB

- Pola BAB: 1 kali sehari, BAB sejak 2 hari pasca persalinan - Karakter feses : Lembek

- Riwayat perdarahan: Tidak ada

- BAB terakhir: Pada pagi hari jam 08.00 WIB, 17 mei 2016 - Diare: Tidak ada diare

(16)

b) BAK

- Pola BAK: Pola BAK 7-8 x/hari, miksi pertama 4 jam pasca persalinan ±200 cc

- Karakter urine: Kuning jernih

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Nyeri BAK skala 2

- Riwayat nyeri ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal

- Penggunaan diuretic: Tidak ada - Upaya mengatasi masalah: Tidak ada

k. Mekanisme koping

(17)

2. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah Keperawatan

1. DS:

Ny. A mengatakan susah memulai tidur dan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak cukup istirahat karena menyusui anaknya dan suhu lingkungan

- Kantong/lingkar mata tampak hitam

- Sering menguap - Lama tidur;

· Tidur siang 30 menit/hari, dan kadang tidak tidur siang.

· Tidur malam 4 jam/hari;

(18)

- Terbangun 3 kali atau lebih di malam hari. 2. DS:

Ny. A mengatakan mengalami gangguan tidur, merasa tidak menggaruk bagian leher

3. Rumusan Masalah

a. Masalah Keperawatan - Gangguan Pola Tidur - Gangguan Rasa Nyaman

b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

(19)

2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan yang mengganggu ditandai dengan klien melaporkan merasa panas, perasaan

(20)

Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu/18 Mei 2016

1. Tujuan dan Kriteria Hasil:

Pasien menunjukkan tidur, ditandai dengan indikator berikut:  Jumlah jam tidur tidak terganggu

 Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat

 Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat  Tidur siang yang sesuai usia

 Terjaga dengan waktu yang sesuai

Rencana Tindakan Rasional

Peningkatan Tidur

 Jelaskan pentingnya tidur yang cukup

 Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur

 Sesuaikan lingkungan

 Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi terjadinya

 Pemberian informasi yang tepat dapat memotivasi klien agar berusaha memperbaiki kualitas tidurnya.  Pola tidur klien dapat

membantu intervensi selanjutnya.

 Lingkungan yang nyaman membantu tubuh menjadi lebih rileks sehingga dapat mempermudah tidur

 Pemberian informasi dan mengetahui factor

(21)

gangguan pola tidur.

 Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang mengganggu tidur.  Anjurkan untuk tidur siang

di siang hari, jika di indikasikan untuk memenuhi kebutuhan tidur.

 Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur

kontribusi dapat memperbaiki kualitas tidurnya.

 Gangguan tidur dapat diakibatkan oleh beberapa jenis makanan dan minuman

 Untuk meningkatkan jumlah tidur karena kesulitan memenuhi kebutuhan tidur di malam hari.

 Agar keluarga juga membantu

meningkatkan tidur pasien.

Rabu/18 Mei 2016

2. Tujuan dan Kriteria Hasil

Klien menunjukkan kenyamanan, ditandai dengan indikator berikut:

 Klien merasa nyaman, dan sempurna dalam dimensi fisik.  Pertimbangkan

sumber-sumber ketidaknyamanan, seperti seprai kusut maupun lingkungan yang mengganggu.

 Sesuaikan suhu ruangan yang paling menyamankan

individu, jika

memungkinkan.

 Berikan atau singkirkan

 Untuk membantu intervensi selanjutnya.

 Untuk meningkatkan kenyamanan.

(22)

selimut untuk meningkatkan kenyamanan terhadap suhu, seperti yang di indikasikan.

 Monitor kulit terutama daerah tonjolan tubuh terhadap adanya tanda-tanda tekanan atau iritasi.

dapat meningkatkan suhu tubuh dan menimbulkan

ketidaknyamanan.

(23)

5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/

tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Rabu/18 Mei 2016

1.  Pemberian informasi tentang “manfaat tidur” yaitu Penyembuhan organ-organ reproduksi, mengistirahat tubuh yang letih, meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit, mempercepat involusi uteri, memperbanyak produksi

ASI, menambah

konsentrasi, menambah kemampuan fisik. Dengan melakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit.  Menganjurkan pasien untuk

memantau pola tidur dengan membuat ADL ”mencatat kegiatan pasien dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali”.  Meciptakan lingkungan

yang nyaman sebelum tidur dengan mematikan TV dan lampu karena kondisi lingkungan yang bising dan cahaya yang terang dapat mengganggu hormon melatonin dan cortisol.

S: klien mengatakan sudah lebih mudah memulai tidur tetapi masih sering terbangun untuk menyusui anaknya.

O: lingkar mata sudah tidak hitam, klien sudah tidak sering menguap

(24)

 Mengajarkan pasien dan orang terdekat untuk pemenuhan kualitas tidur dengan cara melibatkan orang terdekat dalam pengasuhan anak.

 Memberitahu klien jangan minum-minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh karena dapat mengganggu tidur.

 Menganjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.

(25)

Rabu/18 Mei 2016

2.  Berdiskusi dengan klien apa saja yang menimbulkan ketidaknyamanan.

 Menyesuaikan suhu

ruangan dengan

pengguanaan kipas.

 Berdiskusi dengan klien tentang penggunaan selimut.

 Memantau kondisi kulit yang menimbulkan ketidaknyamanan.

S: klien mengatakan sudah merasa lebih nyaman O: klien tampak tidak lagi

menggaruk tubuhnya Bintik merah di leher sudah berkurang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui efek infusa bunga rosella terhadap penurunan kadar Serum Glutamate Piruvat

Hasil ramalan yang diperoleh dari model VAR-GSTAR pada data volume kendaraan yang masuk ke Kota Bandung melalui gerbang tol yang berada di Kota Bandung adalah mengikuti

Diamnya anak-anak bukan berarti bahwa mereka sudah paham dengan pesan yang disampaikan guru secara lisan, hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata keterampilan

These methods are based on a segmentation process that combines spatial and spectral information to group pixels into homogeneous regions before their classification using new

[r]

(A shadow mask can not be computed accurately and used directly since the correlation DSM calculated from the satellite images is quite noisy, as shown in part 3.4 and figure 3.)

• Pelatihan analisis kualitas air dan udara (biologi, kimia, fisik) • Pelatihan Dasar AMDAL Non Sertifikasi. • Pelatihan Pengolahan Sampah Domestik • Pelatihan Pengolahan

Service aggregation process model: According to the user’s requirements of the aggregated service and type of SG, it can aggregate a variety of GIS web services to meet the needs of