• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktek Insider Trading Dalam Transaksi Efek Di Pasar Modal Dan Upaya Pencegahannya Melalui Penerapan Prinsip Keterbukaan (Disclosure Principle)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Praktek Insider Trading Dalam Transaksi Efek Di Pasar Modal Dan Upaya Pencegahannya Melalui Penerapan Prinsip Keterbukaan (Disclosure Principle)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal

merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi,

sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan

menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti kepemilikan

dari perusahaan. Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar pokok pinjaman ditambahkan dengan bunga dalam kurun

waktu tertentu sesuai kesepakatan.

Sebagai pasar berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa

diperjualbelikan, maka pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu :

a. Fungsi ekonomi yaitu menyediakan fasilitas atau wahana yang

mempertemukan dua kepentingan, yaitu investor pihak yang memiliki

kelebihan dana danissuerpihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan

dana tersebut dengan harapan memperoleh return(imbalan) sedangkan pihak

issuerdalam hal ini perusahaan yang dapat memanfaatkan dana tersebut untuk

(2)

kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari

operasional perusahaan.

b. Fungsi keuangan yang memberikan kemungkinan dan kesempatan

memperoleh return (imbalan) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas

perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif

pendanaan bagi perusahaan-perusahaan. Sehingga perusahaan dapat

beroperasi dengan skala yang lebih besar dana pada gilirannya akan

meningkatkan pendapatan perusahaan serta kemakmuran masyarakat luas.1

Perkembangan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh lembaga

perbankan dan keuangan termasuk didalamnya pasar modal. Manfaat pasar modal

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkin alokasi sumber dana secara optimal.

b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diverifikasi.

c. Menyediakanleading indikatorbagitrendekonomi negara.

d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan

iklim yang sehat.

1I Putu Ary Suta,Menuju Pasar Modal Modern, Yayasan SAD, Satria Bhakti, Jakarta , 2000,

(3)

f. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang meningkat.

g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan memiliki

prospek.2

Dalam industri pasar modal kepastian hukum merupakan oksigen kehidupan

bagi pelaku pasar untuk merefleksikan dirinya sebagai fasilitator.3 Kepastian hukum

akan mewujudkan pasar yang teratur, wajar dan kompetitif, dengan tetap memberikan

perlindungan maksimal kepada investor yang menempatkan dananya di pasar modal.

Pasar modal yang besar dan diperhitungkan adalah pasar modal yang melindungi

kepentingan investornya. Sebuah pasar modal yang diperhitungkan oleh investor

tidak hanya ditentukan atau diukur dengan nilai transaksi atau nilai kapitalisasi pasar.

Ukuran lainnya menyangkut keberadaan perangkat hukum yang melandasi

perkembangan pasar itu sendiri. Keberadaan sistem hukum hendaknya mampu

memberikan suatu perlindungan hukum bagi setiap investasi yang dilakukan oleh

investor di pasar modal.

Prinsip keterbukaan adalah persoalan inti dalam pasar modal dan sekaligus

merupakan jiwa pasar modal itu sendiri sebab prinsip tersebut menjadi landasan

pertimbangan bagi para pelaku di pasar modal untuk melakukan aktivitas di pasar

modal secara rasional. Namun demikian, masih banyak pelanggaran terhadap prinsip

keterbukaan di dalam praktek pasar modal di seluruh dunia.

2

Ilham Murdianto,Tinjauan Yuridis Pasar Modal di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 36

3 Indra Safitri, Transparansi, Independensi, dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, Go

(4)

Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan di pasar modal di

Indonesia adalah praktek insider trading. Dalam pasar modal di Indonesia, praktek

insider trading tergolong salah satu pelanggaran yang sering dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di dalam sejumlah skandal, apalagi itu yang melibatkan emiten

swasta ataupun BUMN. Hal tersebut terjadi bukan hanya karena sulitnya pembuktian

terjadinya praktek tersebut, tetapi juga karena sanksi yang diberikan selama ini

bersifat kurang tegas. Sanksi yang diberikan terhadap praktekinsider tradingselama ini hanya berupa sanksi administratif yaitu denda. Padahal, di dalam peraturan

perundangan tentang pasar modal (UUPM) disebutkan bahwa praktekinsider trading

termasuk dalam tindak kejahatan pidana. Tindak kejahatan pidana seharusnya tidak

hanya mendapatkan sanksi administratif, tetapi juga mendapat sanksi kurungan agar

memberikan efek jera kepada pelakunya.4

Pengertian insider trading adalah perdagangan efek dengan mempergunakan Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi materiil yang dimiliki orang

dalam yang belum tersedia untuk umum. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, tidak memberikan batasaninsider tradingsecara tegas. Transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang atas efek emiten atau perusahaan lain yang

melakukan transaksi emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.5 Dengan

demikian pokok permasalahaninsider trading adalah “informasi”. Orang dalam atau

4

Sumantoro,Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia,Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, hal. 21

5 Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian, Djambatan, Jakarta,

(5)

dikenal dengan “insider” adalah manajer, pegawai atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, pihak yang karena kedudukan atau profesinya atau

karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkannya

mempunyai IOD, termasuk pihak yang dalam 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi

menjadi orang-orang tersebut. Sementara pihak lain yang dilarang melakukaninsider tradingadalah mereka yang memperoleh IOD secara melawan hukum, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 97 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, bahwa pihak yang berusaha untuk memperoleh IOD dari orang dalam secara

melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama

dengan larangan yang berlaku bagi orang yang sebagaimana dimaksud Pasal 95 dan

Pasal 96 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Undang-Undang

Pasar Modal). Demikian juga perusahaan efek yang memiliki IOD, pegawai Bapepam

(sekarang OJK) yang diberi tugas atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bapepam

(sekarang OJK) untuk melakukan pemeriksaan juga dilarang memanfaatkan untuk

diri sendiri atau pihak lain kecuali diperintahkan oleh Undang-Undang lainnya (Pasal

98 ayat (4)).6

Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan IOD dapat

dideteksi dari ada tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek

perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu dapat pula

dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek sebelum

diumumkannya informasi materiil kepada publik terkait dengan terjadinya

6Pandji Anoraga Dan Pakarti Piji,

(6)

peningkatan atau penurunan perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan orang dalam

memiliki beberapa unsur, antara lain :

1. Adanya perdagangan efek

2. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan

3. Adanyainside information

4. Informasi itu belum diungkap dan dibuka untuk umum

5. Perdagangan dimotivasi oleh informasi itu

6. Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan7

Komponen industri pasar modal dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu

regulator / Kustodian Sentral Efek Indonesia (Kliring Penjamin Efek Indonesia),

fasilitator (SRO, Bursa Efek Indonesia), dan player (emiten, perusahaan efek dan investor). Para pihak sebagaimana yang telah disebutkan, hendaknya menjalankan

penegakan prinsip-prinsip keterbukaan dan kewajaran suatu transaksi. Pelaku pasar

hendaknya juga menjunjung etika, moral dan sikap profesionalisme serta menjaga

kewibawaan lembaga-lembaga atau institusi yang diakui dan dipatuhi oleh pelaku

pasar, dimana kebijakan yang dikeluarkan dapat mengembangkan dan mendorong

industri pasar modal secara konsisten.8

Kepercayaan dan kredibilitas pasar harus tercermin dari bagaimana hukum

pasar modal berpihak untuk kepentingan investor, agar aman dari skandal-skandal

7

Budi Sulistio,Regulator Mandiri Dalam Bursa Efek Indonesia, Media Ilmu, Jakarta, 2012, hal. 17

8Asrul Sitompul,Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya,Citra Aditya Bakti,

(7)

yang dapat mengguncang kepercayaan mereka, dan kepentingan untuk melindungi

pihak yang lemah dari yang kuat, serta menjaga kepentingan minoritas dari pelaku

mayoritas.9

Pelanggaran atas prinsip-prinsip keterbukaan(disclosure)dapat menyebabkan informasi yang diterima oleh investor selanjutnya direfleksikan ke dalam bentuk

pergerakan harga saham ataupun rekomendasi yang dikeluarkan oleh pialang kepada

nasabahnya, menjadi semu belaka. Sehingga dapat menyesatkan suatu keputusan

investasi yang dibuat untuk membeli saham emiten pada saat pasar perdana atau

keputusan investasi yang berlangsung saat pasar sekunder.10

Isi yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

pasar modal merupakan gambaran ketentuan hukum universal tentang pasar modal.

Ketentuan tersebut pada aturan hukum di Amerika Serikat. Orientasi dan

keberpihakan pembentukan hukum di pasar modal adalah dengan cara membuat

formulasi ketentuan hukum yang sama dengan prinsip-prinsip universal. Sehingga

legal framework yang tercipta mengandung aspek-aspek internasionalisasi yang sangat penting bagi posisi dan keberadaan investasi yang dilakukan investor asing di

Indonesia.

Cara penegakan hukum yang diterapkan secara simultan bertujuan untuk

memberikan kepercayaan yang lebih baik kepada investor di pasar modal. Penegakan

hukum di pasar modal mempunyai esensi yang paralel dengan mekanisme dan

9Sawidji Widioatmodjo,

Pelaku dan Peristiwa Bersejarah Pasar Modal Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1997, hal. 107.

(8)

naturalitas di pasar modal. Hukum berfungsi menjaga dan memagari segala perilaku

atau keputusan transaksi dalam melakukan investasi dalam batas-batas kewajaran,

atas dasar perilaku fair dan jujur, serta menjunjung tinggi asas transparansi dengan tetap mengacu dan memiliki keterkaitan dengan prinsip universal atau

kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dan dipraktekkan dalam masyarakat pasar modal

internasional.11

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 merupakan ketentuan hukum yang

menciptakan hukum tersendiri bagi siapa saja yang ditentukan oleh undang-undang

atau menundukkan dirinya kepada undang-undang tersebut. Sehingga setiap subyek

hukum yang menjadi bagian dari industri, secara otomatis terkena pemberlakuan

hukum yang diterapkan kepada subyek hukum secara khusus. Kekhususan hukum

pasar modal mewarnai setiap aturan main dalam hal mengatur segala tingkah laku

subyek hukum berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan (disclosure), kewajaran, keteraturan dan tanggung jawab profesional.

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti di pasar modal dan sekaligus

merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai

jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang

memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara

rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan

saham tanpa adanya unsur kebohongan dan penipuan.12

11

Sunariyah,Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UUP AMP YKPM, Yogyakarta, 2003, hal. 47

12Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal,UI Fakultas Hukum, Program Pasca

(9)

Bursa efek dituntut berperan secara optimal untuk menjalankan tugas,

tanggung jawab dan fungsi pengawasannya agar perdagangan orang dalam (insider trading), kenaikan harga saham yang tidak wajar, dan perilaku-perilaku pihak-pihak yang menjalankan transaksi dengan cara tidak fair, jangan sampai merajalela. Untuk itu lembaga tersebut harus memiliki kekuatan yang sangat optimal dalam mendeteksi

pelanggaran-pelanggaran tersebut di atas untuk mencegah investor hengkang dari

lantai bursa.13

Hukum pasar modal dibuat untuk menjaga integritas masing-masing

komponen yang terdiri dari : Bapepam, fasilitator (SRO) dan player (emiten,

perusahaan efek dan investor),14 sehingga diharapkan tercapai suatu kondisi yang

dapat mendorong pasar menjadi lebih terbuka dan dinamis. Diperlukan adanya suatu

penegakan hukum (legal enforcement) yang jelas tanpa pandang bulu, terutama menyangkut pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar hukum pasar modal seperti

halnya prinsip keterbukaan(disclosure). B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya praktekinsider tradingdalam pasar modal 2. Penerapan prinsipdiscloure(keterbukaan) sebagai sarana pencegahan praktek

insider tradingpada pasar modal

13

Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia – Retropeksi Lima Tahunan Swastanisasi BEJ, Pustaka Sinar Harapan BEJ, Jakarta, 1997, hal. 95-96.

14I Putu Gede Ary Suta,Menuju Pasar Modal Moodern,Yayasan SAD Satria Bhakti, Jakarta,

(10)

3. Upaya-upaya saja yang harus dilakukan dalam melakukan pencegahan

terhadap praktekinsider tradingpada pasar modal

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang tersebut diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya praktek insider trading

dalam pasar modal

2. Untuk mengetahui praktek penerapan prinsip keterbukaan sebagai sarana

pencegahan praktekinsider tradingpada pasar modal

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan dalam

melakukan pencegahan terhadap praktekinsider tradingpada pasar modal

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis dibidang hukum pasar modal yaitu :

1. Secara Teoritis.

Penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa sumbangsih pemikiran bagi

perkembangan hukum pasar modal dalam kaitannya dengan praktek insider trading

dan upaya-upaya melakukan pencegahan terjadinya perbuatan tersebut dalam upaya

melindungi para investor di pasar modal.

2. Secara Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada masyarakat

(11)

insider tradingpada pasar modal dengan melakukan prinsip keterbukaan (disclosure)

agar dapat melindungi para investor di bursa saham pasar modal dari kerugian akibat

praktek insider trading tersebut. Upaya pencegahan insider trading tersebut didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang pasar

modal.15

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas

Sumatera Utara khususnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Magister

Kenotariatan Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul ini belum

pernah dilakukan. Akan tetapi, ditemukan beberapa judul tesis yang berhubungan

dengan topik dalam tesis ini antara lain:

1. Parlaungan Gabriel Siahaan, NIM. 017005060/MKn, dengan judul tesis

“Pengaturan Insider Trading Dalam Meningkatkan Kepercayaan Investor Terhadap Investor Pasar Modal Indonesia”.

Dengan perumusan masalah adalah :

a. Bagaimana pengaturan insider trading dalam Undang-Undang Pasar Modal di Indonesia

b. Bagaimanakah bentuk subtansi Undang-Undang Pasar Modal yang

diharapkan sehubungan dalam menyesuaikan masalah praktek insider tradingdi Indonesia

15Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,

(12)

c. Kendala-kendala juridis apa sajalah yang dihadapi apabila diatur dalam

Undang-Undang Pasar Modal untuk menyelesaikan kasus insider trading

di Indonesia

2. Syarief Oesman Ahimsa, NIM. 037005050/MKn, dengan judul tesis

“Perlindungan Hukum Bagi Investor Terhadap Praktek Insider Trading

Dalam Perdagangan Saham di Bursa Efek”.

Dengan perumusan masalah adalah

a. Batasan apa saja yang menentukan suatu perbuatan termasuk dalam

praktekinsider trading

b. Apakah peraturan tentanginsider tradingyang berlaku sekarang ini telah memberikan jaminan perlindungan kepada investor

c. Apa sajakah yang menjadi kendala dalam penegakan peraturan insider tradingdi Bursa Efek Jakarta

3. Nunung Handayani, NIM. 057005015/MKn, dengan judul tesis “Tinjauan

Yuridis Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Sebagai Upaya

Perlindungan Terhadap Investor”.

Dengan perumusan masalah adalah

a. Bagaimana pengaturan prinsip keterbukaan dalam Undang-Undang Paasr

Modal

b. Bagaimana kaitan prinsip keterbukaan dengan perlindungan hukum

(13)

c. Bagaimana bentuk pengawasan Bapepam dalam pelaksanaan prinsip

keterbukaan

Dari judul penelitian tersebut tidak ada kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan. Dengan demikian judul ini belum ada yang membahasnya sehingga

penelitian ini dijamin keasliannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Kerangka Teori dan Teoritis 1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik

atau proses tertentu terjadi,16 dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya

pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaranya. Kerangka teori adalah

kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau

permasalahan (problem) yang menjadi perbandingan/pegangan teoritis.17

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keterbukaan.

Prinsip keterbukaan merupakan jiwa dari pasar modal itu sendiri. Yang dimaksud

dengan keterbukaan dalam hal ini adalah keterbukaan tentang fakta materiel sebagai

jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang

memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan dari investor, sehingga ia secara

rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan

saham. Prinsip keterbukaan merupakan pedoman umum yang mensyaratkan emiten,

perusahaan publik dan pihak lain tunduk pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

16 JJJ M, Wuisman, dengan penyunting M. Hisyam,

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jilid I), Jakarta, FE UI, 1996, hal. 203

(14)

tentang Pasar Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat pada waktu yang

tepat seluruh informasi mengenai efek emiten yang dapat berpengaruh terhadap

keputusan investor terhadap harga efek dimaksud. Kepatuhan melaksanakan prinsip

keterbukaan merupakan kunci utama dalam menciptakan pasar modal yang adil dan

efisien.

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan yang sangat penting di Pasar Modal

dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Penegasan prinsip keterbukaan

ditemukan dalam Pasal 1 angka (25) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, yang menyebutkan :

Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten,

Perusahaan Publik dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk

menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi

Materiil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap

keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

Tujuan dari prinsip keterbukaan untuk menciptakan efisiensi dalam transaksi

efek dimana paasr investor dalam perdagangan efek dapat melakukan perdagangan

secara transparan, adil dan bijaksana. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil

tercipta pasar efisien, bahkan sebaliknya bisa terjadi kemungkinan investor yang tidak

(15)

disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah disampaikan kepada orang-orang tertentu.18

Keterbukaan dalam transaksi efek menyangkut seluruh informasi mengenai

keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta

kekayaan perusahaan yang akan melakukan emisi saham di bursa. Pelanggaran

terhadap prinsip keterbukaan dapat menyebabkan informasi yang diterima investor

adalah menyesatkan, gambaran semu, sehingga dari informasi yang menyesatkan atau

gambaran semu tersebut pihak investor menjadi rugi. Selamago public keterbukaan wajib terus berlangsung. Keterbukaan sejak emiten atau perusahaan publik tersebut

didaftarkan (listing) di bursa, maka sejak itu emiten tersebut wajib melaporkan dan membuka ke publik mengenai segala sesuatunya yang ada di dalam prospektus.19

Dalam pembangunan nasional yang semakin pesat dewasa ini peran pasar

modal diharapkan dapat lebih meningkatkan perekonomian nasional yang saat ini

sedang terpuruk. Didalam ketentuan umum dan penjelasan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1995 tentang pasar modal dinyatakan bahwa selain mempunyai strategi dalam

pembangunan nasional, pasar modal juga sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi

dunia usaha. Disamping itu pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi

masyarakat, termasuk pemodal kecil dan memegang peran strategis dalam

meningkatkan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

18

Ibid,hal. 81

19 Oltje Salman,Teori Hukum (Suatu Pencarian/Penelahan), Renada Media, Jakarta 2007.

(16)

pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan

rakyat.

Tujuan dari Undang-undang pasar modal antara lain untuk menjamin

terselenggaranya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta

melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Perlindungan bagi pedomal adalah

merupakan salah satu pilar yang sangat penting, karena jika pemodal tidak mendapat

perlindungan hukum yang cukup memadai, maka mereka, terutama pemodal kecil

enggan untuk melakukan transaksi saham di pasar modal. Tanpa adanya jumlah

pemodal yang cukup banyak maka kegiatan pasar modal akan lesu dan fungsi dari

pasar modal tidak akan berkembang.20

Transaksi perdagangan dalam pasar sekunder mempergunakan sistem

berkelanjutan(continously trading)menyebabkan harga saham emiten terbentuk oleh prinsip-prinsip pasar dimana terdapat supply dan demand. Sehingga peran badan hukum pemerintah yaitu Bapepam dan pelaksana bursa seperti BEI (Bursa Efek

Indonesia) dalam melakukan pengawasan pasar (market survailance) sangat penting dalam rangka mencegah dan menindak praktek-praktek curang ataupun tindak pidana

dalam pasar modal yang akan merugikan pemodal. Apabila terdapat bukti yang nyata

bahwa perdagangan berlangsung secara illegal menurut aturan hukum yang ada seperti adanya pembentukan harga, informasi orang dalam (insider trading) atau

20Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia,Prenada Media, Jakarta, 2004,

(17)

manipulasi pasar lainnya, gugatannya sangat ditentukan oleh bukti yang didapat oleh

Bapepam maupun pelaksana bursa efek.21

Pada awal Tahun 2011 diundangkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011

tentang Otoritas Jasa Keuangan yang membentuk suatu lembaga independen yaitu

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah berlakunya Undang-Undang Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) maka lembaga Bapepam yang memiliki tugas pengaturan dan

wewenang pengawasan terhadap kegiatan pasar modal selama ini akan beralih kepada

lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Peralihan tugas pengawasan pasar modal dari Bapepam kepada OJK di mulai

sejak tanggal 1 Januari 2013. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan menjelaskan fungsi OJK dalam menyelenggarakan sistem pengaturan

dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa

keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam dalam melaksanakan

tugas-tugas pengawasan dalam transaksi efek di Bursa Efek Indonesia. Adapun tujuan

didirikan OJK adalah :

1. Mendorong kegiatan sektor jasa keuangan agar terselenggara secara teratur

adil, transparan dan akuntabel.

2. Mewujudkan sistem keuangan yang timbuh secara berkelanjutan dan stabil.

3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat termasuk investor dalam

pasar modal.

21 Hadri Kusuma, Prospektus Perusahaan dan Keputusan Investasi: Studi Empiris

(18)

OJK memiliki tugas pokok dalam melaksanakan pengaturan dan pengawasan

terhadap :22

1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan

2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal

3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan tidak secara langsung mengesampingkan Undang-Undang No. 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal, karena pada praktik tugas, fungsi dan wewenang Bapepam

dalam melakukan pengaturan, pengawasan dan penegakan hukum di pasar modal

tidak dihentikan atau dicabut setelah berlakunya Undang-undang OJK tersebut. Pasal

1 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

menyebutkan bahwa “Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK

adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang

mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan

penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang ini.” Pasal 2

Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa

“OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya, bebas dari campur tangan lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas

diatur dalam Undang-undang ini.” Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun

22Riska, Potty Nova,

(19)

2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa sejak tanggal 31 Desember

2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa

keuangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,

dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK. Selama masa transisi

peralihan Bapepam-LK ke OJK, penegakan hukum di pasar modal dilaksanakan oleh

Bapepam-LK berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Praktik penegakan hukum terhadap kasus-kasus dugaan pelanggaran pasar modal

yang ditangani Bapepam dan LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan

keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan efek, dan pengelolaan

investasi.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Otoritas Jasa Keuangan

berlandaskan asas-asas sebagai berikut :23

1. Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan

pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan

penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.

23Indra Safitri, Catatan Hukum Pasar Modal, Go Global Book (Book Publishing Division

(20)

3. Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi

kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan

umum.

4. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatinkan

perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara,

termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan.

5. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakn keahlian dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap

berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam

setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaran Otoritas

Jasa Keuangan.

7. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Berkaitan dengan keterbukaan informasi dari suatu perusahaan, terdapat

dilema dalam hukum pasar modal. Di satu pihak hukum terus mengajar dengan

(21)

memproteksi kepentingan-kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka

informasi tersebut. Kepentingan tersebut seringkali bertentangan dengan kewajiban

disclose. Misalnya kepentingan suatu emiten untuk tidak mendisclose tentang informasi tergolong rahasia perusahaan.24 Maka dalam hal ini, sektor hukum harus

jeli menimbang-nimbang dan menyelaraskan kepentingan investor dan pasar terhadap

suatudisclosuredengan kepentingan emiten atau pihak-pihak lain pemilik informasi. Keselarasan diantara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut tercermin

dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar modal tidaklah semata-mata “full” tetapi juga mestilah “fair” seperti yang tersimpul dalam

full and fair disclousre25, yang kemudian termonologi ini berkembang dalam suatu doktrin hukum.

Doktrin hukum tentang kewajiban disclosure bagi suatu perusahaan ini mempunyai karakteristik yuridis seperti :26

1. Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi

2. Prinsip ketinggian derajat kelengkapan informasi

3. Prinsip keseimbangan antara efek negatif kepada emiten di satu pihak dan

pihak lain efek positif kepada publik, jika dibukanya informasi tersebut.

Di samping itu beberapa hal yang seringkali dilarang dalam hal keterbukaan

informasi adalah sebagai berikut :

24Bismar Nasution,Diktat Hukum Pasar Modal, Good Corporate Governance,Perlindungan

Lingkungan Hidup dan Insider Trading, USU, Medan, 2005, hal. 17

25

Munir Fuady,Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum) Buku Kesatu,Citra Aditya Bhakti, Bandung , 2001, hal. 78

26Anoraga Panji dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi, Rineka Cipta

(22)

1. Memberikan informasi yang salah sama sekali

2. Memberikan informasi yang setengah benar

3. Memberikan informasi yang tidak lengkap

4. Sama sekali diam terhadap fakta atau informasi materiil.

Keterbukaan mencakup dua katagori yakni : (1) keterbukaan terhadap publik

dan (2) keterbukaan terhadap instansi yang berwenang. Berdasarkan hal tersebut

keduanya dilakukan sebelum emisi (pra emisi) maupun sesudahnya (post emisi). Pada

pra emisi, keterbukaan antara lain meliputi :

1. Pernyataan tentang jenis usaha, organisasi, struktur keuangan, produksi

maupun pemasarannya

2. Daftar direksi dan komisaris, riwayat hidup dan kewenangannya

3. Detail mengenai kemampuan dan pengaturan pembagian keuntungan

(dividen, bonus)

4. Kontrak-kontrak dan perjanjian yang mungkin dipunyai emiten

5. Laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik untuk beberapa tahun

terakhir

6. Pemuatan bagian penting dari anggaran dasar perseroan

7. Statementtentang jenis saham dan derajat / hak serta kewenangannya 8. Syarat penawaran suatu emisi

9. Statementlain yang mungkin diminta oleh instansi yang berwenang27

27Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta,

(23)

Peran yang lebih besar terletak pada Bapepam yang berfungsi sebagai alat

ampuh untuk mengatur tindak tanduk emiten, tetapi dengan fungsi serta kewenangan

yang hanya terbatas pada sanksi administratif yang mana setinggi-tingginya dengan

memberikan denda kepada emiten yang tidak mematuhi aturan main di pasar modal.

Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 102 sanksi administratif tersebut berupa :

1. Peringatan tertulis

2. Denda pembayaran sejumlah uang tertentu (bukan denda pidana)

3. Pembatasan kegiatan usaha

4. Pembekuan kegiatan usaha

5. Pencabutan ijin usaha

6. Pembatalan persetujuan

7. Pembatalan pendaftaran

Terhadap hal ini pula penerapan sanksi administratif masih berlaku pada

tindakan atau praktek curang pelaku pasar seperti memberikan informasi yang

menyesatkan(miss leading information), perdagangan orang dalam(insider trading), penipuan (frand), dan manipulasi pasar (market manipulation), yang modus operandinnya tergolong dapat menganggu kepentingan modal.

Insider tradingadalah praktek curang di pasar modal, dimana praktek ini telah dianggap sebagai fenomena klasik dalam dunia pasar modal baik yang terjadi di

Amerika Serikat dengan digulirkannya Securities Exchange Act 1934 sebagai acuan tertulis di dunia pasar modal hingga dialami pasar modal di Indonesia dengan

(24)

PT. Bank Mashill Utama, PT. Friskaragung Perkasa, PT. Bank Bali hingga

kontroversi kasus divestasi BCA yang hingga kini menjadi perbincangan.28

Membicarakan tentang insider trading tentunya kita harus berpegang pada istilah Insider trading di Amerika Serikat yang merupakan praktek perdagangan saham yang tidakfairdihubungkan dengan penggunakan informasi yang confidential

oleh pejabat perusahaan yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebagai

informasi tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas.29

Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasi yang

tersedia. Jika informasi mengenai perusahaan tersebut memperoleh laba yang luar

biasa, maka harga sahamnya tentu akan naik, demikian sebaliknya jika informasi

negatif yang terjadi. Siapa saja yang memiliki informasi, tersebut sebelum orang lain

memperolehnya, ia berada dalam posisi yang diuntungkan (informational advantages). Ia dapat memperoleh keuntungan ekonomis ketika melakukan transaksi dengan menggunakan informasi tersebut.

Jika corporate insider yang mempunyai posisi strategis untuk mengetahui berbagai informasi yang tidak diketahui orang lain (non public information)

dibenarkan untuk melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi

tersebut, maka akan terjadi ketidakadilan (unfairness) pada posisi yang lebih baik

(information advantages) dibandingkan investor yang lain. Oleh karena itu daam hukum pasar modal modern praktek insider trading dilarang secara tegas dan

28Zaenal Arifin,

Teori Keuangan dan Pasar Modal, Ekonisia, Yogyakarta, 2007, hal. 41

29 Erman Rajagukguk, Mekanisme Pasar Modal dan Persoalan-persoalan Hukum yang

(25)

dianggap bagian dari manipulasi pasar yang diancam pidana dan tanggung jawab

perdata. Di Amerika Serikat, orang yang memperoleh keuntungan atau menegah

kerugian (profit gain or loss avoided) dengan insider trading wajib mengembalikan keuntungan atas kerugian yang dicegah tersebut kepada perusahaan beserta denda

maximum 3 kali nilai tersebut.30

Keuntungan tentang insider trading diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal Bab IX dengan topik “penipuan, manipulasi pasar

dan perdagangan orang dalam”. Dari pengelompokan ini jelas maksud pembuat

undang-undang untuk mengklasifikasikan insider trading sebagai bagian dari penipuan atau manipulasi sebagaimana juga halnya pengaturan dalam hukum pasar

modal Amerika. Mengenai insider trading ini terdapat dalam Pasal 95-98 yang ringkasannya sebagai berikut :

1. Pasal 95 : larangan melakukaninsider trading

2. Pasal 96 : larangan mempengaruhi orang lain untuk melakukan trading atau memberikan tip kepada pihak lain

3. Pasal 97 : bukan insider yang memperoleh inside information dari insider

secara melawan hukum diperlakukan juga sebagaiinsider

4. Pasal 98 : perusahaan sekuritas yang mempunyai inside informationdilarang melakukantrading, kecualitradingtersebut dilarang atas permintaan nasabah dimana ia tidak memberikan rekomendasi untuk itu

(26)

5. Pasal 99 : kewenangan Bapepam untuk mengecualikan transaksi atas efek

tertentu dari ketentuaninsider trading

Penjelasan Pasal 98 memberikan definisi tentang insider. Ayat (1) dan (2) menjelaskan bahwa insider adalah komisaris, direktur dan pegawai, serta pemegang saham utama perusahaan. Ayat (3) menjelaskan bahwa orang-orang yang mempunyai

“kedudukan” tertentu yang memungkinkan memperoleh inside information juga dianggap sebagaiinsider.

Selintas kelihatan bahwa definisi insider cukup jelas. Namun jika kita kaji lebih lanjut, masalahnya mungkin menjadi tidak jelas. Tentang komisaris dan direksi

tentu tidak ada perbedaan penafsiran. Tetapi siapakah yang diklasifikasikan sebagai

pegawai perusahaan, banyak penafsiran masih dimungkinkan.

Peraturan perundang-undangan belum memberikan jawaban yang jelas tidak

juga yurisprudensi. Karena itu, untuk menafsirkan hal ini ada baiknya jika kita

melihat tradisi di Amerika dimana hukum pasar modalnya sudah sangat berkembang

dengan yurisprudensi yang sudah baku. Penafsiran tentang insider di Amerika didasarkan atas dua teori yang sangat terkenal yaitu “Fiduciary Duty Theory” dan

“Missapropriation Theory”.31

Menurut teori pertama yang didasarkan pada doktrin Common Law

menegaskan bahwainsider adalah setiap orang yang mempunyaifiduciary dutyatau hubungan lain yang berdasarkan kepercayaan (trust or confidence) dengan

31Sri Kusuma Dewi, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011,

(27)

perusahaan. Berdasarkan teori ini, siapa saja yang dibayar perusahaan untuk

melakukan tugas yang diberikan, maka dia mempunyaidutykepada perusahaan untuk menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya (due dilligence), termasuk menjaga segala kepentingan dan rahasia perusahaan. Orang-orang inilah yang

dianggap sebagaiinsider.32

Jika dikaji lebih lanjut, insider dapat dibedakan dalam dua kelompok pertama, komisaris, direktur, pemegang saham (paling sedikit) dan pegawai

perusahaan. Mereka ini secara nyata adalah orang-orang yang bekerja dalam

perusahaan. Kedua, adalah orang-orang luar tetapi mempunyai hubungan trust and condifence dengan perusahaan tetapi tidak diatur bekerja pada perusahaan, seperti konsultan, penilai (apparaiser), akuntan atau penasehat hukum perusahaan. Karena kedudukan tersebut mereka memiliki akses terhadap informasi nonpublic dimiliki perusahaan. Karena kedudukan tersebut, mereka mempunyai fiduciary duty kepada perusahaan, oleh karena itu mereka juga dianggap sebagaiinsider. Orang-orang yang tersebut dalam kelompok kedua biasanya disebut “temporary insider” atau “quasi insider”.

Informasi atau fakta materiil adalah informasi atau fakta penting dan relevan

mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada

bursa dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang

berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut” (Pasal 1 (7)).

32 Agus Hartono dan Sri Zulaihati, Praktek Insider Traiding Sebagai Perbuatan Melawan

(28)

Konsep informasi atau fakta materiil mungkin dapat lebih dimengerti dengan

mengambil doktrin dan kasus dari Amerika. Dalam berbagai kasus yang menyangkut

pelaksanaan ketentuan di Pengadilan Amerika umumnya mengacu pada Restatement of Fact dalam mendefinisikan fakta materiil. Menurut Restatement ini fakta sebuah materiil jika orang yang rasional (reasonable person) held attach importance (to the misrepresented) in determining his action in transcution in question.

Hal ini tidak mengharuskan pembeli atau penjual mengetahui segala

informasi berkaitan dengan transaksi yang sedang berlangsung. Rencana-rencana

manajemen perusahaan umumnya tidak dianggap bersifat materiil, sebab itu tidak

perlu di buka (disclose). Namun, jika rencana tersebut sudah matang dan siap dilaksanakan (dari segi hukum dan teknis) maka rencana tersebut sudah dianggap

materiil.33

Dengan mengacu pada hal tersebut di atas kiranya jelas kita mempunyai

bayangan tentang apa yang dianggap informasi atau fakta materiil menurut

Undang-undang pasar modal. Sepanjang informasi atau fakta materiil belum dibuka(disclose)

kepada publik maka informasi tersebut masih dianggap informasi orang dalam

(nonpublic inside information). Jika orang dalam melakukan transaksi dengan menggunakan informasi ini maka dianggap telah melakukan pelanggaran atas

ketentuaninsider trading.34

33 Manduh Hanafi

, Pencegahan Praktek Insider Trading di Pasar Modal Indonesia, Andi Yogyakarta, 2011, hal. 25

(29)

Pelaksanaan prinsip keterbukaan yang paling awal dalam mekanisme pasar

modal sudah dimulai pada saat perusahaan memasuki tahap pra pencatatan

pernyataan pendaftaran. Dalam pernyataan pendaftaran(registration statement), yang wajib diserahkan kepada Badan Pengawasan Nasional (Bapepam) terdiri dari

prospektus awal (preliminary prospectus) dan dokumen-dokumen pendukung. Prospektus merupakan penawaran tertulis resmi untuk menjual sekuritas yang

mencantumkan rencana dari suatu usaha bisnis yang diusulkan, atau fakta-fakta yang

menyangkut usaha yang sudah ada dan perlu diketahui oleh seseorang investor agar

dapat membuat keputusan dengan pengetahuan yang cukup. Prospektus juga

diterbitkan untuk dana bersama yang menjelaskan sejarah, latar belakang para

manajer, tujuan penggunaan dana, laporan keuangan dan data esensial lainnya.

Prospektus untuk penawaran umum harus diberikan kepada calon-calon pembeli.

Prospektus itu berisikan informasi keuangan dan penjelasan dari sejarah bisnis

perusahaan, pejabat perusahaan, operasi, perkara hukum (bila ada), serta rencana

(termasuk penggunaan hasil jual dari emisi). Dalam pasar modal Indonesia isi

prospektus diatur dalam Nomor IX.C3 tentang pedoman bentuk dan isi prospektus

dalam rangka penawaran umum (lampiran keputusan Ketua Bapepam No.

Kep-51/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 diubah dengan Nomor Kep.-43/PM/2000,

tanggal 27 Oktober 2000.35

35Wiwik Utami dan Suharmi, Ketentuan Pelaksanaan Investasi di Pasar Modal Indonesia,

(30)

Transparansi informasi untuk kepentingan perlindungan bagi investor

pemegang saham publik harus dilakukan oleh setiap pihak yang melakukan

penawaran tender untuk membeli efek emiten atau perusahaan yang sudah go public

dalam kegiatan pasar modal. Pasal 83 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

pasar modal menyebutkan bahwa, “perlindungan investor merupakan salah satu kunci

di pasar modal”. Perlindungan merupakan kebutuhan dasar investor yang harus

dijamin keberadaannya, hal ini penting mengingat investor telah bersedia

menanamkan dananya di pasar modal, dan apabila tidak dilindungi kemungkinan

besar investor tidak akan bersedia menanamkan modalnya dipasar modal.

Perlindungan hukum terhadap investor dilakukan melalui suatu kepastian

peraturan perundang-undangan yang ada, juga melalui penyediaan informasi yang

cukup bagi investor agar dapat dengan jelas memahami tiap ketentuan yang berlaku

di pasar modal dan juga menentukan kesiapannya dalam menginvestasikan dananya

di pasar modal. Dalam kaitan ini maka sikap transparan emiten merupakan suatu hal

yang tidak bisa ditawarkan lagi, dan perlindungan hukum terhadap investor harus

lebih ditingkatkan dan diperketat untuk menciptakan kepercayaan para investor yang

akan menanamkan modalnya dipasar modal. Selanjutnya bagi perusahaan yang

hendakgo publicharus melakukan perubahan mendasar yang dalam hal ini dilakukan oleh emiten, mulai dari legal review (penelahan dari segi hukum), financial review

sampai aspek bisnis lainnya. Perubahan-perubahan tersebut membawa konsekuensi

perusahaan harus membuka diri / transparan terhadap informasi dan laporan-laporan

(31)

Ada beberapa alasan yang mengharuskan adanya perlindungan kepada

pemegang saham publik yang disebabkan adanya perbedaan kepentingan, yakni

sebagai berikut :36

1. Kesenjangan kepemilikan saham (equity Gap) yang disebabkan perbedaan komposisi kepemilikan saham, dimana pemegang saham publik memiliki

bargaining position yang lemah, oleh karena itu Bappepam harus memiliki aturan main yang memberikan perlindungan kepada pemegang saham publik.

2. Akses terhadap informasi danfinancial resources oleh pendiri(founder) yang masih didominasi oleh para pendiri perusahaan yang duduk sebagai direksi

dan komisaris pada perusahaan yang sudah go public dengan memperoleh informasi yang lebih lancar dibandingkan dengan pemegang saham publik.

Selain itu terdapat perbedaan kesenjangan ekspektasi : investor menginginkan

keterbukaan penuh / full discosure sedangkan emiten cenderung menerapkan keterbukaan yang terbatas investor menginginkan data atau informasi yang

rinci dan akurat sedangkan emiten mengharapkan dapat memberikan

informasi secara garis besar saja.

Ruang lingkup perlindungan bagi pemegang saham publik / investor, yakni :

1. Bukan jaminan untuk memperoleh keuntungan / gain. Satu hal yang perlu disadari investor sebelum menginvestasikan dananya di pasar modal, harus

mampu melakukan evaluasi terhadap jenis saham yang beli, apabila tidak

36Noer Hadi Cyriel,Undang-Undang Pasar Modal dan Bursa Saham di Indonesia, Salemba

(32)

mampu melakukan evaluasi, investor dapat meminta pertimbangan dari

broker/pialang tempat saham itu dibeli.

2. Pengungkapan resiko investasi. Untuk melindungi kepentingan investor

terhadap resiko perusahaan, Bapepam mewajiban setiap calon perusahaan

publik untuk mengungkapkan resiko usahanya dalam propektus dan

mempublikasikannya kepada investor

3. Jaminan untuk memperoleh equal treatment dalam akses informasi. Untuk terciptanya pasar modal yang fair dan efisien apabila investor bisa mendapatkan informasi dalam waktu dan kualitas yang sama.37

Tujuan hukum yang merupakan target yuridis dari pengaturan pasar modal

agar tercapai unsur-unsur sebagai berikut :

1. Keterbukaan informasi

2. Profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku pasar modal

3. Pasar yang tertib dan modern

4. Efisiensi

5. Kewajaran

6. Perlindungan investor

7. Kepastian hukum

8. Keadilan38

37

Case E Karl, Fair Ray C,Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, Edisi Kelima,Cetakan Kesatu, PT Indeks, Jakarta, 2004, hal. 23

38Munir Fuady,Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global,Citra Aditya

(33)

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi

diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang

konkrit, yang disebut dengan operasional defenition.39 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran

mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar

secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan, yaitu :

1. Insider tradingadalah transaksi saham berdasarkan bocoran informasi rahasia dari pihak-pihak yang terkait dengan emiten, konsultan perusahaan atau

regulator (insider information). Transaksi seperti ini biasanya melibatkan orang-orang yang menurut aturan tidak boleh melakukan transaksi.

2. Transaksi efek adalah jual beli surat-surat berharga dipasar modal yang

berupa saham, obligasi, tanda bukti hutang, surat pengakuan hutang, surat

berharga komersial, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.

3. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang, ekuitas (saham),

instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan

39Sutan Reny Sjahdeini,Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para

(34)

sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sarana bagi

kegiatan berinvestasi.

4. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

5. Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai

penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan/atau manager investasi yang harus berbentuk perseroan terbatas dan dapat menjalankan usahanya

tersebut telah memperoleh ijin dari Bapepam

6. Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga-lembaga yang menunjang

kegiatan industri pasar modal yang berupa Bank Kustodian, Biro Administrasi

Efek dan Wali Amanat(trustee)

7. Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang menginsyaratkan imiten,

perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang pasar

modal agar menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat

seluruh informasi materiil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat

berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau

harga dan harga efek tersebut.

8. Informasi atau fakta materiil adalah informasi atau fakta penting dan relevan

mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek

pada bursa efek atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang

(35)

9. Emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek pada masyarakat

melalui pasar modal.

10. Profesi penunjang pasar modal adalah lembaga/ perusahaan atau profesi yang

diperlukan untuk dijadikan sebagai mitra oleh emiten dalam rangka

mengadakan penawaran umum diantaranya adalah akuntan, konsultan hukum,

penilai dan notaris.40

G. Metode Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Untuk membahas dan menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini,

maka jenis penelitian yang digunakan yang bersifat penelitian deskriptif analitis, yaitu

penelitian yang didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang hukum pasar modal yang menguraikan/memaparkan sekaligus menganalisis

bagaimana praktek insider trading dalam transaksi efek di pasar modal dan upaya pencegahannya melalui penerapan prinsip keterbukaan (disclosure principle), termasuk akibat hukumnya dan bagaimana cara pencegahannya melalui penerapan

keterbukaan(disclosure principle).

Praktek insider trading dalam pasar modal akan merugikan investor karena perbuatan curang yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya melindungi para

investor tersebut dalam melakukan transaksi saham di bursa efek. Oleh karena itu,

penerapan prinsip keterbukaan (disclosure principle) wajib dilakukan untuk

40Munir Fuadi,Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010,

(36)

menghindari praktek curang yang dilakukan oleh orang dalam dari pasar modal itu

sendiri, dengan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang jelas dan

tegas, sehingga pelaksanaan prinsip keterbukaan tersebut dapat dipaksakan dengan

menerapkan sanksi yang tegas pula.41

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

penelitian kepustakaan (library research). Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen untuk memperolah data sekunder dengan membaca,

mempelajari, meneliti, mengidentifikasi dan menganalisa data primer, sekunder

maupun tertier yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan menggunakan

data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan suatu hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.42Di dalam

penelitian hukum normatif, maka maksud pada hakekatnya berarti kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis, sistematisasi yang

berarti membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tertulis tersebut untuk

memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.43 Sebelum dilakukan analisis,

terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang

41Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin,Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat,

Jakarta, 2006, hal. 59

42

Bambang Sunggono,Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 106.

(37)

dikumpulkan baik melalui studi dokumen. Setelah itu keseluruhan data tersebut akan

dianalisis dan disistematisasikan secara kualitatif yang artinya menjelaskan dengan

kalimat sendiri semua kenyataan yang terungkap dari data sehingga menghasilkan

klasifikasi yang selaras dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini,

dengan tujuan untuk memperoleh jawaban yang baik pula.

Dalam penelitian ini bahan-bahan hukum tertulis yang digunakan adalah

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pasar modal buku-buku dan

karya ilmiah yang ada kaitannya dengan pembahasan tentang pasar modal, prinsip

keterbukaan dan insider trading yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, yang dijadikan pedoman untuk menghasilkan jawaban selaras dengan permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini dan juga bahan hukum yang diperoleh dari studi

lapangan yaitu berupa wawancara terhadap para narasumber maupun responden yang

telah ditetapkan dalam penelitian ini. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan

Referensi

Dokumen terkait

also observed a reduction in CVD risk index and total/HDL cholesterol ratio or Castelli index in former smoker compared with smoker although the level of LDL/HDL ratio was not

Berdasarkan analisis data dan wawancara pada penelitian dapat diambil kesimpulan studi tentang tingkat pemahaman Standar Proses Kurikulum 2013 pada guru PPKn dalam proses

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "

Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba bersih sebelum pajak ). Semakin besar ROA,semakin besar pula

Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,011 (p<0,05) sehingga ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku merokok orangtua dengan kejadian stunting pada balita usia

Hasil penelitian wawancara dan survei di sejumlah tempat pelayanan publik serta masyarakat sekitar menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat diKabupaten Bone belum

Dengan demikian, pertunjukan Ronggeng amen di masa kini lebih ke penyajian seni hiburan, dan dipertunjukan dalam pesta perkawinan, khitanan, atau perayaan lain- nya yang sama

Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate social responsibility, leverage, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan pada