1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan mahasiswa berfokus untuk meraih nilai akademis yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan berusaha meraih IP (Indeks Prestasi) yang tinggi di setiap semester agar IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi bahkan bisa mencapai cum laude (sempurna). Padahal mahasiswa juga harus menambah pengalaman mereka di bidang non-akademis seperti lomba, organisasi, mengikuti kelompok bakat minat atau pertukaran pelajar. Karena nantinya pengalaman non-akademis akan lebih banyak membantu di kehidupan mendatang seperti ketika bertemu dengan orang baru, membangun jaringan luas, melakukan kerjasama untuk membuat suatu proyek.
Di Universitas Kristen Satya Wacana sendiri terdapat kegiatan yang dapat menunjang pengalaman non-akademis seperti mengikuti senat mahasiswa, mendaftar lomba yang diselenggarakan di luar Universitas, tergabung dalam kelompok bakat minat, atau menjadi perwakilan dalam program pertukaran pelajar.
Program pertukaran pelajar adalah kegiatan dimana mahasiswa akan menjadi perwakilan suatu Universitas untuk belajar atau melakukan kegiatan sukarela di daerah atau negara tertentu. Dari program pertukaran pelajar yang ada selain menambah pengalaman mahasiswa pada bidang non-akademis mereka juga bermanfaat untuk memperluas jaringan secara global, menambah teman baru dari luar, mengetahui dan lebih peka terhadap permasalah dan isu global, dan yang terakhir meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya mahasiswa.
2 Ada banyak program pertukaran pelajar yang ada di Universitas Kristen Satya Wacata seperti program pertukaran pelajar ke Kwansei Gakuin University Jepang1,
Myongji University Korea2, Evangelische Hochschule Ludwigsburg Jerman3, short
course dengan mahasiswa dari Kwansei Gakuin University lewat program EASE (East Asia Student Encounter)4, short course dengan mahasiswa dari Chang Jung
Christian University lewat program (Global Education Experience)5, dan menjadi
sukarelawan lewat program AIESEC UKSW.
AIESEC UKSW merupakan organisasi mahasiswa yang memfasiliatsi program pertukaran pelajar dalam bentuk mengirimkan tenaga sukarela ke negara tertentu pilihan mahasiswa selama 6 sampai 8 minggu. Tidak hanya di Universitas Kristen Satya Wacana, AISEC juga terdapat di berbagai universitas sepeti Universitas Diponegoro6 , Universitas Gadjah Mada7, Universitas Indonesia8, dan berbagai
Universitas lain baik yang ada di Indonesia maupun diluar negeri.
AIESEC berdiri karena keperihatinan akan kondisi dunia setelah perang dunia pertama. Dunia saat itu mengalami krisis hebat akibat perang dunia pertama seperti masalah ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, dan masalah lainnya9. Ditambah perang
dunia yang muncul pada awal tahun 1940 mendorong berbagai mahasiswa yang ada di Eropa untuk melukan perukaran informasi tentang apa ytang terjadi di dunia serta membentuk organisasi mahasiswa yang bisa bekerja sama dengan banyak negara10. Pada tahun 1946 muncul ide untuk mebuat organisasi bernama AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Science Economiques et Commmerciales)11. Misi dari
AIESEC adalah untuk membangun relasi antara organisasi mahasiswa untuk menyediakan program pertukaran bagi mahasiswa yang tergabung. Pada tahun 1949 akhirnya organisasi AIESEC resmi terbentuk.
1 UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/study-abroad-at-a-partner-institution/
2ibid 3ibid
4UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/ease/ 5UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/globees/ 6Aiesec.or.id: http://aiesec.or.id/aiesec-undip-join-to-lead-recruitment-information/ 7Aiesec.or.id: http://aiesec.or.id/aiesec-in-ugm/
8Aiesec.or.id: http://aiesecui.org/
9Aiesecui.org: http://aiesecui.org/aiesec-history/ 10ibid
3 Melalui AISEC, mahasiswa tidak hanya mengikuti program pertukaran pelajar saja tetapi juga menjalankan proyek dan memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar.
Penulis sendiri pada tanggal 23 Desember 2016 akan mengikuti program AIESEC di Thailand dengan nama proyek “Sawassde Project” selama 6 minggu sampai tanggal 4 Februari 2017. Proyek tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi bahasa kepada siswa sekolah baik TK, SD, SMP, maupun SMA di daerah terpencil yang ada di Thailand. Selama program berlangsung penulis tidak hanya melakukan proyek saja tetapi mengamati bagaimana komunikasi lintas budaya yang penulis bangun dengan para murid dan peserta pertukaran lainnya baik tertuama dari negara lain selama program berlangsung. Harapannya penulis bisa melakukan komunikasi lintas budaya dengan baik dan dapan memberikan informasi tentang bagaimana komunikasi lintas budaya penulis berlangsung.
Dalam “Sawasdee Project 21”, banyak sekali peserta yang berasal dari negara berbeda seperti Indonesia, China, Malaysia, Vietnam, India, Sri Lanka, Nepal, Brazil, dan Argentina. Tentunya kami semua memiliki kebudayaan yang berbeda baik dengan kebudayaan Thailand maupun dengan peserta lainnya.
Pastinya komunikasi lintas budaya sering terjadi pada saat “Sawasdee Project 21” berlangsung selama 6 minggu. Baik komunikasi lintas budaya dengan peserta dari negara berbeda, guru-guru, para murid, serta masyarakat Thailand lainnya. Lalu bagaimana komunikasi lintas budaya berlangsung? Seperti bagaimana penulis mencoba menerangkan materi bahasa Inggris kepada para murid kelas 1,2,3 SD yang sama sekali tidak bisa bahasa Inggris, bagaimana penulis takut untuk pergi sendirian karena banyak petunjuk jalan yang dituliskan dalam huruf Thailand, bagaimana penulis dan peserta pertukaran dari Indonesia dan negara lain berhubungan dengan baik misalnya: berwisata bersama, diskusi, atau bahkan ada teman penulis yang akhirnya berpacaran,bagaimana penulis terkejut ketika diberi banyak makanan oleh kepala sekolah dan guru di Don Kra Bueng School dan tidak tahu bagaimana cara menghabiskannya.
4 menenangkan kelas yang ribut, dan masih banyak kasus-kasus lain yang akan penulis jabarkan. Lantas bagaimana komunikasi lintas budaya terjadi?
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana komunikasi lintas budaya yang terjadi antara penulis sebagai pengajar dengan para murid dan peserta pertukaran pada saatSawasdee Project 21 berlangsung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah mendeskripsikan proses komunikasi lintas budaya yang terjadi antara penulis sebagai pengajar dengan para murid dan peserta pertukaran selama Sawasdee Project 21 berlangsung.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan informasi mengenai proses komunikasi. Selain itu juga bisa menambah referensi kepustakaan dengan menggunakan teori komunikasi lintas budaya.
1.4.2 Manfaat Praktis
5
1.5 DEFINISI KONSEPTUAL
1.5.1 Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan, gagasan atau ide dari komunikator kepada komunikan.
1.5.2 Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Lintas Budaya merupakanproses mempelajarikomunikasi diantara individu maupun kelompok sukubangsa dan ras yang berbeda negara. komunikasi lintas budaya merupakan analisis perbandingan yang memprioritaskan relativitas kegiatan kebudayan, umumnya lebih terfokus pada hubungan antar bangsa tanpa harus membentuk kultur baru. (Purwasito,2003)
1.5.3 Sawasdee Project 21
Sawasdee Project 21 sebuah proyek AIESEC Thailand yang bergerak dibidang pendidikan, khususnya pendidikan bahasa inggris. Beberapa Universitas yang bergabung dalam penyelenggaraan proyek ini adalah Bangkok University, Kasetsart University, Thammasart University, Chulalongkorn University, Assumption University, University of Thai Chamber of Commerce, Thai-Nich Institute of Technology, dan Mahidol University.12
Dilatar belakangi oleh kurangnya literasi dalam bahasa inggris bagi banyak siswa13, maka Sawasdee Project menawarkan kegiatan mengajar bahasa Inggris kepada siswa Thailand oleh para peserta dari berbagai negara selama 6 minggu.
Dinamakan Sawasdee Project 21 karena Sawasdee Project sudah memasuki gelombang ke 21. Gelombang 21 sendiri dimulai pada 23 Desember 2016 hingga 4 Februari 2017
12Fanpage facebook Sawasdee Project: https://www.facebook.com/SawasdeeThailandProject/?fref=ts
6
1.5.4 Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Guru adalah seseorang yang berprofesi sebagai pengajar atau matapencahariannya adalah mengajar. Terutama mengajar para murid yang ada di sekolah.14
1.5.5 Murid
Murid adalah orang yang sedang berguru atau menimba ilmu di sekolah.15
14 https://www.kbbi.web.id/guru