• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 KONDISI UMUM SANITASI KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1 KONDISI UMUM SANITASI KABUPATEN"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Buleleng mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Bali terbanyak di Provinsi Bali yaitu pada Tahun 2009 sebanyak 654.061 jiwa atau 19,18 % dari jumlah penduduk Provinsi Bali. Terkait dengan kondisi kependudukan, Kabupaten Buleleng juga memiliki jumlah penduduk miskin yang relatif cukup banyak yaitu 45.187 RTM/RTS di Tahun 2008, dimana telah mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2006 yang mencapai sebesar 47.908 RTM/RTS dan secara berkesinambungan telah diupayakan penurunannya.

Bertambah dan berkembangnya jumlah penduduk tanpa disadari telah mengambil ruang yang menyebabkan semakin meningkatnya kepadatan penduduk dan hal ini tidak dapat dipungkiri berdampak pada kondisi sanitasi di wilayah Kabupaten Buleleng.

3.1.1 Kesehatan Lingkungan

• Kondisi Sarana Sanitasi Dasar

Sarana sanitasi dasar terdiri dari jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Jumlah KK di Kabupaten Buleleng pada Tahun 2009 adalah 169.767 KK. Dari 169.767 KK tersebut, yang diperiksa kepemilikan jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah sebanyak 19.640 KK. Berdasarkan hasil pemeriksaan, yang memiliki jamban 19.640 KK (100 %), memiliki tempat sampah 11.122 KK (56,6 %), dan memiliki pengelolaan air limbah 10.548 (53,7%). Sedangkan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari jamban 16.501 (81,73%), tempat sampah 3.274 (29,4%), dan pengelolaan air limbah 3.309 (31,4%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(2)

Tabel 3.1

Prosentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

JUM LAH KK DI P E R IK S A JUM LAH KK MEM ILI K I JU M LA H SE H A T % KK MEM ILI K I % SE H A T JUM LAH KK DI P E R IK S A JUM LAH KK MEM ILI K I JU M LA H SE H A T % KK MEM ILI K I % SE H A T JUM LAH KK DI P E R IK S A JUM LAH KK MEM ILI K I JU M LA H SE H A T % KK MEM ILI K I % SE H A T 1 Tejakula Tejakula I 7.859 342 342 305 100,00 89,2 342 68 14 19,9 20,6 342 205 195 59,9 95,1 Tejakula II 8.418 210 210 210 100,00 100,0 210 74 13 35,2 17,6 210 125 23 59,7 18,3 2 Kubutambahan Kubutambahan I 4.248 363 363 312 100,00 86,0 363 272 16 75,0 5,9 363 325 314 89,5 96,6 Kubutambahan II 8.923 240 240 240 100,00 100,0 240 59 20 24,6 33,9 240 240 226 100,0 94,2 3 Sawan Sawan I 11.646 730 730 558 100,00 76,4 730 103 27 14,1 26,2 730 540 414 74,0 76,6 Sawan II 5.941 1.003 1.003 912 100,00 90,9 1.003 622 0 62,0 0,0 1.003 678 25 67,6 3,7 4 Buleleng Buleleng I 14.433 648 648 419 100,00 64,7 648 139 55 21,5 39,6 648 482 374 74,4 77,6 Buleleng II 5.606 729 729 521 100,00 71,5 729 729 71 100,0 9,7 729 257 25 35,2 9,7 Buleleng III 10.745 1.150 1.150 851 100,00 74,0 1.150 985 851 85,7 86,4 1.150 734 366 63,8 49,9 5 Sukasada Sukasada I 10.395 2.855 2.855 2.691 100,00 94,3 2.855 140 40 4,9 28,6 2.855 914 11 32,0 1,2 Sukasada II 5.683 1.417 1.417 1.405 100,00 99,2 1.417 1.417 0 100,0 0,0 1.417 245 0 17,3 0,0 6 Banjar Banjar I 13.685 194 194 183 100,00 94,3 194 140 32 72,0 22,9 194 194 174 100,0 89,7 Banjar II 7.783 1.226 1.226 1.024 100,00 83,5 1.226 1.226 0 100,0 0,0 1.226 933 65 76,1 7,0 7 Seririt Seririt I 8.676 954 954 615 100,00 64,5 954 945 613 99,1 64,9 954 819 0 85,8 0,0 Seririt II 7.985 1.739 1.739 1.167 100,00 67,1 1.739 1.433 1152 82,4 80,4 1.739 689 710 39,6 103,1 Seririt III 4.302 540 540 81 100,00 15,0 540 65 20 12,0 30,8 540 290 108 53,7 37,2 8 Busungbiu Busungbiu I 7.535 816 816 771 100,00 94,5 816 115 31 14,1 27,0 816 636 0 78,0 0,0 Busungbiu II 3.805 2.184 2.184 1.912 100,00 87,5 2.184 1.638 0 75,0 0,0 2.184 1.597 0 73,1 0,0 9 Gerokgak Gerokagak I 11.896 1.985 1.985 1.628 100,00 82,0 1.985 907 307 45,7 33,8 1.985 544 188 27,4 34,6 Gerokgak II 10.203 315 315 246 100,00 78,1 315 45 12 14,3 26,7 315 103 91 32,6 88,6 JUMLAH (KAB/KOTA) 169.767 19.640 19.640 16.051 100,00 81,73 19.640 11.122 3.274 56,6 29,4 19.640 10.548 3.309 53,7 31,4 PENGELOLAAN AIR LIMBAH

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK

JAMBAN TEMPAT SAMPAH

(3)

• Kondisi Pencemaran Kualitas Air

Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Bali, telah ditetapkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Baku Mutu Kualitas Air Limbah Domestik diatur dalam lampiran e Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007. Salah satu upaya untuk mengetahui Baku Mutu Kualitas Air adalah dengan melaksanakan uji sampel air di laboratorium.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Tahun 2009 tentang kualitas air sungai, kualitas danau, kualitas air sumur (sumur dalam dan sumur dangkal) dan kualitas mata air maka dapat diketahui kualitas air di Kabupaten Buleleng yang dapat dikategorikan pada beberapa kelas.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup maka kualitas air dapat digolongkan pada 4 (empat) kelas yaitu:

- Kelas Satu : air yang dapat peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku dan

atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

- Kelas dua : air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

- Kelas tiga : air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan , air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan.

- Kelas empat: air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Lebih jelasnya hasil pemantuan kualitas air di Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Tabel berikut.

(4)

Tabel 3.2

Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai, Air Danau, Air Sumur (Sumur dalam dan dangkal) dan Kualitas Mata Air di Kabupaten Buleleng No. Lokasi Sampel Parameter yang menyimpang Dari

Nilai Ambang Batas Kategori I Kualitas Air Sungai

1. Tukad Buleleng:

- Tengah BOD, Besi (Fe), Phospat, Tembaga (Cu), Coli Tinja

Kelas III - Hilir BOD, COD, Minyak Lemak, Detergen,

Besi (Fe), Nitrit, Phospat, Tembaga (Cu), Coli Tinja, Koliform.

Kelas IV 2. Tukad Saba

- Tengah Deterjen, Minyak Lemak, Deterjen, Besi

(Fe), Phospat, Coli Tinja, Kelas III - Hilir BOD, COD, Deterjen, Besi (Fe), Nitrit,

Phospat, Tembaga (Cu), Coli Tinja, Kelas III 3. Tukad Banyumala:

- Tengah Deterjen Kelas I

- Hilir BOD, Deterjen, Nitrit, Phospat, Coli Tinja, Koliform.

Kelas III II Kualitas Air Danau

1. Danau Buyan DO Kelas I

2. Danau Tamblingan phospat Kelas III

III Kualitas Air Sumur Sumur Dalam:

1. Uma Anyar-Seririt Besi (Fe), Nitrit Kelas III

2. Pemaron-Buleleng Semua parameter telah memenuhi baku mutu

Kelas I

3. Penarukan Mangan, Nitrit, Kelas III

4. Kerobokan Mangan, Nitrit Kelas III

5. Jl. Pulau Komodo-Singaraja Mangan, Nitrit Kelas III 6. Tembok-Tejakula Semua parameter

telah memenuhi baku mutu

Kelas I Sumur Dangkal:

1. Ponjok Batu-Tejakula Semua parameter telah memenuhi baku mutu

Kelas I

2. Pancasari I Nitrit Kelas IV

3. Pancasari II Nitrit Kelas IV

IV Kualitas Mata Air

1. Mata Air Subuk Besi, Nitrit Kelas IV

2. Mata Air Pelapuan-Busungbiu Besi, Nitrit Kelas IV 3. Mata Air Mumbul-Buleleng Semua parameter

telah memenuhi baku mutu

Kelas I 4. Mata Air-Pangkung Dalem

Gitgit Semua parameter telah memenuhi baku mutu

Kelas I Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Tahun 2010

Penyebab terbesar terjadinya pencemaran air di Kabupaten Buleleng adalah akibat dari buangan limbah domestik rumah tangga. Berdasarkan hasil dari studi EHRA Tahun 2010, diketahui bahwa sebanyak 11,8% responden rumah tangga dari

(5)

selokan/parit (0,2%), saluran air lainnya. Hal tersebut menjadi salah satu sumber utama penyebab pencemaran limbah domestik. Sumber pencemar dari kegiatan domestik lainnya adalah berasal dari pembuangan tinja. Berdasarkan hasil dari studi EHRA, dari 1036 sampel responden rumah tangga, sebanyak 13,7% melaporkan tidak memiliki dan menggunakan tangki septictank.

Kualitas Udara

Pengukuran kualitas udara didasarkan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Pengukuran kualitas udara di Kabupaten Buleleng dilakukan dengan mengambil sampel pada beberapa titik pengamatan seperti daerah permukiman di Banyuasri, daerah pelabuhan/industri di Celukanbawang, pada daerah yang padat lalu lintas/terminal yaitu di Jalan A. Yani, Penarukan dan Seririt. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan UPT Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Bali Tahun 2009 pada titik sampel tersebut maka diketahui kualitas udara di Kabupaten Buleleng masih di bawah baku mutu yang diperkenankan, kecuali partikel/debu pada semua titik sampel.

• Akses pada Sumber Air Bersih

Dari keluarga yang ada sebanyak 169.767 di Kabupaten Buleleng yang memiliki akses terhadap air bersih sebanyak 139.155 (82,0 %). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Sedangkan untuk kebutuhan air minum, dari studi EHRA Tahun 2010, diketahui bahwa dari 1036 responden melaporkan sumber air minum berasal dari Air ledeng/PDAM sebesar 59,7% sedangkan sisanya 24,9% dari sumur.

(6)

Tabel 3.3

Prosentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

LE DE NG SP T SG L PA H KEM A S A N LA IN N Y A JUML A H LE DE NG SP T SG L PA H KEM A S A N LA IN N Y A JUML A H 1 Tejakula Tejakula I 7.859 342 4,4 5.974 20 312 60 0 0 6.366 76,0 0,3 4,0 0,8 0 0,0 81,0 Tejakula II 8.418 210 2,5 4.845 0 297 125 0 0 5.267 57,6 0,0 3,5 1,5 0 0,0 62,6 2 Kubutambahan Kubutambahan I 4.248 363 8,5 3.107 67 259 32 0 0 3.465 73,1 1,6 6,1 0,8 0 0,0 81,6 Kubutambahan II 8.923 240 2,7 8.054 0 0 0 0 20 8.074 90,3 0,0 0,0 0,0 0 0,2 90,5 3 Sawan Sawan I 11.646 730 6,3 7.504 93 348 0 0 352 8.297 64,4 0,8 3,0 0,0 0 3,0 71,2 Sawan II 5.941 1.003 16,9 4.665 0 0 0 0 557 5.222 78,5 0,0 0,0 0,0 0 9,4 87,9 4 Buleleng Buleleng I 14.433 648 4,5 13.326 38 382 0 0 0 13.746 92,3 0,3 2,6 0,0 0 0,0 95,2 Buleleng II 5.606 729 13,0 4.653 0 427 0 0 0 5.080 83,0 0,0 7,6 0,0 0 0,0 90,6 Buleleng III 10.745 1.150 10,7 8.748 88 504 0 0 40 9.380 81,4 0,8 4,7 0,0 0 0,4 87,3 5 Sukasada Sukasada I 10.395 2.855 27,5 9.452 0 25 0 0 150 9.627 90,9 0,0 0,2 0,0 0 1,4 92,6 Sukasada II 5.683 1.417 24,9 3.252 0 50 0 0 1.285 4.587 57,2 0,0 0,9 0,0 0 22,6 80,7 6 Banjar Banjar I 13.685 194 1,4 6.852 30 1414 130 0 470 8.896 50,1 0,2 10,3 0,9 0 3,4 65,0 Banjar II 7.783 1.226 15,8 5.793 0 18 0 0 872 6.683 74,4 0,0 0,2 0,0 0 11,2 85,9 7 Seririt Seririt I 8.676 954 11,0 4.764 18 1951 0 0 25 6.758 54,9 0,2 22,5 0,0 0 0,3 77,9 Seririt II 7.985 1.739 21,8 5.175 95 1254 85 0 27 6.636 64,8 1,2 15,7 1,1 0 0,3 83,1 Seririt III 4.302 540 12,6 2.489 0 0 0 0 10 2.499 57,9 0,0 0,0 0,0 0 0,2 58,1 8 Busungbiu Busungbiu I 7.535 816 10,8 6.570 0 0 0 0 225 6.795 87,2 0,0 0,0 0,0 0 3,0 90,2 Busungbiu II 3.805 2.956 77,7 2.653 0 16 100 0 31 2.800 69,7 0,0 0,4 2,6 0 0,8 73,6 9 Gerokgak Gerokagak I 11.896 1.985 16,7 3.217 23 6962 0 0 225 10.427 27,0 0,2 58,5 0,0 0 1,9 87,7 Gerokgak II 10.203 315 3,1 7.974 42 524 0 0 10 8.550 78,2 0,4 5,1 0,0 0 0,1 83,8 JUMLAH (KAB/KOTA) 169.767 20.412 12,0 119.067 514 14.743 532 - 139.1554.299 85,56 0,4 10,6 0,382 0 0,0 82,0 % KELUARGA DIPERIKSA JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA

% AKSES AIR BERSIH

JUMLAH KELUARGA YANG ADA

AKSES AIR BERSIH

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

• Data Rumah Sehat

Jumlah rumah yang diperiksa di 9 kecamatan selama tahun 2009 berjumlah 20.412 rumah dari 140.871 rumah yang ada atau 14,5 %. Dari 20.412 rumah yang diperiksa ternyata yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 16,707 rumah atau 81,85 % seperti terlihat pada Grafik 3.1.

Grafik 3.1

PERSENTASE RUMAH SEHAT DI KAB BULELENG TAHUN 2009

TIDAK SEHAT, 14,5 %

SEHAT, 81,85 %

Sumber data : Laporan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Lingkungan Tahun 2009

(7)

Tabel 3.4

Prosentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

RUMAH

JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %

SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT

1 Tejakula Tejakula I 5.287 342 6,47 305 89,18 Tejakula II 6.513 210 3,22 155 73,81 Kubutambahan I 3.625 363 10,01 312 85,95 2 Kubutambahan Kubutambahan II 8.533 240 2,81 215 89,58 Sawan I 10.140 730 7,20 558 76,44 3 Sawan Sawan II 4.875 1.003 20,57 919 91,63 Buleleng I 11.249 648 5,76 419 64,66 4 Buleleng Buleleng II 4.606 729 15,83 521 71,47 Buleleng III 9.081 1.150 12,66 873 75,91 Sukasada I 8.795 2.855 32,46 2.677 93,77 5 Sukasada Sukasada II 5.394 1.417 26,27 1.417 100,00 Banjar I 9.716 194 2,00 183 94,33 6 Banjar Banjar II 5.963 1.226 20,56 1.024 83,52 Seririt I 7.533 954 12,66 869 91,09 7 Seririt Seririt II 6.265 1.739 27,76 1.276 73,38 Seririt III 3.705 540 14,57 180 33,33 8 Busungbiu Busungbiu I 6.270 816 13,01 773 94,73 Busungbiu II 3.696 2.956 79,98 1.900 64,28 9 Gerokgak Gerokagak I 11.051 1.985 17,96 1.885 94,96 Gerokgak II 8.574 315 3,67 246 78,10 JUMLAH (KAB/KOTA) 140.871 20.412 14,49 16.707 81,85 PUSKESMAS NO KECAMATAN

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

• Data Tempat-Tempat Umum Sehat

Tempat – tempat umum dan pengelolaan makanan yang diperiksa meliputi hotel, restoran, pasar dan tempat – tempat umum lainnya. Secara keseluruhan berjumlah 1.570 TTU yang ada, diperiksa sejumlah 649 TTU. Dari TTU yang diperiksa tersebut ternyata sejumlah 455 TTU atau 70,1 % sudah memenuhi syarat kesehatan seperti terlihat pada Grafik 3.2. Persentase ini belum mencapai target dalam Iis 2010 yang ditentukan sebesar 80 %. Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Grafik 3.2

PERSENTASE TTU SEHAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2009 29,90% 70,10% Sehat TidakSehat

Sumber data : Laporan Penyehatan Lingkungan 2009, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2009

(8)

Tabel 3.5

Prosentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

JUMLA H Y G ADA JUMLAH DI P E RI K S A JUMLAH SE HAT % SEH A T JUMLA H Y G ADA JUMLAH DI P E RI K S A JUMLAH SE HAT % SEH A T JUMLA H Y G ADA JUMLAH DI P E RI K S A JUMLAH SE HAT % SEH A T JUMLA H Y G ADA JUMLAH DI P E RI K S A JUMLAH SE HAT % SEH A T JUMLA H Y G ADA JUMLAH DI P E RI K S A JUMLAH SE HAT % SEH A T 1 Tejakula Tejakula I 7 7 7 100 12 12 9 75,00 6 6 6 100,00 44 10 5 50,00 69 35 27 77,14 Tejakula II 2 2 2 100 6 - - - 5 5 5 100,00 23 5 3 60,00 36 12 10 83,33 2 Kubutambahan Kubutambahan I 12 7 5 71 15 9 7 77,78 5 5 5 100,00 67 15 7 46,67 99 36 24 66,67 Kubutambahan II - - - - - - - - 4 3 3 100,00 168 34 27 79,41 172 37 30 81,08 3 Sawan Sawan I 1 1 1 100 31 19 12 63,16 3 3 3 100,00 28 10 5 50,00 63 33 21 63,64 Sawan II - - - - - - - - 3 3 3 100,00 53 12 7 58,33 56 15 10 66,67 4 Buleleng Buleleng I 13 13 11 85 77 35 31 88,57 8 8 - 68 12 6 50,00 - 166 68 48 70,59 Buleleng II 63 10 10 100 99 40 39 97,50 3 3 - 36 12 4 33,33 - 201 65 53 81,54 Buleleng III - - - - 16 11 7 63,64 3 3 1 33,33 34 22 11 50,00 53 36 19 52,78 5 Sukasada Sukasada I 8 2 2 100 4 - - - 1 1 - 25 - - - - 38 3 2 66,67 Sukasada II 6 3 3 100 21 17 13 76,47 2 2 - 18 11 7 - - 47 33 23 69,70 6 Banjar Banjar I 14 3 3 100 1 - - - 3 1 - 2 2 - - - 20 6 3 50,00 Banjar II 2 2 2 100 7 1 1 100,00 2 2 1 50,00 25 - - - 36 5 4 80,00 7 Seririt Seririt I 1 1 1 100 12 3 - 4 2 2 100,00 116 81 56 69,14 133 87 59 67,82 Seririt II 2 2 2 100 1 1 1 100,00 5 5 3 60,00 37 - - - 45 8 6 75,00 Seririt III 1 1 1 100 3 3 - - 1 - - 32 - - - - 37 4 1 25,00 8 Busungbiu Busungbiu I - - - - 11 9 8 88,89 10 10 2 20,00 84 61 48 78,69 105 80 57 71,25 Busungbiu II - - - - 2 2 2 100,00 1 1 - 19 4 3 75,00 - 22 7 5 71,43 9 Gerokgak Gerokagak I 1 1 1 100 30 11 10 90,91 6 6 6 100,00 50 10 8 80,00 87 28 25 89,29 Gerokgak II 16 19 6 32 37 20 14 70,00 2 2 - 30 10 8 80,00 - 85 51 28 54,90 JUMLAH (KAB/KOTA) 149 74 57 77 385 193 154 79,79 77 71 40 56,34 959 311 205 65,92 1.570 649 455 70,11 KECAMATAN JUMLAH TUPM NO PUSKESMAS

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA

(9)

3.1.2 Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat

a. Besarnya timbulan penyakit akibat sanitasi buruk • Angka Kesembuhan Penderita TB Paru (BTA +)

Penderita TB Paru BTA (+) yang ditemukan di Kabupaten Buleleng pada Tahun 2009 sebanyak 312 orang. Penderita TB BTA (+) yang mendapat pengobatan pada tahun 2008 sebesar 275 orang. Setelah diobati, jumlah penderita yang sembuh sebanyak 236 orang sehingga tingkat kesembuhan TB Paru BTA (+) di Kabupaten Buleleng yang berobat pada tahun 2008 adalah 79,2%.

Jumlah penderita TB Paru BTA(+) secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Prosentase TB Paru Sembuh dan Pneumonia Balita Ditangani di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

2008 2009 PENDERITAJML JML PEND BALITA DITANGANIBALITA DITANGANI% BALITA

1 Tejakula Tejakula I 157 20 20 21 16 76,19 26 26 26 100,00 Tejakula II 172 9 11 13 8 61,54 13 12 12 100,00 2 Kubutambahan Kubutambahan I 108 5 13 11 12 109,09 - - - 0,00 Kubutambahan II 79 8 11 14 9 64,29 42 42 42 100,00 3 Sawan Sawan I 150 20 29 28 25 89,29 42 42 42 100,00 Sawan II 65 8 5 9 3 33,33 - - - 0,00 4 Buleleng Buleleng I 480 49 56 65 53 81,54 37 24 24 100,00 Buleleng II 41 7 6 12 6 50,00 75 49 49 100,00 Buleleng III 81 6 7 9 7 77,78 - - - 0,00 5 Sukasada Sukasada I 17 4 14 15 14 93,33 148 79 79 100,00 Sukasada II 11 1 6 1 3 300,00 45 45 45 100,00 6 Banjar Banjar I 81 12 12 15 12 80,00 - - - 0,00 Banjar II 66 4 5 4 4 100,00 - - - 0,00 7 Seririt Seririt I 26 10 13 14 7 50,00 - - - 0,00 Seririt II 83 7 12 9 12 133,33 42 42 42 100,00 Seririt III 19 5 4 5 3 60,00 - - - 0,00 8 Busungbiu Busungbiu I 28 2 3 4 2 50,00 113 113 113 100,00 Busungbiu II 7 2 2 2 2 100,00 - - - 0,00 9 Gerokgak Gerokgak I 74 15 32 23 28 121,74 - - - 0,00 Gerokgak II 179 17 11 17 9 52,94 84 84 84 100,00 648 101 3 7 1 14,29 645 465 465 100,00 JUMLAH (KAB/KOTA) 2.572 312 275 298 236 79,2 1.312 1.023 1.023 100,00 TB PARU

KLINIS BTA(+) SEMBUH 2009 SEMBUH % 2009

Rumah Sakit Umum

PUSKESMAS KECAMATAN

NO

PNEUMONIA DIOBATI BTA (+)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

• Persentase HIV/AIDS Ditangani

Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 berjumlah 190 kasus dan seluruhnya atau 100 % mendapat penanganan sesuai standar. Jumlah kasus HIV/AIDS menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.

• Prevalensi HIV

Di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 ditemukan penderita HIV positif sebanyak 190 orang. Dari 190 orang tersebut tertinggi ditemukan di Kecamatan

(10)

Buleleng yaitu sebanyak 48 orang, terendah dikecamatan Busungbiu dan Kubutambahan, masing-masing 9 orang. Prevalensi HIV terhadap penduduk beresiko adalah sebesar 0,029 %.

Jumlah penderita HIV(+) secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.7.

• Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati

Jumlah kasus IMS di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 berjumlah 195 kasus dan seluruhnya atau 100 % mendapat penanganan sesuai standar. Jumlah kasus IMS menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.

• Angka Kesakitan DBD

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 sebanyak 531 kasus dan jumlah tertinggi ditemukan di Kecamatan Buleleng yaitu sebanyak 303 kasus, sedangkan jumlah terendah ditemukan di Kecamatan Busungbiu yaitu 11 kasus. Dari 531 kasus penderita DBD, seluruhnya atau 100 % mendapat penanganan. Angka kesakitan di Kabupaten Buleleng tahun 2009 adalah 81,66 per 100.000 penduduk.

Untuk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 – 2009, angka kesakitan DBD di Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan mengalami penurunan pada tahun 2007 dan meningkat lagi pada tahun 2008 seperti terlihat pada Grafik 3.3 di bawah.

Grafik 3.3

Angka Kesakitan DBD di Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2009 82 87 62,83 93,11 36,73 0 20 40 60 80 100 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun An gka Ke sakitan ( /100.0 00 Pend uduk) Angka kesakitan DBD Sumber data : Bidang P3M, Dinkes Kab.Buleleng 2009

(11)

Jumlah penderita DBD secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.7

• Persentase Balita dengan Diare Ditangani

Jumlah kasus penderita diare di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 berjumlah 9.410 kasus dan 3.243 kasus di antaranya diderita oleh anak Balita. Dari 3.243 kasus diare pada Balita seluruhnya atau 100 % mendapat penanganan sesuai standar. Jumlah kasus diare menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.

(12)

Tabel 3.7

HIV/AIDS, IMS, DBD, dan Diare Pada Balita ditangani di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

HIV/AIDS DBD JML KASUS DITANGA NI % DITANGA NI JML KASUS DITANGAN I % DITANGAN I JML KASUS DITANGAN I % DITANGA NI JML KASUS JML DIARE PADA BALITA DIARE PADA BALITA DITANGANI % DITANGA NI 1 Tejakula Tejakula I 9 9 100,00 0 0 0,00 13 13 100,00 339 75 75 100,00 Tejakula II 1 1 100,00 0 0 0,00 4 4 100,00 255 11 11 100,00 2 Kubutambahan Kubutambahan I 9 9 100,00 0 0 0,00 7 7 100,00 307 111 111 100,00 Kubutambahan II 0 0 0,00 0 0 0,00 7 7 100,00 168 57 57 100,00 3 Sawan Sawan I 14 14 100,00 0 0 0,00 20 20 100,00 329 129 129 100,00 Sawan II 7 7 100,00 2 2 100,00 9 9 100,00 248 93 93 100,00 4 Buleleng Buleleng I 35 35 100,00 6 6 100,00 139 139 100,00 817 370 370 100,00 Buleleng II 7 7 100,00 46 46 100,00 62 62 100,00 226 64 64 100,00 Buleleng III 6 6 100,00 27 27 100,00 102 102 100,00 742 258 258 100,00 5 Sukasada Sukasada I 14 14 100,00 12 12 100,00 56 56 100,00 499 183 183 100,00 Sukasada II 6 6 100,00 5 5 100,00 1 1 100,00 591 259 259 100,00 6 Banjar Banjar I 14 14 100,00 5 5 100,00 33 33 100,00 947 236 236 100,00 Banjar II 8 8 100,00 11 11 100,00 5 5 100,00 1.145 443 443 100,00 7 Seririt Seririt I 14 14 100,00 27 27 100,00 27 27 100,00 71 42 42 100,00 Seririt II 5 5 100,00 1 1 100,00 6 6 100,00 379 209 209 100,00 Seririt III 5 5 100,00 0 0 0,00 8 8 100,00 178 7 7 100,00 8 Busungbiu Busungbiu I 8 8 100,00 22 22 100,00 11 11 100,00 995 362 362 100,00 Busungbiu II 1 1 100,00 2 2 100,00 0 0 0,00 51 10 10 100,00 9 Gerokgak Gerokgak I 6 6 100,00 0 0 0,00 15 15 100,00 56 9 9 100,00 Gerokgak II 18 18 100,00 0 0 0,00 6 6 100,00 772 397 397 100,00 10 Rumah Sakit - - - 0 0 0,00 - - - 295 98 98 100,00 11 Praktek Swasta - - - 29 29 100,00 - - - -12 Luar Kab.Buleleng 3 3 JUMLAH (KAB/KOTA) 190 190 100,00 195 195 100,00 531 531 100,00 3.4239.410 3.423 100,00 DIARE NO PUSKESMAS IMS KECAMATAN

(13)

• Angka Kesakitan Malaria

Jumlah malaria klinis di Kabupaten Buleleng tahun 2009 adalah 2.238 jiwa. Berdasarkan pemeriksaan hasil laboratorium positif malaria 2 orang atau hanya 0,1 % positif malaria. Dari 2 orang positif malaria seluruhnya atau 100 % mendapat pengobatan. Sedangkan angka kesakitan malaria (API) 3,44 per 1.000 penduduk dan AMI 0,31 per 1000 penduduk. Jumlah penderita malaria menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Persentase Penderita Malaria diobati di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

MALARIA

KLINIS POSITIF POSTIF% DIOBATI DIOBATI% 1 Tejakula Tejakula I - - - - 0,0 Tejakula II - - - - 0,0 2 Kubutambahan Kubutambahan I - - - - 0,0 Kubutambahan II 0 - - - 0,0 3 Sawan Sawan I - - - - 0,0 Sawan II 0 - - - 0,0 4 Buleleng Buleleng I 0 - - - 0,0 Buleleng II 73 1 1,4 1 1,4 Buleleng III - - - 0,0 5 Sukasada Sukasada I 829 - - - 0,0 Sukasada II 141 - - - 0,0 6 Banjar Banjar I 0 - - - 0,0 Banjar II 0 - - - 0,0 7 Seririt Seririt I - - - - 0,0 Seririt II 52 - - - 0,0 Seririt III 0 - - - 0,0 8 Busungbiu Busungbiu I 402 - - - 0,0 Busungbiu II 0 - - - 0,0 9 Gerokgak Gerokgak I 432 1 0,2 1 0,2 Gerokgak II 309 - - - 0,0 JUMLAH (KAB/KOTA) 2.238 2 0,1 2,0 100,0 ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK 3,44 0,31

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

• Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat

Penderita kusta PB berjumlah 3 orang dan MB 4 orang, sehingga seluruhnya berjumlah 7 orang. Penderita kusta baik PB dan MB seluruhnya atau 100 % selesai berobat. Jumlah penderita kusta menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.9.

(14)

Tabel 3.9

Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB 1 Tejakula Tejakula I - - - - - -Tejakula II - - - - - -2 Kubutambahan Kubutambahan I - - - - - -Kubutambahan II - - - - - -3 Sawan Sawan I - - - - - -Sawan II - - - 1 1 100 4 Buleleng Buleleng I - - - - - -Buleleng II - - - - - -Buleleng III - - - 3 3 100 5 Sukasada Sukasada I - - - - - -Sukasada II - - - - - -6 Banjar Banjar I - - - - - -Banjar II - - - - - -7 Seririt Seririt I - - - - - -Seririt II - - - - - -Seririt III - - - - - -8 Busungbiu Busungbiu I - - - - - -Busungbiu II - - - - - -9 Gerokgak Gerokgak I - - - - - -Gerokgak II 3 3 100 - - -JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 100 4 4 100 KUSTA KECAMATAN NO PUSKESMAS

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

• Persentase Balita dengan Gizi Buruk

Dari 28.971 balita yang di timbang pada tahun 2009, terdapat 532 balita yang beratnya di bawah garis merah. Dengan demikian persentase Balita Bawah Garis Merah di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 adalah 1,84 %. Sedangkan balita dengan gizi buruk berjumlah 7 orang atau sebesar 0,01 %.

Status gizi balita secara lengkap di Kabupaten Buleleng per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.10.

(15)

Tabel 3.10

Status Gizi Balita di Kabupaten Buleleng Tahun 2009

JUMLAH BALITA BALITA YANG ADA DITIMBAN G BB NAIK BGM Gizi Buruk DITIMBAN G BB NAIK BGM Gizi Buruk 1 Tejakula Tejakula I 3.419 1.117 674 43 - 32,67 60,34 3,85 -Tejakula II 2.813 1.022 816 3 - 36,33 79,84 0,29 -2 Kubutambahan Kubutambahan I 2.408 643 328 12 - 26,70 51,01 1,87 -Kubutambahan II 1.419 660 567 6 - 46,51 85,91 0,91 -3 Sawan Sawan I 2.605 1.304 647 27 - 50,06 49,62 2,07 -Sawan II 1.323 689 355 5 2 52,08 51,52 0,73 0,15 4 Buleleng Buleleng I 6.067 3.619 2.916 81 - 59,65 80,57 2,24 -Buleleng II 2.197 1.233 1.013 29 1 56,12 82,16 2,35 0,05 Buleleng III 3.793 2.011 1.710 26 - 53,02 85,03 1,29 -5 Sukasada Sukasada I 4.352 2.130 1.620 38 - 48,94 76,06 1,78 -Sukasada II 2.485 1.257 1.011 22 - 50,58 80,43 1,75 -6 Banjar Banjar I 3.242 2.558 1.774 87 2 78,90 69,35 3,40 0,06 Banjar II 1.383 606 339 8 - 43,82 55,94 1,32 -7 Seririt Seririt I 1.810 1.464 1.131 12 - 80,88 77,25 0,82 -Seririt II 1.666 1.086 857 32 1 65,19 78,91 2,95 0,06 Seririt III 763 623 430 21 - 81,65 69,02 3,37 -8 Busungbiu Busungbiu I 1.349 1.447 1.232 15 - 107,26 85,14 1,04 -Busungbiu II 895 718 465 3 1 80,22 64,76 0,42 0,11 9 Gerokgak Gerokgak I 4.701 3.034 2.568 23 - 64,54 84,64 0,76 -Gerokgak II 2.275 1.750 1.299 39 - 76,92 74,23 2,23 -JUMLAH (KAB/KOTA) 50.965 28.971 21.752 532 7 56,84 75,08 1,84 0,01 PUSKESMAS NO KECAMATAN % BALITA

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009

b. Pola hidup masyarakat menyangkut sanitasi • Persentase Rumah Tangga Ber PHBS

Puskesmas di Kabupaten Buleleng yang seluruhnya berjumlah 20 buah selama ini memantau rumah tangga-rumah tangga yang melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat. Dari 31.040 rumah tangga yang dipantau, sejumlah 13.597 rumah tangga sudah berprilaku hidup bersih dan sehat atau 43,80 %. Persentase tersebut sudah melampaui target dalam SPM yang ditentukan sebesar 30 %, seperti terlihat pada Grafik 3.4

Presentase Rumah Tangga berprilaku hidup bersih dan sehat secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Grafik 3.4

Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Tahun 2009

43,80%

56,20%

PHBS TIDAK PHBS

(16)

Tabel 3.11

Prosentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Kabupaten Buleleng Tahun 2009

JUMLAH DIPANTAU BER PHBS * % 1 2 3 4 5 6 1 Tejakula Tejakula I 1.050 416 39,62 Tejakula II 1.050 365 34,76 2 Kubutambahan Kubutambahan I 1.050 439 41,81 Kubutambahan II 1.680 665 39,58 3 Sawan Sawan I 1.470 698 47,48 Sawan II 1.470 642 43,67 4 Buleleng Buleleng I 3.320 1.244 37,47 Buleleng II 1.050 490 46,67 Buleleng III 1.680 895 53,27 5 Sukasada Sukasada I 1.890 823 43,54 Sukasada II 1.260 460 36,51 6 Banjar Banjar I 2.310 1.294 56,02 Banjar II 1.260 820 65,08 7 Seririt Seririt I 1.680 361 21,49 Seririt II 1.470 634 43,13 Seririt III 1.470 666 45,31 8 Busungbiu Busungbiu I 2.100 993 47,29 Busungbiu II 1.050 563 53,62 9 Gerokgak Gerokagak I 1.680 689 41,01 Gerokgak II 1.050 440 41,90 JUMLAH (KAB/KOTA) 31.040 13.597 43,80 RUMAH TANGGA NO KECAMATAN PUSKESMAS

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Tahun 2009 • Persentase Posyandu Aktif

Di Kabupaten Buleleng pada Tahun 2009 terdapat 716 buah posyandu tersebar di 9 kecamatan. Dari jumlah tersebut sejumlah 69 buah tergolong posyandu pratama, 428 buah posyandu madya, 213 buah posyandu purnama dan hanya 6 yang tergolong posyandu mandiri. Persentase posyandu purnama dan mandiri Kabupaten Buleleng tahun 2009 adalah sebesar 30,59 %. Persentase masih rendah dari IIS 2010 yang ditentukan sebesar 40 %, seperti terlihat pada Grafik 3.5.

Presentase posyandu purnama dan mandiri secara lengkap per kecamatan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.12.

(17)

Grafik 3.5

PERSENTASE STRATA DI KAB BULELENG TAHUN 2009

MADYA

59,77%

PURNAMA

29,75%

PRATAMA

9,64%

MANDIRI 0,84% Sumber data : Bidang Promkes dan PL

(18)

Tabel 3.12

Jumlah Dan Persentase Posyandu Menurut Strata Dan Kecamatan Kabupaten Buleleng Tahun 2009

JUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU %

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH POSYANDU AKTIF

1 Tejakula Tejakula I 1 20 18 1 40 2,50 50,00 45,00 2,50 100 100 Tejakula II - 14 16 - 30 - 46,67 53,33 - 100 100 2 Kubutambahan Kubutambahan I 7 16 7 - 30 23,33 53,33 23,33 - 100 100 Kubutambahan II 1 19 11 1 32 3,13 59,38 34,38 3,13 100 100 3 Sawan Sawan I - 43 6 - 49 - 87,76 12,24 - 100 100 Sawan II - 29 - - 29 - 100,00 - - 100 100 4 Buleleng Buleleng I 13 28 2 - 43 30,23 65,12 4,65 - 100 100 Buleleng II - - 19 - 19 - - 100,00 - 100 100 Buleleng III 10 25 8 - 43 23,26 58,14 18,60 - 100 100 5 Sukasada Sukasada I 2 49 9 - 60 3,33 81,67 15,00 - 100 100 Sukasada II - 8 15 3 26 - 30,77 57,69 11,54 100 100 6 Banjar Banjar I 2 53 - - 55 3,64 96,36 - - 100 100 Banjar II - 17 9 - 26 - 65,38 289 - 354 100 7 Seririt Seririt I 6 26 5 - 37 16,22 70,27 13,51 - 100 100 Seririt II - 31 3 1 35 - 88,57 8,57 2,86 100 100 Seririt III - - 23 - 23 - - 65,71 - 66 100 8 Busungbiu Busungbiu I - 2 38 - 40 - 5,00 95,00 - 100 100 Busungbiu II - 11 13 - 24 - 45,83 54,17 - 100 100 9 Gerokgak Gerokagak I 7 19 11 - 37 18,92 51,35 29,73 - 100 100 Gerokgak II 20 18 - 38 52,63 47,37 - - 100 100 69 428 213 6 716 9,64 59,78 29,75 0,84 100 100 JUMLAH (KAB/KOTA) NO KECAMATAN PUSKESMAS

(19)

3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air

a. Sumber air baku

Kabupaten Buleleng yang wilayahnya cukup luas dari pada Kab/kota yang ada di Provinsi Bali (24,25%) dengan topografi nyegara gunung berimplikasi positif terhadap sistem pengelolaan/distribusi air minum, dimana sebagian besar bersifat gravitasi karena sumber airnya kebanyakan di pegunungan.

• Sumber air baku yang dimanfaatkan untuk air minum yang dikelola oleh PDAM terdiri dari 32% mata air gravitasi, 46% mata air pemompaan, 22% sumur bor pemompaan dengan total kapasitas 459 liter/dtk.

• Sumber air baku yang dimanfaatkan oleh masyarakat (UPS) di tingkat desa/banjar adalah 80% menggunakan mata air gravitasi.

• Sumber air baku untuk non perpipaan terdiri dari 80% sumur dangkal, 10% sungai dan 10% mata air.

b. Kapasitas Produksi

Kapasitas terpasang PDAM Buleleng kira-kira 459 l/detik untuk melayani pelanggan 174.380 jiwa. Kapasitas sumber air untuk air minum yang dikelola oleh desa/banjar adalah:

• Potensi sumber air di Kec. Gerokgak : 82 l/detik • Potensi sumber air di Kec. Seririt : 60 l/detik • Potensi sumber air di Kec. Busungbiu : 25,5 l/detik

• Potensi sumber air di Kec. Banjar : 79 l/detik

• Potensi sumber air di Kec. Sawan : 71 l/detik

• Potensi sumber air di Kec. Sukasada : 121 l/detik

• Potensi sumber air di Kec. Kubutambahan : 61 l/detik • Potensi sumber air di Kec. Tejakula : 73 l/detik • Potensi sumber air di Kec. Buleleng : 63 l/detik

c. Jumlah Sambungan

Jumlah sambungan pelanggan PDAM adalah untuk sambungan rumah (SR) 30.318 Unit dan kran umum 188 unit. Sedangkan jumlah KK yang terlayani air minum yang dikelola desa/banjar yaitu 61.929 KK.

(20)

3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga

a. Kebijakan Program dan Kegiatan

Kebijakan program dan kegiatan Pengelolaan air limbah dalam rencana Kabupaten Buleleng mengacu pada NAP (National Action Plan), MDG (Millenium Development Goals) jenis pelayanan dasar bidang PU Sub Bidang CK di sektor air limbah (SPM Air Limbah) serta draft dan jakstra air limbah Nasional.

Tabel 3.13

Target Pengelolaan Air limbah Kabupaten Buleleng

TAHUN 2009 S/D TAHUN 2015

Target akses cakupan air limbah 60 % untuk perkotaan dan 50 % untuk perdesaan.

Target akses sanitasi perkotaan 70 % dan pedesaan 60 %.

Pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50 %.

Pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat tinja hingga 100%.

Secara bertahap dikembangkan sistem air

limbah terpusat ( Sewerage System ). Secara bertahap difungsikan sistem air limbah terpusat (sewerage system).

Sumber : RPIJM Sektor Air Limbah Kab. Buleleng

Kabupaten Buleleng belum memiliki Master Plan Air Limbah, namun sudah pernah dilakukan studi-studi atau kegiatan tentang Perencanaan Air Limbah tetapi khusus untuk wilayah Kota Singaraja sebagai ibukota Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan studi-studi tersebut maka perencanaan pengelolaan air limbah Kota Singaraja dibagi menjadi 3 (tiga) tahap perencanaan pengembangan yaitu :

Tahap jangka pendek : 2008-2009 Tahap jangka menengah : 2008-2012 Tahap jangka panjang : 2008-2017 1. Perencanan Jangka Pendek

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman jangka pendek

mengacu pada RPJMN 2004 – 2009 yaitu pencapaian open defecation free hingga akhir

2009 di semua kabupaten/kota, pengembangan sistem pengolahan on-site, dan peningkatan utilitas IPLT yang telah dibangun hingga mencapai 60% di akhir tahun 2009, serta pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50% di akhir tahun 2009. Kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pencapaian sasaran jangka pendek meliputi (Draft Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum, 2006) :

(21)

1. Peningkatan akses pelayanan air limbah melaui sistem on-site di perkotaan dan perdesaan hingga mencapai 60%.

2. Peningkatan dan pengembangan utilitas IPLT. 2. Perencanan Jangka Menengah

Meningkatnya jumlah penduduk di akhir tahun 2009 akan diikuti juga oleh peningkatan kepadatan penduduk dan peningkatan fasilitas perkotaan lainnya. Dengan semakin berkurangnya lahan kosong, maka pengolahan secara on-site tidak lagi menjadi pilihan yang baik. Oleh sebab itu pada tahap perencanaan jangka menengah dan jangka panjang prioritas pengembangan sistem pengolahan air limbah diarahkan pada sistem pengolahan terpusat (off-site). Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman jangka menengah yaitu pencapaian peningkatan kinerja IPLT yang telah dibangun sebesar 75%, pembangunan dan pengembangan sistem pengolahan off-site, serta adanya peningkatan kinerja dari berbagai aspek dalam pelayanan sistem pengelolaan air limbah seperti peraturan, kelembagaan, operasional, peran serta masyarakat, serta berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 65 % di akhir tahun 2012. Upaya pencapaian sasaran jangka menengah meliputi :

1. Peningkatan kinerja IPLT yang telah dibangun hingga mencapai 75%.

2. Pelayanan pengolahan air limbah melalui sistem off-site di perkotaan dan perdesaan hingga mencapai 50% daerah pelayanan.

3. Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah selain dari APBD untuk penyediaan biaya pengelolaan air limbah yaitu melalui perbaikan sistem penarikan retribusi.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.

5. Penguatan kelembagaan dan perbaikan SDM.

6. Pengembangan dan penegakan peraturan perundang-undangan yang telah terbentuk pada tahap sebelumnya.

3. Perencanaan Jangka Panjang

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman jangka panjang yaitu pencapaian peningkatan kinerja IPAL yang telah dibangun sebesar 75% di akhir tahun 2017. Pada tahap ini diharapkan masyarakat dan swasta mampu mengambil peranan secara mandiri dalam pengelolaan air limbah. Peran pemerintah adalah sebagai

(22)

pengkoordinasi semua elemen pengelolaan air limbah dan menjaga keterpaduan pengelolaan air limbah dengan pengembangan infrastruktur perkotaan lainnya.

Sistem prasarana limbah yang direkomendasi adalah terpusat (off site).

a. Alternatif 1 : penempatan 1 unit IPAL untuk sistem off site di Br. Buanasari, Singaraja Timur.

b. Alternatif 2 : penempatan 2 unit IPAL yaitu:

• IPAL di Banjar Buanasari, Singaraja Timur untuk melayani Kota Singaraja bagian Tengah ke Timur.

• IPAL di Banyuasri untuk melayani Kota Singaraja bagian tengah ke barat.

Gambar 3.1

Lokasi Penempatan IPAL Area Pelayanan

a. Tahap I (2003-2013): 50% akan melayani daerah berpenduduk padat dan tidak memiliki pengolahan on site.

b. Tahap II (2013-2013): 75% (Banyuasri, Kaliuntu, Kampung Anyar, Astina, Kendran, Kampung Singaraja, Liligundi, Paket Agung, Banjar Tegal, Beratan,

IPAL di Br. Buanasari

(23)

Banyuning, Jineng Dalem, Baktiseraga, Penarukan, Kerobokan, Panji, Sukasada, Sambangan)

Daerah yang tidak mendapatkan pelayanan IPAL tahap I dan Tahap II tetap menggunakan sistem on-site.

b. Pengelolaan Air limbah

Pengelolaan air limbah di Kabupaten Buleleng terdiri atas :

- Pengelolaan oleh masyarakat secara individual : pembuatan septic tank perorangan

- Pengelolaan oleh masyarakat secara komunal: pembuatan septic tank yang dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat (≥ 100 KK). Septic tank komunal (sanimas = sanitasi berbasis masyarakat) sudah dilaksanakan pada Tahun 2006 di Kelurahan Banjar Bali dengan melayani 104 KK, dan Tahun 2007 di Kelurahan Kampung Baru direncanakan dapat melayani 101 KK ( 321 jiwa).

Pengelolaan oleh Pemerintah Kabupaten atau Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), dengan cara menguras limbah tinja dari rumah-rumah penduduk yang dikemudian dibuang di IPLT Bengkala.

• Air Limbah Rumah Tangga

Besarnya standar untuk perkiraan air limbah yang dihasilkan menggunakan asumsi bahwa 70% dari kebutuhan air bersih merupakan air limbah. Jenis limbah tersebut dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Air limbah manusia (tinja).

b) Air rumah tangga (air bekas cucian, mandi, dan limbah dapur). c) Air limbah dari kegiatan industri kecil, perdagangan, dan jasa.

Banyaknya air limbah yang dihasilkan diperkirakan dengan mengalikan unit atau banyaknya air limbah yang dihasilkan dengan jumlah penduduk, unit bangunan dan sebagainya. Unit air limbah yang dihasilkan diasumsi berdasarkan pemakaian air nyata dan perkiraan pemakaian untuk air bekas yang tidak akan sampai ke saluran seperti untuk penyiraman, cuci mobil dan sebagainya.

Unit air limbah yang dihasilkan : 1. Air limbah rumah tangga

Pada area permukiman, unit pemakaian air didasarkan pada tingkat pendapatan keluarga, dengan perkiraan sebagai berikut:

(24)

- tingkat pendapatan sedang : 160 l/org/hari - tingkat pendapatan rendah: 100 l/org/hari 2. Air limbah komersil dan bangunan kantor/umum

Data pemakaian air untuk bangunan komersil/pertokoan, kantor dan fasilitas umum diketahui pemakaian secara keseluruhan sebesar 15% dari pemakaian rumah tangga.

3. Air limbah hotel

Air limbah yang dihasilkan dari hotel diperkirakan rata-rata sebesar 0,7 m3/kamar/hari.

4. Air limbah industri

Sistem perpipaan air limbah tidak direncanakan untuk menampung air limbah industri namun sulit untuk menghindari pembuangan air limbah dari industri rumah tangga. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka di dalam perencanaan diasumsi sebesar 5% dari air limbah yang dihasilkan.

Berdasarkan standar tersebut, maka pada tahun 2009 produksi air limbah di Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.14

Produksi Air Limbah di Kabupaten Buleleng Tahun 2009 No. Kecamatan Penduduk Jumlah

Produksi Air Limbah Rumah Tangga (lt/org/hari) Komersil dan Bangunan (lt/org/hari) Hotel (m3/kmr/ hari Industri 1. Gerokgak 22.099 2.209.900 331.485 419 110.495,00 2. Seririt 20.963 2.096.300 314.445 45 104.815,00 3. Busungbiu 11.340 1.134.000 170.100 1 56.700,00 4. Banjar 21.468 2.146.800 322.020 284 107.340,00 5. Sukasada 16.078 1.607.800 241.170 137 80.390,00 6. Buleleng 30.784 3.078.400 461.760 806 153.920,00 7. Sawan 17.587 1.758.700 263.805 6 87.935,00 8. Kubutambahan 13.171 1.317.100 197.565 42 65.855,00 9. Tejakula 16.277 1.627.700 244.155 86 81.385,00 10. Gerokgak 22.099 2.209.900 331.485 419 110.495,00 Total 169.767 16.976.700 2.546.505 1.826 848.835,00 Sumber: Hasil Perhitungan, Tahun 2010

Air buangan dari kegiatan domestik dapat dibedakan menjadi black water dan

grey water. Black water adalah air buangan yang berasal dari toilet sedangkan grey water

adalah air buangan yang berasal dari kegiatan pencucian, dapur, kamar mandi dan kegiatan lainnya. Di Kabupaten Buleleng belum terdapat instalasi pengolahan air limbah yang terpusat untuk mengolah air buangan dari kegiatan domestik ini. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Buleleng membuang limbah/air buangan domestiknya melalui septic tank (untuk black water) sedangkan untuk grey water langsung disalurkan ke

(25)

saluran drainase atau langsung dibuang ke sungai. Hasil pengamatan tenaga enumerator dalam studi EHRA di Kabupaten Buleleng menunjukkan lebih dari separuh rumah tangga di Kabupaten Buleleng atau sekitar 63,6% memiliki akses pada saluran air di depan atau di sekitar rumahnya. Sementara, sekitar 36,4% rumah tangga teramati tidak memiliki akses pada saluran air limbah.

Air buangan dari kegiatan komersial dan institusi ini berasal dari toko-toko, pasar, whorkshop, kantor-kantor, hotel dan restoran. Di daerah Kabupaten Buleleng didapatkan

bahwa sebagian besar dari toko-toko, hotel dan restoran memiliki fasilitas on-site

sanitation. 85% dari black water dan grey water yang dihasilkan oleh hotel-hotel telah diolah dengan baik, namun untuk restoran masih ada yang membuang langsung grey water ke saluran drainase dan sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu.

Di Kabupaten Buleleng juga telah tersedia pelayanan untuk lumpur tinja. Pihak yang melayani penyedotan lumpur tinja ini berasal dari swasta dan dari pemerintah. Sedangkan untuk unit pengolahan lumpurnya telah tersedia di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan.

Industri Rumah Tangga dan Rumah Potong Hewan (RPH)

Jenis industri rumah tangga yang berkembang di Kabupaten Buleleng umumnya berupa industri kecil yaitu industri makanan dan minuman serta kerajinan. Jumlah

Industri Rumah Tangga (Home Industry) yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu 66 unit

usaha dengan produksi usaha 701.000 kg/th, sedangkan limbah yang dihasilkan sebanyak 700.000 m3/th. Jenis limbah yang dihasilkan tiap industri rumah tangga berbeda-beda, ada yang berdampak besar terhadap lingkungan ada yang mempunyai dampak yang minim. Limbah cair industri di kota/kabupaten sebagian besar disalurkan ke selokan dan langsung di buang ke kali/got terdekat dan sebagian lain ada dibuatkan septictank/bak pengendapan limbah. Salah satu industri rumah tangga yang mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan yaitu industri tahu tempe, yang berlokasi di Kelurahan Kampung Baru. Limbah yang dihasilkan dari industri rumah tahu tempe ini langsung menuju ke laut sehingga dapat mencemari air laut. Jumlah limbah yang dihasilkan industri tahu tempe ini sebesar 802.500 lt/tahun dengan produksi usaha sekitar 802.500 kg/tahun.

Untuk Rumah Potong Hewan tersebar di Panji Anom dan Kelurahan Seririt. Alat pengolahan limbah di RPH Panji Anom dan Seririt belum tersedia, dimana limbah yang dihasilkan berupa air pembersihan kandang dan air kencing ditampung pada septic tank sedangkan kotoran/feses hanya ditampung sementara yang selanjutnya dijual.

(26)

Limbah yang dihasilkan di RPH adalah berupa air pembersihan kandang, air kencing dan feses (kotoran). Untuk Sapi selama di RPH rata – rata 3 kali kencing dengan volume 1 liter dan buang kotoran 6 kali dengan volume rata-rata 3 kg. Dengan rata-rata jumlah pemotongan 15 ekor sapi/2 RPH/Hari maka air kencing yang dihasilkan perhari adalah = 15 ekor x 3 kali x 1 liter = 45 liter, sedangkan fesesnya sebanyak = 15 ekor x 6 kali x 3 kg = 270 kg.

Sarana dan Prasarana Pengelolaan Limbah

- Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kab. Buleleng mempunyai 2 (dua) buah truk tangki tinja dan masih berfungsi dengan baik.

- Air Limbah (lumpur tinja) yang dikuras dari rumah-rumah penduduk dibuang di IPLT Bengkala (sistem sedot dan buang)

- Restribusi jasa sedot/kuras tinja satu kali sedot dengan volume 1.000 s/d 4.000 liter adalah Rp. 140.000 dan volume 4.000 liter s/d 8.000 liter adalah Rp.280.000,- sesuai dengan Perda No. 04 Tahun 2000 tentang retribusi penyedotan kakus. - IPLT Bengkala terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan yang

dibangun tahun 1994 dan dimanfaatkan mulai Tahun 1995, yang berkapasitas 25.000,- liter per hari dengan sistem pengelolaan Imhoff Tank, Kolam Anaerobic, Kolam Fakultatis, Kolam Naturasi, Kolam Pengering Lumpur (sistem Gravitasi). - Kapasitas Lumpur yang diolah dalam 1 (satu) hari pada IPLT Bengkala adalah 1,06

m3/hari, dimana masih sangat jauh dari beban maksimum kapasitas pengolahan

yang ada yaitu 27 m3/hari.

- Unit bangunan pengolahan pada IPLT Bengkala terdiri dari unit bangunan pengolahan pendahuluan dan unit bangunan pengolahan secara biologis dengan menggunakan beberapa kolam stabilisasi.

- Bangunan IPLT Bengkala terdiri dari : 1. Unit Bangunan Penyaringan (Screen); 2. Unit Bangunan Imhoff Tank;

3. Unit Bangunan Kolam Anaerobik; 4. Unit Bangunan Kolam Fakultatif; 5. Unit Bangunan Kolam Pematangan; 6. Unit Bangunan Kolam Pengering Lumpur; 7. Unit Bangunan Penunjang :

(27)

b. Outlet dan Inlet c. Pagar

Gambar 3.2

Sarana dan Prasarana di IPLT Bengkala Anaerobik I

Pos Jaga Kantor Gudang

Bak Pengering Infof Tank

(28)
(29)
(30)

3.1.5 Limbah Padat (Sampah)

a. Sistem Pengelolaan Persampahan Saat ini 1. Masyarakat

Masyarakat di Kabupaten Buleleng dalam melaksanakan pengelolaan sampah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

• Masyarakat di lokasi yang wilayahnya merupakan wilayah pelayanan/sudah terjangkau oleh pelayanan pemerintah melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng. Masyarakat tersebut melaksanakan pengelolaan secara perorangan maupun dengan sistem kawasan mengumpulkan sampah dari sumbernya (Rumah Tangga) dikumpulkan di TPS (Tong/Kontainer, bak sampah, taransfer station atau transfer depo) terdekat.

• Masyarakat yang belum terjangkau pelayanan pemerintah.

Mereka melaksanakan pengelolaan sendiri dengan menampung sampah pada tempat tertentu dan dibakar atau menampung pada galian kemudian ditimbun. • Masyarakat yang lokasi wilayahnya belum terjangkau oleh pelayanan Pemerintah,

hanya memindahkan sampah dari sumbernya kemudian dikumpulkan/dibuang pada tempat tertentu yang terbuka,jurang, bahkan di saluran terbuka (got, sungai/kali).

2. Pemerintah

Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Buleleng melaksanakan pengelolaan persampahan masih dengan sistem Pola Kumpul-Angkut-Buang. Sampah yang terkumpul di TPS baik yang dikumpulkan oleh masyarakat maupun yang dikumpulkan oleh tukang angkut dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng diangkut dengan truk-truk pemerintah untuk dibuang ke TPA Bengkala (untuk wilayah tengah dan timur) dan TPA Pangkung Paruk untuk wilayah barat.

Jumlah sampah yang bisa diangkut ke TPA Bengkala rata-rata 258,46 m³/hari, sedangkan TPA Pangkung Paruk rata-rata 51 m³/hari. Wilayah yang telah terjangkau pelayanan persampahan oleh pemerintah Kabupaten Buleleng adalah 44 Desa/Kelurahan, dimana 19 desa/kelurahan berada di Kota Singaraja dan 25 Desa/Kelurahan di Kota Singaraja. Desa/kelurahan tersebut antara lain:

1. Kota Singaraja : Kelurahan Astina, Banyuasri, Kendran, Kaliuntu, Kampung Baru, Kampung Kajanan, Kampung Bugis, Banyuning, Banjar Jawa, Penarukan, Paket Agung, Liligundi, Beratan, Kampung Singaraja, Kampung Anyar, Banjar Tegal, Banjar Bali, Kel. Sukasada, dan Desa Baktiseraga,

(31)

2. Di luar Kota Singaraja:

- Kec. Buleleng : Ds Pemaron, Anturan, Penglatan, Kalibukbuk, Tukad Mungga.

- Kec. Banjar : Desa Banjar, Kaliasem, Temukus

- Kec. Seririt : Kel. Seririt, Desa Pengastulan, Bubunan, Sulanyah, Petemon. - Kec. Busungbiu : Desa Busungbiu

- Kec. Sawan : Desa Sangsit, Bungkulan, Sudaji, Kerobokan, Giri Emas - Kec. Sukasada : Pancasari, Sambangan, Panji.

- Kec. Kubutambahan: Desa Kubutambahan

Dari studi EHRA terhadap 1.036 rumah tangga, dapat diketahui cara-cara utama membuang sampah rumah tangga di Kabupaten Buleleng. Dalam tabel di bawah terlihat bahwa yang paling banyak dijumpai adalah rumah tangga yang membuang sampahnya di luar halaman rumah sebesar 34,7%. Kelompok kedua yang cukup besar adalah mereka yang membuang sampah dengan dikumpulkan di rumah kemudian diangkut petugas sebesar 23,9%. Sementara kelompok yang membuang sampah dengan menggumpulkan di tempat bersama untuk kemudian diangkut petugas sebesar 16,9%. Sedangkan kelompok yang membuang sampah di halaman rumah sebesar 17,6%. Sisanya adalah mereka yang sampahnya langsung dibakar dan dikubur masing-masing sebesar 3,3% dan 0,3%.

Tabel 3.15

Cara Pembuangan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Buleleng, 2010 Cara Pembuangan Sampah Frekuensi Prosentase

Dikumpulkan di rumah, diangkut petugas 247 23.9

Dikumpulkan di tempat bersama, diangkut petugas 175 16.9

Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dikubur 8 0.7

Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu dibakar 72 7.0

Dibuang di hlm rumah: ke lubang lalu didiamkan 6 0.6 Dibuang di hlm rumah: Tidak ada lubang & didiamkan 10 0.9 Dibuang di hlm rumah: ke tidak ada lubang lalu dibakar 87 8.4

Dibuang di luar hlm rumah: ke TPS/Depo 191 18.5

Dibuang di luar hlm rumah: ke lubang/ tempat sampah 13 1.3

Dibuang ke luar rumah: kali/ sungai kecil 120 11.6

Dibuang di luar rumah: selokan/ parit 2 0.2

Dibuang di luar rumah: ke ruang terbuka 33 3.2

Langsung dibakar 35 3.3

Langsung dikubur 3 0.3

Lainnya 34 3.3

Total 1036 100.0

(32)

Gambar 3.3 SUMBER SAMPAH

(RT, KEG. KOMERSIL) PENGUMPULAN DI TPS-TPS PENGANGKUTAN OLEH DKP

PEMBUANGAN AKHIR (TPA BENGKALA)

(33)

b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bengkala

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Bengkala dibangun pada Tahun 2003 dan mulai beroperasi Tahun 2004 yang berlokasi di Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan. Jarak TPA Bengkala dari ibukota kabupaten (Kota Singaraja) sekitar 20 km, jarak dari permukiman 1,5 km sedangkan jarak dari sungai terdekat 2 km.

TPA Bengkala dengan luas 4,84 Ha yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana antara lain; kantor, gudang, garase alat berat, mesin Incenerator (pembakaran sampah), Bak Licit, Sumur Pantau, mesin pencacah, mesin genset dan Alat Berat seperti Excavator (1 unit), buldozer (1 unit) dan dump truck (1 unit),. Rata-rata jumlah sampah yang masuk TPA Bengkala 280 m³/hari.

Gambar 3.4

Sarana dan Prasarana di TPA Bengkala

Kantor Gudang Mesin Insenerator

Bak Licit Sumur Pantau Pipa Pelepas Gas

Excavator Buldozer

Gambar

Gambar 3.3 SUMBER SAMPAH
Gambar 3.8                Maturas       Screen / bak 21 3 4 5 6 7 GATE 8 Bak 193 Sumur/Truk Tinja Keterangan :
Tabel 3.35  Sumber Dana dari DAK

Referensi

Dokumen terkait

‌ ه ديهمتلا ةملك ميحرلا نمحرلا للها مسب ا دملح علا بر لله ا ينلم و و ةلاصلا نلأا فرشأ ىلع ملاسلا ءايب ينلسرلماو نديس ا و ولآ ىلعو دممح حيباصم وباحصأ

Peneliti akan melakukan penelitian dengan batasan sebagai berikut: - Subjek Penelitian ini adalah anggota barongsai MAKIN Boen Bio Surabaya yang berbeda etnis (Tionghoa, Jawa, dan

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat model peta pikiran (mind mapping) adalah suatu cara yang digunakan dalam Hakikat model peta pikiran (mind

sebabkan bahwa rasa takut dan cemas terhadap nyeri persalinan sehingga ibu bersalin tidak merasa nyaman, saat ini timbul trend/kecendrungan para wanita muda lebih memilih

MESKIPUN KLIEN TELAH MENJALANI TERAPI DETOKSIFIKASI, SERINGKALI PERILAKU MALADAPTIF TADI BELUM HILANG, KEINGINAN UNTUK MENGGUNAKAN NAPZA KEMBALI ATAU CRAVING MASIH SERING MUNCUL,

Disampaikan kepada Jemaat, bahwa Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2017 dalam Ibadah Hari Raya Natal ke-2 pkl. 09.00 WIB.. Pastoral

Model SIH-P yang telah dimiliki oleh Bank BNI 46 dalam rangka pengambilan keputusan yang cepat dan akurat telah memenuhi dan telah sesuai dengan kebutuhan