• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,2007). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :

1) Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus).

2) Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau objek tertentu. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

(2)

3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi.

4) Trial dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adopsi (adaption) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoadmodjo, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2007), yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.

(3)

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan adanya prinsip terhadap objek yang dipelajari.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi– formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 dikutip oleh Wawan, 2010) adalah sebagai berikut :

(4)

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan

(5)

oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah. d. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

(6)

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

2) Mass media / informasi

Informasi yangdiperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi adalah hal yang dilakukan orang–orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

(7)

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolakbelakang dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

(8)

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. e. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat–tingkat tersebut diatas (Notoadmodjo, 2007).

Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan diberikan pertanyaan–pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik (76%-100%), cukup(56%-75%), dan kurang (>56%) (Menurut Arikunto dikutip oleh Wawan, 2010).

(9)

2. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Hanifah, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2008).

b. Lama Kehamilan

Proses kehamilan itu sendiri terdiri dari 3 masa yang disebut trimester. Trimester pertama adalah minggu pertama sampai 11 minggu 6 hari, trimester kedua adalah minggu ke-12 hingga 27 minggu 6 hari, dan trimester ketiga adalah minggu ke-28 hingga si buah hati lahir dalam waktu yang cukup (40 minggu) (Andriana, 2011).

Trimester pertama adalah awal kehamilan, saat ibu mulai merasakan perubahan tubuh yang cukup drastis, seperti mual dan muntah, pusing, cepat lelah, rasa sakit pada payudara, dan bertambahnya nafsu makan. Gejala-gejala tersebut adalah gejala yang paling umum terjadi pada trimester pertama, yang disebabkan oleh perubahan hormon pada tubuh ibu hamil (Andriana, 2011).

(10)

Pada trimester kedua, gejala umum trimester pertama yang membuat ibu tidak nyaman biasanya mulai berkurang, bahkan hilang sama sekali. Walaupun berat badan ibu belum bertambah cukup banyak, nafsu makan mulai muncul karena tidak ada gejala mual dan muntah lagi. Pada trimester ini janin mulai memenuhi kantung rahim sehingga kantung bertambah besar, yang membuat ibu mulai terlihat hamil.Saat pemeriksaan, dokter kandungan sudah dapat melihat jenis kelamin janin dengan menggunakan USG (ultrasonografi) (Andriana, 2011).

Pada trimester ketiga, biasanya ibu makin merasa tidak nyaman akibat berbagai gangguan, seperti sakit pinggang, sembelit, sulit tidur, sulit bernafas, dan keinginan buang air kecil yang makin kerap. Segala bentuk ketidaknyamanan ini disebabkan oleh berkembangnya janin dalam kandungan (Andriana, 2011) Pada trimester III terjadi lebih mengarah kepada keselamatan dirinya dan bayinya, dimana muncul rasa takut terhadap nyeri, kekhawatiran tentang perilakunya dan kemungkinan ia kehilangan kendali diri selama persalinan (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004).

3. Sikap

a. Pengertian sikap

Secara bahasa, Oxcord Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia

(11)

attitudine yaitu berarti sikap adalah cara menempatkan atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku (Wawan, 2010).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2007). Manifestasi sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Menurut New Comb sikap merupakan suatu kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan hukum merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi terhadap perilaku. Sikap merupakan reaksi tertutup.Sikap adalah kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu pengharapan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Gerungan (1966) menyatakan bahwa sikap adalah sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek. Jadi lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan terhadap sesuatu hal. Pendapat yang agak berbeda dikemukakan oleh Triandis, (1974) bahwa sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam suatu situasi sosial, ide yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi (dalam Wawan, 2010).

(12)

b. Komponen pokok sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Sedangkan Baron Byrne dan Myers Gerungan menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :

1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

(13)

bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap (Notoadmodjo, 2007).

c. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut Soekidjo Notoadmodjo (1996) (Wawan, 2010) yakni :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

(14)

d. Fungsi sikap

Sikap mempunyai empat fungsi Menurut Katz (Iih. Second dan Backman, 1994) dalam Azwar (2005) yaitu :

1) Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana dan tujuan.Disini sikap merupakan sarana mencapai tujuan.Orang memandang sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek tersebut, demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat (ultility), yaitu sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam rangka pencapaian tujuan. Fungsi ini juga disebut fungsi penyesuaian karena dengan sikap yang diambil oleh seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan secara baik terhadap sekitarnya.

2) Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya.Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keaadan dirinya atau egonya.Demi untuk mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan

(15)

egonya, dalam keadaan terdesak pada waktu diskusi dengan anaknya.

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu, ini menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu dapat dilihat dari nilai yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

4) Fungsi Pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya dan untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan (Azwar, 2005).

e. Sifat sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Wawan, 2010):

(16)

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu

f. Ciri – ciri sikap

Ciri-ciri sikap menurut Purwanto (dalam Wawan, 2010) antara lain :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus dan kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah-ubah pada orang-orang apabila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senatiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

(17)

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.

g. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor - faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain (Azwar, 2005) :

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

(18)

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral, ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

h. Cara pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner. Kemudian digolongkan menjadi 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Notoadmojo, 2007).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang

(19)

mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap (Azwar, 2005).

i. Teknik pengukuran sikap

Metode pengungkapan sikap dengan menggunakan daftar-daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap. Beberapa teknik pengukuran sikap antara lain :

1) Skala Thurstone

Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari yang sangat unfavourable hingga sangat favourableterhadap suatu objek sikap. Caranya dengan memberikan orang tersebut sejumlah item sikap yang telah ditentukan derajat favourabilitasnya. Tahap yang paling kritis

(20)

dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap persyaratan sikap dan perhitungan ukuran yang mencerminkan derajat favorabilitas dari masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai skala.

Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap sekitar 100 buah atau lebih. Pernyataan itu kemudian diberikan kepada beberapa orang penilai. Penilai itu bertugas untuk menentukan derajat favorabilitasnya masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala ranting yang memiliki rentang 1-11.Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 sangat setuju. Rata – rata perbedaan penilaian antar penilai terhadap item ini kemudian dijadikan sebagai nilai skala masing-masing item. Pembuat skala kemudian menyusun item mulai dari item yang memiliki skala terendah hingga tertinggi. Dari item tersebut, kemudian pembuat skala memilih item untuk kuesioner skala sikap yang sesungguhnya (Wawan, 2010).

2) Skala Likert

Skala Thurstone yang terdiri dari 11 poin disederhanakan menjadi dua kelompok yaitu yang favourable dan yang unfavourable.Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi tes yang lain. Masing-masing responden diminta

(21)

melakukan agreement dan disagreement untuk masing-masing item dalam 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).Semua item yang favourable kemudian diubah nilainya dalam angka yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk item yang unfavorable nilai skala untuk sangat setuju nilainya 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5 (Azwar, 2005).

4. Hipnosis

a. Pengertian Hipnosis

Hipnosis merupakan suatu metode komunikasi yang efektif untuk memasukkan informasi atau ide baru ke dalam pikiran bawah sadar seseorang termasuk diri sendiri (Adiyanto, 2010). Pada hipnosis diri kita memiliki tujuan yang khusus, yakni menanamkan niat positif pada alam bawah sadar (Andriana, 2011). Secara ilmiah, hipnosis merupakan upaya membawa pasien ke keadaan rileks sehingga otak bekerja di gelombang alfa (Danuatmaja, 2004).

b. Gelombang Otak Manusia

Para ahli kejiwaan berpendapat bahwa relaksasi yang mendalam, pemusatan perhatian (fokus), dan hipnosis berguna untuk lebih banyak mengistirahatkan alam bawah sadar kita dan memasukkan “paham” pada alam bawah sadar sehingga tindakan sehari – hari kita lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar

(22)

ketimbang alam sadar. Hal ini akan menjadikan jiwa seseorang lebih tenang, terpusat, dan tidak stress.Dari sejumlah penelitian ilmiah diketahui bahwa getarannya masing – masing. Getaran otak dapat direkam dengan mesin EEG (Electroencephalograph). Dengan mesin ini, kita mengenal 4 kelompok gelombang otak manusia :

1) Gelombang Beta

Gelombang ini memiliki frekuensi 14 – 30 Hertz (Hz). Pada kondisi ini, otak kita berada dalam kondisi sepenuhnya sadar, beraktifitas, berfikir, berkonsentrasi, tertawa, berkelahi, dan lain – lain.

2) Gelombang Alfa

Gelombang ini memiliki frekuensi 8 – 13,9 Hz. Pada kondisi ini otak kita rileks, santai, antara sadar dan tidak, dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endrofin. Kondisi ini juga merupakan saat awal untuk memasuki alam bawah sadar.

3) Gelombang Teta

Gelombang ini memiliki frekuensi 4 – 7,9 Hz. Pada kondisi ini, otak berada dalam keadaan tidur aktif yang disebut sebagai Rapid Eye Movement/REM Sleep. Tepat pada saat ini, otak tertidur sangat mudah untuk dihipnosis dan dipengaruhi. Umumnya, pada gelombang ini manusia mulai mengalami mimpi.

(23)

4) Gelombang Delta

Gelombang ini memiliki frekuensi 0,1 – 3,9 Hz. Pada kondisi ini, otak bekerja paling minimal, yaitu saat kita mengalami tidur yang sangat nyenyak dan tidak mengalami mimpi. Periode ini termasuk dalam kategori NREM (Non-REM). Di bawah kondisi inilah kita sama sekali tidak sadr, tubuh kita tidak bergerak, dan otak kita beristirahat total.

Hipnosis memampukan seseorang mengatur aktivitas otaknya menuju frekuensi alfa, tanpa tertidur. Pada kondisi alfa, alam sadar seseorang akan terbuka bagi masukan, konsep, atau sugesti baru sementara alam sadar manusia tidak dapat menerima masukan atau sugesti dan merekamnya dengan baik (Andriana, 2011).

c. Klasifikasi Hipnosis

Hipnosis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, masing – masing adalah :

1) Formal Hipnosis

Aktivitas hipnosis yang di gambarkan dengan melambaikan tangan, mengayunkan pendulum, memandu relaksasi merupakan bentuk dari hipnotis formal atau directhypnosis terkadang disebut juga sebagai genuine hypnosis.

(24)

2) Informal Hipnosis

Hipnosis informal, atau indirecthypnosis biasanya berupa pola komunikasi alamiah sehari – hari, tetapi dapat membuat filter seseorang menjadi terbuka. Teknik hipnotis informal ini biasa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, walaupun mungkin secara tidak disadari, misalkan oleh para penjual handal yang mampu menggerakkan calon pembeli yang dari semula tidak tertarik menjadi mempertimbangkan, dan akhirnya melakukan pembelian. Pada saat ini hipnosis informal juga mulai dikembangkan di bidang – bidang nontherapeutic, misalkan hipnosis for selling, hynosis for parenting, dan lain – lain.

d. Syarat Subyek yang Dihipnosis

Secara umum setiap orang dapat dihipnosis, akan tetapi jika mengacu kepada informasi informal hipnosis, maka mereka yang dapat dihipnosis harus memenuhi 3 syarat utama, yaitu :

1) Tidak menolak

Filter pikiran bawah sadar secara otomatis akan tertutup jika seseorang dalam kondisi tidak nyaman. Oleh karena itu seseorang yang menolak dihipnosis maka tidak dapat dihipnosis. Dengan kata lain informal hipnosis membutuhkan kerjasama yang baik antara hinosis dengan pihak yang akan dihipnosis.

(25)

Hipnosis pada dasarnya adalah upaya memberikan / menanamkan suatu informasi atau ide ke dalam pikiran bawah sadar seseorang. Apapun bentuk komunikasinya, baik verbal maupun non verbal, jelas ataupun kiasan harus bida dipahami yang dihipnosis.

3) Mempunyai kemampuan untuk fokus

Fokus diperlukan untuk menerima secara utuh informasi yang diberikan. Orang dengan gangguan konsentrasi sulit untuk dilakukan hipnosis. Diperlukan praktisi yang lebih ahli untuk melayani klien dengan kondisi sulit konsentrasi ( Adiyanto, 2010). e. Teknik Dasar Hipnosis

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa ada 4 langkah teknik dalam hypnosis, antara lain :

1) Pre – Induction

Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Persiapan hipnosis meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai proses hipnosis selanjutnya.

2) Induction

Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans atau hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana pikiran bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima informasi atau ide atau sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien dipandu untuk memasuki kondisi alfa atau tetha dengan tingkat kedalaman sesuai kebutuhan terapi.

(26)

3) Suggestion (Sugesti)

Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi atau ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan mempergunakan kata – kata atau situasi tertentu. Kemampuan komunikasi adalah kunci utama.

Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan adalah : a) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah.

b) Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

c) Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien.

d) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar. Pada ibu hamil sugesti yang melingkupi .

Salah satu contoh sugesti yang diberikan pada ibu hamil antara lain:

a) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :

“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya. Hari demi hari kulewati dengan sehat dan nyaman, aku makin bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan

(27)

ayah menantimu. wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk jiwa orang tua”.

b) Pada ibu hamil TM II sugesti yang diberikan adalah :

“Selamat datang ruh kehidupan baruku, kehadiranmu sungguh mempesona, kehadiranmu membahagiakan, kehadiranmu memberikan semangat bagiku. Bersatulah dalam cinta dan kami, tumbuhlah dalam kasih sayang ridho illahi.

c) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :

“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya. Hari demi hari kulewati dengan sehat dan nyaman, aku makin bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan ayah menantimu,.wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk jiwa orang tua”.

4) Termination

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa yang perlu diperhatikan dalam memandu terminasi adalah dilakukan secara perlahan dan berikan afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu tergesa – gesa seringkali menyebabkan ibu merasa pusing setelah bangun dari kondisi relaksasi.

(28)

f. Hipnosis untuk Ibu Hamil 1) Definisi Hypnobirthing

Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi hypnobirthing selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri HypnoBirthing Institute. Hypnobithing berasal dari kata hypno dan birthing. Hypno dalam bahasa Yunani berarti tidur sedangkan birthing berarti kelahiran mengartikan hipnosis sebagai sebuah pengaruh yang alami terhadap konsentrasi relaksasi, dimana disampaikannya gagasan kepada alam bawah sadar, yang akan mempengaruhi cara berfikir, apa yang dirasakan dan pilihan yang dibuat. Hypnobirthing adalah metode yang unik dan merupakan kombinasi terbaik antara proses kelahiran alami dengan hipnosis yang memberikan alat-alat dan teknik yang dibutuhkan untuk pengalaman kelahiran bayi yang lebih mudah dan jauh lebih nyaman. Ibu akan mampu untuk bekerja dengan tubuhnya dan sensasi persalinan dibandingkan berjuang melawannya (Mongan, 2007).

Jadi setiap ibu hamil dapat belajar dan berlatih agar terampil untuk meningkatkan ketenangan diri selama hamil dan pada saat melahirkan. Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hipnosis, yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang

(29)

berkembang di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hipnosis merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang menemukannya adalah seorang dokter bernama Dr Frans Anton Mesmer berkebangsaan Austria.

Menurut Dr. Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ, seorang medical hypnotherapist dan psikiater anak dan remaja yang mendalami spiritual psychiatry, manusia ibarat bio computer (komputer yang hidup, ciptaan Tuhan). Menurutnya, kita sebaiknya menghayati peran manusia sebagai makhluk rohani yang mempunyai jasmani. Peran rohani sebagai programmer yang mempunyai kemampuan untuk memprogram (menanamkan niat/program/sugesti) ke pikiran/jiwa bawah sadar yang berfungsi sebagai penyimpan data. Sedangkan otak bagian limbic berperan sebagai monitar. Hasil print out-nya tampak pada jasmani manusia. 2) Manfaat Hypnobirthing

Salah satu manfaat hypnobirthing adalah menciptakan ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang memungkinkan ibu untuk tidak berteriak/mengamuk/menjerit kala menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara mental (Lany, 2007).

a) Manfaat Untuk Ibu :

(30)

(2) Mempersingkat masa proses bersalin, pasca bersalin cepat kembali pulih.

(3) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih kuat.

(4) Meningkatkan produksi ASI, kerena relaksasi meningkatkan vasikularisasi diseluruh tubuh.

(5) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

(6) Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi rahim.

(7) Mampu menghadirkan rasa nyaman, rileks, dan aman menjelang kelahiran.

(8) Mengajarkan level yang lebih dalam dari relaksasi untuk mengeliminasi stress serta ketakutan dan kekhawatiran menjelang kelahiran, yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri, dan sakit saat bersalin (Aprillia, 2010)

b) Manfaat Untuk Janin

(1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dari perkembangan jiwa (SQ).

(2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta.

(3) Membantu janin terhindar dari lilitan tali pusat dan bahkan bisa memperbaiki posisi janin yang sungsang

(31)

c) Manfaat Untuk Suami

Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan hubungan suami istri menjadi lebih hangat.

g. Pelaksanaan Hipnosis

Latihan relaksasi Hypnobirthing dapat dimulai kapan saja oleh ibu hamil. Umumnya, latihan dimulai pada bulan ketujuh masa kehamilan. Namun akan sangat baik jika latihan dimulai sejak trimester pertama kehamilan (Andriana, 2011). Kendati demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk berlatih hypnobirthing secara singkat, misal 2 minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran, mereka tetap merasakan hasil yang efektif meskipun melaksanakan sugesti pada minggu terakhir atau bahkan hanya beberapa saat menjelang persalinan. Hal tersebut bisa dikarenakan sugestifitas serta penerimaan klien yang cukup tinggi (Adiyanto, 2010). Pada saat persalinan tiba ibu dibimbing kembali untuk melakukan relaksasi.

Pada saat penanaman sugesti yakinkan ibu untuk percaya pada dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman, cepat dan aman. Dengan kata lain ibu menghipnosis diri sendiri pada waktu relaksasi dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dari pada waktu pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan dalam proses relaksasi ini.

(32)

h. Teknik Pernafasan

Pada saat kondisi stress, otak manusia membutuhkan lebih banyak pasokan nutrisi dan oksigen. Terutama pada saat seseorang mengalami stres (terutama saat emosional meningkat) pola pernapasan mengalami gangguan, sehingga tidak jarang pasien mengalami kepala terasa berat, pusing serta sesak napas. Di bawah ini adalah macam – macam teknik pernapasan yang bisa digunakan pada ibu hamil (Adiyanto, 2010).

a) Pernapasan Tidur (Sleep Breathing)

Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya.

b) Pernapasan Lambat (Slow Breathing)

Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus paa apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu ibu untuk bekerja sama dengan gerakan ke atas rahim sewaktu

(33)

menghirup hingga perut naik setinggi mungkin, seperti mengisi balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas otot-otot melingkar di bagian bawah, serta menipiskan dan membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan kepada kedua kelompok otot ini akan memperpendek durasi gelombang, serta durasi persalinan.

c) Pernapasan Persalinan (Birth Breathing)

Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex atau NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah luar.

(34)

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Baron dan Byrne (Notoatmodjo, 2007) Keterangan : yang diteliti = cetak tebal 1. Komponen kognitif (komponen

perseptual) a. Pengetahuan b. Pandangan c. Keyakinan  

2. Komponen konatif (komponen perilaku)

a. Intensitas sikap  

3. Komponen afektif (komponen emosional)

a. Rasa senang b. Rasa tidak senang

(35)

C. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep D. Hipotesis

Ha : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang hypnobirthing dengan sikap terhadap terapi hypnobirthing di BPM. Ny. Mul Agus Grobogan.

Pengetahuan tentang hypnobirthing

Sikap terhadap terapi hypnobirthing Variabel Independen Variabel Dependen

Referensi

Dokumen terkait

berkontribusi pada daya saing bangsa, (4) menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan non-kependidikan yang diperlukan dalam

Dalam penelitian ini, memahami isi bacaan dilihat dari bagaimana kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan kinerja keuangan perusahaan induk sebelum dan sesudah melakukan akuisisi ditinjau dari rasio likuiditas, rasio leverage

Berdasarkan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui pemeriksaan audit, evaluasi, monitoring dan reviu maka capaian fungsi pengawasan Inspektorat Kota Manado dapat

Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Resiko injuri berhungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kompleksitas audit, due professional care ,

(4) Integrasi pasar yang terjadi pada saluran pemasaran kubis di Desa Netpala sistem pemasarannya tidak efisien karena nilai koefien korelasinya < 1 atau tidak sama