• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KABUPATEN NIAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KABUPATEN NIAS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

238

BAB VIII

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

DI KABUPATEN NIAS

Konsep dasar pembangunan yang mendasari dan dijadikan acuan dalam

penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan bidang keciptakaryaan, yang tertuang

dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

bidang Cipta Karya Kabupaten Nias adalah konsep pembangunan berkelanjutan

(sustainable development). Penyusunan RPI2JM memperhatikan kajian aspek lingkungan

dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan

sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan

lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

Berdasarkan

konsep

dan

pengertian

pembangunan

berkelanjutan,

maka

pembangunan bidang Keciptakaryaan di Kabupaten Nias harus memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. Harus dapat menggambarkan adanya kemampuan jangka panjang dari Kabupaten Nias

sebagai suatu sistem untuk berproduksi.

2. Berdasarkan karakteristik ini, maka lingkungan harus dibangun menjadi lebih layak huni;

ekosistem menjadi lebih sehat; pembangunan ekonomi dan sarana-prasarana menjadi

lebih responsif terhadap kebutuhan daerah (pembangunan yang inklusif).

3. Adanya keseimbangan antara nilai-nilai yang bersifat lingkungan, ekonomi dan sosial.

4. Harus mengaitkan kepentingan lokal dengan kepentingan regional dan global.

5. Merupakan suatu proses yang dinamis, sehingga perencanaannya (RPI2JM) juga harus

fleksibel dan menstimulasi masyarakat untuk berpartisipasi.

Berkaitan dengan karakteristik-karakteristik pembangunan berkelanjutan di atas,

maka perlindungan lingkungan dan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk memastikan

bahwa karakteristik-karakteristik tersebut dapat terpenuhi, baik dalam tahap perencanaan

maupun dalam tahap pelaksanaan pembangunan di bidang keciptakaryaan. Dengan

terpenuhinya karakteristik-karakteristik tersebut, maka berbagai dampak negatif lingkungan,

sosial dan ekonomi yang muncul akibat adanya rencana program investasi bidang

keciptakaryaan di Kabupaten Nias dapat diminimalisir atau bahkan dieliminir, baik pada saat

pra

pelaksanaan/konstruksi,

pelaksanaan/konstruksi

maupun

pada

saat

pasca

pelaksanaan/konstruksi.

Secara umum, perlindungan lingkungan dan sosial diartikan sebagai usaha

perlindungan masyarakat dari dampak investasi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Nias, baik

dari investasi sub bidang air minum, persampahan, drainase, air limbah, pengembangan

permukiman dan penataan bangunan lingkungan.

8.1. Aspek Lingkungan

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM

bidang Cipta Karya telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas

antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan

(2)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

239

Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)

2. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan

prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”

3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu

lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan,

penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya

tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

4. Permen Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk

menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar

dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan

5. Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen

Lingkungan

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen

Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan

Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal

atau UKL dan UPL.

Gambaran Gambaran Umum dan Kondisi Eksisting Lingkungan

Penurunan kualitas lingkungan hidup merupakan fenomena yang terjadi saat ini di

wilayah Kabupaten Nias. Hal ini ditunjukkan antaralain terjadinya degradasi sumber daya

alam dan pencemaran lingkungan. Degradasi sumberdaya alam khususnya air dan lahan,

yang ditandai dengan deplesi sumber air (permukaan dan air bawah tanah, baik kuantitas

maupun kualitasnya), semakin meluasnya tanah kritis dan DAS kritis, dan penurunan

produktifitas lahan. Pada umumnya, sebagian besar lahan kritis adalah lahan pertanian,

yang menggambarkan buruknya konservasi sehingga menimbulkan kerusakan struktur

tanah, hilangnya kandungan bahan organik, dan hilangnya kesuburan tanah. Degradasi

sumber daya alam yang terus berlanjut telah menyebabkan daya dukung ekosistem

terhadap pertanian dan pengairan makin menurun.

Dampak paling krusial yang sat ini perlu ditangani secara serius adalah masalah

ketersediaan air dan pencemaran lingkungan. Gejala ini terlihat dari berkurangnya

ketersediaan air tanah dan turunnya debit air sungai yang mengancam ketersediaan air

minum masyarakat dan kebutuhan air untuk irigasi. Pada musim kemarau lebih dari 80 %

mengalami kesulitan unruk mendapatkan air bersih. Disisi lain pada musim penghujan

aliran permukaan cukup tinggi yang mengakibatkan meningkatnya ancaman bencana banji.

Banjir yang terjadi menunjukkan peningkatan dari aspek frekuensi maupun skala yang

semakin meluas, terutama di Kecamatan Bawolato, Idanogawo, dan Gido.

Eksploitasi sumber daya mineral di Kabupaten Nias terutama bahan mineral bukan

logam dan bantuam yaitu penambangan pasir dan batu di sepanjang alur sungai yang

digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan . Eksploitasi bahan galian dan kegiatan

penambangan lainnya sering menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan seperti hilangnya

tegakan tumbuhan, tanah longsor, abrasi, erosi, sedimentasi/pendangkalan saluran dan

sungai serta meningkatnya kekeruhan air.

(3)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

240

8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

A. Identifikasi Pemangku Kepentingan

Para pemangku kepentingan yang terkait dengan proses pelaksanaan KLHS

pembangunan bidang Cipta Karya dimaksudkan agar diterapkannya azas partisipasi

serta menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau

program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik. Selain itu juga

dimaksudkan agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk

menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan

berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

Tabel 8.1. Identifikasi Pemangku Kepentingan dan

Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya

Masyarakat dan Pemangku Kepentingan

Contoh Lembaga

[1]

[2]

Pembuat Keputusan

a. Bupati

b. DPRD

Penyusun kebijakan, rencana

dan/atau program

a. Dinas Pekerjaan Umum Kabapen

b. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Kebersihan

Instansi

a. Dinas Pekerjaan Umum

b. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Kebersihan

c. Kantor Lingkungan Hidup

d. Dinas Kesehatan

e. PDAM Tirta Umbu

f. Bappeda dan Penanaman Modal

Masyarakat yang memiliki

informasi dan/atau keahlian

(perorangan/tokoh/ kelompok)

a. Perguruan tinggi

b. LSM/Pemerhati Lingkungan Hidup

c. Perorangan/tokoh

d. Kelompok yang memilki data dan informasi berkaitan dengan

SDA

e. Perorangan/tokoh

Masyarakat terkena Dampak

a. Tokoh Masyarakat

b. Organisasi Masyarakat

c. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan,petani)

B. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan bidang cipta karya meliputi aspek sosial,

ekonomi, dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

(4)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

241

Tabel 8.2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan

Bidang Cipta Karya

Penjelasan Singkat

[1]

[2]

Lingkungan Hidup Permukiman

Isu 1 : Kecukupan air baku untuk air minum

Sumber air baku untuk air minum dari sungai

Idanogawo, sungai Baho Mua dan beberapa

sumber air baku lainnya, menunjukkan

kecenderungan penurunan kualitas. Menurunnya

kualitas air disebabkan oleh erosi dan air limbah..

Disamping itu debit air mengalami penurunan

yang signifikan pada musim kemarau, sehinga

kondisi ini dikhawatirkan akan mengancam

ketersediaan air baku untuk air minum yang

semakin meningkat ke depan.

Isu 2 : Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang

tidak berfungsi maksimal

Infrastruktur air limbah permukiman yang tidak

berfungsi dan atau tidak memenuhi persyaratan

keamanan menyebabkan pencemaran terhadap

tanah dan badan air.

Ekonomi

Isu 1 : Kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan

lingkungan

Kemiskinan memiliki kolerasi yang kuat dengan

kerusakan lingkungan. Selanjutnya kerusakan

lingkungan akan menyebabkan menurunnya

produktivitas sumber daya alam (terutama lahan

pertanian dan perairan), yang pada akhirnya akan

mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Sosial

Isu 1: Pencemaran menyebabkan berkembangnya

wabah penyakit

Pencemaran lingkungan sangat mempengaruhi

kualitas

kesehatan

masyarakat

sekitar.

Pencemaran terhadap sumber air minum

menyebabkan terjadinya berbagai wabah penyakit

seperti diare dan berbagai penyakit lainnya.

C. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kabupaten Nias

Kajian pengaruh kebijakan, rencana, dan program (KRP) pembangunan bidang Cipta

Karya di Kabupaten Nias dilakukan dengan melakukan pembobotan besaran pengaruh

keterkaitan yang merugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+),

sebagaimana tergambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 8.3. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

No

Komponen Kebijakan, Rencana Dan/Atau

Program

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Aspek Pembangunan Berkelanjutan BobotLingkungan

HidupPermukiman

Bobot

Ekonomi Bobot Sosial

Total Bobot Kecukupan air

baku untuk air minum

Pencemaran

lingkungan Kemiskinan Kesehatan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] A Pengembangan Permukiman

1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan

(5)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

242

No

Komponen Kebijakan, Rencana Dan/Atau

Program

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Aspek Pembangunan Berkelanjutan BobotLingkungan

HidupPermukiman

Bobot

Ekonomi Bobot Sosial

Total Bobot Kecukupan air

baku untuk air minum

Pencemaran

lingkungan Kemiskinan Kesehatan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] a. Penyediaan Infrastruktur kawasan

permukiman kumuh -1 +1 +2 +1 +3 b. Penyediaan infrastruktur kawasan

permukiman MBR -1 +1 +2 +1 +3 c. Pembangunan Infrastruktur RSH -1 +1 +2 +1 +3 d. Pembangunan rumah sehat

sederhana -1 +1 +2 +1 +3 2 Pengembangan Permukiman Kawasan

Perdesaan

a. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan)

-1 -1 +3 +1 +2 b. Infrastruktur pendukung kegiatan

ekonomi dan sosial wilayah -1 -1 +3 +1 +2 c. Pembangunan Infrastruktur

perdesaan (PPIP) -1 -1 +3 +1 +2 B Penataan Banguna dan Lingkungan

1 Pengembangan Bangunan Gedung dan Fasilitasnya

a. Pembangunan aksesbilitas

bangunan gedung dan lingkungan -2 -1 0 0 0 b. Pembangunan kantor Bupati,

Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan

-2 -1 0 0 -3 2 Pengembangan Sarana dan Prasarana

Lingkungan Permukiman a. Pembangunan Sarana dan

Prasarana untuk Proteksi kebakaran

0 0 0 0 0 b. Pengembangan prasarana dan

sarana revitalisasi perkantoran Gido

-2 -1 0 0 0 c. Sarana dan prasarana ruang

terbuka hijau seluas 20.000 M² +3 +3 0 0 +6 d. Pembangunan sarana dan

prasarana lingkungan permukiman tradisional/bersejarah

0 0 +1 0 +1 C Pengembangan Air Minum

a. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR)

-2 -3 +1 +2 -2 b. Pengembangan SPAM di Ibu Kota

Kecamatan (IKK) -2 -3 +1 +2 -2 c. Pengembangan SPAM di Daerah

Perdesaan -2 -3 +1 +2 -2 D Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1 Pengembangan Sistim Air Limbah a. Pembangunan Infrastruktur Air

Limbah dengan Sistem setempat dan sistim komunal

-2 -3 0 -1 -6 b. Pembangunan IPLT -2 -3 0 -1 -6 c. Pembangunan MCK Komunal -2 -3 0 -1 -6 d. Pembangunan Sanimas -1 -1 1 1 0

(6)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

243

No

Komponen Kebijakan, Rencana Dan/Atau

Program

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek- Aspek Pembangunan Berkelanjutan BobotLingkungan

HidupPermukiman

Bobot

Ekonomi Bobot Sosial

Total Bobot Kecukupan air

baku untuk air minum

Pencemaran

lingkungan Kemiskinan Kesehatan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 2 Pengembangan Sistim Persampahan

a. Pembangunan TPA Baru di

Kecamatan Bawolato seluas 5 Ha -2 -3 0 -2 -7 b. Pembangunan Prasarana

Pengelolaan Persampahan Terpadu/ 3R

0 +2 +2 +1 +1 3 Pengembangan Sistim Drainase

a. Pembangunan drainase di

kawasan perkotaan -2 +1 0 +1 0

Keterangan :

Pembobotan ditentukan dari nilai -3 sampai dengan +3, yang menunjukkan besaran pengaruh keterkaitan yang merugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+).

Bobot dengan nilai negatif merupakan prioritas untuk ditentukan alternatif penyempurnaan KRPnya

Berdasarkan kajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup, terdapat

beberapa Kebijakan/Rencana/Program potensial memberikan dampak negatif terhadap

pembangunan berkelanjutan yaitu : Kebijakan/Rencana/Program

Tabel 8.4. KRP Yang Potensial Memberikan Dampak Negatif

Terhadap Pembangunan Berkelanjutan

No.

Kebijakan/rencana/program

[1]

[2]

1

Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pembangunan kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan

2

Pengembangan Air Minum

a.

Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

b.

Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)

c.

Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan

3

Penyehatan Lingkungan Pemukiman

a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem setempat dan sistim komunal

b. Pembangunan IPLT

c. Pembangunan MCK Komunal

c. Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato seluas 5 Ha

d. Pembangunan Prasarana Pengelolaan Persampahan Terpadu/ 3R

Untuk meminimalkan dampak Kebijakan/Rencana/Program terhadap kondisi lingkungan

hidup, maka dirumuskan alternatif penyempurnaan KRP sebagaimana tertera pada tabel

di bawah ini :

(7)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

244

Tabel 8.5. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

No Rencana dan/atauProgram Komponen Kebijakan, Alternatif Penyempurnaan KRP [1] [2] [2]

A Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Pengembangan Bangunan Gedung dan Fasilitasnya Pembangunan kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan

 Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Penyediaan ruang terbuka hijau ≥ 30 % dari luas areal perkantoran terbangun

 Penyediaan prasarana pengolahan air limbah kawasan perkantoran yang memenuhi peryaratan teknis

B Pengembangan Air Minum

a. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR)  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

b. Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan

(IKK)  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

c. Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

B Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1 Pengembangan Sistim Air Limbah

a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan

Sistem setempat dan komunal  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pemantauan dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi b. Pembangunan IPLT  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL

sesuai dengan peraturan

 Pemantauan dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi IPLT

 Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi ILPT

c. Pembangunan sarana sanitasi MCK Komunal  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pemantauan dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi pengolahan air limbah

2 Pengembangan Sistim Persampahan a. Pembangunan TPA Baru di Kecamatan

Bawolato seluas 5 Ha  Mempersyaratkan dilakukannya UKL/UPL dan AMDAL sesuai dengan peraturan

 Pemantauan dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi

 Penyiapan prasarana pendukung untuk mengendalikan pencemaran lingkungan

 Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi TPA

D. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Mendasari pada alternatif perbaikan Kebijakan/Rencana/Program (KRP) dan

pengintegrasian dengan hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) maka perbaikan

KRP untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan hidup

direkomendasikan sebagai berikut :

(8)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

245

Tabel 8.6. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

No Rencana dan/atauProgram Komponen Kebijakan, Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS [1] [2] [2]

A Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Pengembangan Bangunan Gedung dan Fasilitasnya Pembangunan kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan

Pembangunan bangunan gedung negara (Kantor Pemerintahan Kabupaten Nias) di Hilizoi Kecamatan Gido, wajib dilengkapi UKL dan UPL sesuai dengan Permen PU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL, serta wajib menyediakan area ruang terbuka hijau ≥ 30 % dari luas areal perkantoran terbangun, dan pyediaan prasarana pengolahan air limbah kawasan perkantoran yang memenuhi peryaratan teknis

B Pengembangan Air Minum

a. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Pembangunan SPAM di kawasan masyarakat berpenghasilan rendah wajib melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

b. Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan

(IKK) Pembangunan SPAM di Ibu Kota Kecamatan wajib melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

c. Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan Pembangunan SPAM di daerah perdesaanwajib melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

B Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1 Pengembangan Sistim Air Limbah

a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan

Sistem setempat dan komunal Pembangunan infrastruktur air limbah dengan sistim setempat dan komunal wajib dilengkapi UKL dan UPL, sosialisasi kepada masyarakat sekitar, dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi b. Pembangunan IPLT Pembangunan IPLT wajib dilengkapi UKL dan UPL, sosialisasi

kepada masyarakat sekitar, dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi IPLT

c. Pembangunan sarana sanitasi MCK Komunal Pembangunan sarana sanitasi MCK Komunal wajib dilengkapi UKL dan UPL, sosialisasi kepada masyarakat sekitar, dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi.

2 Pengembangan Sistim Persampahan

Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato seluas 5 Ha

Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolatio, dilengkapi UKL dan UPL, pemantauan dan pengujian secara berkala terhadap kualitas air baku dan air minum masyarakat di sekitar lokasi TPA, dan adanya kegiatan mitigasi dan adaptasi yang mendukung kelestarian lingkungan

8.1.2. AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH

Proyek bidang cipta karya wajib mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha

dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun

2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan

Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup, yang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Proyek yang wajib AMDAL

a.

Pembangunan TPA sampah jika luas kawasan ≥ 10 Ha dan atau kapasitas total

≥ 100.000 ton

b.

Pembangunan IPLT (jika luasnya ≥ 2 Ha atau kapasitasnya > 11 m³/hari)

c. Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukiman

jika panjang saluran > 10 km

(9)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

246

d. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang jika luas> 2 ha atau

kapasitasnya > 11 m³/hari

e. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya jika

luasnya > 3 ha atau kapasitasnya > 2,4 ton/hari

f.

Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukiman jika

panjang saluran drainase ≥ 10 Km

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary

landfill, jika luas kawasan < 10 Ha dan atau kapasitas total < 10.000 ton

b. TPA jika berlokasi di daerah pasang surut dengan luas landfill < 5 Ha dan atau

kapasitas total < 5.000 ton

c. Pembangunan Transfer Station untuk kapasitas < 1.000 ton/hari

d. Pembangunan instansi pembuatan kompos dengan kapasitas > 50 s.d. < 100

ton/ha

e. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas

penunjang jika Luas < 2 ha atau kapasitas < 11 m³/hari

f.

Pembangunan instalasi pengolahan air limbah jika Luas < 3 ha atau bahan

organik < 2,4 ton/hari

g. Pembangunan saluran primer dan sekunder dengan panjang < 5 km

h. Pembangunan jaringan distribusi air minum jika luas layanan 100 ha s.d. < 500

ha

i.

Pembangunan jaringan pipa transmisi air minum jika panjang pipa transmisi 8

s.d. 10 km

j.

Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps atau Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

k. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap jika debit air > 50 lps s.d. <

100 lps

l.

Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan: Pelayanan masyarakat oleh

penyelenggara SPAM jika debit 2,5 lps - < 50 lps

3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib

dilengkapi dokumen UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen

UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)

Tabel 8.7. Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan

pada Program Cipta Karya

No Kebijakan/Rencana/Program Lokasi AMDAL UKL/UPL SPPLH [1] [2] [3] [4] [5] [6]

A Pengembangan Permukiman

1 Pengembangan Permukiman Kawasan Perkotaan

a. Penyediaan Infrastruktur kawasan permukiman kumuh v b. Penyediaan infrastruktur kawasan permukiman MBR v c. Pembangunan Infrastruktur RSH v d. Pembangunan rumah sehat sederhana v 2 Pengembangan Permukiman Kawasan Perdesaan

a. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman

perdesaan potensial (Agropolitan) v b. Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial

wilayah v

(10)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

247

No Kebijakan/Rencana/Program Lokasi AMDAL UKL/UPL SPPLH [1] [2] [3] [4] [5] [6]

B Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Pengembangan Bangunan Gedung dan Fasilitasnya a. Pembangunan aksesbilitas bangunan gedung dan

lingkungan v

b. Pembangunan kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor

SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan v 2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Lingkungan

Permukiman

a. Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk Proteksi

kebakaran v

b. Pengembangan prasarana dan sarana revitalisasi

perkantoran Gido v c. Sarana dan prasarana ruang terbuka hijau seluas 20.000

M² v

d. Pembangunan sarana dan prasarana lingkungan

permukiman tradisional/bersejarah v C Pengembangan Air Minum

a. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) v b. Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) v c. Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan v D Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1 Pengembangan Sistim Air Limbah

a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem

setempat dan sistim komunal v b. Pembangunan IPLT v c. Pembangunan MCK Komunal v

d. Pembangunan Sanimas v 2 Pengembangan Sistim Persampahan

a. Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato seluas

5 Ha v

b. Pembangunan Prasarana Pengelolaan Persampahan

Terpadu/ 3R v

3 Pengembangan Sistim Drainase

Pembangunan drainase di kawasan perkotaan v

8.2. Aspek Sosial

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

kepada

masyarakat

pada

taraf

perencanaan,

pembangunan,

maupun

pasca

pembangunan/pengelolaan.

Pada

taraf

perencanaan,

pembangunan

infrastruktur

permukiman harus menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dengan isu pengentasan

kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan

kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi dan

pemberian kompensasi, maupun. Selanjutnya pada pasca pembangunan atau pengelolaan

perlu diidentifikasi sejahuh mana keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya membawa

manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan

aspek sosial adalah sebagai berikut:

1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional:

Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan social juga dilakukan dengan

memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang

beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah

terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana. Penguatan kelembagaan dan jaringan

(11)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

248

pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk

ketersediaan data dan statistik gender.

2. UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum:

Mengamanatkan bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan

menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan

hukum Pihak yang Berhak.

3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

a. Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program

pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja,

termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan

pembangunan infrastruktur dasar.

b. Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan

partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan penanggulangan

Kemiskinan

Mengamanahkan bahwa program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan

masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam

rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional

Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi

atas kebijakan dan program pembangunan nasional yangberperspektif gender sesuai

dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:

1. Pemerintah Pusat:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis

nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis

nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program

lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional

ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional

ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program

lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.

(12)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

249

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang

Cipta Karya.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program

lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk

bidang Cipta Karya.

8.2.1. Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

A. Kemiskinan

Berdasarkan hasil Susenas persentase penduduk miskin di Kabupaten Nias masih jauh

lebih tinggi dibanding Sumatera Utara secara umum. Pada tahun 2013 tercatat 17.28

persen (23.300 jiwa) penduduk Nias hidup dibawah garis kemiskinan, sedangkan di

Sumatera Utara secara umum hanya 10,39 persen (1.416.400 jiwa). Kondisi ini

menunjukkan bahwa secara umum tingkat kesejahteraan penduduk Nias masih dibawah

rata-rata. Selanjutnya berdasarkan hasil PPLS11, rumah tangga sasaran di Kabupaten

Nias tahun 2011 berjumlah 22.720 rumah tangga, dengan kondisi sebanyak 7.895

rumah tangga yang rentan miskin, 5.782 rumah tangga hampir miskin, 5.408 rumah

tangga miskin, dan sisanya 3.635 rumah tangga sangat miskin. Jumlah rumah tangga

sasaran terbanyak terdapat di Kecamatan Gido dan Bawolato masing-masing 5.424 dan

4.384 rumah tangga. Sebaliknya Kecamatan Somolo-molo dan Hiliserangkai

merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga sasaran paling sedikit, yaitu

masing-masing sebanyak 946 dan 1.065 rumah tangga.

Tabel 8.8. Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin

di Kabupaten Nias

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RT) Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan Yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1 Idano Gawo 3.862  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 2 Bawolato 4.384  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 3 Ulugawo 1.773  Petani  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Infrastruktur membuka keterisoliran  Prasarana dasar  Pemberdayaan

(13)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

250

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RT) Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan Yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

kayu  Produktivitas ekonomi

 Pendidikan dan kesehatan 4 Gido 5.424  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi Pendidikan dan kesehatan 5 Ma U 1.706  Petani  Utilitas lingkungan terbatas  Akses terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Infrastruktur membuka keterisoliran  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 6 Somolo - Molo 1.065  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Akses terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Infrastruktur membuka keterisoliran  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 7 Hiliduho 1.781  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi Pendidikan dan kesehatan 8 Hili Serangkai 946  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 9 Botomuzoi 1.779  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan 10 Sogaeadu *  Petani/nelayan  Utilitas lingkungan terbatas  Rumah berdinding kayu  Kualitas sumberdaya manusia  Aksesbilitas  Produktivitas Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Ekonomi  Prasarana dasar  Pemberdayaan ekonomi  Pendidikan dan kesehatan Total 22.720 Sumber : BPS (PPLS 2011)

Dalam konteks strategi penanggulangan kemiskinan ini, kemiskinan didefinisikan

sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan,

belum terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan yang bermartabat. Definisi kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis

hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan,

mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Hak-hak

dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya

alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan

dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan

maupun laki-laki. Oleh karena itu, konsep ini memberikan penegasan terhadap

(14)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

251

kewajiban dalam penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya untuk

menghargai, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin tersebut,

melalui program yang pro poor.

B. Pengarusutamaan Gender

Pengarustamaan

gender

(PUG)

merupakan

strategi

yang

dibangun

untuk

mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan.

Pelaksanaan integrasi PUG ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran baik di

tingkat pusat maupun daerah diharapkan dapat mendorong pengalokasian sumber daya

pembangunan menjadi lebih efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam

memberikan manfaat pembangunan bagi seluruh masyarakat Kabupaten NIas, baik

laki-laki maupun perempuan.

Pelaksanaan PUG dalam pembangunan bidang ke Cipta Karya harus terefleksikan

dalam proses penyusunan kebijakan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin

agar perencanaan dan penganggaran yang dibuat sudah responsif gender.

Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan

perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses,

partisipasi, kontrol, dan manfaat yang dilakukan secara setara antara perempuan dan

laki-laki. Artinya perencanaan dan penganggaran tersebut mempertimbangkan aspirasi,

kebutuhan dan permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses

penyusunannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan.

Secara umum dalam implementasi program pemberdayaan mayarakat Bidang Cipta

Karya, khususnya kegiatan Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dan

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), tingkat partisipasi perempuan masih

sangat rendah. Keterlibatan perempuan umumnya dalam bentuk tenaga kerja dan atau

pengurus OSM/KSM. Peranan perempuan sebagai pengontrol dalam pengambilan

keputusan masih sangat rendah. Berdasarkan kajian terhadap tingkat partisipasi

perempuan dalam kegiatan PPIP dan SANIMAS dengan cara menghitung persentase

jumlah perempuan yang terlibat sebagai pengurus dan tenaga kerja didapatkan

didapatkan informasi tingkat partisipasi perempuan dalam kegiatan PPIP Tahun 2013

sebesar 19,95 %, SANIMAS Tahun 2012 sebesar 31,23 %, dan SANIMAS Tahun 2013

sebesar 31,67 %.

Tabel 8.9. Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya

bagi Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Nias

No Program/ Kegiatan Lokasi Tahun Partispasi Bentuk Perempuan Tingkat Partisipasi Perempuan ( % ) Kontrol Pengambilan Keputusan oleh Perempuan Manfaat Perm. Yang perlu Diantisipasi Di Masa Datang [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [1]

1 PPIP Kec Hiliduho

Tuhegafoa II 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 26,91 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Sisobalauru 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

27,33 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Fadoro Lauru 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

27,93 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Mazingo Tanose’o 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 37,75 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Sisobahili Tanose’o 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 15,62 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Hiligodu Tanose’o 2013 Pengurus OMS dan 19,19 Rendah Kurang Advokasi

(15)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

252

No Program/ Kegiatan Lokasi Tahun

Bentuk Partispasi Perempuan Tingkat Partisipasi Perempuan ( % ) Kontrol Pengambilan Keputusan oleh Perempuan Manfaat Perm. Yang perlu Diantisipasi Di Masa Datang [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [1]

Tenaga Kerja dan PRG

Kec Hiliserangkai Kurang Advokasi

dan PRG Fadoro Hunogoa 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

7,94 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Lolofaoso Lalai 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

3,60 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Lolowua 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

9,38 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Lawa-lawa 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 13,48 Rendah Kurang Advokasi dan PRG

Kec Idanogawo

Bobozioli Loloana’a 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 28,68 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Tetehosi 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

20,00 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Saiwahili 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

24,00 Rendah Kurang Advokasi dan PRG

Kec Gido Kurang Advokasi

dan PRG Somi 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 26,47 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Lewuguru II 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

39,58 Rendah Kurang Advokasi dan PRG

Kec Botomuzoi Kurang Advokasi

dan PRG Hiliwa’ele I 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 24,65 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Hilimbowo Bot 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja 24,52 Rendah Kurang Advokasi dan PRG Tuhegafoa I 2013 Pengurus OMS dan

Tenaga Kerja

27,41 Rendah Kurang Advokasi dan PRG

19,95

2 SANIMAS Siofa Banua Bawolato Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja 35,89 Rendah Advokasi dan PRG Tetehosi Idanogawo 2012 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja

36,36 Rendah Advokasi dan PRG Hiligodu Botomuzoi 2012 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja

13,97 Rendah Advokasi dan PRG Lahemo Gido 2012 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja 38,89 Rendah Advokasi dan PRG

31,23

Sinarikhi Hiliduho 2013 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja 13,36 Rendah Advokasi dan PRG Fululu Lalai

Hiliserangkai 2013 Pengurus KSM dan Tenaga Kerja 25,71 Rendah Advokasi dan PRG Hilimbowo 2013 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja

22,22 Rendah Advokasi dan PRG Somolo-molo Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja 26,98 Rendah Advokasi dan PRG Dekha Ma’u 2013 Pengurus KSM dan

Tenaga Kerja 31,88 Rendah Advokasi dan PRG

31,67

Keterangan :

PRG = Perencanaan Responsif Gender

(16)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

253

8.2.2. Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan

durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan

masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti

konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan serta

permukiman kembali penduduk.

1. Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat,

terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan

bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi

mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam

proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan

program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan

bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah

yang bukan milik pemerintah daerah, kecuali secara sukarela masyarakat

menghibahkan tanahnya kepada daeraah sebagai bentuk partisipasinya dalam

mendukung keberhasilan pembangunan di desa/wilayahnya. Prinsip utama pengadaan

tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan,

atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak

akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya

kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana

pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus

dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat

peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang

wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali

kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan

kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai

persyaratan.

Tabel 8.10. Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan

Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta

Permukiman Kembali

No Komponen Program dan Kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Konsultasi Permindahan Penduduk/ Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali Sebelum Permintaan Setelah Pemindaian [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] A Pengembangan Permukiman 1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan a. Penyediaan Infrastruktur

kawasan permukiman kumuh Konsultasi Pembebasan lahan

Tidak ada pemindahan

penduduk b. Penyediaan infrastruktur

kawasan permukiman MBR Konsultasi Pembebasan lahan pemindahan Tidak ada penduduk c. Pembangunan Infrastruktur

RSH Konsultasi Pembebasan lahan pemindahan Tidak ada penduduk d. Pembangunan rumah sehat

sederhana Konsultasi

Pembebasan lahan

Tidak ada pemindahan

(17)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

254

No Komponen Program dan Kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Konsultasi Permindahan Penduduk/ Pemberian Kompensasi Permukiman

Kembali Permintaan Sebelum Pemindaian Setelah [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] penduduk 2 Pengembangan Permukiman Kawasan Perdesaan a. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan)

Konsultasi Pembebasan lahan

Tidak ada pemindahan

penduduk b. Infrastruktur pendukung

kegiatan ekonomi dan sosial wilayah

Konsultasi Pembebasan lahan

Tidak ada pemindahan

penduduk c. Pembangunan Infrastruktur

perdesaan (PPIP) Konsultasi Pembebasan lahan pemindahan Tidak ada penduduk

B Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Pengembangan Bangunan Gedung dan Fasilitasnya

a. Pembangunan aksesbilitas bangunan gedung dan

lingkungan Konsultasi Lahan telah tersedia Tidak Ada Pemindahan penduduk Desa Hilizoi Gido Tetap b. Pembangunan kantor Bupati,

Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan

Konsultasi Lahan telah tersedia

Tidak Ada Pemindahan

penduduk

Desa Hilizoi

Gido Tetap

2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman

a. Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk Proteksi kebakaran Konsultasi Tidak membutuhkan lahan Tidak Ada Pemindahan penduduk b. Pengembangan prasarana

dan sarana revitalisasi perkantoran Gido

konsultasi Lahan telah tersedia Pemindahan Tidak Ada penduduk

Desa Hilizoi

Gido Tetap c. Sarana dan prasarana ruang

terbuka hijau seluas 20.000

M² konsultasi Pembebasan lahan Tidak Ada Pemindahan penduduk Ibu Kota Kabupaten Tetap d. Pembangunan sarana dan

prasarana lingkungan permukiman tradisional/bersejarah

Konsultasi Lahan telah tersedia Pemindahan Tidak Ada penduduk

Tetap

C Pengembangan Air Minum

a. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Konsultasi Pembebasan lahan Pemindahan Tidak Ada penduduk b. Pengembangan SPAM di Ibu

Kota Kecamatan (IKK) Konsultasi Pembebasan lahan

Tidak Ada Pemindahan

penduduk c. Pengembangan SPAM di

Daerah Perdesaan Konsultasi Pembebasan lahan

Tidak Ada Pemindahan

penduduk

D Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1 Pengembangan Sistim Air Limbah a. Pembangunan Infrastruktur

Air Limbah dengan Sistem

setempat dan sistem komunal Konsultasi

Pembebasan lahan

Tidak Ada Pemindahan

penduduk Gido Tetap b. Pembangunan IPLT

Konsultasi Pembebasan lahan Pemindahan Tidak Ada penduduk

(18)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

255

No Komponen Program dan Kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi Konsultasi Permindahan Penduduk/ Pemberian Kompensasi Permukiman

Kembali Permintaan Sebelum Pemindaian Setelah [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

c. Pembangunan sarana sanitasi

MCK Komunal Konsultasi Pembebasan lahan Pemindahan Tidak Ada penduduk d. Pembangunan Saniman

Konsultasi Pembebasan lahan Pemindahan Tidak Ada penduduk 2 Pengembangan Sistim

Persampahan

a. Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato seluas 5

Ha Konsultasi

Pembebasan lahan

Tidak Ada Pemindahan

penduduk Bawolato Tetap b. Pembangunan Prasarana Pengelolaan Persampahan Terpadu/ 3R Konsultasi Pembebasan lahan Tidak Ada Pemindahan

penduduk Gido Tetap 3 Pengembangan Sistim Drainase

Pembangunan drainase di

kawasan perkotaan Konsultasi Pembebasan lahan Pemindahan Tidak Ada penduduk

Gido Tetap

8.2.3. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya memberi manfaat bagi

masyarakat.

Manfaat

tersebut

antaralain

membaiknya

kualitas

permukiman,

terselenggaranya kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik, membaiknya kualitas

lingkungan hidup, meningkatnya akses air minum layak dari sumber yang terlindungi, serta

terciptanya lingkungan permukiman yang sehat.

Tabel 8.11. Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca

Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

No Sektor Program Lokasi Tahun

Jumlah Penduduk yg Memanfaatkan (Jiwa) Keterangan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] 1 Pengembangan Permukiman Penyediaan Infrastruktur kawasan permukiman kumuh Gido Idanogawo 2016 - 2017 320 Penyediaan infrastruktur

kawasan permukiman MBR Idanogawo Gido 2018- 2019 2.000 Pembangunan Infrastruktur

RSH Sogaeadu Gido dan 2015 – 2019 4.500 Pembangunan rumah sehat

sederhana Sogaeadu Gido dan 2015 – 2019 4.500 Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan) Sogaeadu 2019 1.750 Infrastruktur pendukung

kegiatan ekonomi dan

sosial wilayah Botomuzoi 2018 2.800 Pembangunan Infrastruktur

perdesaan (PPIP) 12 Desa 2016 - 2019 12..000 2 Penataan

Bangunan dan

Pembangunan aksesbilitas bangunan gedung dan lingkungan Desa Hilizoi Gido 2016 Pusat Pelayanan Pemerintahan dan pelayanan publik

(19)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019

256

No Sektor Program Lokasi Tahun

Jumlah Penduduk yg Memanfaatkan (Jiwa) Keterangan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Lingkungan Pembangunan kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah Dinas Jabatan Desa Hilizoi Gido 2015 - 2019 Pusat Pelayanan Pemerintahan dan pelayanan publik Rehabilitasi rumah tradisional dan batu megalith

Kabupaten

Nias 2015 - 2019 50 Pembangunan Sarana dan

Prasarana untuk Proteksi kebakaran

Kabupaten

Nias 2018 5.000 Pengembangan prasarana

dan sarana revitalisasi

perkantoran Gido Gido 2017

Pusat Pelayanan Pemerintahan Sarana dan prasarana

ruang terbuka hijau seluas

20.000 M² Gido 2018 5.000 Pembangunan sarana dan

prasarana lingkungan permukiman tradisional/bersejarah

Kab Nias 2020

3 Pengembangan Air Minum

Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Desa Somi dan Sekitarnya 2016 - 2019 3.000 Pengembangan SPAM di

Ibu Kota Kecamatan (IKK)

Ibu Kota Kecamatan Idanogawo, Bawolato, H.serangkai, Botomuzoi, Hiliduho 2015 - 2019 10. 000 Pengembangan SPAM di

Daerah Perdesaan 80 Desa 2016 - 2019 40.000

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Gido 2019 5.000 Pembangunan IPLT Gido 2018 2.000 Pembangunan sarana

sanitasi MCK Komunal

Kabupaten

Nias 2015 - 2019 6.400 Pembangunan Sanimas Kabupaten

Nias 2015 - 2019 6.400 Pembangunan TPA Baru di

Kecamatan Bawolato seluas 5 Ha Bawolato 2018 25.000 Pembangunan Prasarana Persampahan 3R Gido 2016 100 Pembangunan infrastruktur drainase di kawasan perkotaan Gido 2016 - 2019 2.500

(20)

Gambar

Tabel 8.1.  Identifikasi Pemangku Kepentingan dan  Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Tabel 8.2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya  Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 8.4. KRP Yang Potensial Memberikan Dampak Negatif         Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 8.5. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
+7

Referensi

Dokumen terkait

perlakuan aplikasi pupuk 50% pupuk N dengan aplikasi 50% azolla segar nyata memberikan hasil pertumbuhan tanaman yang lebih baik pada parameter panjang tanaman,

bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan

Stupanj saturacije (engl. wetness) je opisana kao odnos mase vode i mase krutih čestica. Uz poznavanje fizičkih svojstava stijene, važno je poznavanje mehaničkih

Penambahan suplemen Spirulina platensis dan Curcuma longa serta kombinasi induksi Oodev dapat menghasilkan induk tengadak yang bertelur 100% dan induk matang gonad 60-220%

Dengan mengunakan vqadmin sangat mudah sekali bisa dilihat disamping ini anda tinggal memasukan saja domain apa yang akan anda masukan, password untuk admin biasanya

Pada proses pengerukan masalah yang dihadapi dalam pembuatan dinding penahan tanah adalah bagaimana caranya agar fungsi dinding penahan tersebut dapat optimal dan

(1) BAZ melalui UPZ mengumpulkan dana zakat, infaq dan shadaqah dari Muzakki, Munfiq dan Mutashadiq baik perorangan maupun badan yang berada di wilayah hukum Kota Banjar

iaya obat per kun!ungan kasus penyakit per kun!ungan kasus penyakit besaran dana yg tersedia.. besaran dana yg tersedia utk setiap kun!ungan kasus utk setiap kun!ungan