“PEMBUATAN USULAN PROCESS IMPROVEMENT
MENGGUNAKAN FRAMEWORK CMMI-SVC. STUDI KASUS PADA TeCC PT. GRAHA INFORMATIKA NUSANTARA (GRATIKA)”
SIDANG TUGAS AKHIR
DOSEN PEMBIMBING I : Aris Tjahyanto, M.Kom
Latar Belakang
• Penyampaian layanan (delivery service) merupakan interaksi antara perusahaan jasa dengan pelanggan yang harus dikelola dengan baik untuk menjaga
kepuasan dan kepercayaan pelanggan
• Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi proses
delivery service sehingga tidak berjalan dengan benar delivery service sehingga tidak berjalan dengan benar dan sesuai sehingga perlu adanya evaluasi terhadap proses-proses delivery service didalam perusahaan untuk mendapatkan kualitas yang maksimal.
• CMMI-SVC (Capability Maturity Model- Intergration for
service) digunakan sebagai standar internasional yang
Permasalahan
•
Bagaimana tingkat kesiapan proses existing yang
telah dicapai perusahaan terhadap
specific/generic goals dalam setiap area proses di
level CMMI-SVC
•
Bagaimana kesenjangan/gap antara praktik yang
•
Bagaimana kesenjangan/gap antara praktik yang
dijalankan perusahaan dengan standar prosedur
pelaksanaan yang ada di CMMI-SVC
•
Bagaimana Usulan process improvement yang
harus diterapkan peruhsanaan untuk memenuhi
standar proses CMMI-SVC
Batasan Masalah
• Data Work Product (produk kerja) diperoleh dari pihak internal perusahaan, terutama untuk wawancara dan
kuisoner diberikan kepada pihak yang berkaitan langsung dengan produk TeCC (Telecom Calling Card)
• Standar yang digunakan adalah CMMI-SVC (Capability
Maturity Model- Intergration for service) Maturity Model- Intergration for service)
• Pengukuran menggunakan pendekatan Continous
Representation
• Usulan Process Improvement ditujukan untuk pemenuhan level terendah yang belum dicapai oleh perusahaan
• Usulan Process Improvement tidak sampai pada implementasi , hanya berupa rekomendasi untuk perusahaan dalam mengambil kebijakan
Tujuan
•
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk
memberikan usulan process improvement
berdasarkan standar CMMI-SVC untuk
melakukan peningkatan kualitas pelayanan
melakukan peningkatan kualitas pelayanan
(service) pada produk TECC di GRATIKA
Relevansi atau Manfaat Kegiatan Tugas
Akhir
• Membantu perusahaan untuk mengetahui kesiapan perusahaan dalam pencapaian standar yang telah ditetapkan CMMI-SVC
• Menjadi bahan pertimbangan oleh pihak manajemen dalam menentukan alternatif strategi yang harus
dalam menentukan alternatif strategi yang harus dijalankan untuk mencapai level yang lebih tinggi.
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dan pengelolaan Service GRATIKA dalam mendukung
proses bisnisnya.
• Memberi usulan process improvement dalam
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Calling Card Services (TECC)
• Telephone Cost Control.
• Pelanggan TECC adalah perusahaan-perusahaan
partnership GRATIKA.
• Peran TECC sangat diperlukan untuk melakukan limitasi terhadap pemakaian fixed telephone sesuai dengan
terhadap pemakaian fixed telephone sesuai dengan tingkat jabatan pengguna didalam perusahaan.
• Maka dari itu GRATIKA menginginkan adanya tata kelola sebagai landasan process improvement untuk dapat memberikan services yang terbaik bagi
pelanggan dan memperbaiki proses-proses yang ada di TECC.
CMMI-SVC
•
Dikembangkan oleh SEI (Software Engineering
Institute)
•
Percabangan (Constellation) dari CMMI 1.2
yang berfokus pada delivery of service
yang berfokus pada delivery of service
•
Framework yang berisi sekumpulan best
practice dengan standar internasional untuk
process improvement
CMMI-SVC
• CMMI-SVC memberikan best pratices yang dapat digunakan perusahaan penyedia jasa untuk;
– Menentukan layanan apa yang harus disediakan oleh perusahaan dan menentukan standar pelayanan
– Memastikan untuk dapat menjalankan deliver of service – Mendapatkan sistem baru namun dipastikan tidak
– Mendapatkan sistem baru namun dipastikan tidak
berpengaruh pada service itu sendiri
– Mengatur perjanjian, mengelola service request,dan menjalankan sistem service
– Memastikan perusahaan memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk deliver service
– Mengatasi gangguan dan memberikan pencegahan dan perbaikan
Struktur Continous Representation
Berfokus pada capability area proses diukur dengan capability levels
Service Establishment and Delivery
• Untuk mendukung penggunaan pendekatan continous representation , area proses dibagi kedalamempat kategori. Untuk berfokus pada peningkatan kualitas service, pengukuran akan dilakukan pada area proses yang ada pada kategori Service Establishment adn Delivery, dipaparkan sebagai berikut;
– Incident Resolution and Prevention (IRP)
Tujuan dari IRP adalah memastikan ketepatan waktu dan keefektifan dari resolusi service incident dan pencegahan dari service incident yang sesuai
– Service Delivery (SD)
Tujuan dari SD adalah untuk memberikan layanan sesuai dengan service agreement. Jasa diberikan melalui suatu operasi system service yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
melalui suatu operasi system service yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
– Service System Development (SSD)
Tujuan dari SSD adalah untuk menganalisis, membuat desain, mengembangkan, mengintegrasikan, dan pengujian pada sistem service untuk memenuhi eksisting service agreement.
– Service System Transition (SST)
Tujuan dari SST adalah menyebarkan system service baru atau secara signifikan mengubah system service ketika mengelola efek-efek service delivery
– Strategic Service Management (STSM)
Tujuan dari STSM adalah untuk membangun dan memelihara standar layanan dalam konteks dengan kebutuhan strategis dan rencana
Capability level pada CMMI-SVC
•
Terdapat enam capability levels (CL)
•
Dicapai dengan pemenuhan Generic Goal 1
hingga Generic Goal 5
•
Ke enam CL didesain dari angka 0 hingga 5
Practice Implementation Indicator
(PPI)
• Tipe A: Direct Artifacts (work product)
• Tipe B: Indirect Artifacts (not fit documented )
Metode Penelitian
Metode Penelitian
Pengolahan data dan analisa
Pengolahan data dan analisa
Evaluasi Area Proses Strategic Service
Management
– GG 1 Achieve Specific Goal
• GP 1.1 Perform Base Practices
• GP 1.1 Perform Base Practices
SG 1 Prepare for Service System
Transition SG 2 Deploy the Service System SP 1.1 Analyze Service System Transition Needs SP 2.1 Deploy Service System Components SP 1.2 Develop Service System Transition Plans SP 2.2 Asses and Control the Impact of the Transition
SP 1.3 Prepare Stakeholder for Changes
SG 1 Establish Strategic Needs and Plans for Standard Services
SP 1.1 Gather and Analyze Relevan Data
Perusahaan telah mengumpulkan dan menganalisa data tentang kebutuhan strategik dan kemampuan organisasi yang akan membantu perusahaan dalam perencanaan service yang sesuai standar
Practices Implementation Indicator
Perusahaan melakukan survey dan menganalisa trend yang berkembang salah satunya berdasarkan analisa terhadap kompetitor yang mengembangkan produk Value Added Service (VAS)
No Nama Data Penjelasan
1
Proposal dan profile PT. Prime Net
SP 1.2 Establish Plans for Standard Services
Perusahaan telah menetapkan dan memelihara perencanaan untuk standard service. Perencanaan standard service merefleksikan tindakan untuk menyeimbangkan kemampuan perusahaan , kebutuhan strategik termasuk kebutuhan pelanggan dan juga kondisi pasar yang kompetitif.
Practices Implementation Indicator Practices Implementation Indicator
Salah satu cara perusahaan untuk senantiasa menjaga kualitas
penyampaian service adalah dengan menetapkan standar kerja yaitu SOP (Standard Operation Procedure). Dengan adanya SOP ini mampu
menyeimbangkan kemampuan perusahaan termasuk memenuhi kebutuhan pelanggan
No Nama Data Penjelasan
1 SOP TeCC bab VI hingga bab
IX
Panduan kerja bagi pihak-pihak yang terkait
Analisa (Rating)
Specific Goal (SG) Specific Practices (SP) PIID (A,B,C) Penjelasan
SG 1 Establish Strategic Needs and Plans for Standard Services
SP 1.1 Gather and Analyze Relevan Data
B Perusahaan melakukan survey dan menganalisa trend yang berkembang salah satunya berdasarkan analisa terhadap kompetitor yang
mengembangkan produk Value Added Service (VAS)
SP 1.2 Establish Plans for Standard Services
A Salah satu cara perusahaan untuk senantiasa menjaga kualitas penyampaian service adalah dengan menetapkan standar kerja yaitu SOP (Standard Operation
Procedure). Dengan adanya SOP ini mampu
menyeimbangkan
kemampuan perusahaan termasuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Kesimpulan SG 1 Establish Strategic Needs and
Plans for Standard Services
Fully Implemented (FI) :
SP 1.2 Establish Plans for Standard
Services
Partially Implemented (PI) :
SP 1.1 Gather and Analyze Relevan SP 1.1 Gather and Analyze Relevan
Data
Hasil Temuan
• Rating
Practices yang ada dan telah sesuai
Fully Impelemented (FI) SP 1.2 Establish Plans
for Standard Services
Largelly Implemented (LI)
Practices yang ada tetapi belum sesuai
Partially Implemented (PI) SP 1.1 Gather and
Analyze Relevan Data
Practices yang belum ada Not Implemented (NI)
• Rating
– GG 1 (Generic Goal pertama) tidak terpenuhi (Unsatiesfied). Hampir semua pencapaian perusahaan dalam memenuhi practices dalam area proses SST terpenuhi, Hanya saja ada practices yang diimplementasikan yang belum sesuai dengan standar CMMI-SVC, sehingga area proses SST masih
dikategorikan dalam Partially Implemented (PI). Oleh karena itu, perusahaan
hanya mencapai level 0 untuk Area proses Strategic Service Management (SST)
Usulan Process Improvement Area Process
Strategic Service Management (STSM)
Strategic Service Management (STSM)
Dengan mengumpulkan data dan melakukan analisa data dapat membantu perusahaan dalam merumuskan perencanaan standard
services. Analisa terhadap data-data ini dapat menghasilkan
kemampuan perusahaan dan kebutuhan strategis perusahaan dengan pasarnya termasuk pelanggan
Teknik mengumpulkan dan menganalisa data meliputi :
• Business plan • Business plan • Market research • Survey • Trend • Service incident • Data kompetitor • Analisis SWOT
Subpractices
1. Mengumpulkan data dan melakukan analisa
data dari kemampuan perusahaan
2. Mengumpulkan data dan melakukan analisa
2. Mengumpulkan data dan melakukan analisa
data dari kebutuhan strategis perusahaan
3. Mendeskribsikan kemampuan perusahaan
dan kebutuhan strategis perusahaan
Analisa Kemampuan Perusahaan Dalam Pemenuhan Standar Proses di CMMI-SVC
•
Perusahaan GRATIKA ini masih berada pada
kondisi yang belum cukup matang dalam
pengelolaan service
•
semua area proses hanya mencapai level nol
•
semua area proses hanya mencapai level nol
yang berarti semua practices dasarnya hanya
sebagaian dijalankan secara menyeluruh dan
telah sesuai dengan proses di CMMI-SVC
Penjelasan hasil analisis
•
pemenuhan standar bisa saja tidak sama
persis dengan yang ada di CMMI-SVC
•
pemenuhan model komponen CMMI-SVC
harus dilakukan secara bertahap dan runtut,
harus dilakukan secara bertahap dan runtut,
tidak boleh ada pemenuhan level yang hilang
atau dilewati bila level tersebut belum
terpenuhi. Hal ini bisa menjadi kendala dalam
pemenuhan standar CMMI-SVC
Analisis Kelemahan dan Kelebihan CMMI-SVC Berdasarkan Hasil Pengukuran
• Kelebihan CMMI adalah standar ini merupakan standar yang
spesifik dan khusus untuk proses delivery service, sehingga
perusahaan hanya cukup mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan CMMI-SVC untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Selain itu CMMI-SVC memiliki dua pendekatan yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.
• Kelemahan CMMI-SVC salah satunya adalah standar ini harus
• Kelemahan CMMI-SVC salah satunya adalah standar ini harus
dipenuhi secara runtut dan sistematis, padahal belum tentu perusahaan yang diukur tidak mampu memenuhi level lainnya. Selain itu, standar yang ditetapkan CMMI-SVC begitu spesifik dan baku, hal ini menyebabkan perusahaan agak kesulitan bila harus menyesuaikan aturan dan prosedur yang telah dijalankan
Kesimpulan dan Saran
Saran bagi perusahaan :
• Setelah mengkaji area proses IRP,SD,SSD,SST, dan STSM diatas, GRATIKA dapat memperbaiki prosedur yang ada di perusahaan mulai dari level paling bawah yaitu level nol untuk kesemua area proses Sehingga perbaikan ini akan sesuai dengan konsep CMMI-SVC yaitu continuous akan sesuai dengan konsep CMMI-SVC yaitu continuous
representation atau perubahan secara bertahap. Dalam
rangka meningkatkan level selanjutnya dalam
CMMI-SVC maka diperlukan untuk membentuk suatu tim yang fokus ditujukan untuk memperbaiki proses bisnis
dalam perusahaan agar sesuai dengan standar yang ada dalam CMMI-SVC.
Penelitian selanjutnya :
• Penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan dengan memperluas kajian area proses yang belum diukur secara bertahap. Penelitian ini mengikuti standar pengukuran dasar yang ada di CMMI-SVC, sebab ada keterbatasan dalam memperoleh data dan menyangkut kesiapan dalam memperoleh data dan menyangkut kesiapan
perusahaan dalam proses pengukuran. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan dengan memilih salah satu pendekatan yang ada di CMMI-SVC, seperti SCAMPI (Standard CMMI Appraisals Method for
Process improvement) atau CBA IPI (CMM-Based Appraisals for Internal Process Improvement) sehingga lebih spesifik dan terstruktur.