• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Portable conveyor untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Material Handling (Bongkar Muat PT. Petrokimia Gresik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Portable conveyor untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Material Handling (Bongkar Muat PT. Petrokimia Gresik)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Portable conveyor untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Material Handling

(Bongkar Muat PT. Petrokimia Gresik)

Prinkadiyanti, Sri Gunani Partiwi, dan Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Yudha Prasetyawan

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] Abstrak

Proses bongkar muat pada PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu kegiatan yang berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Pada kenyataannya, kondisi proses bongkar muat gudang pada

open storage PT. Petrokimia Gresik tidak produktif. Hal ini disebabkan oleh kinerja buruh pada

pemindahan pupuk dan biaya yang dikeluarkan untuk proses bongkar muat. Proses bongkar muat eksisting menggunakan bantuan forklift dan pallet, dalam prosesnya buruh memindahkan pupuk satu per satu dari stapel (tumpukan pupuk) ke pallet kemudian forklift memindahkan ke truk untuk ditata. Pada kondisi ini terdapat banyak kelemahan, waktu yang terbuang ketika buruh idle, biaya

pallet, dan pupuk yang defect karena jatuh. Maka diperlukan alternatif alat yang bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas proses bongkar muat pupuk yang memudahkan buruh dan memberi keuntungan pada perusahaan untuk mengurangi biaya proses bongkar muat. Alat ini adalah

portable conveyor yang bertujuan untuk memindahkan pupuk dari stapel ke truk tanpa harus

melalui proses penataan pallet. Perancangan portable conveyor menggunakan metode Quality

Function Deployment yang bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen (PT. Petrokimia

Gresik) untuk alat portable conveyor. Dengan perancangan portable conveyor, waktu yang digunakan untuk melakukan proses bongkar muat untuk 1 truk berkurang 50% dan mampu mengurangi biaya proses bongkar muat dari Rp. 3.755.150,00 menjadi sebesar Rp. 825.150,00 per truk.

Kata kunci : Perancangan dan Pengembangan Produk, Portable conveyor, Quality Function Deployment.

ABSTRACT

Loading and unloading process on PT.Petrokimia Gresik is one of the activities that affect company productivity. However, the warehouse loading and unloading process on PT.Petrokimia Gresik’s open storage proved to be inproductive. This condition is caused by the labour’s performance when move the fertilizer and also the cost of loading and unloading process. The existing loading and unloading process utilized forklift and pallet, where the laborer move the fertilizer each of a time from the staple to the pallet, thus moved by the forklift to the truck to be furtherly arranged. The disadvantedge of this system such as the wasted time when the laborer is idle, pallet cost, and also defective fertilizer caused by fell down. Therefore, an alternative tool which aims to increase the fertilizer loading and unloading process productivity that ease the laborer and increase company profit by reducing loading and unloading process cost is needed. This system is a portable conveyor which has the function to move the fertilizer from the staple to the truck without conducting the pallet arrangement process. This portable conveyor is designed using quality function deployment which has the purpose to acquire consumer’s wants (PT. Petrokimia Gresik) on portable conveyor tools. By using the portable conveyor, the time needed to conduct loading and unloading process reduce as much as 50% and cost incurred in the loading and unloading process is reduced from Rp 3.755.150,00 to Rp. 825.150,00 for each truck.

Keywords: Product Design and Development, Portable conveyor, Quality Function Deployment

1. Pendahuluan

PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu produsen pupuk terbesar di Indonesia. PT. Petrokimia Gresik memiliki penjadwalan produksi mandiri yang tidak tergantung dengan permintaan konsumen. Penjadwalan produksi

pupuk subsidi dari PT. Petrokimia Gresik adalah Make to Stock dimana proses produksi tetap dilakukan secara terjadwal meskipun tidak mendapatkan pesanan dari konsumen. Hal ini mengakibatkan pupuk yang diproduksi menumpuk di gudang karena permintaan pupuk

(2)

bersifat seasonal. Pada saat musim tanam, permintaan melonjak sehingga pupuk harus didistribusikan secara cepat. Untuk memudahkan proses distribusi, dibutuhkan material handling yang tepat. Masalah yang terjadi saat ini adalah proses muat pupuk ke dalam truk yang tidak efisien. Jumlah buruh yang bekerja pada satu truk dan forklift yang berfungsi memindahkan tumpukan pupuk dirasa kurang efektif dalam pengerjaannya. Selama in i proses bongkar muat memerlukan waktu yang lama yaitu 45-60 menit untuk memuat pupuk sejumlah 30 – 35 ton.

1.1 Perumusan Masalah

Aktivitas material handling harus diminimasi agar biaya yang dikeluarkan PT. Petrokimia Gresik lebih efisien. Pada kenyataannya, aktivitas material handling pada PT. Petrokimia Gresik tidak efisien dikarenakan kinerja buruh dan penggunaan forklift yang kurang efektif, maka dibuat alat bantu bongkar muat yang memudahkan prinsip ergonomi dengan penerapan Quality Function Deployment (QFD).

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi bongkar muat pada kondisi eksisting.

2. Membuat desain dan prototype portable conveyor dengan metode Quality Function Deployment.

3. Membandingkan efektivitas dan efisiensi penggunaan portable conveyor dengan penggunaan forklift pada kondisi eksisting.

1.3 Batasan

1. Penelitian akan dilakukan di PT. Petrokimia Gresik dikhususkan hanya pada Departemen Distribusi.

2. Gudang yang diamati hanya open storage. 3. Pupuk yang diamati hanya pupuk subsidi. 4. Penelitian ini hanya sampai pada tahap

pembuatan prototype.

2. Metodologi Penelelitian

Metodologi penelitian terdiri dari empat tahapan, yaitu tahapan Tahap identifikasi masalah pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang terdiri dari identifikasi permasalahan, penetapan tujuan penelitian, studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur merupakan tahap untuk mempelajari dan

mendalami semua teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu Perancangan dan Pengembangan Produk, Quality Function Deployment (QFD), Stop Watch Time Study, Conveyor, Nordic Body Map. Sedangkan studi lapangan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan eksisting dilapangan.

Tahap pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap awal adalah evaluasi keluhan pekerja menggunakan Nordic Body Map yang bertujuan untuk mengetahui keluhan pekerja saat melakukan pengangkatan pupuk. Langkah selanjutnya adalah untuk perancangan produk adalah pengumpulan Voice of Customer (VoC), tahap penyusunan House of Quality (HoQ), dan tahap analisa dan implementasi.

Pada tahap analisa dan interpretasi data yang akan dilakukan adalah analisa terhadap hasil proses perancangan dan pengembangan portable conveyor. Analisa terdiri dari analisa kondisi eksisting proses bongkar muat pada open storage, dan kondisi perbaikan menggunakan portable conveyor.

Setelah melakukan analisa dan interpretasi data, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan juga dilengkapi dengan saran dan rekomendasi yang dapat dijadikan bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengolahan data pada penelitian ini yang terdiri dari kondisi eksiting, perancangan alat dan kondisi perbaikan.

3.1 Data Kondisi Eksisting

Pada pengumpulan data kondisi eksisting, terdiri dari penentuan waktu standar proses bongkar muat, evaluasi keluhan pekerja, dan biaya kondisi eksisting.

3.1.1 Waktu Standar Proses Bongkar Muat

Kegiatan yang diamati terdiri dari tiga langkah dalam proses bongkar muat yaitu menyusun pupuk diatas pallet, material handling dengan forklift dan penataan pupuk pada truk. Setelah melakukan 30 kali perhitungan, dilakukan uji keseragaman data menggunakan rumus :

(3)

𝑁𝑁

= �

𝑋𝑋×𝑘𝑘𝑍𝑍×𝑆𝑆

2 (1) Setelah diketahui data yang diuji adalah cukup, maka dilakukan perhitungan performance rating buruh yang terdiri dari skill, effort, condition dan consistency dengan rumus :

𝑊𝑊𝑊𝑊𝑘𝑘𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑊𝑊𝑁𝑁 = ∑ 𝑤𝑤𝑊𝑊𝑘𝑘𝑊𝑊𝑊𝑊 𝐴𝐴𝑘𝑘𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑁𝑁 × 𝑃𝑃𝑃𝑃 (2) Maka didapatkan waktu normal adalah 0.088 jam atau 5.43556 menit.

3.1.2 Nordic Body Map

Penyebaran 4 kuisioner kepada buruh bertujuan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh buruh pada saat melakukan kegiatan proses bongkar muat. Kuisioner berisikan tentang titik-titik pada tubuh manusia yang dirasakan sakit ketika melakukan pekerjaan dalam hal ini adalah kegiatan mengangkat pupuk dan memindah pupuk pada proses bongkar muat.

Gambar 3.1 Kuisioner Nordic Body Map Dari hasil rekap terlihat bahwa ada beberapa keluhan yang paling sakit dirasakan oleh buruh yaitu ditunjukkan pada bahu kanan, lengan kanan, pinggang, pinggul, betis kanan dan kiri.

3.1.3 Perhitungan Biaya Kondisi Eksisting

Biaya bongkar muat terdiri dari biaya tenaga buruh, bahan bakar forklift, pallet, supir forklift, buka terpal dan biaya administrasi. Hari kerja proses bongkar muat adalah 365 hari dalam 1 tahun.

Tabel 3.1 Biaya Proses Bongkar Muat Eksisting

3.2 Perancangan Produk

Tahapan yang paling penting dalam perancangan adalah penyusunan matriks House of Quality. Sebelum melakukan hal tersebut, dilakukan pembagian kuisioner untuk menjaring Voice of Customer yang bertujuan untuk mengetahui Gap antar kepentingan dan kepuasan konsumen.

Biaya Tenaga Buruh 3.000 per ton Biaya BBM Forklift 5.000 per liter Biaya Pallet 165.000 per pallet Biaya Supir Forklift 70.000 per hari Biaya Buka Terpal 29.650 Biaya administrasi 175.000 per hari Keterangan :

- Truk yang digunakan adalah truk dengan kapasitas 30 ton - 1 hari kerja = 4 truk

- Umur pallet adalah 20 kali pemakaian - 1 tahun = 365 hari kerja

- Didalam 1 truk terdapat 2 buruh Biaya Tenaga Buruh

1 truk (30 ton) 90.000 per buruh 180.000 ( 2 buruh) 1 hari ( 4 truk = 120 ton) 720.000 per hari 1 tahun (4 truk x 365 hari) 262.800.000 per tahun Biaya Forklift BBM 25.000 per truk 125.000 per hari 45.625.000 per tahun Operator 70.000 per hari

25.550.000 per tahun Pallet

Pallet yang dibutuhkan 1.440 buah per tahun Biaya pallet 237.600.000 per tahun Biaya lain-lain

Administrasi 63.875.000 per tahun Buka terpal 10.822.250 per tahun Total Biaya Eksisting 646.272.250 per tahun

(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gap 0,7 1,0 0,1 1,3 1,0 1,1 0,9 0,2 1,6 0,8 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 Ax is T itle

Gap

Gambar 3.2 Grafik Gap

Pada gambar 3.1 menunjukkan ntara kepentingan dan kepuasan konsumen, perbandingan tertinggi pada atribut nomor 9 yaitu portable conveyor, nomor 4 yaitu kecepatan portable conveyor dan kapasitas conveyor. Untuk dua atribut dengan perbandingan terendah adalah atribut bentuk portable conveyor dan kemudahan terhadap kondisi ekstrim. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui bobot tiap atribut melalui beberapa tahap antara lain sales point, raw weight, cumulative normalized weight, benchmarking, improvement ratio, lalu objective product. Setelah itu ditentukan technical response untuk mengetahui tindak lanjut tiap atribut yang lebih spesifik. Setelah diketahui tiap respon teknisnya, ditentukan hubungan tiap atribut dan respon teknis pada relationship matrix dan hubungan antar respon teknis pada technical correlation.

Gambar 3.3 Technical Correlation Keterangan :

- Strong relation :9

- Medium relation :3 - Weak Relation :1

Hubungan yang kuat ditunjukkan dengan lingkaran biru, hubungan sedang dengan kotak kuning dan hubungan yang lemah dengan segitiga merah.

Dari respon teknis yang memiliki hubungan dijadikan dasar pada penentuan konsep dengan morphology chart. Pada morphology chart dilakukan pemilihan delapan alternatif konsep yang kemudian dilakukan penilaian untuk pemilihan konsep.

Sebelum melakukan screening concept maka diperlukan perhitungan terlebih dahulu untuk mengetahui kecepatan yang dibutuhkan conveyor.

Diketahui :

S= 7m

Tforklift = 46 detik

(perpindahan forklift dari stapel ke truk) Jawab :

V = s/t = 7/46 = 0.15 m/dt

(3) Dari perhitungan diatas, diketahui kecepatan minimum portable conveyor adalah 0.15 m/dtk karena berdasarkan referensi kecepatan belt conveyor adalah 0.3 m/s jadi, digunakan kecepatan 0.3 m/s dan spesifikasi motor adalah 1450 rpm/ 380V/ IP55/ Class F. Setelah mengetahui kecepatan motor, maka dicari perhitungan kapasitas berdasarkan kecepatan motor. Berikut adalah perhitungan kapasitas dari portable conveyor :

Q = 3600/1000 . 50/1 . 0.3

= 54 ton/jam (4) Z = (3600. 0.3) / 1 = 1080 unit / jam (5) t = a/v = 1/ 0.3 = 3.33 detik (6) Jadi, dengan kecepatan portable conveyor sebesar 0.3 m/s portable conveyor mampu memindahkan 54 ton/jam atau 1080 unit/jam atau membutuhkan waktu 3,33 detik untuk perpindahan 1 pupuk. Setelah itu baru dapat dilakukan Dari kedelapan konsep, terpilih tiga konsep yang dapat dilanjutkan perhitungan bobotnya, yaotu konsep I, III dan V.

(5)

Tabel 3.2 Morphology Chart Screening Concept

Lalu setelah dilakukan perhitungan bobot tiap konsep, terpilih alternatif V dimana material yang digunakan adalah carbon steel, jenis adjuster adalah worm shaft, roda yang digunakan adalah roda besi yang terdiri dari swivel dan fixed, jenis motor yang digunakan adalah 3 fase, jenis belt adalah rubber dan prosedur penggunaan adalah semi otomatis

3.3 Perancangan Alat

Dalam prototype alat portable conveyor ini digunakan motor berjenis motor induksi 3 phase. Motor induksi 3 phase memiliki kemampuan daya paling tinggi. Untuk mereduksi putaran 1450 rpm diperlukan gear motor. Gear memiliki variasi diameter yang berbeda-beda. Untuk penggerak belt dibutuhkan roller yang terdiri dari carrier roller dan return roller. Carrier roller berfungsi untuk menahan material transport disisi atas, sedangkan return roller berfungsi untuk menahan belt yang kembali dari head pulley.

Sebelum dilakukan perancangan maka dilakukan perhitungan resultan gaya pada belt. Berikut adalah perhitungannya:

Gambar 3.4 Resultan gaya

∑ 𝑓𝑓 = 0 (karena beban tidak bergerak/ statis) 𝐹𝐹 − 𝑁𝑁. 𝑔𝑔 cos 𝛼𝛼 = 0

𝐹𝐹 = 𝑁𝑁. 𝑔𝑔 cos 𝛼𝛼 𝐹𝐹 = 50.10 cos 12.5

𝐹𝐹 = 488.14 𝑛𝑛 (3) Setelah itu dilakukan perancangan alat yang dilakukan selama 15 hari dengan biaya perancangan Rp. 30.882.738,00.

3.4 Pengujian Alat

Kegiatan dimulai dengan menyiapkan posisi dengan portable conveyor, lalu langkah berikutnya merupakan pemindahan pupuk menggunakan portable conveyor tanpa bantuan pallet dan menghilangkan proses penataan pupuk pada pallet.

Gambar 3.5 Alat Portable Conveyor

Setelah diuji maka dilakukan evaluasi dari sisi waktu, keluhan pekerja dan biaya seperti pada kondisi eksisting.

3.4.1 Waktu Standar Proses Bongkar Muat Kondisi Baru menggunakan Portable

Conveyor

Perhitungan waktu dilakukan sama dengan sebelumnya, diamati tiap 30 pupuk (sama dengan 1 pallet pada kondisi eksisting). Dengan langkah perhitungan yang sama dengan kondisi eksisting (pada rumus 1), didapatkan hasil waktu standar proses bongkar muat menggunakan portable conveyor sebesar 1,959 menit.

3.4.2 Nordic Body Map

Dari hasil rekap kuisioner kondisi baru, menunjukkan bahwa diantara keenam keluhan tertinggi pada bahu kanan, lengan kanan, pinggang, pinggul, betis kanan dan kiri semua mengalami penurunan.

3.4.3 Perhitungan Biaya Bongkar Muat Kondisi Baru

Pada sub bab ini dilakukan perhitungan biaya bongkar muat pupuk dengan menggunakan portable conveyor.

N

m.g

F W cos 𝛼𝛼

(6)

Tabel 3.3 Biaya Bongkar Muat Kondisi Baru

Pada pengujiannya proses bongkar muat dilakukan pada truk berkapasitas 30 ton yang terdiri dari biaya tenaga buruh, bahan bakar portable conveyor, operator dan administrasi. Setelah itu dilakukan perhitungan Net Present Value pada kedua kondisi untuk mengetahui apakah pergantian alat ini layak untuk diterapkan pada perusahaan.

Untuk perhitungan Net Present Value kondisi eksisting menggunakan forklift diperlukan perhitungan depresiasi. Forklift yang digunakan perusahaan saat ini sudah berumur 5 tahun berarti forklift dibeli perusahaan pada tahun 2005 dengan harga Rp. 200.000.000,00 sehingga pada tahun ke-6 (2011) diletakkan pada tahun ke-0 (saat ini).

Pendapatan PT. Petrokimia Gresik sebesar Rp. 12.021.000.000.000,00. Setelah diketahui total biaya operasional, pendapatan dikurangi dengan biaya operasional. Setelah diketahui selisihnya, hasil pendapatan dikurangi dengan pajak pendapatan sebesar 25% sehingga diketahui after tax cash flow. Hasil perhitungan net

present value sebesar Rp. 99.167.755.931.259,00.

Berbeda dengan kondisi eksisting, portable conveyor merupakan alat baru maka dari itu terdapat biaya investasi awal yaitu harga alat

portable conveyor sebesar Rp. 30.892.736,00 pada tahun ke-0.

Setelah itu, dilakukan perhitungan depresiasi portable conveyor yang memiliki umur 10 tahun, karena portable conveyor merupakan alat baru maka biaya awal masuk pada tahun pertama. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, pendapatan PT. Petrokimia Gresik kondisi baru juga dikurangi dengan depresiasi, biaya operasi dan pajak. Setelah itu dilakukan perhitungan present value, dan net present value dan didapatkan Rp. 90.151.176.574.234.

4 Analisa dan Pembahasan

Pada bab ini akan dijelaskan analisa dari waktu, ergonomi dan biaya.

4.1 Analisa Waktu Standar

Dari hasil evaluasi eksisting dan pengujian alat baru menggunakan portable conveyor memiliki perbedaan waktu yang sangat jauh yaitu meminimalkan ±4 menit waktu dari kondisi eksisiting menggunakan forklift. Hal ini dapat terjadi karena fungsi portable conveyor yang menghilangkan kegiatan penataan pada pallet dan hilangnya waktu idle pada saat buruh menunggu forklift melayani truk yang lain.

4.2 Analisa Keluhan

Dari hasil rekap yang didapatkan dari kuisioner Nordic Body Map pada kondisi eksisting, menunjukkan bahwa tiap buruh memiliki keluhan yang berbeda-beda. Keluhan yang paling dirasa sakit oleh buruh adalah bagian pinggang, karena dalam pengangkatan pupuk

mayoritas buruh membungkuk dan

memindahkan kebagian yang lebih tinggi. Begitu pula dengan bagian pinggul. Lengan atas kanan mengalami rasa sakit karena pengangkatan pupuk yang ditumpu pada bagian kanan. Sedangkan rasa sakit yang ditimbulkan pada betis disebabkan pengangkatan dan pemindahan pupuk dengan jarak yang lumayan jauh.

Setelah menggunakan portable conveyor, keluhan pekerja menjadi berkurang tetapi tetap terdapat posisi yang membuat buruh mengalami sakit pada bagian pinggang. Karena itu sebaiknya pihak perusahaan memperhatikan keselamatan dan kesehatan buruh berupa kompensasi yang diperlukan agar dapat mengobati keluhan yang dirasakan oleh buruh.

Biaya Tenaga Buruh 3.000 per ton Biaya BBM Portable Conveyor 4.500 per liter Biaya Operator 30.000 per hari Biaya Buka Terpal 29.650 Biaya administrasi 175.000 per hari Keterangan :

- Truk yang digunakan adalah truk dengan kapasitas 30 ton - 1 hari kerja = 10 truk

- 1 tahun = 365 hari kerja - Didalam 1 truk terdapat 2 buruh Biaya Tenaga Buruh

1 truk (30 ton) 90.000 per buruh 180.000 ( 2 buruh) 1 hari ( 4 truk = 120 ton) 720.000 per hari 1 tahun (4 truk x 365 hari) 262.800.000 per tahun Biaya Portable Conveyor

BBM 135.000 per truk 1.350.000 per hari

492.750.000 per tahun Operator 30.000 per hari

10.950.000 per tahun Biaya lain-lain

Administrasi 63.875.000 per tahun Buka terpal 10.822.250 per tahun

Total Biaya Eksisting 841.197.250 per tahun

(7)

4.3 Analisa Biaya

Pada kondisi eksisting menggunakan forklift, biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya forklift dan pallet sebesar Rp. 646.272.250,00 sedangkan untuk kondisi perbaikan menggunakan portable conveyor mengalami kenaikan sebesar Rp. 841.197.250,00. Hal itu terjadi karena frekuensi proses bongkar muat portable conveyor meningkat sampai 50% dan hal tersebut akan mengakibatkan output yang dihasilkan juga meningkat.

Dari perhitungan NPV untuk kondisi eksisting menggunakan forklift didapatkan Rp. 99.167.755.931.258,00 sedangkan kondisi perbaikan menggunakan portable conveyor Rp. 90.151.176.574.233,00. Dari hasil perhitungan NPV menunjukkan bahwa investasi alat baru layak untuk diterapkan pada PT. Petrokimia Gresik.

4.4 Analisa Perancangan Produk

Pada Voice of Customer dilakukan pembagian kuisioner kepada kepala departemen distribusi wilayah dan staff. Setelah dilakukan rekap pada hasil kuisioner didapatkan Gap yang menunjukkan perbedaan kepentingan dengan kepuasan kondisi eksisting dengan alat forklift dan kondisi baru dengan portable conveyor. Dari hasil gap tersebut kecepatan conveyor, kapasitas conveyor dan motor conveyor merupakan atribut yang paling tinggi gap nya. Langkah selanjutnya adalah mencari hubungan dari tiap atribut dan respon teknis, hubungan antara keduanya termasuk strong corelation, medium correlation dan weak corelation. Setelah menentukan hubungan-hubungannya maka dihitung bobot dari tiap hubungan.

Berikutnya adalah penyusunan alternatif konsep. Penyusunan alternatif konsep menggunakan morphoplogy chart yang pada akhirnya harus ditentukan pemilihan konsep sebanyak 8 alternatif. Untuk memenuhi screening concept maka perlu dilakukan terlebih dahulu pada kecepatan motor dan kapasitas portable conveyor. Dengan dasar menggunakan waktu pada forklift, maka kecepatan minimal yang dibbutuhkan adalah 0.15 m/s. Berarti minimal conveyor harus mampu memindahkan pupuk 0.15 m/s. Karena dari beberapa referensi menunjukkan bahwa kecepatan motor untuk conveyor adalah 1450 rpm, maka digunakan motor yang biasa digunakan.

Setelah perhitungan ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah screening concept dan pemilihan konsep. Terdapat tiga konsep utama yang dipilih lebih lanjut karena dirasa paling mendekati kriteria karena 5 konsep lainnya dianggap tidak layak diantaranya keempat roda fixed maka akan menghambat mobilitas conveyor, sebaliknya dengan swivel akan susah diatur ketika belok. Material galvanis dirasa kurang memenuhi kualitas karena mudah korosif meskipun harganya jauh lebih murah dan jenis adjuster scissor table kurang memenuhi kriteria.

Setelah melalui proses diskusi, konsep V dipilih karena kualitas yang dimiliki sudah cukup dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Setelah pemilihan konsep langkah yang dilakukan adalah perancangan alat yang diawali dengan design portable conveyor dengan menggunakan software autocad dan perhitungan resultan gaya untuk mengetahui gaya yang bekerja pada beban tersebut. Setelah itu dilakukan pengerjaan membuat alat. Alat portable conveyor ini dilakukan selama 15 hari dengan paralel kedua bagiannya (rangka dan belt) sehingga proses pembuatan menjadi lebih cepat. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan alat adalah Rp. 30.892.736,00.

5. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan pada penelitian ini, antara lain :

1. Hasil evaluasi kondisi eksisting menunjukkan bahwa:

- Waktu standar dari proses bongkar muat per pallet adalah 5,43556 menit.

- Hasil kuisioner Nordic Body Map menunjukkan bahwa keluhan para buruh terbesar pada bahu kanan, lengan kanan, pinggang, pinggul, betis kanan dan kiri.

- Biaya proses bongkar muat

menggunakan forklift sebesar Rp. 646.272.250,00 per tahun

2. Design portable conveyor menggunakan metode Quality Function Deployment yang terdiri dari tahap penyusunan HoQ, penyusunan alternatif konsep dan pemilihan konsep sehingga terpilih konsep V, material yang digunakan adalah carbon steel, jenis adjuster adalah worm shaft, roda yang digunakan

(8)

adalah roda besi yang terdiri dari swivel dan fixed, jenis motor yang digunakan adalah 3 fase, jenis belt adalah rubber dan prosedur penggunaan adalah semi otomatis.

3. Dari hasil pengujian didapatkan :

- Waktu standar proses bongkar muat menggunakan portable conveyor per 30 pupuk menurun sebesar 1,959 menit.

- Hasil kuisioner Nordic Body Map menunjukkan keluhan buruh sebelumnya menurun.

- Biaya proses bongkar muat naik sebesar Rp. 841.197.250,00 karena frekuensi proses bongkar muat naik sebesar 50%.

6. Daftar Pustaka

Anggrahini, D. (2010). Perancangan Mesin Sizing Teri Nasi Berdasarkan Prinsip Length Grader dengan menggunakan Quality Function Deployment.

Surabaya: Jurusan Teknik Industri ITS. Bank Indonesia. (t.thn.). Dipetik june 2011, dari

Bank Indonesia: http://www.bi.go.id Barness, R. M. (1980). Motion and Time Study:

Design and Measurement of Work. New York: John Wiley & Sons.

Cahyo, K. (2006). Studi Perencanaan Up Stacker Conveyor untuk Kertas Karton Bergelombang. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin FTI Universitas Kristen Petra.

Cohen, L. (1995). Quality Function

Deployment: How to Make QFD Work for You. Addison Wesley.

Daulika, S. (2010). Perancangan Alat Bantu Pengelasan Ergonomis dengan Metode Quality Function Deployment.

Surabaya: Jurusan Teknik Industri FTI ITS.

Gasperz, V. (2001). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia.

Gunadarma. (2009). Gunadarma Central Library. Diambil kembali dari Analisa Teknik dan Biaya Proses Produksi pada Material Handling:

http://library.gunadarma.ac.id

Joewono, A. (2006). Kapasitas dan Daya pada Conveyor.

PT. Petrokimia Gresik. (2006). Dipetik april 2011

Pujawan, I. N. (2009). Ekonomi Teknik. Guna Widya.

Rufaidah, w. a. (2009). Ergonomic Assestment untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Alstom power energy sistem Indonesia. ITS. Rukman, H. (2002). Perencanaan Weighing

Universitas Kristen Petra.

Spivakovsky, A. (1989). Conveyor and Related Equipment. Moscow: Peacec Puiblisher. Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2001).

Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba Teknika. United Nations Environment Programme.

(2006). Diambil kembali dari www.energyefficiencyasia.org Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi Studi

Gerak dan Waktu. Jakarta: PT. Guna Widya.

Zainuri, A. M. (2009). Mesin Pemindah Bahan. Andi.

Gambar

Gambar 3.1 Kuisioner Nordic Body Map Dari hasil rekap terlihat bahwa ada beberapa  keluhan yang paling sakit dirasakan oleh buruh  yaitu ditunjukkan pada bahu kanan, lengan  kanan, pinggang, pinggul, betis kanan dan kiri
Gambar 3.2 Grafik Gap
Tabel 3.2 Morphology Chart Screening Concept
Tabel 3.3 Biaya Bongkar Muat Kondisi Baru

Referensi

Dokumen terkait