• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan April 2017 sampai dengan bulan Juni Dengan jangka waktu tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. bulan April 2017 sampai dengan bulan Juni Dengan jangka waktu tersebut"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu kegiatan dalam pelaksanaan pengambilan sampel penelitian ini pada bulan April 2017 sampai dengan bulan Juni 2017. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan dapat mewujudkan hasil yang sesuai dan optimal. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di Jakarta Barat untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian.

B. Desain Penelitian

Penelitian kali ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian kausal. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya (Marzuki, 1999). Dalam penelitian ini hubungan sebab akibat harus nyata. Penelitian ini ingin melihat hubungan sebab akibat antara satu variable terikat (dependent variable), yaitu perilaku disfungsional audit dan terdapat empat variabel bebas (independent variable), yaitu kepemimpinan autentik yang terdiri dari : pemahaman diri, perspektif moral, pengolahan yang seimbanag dan transparasi hubungan.

(2)

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat dikukur. Variabel yang menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini antara lain:

a) Variabel Dependent (Y)

Variable Dependent adalah variabel terikat atau variabel utama dalam penelitian. Variabel terkait akan mendapatkan solusi dan pemecahan masalah (Puguh Suharso, 2009). Dalam penelitian ini perilaku disfungsional audit (Y) yang menjadi variabel dependen. Perilaku disfungsional audit adalah perilaku yang dimiliki auditor dalam melakukan setiap tindakan selama proses pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Donelly et al., 2003).

b) Variable Independent (X)

Variable Independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel independen, variabel dependen juga hadir. Dengan kata lain, varians variabel dependen ditentukan oleh variabel independen Sekaran (2009). Kepemimpinan Autentik menurut Eagly (2005) adalah proses antar pribadi. Perspektif ini mendeskripsikan kepemimpinan autentik sebagai sesuatu

(3)

yang bersifat antarpribadi, diciptakan oleh pemimpin dan pengikut. Hal itu adalah proses timbal balik karena pemimpin mempengaruhi pengikut dan pengikut mempengaruhi pemimpin.

a. Pemahaman Diri (Self Awareness) : X1

Pemahaman diri merujuk kepada pemikiran pribadi tentang pemimpin. Suatu proses dimana individu memahami diri mereka sendiri, termasuk kekuatan serta kelemahan mereka, serta dampak mereka terhadap orang lain. Pemahaman diri mencakup refleksi pada nilai inti, identitas, emosi, motivasi, dan tujuan yang dimiliki seseorang, serta mulai memahami diri pada tingkatan yang paling dalam (Walumba et.al ,2008).

b. Perspektif Moral : X2

Perspektif moral yang digunakan merujuk pada proses pengaturan diri dimana individu menggunakan standar dan nilai moral internal mereka untuk mamandu perilaku mereka, bukan membiarkan tekanan pihak luar mengontrol mereka (tekanan kelompok atau masyarakat). Ini adalah proses pengaturan diri karena orang memiliki kendali untuk menentukan kapan mereka membiarkan orang lain mempengaruhi mereka (Walumba et.al, 2008).

(4)

c. Pengolahan Seimbang : X3

Pengolahan yang seimbang merupakan perilaku yang mengatur diri. Hal itu merujuk pada kemampuan individu untuk menagnalisa informasi secara objektif dan mempelajari pendapat orang lain sebelum membuat keputusan. Pemimpin dengan pengolahan yang seimbang dilihat sebagai orang yang autentik karena mereka terbuka dengan perspektif mereka sendiri tetapi juga objektif dalam mempertimbangkan perspektif orang lain (Walumba

et.al, 2008).

d. Transparansi hubungan : X4

Transparansi hubungan adalah sikap terbuka dan jujur dalam menampilkan diri sendiri kepada orang lain. Ini adalah pengaturan diri karena individu bisa mengontrol transparasi mereka dengan orang lain. Tansparasi hubungan terjadi ketika individu berbagi perasaan inti, motivasi, dan kecenderungan mereka dengan orang lain dalam cara yang tepat (Kernis, 2003). Hal itu mencakup peristiwa dimana individu menunjukkan aspek positif dan negatif dari diri mereka kepada oran lain (Walumba et.al,2008).

(5)

2. Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

Kepemimpinan Autentik Menurut Shamir & Eilam (2005) kepemimpinan autentik menurut pendekatan antar pribadi, dinyatakan bahwa pemimpin yang autentik adalah menampilkan kepemimpinan yang asli, memimpin dengan autentisitas hati, dan asli, bukan palsu

Pemahaman Diri

1. Mencari umpan balik sebagai upaya untuk memahami individual yang sebenarnya Ordinal 2. Menerima perasaan tentang setiap individu tentang dirinya Ordinal 3. Membuat daftar kelemahan terbesar setiap individu Ordinal 4. Membuat daftar kekuatan terbesar setiap individu Ordinal Perspektif moral yang digunakan 1. Tindakan mencerminkan nilai inti yang ada pada diri Ordinal 2. Tidak membiarkan tekanan kelompok menekan individu Ordinal

3. Orang lain tahu dimana posisi individu pada masalah yang kontroversial Ordinal 4. Moral individu memandu apa yang dilakukan sebagai pemimpin

(6)

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

Pengelolaan yang

seimbang

1. Memahami

pendapat orang lain sebelum membuat pendapat sendiri

Ordinal

2. Mendengarkan dengan seksama ide dari mereka yang tidak sepakat dengan keputusan pemimpin Ordinal 3. Menekankan sudut pandang individu dengan mengorbankan sudut pandang orang lain Ordinal 4. Mendengarkan dengan seksama ide orang lain sebelum membuat keputusan Ordinal Transparasi Hubungan 1. Terbuka serta menceritakan perasaan individu kepada orang lain

Ordinal

2. Membiarkan orang lain mengetahui diri seiap individu yang sebenarnya Ordinal 3. Individu jarang menapilkan kepalsuan dihadapan orang lain Ordinal 4. Mengakui kesalahan individu kepada orang lain

(7)

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

Disfungsional Audit Perilaku disfungsional audit adalah perilaku yang dimiliki auditor dalam melakukan setiap tindakan selama proses pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996; Donelly et al., 2003). Menerima percepatan penyelesaian waktu audit 1. Menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika memberi peluang untuk promosi kenaikan jabatan Ordinal 2. Menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja Ordinal 3. Menerima adanya percepatan penyelesaian audit, jika disarankan oleh supervisor Ordinal Sikap kebijaksanaan auditor 1. Auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya dengan seksama Ordinal 2. Auditor mempertimbangkan kepentingan negara. Ordinal Menerima percepatan penyelesaian waktu audit 1. Menerima penggantian

prosedur audit, jika ada bagian dari prosedur audit asli yang sebenarnya tidak begitu diperlukan

(8)

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

2. Menerima penggantian

prosedur audit, jika

pada audit

sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang dihentikan tersebut

Ordinal

3. menerima penggantian

posedur audit, jika percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan kesalahan

Ordinal

4. menerima penggantian

prosedur audit, jika ada tekanan waktu yang tinggi untu menyelesaikan proses audit Ordinal Menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit 2. menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika percaya walaupun langkah audit dilanjutkan tidak akan ditemukan kesalahan Ordinal 2. menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit tanpa

(9)

Variabel Definisi Variabel

Dimensi Indikator Skala

mengganti prosedur audit lain, jika audit sebelumnya tidak ditemukan masalah pada sistem klien yang dihentikan tersebut

2. menerima

penghentian klien satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika supervisor ingin mempercepat waktu penyelesaian audit Ordinal 2. menerima penghentian satu atau beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika percaya langkah audit itu tidak diperlukan

Ordinal

Sumber : Pricilia Resky Sampetoding (2014), Peter G. Northouse (2015)

Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Dengan tujuan untuk memberikan informasi berupanilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuisioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

(10)

Dimana skala ordinal digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya

checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan. Kuisioner

yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Berikut ini adalah tingkat pemberian skor dilakukan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

A. Populasi Dan Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dijelaskan dalam buku Metode penelitian menurut Sugiyono (2012). Meskipun sampel merupakan bagian dari populasi, kenyataan – kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus digambarkan dalam populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (S) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

(11)

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik penelitian ini.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Jakarta barat, yang telah terdaftar pada IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) melalui website www.iapi.go.id , yaitu sebanyak 26 KAP di Jakarta Barat dengan Auditor sebanyak 248 orang yang terdiri dari auditor senior dan junior.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purporsive sampling. Alasan pengambilan penulis dengan memilih sampel

dengan metode purporsive sampling karena hanya akan memilih sampel yang memenuhi keriteria penelitian sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang dapat mendukung jalannya penelitian ini.

Kriteria penelitian dalam sampel ini adalah hanya auditor senior yang bekerja pada KAP Jakarta Barat, yaitu sebanyak tiga atau empat orang auditor senior dalam satu kantor KAP. Dengan pertimbangan bahwa seorang auditor senior diharapkan memahami kepemimpinan autentikserta mempraktikannya dalam ligkungan kerja.

(12)

Tabel 3.3

Kalkulasi Penentuan Sampel Total Populasi 248 Auditor Teknik pengambilan

data

Purporsive sampling

Kriteria penelitian Hanya Auditor Senior Jumlah Auditor Senior

dalam satu KAP

3 atau 4 orang Auditor Senior Jumlah Auditor 3 sebanyak 17 3 Auditor senior x 14 KAP = 42 Jumlah Auditor 4 sebanyak 9 4 Auditor senior x 9 KAP = 36 Total Sampel 78 Auditor senior

Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan kuesioner yang akan menanyakan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini, yaitu auditor senior di KAP yang terdaftar oleh IAPI pada daerah Jakarta Barat agar peneliti

mendapatkan data yang utuh dan lengkap.

B. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan 2 (dua) cara. Yaitu, penelitian pustaka (library research) dan penelitian lapanga (Field research).

(13)

1. Penelitian Pustaka (library research)

Studi pustaka adalah kegiatan pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan literature-literatur, jurnal, buku, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dengan cara membaca, mengumpulkan dan mencatat serta menganalisisnya sehingga data mengembangkan rerangka teori dalam penentuan arah dan tujuan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh teori teori dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai segala hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi dari buku-buku lain yang relevan.

2. Penelitian Lapangan

Data utama penelitian ini diperoleh dari penelitian lapangan menggunakan teknik observasi. Penulis mendapatkan langsung data data yang diperlukan atau disebut data primer. Menurut Umar (2003), data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Metode wawancara mendalam atau in-depth interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan metode wawancara dengan narasumber yang akan diwawancarai. Yang menjadi subjek dari penelitian kali ini adalah auditor yang bekerja pada KAP wilayah Jakarta Barat.

C. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain : jabatan, lama

(14)

pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar profesional lain yang menunjang bidang keahlian. Alat analisis data ini disajikan dengan mengundang tabel distribusi frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari standar deviasi.

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan kurang valid. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan digunakan valid dan reliabel. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu: uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013).

Untuk mengetahui uji validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skot tiap item dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total skor mempunyai tingkat signifikan

(15)

dibawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2013)

b. Uji Realibilitas Data

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakanrealibel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji Cronbach Alpha.Suatu konstruk dikatakan realible jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Imam, 2009).

Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan

Reliability Analysis dengan SPSS for Windows. Akan dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti,

dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total

Correlation.

a) Jika nilai Cronbach Alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna. b) Jika nilai Cronbach Alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas

tinggi.

c) Jika nilai Cronbach Alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat.

Jika nilai Cronbach Alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Untuk pengambilan nilai reliabilitas sebaiknya angka reliabel diatas 0,6 atau nilai Cronbach Alpha diatas 0,6.

(16)

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian ini dilakukan apakah pada model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (Imam, 2011).

Untuk menguji asumsi multikolonieritas dapat digunakan nilai VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1 dan tolerance mendekati angka 1 maka terjadi multikolonieritas. Multikolonieritas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni dibawah 0,5.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis matrik kolerasi variabel bebas jika antara variabel bebas ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 90%), maka hal ini diindikasi adanya multilolonieritas. 2) Multikolonieritas yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Varian Inflation Factor (VIP). Suatu model regresi yang bebas multikolonieritas adalah angka tolerance mendekati 1.

Tolerence mengukur variabel-variabel bebas yang terpilih yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1/tolerance) dan

(17)

menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menetukan tingkat kolinieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai missal nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel bebas mana sajakah yang saling berkolerasi (Imam, 2011).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal.

Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik P-P Plot

of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan antara lain :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(18)

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

c. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode statistik berupa uji glejser dengan meregresi nilai absolut residual (ABS_RES) terhadap variabel dependen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen maka indikasi terdapat problem heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Heteroskedasitisitas dapat dideteksi dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot. Titik-titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu menunjukkan bahwa tidak terjadinya gejala heteroskedasitas. Selain itu, juaga dapat digunakan uji White

Heteroskedasity Test. Hipotesis dari penelitian ini adalah :

H0: Tidak ada heteroskedasitisitas H1: Ada heteroskedasitas

Apabila nilai probabilitas dari Obs*R2lebih kecil dari tingkat α = 5%, maka H0ditolak sehingga disimpulkan bahwa model regresi tersebut mengandung heteroskedasitas. Sedangkan apabila nilai Obs*R2 lebih besar dari tingkat α = 5%, maka H0 tidak ditolak,

(19)

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi adalah bersifat homokdastis. Menurut Nachrowi dan Usman (2006), heteroskedastisitas dapat diatasi dengan beberapa cara :

1. Penggunaan Generalized Least Square (GLS) 2. Transformasi model dengan 1/Xj,1√ atau E(Yi) 3. Transformasi dengan logaritma

Gejala heteroskedastisitas juga dapat dihilangkan dengan

treatment White Hetroskedasticity Consistent Variance and Standard Error Fixed Effects (Gujarati, 2003). Treatment ini

tersedia pada program Eviews. Pengujian heteroskedastisitas ini berlaku untuk model Pooled Least Square dan, sedangkan untuk model Random Effect tidak diperlukan pengujian heteroskedatisitas, karena pendekatan pendekatan model Random Effect telah menggunakan Generalized Least Square yang dianggap telah dapat langsung men-treatment permasalahan dari heteroskedasitas.

Dalam penelitian ini dilakukan melalui uji glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya (ABS_RES). Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

(20)

4. Uji Kesesuaian Model

a. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berat variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011)

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi seara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tingkat signifikan sebesar α = 5% 2) Menghitung Uji F (F-test)

3) Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H1ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung> Ftabel b. H1tidak berhasil ditolak jika F statistik > 0,05 atau Fhitung

(21)

5. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil audit. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y= α + β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+e

Y= Perilaku Disfungsional Audit

α = Nilai Konstan

β = Koefisien arah regresi

X1 = Pemahaman diri

X2 = Perspektif Moral

X3 = Pengolahan Seimbang

X4 = Transparansi Hubungan

(22)

b. Uji t ( pengujian secara parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Imam, 2011:178). mekanismeuji-t adalah sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis nol serta hipotesis alternatifnya.

(H1) berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Pilih taraf nyata tingkat signifikansi (a)

Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau a=5%

3) Melakukan uji t dengan metode perbandingan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel = t

(H1) ditolak apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(H1) diterima apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.

4) Melakukan uji t dengan dasar probabilitas / sig (H1) ditolak apabila sig > 0,05

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik peternak (Umur, tingkat pendidikan, serta lama pengalaman beternak) dan jumlah ternak yang

Ikhtisar Aspek Keberlanjutan Tata Kelola Keberlanjutan Tantangan Pandemi Bersama Melewati Inspirasi dalam Perbankan Berkelanjutan Inspirasi Budaya Keberlanjutan Inspirasi

Adapun penanggulangan kekerasan terhadap anak perspektif pendidikan agama Islam yang harus dilaksanakan oleh orangtua yaitu: memberikan keteladanan kepada anak,

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan ini peneliti dapat menyelesaikan Skripsi

3.3 Pengamatan pada daerah bond coat Pada Gambar 4.24 adalah hasil pengujian SEM pada spesimen sebelum dan sesudah dikenai perlakuan siklik thermal,

Perbedaan kefektifan beberapa jenis isolate FMA dalam meningkatkan penyerapan hara, antara lain dipengaruhi oleh kemampuannya meningkatkan penyebaran hifa yang sempurna dalam

Pelaksanaan program ini terlihat tidak sungguh- sungguh dalam menanggulangi kemiskinan, terbukti telah melenceng dari tujuan umum yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal

Hasil analisis regresi menunjukkan secara simultan seluruh variabel bebasnya yang meliputi (X1) upah per hari yang diterima oleh buruh wanita, (X2) jumlah anak yang dimiliki