• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN ORANG KONTAK SERUMAH SEBAGAI PEER SUPPORT DALAM MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT TB PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN ORANG KONTAK SERUMAH SEBAGAI PEER SUPPORT DALAM MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT TB PARU"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

USULAN

PENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL PENGEMBANGAN ORANG KONTAK SERUMAH

SEBAGAI PEER SUPPORT DALAM MENURUNKAN ANGKA

KEJADIAN PENYAKIT TB PARU

TIM PENGUSUL

Suharyo, S.KM, M.Kes (NIDN. 0618057901) Kismi Mubarokah, M.Kes (NIDN 0614048401)

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

APRIL, 2014

(2)
(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

DAFTAR ISI……….... iii

RINGKASAN……….. iv

BAB 1. PENDAHULUAN……….. 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……… 5

BAB 3. METODE PENELITIAN ………... 9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN……….. 14

DAFTAR PUSTAKA………... 16

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 17

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian ……… 17

Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian……….. 23

Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas ……….. 24

Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota ……… 26

(4)

iv

RINGKASAN

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis dan bersifat menular. WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis. Program pengobatan saat ini menggunakan metode DOTS (Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy) dengan jangka waktu pengobatan minimal 6 bulan. Lamanya waktu pengobatan menyebabkan banyak terjadi drop out (putus pengobatan sebelum masa pengobatan selesai). Berdasarkan data WHO Global Report 2013, Indonesia berada di peringkat ke-3 dari 27 negara dengan beban tuberkulosis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2013, jumlah penderita Tb paru di Puskesmas Mijen terjadi peningkatan kasus Tb paru dari triwulan pertama berjumlah 12 penderita, triwulan kedua berjumlah 13 penderita, triwulan ketiga berjumlah 25 penderita dan triwulan keempat berjumlah 14 penderita. Kumulatif penderita dari triwulan keempat pada tahun 2013 berjumlah 38 penderita. Oleh karena itu perlu suatu upaya penguatan pengobatan DOTS dan pencegahan penularan Tb paru melalui pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas model pengembangan kelompok dukungan sebaya dari orang kontak serumah untuk menurunkan angka kejadian penyakit Tb paru, khususnya di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Keluaran kegiatan penelitian ini yaitu sebuah model upaya penurunan angka kejadian Tb paru melalui pengembangan orang kontak serumah sebagai peer support (dukungan kelompok sebaya). Kelompok dukungan teman sebaya merupakan model dukungan dari orang atau anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Tb paru agar pengobatan penderita Tb paru tuntas dan tidak menular ke orang lain.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sasaran penelitian ini adalah penderita Tb paru yang sedang menjalani pengobatan dan orang kontak serumah (anggota keluarga serumah). Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap (tahun). Pada tahap 1 (tahun ke-1), akan dilakukan penggalian potensi orang yang kontak serumah dengan penderita Tb paru sebagai peer support, metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) sebagai metode utamanya. Analisis data yang digunakan adalah content analysis. Jadi pada tahap 1 ini akan diketahui potensi pada orang yang kontak serumah dan model support (dukungannya) terhadap penderita Tb paru yang terwujud dalam buku pedoman. Pada tahap 2 (tahun ke-2) menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian quasi experiment (penelitian eksperimen semu) dengan rancangan non randomized one group pretest-posttest design, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara sebelum dan setelah adanya penerapan model. Analisis data yang digunakan pada tahap ini menggunakan t test atau wilcoxon test. Luaran pada tahap 2 ini adalah hasil uji coba model peer support bagi penguatan pengobatan DOTS dan pencegahan penularan penyakit Tb paru serta hasil perubahan angka kejadian Tb paru.

(5)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dan Permasalahan

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis dan bersifat menular. WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis (WHO, 2000). Di Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi pengobatan ini disebut DOTS (Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy). Cakupan pengobatan dengan strategi DOTS tahun 2000 dengan perhitungan populasi 26 juta, baru mencapai 28% (Depkes RI, 1997).

Tuberkulosis (Tb) paru di Indonesia merupakan masalah penyakit dengan prevalensi tinggi urutan ketiga setelah India dan Cina. Kontribusi India, Cina dan Indonesia hampir 50% dari seluruh kasus TBC yang terjadi di dunia. Berdasarkan Global Tuberkulosis Kontrol tahun 2011 (data 2010) angka prevalensi semua tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000 kasus. Insidensi kasus baru TBC dengan BTA positip sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar 450.000 kasus. Kematian akibat TB di luar HIV sebesar 27 per 100.000 penduduk atau 182 orang per hari (WHO. 2011).

Berdasarkan data WHO Global Report 2012, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari 27 negara dengan beban MDR TB (Multi Drug Resistant Tuberculosis) terbanyak di dunia. WHO menyatakan insidens TB-MDR meningkat secara bertahap rerata 2% per tahun. Diperkirakan pasien MDR TB di Indonesia mencapai 6.620 orang. Rinciannya, MDR TB di antara TB kasus baru 5.700 kasus dan MDR TB di antara kasus TB yang pernah mendapat pengobatan 920 kasus (WHO, 2012). Hingga tahun 2012, tercatat terjaring 4.297 suspek MDR TB dengan 1.005 pasien. Salah satu penyebabnya adalah ketidak patuhan penderita dalam minum obat. Menurut laporan WHO tahun 2013, Indonesia menempati urutan ke tiga jumlah kasus tuberkulosis setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus. Angka kematian masih sama dengan tahun 2011 sebesar 27 per 100.000 penduduk, tetapi angka insidennya turun menjadi 185 per 100.000 penduduk di tahun 2012 (WHO, 2013)

(6)

2

Salah satu pilar penanggulangan penyakit tuberkulosis dengan startegi DOTS adalah dengan penemuan kasus sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan pengobatan penderita dan menghindari penularan dari orang kontak yang termasuk subclinical infection. Kenyataannya di Kota Semarang, data menunjukkan jumlah penemuan kasus suspect (tersangka) masih jauh dari target. Sejak tahun 2009 sampai tahun 2011 kuartil ke 1, angka pencapaian penemuan suspect hanya berkisar 53%. Angka tersebut sangat jauh dari target sehingga diperkirakan penularan penyakit tuberkulosis akan semakin meluas (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012).

Jumlah penderita tuberkulosis di Puskesmas Mijen Kota Semarang dari triwulan pertama berjumlah 12 penderita, triwulan kedua berjumlah 13 penderita, triwulan ketiga berjumlah 25 penderita dan triwulan keempat berjumlah 14 penderita. Kumulatif penderita dari triwulan keempat pada tahun 2013 berjumlah 38 penderita. Permasalahan yang dihadapi oleh penderita Tb paru biasanya adalah stigma yang buruk di masyarakat. Oleh karena itu perlu penanganan yang intensif mengingat jumlah penderita yang cukup besar.

Salah satu yang dibutuhkan penderita Tb paru selain ketersediaan obat dan fasilitas kesehatan yang terjangkau juga membutuhkan adanya dukungan sosial untuk mengurangi beban ganda baik ekonomi, stigma yang buruk, dan permasalahan ketidaktahuan tentang Tb paru yang dialaminya. Sebagai penderita Tb paru, mereka dapat memperoleh dukungan sosial dari berbagai sumber, seperti keluarga, guru, orang tua, dan teman sebayanya yang sesama penderita Tb paru. Namun Peran tokoh masyarakat di pedesaan belum menunjang program pencegahan dan penanggulangan penyakit Tb paru. Sedangkan peran petugas kesehatan (koordinator Tb paru) masih terbatas melaksanakan pengobatan, penyuluhan, dan belum melaksanakan pencarian kasus baru secara aktif (Suharyo, 2013). Oleh karena itu perlu dikembangkan program maupun penelitian tentang pengembangan dukungan teman sebaya dari anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Tb paru. Belum banyak informasi tentang efektifitas hal tersebut, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hal ini.

Rumusan masalah penelitian yang akan dijawab pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik orang kontak serumah dengan penderita Tb paru di Mijen Kota Semarang baik karakteristik individu, sosial, maupun lingkungan tempat tinggalnya?

(7)

3

2. Bagaimana potensi orang kontak serumah dengan penderita Tb paru sebagai peer support pada penderita Tb paru untuk menekan angka kejadian Tb paru di Mijen kota Semarang? 3. Bagaimana model dukungan kelompok teman sebaya dari orang kontak serumah terhadap

penderita Tb paru untuk menurunkan angka kejadian Tb paru?

4. Bagaimana efektifitas peer support dari orang kontak serumah dengan penderita Tb paru dalam menurunkan angka Tb paru khususnya di Kecamatan Mijen Kota Semarang?

1.2 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan karakteristik orang kontak serumah dengan penderita Tb paru di Mijen Kota Semarang baik karakteristik individu, sosial, maupun lingkungan tempat tinggalnya?

2. Menganalisis potensi orang kontak serumah dengan penderita Tb paru sebagai peer support pada penderita Tb paru untuk menekan angka kejadian Tb paru di Mijen kota Semarang?

3. Merancang model dukungan kelompok teman sebaya dari orang kontak serumah terhadap penderita Tb paru untuk menurunkan angka kejadian Tb paru yang terdokumentasi dalam suatu buku pedoman?

4. Menganalisis efektifitas peer support dari orang kontak serumah dengan penderita Tb paru dalam menurunkan angka Tb paru khususnya di Kecamatan Mijen Kota Semarang?

1.3 Urgensi Penelitian

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam program penanggulangan Tb paru. Melalui penerapan model pengembangan dukungan kelompok sebaya diharapkan terjadi peningkatan dalam hal pengetahuan tentang penanggulangan Tb paru, kepatuhan dalam pengobatan, komunikasi antar penderita Tb paru, dan praktik pencegahan penularan Tb paru, sehingga diharapkan angka kejadian Tb paru dapat ditekan.

(8)

4 1.4 Temuan Yang Ditargetkan

Penelitian ini akan menghasilkan suatu model pengembangan peer support dari orang kontak serumah dengan penderita Tb paru dalam menurunkan angka Tb paru khususnya di Kecamatan mijen Kota Semarang. Model ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam program penanggulangan Tb paru. Model ini juga akan dibuat dalam suatu “buku pedoman pelaksanaan model peer support oleh orang kontak serumah terhadap penderita Tb paru”. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal Nasional Terakreditasi, Jurnal KESMAS Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

(9)

5 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Tuberkulosis

Tuberkulosis dikenal sebagai penyakit infeksi yang bersifat menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, sebagian besar menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Tuberkulosis dapat memasuki tubuh barsama butir-butir debu atau percikan dahak (Droplet) yang menyebar keudara sewaktu penderita tuberkulosis batuk atau bersin (Yoga. Tjandra, 1999).

Mycobacterium Tuberculosis berbentuk batang ramping, lurus atau sedikit bengkok dengan kedua ujungnya membulat. Basil ini sulit sekali diwarnai, tetapi sekali terwarnai maka ia akan menahan zat warna itu dengan baik sekali dan tidak dapat lagi dilunturkan walaupun dengan asam alkohol. Oleh karena itu disebut juga sebagai Basil Tahan Asam ( BTA). Zat lilin yang ada di dinding selnya yang menyebabkan sulit diwarnai dan kesulitan ini dapat diatasi bila digunakan zat warna yang melunturkan lilin sambil dilakukan pemanasan. Untuk mewarnai kuman ini lazimnya digunakan zat warna Zeihl-Neelsen (ZN). Basil ini cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, Mycobacterium Tuberculisis dapat dormant (tertidur/tidak aktif)selama beberapa tahun (Jawetz. 1996).

2.2 Penularan Kontak Serumah dan Pencegahan

Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif, pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya penyakit itu adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan. Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran virus. Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi. Kondisi lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat membantu berkembangbiaknya virus (Singh MM. 1999). Oleh karena itu orang sehat yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, Lama kontak serumah dan perilaku pencegahan baik

(10)

6

oleh penderita maupun orang yang rentan sangat mempengaruhi proses penularan penyakit TB paru.

2.3 Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis

Diagnosa tuberkulosis adalah upaya untuk menegakkan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita seseorang. Untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis dilakukan secara bersama-sama, yaitu : anamnesa, gejala klinis dari penyakit tuberkulosis, pemeriksaan bakterologis ditunjang pemeriksaan radiologist dan tes tuberkulin (Yoga. Tjandra. 1999).

Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian TB karena dapat memutuskan rantai penularan. Pada 1994 WHO meluncurkan strategi pengendalian TB untuk diimplementasikan secara internasional, disebut DOTS (Direct Observed Treatment Short-course). Lima elemen strategi DOTS sebagai berikut (WHO, 2009): (1) Komitmen politis yang berkesinambungan; (2) Akses terhadap pemeriksaan mikroskopis dahak yang berkualitas; (3) Kemoterapi standar jangka pendek untuk semua kasus TB dengan manajemen kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; (4) Keteraturan penyediaan obat yang dijamin kualitasnya; (5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang memungkinkan penilaian hasil pada semua pasien dan penilaian kinerja keseluruhan program.

2.4 Dukungan Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya memiliki peran yang sangat penting baik secara emosional maupun secara sosial. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, dan panduan moral, tempat bereksperimen, dan setting untuk mendapatkan otonomi dan independensi. Keterlibatan teman sebaya penderita tb paru, selain menjadi sumber dukungan emosional yang penting. Lima jenis dukungan sosial antara lain: a. Dukungan emosional. Aspek ini mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan ini menyediakan rasa nyaman, ketentraman hati, perasaan dicintai bagi seseorang yang mendapatkannya. b. Dukungan penghargaan. Aspek ini terjadi lewat ungkapan penghargaan positif untuk individu bersangkutan, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan

(11)

7

positif individu dengan orang-orang lain. c. Dukungan instrumental. Aspek ini mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, dan uang. d. Dukungan informatif. Aspek ini mencakup memberi nasihat, petunjukpetunjuk, saran-saran, informasi, dan umpan balik. e. Dukungan jaringan sosial. Aspek ini mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial. Individu dengan dukungan sosial tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih rendah. Ciri-ciri orang dengan harga diri tinggi menunjukkan perilaku-perilaku seperti mandiri, aktif, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri. Sedangkan seseorang dengan harga diri yang rendah menunjukkan perilaku seperti kurang percaya diri, cemas, pasif, serta menarik diri dari lingkungan. Teman sebaya merupakan sumber penting dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang penting bagi rasa percaya diri. Hubungan pribadi yang berkualitas memberikan stabilitas, kepercayaan, dan perhatian, dapat meningkatkan rasa kepemilikan, harga diri dan penerimaan diri siswa, serta memberikan suasana yang positif untuk pembelajaran. Dukungan interpersonal yang positif dari teman sebaya, pengaruh keluarga, dan proses pembelajaran yang baik dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan pengobatan (Sarafino, E.P. 1994).

Hasil penelitian yang dilakukan pengusul pada tahun 2011 menunjukkan bahwa 73,5% orang yang kontak serumah tidur sekamar dengan penderita Tb paru. Sedangkan menurut tingkat pendidikannya, 29,5% orang kontak serumah sudah berpendidikan tinggi (Andarini, Sri I, Suharyo 2012)

2.5 Penelitian yang Telah Dilakukan Pengusul

Penelitian yang telah dilakukan oleh pengusul sebagai penelitian pendahuluan dan menjadi dasar pengusulan peneitian ini adalah Determinasi Penyakit Tuberkulosis Di Daerah Pedesaan (Studi Di Kecamatan Mijen Kota Semarang) tahun 2013. Selain itu, penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh pengusul yang berkaitan dengan penyakit Tb paru secara detail dapat dilihat pada tabel berikut:

(12)

8 Tabel 1

Penelitian-Penelitian yang Telah Dilakukan Pengusul

No Tahun Tema Peneliti

1 2007 Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian Tb Paru pada anak di Kota Semarang

Suharyo, S.KM, M.Kes

2 2008 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pada penderita Tb paru (Studi di BP4 Kota Semarang)

Suharyo, SKM, M.Kes

3 2010 Perbedaan kadar IFN-ɤ pada penderita suspek Tb paru berdasarkan hasil pemeriksaan BTA

Suharyo, SKM, M.Kes

4 2011 Kadar IFN-gamma Pada Kontak Serumah Penderita Tb Paru Sebagai Indikator Deteksi Dini Infeksi Mycobacterium Tuberculosa

Suharyo, SKM, M.Kes

5 2013 Pola Kadar IFN-gamma dan Status Mikrobiologi pada Kontak Serumah Penderita Tb Paru

Suharyo, M.Kes

Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti mengusulkan penelitian pada tema program pemberdayaan penderita Tb paru untuk penanggulangan Tb paru melalui pengembangan kelompok dukungan teman sebaya (sesama penderita Tb paru).

2.6.Road Map Penelitian

Road map penelitian tentang Tb paru dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 1

Road Map Penelitian Tb Paru Epidemiologi Tb paru Immunologi Tb Paru Program Pemberdayaan penderita dan orang

kontak paru Determinan Penyakit Tb Paru Diagnosis dan efektifitas pengobatan Tb Paru Eksplorasi obat herbal/tradisional untuk Tb paru Metode pencegahan dan penggulangan Tb paru yang efektif

(13)

9 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bagan alir konsep penelitian dijelaskan pada gambar berikut : Tahun I

Tahun II

Gambar 1. Alur Penelitian

Potensi orang kontak serumah sebagai peer support

Karakteristik individu, sosial, ekonomi, dan lingkungan tempat tinggal

Pengetahuan orang kontak serumah tentang tb paru dan

Penerapan model peer support terhadap penderita TB paru

Perubahan: pengetahuan, kepatuhan pengobatan, praktik pencegahan penularan

Perubahan Angka Kejadian TB paru Focus Group Discussion (FGD)

untuk identifikasi karakteristik, masalah dan kendala serta

perancangan model

Sosialisasi model ke masyarakat Perancangan model dan pembuatan buku pedfoman

Persiapan Sarana dan Prasarana (Alat, form, dll)

Perumusan masalah dan kendala Potensi dukungan teman sebaya

(14)

10 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pada tahun I penelitian, metode kualitatif digunakan dalam rangka mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik dan potensi orang kontak serumah dengan penderita Tb paru di Kecamatan Mijen dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) sebagai metode utamanya. Dalam FGD akan digali informasi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi oleh penderita Tb paru dan orang yang kontak serumah berkaitan dengan pengetahuan, kepatuhan pengobatan, layanan kesehatan, potensi dukungan teman sebaya dan kemungkinan-kemungkinan adanya kendala dan masalah yang dihadapi dan merancang model untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Penelitian tahap berikutnya (tahun II) menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian quasi experiment (penelitian eksperimen semu) dengan rancangan non randomized one group pretest- posttest design, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara sebelum dan setelah adanya penerapan model. Metode kualitatif juga digunakan pada tahap ini untuk menggali berbagai informasi selama pelaksanaan penelitian, sehingga diharapkan dapat mengungkap adanya fenomena dan interaksi dari subjek penelitian, yang dihasilkan dari model pengembangan dukungan kelompok teman sebaya yang diterapkan.

3.2. Langkah Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua tahap pelaksanaan penelitian, sebagai berikut :

1. Inventarisasi data yang meliputi karakteristik (individu, sosial, dan tempat tinggal), pengetahuan, kepatuhan pengobatan, layanan kesehatan, dan potensi dukungan teman sebaya. Kemudian dilanjutkan perancangan model serta pembuatan buku pedoman.

2. Penerapan model pengembangan dukungan kelompok sebaya dan evaluasi program

3.3. Proses penelitian pada Tiap Tahapan Pelaksanaan Penelitian 1. Tahun I

Sebelum dilakukannya perancangan model, dilakukan diagnosis partisipatoris melalui kegiatan FGD dengan penderita tb paru dan orang kontak serumah, dan pihak Puskesmas Mijen untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, menggali informasi mengenai pencegahan Tb yang ada, kendala-kendala yang dihadapi oleh masyarakat dan kemungkinan

(15)

11

diimplementasikannya model dukungan kelompok teman sebaya penderita Tb paru di Kecamatan Mijen Kota Semarang, serta penentuan sasaran penelitian berdasarkan kejadian Tb tertinggi. Langkah operasional tahap I yang dilakukan adalah:

a. Tim peneliti melakukan penelusuran data dari dokumen yang ada, baik data dari Puskesmas Mijen atau Dinas Kesehatan Kota Semarang mengenai data kasus Tb di wilayah kerja Puskesmas Mijen Kota Semarang.

b. Tim peneliti melakukan kunjungan ke Kecamatan Mijen untuk mengembangkan diskusi dan wawancara.

c. Selanjutnya dilakukan kegiatan curah pendapat melalui kegiatan FGD penderita tb paru, orang kontak serumah, dan pihak Puskesmas Mijen, difasilitasi tim peneliti dan pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang, untuk menemukan kendala-kendala selama pelaksanaan kegiatan pencegahan Tb yang telah dilakukan sebelumnya.

d. Menyusun/merancang desain intervensi kelompok dukungan sebaya (termasuk kegiatannya) yang sistematis berdasarkan masukan yang telah diperoleh pada tahapan curah pendapat.

e. Menyusun buku pedoman pelaksanaan model peer support.

f. Monitoring dan evaluasi untuk perbaikan dan persiapan penelitian tahap II dengan menyempurnakan strategi intervensi berdasarkan hasil diagnosis partisipatoris yang telah dilaksanakan.

2. Tahun II

a. Dilakukan persiapan sarana, instrumen untuk pelaksanaan model kegiatan dukungan kelompok sebaya.

b. Dilakukan kegiatan sosialisasi penerapan model kepada sasaran yaitu, penderita tb paru, keluarga serumah, dan petugas puskesmas.

c. Dilakukan pelaksanaan intervensi (kegiatan-kegiatan kelompok dukungan teman sebaya) melalui kooordinasi antara tim peneliti, orang kontak serumah, penderita tb paru, dan kader petugas.

Pada tahap ini orang kotak serumah melakukan pendampingan tiap bulan selama 6 bulan kepada penderita Tb paru. Jenis kegiatan pendampingan yang akan dilakukan oleh kontak serumah tergantung hasil penelitian pada tahun I.

(16)

12

d. Setelah implementasi selesai dilakukan, lalu dilakukan evaluasi terhadap orang kontak serumah dan penderita tb paru mengenai tingkat pengetahuan, tingkat kepatuhan pengobatan, praktik pencegahan penularan, serta mengevaluasi angka kejadian tb paru di wilayah puskesmas mijen.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Panduan FGD dan panduan observasi data penderita tb paru dan orang kontak serumah tentang karakteristik individu, pengetahuan, kepatuhan pengobatan, dan praktik.

2. Lembar monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi model pengembangan kelompok dukungan sebaya.

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang bersifat kuantitatif seperti karakteristik individu, angka kepatuhan berobat, praktik pencegahan penularan dan jumlah penderita Tb paru yang sembuh akan dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah editing, koding, entri data, dan tabulasi.

Analisis pada kajian kualitatif dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi dengan teknik content analysis.

Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis, menggunakan program komputer dengan tahapan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Data hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi, untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan penerapan model pengembangan kelompok dukungan sebaya.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan indikator-indikator yang meliputi pengetahuan, kepatuhan pengobatan, praktik pencegahan dan angka tb paru sebelum dan setelah penerapan model Uji statistik yang digunakan adalah uji t test atau wilcoxon.

(17)

13 3.6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penerapan model pemberdayaan keluarga dalam PSN adalah : a. Meningkatnya pengetahuan penderita tb paru tentang penanggulangan tb paru. b. Meningkatnya tingkat kepatuhan pengobatan dari penderita tb paru.

c. Peningkatan praktik pencegahan penularan tb paru oleh penderita tb paru. d. Menurunnya angka kejadian tb paru.

(18)

14 BAB 4

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

1.1 Ringkasan Anggaran Biaya yang Diajukan Setiap Tahun

No JENIS PENGELUARAN Biaya yang Diusulkan (Rp)

Tahun I Tahun II

1 Gaji dan upah 22.000.000 22.000.000

2 Bahan habis pakai dan peralatan 16.050.000 17.950.000

3 Perjalanan 17.500.000 16.300.000

4 Lain-lain: publikasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan

11.200.000 10.700.000

(19)

15 4.2 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Tahun I Tahun II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Perijinan

2 Koordinasi kegiatan 3 FGD

4 Perumusan hasil FGD

5 Merancang desain intervensi dan pembuatan bu

6 Laporan hasil dan publikasi tahun I

7 Sosialisasi Program

8 Persiapan sarana dan instrumen 9 Monitoring dan perbaikan 10 Pelaksanaan uji coba model 11 Evaluasi indikator keberhasilan 12 Penyusunan laporan dan publikasi

(20)

16

DAFTAR PUSTAKA

Andarini, Sri I, Suharyo 2012. Kadar Interferon Gamma pada Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis, Jurnal “Kesmas” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 6, nomor 5, April 2012

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular.1997. Modul Pelatihan Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Tingkat Puskesmas. Depkes RI. Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012, Profil Kesehatan Kota Semarang 2011, Semarang

Ditjen PPM & PLP Depkes RI. 1997. Tatalaksana Pengobatan. Jakarta: pelatihan Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis tingkat Puskesmas.; modul 4: 1-41

Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. ECG, Jakarta

Singh MM. 1999. Immunology of tuberculosis an update. New Delhi: Ind J Tub;

Sarafino, E.P. 1994. Health Psychology: Biopsychological Interaction. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.

Suharyo. 2013. Determinasi Penyakit Tuberkulosis Di Daerah Pedesaan . Jurnal KEMAS Vol. 9 No.1.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2834 . diunduh tanggal 22 April 2014

World Health Organization (WHO). 2000. Global Tuberculosis Control. WHO Report WHO. Geneva

WHO. 2012. WHO Report 2012-Global Tuberculosis Control. . www.who.int/tb/data. diunduh tanggal 22 Maret 2013.

WHO.WHO Report 2013-Global Tuberculosis Control. www.who.int/tb/data. diunduh tanggal 31 Oktober 2013

WHO. 2011 WHO Report 2011-Global Tuberculosis Control. . www.who.int/tb/data. diunduh tanggal 12 Januari 2012

Yoga. Tjandra. 1999. Tuberkulosis Diagnosis, Terapi dan Permasalahannya, Lab. Mikrobiologi RSUP Persahabatan. Jakarta

(21)

17 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian Anggaran Penelitian Tahun I

1.1. Anggaran Gaji dan Upah

NO. NAMA ALOKASI WAKTU (bulan) HARGA SATUAN (per bulan) JUMLAH 1 Suharyo, S.KM, M.Kes 8 1.250.000 10.000.000

2 Kismi Mubarokah, S.KM, M.Kes 8 1.000.000 8.000.000 3 Zaenul Mufti (mahasiswa/asisten) 4 500.000 2.000.000 4 Pramita Naily F (mahasiswa/asisten) 4 500.000 2.000.000

SUB TOTAL

22.000.000

1.2. Anggaran untuk komponen peralatan

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN JUMLAH

1 Sewa alat perekam (4 buah, 2 bulan) Merekam hasil FGD

400.000 /set/ bulan

3.200.000

2 Sewa set sound (4 kali) Pelaksanaan FGD

250.000 / set 1.000.000

3 Sewa meja kursi (4 kali) Pelaksanaan FGD

300.000/set 1.200.000

4 Alat peraga gambar penyakit Tb paru (2 set) Pelaksanaan FGD 500.000/set 1.000.000 TOTAL 6.400.000

1.3. Anggaran untuk bahan (material penelitian)

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA

1 5 rim kertas hvs Surat

menyurat, cetak kuesioner

(22)

18

laporan

2 5 compact disc Menyimpan

dan merekam

10.000 50.000 3 2 buah tinta printer Mencetak

laporan

100.000 200.000

4 5 box masker Pencegahan

penularan pada saat penelitian

200.000 / box 1.000.000

5 5 buah antiseptik Pencegahan

penularan pada saat penelitian 250.000/box 1.250.000 SUB TOTAL 2.750.000

1.4. Anggaran untuk bahan habis pakai (material penelitian)

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA

1 Biaya pemeriksaan (40 orang)

pemeriksaan mikrobakterial infeksi tb paru 150.000/ orang 6.000.000 2

Biaya Cetak draft buku pedoman (30 set buku) Bahan pembahasan perancangan model peer support 30.000/set 900.000 SUB TOTAL 6.900.000

1.5. Anggaran untuk perjalanan

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA 1 Transportasi perijinan lokal

(sebanyak 5 kali)

Perijinan 300.000 1.500.000 2 Transportasi pengambilan data oleh

peneliti (FGD) (4 orang x 3 kali)

pengambilan data

500.000/orang

(23)

19 3 Transportasi koordinasi perancangan

model oleh peneliti (FGD) (4 orang x 2 kali) FGD perancangan model 500.000/orang 4.000.000

4 Transportasi informan/orang kontak serumah (40 orang) FGD pengambilan data 150.000/orang 6.000.000 SUB TOTAL 17.500.000 1.6. Pengeluaran lainnya

NO. NAMA ALAT HARGA

SELURUHNYA

1 Ethical clearence 2.500.000

2 Penyusunan dan penggandaan laporan 1.000.000 3 Seminar 4.000.000 4 Publikasi 2.000.000 5 Bahan pustaka 1.500.000 6 Dokumentasi 200.000 SUB TOTAL 11.200.000

(24)

20 Anggaran Penelitian Tahun II

1.1. Anggaran Gaji dan Upah

NO. NAMA ALOKASI WAKTU (bulan) HARGA SATUAN (per bulan) JUMLAH 1 Suharyo, S.KM, M.Kes 8 1.250.000 10.000.000

2 Kismi Mubarokah, S.KM, M.Kes 8 1.000.000 8.000.000 3 Zaenul Mufti (mahasiswa/asisten) 4 500.000 2.000.000 4 Pramita Naily F (mahasiswa/asisten) 4 500.000 2.000.000

SUB TOTAL

22.000.000

1.2. Anggaran untuk komponen peralatan

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN JUMLAH

1

Instrumen Pendampingan (40 set meliputi tas, buku pencatatan, alat tulis, topi, dan alat peraga penyakit Tb paru) Uji coba model peer support 300.000 /set/ bulan 12.000.000

2 Sewa meja kursi (4 kali)

Uji coba model peer support 300.000/set 1.200.000 TOTAL 13.200.000

1.3. Anggaran untuk bahan (material penelitian)

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA

1 5 rim kertas hvs Surat

menyurat, cetak Form observasi, laporan

(25)

21

2 5 compact disc Menyimpan

dan merekam

10.000 50.000 3 2 buah tinta printer Mencetak

laporan

100.000 200.000

4 5 box masker Pencegahan

penularan pada saat penelitian

200.000 / box 1.000.000

5 5 buah antiseptik Pencegahan

penularan pada saat penelitian 250.000/box 1.250.000 SUB TOTAL 2.750.000

1.4. Anggaran untuk bahan habis pakai (material penelitian)

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA 1

Biaya Cetak draft buku pedoman (50 set buku) Bahan pembahasan perancangan model peer support 40.000/set 2.000.000 SUB TOTAL 2.000.000

1.5. Anggaran untuk perjalanan

NO. NAMA ALAT KEGUNAAN HARGA

SATUAN

HARGA SELURUHNYA 1 Transportasi perijinan lokal

(sebanyak 5 kali)

Perijinan 300.000 1.500.000 2 Transportasi pengambilan data uji

coba oleh peneliti (FGD) (4 orang x 3 kali) pengambilan data ujicoba 500.000/orang 6.000.000

3 Transportasi koordinasi persiapan uji coba oleh peneliti (FGD) (4 orang x 2 kali) Koordinasi persiapana uji coba 500.000/orang 4.000.000

(26)

22 4 Transportasi informan/orang kontak

serumah (40 orang x 4 kali)

Uji coba 30.000/orang 4.800.000

SUB TOTAL 16.300.000

1.6. Pengeluaran lainnya

NO. NAMA ALAT HARGA

SELURUHNYA

1 Ethical clearence 2.500.000

2 Penyusunan dan penggandaan laporan 1.000.000 3 Seminar 4.000.000 4 Publikasi 2.000.000 5 Bahan pustaka 1.000.000 6 Dokumentasi 200.000 SUB TOTAL 10.700.000

(27)

23

Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian

Alat yang Dibutuhkan Dalam Penelitian ini adalah :

1. Ruang Pertemuan (dilakukan di aula Puskesmas Mijen) 2. Meja dan Kursi

3. Sound System 4. Alat perekam

Cara mendapatkan : sistem sewa

Bahan yang Dibutuhkan dalam Penelitian ini adalah : 1. Kuesioner

2. Alat Tulis Kantor (ATK) 3. Masker dan antiseptik Cara mendapatkan : beli

Sumber Daya yang tersedia di Perguruan Tinggi Pengusul adalah :

Banyak Mahasiswa yang berkompeten dan bersedia untuk melaksanakan pendampingan program pengembangan dukungan kelompok sebaya

(28)
(29)

25

Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam /minggu) Uraian Tugas 1 Suharyo, S.KM,M.Kes/ 0618057918 Prodi Kesehatan Masyarakat, UDINUS Kesehatan Masyarakat 8  Berkoordinasi dengan pihak kecamatan  Menyiapkan Instrumen penelitian  Mengkoordinasi kegiatan FGD  Memimpin FGD

 Membuat buku pedoman model peer support

 Membuat laporan & artikel 2 Kismi Mubarokah, S.KM, M.Kes/ 0614048401 Prodi Kesehatan Masyarakat, UDINUS Promosi Kesehatan 8  Menyiapkan persyaratan ethical clearance  Berkoordinasi dengan pihak lapangan  Mengkoordinasi peserta  Mengkoordinasi proses pengambilan data (wawancara)  Membantu proses FGD  Membantu membuat sajian data hasil FGD

 Mendokumentasi administrasi keuangan 3 Zaenul Mufti (mahasiswa/asiste n) Prodi Kesehatan Masyarakat, UDINUS Kesehatan Masyarakat 4  Mengurus perijinan

 Menyiapkan tempat dan kelengkapan FGD

 Membantu merekap data hasil FGD  Mengurus dokumentasi  Menyiapkan transportasi 4 Pramita Naily F (mahasiswa/asiste n) Prodi Kesehatan Masyarakat, UDINUS Kesehatan Masyarakat 4  Mengurus ethical cearance

 Menyiapkan tempat dan kelengkapan FGD

 Membantu merekap data hasil FGD

(30)

26 Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota

BIODATA KETUA PENELITI

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Suharyo, S.KM, M.Kes L

2 Jenis Kelamin L

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NPP/NIK/Identitas lainnya 0686.11.2002.299

5 NIDN 0618057901

6 Tempat dan Tanggal Lahir Pekalongan, 18 Mei 1979

7 Alamat Rumah Patemon, RT 04/I Gunungpati Semarang 8 Nomor Telepon/Faks/ HP 08122562818

9 Alamat Kantor F. Kesehatan UDINUS Jl. Nakula I No.5-11 Semarang

10 Nomor Telepon/Faks 024 – 3549948 11 Alamat e-mail Haryo18@yahoo.co.id

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 74 orang; S-2= Orang; S-3= Orang 13 Mata Kuliah yg Diampu 1. Epidemiologi Lanjut

2. Ilmu Penyakit Menular Lanjut 3. Rancangan Sampel dan Percobaan 4. Biostatistik Inferensial

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Univ. Diponegoro Semarang

Univ. Diponegoro Semarang

Bidang Ilmu Epidemiologi HIV/AIDS dan

Kesehatan Reproduksi (Promosi Kesehatan) Tahun Masuk-Lulus 1997-2001 2007-2009 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Hubungan antara

Kejadian Gondok dengan Tingkat konsentrasi dan Prestasi Belajar pada Anak SD Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Pendidikan Kesehatan

(31)

27 kelas V di Kecamatan Tlogowungu Pati Reproduksi pada Guru BK SMP di Kota Semarang Nama Pembimbing/Promotor Dr. drg. Henry

Setyawan Susant, MS Dr. dra. Hastaning Sakti. M.Kes dr. Tuti Harbandinah P, S.KM dan Priyadi Nugraha, S.KM, M.Kes C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2007 Faktor-Faktor yang

mempengaruhi kejadian Tb Paru pada anak di Kota Semarang

Mandiri 1.000.000

2 2008 Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pengobatan pada penderita Tb paru (Studi di BP4 Kota Semarang)

F. Kesehatan 1.000.000

3 2008 Survei Jentik dan Perilaku Berisiko Penyakit Demam Berdarah di Kota Semarang

Dinas Kesehatan Kota Semarang

50.000.000

4 2009 Pengaruh kebiasaan merokok dan olah raga terhadap kapasistas vital paru (studi pada karyawan universitas dian nuswantoro Semarang tahun 2010)

LP2M Udinus (Ipteks)

5.000.000

5 2009 Analisis praktik pendidikan kesehatan reproduksi remaja oleh guru Bimbingan dan Konseling pada SMP yang berbasis agama di kota semarang

Dikti (PDM) 8.000.000

6 2010 Perbedaan kadar IFN-gamma pada penderita suspek Tb paru

(32)

28 berdasarkan hasil pemeriksaan BTA

7 2011 Kadar IFN-gamma Pada Kontak Serumah Penderita Tb Paru Sebagai Indikator Deteksi Dini Infeksi Mycobacterium Tuberculosa

Dikti

(Fundamental)

38.000.000

8 2013 Pola Kadar IFN-gamma dan Status Mikrobiologi pada Kontak Serumah Penderita Tb Paru Dikti (Fundamental) 45.000.000 9 2013 Determinasi Penyakit Tuberkulosis Di Daerah Pedesaan (Studi Di Kecamatan Mijen Kota Semarang)

Dinkes

Propinsi Jawa Tengan

10.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan Sumber* Jml (Juta

Rp)

1 2009 IbM pada Masyarakat

Pindrikan Kidul Kota Semarang Yang Endemis DBD

LP2M Udinus (Penerapan Ipteks) 2.500.000 2 2010 Peningkatan pengetahuan Tb paru pada santri di Pesantren Qosim Al Hadi Mijen Kota Semarang F. Kes Udinus (Penerapan Ipteks) 1.250.000 3 2010 Peningkatan Program Penanggulangan Tb paru di Wilayah Puskesmas Mijen melalui kegiatan pemetaan penderita F. Kes Udinus (Penerapan Ipteks) 2.000.000

4 2011 Pelatihan Kader Tb Paru di Kec. Mijen F. Kes Udinus (penerapan Ipteks) 2.000.000

(33)

29

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor/Tahun

Nama Jurnal 1 Surveilens epidemiologi dalam Upaya

Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

vol. 5, No. 2, April 2006

majalah Ilmiah DIAN, ISSN 1412-3088

2 Dinamika Aedes Aegypti sebagai Vektor Penyakit. Vol II No. 1, Juli 2006 Jurnal Kesehatan KEMAS, , ISSN1858-1196

3 Faktor-Faktor Predisposisi yang

Berhubungan dengan Praktik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Guru Bimbingan dan Konseling pada SMP di Kota Semarang Tahun 2008.

Vol. 5/No.1/Juli-Desember 2009; ISSN: 1858 – 1196, Hal 79-92 Jurnal Kesehatan Masyarakat “KEMAS”

4 Analisis Faktor Pemudah yang

Berhubungan dengan Praktik Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Guru Bimbingan dan Konseling pada SMP di Kota Semarang Tahun 2008.

Vol. 8/No.2/Septem ber 2009 Jurnal Kesehatan “Visikes” ISSN: 1412-3746

5 Analisis Kondisi Lingkungan Pemukiman dan Iklim terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kota Semarang.

Vol. 9/No. 3/September 2009

Majalah Ilmiah “DIAN”

6 Pemanfaatan Sistem Tabulasi Data Kejadian Penyakit Guna Kebutuhan Surveilans dan Kewaspadaan Dini di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Vol. 10/No. 1/Januari 2010

Majalah Ilmiah “DIAN”

7 Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Olah Raga terhadap Kapasitas Vital Paru (Studi pada Karyawan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2010).

Vol.

9/No.2/Septem ber 2010

Jurnal Kesehatan “Visikes”

8 Kadar Interferon Gamma pada Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis

Vol 6, nomor 5, April 2012 (terakreditasi B)

Jurnal “Kesmas” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional

9 Determinasi Penyakit Tuberkulosis Di Daerah Pedesaan

Vol. 9 No.1 Jurnal KEMAS Univeritas Negeri Semarang

(34)

30

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. Seminar Nasional

Kependudukan

Perkembangan Kadar Interferon Gamma Sebagai Potensi Skrining Pada Orang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberculosis Paru 16 November 2013 di Fakultas Kesehatan Universitas Negeri Jember 2. Seminar Nasional Teknologi

dan Pengelolaan Informasi dalam Manajemen Bencana dan Surveilans Kesehatan

Analisis Kejadian Kasus Tb Paru Berbasis Sistem Informasi Geografis Puskesmas di Kota Semarang Tahun 2009-2011 22 Maret 2014 di Fakultas Kesehatan Udinus Semarang G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respons Masyarakat 1 Penyusunan Naskah Perda

Penanggulangan Demam Berdarah

2009 Kota

Semarang

Baik

2 Penyusunan Naskah Perda Penanggulangan HIV/AIDS Kota Semarang 2010 Kota Semarang Baik 3 Penyusunan Program Kegiatan Penanggulangan Tb Paru 2011 Kota Semarang Baik

(35)
(36)

32 Anggota Peneliti

BIODATA ANGGOTA

a. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Kismi Mubarokah, SKM, M.Kes

2 Jenis Kelamin P

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 4 NIP/NIK/Identitas lain 0686.11.2011.402

5 NIDN 0614048401

6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarnegara, 14 April 1984

7 Alamat Rumah Jl. Merpati Timur No. 7A Rt.9/9 Pedurungan Tengah Semarang, 50192 8 Nomor Telepon/Faks/ HP (024) 70297080/-/085643025169

9 Alamat Kantor Jl. Nakula I No.5-11 Semarang 10 Nomor Telepon/Faks (024) 3549948/(024) 3549948 11 Alamat e-mail kismi.mubarok@gmail.com

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= - orang; S-2= - Orang; S-3= - Orang 13 Mata Kuliah yg Diampu 1. Ilmu Perilaku Kesehatan 2. Pemasaran Sosial

(37)

33 B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Diponegoro Semarang Universitas Diponegoro Semarang - Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat / Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Promosi Kesehatan/ Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS - Tahun Masuk-Keluar 2002-2006 2007-2009 - Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Teknik Negosiasi WPS (Wanita Penjaja Seks) dalam mengajak klien memakai

kondom,

studi kualitatif upaya pencegahan HIV dan AIDS di Resosialisasi Sunan Kuning, Semarang

Studi Kualitatif Proses Kognisi Sosial Pembentukan Sikap Mahasiswa Premarital Sexual terhadap Perilaku Seksual Berisiko, Kota Semarang - Nama Pembimbing/Promotor 1. Priyadi Nugraha, M.Kes 2. DR. dr.Bagoes Widjanarko,MPH 1. DR.dr.Bagoes Widjanarko, MPH 2. DR.drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2012 Perbedaan Perilaku Seksual

Mahasiswa Semester 2 dan 6 Di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, 2012

UDINUS 1,5

2 2013 Model Pendidikan

Lingkungan Penggunaan Pestisida yang Aman dan Benar untuk Anak Petani, dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Sehat

(38)

34

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2011

Pelatihan Kader Lingkungan dan Penyakit Menular

di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen, Semarang

UDINUS 1,5

2 2012

Pembentukan Peer Educator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Santri Pondok Pesantren Roudhotul Muttaqin

Kelurahan Polaman Kecamatan Mijen, Semarang

UDINUS 1,5

3 2012

Peningkatan Pengetahuan dan praktek tentang personal Hygiene tentang Kesehatan Reproduksi Remaja pada Remaja Putri BAI Matholi'ul Anwar, Semarang

UDINUS 1

4 2013

Pembentukan PRO KARO (Promotor Kesehatan Reproduksi) untuk

meningkatkan pengetahuan remaja di Kelurahan Polaman Kec. Mijen Kota Semarang

UDINUS 1,5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor/Tahun Nama Jurnal

1 Seks Pranikah Sebagai Pemenuhan Hak Reproduksi Mahasiswa di Kota Semarang

Vol., 1 No.3 tahun 2011 Halaman :155-165

The Indonesian Journal of

Reproductive Health

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 Penyaji Materi dalam Pertemuan

Nasional AIDS IV

Metode Woman on Top Mempermudah Penularan HIV dari Perempuan kepada Laki-laki?

1-6 Oktober 2011, Hotel Inna Garuda Yogyakarta

(39)

35

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

-

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

-

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respons Masyarakat 1 Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Semarang

(40)
(41)

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Wowor, Katuuk, & Kallo, 2017) didapatkan data yang diperoleh dari 34 responden penurunan rata-rata setelah dilakukan

oleh pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah telah melakukan banyak usaha untuk memacu perkembangan koperasi mulai pemberian subsidi, kemudahan prosedur pendirian koperasi

Berdasarkan sifat fisik (warna dan tekstur) serta hasil uji organoleptik terhadap beras dan nasi, beras berkalsium yang paling aseptabel atau disukai dari beras

Pejabat Pengadaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Magelang Tahun Anggaran 2012

Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun yang akan datang, diprediksikan pertumbuhan laba perusahaan akan signifikan, hal ini didasari bahwa mampunya

• Jenis kelamin: Perempuan lebih sering mengalami sakit perut berulang dibandingkan laki-laki (5:3). Sakit yang disebabkan gangguan saluran pencernaan bagian atas biasanya

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten

SDN Kaliwining 04 adalah sekolah dasar yang pra memenuhi seluruh aspek Standar Nasional Pendidikan (SNP) baik standar proses, standar kompetensi lulusan, standar