• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KARAKTERITIK AKSEPTOR KONTRASEPSI DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DI KLINIK ASIH WALUYO JATI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KARAKTERITIK AKSEPTOR KONTRASEPSI DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DI KLINIK ASIH WALUYO JATI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN KARAKTERITIK AKSEPTOR KONTRASEPSI DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA)

DI KLINIK ASIH WALUYO JATI TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

WIWIT NURKHOTIMAH 1112155

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

usulan penelitian yang berjudul: “Gambaran Karakteristik Akseptor Kontrasepsi

Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Klinik Asih Waluyo Jati”.

Karya tulis ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku ketua STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta, M.Keb, selaku Kepala Program studi Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Dr. Tri Sunarsih., S. ST. M. Kes selaku dosen penguji dalam Karya Tulis Ilmiah.

4. Ratih Kumorojati., S. SiT. M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan usulan penelitian.

5. Kepala Klinik Asih Waluyo Jati yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan studi pendahuluan.

6. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan kasihsayang dan

dorongan yang berupa finansial, moril maupun spiritual dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman- teman Mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam penyusunan usulan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan KaryaTulisIlmiah yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besarharapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, Oktober 2016

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTARTABEL... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... Hal i ii iii v vi vii viii ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Keaslian Penelitian... 1 3 4 4 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori... B. Kerangka Teori... C. Kerangka Konsep... D. Pertanyaan Penelitian... 7 22 23 23 BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian………... B. Lokasi dan Waktu Penelitian... C. Populasi dan Sampel... D. Variabel Penelitian... E. Definisi Operasional... F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data... H. Etika Penelitian... I. Pelaksanaan Penelitian... BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan... C. Keterbatasan Penelitian... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran...………….. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 24 24 25 26 26 27 27 29 30 32 37 40 41 41

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 KerangkaTeori……….………....21 Gambar 2.2 KerangkaKonsep……… ……....22 Gambar 3.1 DefinisiOperasional……….25

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Usia... 33 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA

berdasarkan Paritas... 33 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA

berdasarkan Lama Pemakaian... 34 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA

berdasarkan Tingkat Pendidikan... 35 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule KaryaTulisIlmiah

Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan di Klinik Asih Waluyo Jati Lampiran 3. Surat Izin Studi Pendahuluan di Kantor Kesatuan Bangsa

Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan di Kantor BAPPEDA Kabupaten Bantul

Lampiran 5. Lembar SPSS

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

GAMBARAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA)

DI KLINIK ASIH WALUYO JATI TAHUN 2016

Wiwit Nur Khotimah1, Ratih Kumoro JatiS. SiT. M. Kes.2

INTISARI

Latar Belakang: Program kontrasepsi dilakukan dalam rangka mengatur jumlah

kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Untuk menangani hal tersebut maka terus perlu dilakukan upaya penanganan yaitu dengan program kontrasepsi. Pelaksanaan program kontrasepsi perlu dilakukan strategi. Strategi yang diperlukan adalah mempromosikan metode kontrasepsi jangka panjang,

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik

akseptor kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Klinik asih waluyo jati

Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif dan rancangan retrospektif.

Populasi penelitian ini adalah semua ibu pengguna kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di klinik asih waluyo jati periode bulan januari sampai juni 2016. Besar populasi sebesar 950 orang. Pengumpulan data menggunakan rekam medik. Analisis data menggunakan data sekunder, teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, sampel yang digunakan berjumlah 190 orang.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa pengguna kontrasepsi depo medroksi

progesteron asetat berdasarkan usia sebanyak 114 (60,0%), paritas 123 (64,7%), Lama pemakaian 132 (69,5%), Tingkat pendidikan 86 (45,3%), Jenis pekerjaan 125 (65,8%)

Kesimpulan: Gambaran karakteristik akseptor Depo Medroksi Progesteron

Asetat (DMPA) adalah paling banyak berusia >30 tahun, paritas 2-4, lama pemakaian > 4 tahun, berpendidikan menengah atas, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kata Kunci :Karakteristik, Akseptor Kontrasepsi DMPA

1

Mahasiswa STIKES Achmad Yani Yogyakarta

2

Dosen STIKES Achmad Yani Yogyakarta

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DESKRIPTION OF CHARACTERISTICS OF DEPO MEDROXY PROGESTERONE ASETAT (DMPA) IN KLINIK ASIH WALUYO JATI

YEAR 2016

Wiwit Nur Khotimah1, Ratih Kumoro Jati., S. SiT. M. Kes2

ABSTRACT

Background : The family planning programs carried out in order to set the

number of births of births. To deal with the matter, namely continuing efforts to address the family planning program. Implementation of family planning program necessary to have a strategy. Strategy to do that is by promoting long-term contraceptive methods.

Objective of study : The study aims to describe the characteristics of

contraceptive Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA) in Klinik asih waluyo jati.

Methods : The research used descriptive and restropektive design. The study of

populasion is all women using Depo Medroxy Progesterone Asetat (DMPA) at Klinik asih waluyo jati month period January to june 2016. Large of population of 950 people. The used of secondary data using medical records. Data analysis using sekunder, the sampling technique using simple random sampling. large of sample of 190 people.

Result : The result showed that the contraceptive Depo Medroxy Progesterone

Asetat (DMPA) users by age 114 (60,0%), parity 123 (64,7%), duration of use 132 (69,5%), level of education 86 (45,3%), type of work 125 (65,8%)

Conclusion : The characteristic feature is the most widely Depo Medroxy

Progesterone Asetat (DMPA) acceptors age >30 years, having parity 2-4, last enough educate above, and worked as housewife.

.

Keywords : Characteristics, Depo Medroxy Progesterone Asetat Acceptors

1

High Student of D-III Midwife STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program kontrasepsi dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran Kontrasepsi adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Keberhasilan program Keluarga Berencana dapat diukur dengan melihat peserta pengguna kontrasepsi aktif dan baru.Kontrasepsi aktif menggambarkan proporsi PUS yang sedang menggunakan alat atau metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS yang ada. Pengguna kontrasepsi baru yaitu jumlah PUS baru menggunakan alat atau metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS (Depkes RI, 2012).

Kontrasepsi merupakan salah satu kebutuhan hidup sehat, selain makanan yang sehat, air bersih dan lingkungan yang sehat. Pasangan usia subur yang belum atau tidak berencana punya anak lagi dan tidak memakai kontrasepsi, termasuk kelompok berisiko tinggi. Kelompok wanita tersebut mempunyai angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi dibanding mereka yang memakai kontrasepsi (Prawirohardjo, 2011).

Permasalahan kesehatan reproduksi masih banyak yang harus dikaji, tidak hanya organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi.Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga permanen (Wiknjosastro, 2008).

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Terdapat berbagai metode kontrasepsi di Indonesia yaitu Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal. Kontrasepsi Hormonal contohnya pil, suntik, implant. Kontrasepsi Non Hormonal contohnya AKDR, Kondom.Kontrasepsi suntik progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progesterone yang disuntikkan dalam tubuh wanita secara periodik. (Koes Irianto, 2014). Akseptor Kontrasepsi aktif di Indonesia yang menggunakan pada bulan Oktober 2013 sebanyak 36.394.520, terdiri dari Suntik 16.558.698 (45,4)%, pil 8.955.658 (24,6)%, IUD 4.819.136 (13,2)%, Implan 3.457.528 (9,5)%, MOW 1.423.909 (3,9)%, Kondom 1.110.101 (3)%, MOP 249.490 (0,7)% (BKKBN, 2013). Akseptor di DIY yang menjadi peserta Kontrasepsi aktif berjumlah 57.404 meliputi metode Suntik sebanyak 20.697 (46,01%), Pil sebanyak 9.334 (11,48%), IUD sebanyak 12.850 (23,92%), Implant sebanyak 4.839 (6,50%), MOW sebanyak 936 (4,84%), MOP sebanyak 255 (0,76%), dan Kondom sebanyak 8.493 (6,49%). (Dinkes, 2013) . Akseptor kontrasepsi di Kabupaten Bantul yang menggunakan Suntik sebanyak 5.937 (44,0%), Pil sebanyak 1.190 (9,0%), IUD sebanyak 4.113 (31,1%), Implant sebanyak 762 (6,0%), MOW sebanyak 399 (3,0%), MOP sebanyak 64 (0,0%), Kondom sebanyak 950 (7,0%). (Dinkes, 2014).

Dari dua kontrasepsi suntik yang ada, Depoprovera adalah yang paling banyak digunakan.Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai 150 mg setiap 3 bulan adalah dosis yang tinggi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam satu tahun pemakaian DMPA (Hartanto, 2009). Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan Kontrasepsi Suntik adalah

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

umur, jumlah anak, pendidikan, dan pengetahuan. Waktu maksimal menggunakan KB suntik adalah 5 tahun. (Rahardja K, 2007). Efek samping menggunakan KB suntik terlalu lama adalah gangguan menstruasi, timbulnya masalah berat badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit menular, gangguan masalah kesuburan. (Koes Irianto, 2013)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Asih Waluyo Jati, pada bulan Agustus 2016 didapatkan jumlah pengguna kontrasepsi Pada Bulan Januari sampai Juni 2016 yaitu pengguna kontrasepsi suntik berjumlah 950 (95,3%) Akseptor, IUD 30 (3,1%) Akseptor, Pil 12 (1,2%) Akseptor dan Implan 4 (0,4%) Akseptor. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna kontrasepsi suntik sangat banyak, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Gambaran Karakteristik Akseptor Kontrasepsi Depo

Medroksi Progesteron Asetat di Klinik asih waluyo jati”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Latar Belakang diatas maka dirumuskan masalah penelitian

adalah sebagai berikut: “Gambaran Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati.

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Karakteristik Usia akseptor kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati

b. Mengetahui Karakteristik Paritas akseptor DMPA di Klinik asih waluyo jati

c. Mengetahui Karakteristik Tingkat Pendidikan akseptor kontrasepsi DMPA Klinik asih waluyo jati

d. Mengetahui Karakteristik Pekerjaan akseptor kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati

e. Mengetahui Karakteristik Lama Penggunaan Kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil Penelitian ini dapat menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA di Klinik asih waluyo jati

2. Bagi Institusi (STIKES A.Yani Yogyakarta)

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan tambahan informasi dan referensi bagi perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan Keluarga Berencana khususnya tentang karakteristik Akseptor kontrasepsi DMPA

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

3. Bagi Klinik Asih Waluyo Jati

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan evaluasi bagi peningkatan upaya program Keluarga Berencana di Klinik asih waluyo jati

4. Bagi akseptor KB suntik DMPA

Menambah tambahan informasi dan pengetahuan bagi akseptor khususnya Kontrasepsi suntik DMPA

5. Bagi peneliti

Memperluas wawasan dalam bidang penelitian serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat khususnya tentang kontrasepsi dan metode penelitian.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

E. Keaslian Penelitian

1. Nika, W (2010) tentang “Gambaran Karakteristik Akseptor Kontrasepsi

DMPA di Desa Gringging, Sambungmacan, Sragen”. Penelitian ini

menggunakan metode Observasional Deskriptif dan teknik pengambilan sampling dengan Purposive Sampling. Jumlah responden 36 responden. Hasil dari penelitian adalah karakteristik akseptor DMPA sebagian besar berusia 20-35, berpendidikan dasar, pekerjaan petani, penghasilan <500.000, Mempunyai dua anak dua tahun atau lebih dari dua tahun lebih adalah sama.

2. Eko, Y (2011) dengan judul “Hubungan Antara Lama Pemakaian KB

suntik DMPA dengan kejadian Amenhorea Sekunder pada Akseptor KB Suntik DMPA di BPS Sri Indriyani”. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional, populasinya seluruh akseptor KB suntik DMPA dengan pengambilan sampel purposive sampling, dan analisis data menggunakan rumus product moment. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lama pemakaian KB Suntik DMPA dengan kejadian Amenhorea Sekunder sebanyak 40 akseptor. Perbedaannya adalah variabel dependen, waktu, tempat penelitian, metode penelitian, serta teknik pengambilan sampel.

3. Natalia (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang Efek Samping KB Suntik Depoprogestin di BPS Mutmainan Kwarasan Sukoharjo Tahun 2012. Metode penelitian adalah deskriptif. Pengambilan sampel dengan purposive sampling sebanyak 39 orang, Instrumen penelitian kuisioner. Analisis Data menggunakan Prosentase. Persamaannya adalah Metode Penelitian, Perbedaannya adalah alat, variabel penelitian, dan lokasi penelitian.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Klinik Asih Waluyo Jati merupakan salah satu Klinik di Kecamatan Banguntapan yang terletak di Jl. Imogiri Timur Km 7, Grojogan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul.Secara umum keadaan lingkungan di Klinik Asih Waluyo Jati terlihat bersih, nyaman dan rapi.

Klinik Asih Waluyo Jati buka 24 jam setiap hari. Klinik asih waluyo jati memiliki beberapa ruang diantaranya 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang tunggu pasien, 1 ruang Apotek, 2 ruang persalinan, 4 ruang kamar rawat inap, 1 ruang rekam medik, 1 ruang baby spa, 1 ruang USG. Pelayanan di Klinik asih waluyo jati meliputi, pemeriksaan Kehamilan atau ANC, pemeriksaan umum, persalinan, pemeriksaan usg, konseling kesehatan reproduksi, pemeriksaan nifas, pijat bayi atau baby spa, dan pemeriksaan kontrasepsi (Pil, Suntik, Kondom, Implan, IUD). Di Klinik asih waluyo jati juga bekerja sama dengan dokter kandungan. Untuk pelayanan KB sendiri, Klinik asih waluyo jati membuka pelayanan sampai malam, pelayanan KB suntik harus benar-benar memperhatikan tanggal kunjungan ulang, dan melakukan prosedur yang baik untuk melakukan penyuntikan. Untuk KB Implan ataupun IUD yang berhak untuk melakukan pemasangan adalah bidan yang sudah memiliki sertifikat.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

33

2. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat ( DMPA)

Berdasarkan data di Klinik Asih Waluyo Jati, Jumlah peserta Kontrasepsi suntik periode januari sampai juni tahun 2016 berjumlah 190 akseptor, dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Usia dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Akseptor Kontrasepsi DMPA Berdasarkan Usia di Klinik Asih Waluyo Jati Tahun 2016

No Usia Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. 3. <20 tahun 20-30 tahun >30 tahun 3 73 114 1,6 38,4 60,0 1. Total 190 100

Sumber : Data Sekunder 2016

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor Kontrasepsi Suntik berada pada usia >30 tahun atau berjumlah 114 akseptor (60,0%)

b. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Paritas

Dari hasil penelitian karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Paritas dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini :

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

34

No Paritas Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. 3. 4. Nulipara Primipara Multipara Grande Multipara 0 51 123 16 0 26,8 64,7 8,4 2. Total 190 100

Sumber : Data Sekunder 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar akseptor kontrasepsi DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati adalah ibu paritas 2-4 atau multipara yaitu 123 orang (64,7%), tetapi untuk akseptor yang sudah memiliki cukup anak atau grande multipara juga banyak, sehingga beresiko untuk tetap menggunakan kontrasepsi suntik ini. c. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Lama

Pemakaian

Dari hasil penelitian karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Lama Pemakaian dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

No Lama Pemakaian Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. 3. <2 tahun 2-4 tahun >4 tahun 36 132 22 18,9 69,5 11,6 3. Total 190 100

Sumber : Data Sekunder tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar akseptor kontrasepsi DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati adalah Lama Pemakaian 2-4 tahun atau 132 orang (69,5%), tetapi untuk akseptor pengguna konrasepsi DMPA Lama Pemakaian >4 tahun juga banyak terdapat 22 orang (11,6%), sehingga disarankan untuk mengganti kontrasepsi jangka panjang misalnya IUD.

d. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Asih Waluyo Jati tahun 2016

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. 3. 4. SD SMP SMA Peguruan Tinggi 48 50 86 6 25,3 26,3 45,3 3,2 4. Total 190 100

Sumber : Data Sekunder tahun 2016

Pada Tabel 4.4 hasil penelitian dapat dilihat sebagian besar ibu berpendidikan SMA sebanyak 86 akseptor (45,3%).

e. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Jenis Pekerjaan

Karakteristik Akseptor kontrasepsi DMPA berdasarkan Jenis Pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. 3. 4. 5. PNS Pegawai Swasta Petani Buruh IRT 9 21 9 26 125 4,7 11,1 4,7 13,7 65,8 5. Total 190 100

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

Table 4.5 menunjukkan bahwa akseptor konrasepsi DMPA sebagian besar sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 125 orang (65,8%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar akseptor berada pada usia >30 tahun sebanyak 114 orang (60,0%). Wanita usia>30 tahun adalah usia yang rentan jika hamil. Jika wanita yang berusia >30 tahun masih menggunakan Kontrasepsi suntik dapat mengganggu tingkat kesuburan atau bisa tidak hamil lagi. Wanita yang berusia > 30 tahun sebaiknya memilih kontrasepsi jangka panjang non hormonal misalnya IUD. (Prawirohardjo, 2010)

Menurut Handayani (2010), bahwa usia mempengaruhi pemilihan konrasepsi namun sebagian besar wanita berusia >30 tahun memakai alat kontrasepsi suntik, sehingga perlu dilakukan konseling kepada calon ataupun akseptor pengguna kontrasepsi suntik.

Menurut Faika (2013) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang juga daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Paritas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akseptor kontrasepsi DMPA adalah ibu paritas 2-4 atau multipara sebanyak 123 orang (64,7%).

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Seorang wanita yang sudah memiliki anak 2, anak 3 atau sudah cukup anak, akan cenderung untuk tidak menginginkan kehamilan lagi. Disini banyak sekali wanita yang paritas 2-4 atau multipara masih menggunakan konrasepsi suntik DMPA, sehingga responden seharusnya menggunakan kontrasepsi jangka panjang Karena mereka telah cukup memiliki anak.

Menurut handayani (2010), bahwa paritas mempengaruhi ibu menggunakan kontrasepsi suntik, karena mereka masih menginginkan anak. Jika seorang wanita sudah memiliki anak cukup, sebaiknya diarahkan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang non hormonal.

3. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Lama Pemakaian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa akseptor menggunakan Kontrasepsi DMPA yang lebih dari 4 tahun sebanyak 22 orang (11,6%). Lama pemakaian adalah waktu akseptor menggunakan kontrasepsi suntik DMPA. Kontrasepsi suntik tidak boleh digunakan dalam waktu lebih dari 5 tahun. (Rahardja K, 2007) wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik dalam waktu yang lama atau lebih dari 5 tahun dapat mempengaruhi tingkat kesuburan, perubahan berat badan, terjadinya perubahan lipid serum, dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), menimbulkan kekeringan pada vagina,

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, dan timbulnya jerawat. (Prawirohardjo S, 2013).

4. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 86 orang (45,3%) akseptor berpendidikan SMA. Sebagian besar akseptor kontrasepsi DMPA berpendidikan menengah atas karena mereka cukup mampu untuk memahami dan menyaring informasi yang benar tentang kontrasepsi DMPA. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi DMPA.

Pendidikan yang dijalani seorang memiliki pengaruh terhadap peningkatan berfikir dengan kata lain seorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes, 2010)

Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga perubahan perilaku positif meningkat (Notoatmodjo, 2007)

Menurut Erfandi (2009) pendidikan akan berpengaruh pada pengetahuan responden, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Masih kurangnya informasi yang didapatkan responden dan kurangnya responden dalam memanfaatkan media yang ada untuk mendapatkan

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

informasi seperti buku, majalah, internet dan lain-lain sehingga hal tersebut menyebabkan tingginya pengguna kontrasepsi DMPA.

5. Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA berdasarkan Jenis Pekerjaan

Akseptor kontrasepsi suntik berdsarkan jenis pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 125 orang (65,8%). Status pekerjaan ibu sangat berpengaruh dalam pemilihan kontrasepsi.Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik sangat banyak karena harga yang murah, dan pemakaian cukup efektif.

Pekerjaan merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk untuk mendapatkan penghasilan.Status pekerjaan ibu berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi, terlebih pada ibu yang bekerja disektor formal. Mereka yang sebagian waktunya digunakan diluar rumah sehingga waktu untuk mengurus anak terbatas, oleh karena itu ibu yang berkerja cenderung memilih anak sedikit sehingga lebih banyak memerlukan pelayanan kontrasepsi daripada ibu yang tidak bekerja. Selain itu, pekerjaan formal kadang-kadang dijadikan alas an seseorang untuk tidak menggunakan kontrasepsi, karena tidak sempat atau tidak ada waktu untuk pergi kepusat pelayanan kontrasepsi. (Erfandi, 2008).

C.Keterbatasan penelitian

Penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik akseptor kontrasepsi DMPA dengan menggunakan data sekunder sehingga

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

informasi yang ditampilkan sangat terbatas karena tidak mencangkup semua karakteristik akseptor terhadap pemakaian kontrasepsi suntik DMPA.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik akseptor kontrasepsi DMPA di klinik Asih Waluyo Jati tahun dapat disimpulkan bahwa :

1. Akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati berada pada usia ibu >30 tahun sejumlah 114 orang (60,0%)

2. Akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Klinik AsihWaluyo Jati adalah Paritas 2-4 atau multipara sejumlah 123 orang(64,7%)

3. Akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati adalah Lama Pekaian >4 tahun sejumlah 22 orang (11,6%)

4. Akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati berpendidikan SMA sejumlah 86 orang (45,3%)

5. Akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Klinik Asih Waluyo Jati bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sejumlah 125 orang (65,8%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, beberapa saran yang dapat disampaiakan adalah sebagai berikut :

- Disarankan untuk menggali penelitian lebih lanjut tentang Kontrasepsi untuk membantu evaluasi program pemerintah khususnya tentang KB. - - Disarankan untuk mendukung program KB efektif dan alokasi khusus

untuk pembahasan kontrasepsi DMPA yang kaitannya dengan penentuan sasaran, merencanakan cakupan KB diwilayah kerja Klinik Asih Waluyo

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

Jati, mengingat bahwa metode kontrasepsi suntik merupakan metode sangat banyak peminatnya sehingga perlu diadakannya konseling dan promosi kesehatan terhadap calon pengguna akseptor kontrasepsi suntikDMPA.

- - Disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang KB dengan mewawancarai subyek penelitian agar pengkajian masalah dapat dilakukan secara lebih dalam lagi.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2013. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kesehatan.

Dinas kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2014. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Kesehatan.

Dinas kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes DIY). 2014. Data KB. Yogyakarta: Dinas Kesehatan.

Erfandi, A.(2008). Faktor-faktor Penggunaan Kontrasepsi. Keluarga Berencana. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Koes Irianto. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: Alfabetha. Manuaba, Chandranita dan Fajar. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:

EGC.

Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Kepetawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Nina dan Mega. (2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo. (2013). Buku Ajar Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Rahardja K. (2007). Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Suratun, dkk. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Referensi

Dokumen terkait

• Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH

terutama bahan dokumen tercetak merupakan dasar dalam membangun suatu koleksi digital yang nantinya akan dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan akses informasi

penelusuran literatur, layanan salinan arsip literatur, memesan buku secara elektronik dan lain-lain. Menurut Sulistiyo Basuki mengemukakan bukunya eksistensi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan yang besar, dengan

Khususnya anak usia dini, karena pada masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting terutama mengenai gigi susu (gigi decidui) yang saat ini sangat menentukan

3GDT adalah sebuah fungsi opsional untuk arsitektur 3GPP saat ini, dalam modus Iu, yang memungkinkan SGSN untuk membangun tunnel pesawat pengguna langsung untuk muatan antara RAN

 Mengembangankan sentra industri pakan ternak di Kecamatan Mojoagung dengan pemenuhan bahan baku dari Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, Ngoro, dan Kecamatan Jogoroto. Selain

Karakteristik perilaku perjalanan, dalam hal komposisi maksud perjalanan didominasi oleh perjalanan bekerja, perjalanan kuliah dan perjalanan sekolah; dalam hal penggunaan