BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 )Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL,
E-mail : staklim.pondok.betung@gmail.com ; Website : http://www.staklimpondokbetung.net
E
E
E
V
V
V
A
A
A
L
L
L
U
U
U
A
A
A
S
S
S
I
I
I
M
M
M
U
U
U
S
S
S
I
I
I
M
M
M
K
K
K
E
E
E
M
M
M
A
A
A
R
R
R
A
A
A
U
U
U
2
2
2
0
0
0
0
0
0
8
8
8
D
D
D
A
A
A
N
N
N
P
P
P
R
R
R
A
A
A
K
K
K
I
I
I
R
R
R
A
A
A
A
A
A
N
N
N
M
M
M
U
U
U
S
S
S
I
I
I
M
M
M
H
H
H
U
U
U
J
J
J
A
A
A
N
N
N
2
2
2
0
0
0
0
0
0
8
8
8
/
/
/
2
2
2
0
0
0
0
0
0
9
9
9
P
P
P
R
R
R
O
O
O
P
P
P
I
I
I
N
N
N
S
S
S
I
I
I
B
B
B
A
A
A
N
N
N
T
T
T
E
E
E
N
N
N
D
D
D
A
A
A
N
N
N
D
D
D
K
K
K
I
I
I
J
J
J
A
A
A
K
K
K
A
A
A
R
R
R
T
T
T
A
A
A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat menyusun laporan Evaluasi Musim Kemarau 2008 dan Prakiraan Musim Hujan 2008/2009 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta.
Evaluasi musim kemarau 2008 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan prakiraan musim hujan 2008/2009 dibuat berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan mengacu pada hasil prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Pusat.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak,
khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini.
Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini.
Tangarang, September 2008
KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG – TANGERANG
URIP HARYOKO MSi NIP. 120108039
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR --- II DAFTAR ISI --- III
1. PENDAHULUAN --- 1
1.1. Latar Belakang --- 1
1.2. Tujuan --- 2
2. TINJAUAN UMUM --- 3
2.1. Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta --- 3
2.2. Curah Hujan --- 4
2.3. Potensi Banjir --- 6
3. PEMBAHASAN --- 7
3.1. Evaluasi Musim Kemarau 2008--- 7
3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Hujan Tahun 2007/2008---10
3.3. Prakiraan Musim Hujan 2008/2009 ---11
3.3.1.Kondisi Dinamis Atmosfer ---11
3.3.2.Prakiraan Awal Musim Hujan 2008/2009 ---13
3.3.3.Perbandingan Awal Musim Hujan 2008/2009 ---14
3.3.4.Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2008/2009 ---15
3.4. Potensi Banjir ---16
4. PENUTUP ---18
4.1. Kesimpulan ---18
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cuaca merupakan kondisi sesaat dari fisika atmosfer sedangkan iklim adalah statisik cuaca jangka panjang atau rata-rata cuaca pada periode tertentu.
Iklim terbentuk melalui proses integrasi berbagai unsur fisika yang disebut sebagai unsur-unsur iklim (climatic elements). Energi pembangkit proses fisika yang membentuk cuaca dan iklim adalah penerimaan radiasi surya. Rotasi bumi menyebabkan tiap tempat mengalami perubahan cuaca dengan pola siklus diurnal, jangka waktu 24 jam. Sedangkan revolusi bumi mengakibatkan tiap tempat juga mengalami perubahan cuaca dan iklim secara teratur dengan pola antar bulan dan pola musim dalam jangka waktu setahun.
Letak Indonesia yang berada di antara lautan Hindia dan Pasifik dan di antara benua Asia dan Australia sangat dipengaruhi kondisi wilayah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Definisi menurut BMG, musim hujan ditandai dengan curah hujan yang terjadi dalam satu dasarian sebesar 50 mm atau lebih yang diikuti oleh dasarian berikutnya, atau dalam satu bulan terjadi lebih dari 150 mm. Meninjau definisi tersebut berarti jika curah hujan yang terjadi kurang dari kriteria di atas, maka fase tersebut dianggap sebagai musim kemarau.
Musim hujan di suatu tempat sering diidentikan dengan kejadian banjir dan longsor. Banjir dan longsor merupakan suatu keadaan akibat dari curah hujan yang cukup tinggi. Dengan curah hujan yang cukup tinggi, daerah yang tidak siap untuk mengalirkan air hujan maka terjadi genangan sampai banjir bahkan bagi daerah-daerah rawan longsor juga terancam.
1.2. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk:
1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2. Mengevaluasi musim kemarau yang terjadi pada periode 2008
3. Memprakirakan terjadinya musim hujan 2008/2009 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
2. TINJAUAN UMUM
2.1. Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Zona Musim (ZOM) merupakan nama baru dari Zona Prakiraan Iklim (ZPI),
yaitu suatu wilayah dengan pola hujan rata-rata yang berbeda jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM.
Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.
Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta dibagi menjadi beberapa Zona Musim (ZOM) dan Non Zona Musim (Non-ZOM), yaitu ZOM 27, ZOM 28, ZOM 29, ZOM 30, ZOM 31 dan ZOM 35. Cakupan ZOM dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1.
Tabel 1. Cakupan ZOM di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
ZOM Wilayah
27 Pandeglang bagian barat
28 Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat
29 Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur,
Serang bagian barat daya
30 DKI Jakarta bagian utara, Kodya Tangerang,
Tangerang bagian utara, Serang bagian utara
31 DKI Jakarta bagian selatan, Tangerang bagian selatan,
Serang bagian timur
35 Lebak bagian tenggara
Non ZOM 22 Lebak bagian selatan
Non ZOM 23 Lebak bagian timur
2.2. Curah Hujan
Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971-2000) disebut sebagai sifat hujan.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :
a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.
Normal curah hujan di setiap ZOM dihitung berdasarkan rata-rata curah hujan dasarian selama periode tahun 1971 – 2000. Gambar 2 sampai 7 adalah grafik rata-rata curah hujan dasarian di setiap ZOM.
Gambar 3. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 28
Gambar 4. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 29 Gambar 5. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 30 Gambar 2. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 27
Dari gambar 2 diketahui bahwa pada ZOM 27 kejadian musim hujan dan musim kemarau yang terjadi dalam keadaan normal adalah sebagai berikut:
“Musim Hujan : 21 Sep – 30 Mei / 250 hari / 2.712 – 3.670 mm” artinya periode
musim hujan terjadi pada periode 21 Sep sampai dengan 30 Mei atau selama 250 hari dengan total normal curah hujan musim hujan sebesar 2.712 mm sampai dengan 3.670 mm. Sedangkan “Musim Kemarau : 1 Jun – 20 Sep / 110 hari / 335
- 453 mm” artinya periode musim kemarau terjadi pada periode 1 Jun sampai
dengan 20 Sep atau selama 110 hari dengan total normal curah hujan musim kemarau sebesar 335 mm sampai dengan 453 mm.
2.3. Potensi Banjir
Pembuatan prakiraan potensi banjir ini merupakan hasil kerjasama dari 3 (tiga) instansi yaitu BMG, Dirjen Sumber Daya Air-PU dan Bakosurtanal. BMG dalam hal ini sebagai penyedia informasi prakiraan hujan bulanan, PSDA PU daerah rawan banjir, dan Bakosurtanal menyiapkan peta dasar (RBI, sistim lahan dan land cover).
Prakiraan potensi banjir yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir. Informasi selengkapnya dapat diakses di website BMG http://iklim.bmg.go.id/potensibanjir.htm.
3. PEMBAHASAN
3.1. Evaluasi Musim Kemarau 2008
Secara umum awal musim kemarau Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta
terjadi pada dasarian II Maret sampai dengan dasarian II bulan Juni. Jika dibandingkan dengan normal awal musim kemarau, maka musim kemarau 2008
di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya maju, antara 1 sampai 9 dasarian (3 bulan). Evaluasi musim kemarau secara detail dapat dilihat pada tabel 2, tabel 3, gambar 8 dan 9.
Tabel 2. Evaluasi Musim Kemarau 2008
No.
ZOM Daerah / Kabupaten
Awal Musim Kemarau 2008 Perbandingan Terhadap Normalnya
27 Pandeglang bagian barat. Apr III – Mei Maju
28 Pandeglang bagian utara, Serang
bagian barat daya. Mei I – Mei II Maju
29 Lebak bagian barat, Pandeglang
bagian timur. Apr III – Jun I Maju
30
DKI Jakarta bagian utara, Kota Tangerang, Tangerang bagian utara, Serang bagian utara.
Peb II – Mei II Mundur, Sama, Maju,
31
DKI Jakarta bagian selatan,
Tangerang bagian selatan, Serang bagian timur.
Apr III – Mei III Maju
Tabel 3. Evaluasi Musim Kemarau 2008 Dirinci Menurut Pos Hujan
No ZOM Pos Hujan
Normal Awal Musim Kemarau (Dasarian) Fakta (Dasarian) Perbandingan Terhadap Normalnya (Dasarian)
1 Pandeglang JUN II MEI I Maju 2 Labuan MEI II MEI I Maju 3 Menes JUN II APR III Maju 4
27
Cibaliung JUN I MEI I Maju 5 Ciomas JUN II MEI II Maju 6 Cinangka MEI II MEI I Maju 7
28
Pamarayan MEI II MEI I Maju 8 Rangkasbitung JUN II MAR II Maju 9 Leuwidamar JUN II JUN I Maju 10 Malingping JUN II MEI I Maju 11
29
Bendung Cilemer JUN II APR III Maju 12 BMG MEI I MEI I Sama 13 Tanjung Priok MAR III MEI II Mundur 14 Cengkareng MAR II MEI I Mundur 15 Manggarai MEI I APR II Maju 16 Kresek MEI I APR II Maju 17 Serang MEI I MAR I Maju 18 Ciruas APR II MAR I Maju 19 Kramatwatu MAR II MAR I Maju 20 Kasemen PEB II PEB II Sama 21 Karet MEI I MAR III Maju 22 Setiabudi timur MEI I APR II Maju 23 Waduk melati MEI I MEI I Sama 24 Istana MEI I APR I Maju 25 Tanjungan MEI I APR III Maju 26 Tomang barat MEI I APR III Maju 27 Pulogadung MEI I MEI II Mundur 28 Sunter kodamar MEI I APR I Maju 29 sunter rawabadak MEI I APR II Maju 30 30
Kedoya MEI I JUN I Mundur 31 Pondok Betung JUN I MEI II Maju 32 Curug JUN II MEI I Maju 33 Tangerang JUN I MEI II Maju 34 Halim JUN II MEI II Maju 35 Katulampa JUN I APR III Maju 36 Depok JUN I MEI II Maju 37 Pasanggarahan JUN I MEI II Maju 38 Angke hulu JUN I APR III Maju 39 Sunter hulu JUN I MEI I Maju 40 Lebak bulus JUN I MEI II Maju 41 31
Pasar minngu JUN I MEI III Maju 42 35 Cibeber MEI I -
Gambar 8. Evaluasi Awal Musim Kemarau 2008
3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Hujan Tahun 2007/2008
Suhu udara selama musim hujan tahun 2007/2008 tertinggi terjadi pada bulan Nopember di Stasiun Klimatologi Pondok Betung yaitu 36.4 oC dan terendah di terjadi pada bulan Nopember di Stasiun Meteorologi Serang yaitu 20.0 oC. Grafik di bawah menyatakan suhu maksimum selama satu hari (atas), suhu rata-rata harian (tengah) dan suhu minimum selama satu hari (bawah).
Gambar 10. Grafik Suhu Udara Musim Hujan Tahun 2007/2008 Stasiun Klimatologi Pondok Betung
GRAFIK SUHU UDARA MAXIMUM (ATAS), RATA-RATA (TENGAH), DAN MINIMUM(BAWAH) PADA STAKLIM PONDOK BETUNG PERIODE OKTOBER 2007 - M ARET 2008
15 20 25 30 35 40 WAKTU (BULAN) S U H U ( 0 C )
Gambar 11. Grafik Suhu Udara Musim Hujan Tahun 2007/2008 Stasiun Meteorologi Serang
GRAFIK SUHU UDARA MAXIMUM (ATAS), RATA - RATA (TENGAH) DAN MINIMUM (BAWAH) PADA STASIUN METEOROLOGI SERANG PERIODE OKTOBER 2007 S/D MARET 2008
15 20 25 30 35 40 O k to b e r N o p e m D e s e m J a n u a ri P e b ru a r M a re t Waktu (Bulan) S u h u U d a ra ( 0 C )
Gambar 12. Grafik Suhu Udara Musim Hujan Tahun 2007/2008 Stasiun Meteorologi Curug
GRAFIK SUHU UDARA MAX (ATAS), RATA-RATA (TENGAH) DAN MIN (BAWAH) PADA STAMET CURUG PERIODE OKTOBER 2007 - MARET 2008
15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 O K T O B E R N O P E M B E D E S E M B E J A N U A R I P E B R U A R I M A R E T WAKTU (BULAN) S U H U ( 0 C )
3.3. Prakiraan Musim Hujan 2008/2009 3.3.1. Kondisi Dinamis Atmosfer
Hasil perkembangan kondisi dinamika atmosfer global dan regional terhadap unsur curah hujan di wilayah DKI dan Banten, disajikan sebagai berikut :
a. Suhu Muka Laut (Sekitar Pantai Selatan Jawa Barat – Pantai Barat Sumatera)
Suhu muka laut di perairan Indonesia merupakan indeks banyaknya uap air pembentuk awan di atmosfer. Jika suhu muka laut dingin, uap air di atmosfer menjadi berkurang. Begitu pula sebaliknya, apabila suhu muka laut panas, maka uap air di atmosfer akan bertambah banyak.
Berdasarkan nilai suhu muka laut, kondisi yang terjadi pada:
Bulan Agustus-September-Oktober : curah hujan cenderung menurun Bulan Oktober-Nopember-Desember : curah hujan normal
Bulan Desember-Januari-Pebruari : curah hujan cenderung meningkat
b. DMI (Dipole Mode Index)
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut – atmosfer di Samudera hindia yang dihitung dari nilai selisih anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Jika nilai DMI positif, secara
Sedangkan jika nilai DMI negatif, maka curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat secara umum akan banyak.
Berdasarkan prakiraan suhu muka laut, DMI pada Agustus-September-Oktober cenderung positip dan bulan-bulan berikutnya pada posisi netral. Dari kondisi DMI dapat diindikasikan bahwa awal musim hujan akan sama dengan rata-ratanya dan curah hujannya normal sampai bawah normal.
c. ENSO
ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation yang merupakan salah satu sumber utama variabilitas antar – tahunan (interannual) musim dan iklim dunia. Fenomena ini terjadi karena adanya interaksi antara laut dan atmosfer. Nilai yang teramati dalam fenomena ini adalah nilai anomali suhu permukaan laut. Secara umum, para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (terjadinya El-Nino) dan ENSO dingin (terjadinya La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal.
Berdasarkan pengamatan kondisi suhu Samudera Pasific dan osilasi tekanan udara Tahiti - Darwin, ENSO cenderung pada kondisi normal, sehingga diprakirakan awal musim hujan sama terhadap rata-ratanya dengan curah hujan selama musim hujan normal sampai bawah normal.
d. Prakiraan curah hujan International Research Institute (IRI)
Bulan Agustus-September-Oktober : curah hujan wilayah Banten dan DKI di bawah normal
Bulan Nopember-Desember-Januari : curah hujan wilayah Banten dan DKI
Gambar 13. Prakiraan Peluang Hujan Internatiomal Research Institute (IRI)
(Sumber: http://portal.iri.columbia.edu/)
Berdasarkan kondisi dari unsur-unsur dinamika di atas, dapat di prediksikan bahwa: :
1) Awal musim hujan di Propinsi Banten dan DKI pada umumnya terjadi di bulan Oktober 2008
2) Perbandingan awal musim hujan terhadap rata-ratanya di Propinsi Banten dan DKI umumnya lebih lambat hingga sama dengan rata-ratanya
3) Sifat hujan musim hujan umumnya normal
3.3.2. Prakiraan Awal Musim Hujan 2008/2009
Prakiraan awal musim hujan 2008/2009 di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta dimulai pada bulan Oktober sampai dengan Desember. Wilayah DKI Jakarta bag. selatan, Kota Tangerang bag. selatan, Kab. Tangerang bag. selatan, Kab.
Serang bag. selatan musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Nopember. Dan wilayah Kab. Tangerang bag. barat, Kota Serang, Kab. Serang bag. utara dan Kota Cilegon musim hujan terjadi pada bulan Desember. (lihat gambar 14).
Tabel 4. Prakiraan Awal Musim Hujan 2008/2009 Wilayah Banten dan DKI Jakarta
No. Prakiraan Awal Musim Hujan Wilayah
1 Oktober 2008
Wilayah DKI Jakarta bag. selatan, Kota
Tangerang bag. selatan, Kab.
Tangerang bag. selatan, Kab. Lebak dan Kab. Pandeglang.
2 Nopember 2008
Wilayah DKI Jakarta bag. utara, Kota Tangerang bag. utara, Kab. Tangerang bag. utara, Kab. Serang bag. selatan
3 Desember 2008
Kab. Tangerang bag. barat, Kota Serang, Kab. Serang bag. utara dan Kota Cilegon
3.3.3. Perbandingan Awal Musim Hujan 2008/2009
Jika dibandingkan dengan normal awal musim hujan, maka awal musim hujan 2008/2009 di wilayah DKI Jakarta bagian utara, Kota Tangerang bag. utara, Kab. Tangerang bag. utara, Kab. Serang dan Kota Cilegon umumnya maju. Wilayah Kab. Tangerang bag selatan, Kab. Serang bag. tenggara dan selatan, Kab. Pandeglang bag. utara dan Kab. Lebak bag. utara umumnya mundur. Sedangkan wilayah DKI Jakarta bag selatan, Kota Tangerang bag. selatan, Kab. Tangerang bag. tengah, Kab. Serang bag. tengah hingga barat daya, Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak bag. selatan umumnya sama dengan normalnya. (lihat gambar 15)
Tabel 5. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2008/2009 Terhadap Normalnya Wilayah Banten dan DKI Jakarta
No.
Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan Terhadap Normalnya
Wilayah
1 Maju
DKI Jakarta bagian utara, Kota Tangerang bag. utara, Kab. Tangerang bag. utara, Kab. Serang dan Kota Cilegon
2 Sama
DKI Jakarta bag selatan, Kota Tangerang bag. selatan, Kab. Tangerang bag. tengah, Kab. Serang bag. tengah hingga barat daya, Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak bag. selatan
3 Mundur
Wilayah Kab. Tangerang bag selatan, Kab. Serang bag. tenggara dan selatan, Kab. Pandeglang bag. utara dan Kab. Lebak bag. utara
3.3.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2008/2009
Sifat hujan musim hujan 2008/2009 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya normal (lihat gambar 15).
Gambar 15. Perbandingan Awal Musim Hujan 2008/2009 Terhadap Normalnya
Gambar 16. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2008/2009
3.4. Potensi Banjir
Potensi banjir di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta sangat tergantung pada intensitas curah hujan yang jatuh, kondisi tutupan lahan, kondisi saluran air dan faktor-faktor lainnya. Berikut adalah peta potensi banjir untuk bulan Oktober 2008 (gambar 17 dan 18). Pada bulan Oktober 2008 ini diprakirakan banjir belum berpotensi terjadi, karena intensitas curah hujan masih rendah. Informasi potensi
(http://iklim.bmg.go.id/potensibanjir.htm) atau Stasiun Klimatologi Pondok Betung (http://www.staklimpondokbetung.net).
Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir di Propinsi Banten Bulan Oktober 2008
(sumber : http://iklim.bmg.go.id/potensibanjir.htm)
Gambar 18. Prakiraan Daerah Potensi Banjir di Propinsi DKI Jakarta Bulan Oktober 2008
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
• Awal Musim Hujan 2008/2009 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta mumdur sekitar 7-9 dasarian dari normalnya, terjadi pada Okt I-Des II.
• Awal Musim Hujan 2008/2009 di sebagian besar daerah diprakirakan akan terjadi pada bulan Oktober - Desember 2008.
• Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya, maka Awal Musim Hujan 2008/2009 diprakirakan bervariasi, umumnya mundur dan sama dari rata-ratanya.
• Sifat Hujan selama Musim Hujan 2008/2009 di daerah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Normal (N).
• Pada bulan Oktober 2008 ini diprakirakan banjir belum berpotensi terjadi, karena intensitas curah hujan masih rendah. Informasi potensi banjir bulan-bulan yang lain akan diinfokan di website BMG (http://iklim.bmg.go.id/potensibanjir.htm) atau Stasiun Klimatologi Pondok Betung (http://www.staklimpondokbetung.net).
4.2. Saran
Masih diperlukannya kelengkapan data dari masing-masing pos hujan sehingga informasi yang diberikan akan semakin lengkap dan tepat.