• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Pola Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Putri Di SMA Batik 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Pola Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Putri Di SMA Batik 1 Surakarta."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini mengalami

masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih di Indonesia

terutama terjadi di kota-kota besar, hal ini dikarenakan di kota besar telah

terjadi modernisasi yang membawa konsekuensi negatif yang secara

langsung dan tidak langsung telah mengarahkan terjadinya

penyimpangan-penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik yang berperan penting

terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat

badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau

non lemak (Purnamawati, 2009). Tahun 2008, 10% laki-laki dan 14%

perempuan di dunia mengalami overweight (WHO, 2008). Persentase berat

badan lebih di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun

2010 yaitu 19,1%. Menurut jenis kelamin lebih tinggi perempuan

dibandingkan laki-laki (perempuan 1,5%, dan laki-laki 1,3%). Persentase

status gizi penduduk menurut IMT di Provinsi Jawa Tengah menurut

Riskesdas (2010) status gizi normal 70,9% dan 8,5% untuk overweight, dan

menurut Riskesdas tahun 2007 persentase IMT di kota Surakarta 58%

menunjukkan status gizi normal dan overweight 10,7%. Penelitian Makaryani

(2013), menyatakan bahwa dari 50 siswi di SMA Batik 1 Surakarta,

(2)

2 sebanyak 66%. Usia remaja merupakan kelompok yang sering mengalami

masalah berat badan lebih (overweight) dibandingkan usia lainnya (Baliwati

dkk, 2004).

Tubuh mulai mengalami perubahan dalam segi komposisi tubuh pada

usia remaja. Dimana remaja perempuan lebih banyak menyimpan lemak dan

remaja laki-laki lebih banyak penambahan jaringan tubuh dan massa otot

sehingga remaja perempuan mempunyai persen lemak tubuh kira-kira dua

kali lipat dibandingkan laki-laki (Putri, 2004). Remaja lebih banyak

dipengaruhi oleh lingkungan dan perubahan gaya hidup yang menjadi lebih

aktif, lebih banyak makan diluar rumah dan mendapat banyak pengaruh

dalam pemilihan makanan. Remaja lebih sering mencoba-coba makanan

baru, salah satunya adalah fastfood (Khomsan, 2004).

Pola konsumsi fastfood yang berlebihan dapat mengakibatkan gizi

lebih (Mudjianto, dkk, 1994). Hal ini diperkuat oleh penelitian Zulfa (2011)

pada 71 siswa Tasikmalaya, yang menyatakan bahwa semakin tinggi

konsumsi fastfood maka status gizi akan semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan fastfood merupakan makanan siap saji yang mengandung tinggi

kalori, tinggi lemak dan rendah serat. Kalori dan lemak yang berlebihan akan

disimpan dalam tubuh, keadaan demikian yang terus menerus akan

mengakibatkan penimbunan sehingga membuat orang menjadi overweight

(Mardatillah, 2008). Hal serupa dikemukakan oleh Oktaviani (2012),

menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan

konsumsi fastfood dengan indeks masa tubuh. Tidak hanya frekuensi

konsumsi fastfood yang mempengaruhi overweight, tetapi dari jenis

(3)

3 dihabiskan setiap kali makan juga mempengaruhi overweight (Asmika,

2013).

SMA Batik 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang ada di

kota Surakarta, yang terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan (mall), tidak

jauh dari restoran atau rumah makan siap saji. Berdasarkan survey awal

yang telah dilakukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan

untuk mengetahui status gizi dari 20 siswi kelas X diketahui 30% siswi yang

status gizinya overweight. Bagaimana kejadian overweight dengan pola

konsumsi fastfood belum pernah diteliti sebelumnya di SMA Batik 1

Surakarta. Maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan pola konsumsi

fastfood dengan kejadian overweight pada remaja putri di SMA Batik 1

Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara pola konsumsi fastfood

dengan kejadian overweightpada remaja putri di SMA Batik 1 Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Mengetahui hubungan antara pola konsumsi fastfood dengan kejadian

overweight pada remaja putri di SMA Batik 1 Surakarta.

2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui frekuensi konsumsi, jumlah konsumsi dan jenis

(4)

4 b. Mendiskripsikan kejadian overweight pada remaja putri di SMA Batik

1 Surakarta.

c. Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi fastfood dengan kejadian

overweight pada remaja putri di SMA Batik 1 Surakarta.

d. Menganalisis hubungan jumlah konsumsi fastfood dengan kejadian

overweight pada remaja putri di SMA Batik 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Bagi pihak sekolah memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai

hubungan antara pola konsumsi fastfood dengan kejadian overweight pada

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan di atas, maka perusahaan sebagai wadah yang memiliki peranan penting dalam kegiatan lingkup perusahaan, perusahaan harus mampu mengelola waktu dengan

buah salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) sebagai pewarna alami dalam. sediaan lipstik yang aman digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola makan sehat anak dan upaya orang tua dalam membangun pola makan sehat, pendidikan gizi yang sudah ada dan

“ Aplikasi Sistem Pakar Berbasis PHP untuk Mendeteksi Penyakit Diabetes Menggunakan Metode Certainty Factor ”. Lapor an Tugas Akhir ini

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan

Mulfachri Harahap, S320506017, 2006, Analisis Terhadap Pengaturan Penanaman Modal Sektor Pertambangan di Indonesia, Tesis : Pascasarjana Program Studi Ilmu Hukum

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi penambahan panjang serat agave cantula roxb terhadap kekuatan impact, kekuatan bending serta densitas pada

We implement the classification method presented in Section 3.1 by means of Apache Spark (Zaharia et al., 2010) which currently is the most popular cluster computing engine