• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Selanjutnya "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN ANTARA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

DAN PEMERINTAH KERAJAAN THAILAND

TENTANG EKSTRADISI

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

PEMERINTAH KERAJAAN THAILAND,

Berhasrat untuk memperkuat ikatan persahabatan yang telah terjal in lama antara kedua negara,

Mengingat bahwa kerja soma yang efektif antara kedua negara dalam melaksanakan peradilan memerl ukan diadakannya perjanjian tentang ekstradisi,

TELAH MENCAPAI PERSETUJUAN SEBA GAi BERi KUT :

Pasal

KEWAJIBAN UNTUK MELAKUKAN EKSTRADISI

Pemerin tah Republik Indonesia don Pemerintah Kerajaan Thailand bersepakat untuk soling menyerahkan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan don syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian ini, orang-orang yang dituntut ol eh pejabat-pejabat yang berwenang dari Pihak peminta karena melakukan kejahatan atau yang dicari oleh pejabat-pejabat tersebut untuk menjalani hukuman.

(2)

2

-Pasal 2

KEJAHATAN YANG DAPAT DIEKSTRADISIKAN

(1) Penyerahan akan dilakukan bertal ion dengan kejahatan-kejahatan yang tercantum didal am Lampiran Perjanjian ini.

(2)

Kejahatan yang ditentukan dalam ayat

(l}

Pasal ini men-cakup perbantuan don percobaan melakukan kejahatan ter-sebut.

(3) Perubahan-perubahan terhadap daftar lampiran yang disebut-ka n dalam ayat 1 sewaktu-waktu dapa t dibuat berdasarkan persetujuan bersama antara Pihak-Pihak yang bersangkutan; persetujuan mono akan dicatat didalam Pertukaran Noto

Diplomatik.

Pasal 3

KEJAHATAN POLI Tl K

(1} Penyerahan tidak akan dilakukan jika kejahatan yang di-mintakan penyerahan itu dianggap oleh Pihak yang diminta sebagai kejahatan pol itik.

(2) Menghilangkan ai-au percobaan menghilangkan nyawa Kepala Negara atau anggota keluarganya atau Pejabat Kepal a Negara tidak akan dianggap sebagai kejahatan politik dalam Perjanjian ini.

(3)

3

-Pasal 4

PENYERAHAN WAR:3A NEGARA

(1)

セウゥョァMュ。ウゥョァ@ Pihak mempunyai hak untuk menolak pe-nyerahan warganegaranya.

(2) Jika Pihak yang diminta tidak menyerahkan warganegara-nya, Pihak itu 。 ᄋセ。ウ@ permintaan Pihak pemint·'J wajib me-nyerahkan perkara bersangkutan kepada pejabat yang berwenang dari Pihak yang diminta untuk penuntutan.

Untuk maksud ini berkas perkara-berkas perkara, keterangan-keterangan don bukti-bukti mengenai kejahatan itu wajib di-serahkan oleh Pihak peminta kepada Pihak yang diminta.

(3) Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat 2 Pasal ini, Pihak yang diminta tidak akan diwajibkan untuk me-nyerahkan perkara itu kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penuntutan jika pejabat yang berwenang itu tidak mempunyai yurisdiksi.

Pasal 5

TEMPAT DILAKUKANNYA KEJAH.i\TAN

Pihak yang diminta d<lpat menolak penyerahan orang yang diminta untuk kejahatan yang menurut hukum Pihak ケ。セQァ@ diminta dilakukan selu;uhnya atau sebagian dalam wilayahnya atau ditempat yang diperlakukan sebagai wilayahnya.

(4)

4

-Pasal 6

PROSES PEMERIKSAAN YANG SEDANG BERJALAN

TERHADAP KEJAHATAN YANG SAMA

Pihak yang diminta dapa t menolak penyerahan orang yang diminta pka pejabat ya ng berwenang dari Pihak itu sedang mengadakan pemeriksaa!1 terhadap orang tersebut bertal ion dengan kejahatan atau kejahatan-kejaha tan yang dimintakan penyerahannya.

Pasal 7

NON BI S IN IDEM

Penyerahan tidak akan dilakukan, jika putusan terakhir pengadilan sudah dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang dari Pihak yang di-minta terhadap orang yang didi-minta bertalian dengan kejahatan atau kejaha tan -kejahatan yang dimintakan penyerahannya.

Pasa l 8

AZAS KEKHUSUSAN

Seseorang yang diserahkan tidak akan dituntut, dihukum atau di-tahan untuk kejahatan apapun yang dilakukan sebel um penyerahan-nyo seloin dori podo kejohotan untuk mono io diserohkon kecuol i dolom hol-hal sebagai berikut :

(a) bila Pihak yang diminta menyerohkan orang itu menyetujui-nya. Permohonan persetujuon disampoikan kepoda Pihok yang

(5)

I

I

(b}

5

-diminta, disertai dengan dokumen-dokumen yang disebut

dalam Pasal 15.

Persetujuan akan diberikan jika kejahatan itu termasuk

kejaha tan yang dapa t dimintakan penyerahannya sesuai

de-ngan ketentuan-ketentuan dalam Pasal 2 Perjanjian ini;

bila orang itu, setelah memp unyai kesempatan untuk

me-ninggal kan wilayah Pihak kepada siapa ia diserahkan,

tidak menggunakan kesempatan itu dalam 45 hari setelah

pembebasannya, atau kembali l,a gi ke wilayah itu sesudah

ia meninggalkannya.

Pasa l 9

PENAHANAN SEMENTARA

(1} Dalam keadaan mendesak pejabat yang berwenang dari

Pihak peminta dapa t meminta penahanan sementara terhadap

seseorang yang dicari. Pejabat-pejabat yang berwenang

dari Pihak yang diminta akan mengambil keputusan sesuai

dengan ketentuan-ketentuan hukumnya.

(2) Dalam permin taan untuk penahanal!l sementara diterangkan

bahwa dokumen-dokumen yang disebut dalam Pasal 15

tersedia dan bahwa ada maksud untuk menyampaikan

per-mintaan penyerahan. Diterangkan juga untuk kejahatan apa

(6)

6

penyerahan itu akan diminta clan bila dan dimana l::e -jahatan itu dilakukan dan sedapat mungkin waiib memuat uraian tentang orang yang dicari.

(3) Permintaan untuk penahanan sementara disampaikan di Indonesia, kepada National Central Bureau ( N. C. B.) Indonesia/Interpol, dan di Thailand, kepada Direktur Jenderal Departemen Kepolisian baik melalui saluran diplomatik maupun langsung dengan pos atau telegram a tau ュ・ャ。ャオセ@ International Criminal Pol ice Organization

(INTERPOL).

(4) Pihak Peminta akan diberitahu dengan segera keputusan atas permintaannya.

(5) Penahanan sementara dapat diakhiri, pka dalam waktu 20

hari

setelah penahanan, pihak yang diminta tidak menerima permintaan penyerahan don dokumen-dokumen yang disebut dalam Pasal

15.

(6) Pembebasan seseorang tidak menghala:igi penahanan kem-bal i don penyerahan jika permintaan untuk penyerahan diterima sesudah itu.

(7)

- 7

-Pasal 10

PENYERAHAN ORANG YANG AKAN DISERAHKAN

(l) Pihak yang diminta akan memberitahukan keputusannya tentang permintaan penyerahan kepada Pihak peminta melal ui sal uran diplomatik.

(2) Untuk setiap permintaan yang ditolak wajib diberikan

。ャ。ウ。ョM。ャ。ウ。セQョケ。N@

(3) Jika permintaan disetujui, Pihak peminta wajib diberitahu tentang tempat dan tangga penyerahan dan lama.1ya orang yang bersangkutan ditahan untuk maksud penyerahan.

(4) Jika orang yang diminta penyerahannya tidak diambil pada tanggal yang ditentukan, maka dengan tidak mengu-rangi ketentuan-ketentuan dalam ayat 5 pasal ini, ia dapat dilepaskan sesudah lampau 15 hari dan bagaimana-pun juga wajib dilepaskan sesudah lampau 30 hari dan Pihak yang diminta dapa t menolak penyerahonnya untuk kejahatan yang sama.

(5) Jika keadaan diluar kekuasaannya tidak ュ・ュオョァォゥョォ。セQ@

suatu Pihak untuk menyerahkan atau mengambil orang yang bersangkutan, maka Pihak itu wajib memberitahukan Pihak lainnya.

(8)

セMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMセᄋMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMZN@

8

-Kedua Pihak akan menetapkan bersama tanggal lain untuk penyerahan don ketentuan-ketentuan dari ayat (4) Pasal ini diperlakukan.

Pasal 11

PENYERAHAN YANG DITUNDA

Pihak yang diminta, sesudah mengambil keputusan tentang per-mintaan penyerahan, dapat menunda penyerahan orang yang di-minta supaya orang itu dapat diperiksanya, atau jika ia sudah dijatuhi hukuma:1; supaya orang itu dapat menjalani hukumannya dalam wilayah Pihak itu untuk kejahatan lain daripada kejahatan yang dimintakan penyerahannya.

Pasal 12

PENYERAHAN BARANG

(1)

Pihak yang diminta, sepanjang hukumnya memperbolehkan don atas permintaan dari Pihak peminta, wajib mensita don menyerahkan barang :

(a) yang mungkin diperlukan sebagai bahan pembuktian a tau

(b) yang diperoleh sebagai hasil dari kejahatan itu, don yang terdapat pada orang yang dituntut pada waktu penahanan dilakukan, atau yang diketemukan sesudah itu.

(9)

9

-(2) Barang yang disebut dalam ayat (1) p。ウ。セ@ ini wajib di-serahkan, sekal ipun ekstradisi yang telah disetujui tidak dapa t dilakukan karena kematian orang yang diminta penyerahannya atau karena ia melarikan diri.

rJ) Apabila barang tersebut dapat disita atau dirampas dalam wilayah dari Pihak yang diminta, maka dalam hubungan dengan proses pemeriksaan perkara yang sedang berjalan, Pihak ini dapat menahannya u11t1Jk sementara atau menye-rahkannya dengan syarat bahwa barang itu akan dikembal i-kan.

(4) Setiap hak yang mungkin ::Hperoleh Pihak yang diminta :1i"au Pihak Ketiga atas barang tersebut wajib dijamin.

Da

am hal demikian, barang tersebut wajib dikembalikan tanpa biaya kepa da Pihak yang dimi;'i ta secepat mungkin sesudah pemeriksaan pengadilan selesai.

Pasal 13

TATA - CARA

Tata-cara mengenai penyerahan dan penahanan sementara dari orang yang diminta penyerahannya, akan tunduk semata-mata pada hukum Pihak yang diminta.

(10)

- 10

-Pasal 14 BIAVA - BIAVA

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam wilayah Pihak yang diminta berkenaan dengan penyerahan akan ditanggung oleh Pihak itu.

Pasa l 15

SURAT PERMINTAAN DAN DOKUMEN-DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

(l)

Permintaan penyerahan waj ib dinyatakan secara tertul is dan dikirim di Indonesia kepada Menteri Kehakiman, dan di Thailand kepada Menteri Dalam Negeri melalui saluran Dip I omatik.

(2) Permintaan penyerahan oojib disertai :

(a) lembaran asli atau salinan yang disahkan dari peng-hukuman dan pidana yang dapat segera dilaksanakan

。エ。セ@ sura t perintah penahanan atau surat perintah

lainnya yang mempunyai akibat yang soma dan di-keluarkan sesuai dengan tata-cara yang ditetapkan dalam hukum Pihak peminta,

(b) keterangan dari kejah-:t!-an yang dimintakan penyarah-annya. Waktu dan tempat kejahatan dilakukan,

uraian yuridis don penunjukkan pada ketentuan-ketentuan

(11)

I

I

- 11

-hukum yang bersangkutan diuraikan secermat mung-kin, dan

(c) sol inan dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau jika in i tidak mungkin suatu keterangan ten-tang hukum yang bersangkutan don uraian secermat mungkin dari orang yang diminta penyerahannya, bersama-sama dengan keterangan lain apapun juga yang dapat membantu menentukan identitas don ke-bangsaa nnya.

(3) Dokumen-dokumen yang dig.unakan dalam proses penyerahan dibual· dalam bahasa lnggris.

Pasal 16

PENYELESAIAN PERSELI SI HAN

Setiap persel isihan yang timbul antara kedua Pihak karena penaf-siran don pelaksanaan dari Perjanjian ini akan diselesaikan sacara damai dengan musyawarah atau perundingan.

Pasal 17

MULAI BERLAKUNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini akan disahkan don mulai berlaku pada tanggal penukaran Piagam Ratifikasi.

(12)

- 12

-Pasal 18

BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian ini dapat diakhiri setiap waktu oleh salah satu Pihak dengan memberitahukan kepada Pihak yang lain maksud untuk me-lakukan hal itu 6 (enam) bulan sebelumny<•.

Pengakhiran Per janjian ini tidak akan menghalangi suatu proses yang telah dimulai sebelum tanggal dari pengakhiran yang demikian itu.

UNTUK MENYAKSIKANNYA, yang bertanda tangan dibawah ini, yang dikuasakan secara s·:Jh oleh masing-masing Pemerintahnya, telah menandatangani Perjanjian ini.

Dibuat dalam rangkap dua di Bangkok pada tanggal duapuluh sembilan Juni, seribu sembilan ratus tujuh puluh enam dalam bahasa

Indonesia, bahasa Thai dan bahasa lnggris, semua naskah adalah sama-sama sahnya.

Dalam hal terjadi perbedaan tafsiran, maka naskah bahasa lnggris menentukan.

Untuk Pem erintah Untuk Pemerintah

r L セーオ「ャゥォ@ Indonesia Kerajaan Thailand

Signed Signed

(13)

LAMPIRAN YANG DIMAKSUD DALAM PASAL 2

DAFTAR KEJAHATAN YANG DAPAT DISERAHKAN

(1)

Pembunuhan dengan rencana

(2) Pembunuhan

(3) Perkosaan

(4) Pencul ikan don pencul ikan anak

(5) Pengan iayaan

(6) (7) (8)

Perampasan kemerdekaan seseorang secara melawan hukum

Perdagangan budak

Kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap wanita don

gad is

(9) Pencurian dengan pengrusakan, pencurian don tindak pidana

yang bersangkutan dengan pencurian

(10) Pencurian dengan kekerasan

(11)

Pemalsuan da '.1 kejahatan yang bersangkutan dengan pemalsuan (12) Sumpoh palsu, memberi, membuat don menggunakan bukti

palsu

(13) Penghancuran atau pengrusakan barang secara me!awan hukum (14) Penggelapan

(15) Penipuan don perbuatan curang

(16) Penyuapan dan korupsi

(17) Pemerasan

(18) Kejahatan yang berhubungan dengan uang kertas, mata uang don meterai

(14)

(19) Penyel undupan

(20) Menimbulkan kebakaran

(21) Kejahatan yang bersangkutan dengan narkotika

(22) Pemil ikan atau pengedaran secara melawan hukum atas senjata api, amunisi atau bahan peledak

(23) Pembajakan lout

(24) Menenggelamkan a tau merusak kapal di lout atau permu-fakatan untuk melakukan kejahatan tersebut

(25) Penyerangan diatas kapal di laut bebas dengan maksud membunuh atau menyebabkan penganiayaan

(26) Pemberontakan a tau permufakatan untuk memberontak ol eh dua orang atau lebih diatas kapal dilaut bebas terhadap kekuasaan nakhoda

(27) Lain-lain kejahatan yang ditambahkan pa da Lampiran ini sesuai den9an ayat (3) dari Pasal 2.

I

(15)

I V I V I I II

v v "")_.<1111

イセQQQBQu|nG」ゥQ@ 1rmr tl1HfiUL-iIU u-a:

I

r

111-autl-.l ri11'fl"ltirri'nr

1

'MtJ

..,

' I VV 11 V

Pl111J

a

rma

-3 Cl f1ll111lJUflU1

SI

V I 1.111 II 11 I I I

セ@

. 1 ""

n1ra '3ur1 u-rt'"llJLLflUL

ヲャ。ᄋQセエエj@

ヲAQ QQQセ@

'111 r

tヲIQセセ@

:1

u;·m1u

'l

u

"'-

11

n'"l fl

u

1

mm '1

au11

fH!!t!J'l

u

(16)

Im

-V 1, t I tJ'

en .

ヲャQQlエョQセョBBQQエセャャヲャQヲャャエjエゥQPセヲャ@

·11111U1ffPI 6>

QャQセョヲZ|ゥQ@

v I:;:: I I セ@ I I I I;::

1

fl L"UtalT '11Prf11

1

ヲャuセQQャjヲャヲャエ|@

uQャAヲャオイZZゥaQBBQMNャjGャBャセセMSエヲ@

ti ci"ltJ ftl1'l1Jfl0ti" L

セエNQQGQuu@

V u .. I

L

'"UU;

fl

11 LU

セu@

-3

atiu

'an

L

エjセ@

UU\'1 "'r '3 fl'U'L1'1 !I

'11tl Q)

-""

セQQQjoヲュQセPQWlBセセ@

v

....

ni

ra セ@ セオGQゥQョセQjNjオヲャGu@

I I . I I v

'!>. fl1

セu ヲャG。@

:: ci1

オセ。|ゥゥセGエZZャャd@

L U1rfl'"lra -3 PIU

GャセGャャヲャGQヲャuMuQャjllヲャu@

(17)

- en

-"

'

"

n1r

1lJa'3 L

セhGャイ

ᄋQ@

u v• vv ''

r

ni r

t'fl '3 IJ!t)

L

't.Ui '1

エjt B GャGuMゥャBャャNjセlヲャu@

11

v

I

.,,

.,,

wャョャjヲャャjセQイゥイQQ@

... I I I.I II Iv.-. セ@ I

.Ji

II V

セN@

QオョエキlイセセQオ@

lカQ

セオ Q セセャjセQオ

ゥセセ

QQセ@

Q セオ Q オセ イセセ@

セQQQ@

イセ セセセ@

v Iv 111 v v1 1v I I V V

l

セ[Qj ヲャャj Qjゥ。エイエ。セセAィャP

QtGQQ

ャ@

1i'1rrir11 t

GvQエュゥ[cjョijQuQ

LvQャGゥャセヲャ

Qセ ljQuvi@

1

flflJ1Ylfr'Cl 'il11
(18)

-

"

-I I v V y v v I v

' ·

ヲエQセ」ャQu[ヲセセQセセZセGヲャセQヲャエuuセセセセヲャQtヲセセLセLGeャGQヲャuャセuQャjセPセQ@

t I I I

fl1

ヲuセヲャu@

fl1'i:

11J

L

nun1

t Of :11u flf:: L

セGヲャGu@

U flfl'l T .... 11 fllJ

L

セャjll@

セ@

:fl"lT

I VV V V V V v i VV V

a

.J

ur1u'll1lJLrnt.t

tii

1

ヲャエャjセQ@

エGヲャNjGャャセ@

'l

vitH ar"'tt1'f11lJuriu

1

i.m1uwa..J

,

セ@ セ@

v v v v

1m .

ョQイ

ャャセG lGzャョ

セィイエャGSTャャGeャャエQ@

'1

l::fl'fl..JllH

ヲャcjセャNjイZョGヲャオイゥQエQ@

,

V I '"

..r

V I v i

<t. .

n1u1

ril7

'3

セオオGB@

..Jm·nT

セQ@

r

TR

セ@

'il-a -l'i!tru a111J ,

Pif'l'a

l-H1n..n'El

11

'l

'"tH

u . v I v

ヲゥQセQ@

flttnf'u

L

G。QヲゥQQゥヲャオQオオヲャセャjQ@

u

QQBpイ。ゥQエNエGヲャQセ@

1

ᆬQエエjョQイエjセ@

GエャuセQセゥGᄋョGQョQQオlQGcエGQ@

ii I I . V , v I V

(19)

-

'

-....

fl'l

u

-a'ilun1ra fl1

I.I v i I.IV V

'"ltT'El

セM。Q@

'"a '3tJ '1U'll'llJUflU D

v

...

(20)

- b

-v

"'

ri1rtJ -il'flLL :

u:ina1raumtuu

,_

V v i UV V V . セ@

<OJ.

ヲャAᄋQQエゥセBャャエャ@

1

セ。GSエjイᄋオQGQQャjllヲャuQ@

オセBQ@

lセオ 。Q@

ui

nMwinHr ua::

1

u

セ@ ... 4llf v I u..,. :U I セ@

u1: L"Mrl'flu

1

セオ@

i -ira' :flil

セ。@

'l

セイ@

lJttflT1'1 n11nt:'Vl

ョセ@

Ufl1Jr tlJ LL a::

'l

uiJr

:a

virihrn

'

v I V I

(21)

-

セ@

-.., -.., _, .,. v I v

lHt-llJ L

セオ@

L flU'lflU LL ::

1

'1?l'fl0fl1lJr:: I

エャuQjヲャQtセGIQセQ@

')

I I v

luヲQAQセBQオセ。セョQセ」ャQオセイセセセGゥャ@

I.I

..

...

セ@

VJ11J セャjQuGゥャGcャGSエMQQQャNjcjヲャ@ L'a::fl"l1'il1'31J Qj セ ヲャ Qャ G」n@ m'IU

1 1 v 11 111 I I V

セ@

l fttl1!1'fl

111

\ULUU'ilU

l|ャャQセセZZ|ゥャ@

111

u セ Z@

Q).

v

...

""'

n1r1:: \llJ,,'tl .,,,

v ... セ@ I . . .

K

セ@

llJJ'il

MMセQvQlヲャ@

1

r:'"11 .fl1Pt\1\laa cl1u'flu

エヲャヲャ Gャャ オセQョョBャイ

イQ セQQQj@

l t'tl

n1 fl1tuun1r1;1nua Vt1JJauni 1

Qセ@ セ][Gゥャ|QQZZセゥQlヲャオ。オセセQオョQQゥjイョhQ

ゥQ Qイ_j@

""' v ...

r'tlfl1umr L

ᄋオセQョオ@

I v

n1r

LilJ'lenu\l;u

]/ v " ... .., ... .: "' ... - .., セ@

セオエ。@

u11r\l::m:i

セ@

1

flnntflU1lJU

オ 。 ZセZZ@

1111

L

'iltJ

セエ。QQQGャオBZiullエャョQQNヲッオオ@

ゥヲャオゥ

Q ヲッセᄋオョオ@

I J I .._ ... ., セ@ • "'

111 fl.ci1 U"'U cl1u

1

f)1l"1'ill'flfl t

ュヲエNエエjGq

エGセ@ セ Qu@ QオlQ

セ QQヲュQ@

fl fltJn"ltll'Elfl

I I v _.. <ct ..: " .., ... I ..:

(22)

1 1

-

セ@

-I I セ@ v v v v i v v

L ""'il L

セ u@

UltiLLflf11tU

エャセ@

-.Jtl 1lJ 1-.l\tl1llll;'31 r1Jl.l'El·lJ'E:i1u

Qセ@

L

flUtlnfl'rN

セ@ セ@

I I v v

'V 1f)f

ᄋセGャjGゥャᄋhャullヲャセZ[」ゥQオ@

h1"1'3'U11it1U;a

1U

"'

I I t v

. , . , o4j ... ""'""'""" ...

セQセ@ UL 。 セセuQjQj@

w

エMNj l セ@ セ@ 1URT lセGゥャQu@ ualJ Lfl1 セセuQXu@

N セ viNi@ , 1

セ BG 。ヲャセョイQQェェカセMj@

...

tun-u

tJLlflallVtfl

l セオ@

QセQヲゥャゥ

Q ヲャオl@

.... u

n1':n1vn.J

キセZZ@

11

.

...

...

"11Vlr lJ 1 1 LLVI '3

a1n1 rwf

セオ@

111i1

L

;u

Signed

I

.

...

...

。Bョセョオ@ ャjiセ@ LLVl'3

r

l 'n'tJ

1w1f

nr hrn

<::'>

(23)

9 .

-.1.

"".

c::>O •

セ@

.

I I V

4' q セ@

,l)lJ L 'tlfl'a"1 TLL 'a:: fr'l"llHJY'l\'1 L fl'Ui 'i1'th1

"' .: . . v ... セ@

rnnri1111 rn-Y uafl -l 'Vl"l

LL'a::1.'1f

tJ"lt!WoflflUL'Vll

UL'i> uセ@

., f'"" "'t . v ., f'"' .q I v

\'l"l'a"l U\'1

uau"1r1lli1'ltn1r

オ。オl。オセGャオ@

lヲャオセセGャMカBGイGヲャQヲャオィQGNャャGヲャQj@

1UflDi1JJ"l lll

.,

UntJ'flfl

9 •

..,

tl'fJ

1

mll。ZZセ。QャヲャセQNj@

ti...

t.I " ....

キ。オQjullセZZセGゥャエQャゥ@ rn GSセM。Qセ@

"" .J

....

...

...

"

"

....

セセ N@ セ QBャBuセlヲャuセヲャQjLuQjヲャヲ@

L,,,ru

flH1"ru

オセZl。セBBLGエャセヲ@ エャBャセ@

v v ... ' v

.. '-· u1a

iaii

セ NLセオB

eャAャGヲャ@

,

セョ@

'Yf 1. _

i'n

lnu

JJ-n'C1t1

BャuヲャセセュQオ@

"'

o . "l 1 Li'a

(24)

TREATY BElWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF THAILAND

RELATING TO EXTRADITION

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF THAILAND,

Desiring to strengthen the historical bonds of friendship between the two countries,

Considering that effective cooperation between the two countries in the administration of justice requires the conclusion of a treaty relating to extradition,

HAVE AGREED AS FOLLOWS:

Article 1

OBLIGATION TO EXTRADITE

The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Thailand undertake to surrender to each other, subject to the provisions and conditions laid down in this Treaty, al I persons against whom the competent authorities of the requesting

Party are proceeding for a crime or who are wanted by the said authorities for the carrying out of a sentence.

(25)

2

-Article 2 EXTRADITABLE CRIMES

(1) Extradition shall be granted in respect of crimes listed in the Annex to this Treaty.

(2) Crimes provided for in paragraph (1) of this Article include abetment and attempt to comm it such crimes.

(3) Amendments to the Annex mentioned in paragraph (1) may from time to time be made by mutual agreement between the Parties; such agreement shall be recorded in an Exchange of Diplomatic Notes.

Article 3 POLITICAL CRIMES

(1) Extradition shall not be granted if the crime in respect of which it is requested is regarded by the requested

Party as a political crime.

(2) The taking or attempted taking of the I ife of a Head of State or a member of his family or an Acting Head of State shall not be deemed to be a political crime for the purposes of this Treaty.

(26)

3

-Article 4

EXTRADITION OF NATIONALS

(1) Each Party shal I have the right to refuse extradition of

its nationals.

(2) If the requested Party does not extradite its nationals,

that Party shal I at the request of the requesting Party

submit the case to the competent authorities of the

former for prosecution. For this purpose the files,

information and exhibits relating to the crime shall be

surrendered by the requesting Party to the requested Party.

(3) Notwithstanding paragraph (2) of this Article, the

requested Party sha ll not be required to submit the case

to its competent authorities for prosecution if the

authori-ties have no iurisdiction.

Article 5

PLACE OF COMMISSION

The requested Party may refuse to extradite a person claimed

for a crime which is regarded by its law as ha ving been

committed in whole or in part in its territory or in a place

treated as its territory.

Article 6

(27)

-

4

-Article 6

PENDING PROCEEDINGS FOR THE SAME CRIME

The requested Party may refuse to extradite the person claimed

if the competent authorities of such Party are proceeding against

him in respect of the crime or cimes for which extradition is

requested.

Arti cle 7

DOUBLE JEOPARDY (NON BIS IN IDEM)

Extradition shal I not be granted if final judgement has been

passed by the comp etent authorities of the requested Party upon

the person claimed in respect of the crime or crimes for which

extradition is requested.

Article 8

... .

RULE OF SPECIALITY

.,.

A person who has been extradited shal I not be prosecuted,

'.

sentenced or detained for any crime committed prior to his

-,

....

-...

surrender other than that for which he was extradited excep

in the fol lowing cases : , Mセ@

.

' .

t

(a) When the requested Party which surrendered him consents.

---

-. .

A request for consent shal I be submitted to the requested· .,,

Pa rty, accompanied by the documents ュgョセゥッョ・、@ in

J

/

Article 15.

(28)

5

-Article 15. Consent shall be given when the crime for

which it is requested is itse!f subject to extradition in

accordance with the prov!sions of Article

2

of this

Treaty;

{b)

When the person, having had an opportunHy to leave

the territory of the

Party

to which he ha!i been

surrendered, has riot done so within

45

days of his final

discharge, or has returned to that territory after

I

eaving

it.

A.·ticle 9

PROVIS:ONAL ARREST

(1) In case of urgency the competent authorities of the

requesting Party may request the provisional arrest of

the person sought. The competent authorities of the

requested Party shal I decide the matter in accordance

with its law.

(2) The request for provisional arrest shall state that the

documents mentioned in Article 15 exist and that it is

intended to send a request for extradition. It shall

also state for what crime extradition wil I be requested

and when and where such crime was committed and shal I

so far as possible give a description of the person sought.

(29)

- 6

-( 3) A request for provisional arrest shal I be sent in Indonesia, to the Ncltional Central Bureau (N.C.B.) Indonesia/Interpol, and in Tha iland, to the Director-General of the Pol ice Department either through the diplomatic channels or direct by post or telegraph or through the International Criminal Pol ice Organization

(4)

(INTERPOL).

The requesting Party shal

I

be informed without delay of the result of its request.

(5) Provisional arrest may be terminated if, within a period of

20

days after arrest, the requested Party has not received the request for extradition and the documents mentioned in Article

15.

(6) Release shall not prejudice re-arrest and extradition if a request for extradition is received subsequently.

Article 10

SURRENDER OF THE PERSON TO BE EXTRADITED

(1) The requested Party shall inform the requesting Party through the diplomatic channels of its decision with regard to the request for extradition.

(2) Reasons shal I be given for any rejection.

(30)

7

-(3) If the request is ag reed to, the requesting Party shall

be informed of the place and date of surrender and

of the length of time for which the person claimed

was detained with a view to surrender.

(4) Subject to the provisions of paragrap h (5) of this

Article, if the person claimed has not been taken

over on the a ppointed date, he may be rel eased

after the expiry of 15 days and shal I in any case

be rel eased after the expiry of 30 days and the

requested Party may refuse to extradite him for the

same crime.

(5) If circumstances beyond its control prevent of Party

from surrendering or taking over the person to be

extradited, it shal I notify the other Party. The two

Parties shall agree on a new date for surrender and

the provisions of paragraph (4) of this Article shall

apply.

Article 11

POSTPONED SURRENDER

The requested Party may, after making its decision on the

request for extradition, postpone the surrender of the person

claimed in order that he may be proceeded aga inst by that

Party or, . . .

(31)

8

-Party or, if he has already been convicted, in order that

he may serve his sentence in the territory of that Party for

a crime other than that for which extradition is requested.

Article 12

HANDING OVER OF PROPERTY

(1) The requested Party shall, in so far as its law

permits and at the requ est of the requesting Party,

seize and hand over property :

(a) which may be required as evidence or

(b)

which has been acquired as a result of the

crime and which, at the time of the arrest,

is found in the possession of the person claimed

or discovered subsequently.

(2) The property mentioned in paragraph (1) of this

Article shall be handed over even if extradition,

having been agreed to, cannot be carried out owing

to the death or escape of the person claimed.

(3) When the said property is liable to seizure or

confiscation in the territory of the requested Party,

the latter may, in connection with pending criminal

proceedings, temporarily retain it or hand it over

on condition . . .

(32)

I

- 9

-on c-onditi-on that it be returned.

(4) Any rights which the requested Party or third par ties may have acquired in the said property shall be

preserved. Where these rights exist, the property shall be returned without charge to the requested Party as soon as possible after the trial.

Article 13 PROCEDURE

The procedure with regard to extradition and provisional arrest of the person requested to be extradited shal I be governed solely by the law of the requested Party.

Article 14 EXPENSES

Expenses incurred in the territory of the requested Party by reason of extradition shall be borne by that Party.

Article 15

REQUEST AND SUPPORTING DOCUMENTS

(1) A request for extradition shall be in writing and sent in Indonesia to the Minister of Justice, and in Thailand to the Minister of Interior through the diplomatic channels.

(33)

- 10

-(2) The request sha 11 be supported by

(a) the original or an authenticated copy of the conviction and sentence immediately enforceable or of the warrant of arrest or other order having the same effect and issued in accordance with the procedure laid down in the law of the requesting Party,

(b)

a statement of the crime for which extradition is requested.

The time and place of its commission, its legal description and a reference to the relevant legal provisions shal I be set out as accurately as possible, and

(c) a copy of the relevant enactment and as accurate a description as possible of the person claimed, together with any other information which will help to establish his identity and nationality.

(3) The documents to be used in extradition proceedings shal I be drawn up in the English language.

(34)

- 11

-Article 16

SETTLEMENT OF DISPUTES

Any dispute between the two Parties arising out of the interpretation or implementation of this Treaty shall be settled peacefully by consultation or negotiation.

Article 17 ENTRY INTO FORCE

This Treaty shal

I

be ratified and shal

I

enter into force on the date of exchange of the Instruments of Ratification.

Article 18 TERMI NA Tl ON

This Treaty may be terminated at any time by either Party giving the other six months 1

prior notice of its intention to do so.

The termination of this Treaty shal

I

not prejudice any proceedings commenced prior to the date of such termina-tion.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly 。オエィッイゥセ、@ by their respective Governments, have signed this Treaty.

(35)

12

-Done in duplicate at Bangkok on the Twenty Ninth day of June, One Thousand Nine Hundred and Seventy Six in the Indonesian, Thai and English languages, al I the texts being equally authentic. In case of divergence, the English text shal I prevail.

For the Government of the

Republic of Indonesia

I

Signed

For the Government of the

Kingdom of Thailand

(36)

---...

ANNEX REFERRED TO IN ARTICLE 2

LIST OF EXTRADITABLE CRIMES

(1} Murder

(2) /v\anslaughter or culpable homicide not amounting

to murder

(3) (4) (5) (6)

(7)

(8)

Rape

Abduction and Kidnapping

Causing bodily harm

Wrongful detention or confinement

Buying or disposing of any person as a slave or

habitually dealing in slaves

Crimes punishable under the laws relating to women

and girls

(9) Housebreaking, burglary, theft and other related

crimes

(10) Robbery

(11) Forgery and related crimes

(12) Perjury, giving, fabricating and using false evidence

(13) Wilful or unlawful destruction of or damage to property

(14) Embezzlement or misappropriation

(15) (16)

Cheating and Fraud

Bribery and Corruption

(37)

(17) Ex tor ti on

(18) Crimes relating to currency notes, coins and Governmen t stamps

(19)

Smuggling

(20) Arson

(21) Crimes punishable under the laws relating to dangerous drugs

(22) Unlawful possession of or trafficki ng in fire-arms, ammunition or explosives (23) Piracy by the Law of Nations

(24) Sinking or destroying a vessel at sea, or conspiring to do so

(25) Assault on board a ship on the high seas with intent to destroy I ife or to cause bodily harm (26) Revolt or conspiracy to revolt by two or more

persons on boa rd a sh ip on the high seas a ga inst the authority of the master

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, penelitian ini hanya meneliti empat faktor yang diduga berpengaruh terhadap

Two-year prospective naturalistic study of remission from major depressive disorder as a function of personality disorder comorbid- ity. Personality disorders predict relapse after

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, perilaku cyberbullying pada remaja dilakukan dengan mengunggah postingan, memberikan komentar, ataupun mengirim

Kegiatan yang dilaksanakan di KTT Muria Sari Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu Kabupaten Pati melalui program Iptek bagi Masyarakat (IbM) sangat tepat dengan

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan karakteristik ibu yang memiliki anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Wonosari I yaitu rata-rata umur ibu yaitu 31 tahun,

Latar Belakang www.themegallery.com PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PENUTUP

7 Masyarakat Desa Jambu yang mempunyai balita mengikuti kegiatan kelas ibu balita ini dengan baik,lancar dan berpartisipasi aktif.Ibu balita membawa buku Kesehatan Ibu

Azwar (2005) mengatakan bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Sikap dan perilaku seseorang