• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XI EVOLUSI MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB XI EVOLUSI MANUSIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XI

EVOLUSI MANUSIA

Kedudukan Manusia dalam Taksonomi

Di dalam penggolongan mahluk hidup, manusia dikelompokan ke dalam Primata yang berasal dari kata Latin primous yang artinya bisa utama, pertama atau unggul. Hewan-hewan yang termasuk ke dalam ordo primate terdiri atas sub ordo, yaitu Prosimii dan sub ordo

Anthropoidea. Manusia tergolong ke dalam sub ordo Anthropoidea yang terdiri atas tiga superfamilia yaitu Ceboidea (kelompok monyet dunia baru, Cercopithecoidea (kelompok monyet dunia lama), dan Hominoidea (kera dan manusia).

Monyet umumnya berekor, tungkai depan dan belakang relatif sama panjang sedangkan kera tidak berekor, tungkai depan umumnya lebih panjang dari pada tungkai belakang. Dalam Bahasa Inggris perbedaan jelas, primate berekor disebut monkey, sedangkan primate tak berekor yang tungkai depannya lebih panjang dari pada tangkai belakang

(2)

11 -2 Manusia dikelompokan ke dalam superfamilia yang sama dengan kera karena manusia dan kera memiliki banyak persamaan ciri: arah mata ke depan, berkuku (bukan cakar), memiliki jari-jari tungkai yang bisa

memegang dan tidak berekor. Perbedaannya; tungkai depan kera lebih panjang dari pada tungkai belakangnya. Perbedaan lainnya adalah jari dan telapak tungkai belakang pada kera masih dapat digunakn untuk memegang sedangkan pada manusia tidak.

Dari analisis DNA diketahui bahwa bahwa DNA manusia lebih mirip DNA simpanse dibandingkan dengan DNA monyet dunia lama, atau monyet dunia baru. Dari studi perilaku ternyata simpanse cukup dekat

kekerabatannya dengan manusia misal; simpanse mampu

menggunakan ranting dan batu sebagai alat bantu untuk mencukil sesuatu dan memecahkan biji-biji yang keras.

(3)

Klasifikasi manusia: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Classis : Mammalia Ordo : Primata Superfamilaa: Hominoidea Familia : Hominidae Genus : Homo Species : sapiens Radiasi Primata

Proses berkembangnya hewan-hewan primate secara divergen dari leluhur yang sama disebut radiasi primata. Radiasi primate berlangsung ketika munculnya spesies Pugatorius ceratops pada akhir zaman

kejayaan reptile (zaman kapur). Fosil hewan ini ditemukan di Montana (1965). Fosil ini sangat jarang tetapi cukup kuat bukti untuk

(4)

11 - 4 Pada masa Kenozoikum muncul primate seukuran kucing yang deberi nama Plesiadansis. Fosil hewan ini ditemukan di Eropa dan Amerika. Pada akhir kala Eosen muncul sejenis tarsius (masih kerabat dengan kukang) dari genus Rooneiya, fosilnya ditemukan di Rio Grande, Texas. Temuan paling penting dalam rangkaian radiasi primate adalah

ditemukannya fosil-fosil primate kala Oligosen di Mesir. Sedikitnya ada tiga kelompok; Parapithecus, Aeolopithecus, Propliopithecus dan

Aegytopithecus yang kemudian dianggap sebagai leluhur pertama kera dan manusia.

Fosil pertama Ramapithecus ditmukan di Pakistan pada tahun 1932 berupa tulang rahang atas, mereka hidup di hutan yang tidak terlalu lebat. Makanannya berdasarkan dari bentuk giginya adalah tumbuhan yang lunak dan berair, biji-bijian dan umbi-umbian.

Kemunculan Manusia Sesungguhnya

Mahluk mirip manusia pertama muncul pada akhir kala Pliosen dan awal Pleistosen, berdasarkan atas fosil yang ditemukan pada tahun 1924, di Afrika Selatan. Mahluk ini dijuluki “manusia kera”, kera-

(5)

manusia atau separuh manusia, tetapi sebutan yang paling sering digunakan ialah Australopithesin. Dari nama genusnya Austropthecus yang artinya kera selatan.

Berdasarkan keragaman fosilnya mahluk Austrolopthesin dapat

dikelompokan ke dalam beberapa spesies; A. africanus (kecil, 32 kg), A. robustus (besar, 40.5 kg) dan A. afarensis (leluhur, 47.5 kg).

Dari ketiga spesies Austrolopithesin tersebut A. aferensis-lah yang

diduga sebagai cikal bakal yang menurunkan manusia moderm. Karena ciri-cirinya yang sangat pas sebagai bentuk peralihan dari kera ke

manusia, sehingga ada yang menamai A. aferensis ini dengan Homo aferensis. Selanjutnya diperkirakan berkembang menjadi mahluk

bergenus Homo pertama, yaitu Homo habilis yang fosilnya ditemukan di Tanzania dianggap sebagai mahluk peralihan Antara kera aferensis dan manusia berjalan tegak (Homo erectus).

Homo erectus adalah nama yang diberikan kepada anggota familia Hominidae yang sudah secara pasti berjalan tegak. Homo erectus hidup antara 350.000 -1 juta tahun yang lampau, di Pulau Jawa fosil erectus ditemukan di Sangiran, Trinil dan Mojokerto.

(6)

11 – 6 Munculnya Manusia Modern

Manusia modern Homo sapiens (sapien artinya bijaksana), dibedakan dari manusia berjalan tegak berdasarkan ciri-ciri pada rangka yang ditemukan. Ciri-ciri manusia modern antara lain: volume otak kira-kira 1350 ml (lebih besar dari pada erectus yang rata-rata 1000 ml), garis wajah relative vertical, tulang osipital bundar, ukuran rahang dan gigi mengecil, gigi taring kecil, dagu menonjol ke depan, kaki

memperlihatkan bentuk tubuh dan cara berjalan yang tegak. Yang dianggap sebagai manusia peralihan anatar Homo erectus dan Homo sapiens adalah manusia Vestesszolos. Fosil manusia ini ditemukan pada tahun1965 di Vesteszollos, Honggaria.

Homo sapiens yang dianggap lebih modern dibandingkan dengan manusia modern yang sudah disebutkan di atas adalah manusia Neander (Neandertal Man). Fosil manusia Neander pertama kali ditemuka pada tahun 1856 di lembah Neander, Jerman. Manusia Neander diduga merupakan manusia manusia penghuna gua, sudah cukup teradaptasi dengan keadaan dingin serta mempunyai kebiasaaan sebagai pemburu hewan-hewan besar. Budaya lain yang dimiliki;

(7)

menguburkan jasad anggota kelompok mereka yang mati.

Setelah rentang waktu kejayaan kelompok Neander ditemukan fosil Homo sapiens yang tingkatannya dipandang lebih maju baik dari segi morfologis maupun dari segi budaya di Eropa yang dikenal dengan manusia “Cro-Magnon”.

Fosil manusia Cro-Magnon pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Dordogne, Peancis. Kapasitas otaknya berkisar antara 1700-1800 ml, melebihi volume rata-rata otak manusia masa kini. Budayanya sudah amat maju karena sudah mampu mampu memanfaatkan tulang dan rangka binatang untuk dijadikan anak panah, jarum, gergaji dan lain-lain.

Budaya

Budaya menurut Oakley (Campbell, 1971), adalah keseluruhan yang dipraktekan, dibuat, dipikirkan oleh suatu masyarakat. Definisi ini kelihatnannya sangat luas tetapi tepat. Dalam konteks evolusi kita memandang budaya sebagai totalitas pola pelaku kelompok social manusia atau hewan yang menular dari generasi ke generasi melalui proses belajar. Jadi budya itu adalah pri laku belajar dalam konteks

(8)

11 - 8 sosial dan bukan fenomena khas manusia saja. Peri laku budaya adalah buah kepandaian, ia lahir dari kelenturan perilaku dan kemampuan meniru.

Dengan definisi tersebut maka diperlukan budaya sudah dapat dilihat pada masyarakat hewan khususnya hewan primate. Sejak pengamatan secara seksama tahun 1952, kera-kera itu memperlihatkan prilaku yang sama sekali baru. Perilaku tersebut ialah mencuci makanan sebelum dimakan dan berenang di laut yang akhirnya ditiru oleh anggota social lainnya kemudian ditularkan ke generasi berikutnya sehingga akhirnya perilaku tadi menjadi budaya seluruh kawanan monyet tersebut.

Hewan Primata yang lebih dekat kekerabatannya dengan manusia,

simpanse memperlihatkan perilaku budaya yang lebih tinggi derajatnya. Percobaan pertama simpanse dikurung di dalam sebuah kerangkeng besar, di dalanya tersedia sebuah tongkat kemudian simpanse

dirangsang dengan makanan, buah-buahan yang ditaruh diluar

kerangkeng dan tidak terjangkau oleh tangannya. Simpanse meraih dan menggunakan tongkat untuk menggapai makanan tadi. Begitu juga denga percobaan dengan menaruh tongkat dan peti-peti serta gantungan makanan di atas kerangkeng.

(9)

Manusia lebih dari itu yaitu mampu membuat perkakas untuk mencapai suatu tujuan secara lebih efektif dan efisien. Budaya membuat perkakas ini hanya pada mahluk dari keluarga Hominidae, yaitu keluarga manusia. Untuk membuat perkakas diperlukan kapasitas mental untuk membuat rencana ke depan secara bebas tanpa terikat kodrat biologis. Perlu dibedakan antara perencanaan biologis-kodrati dan perencanaan budayawi atau budaya.

Perencanaan budayawi mempunyai kebebasan bertindak dan memilih, sedangkan perencanaan biologis-kodrati tidak memiliki kebebasan memilih dan bertindak. Contoh; dimusim dingin tupai biasanya mengumpulkan makanan dan burung-burung bermigrasi ke tempat yang lebih hangat, tetapi mereka tidak bebas bertindak dan memilih selain mejalankan kodratnya saja. Sedangkan manusia memiliki

berbagai cara untuk menghadapi setiap kesulitan, contoh; tidak perlu kumpulkan makanan cukup menabung di bank, tidak perlu bermigrasi cukup hangatkan ruangan dan sediakan baju-baju hangat.

Jadi manusia dengan budayanya lebih memiliki keleluasaan pilihan bertindak, sedngkan hewan dengan kodrat biologisnya, fleksibelitas pilihan tindakannya kecil sekali.

(10)

11 - 10 Diperkirakan mahluk Hominidae awal memiliki ciri anatomis yang relaitf sama dengan kerabatnya Pongidae. Selanjutnya diantara Hominidae memiliki otak dua kali lebih besar dari pada Pongidae sehingga menyebabkan kapasitas mental Hominidae lebih maju dari pada Pongidae.

Perbandingan volume otak (kapasitas kranial) bangsa primate Kapasitas kranial primate (ml)

Primata Kisaran Rata-rata

Macaca - 100 Papio - 200 Hylobates 87 - 130 89 Pan 320 - 480 394 Gorilla 340 – 752 498 Pongo 295 – 475 411 Australopithecus 435 - 600 508 Homo erectus 775 – 1225 978 Homo sapiens 1000 – 2000 1300

(11)

Referensi

Dokumen terkait

kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kubu dengan kontribusi parsial sebesar 17,31%, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Faktor dinamika

Jika anda merasa bahwa jawaban yang anda berikan salah, anda dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda garis dua horizontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan

Selain itu, adanya keterbatasan sumber, tujuan dan maksud yang berbeda antara pimpinan dan bawahan yang akibatnya sering menimbulkan persepsi yang berbeda pula,

Melalui Open Recruitment Staff BEM 2015, kami mengharap pejuang-pejuang kebaikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dapat bergabung dengan kami untuk

OP AMP bukanlah elemen pencatu daya, melainkan bekerja dengan bantuan catu daya dari luar sehingga ia mampu memperbesar sinyal masukan. Oleh karena itu ia kita pelajari dalam bab

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi yang

Hasil ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Kadek dkk (2014) bahwa perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan karena