• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Saprudin, Wahjoedi, Utami Widiati

Program Studi Pendidikan Dasar– Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No.5 Malang

E-mail: saprudin.1521038@students.um.ac.id

Abstrak : Dalam pencapaian prestasi belajar siswa dapat di pengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar sehingga tercapailah prestasi belajar yang tinggi yang di inginkan oleh setiap guru dan orang tua siswa. Prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial yang rendah dipengaruhi oleh faktor kondisi sosial ekonomi dan motivasi belajar yang rendah. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kondisi sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial dari kajian penelitian terdahulu. Beberapa teori dan hasil penelitian yang telah dikaji menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar baik langsung atau tidak langsung. Hasil Pembahasan menunjukan bahwa perlu adanya peran dari orang tua dan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci : Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Abstract : In achieving student achievement can be influenced by the socio-economic condition of parents and learning motivation and result of high academic achievement desired by every teacher and parents. The learning achievement of the lower social science influenced by socio-economic conditions and a low learning motivation. This study aimed to describe the socio-economic condition of parents, the motivation towards learning achievement of social science of the study of previous research. Some theories and research that has been reviewed suggests that the socio-economic condition of parents, the motivation affects learning achievement either directly or indirectly. Discussion The results showed that the need for the role of parents and teachers in improving student achievement.

Keywords: Socio-Economic Conditions of Parents, Learning Motivation, Learning Achievement of Social Sciences

Pendidikan merupakan salah satu pembentuk prestasi belajar peserta didik dimana mereka dibentuk melalui kegiatan pembelajaran sehingga terbentuk karakteristik yang diharapkan. Setiap sekolah memiliki prestasi yang

berbeda tergantung motivasi diri yang dimiliki, biasanya siswa yang memiliki motivasi tinggi didukung dari orang tua dan sekolah, bagimana kedua hal tersebut membentuk peserta didik menjadi berprestasi. Hal ini sesuai

(2)

2 dengan pendapat Djamarah (2012:23) Prestasi peserta didik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dalam belajar.

Keadaan sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang membutuhkan dukungan untuk menunjang belajar siswa. hal ini sesuai dengan pandapat dari Slameto (2010:63) keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan hasil belajar siswa-siswa yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok misalnya makanan, pakaian, pelindungan kesehatan dan lain-lain. Berbagai macam fasilitas belajar hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai dana yang cukup

untuk memenuhinya. Ahmadi

(2009:266) berpendapat bahwa faktor ekonomi keluarga banyak menentukan juga dalam belajar.

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua merupakan faktor utama dalam keberhasilan peserta didik untuk mencapai prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial. Prestasi Belajar memiliki hubungan dengan masalah pendidikan orang tua, hal ini membawa dampak positif pada peserta didik, keluarga dan terhadap masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan orang tua yang berbeda-beda dari yang tidak tamat SD, tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi bisanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orang tuanya. Cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan perhatian orang tua terhadap keberhasilan anak-anaknya di sekolah.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar setiap siswa dimana faktor pendorong dari mengikuti pembelajaran didalam kelas. Menurut Sardiman (2011: 75) motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga sesorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Motivasi merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat mempengaruhi dalam melakukan suatu aktivitas. Seseorang yang melakukan aktivitas seperti halnya aktivitas belajar supaya berhasil dengan tujuan yang ingin dicapainya perlu memperhatikan dan selalu mengembangkan motivasi dalam dirinya sehingga tujuan dan harapan dapat terkabulkan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi baik yang berasal dari dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta didik agar menjadi terarah dalam mencapai prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial.

Motivasi belajar sangat di pengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama kondisi sosial ekonomi orang tua yang bisa mendukung prestasi siswa dalam setiap mata pelajaran. Orang tua merupakan faktor yang menentukan bagi peserta didik memberikan motivasi kapada anaknya sehingga prestasi belajar dapat tercapai maksimal. Biasanya siswa yang kondisi sosial ekonominya tinggi memilki motivasi lebih dibandingkan dengan yang rendah mereka tercukupi dari fasilitas yang diberikan oleh orang tua sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Kondisi sosial ekonomi orang tua di daerah pedesaan pada umumnya menengah ke bawah. Dengan demikian maka siswa SMP di daerah pedesaan berkecenderungan memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan

(3)

3 dengan siswa di daerah perkotaan terutama siswa yang orang tuanya berlatar belakang ekonomi menengah ke atas. Siswa yang orang tuanya berlatar belakang ekonomi rendah cenderung tidak mampu menyediakan fasilitas belajar seperti bahan-bahan bacaan, terutama internet di rumah, HP yang memudahkan akses sumber belajar, sehingga hal ini menyebabkan siswa yang bersangkutan kurang berprestasi dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya permasalahan kondisi sosial ekonomi orang tua peserta didik menentukan pemahamannya tentang hasil belajar yang akan diperoleh peserta didik.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam artikel ini adalah untuk mengkaji pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Pendapat Ahmadi (2009:239) yang menyatakan bahwa pengaruh latar belakang sosial ekonomi yang menguntugkan bagi perkembangan sosial anak ialah status sosial ekonomi yang menengah saja dibandingkan dengan status sosial ekonomi bawah. Serta siswa yang sosial ekonominya menegah mereka dapat memenuhi prestasi yang tinggi.

Hasil tersebut selaras dengan hasil penelitian yang beberapa di antaranya adalah penelitian dari Murdiatmoko (2014) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi memberi kontribusi terhadap hasil belajar siswa serta dasar

pemikiran dari temuan adalah jika orang orang tua memiliki status sosial ekonomi tinggi memilki harapan tinggi dalam keberhasilan disekolah.

Penelitian Purwati (2011) menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Tingkat pendidikan orang tua yang baik, pendapatan ekonomi orang tua yang mencukupi dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa. Dan sebaliknya siswa dengan orang tua status sosial ekonomi rendah relatif memiliki prestasi belajar ekonomi yang rendah pula. Adanya keterkaitan yang erat ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar siswa, orang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan sarana belajar siswa. Se-dangkan siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial ekonomi yang rendah tidak dapat memperoleh fasilitas belajar yang memadai dari orang tua mereka. Selain itu konsentrasi mereka juga dapat terganggu oleh keadaan ekonomi yang ada dikeluarga mereka. Hasil penelitian Prabawa (2014) mengungkapkan ada pengaruh yang signifikan/positif dari sosial ekonomi terhadap prestasi belajar menyatakan bahwa kemampuan finansial yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti sosial ekonomi orang tua memliki peranan penting terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat perekonomian sosial ekonomi orang tua siswa, maka harapan untuk berprestasi semakin besar. Penelitian Rahayu (2011) menyatakan pengaruh status sosial ekonomi orang tua bukan satu-satunya penentu dalam prestasi belajar anak secara langsung tetapi secara tidak langsung dapat mempengaruhinya. Orang tua dengan penghasilan yang tinggi dimungkinkan dapat memenuhi fasilitas belajar anak.

(4)

4 Hal ini dilakukan oleh orang tua dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya agar mendapat kemudahan dalam kegiatan belajarnya. Dengan terpenuhinya fasilitas belajar maka akan lebih termotivasi dalam belajar, akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapainya. Penelitian dari Martianingtyas (2014) menyatakan pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap hasil belajar sebesar 27,1% pengaruh positif dan signifikan, Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 72,9%. Penelitian Nastuti (2010), analisis secara persial menunjukkan bahwa pendidikan orang tua, keterlibatan orang tua dan jam belajar tambahan berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan orang tua dan semakin besar keterlibatan orang tua dalam belajar siswa, semakin meningkat nilai kognitif siswa. Pendidikan orang tua dan kondisi sarana belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar afektif siswa artinya semakin tinggi pendidikan orang tua dan semakin baik kondisi sarana belajar belajar akan meningkatkan nilai hasil belajar afektif. Orang tua dengan pendidikan lebih tinggi relatif mudah memberi contoh-contoh perilaku yang baik, menanamkan nilai-nilai kebaikan dan menasehati anaknya dibanding orang tua dengan pendidikan rendah. Kondisi sosial ekonomi orang tua bisa dilihat dari pendidikan orang tua, sarana belajar, pemberian jam tambahan belajar hal tersebut membawa pengaruh positif terhadap hasil belajar IPS.

Berdasarkan hasil penelitian diatas menarik konsep tentang kondisi sosial ekonomi orang tua yang memberi pengaruh langsung dan tidak lansung terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial. Siswa yang kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah mereka sangat sulit mengembangkan

kemampuannya dibandingkan dengan sosial ekonomi menegah dan atas sebab mereka secara ekonomi mampu memenuhi kebutuhan sekolah dan harapan orang tuanya tinggi terhadap prestasi belajar terutama mata pelajaran IPS. Kondisi sosial ekonomi juga secara tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar melalui pengaruh lain yang dapat memberi nilai lebih terhadap pencapaian prestasi.

MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Hamzah (2016:23) menyatakan bahwa hakikat motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur pendukung. Berkenaan dengan motivasi ini penelitian dari Murdiatmoko (2014), yang menyatakan bahwa motivasi belajar memberi kontribusi terhadap prestasi belajar. Menurut Inayah (2013) menyatakan bahwa kecenderungan siswa yang memilki motivasi belajar tinggi akan memilki minat dan semangat yang tinggi akan belajar dengan senang dan sukarela. Sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah akan mempunyai minat dan semagat yang rendah dalam belajar, malas untuk ikut proses pembelajaran. Menurut Sunadi (2014) bahwa ada pengaruh secara parsial anatara motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Dapat dilihat dari hasil dari hasil analisis data menunjukkan nilai thitung sebesar 2,103077 lebih besar

dari ttabel sebesar 1,999254. Berdasarkan

hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar menunjukkan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar siswa sangat membutuhkan adanya motivasi belajar

(5)

5 dalam mencapai prestasi yang baik. Dengan adanya motivasi, siswa akan mempunyai semangat belajar yang tinggi serta mampu menciptakan suasana yang kondusif dan interaktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, motivasi juga dapat berfungsi sebagai perangsang dalam belajar, karena motivasi yang mendorong dan menggerakkan siswa untuk belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.

Menurut Purwanto (2014), menyatakan bahwa motivasi berprestasi siswa berpeluang lebih besar untuk dikembangkan oleh para guru melaui

praksis pembelajaran yang

diselenggarakan, melalui peningkatan nilai-tugas, efikasi-diri, dan orientasi tujuan. Jika siswa mampu menemukan hal berharga dari kegaiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai, jika siswa memiliki pengalaman berharga yang memupuk efikasi-diri dalam belajar, serta didorong untuk menerapkan goal-setting dalam belajar, maka pada saat

itulah pembelajaran yang

diselenggarakan guru berkontribusi bagi penguasaan materi belajar sekaligus bagi penumbuhan motivasi berprestasi siswa. Penelitian Rahayu (2011), motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara langsung terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menunjukan bahwa motivasi belajar yang dimiliki cukup tinggi oleh siswa dan harus lebih di tingkatkan dengan adanya hal tersebut maka prestasi belajar akan tercapai lebih tinggi bagi siswa. Penelitian Sukenada (2013) menyatakan bahwa koefisien korelasi yang menyatakan kekuatan hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar seni budaya siswa Kelas XI SMAN 2 Tabanan yaitu r = 0,390 adalah signifikan. Motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 15,2% terhadap hasil belajar seni budaya siswa

Kelas XI SMAN 2Tabanan memberikan sumbangan yang berarti bagi hasil belajar seni budaya. Penelitian Nutrisiana (2013),menunjukkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar. Perlunya motivasi dalam belajar dikarenakan hal ini kan membawa dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Semakin siswa diberi banyak motivasi untuk berhasil dalam belajar, maka hasil belajarnya akan semakin baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil konsep tentang Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan memiliki dorongan dari dalam dan luar terutama peran guru dan orang tua yang akan menambah minat, kemauan dalam mengikuti pembelajaran terutama pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sehingga tercapai prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial yang tinggi.

PENUTUP SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian terdahulu dan pembahasan di simpulkan sebagai berikut: (1). Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap Kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial, kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah mereka

sangat sulit mengembangkan

kemampuannya dibandingkan dengan sosial ekonomi menegah dan atas sebab mereka secara ekonomi mampu memenuhi kebutuhan sekolah dan harapan orang tuanya tinggi terhadap prestasi belajar terutama mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya, mereka yang tingkat ekonominya rendah apabila memilki motivasi tinggi maka akan mendapat prestasi belajar yang tinggi ,

(6)

6 (2). Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial, terutama peran dari orang tua, guru dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar ilmu penegtahuan sosial.

SARAN

Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga perlu perhatian orang tua dalam kegiatan sekolah sehari-hari baik dari tersedianya sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, fasilitas belajar dan memperhatikan jam bermain anak agar seimbang antara belajar dirumah dan bermain atau nonton televisi. Bagi guru agar mengetahui karakteristik setiap siswa untuk mengetahui kondisi dari siswa yang memilki permasalahan didalam kelasnya terutama yang prestasi belajarnya kurang. Orang tua lebih memberikan motivasi belajar terhadap anaknya dengan memberi perhatian tehadap prestasi yang didapatnya disekolah. Peran sekolah sebagai

lembaga pendidikan lebih

mensinergikan lagi antara wali kelas dan guru dalam melaporkan prestasi belajar kepada orang tua agar mengetahui kondisi belajar disekolah. Pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi dari masyarakatnya dalam

meningkatkan pendapatan

masyarakatnya. Perlu dilakukan penelitian lagi yang mendalam tentang kondisi sosial ekonomi, motivasi belajar terhadap prestasi belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, A. 2009.Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Uno, H. 2016. Teori Motivasi dan

Pengukuran . Jakarta. Bumi

Aksara

Djamarah. 2012. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Inayah.2013. Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah. Jurnal

Pendidikan Insan Mandiri.

Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol.1 No. 1

Murdiatmoko, Y. 2014. “Pengaruh

status sosial ekonomi, motivasi berprestasi, dan efikasi diri terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IIS SMA Islam GunungJati Ngunut Tulungagung”. Tesis Pascasarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Martrianingtyas, A, L. 2014 . Pengaruh Pendidikan Karakter Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Melalui Perhatian Orang Tua Siswa

(studi kelas VIII SMP N 32 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014). Economic Education Analysis Journal. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Vol 3 (2) (2014)

Nutrisian, D.2013. Pengaruh Motivasi

Belajar, cara Belajar, Dan Kemampuan Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MA AL-ASROR SEMARANG Tahun 2012/2013. Jurusan Pendidikan

Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Economy Education Analysis Jurnal 2 (2) (2013) .

(7)

7 Nastuti, A. 2010. Pengaruh kondisi

sosial ekonomi orang tua Siswa terhadap hasil belajar ilmu Pengetahuan sosial. volume 13 nomor 2 juli - desember 2010. Purwati, A. 2011. Pengaruh Status Sosial

Ekonomi Orang Tua, Persepsi Atas Lingkungan, Dan Prestasi Belajar Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis. TH. 16, No. 1 (2011)

Prabawa, K, A.2014. Pengaruh Sosial

Ekonomi dan Perhatian orang tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi siswa kelas IX. Jurnal

Pendidikan Ekonomi.

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.Vol.4 No.1 (2014)

Purwanto, E. 2014. Model Motivasi

Trisula Sintesis Baru Teori Motivasi Berprestasi. Jurusan

Psikologi Universitas Negeri Semarang. Vol 41 No. 2 (2014) Rahayu, W, P. 2011. Analisis intensitas

pendidikan oleh orang tua dalam kegiatan belajar anak, status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Jurnal

Pendidikan Dan Pembelajaran. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Vol.18 No.1(2011) Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi

Belajar . Jakarta : Rajagrafindo

Persada

Slameto. 2010. Belajar dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:PT Rineka Cipta.

Sukenada,W, I. 2013. Kontribusi Motivasi Berprestasi, Iklim Keluarga, Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Seni Budaya Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 2

Tabana. e-Journal Program

Pascasarjana. Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Tahun 2013.

Sunadi, L. 2014. Pengaruh Motivasi

Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tataran tertentu, permasalahan- permasalahan di atas bisa terjadi secara parsial yang terfragmentasikan pada masing-masing kondisi, tetapi pada tataran atau kondisi lainnya

1 yang berbeda nyata dan bertanda negatif mengindikasikan bahwa selama periode 1969-2006, variabilitas relatif hasil per satuan luas buncis, bawang daun, bawang merah,

Kasubbag Program Menginformasikan tentang Penyusunan LKjIP kepada Sekretaris serta dilanjutkan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup - Informasi data2 Penyusuan LKjIP yang

Aplikasi teknologi menggunakan pirolisator, kondensator dan pengemas untuk produksi ikan asap dengan asap cair ini dapat memecahkan masalah yang dihadapi produsen

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini aktivitas siswa selama menerapkan model pembelajaran PBL pada materi eksponensial dan logaritma di kelas X MIPA 1 SMAN 15 Surabaya

Peneliti menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP), lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran serta media yang relevan dengan sub

“ Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Faktur pajak sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya dengan Faktur Pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada