• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA

Dengan diberlakukannya PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum dan PBI No. 8/14/2006 tentang Perubahan atas PBI No.

8/4/2006 tersebut, PT. Bank Pembangunan Daerah Papua sebagai bank umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota se Tanah Papua dengan status Perseroan Terbatas, merupakan badan hukum yang berpedoman pada peraturan sehingga implementasi GCG beserta praktek-praktek terbaiknya di Bank Papua tidak hanya mengacu pada aturan Bank Indonesia, tetapi juga pada Undang-Undang Perseroan dan Pedoman Good

Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite nasional Kebijakan Governance (KNKG).

Komisaris dan Direksi Bank Papua berkomitmen untuk menegakkan sistem perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia dan mentransformasikan Bank Papua menjadi bank kebanggaan masyarakat Papua. Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan prinsip – prinsip

Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses

transformasi ini. Penerapan prinsip secara baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan merupakan nilai tambah bagi para pemegang saham dan masyarakat.

Prinsip – prinsip GCG merupakan fondasi dari bisnis yang transparan dan sehat. Untuk mencapai kinerja yang lebih baik Bank Papua menerapkan praktek GCG perusahaan, hal tersebut merupakan komitmen Bank untuk mempertahankan kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra bisnis dan pihak lain yang berkepentingan. Dalam memastikan pelaksanaan GCG yang optimal, Dewan Komisaris dan Direktur Kepatuhan bersama dengan manajemen mengevaluasi implementasi GCG perusahaan secara berkesinambungan.

PT. Bank Pembangunan Daerah Papua percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek GCG yang konsisten akan memberikan manfaat baik bagi bank maupun pihak lain yang berkepentingan antara lain dengan :

1. Meningkatkan kinerja bank, efisiensi dan pelayanan kepada pihak – pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, pemerintah, nasabah dan masyarakat lainnya. 2. Mempermudah perolehan dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan

(3)

3. Meningkatkan minat dan kepercayaan masyarakat baik nasabah maupun calon nasabah. 4. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip – prinsip keterbukaan

(tranparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

independensi (independency) dan kewajaran (fairness) serta kehati-hatian dalam pengelolaan bank.

5. Bank dapat terlindungi dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.

Bank Papua menyadari akan pentingnya penerapan GCG dan berdasarkan pada praktek tata kelola perusahaan (GCG) maka sebelum dikeluarkannya PBI NO. 8/4/2006, bank telah menetapkan Surat Keputusan bersama Komisaris dan Direksi No. 01/Kom-Dir/BPD/XII/2004 tanggal 8 Desember 2004 tentang Pelaksanaan Kebijakan Good Corporate Governance PT. Bank Pembangunan Daerah Papua, No 2/Kom-Dir/BPD/XII/2004 tanggal 16 Desember 2004 tentang Buku Pedoman Kerja Komisaris dan Direksi PT. BPD Papua dan Komitmen manajemen untuk menerapkan prinsip – prinsip dan praktek GCG dengan Kode Etik Bank Papua.

Kode Etik Bank Papua meliputi :

1. Kepatuhan terhadap Hukum dan Kebijakan Bank Papua

Kepatuhan pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta sistem dan prosedur yang telah ditetapkan Bank.

2. Hubungan dengan Pelanggan Eksternal 3. Hubungan dengan Pelanggan Internal 4. Hubungan dengan Masyarakat Sekitar

5. Hubungan Bank Papua dengan Insan Bank Papua 6. Kebijakan Periklanan/Promosi

7. Kerahasiaan Informasi Perusahaan 8. Ketepatan Pembukuan Perusahaan 9. Transaksi dengan Nasabah dan Pemasok 10. Benturan Kepentingan

11. Pemberian Hadiah 12. Penerimaan Hadiah

(4)

Dengan ditetapkan Surat Keputusan Bersama ini sejalan dengan tugas Komisaris dalam melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan perseroan oleh Direksi dan memantau efektivitas implementasi GCG beserta praktek-praktek terbaik.

Sosialisasi prinsip – prinsip dan praktek GCG serta kebijakan yang terkait dilaksanakan kepada seluruh jajaran Bank Papua melalui berbagai cara, antara lain sosialisasi secara langsung melalui forum komunikasi di Kantor Pusat, kunjungan ke seluruh Cabang, dalam sosialisasi kepada seluruh karyawan dilakukan oleh Direksi langsung dengan tujuan agar seluruh jajaran Bank dapat memahami dan melaksanakan prinsip – prinsip dan praktek – praktek terbaik GCG dalam menjalankan tugas. Disamping itu sosialisasi dilakukan juga melalui pemuatan materi GCG secara singkat dalam laporan tahunan Bank Papua sehingga diharapkan pelaksanaan GCG di Bank Papua dapat diketahui oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Sebelum dikeluarkannya PBI No. 8/4/PBI/2006 yang mengharuskan bank untuk melakukan penilaian sendiri secara internal terhadap pelaksanaan GCG, bank telah melakukan

self assessment berdasarkan surat Bank Indonesia No. 8/427/DPNP/IDPnP tanggal 30

Agustus 2006 perihal Persiapan Implementasi Self Assessment Good Corporate Governance. Self assessment tersebut untuk mengetahui sampai sejauh mana prinsip – prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG telah diterapkan di Bank Papua. Agar hasil penilaian itu dapat mewakili seluruh jajaran di Bank Papua, maka dilibatkan dalam mengisi form penilaian tersebut adalah Komisaris, Direksi, Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Divisi serta pejabat yang terlibat di Kantor Pusat.

PRINSIP – PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BANK PAPUA. 1. Keterbukaan (transparency)

¾ Bank memberikan informasi tentang visi, misi, sasaran usaha, strategi bank, kondisi keuangan, susunan pengurus, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern.

(5)

¾ Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diketahui oleh pihak – pihak yang berkepentingan sesuai dengan kepentingannya.

¾ Prinsip keterbukaan ini tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan yang berlaku.

¾ Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan yang berhak untuk memperoleh informasi tentang kebijakan yang telah ditetapkan bank.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi bank Umum beserta perubahannya yaitu PBI No. 8/14/PBI/2006 mewajibkan Bank Papua untuk melaporkan pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun buku dimulai pertama kali untuk posisi laporan akhir Desember 2007.

2. Akuntability (Accountability)

¾ Bank meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam implementasi GCG. ¾ Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran yang disepakati,

konsisten dengan nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi bank.

¾ Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing – masing organ bank yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi bank dan menetapkan kompetensi kepada organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-masing.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

¾ Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

¾ Bank peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.

(6)

4. Independensi (Independency)

¾ Bank menghindari dari benturan kepentingan, tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak dan menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh pihak – pihak yang berkepentingan.

¾ Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fairness)

¾ Bank memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajiban.

¾ Bank memberikan kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank.

¾ Bank memperhatikan hak – hak dan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham.

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.

Struktur Corporate Governance di Bank Papua adalah sebagai berikut :

Sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar Bank Papua, Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian dan manajemen Bank Papua. 1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memberikan pengarahan kepada Direksi dalam proses penyusunan visi dan misi Bank. Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan masukan dari komite nominasi dan remunerasi dibawahnya, menominasikan anggota Direksi dan memberikan rekomendasi mengenai remunerasi anggota Komisaris dan Direksi, mengevaluasi dan menyetujui keputusan manajemen dan tindakan strategis yang diusulkan oleh Direksi, memonitor praktek manajemen risiko, mengevaluasi dan menindak lanjuti temuan audit internal dan eksternal, menyetujui penyaluran kredit kepada pihak terkait, mengawasi pelaksanaan GCG dan mengevaluasi kinerja Direksi. Berdasarkan kebijakan yang

(7)

rekomendasi tersebut Pemegang saham memilih anggota Komisaris dilakukan oleh RUPS melalui proses yang transparan, demikian pula dengan pemberhentian Komisaris hanya bisa dilakukan oleh pemegang saham dalam RUPS. Calon Komisaris menjadi efektif untuk dipilih dalam RUPS setelah lulus fit and proper test Bank Indonesia.

PBI Nomor 8/4/PBI/2006 mengatur bahwa anggota Komisaris suatu bank minimal 3 orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi, sejak bulan September 2006 jumlah anggota Komisaris berjumlah 3 orang setelah 2 orang anggota Komisaris telah berakhir masa jabatannya.

Per tanggal 27 Desember 2007 Dewan Komisaris yang beranggotakan 3 (tiga) orang termasuk Komisaris Utama dan semuanya independen telah mengakhiri masa jabatannya. Semua Komisaris memiliki pengalaman yang luas dan dipilih berdasarkan integritas pribadi dan kompetensi profesionalnya. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 11/RUPS-LB/BPD/IX/2007 tanggal 20 September 2007 anggota Komisaris diperpanjang sampai dengan pelaksanaan RUPS – LB Yang akan datang.

Tanggung jawab dan kewajiban Komisaris :

a) Komisaris bertanggung jawab terhadap terlaksananya tugas komisaris yang diatur dalam Anggaran Dasar Bank secara efektif dan efisien, terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Komisaris dengan Direksi, auditor eksternal dan Bank Indonesia. b) Komisaris bertanggung jawab dalam mematuhi ketentuan perundang-undangan dan

memantau efektivitas praktek GCG.

c) Komisaris wajib melakukan tindak lanjut hasil pengawasan dan rekomendasi yang diberikan dalam hal terjadi penyimpangan terhadap perundang-undangan, anggaran dasar dan prinsip kehati-hatian.

d) Komisaris memiliki tata tertib komisaris yang mengikat dan ditaati oleh semua komisaris, Tata tertib tersebut antara lain mengatur mengenai rapat komisaris.

e) Komisaris wajib mengungkapkan kepemilikan saham bank maupun perusahaan lainnya sesuai ketentuan.

(8)

f) Komisaris dilarang memanfatkan bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, perusahaan atau kelompok usahanya dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kewajaran di bidang perbankan.

Susunan Keanggotaan Dewan Komisaris :

A. Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA sebagai Komisaris Utama B. DR. D. Asmuruf, MM sebagai anggota Komisaris

C. Drs. G.M. Satya, MSc sebagai anggota Komisaris. 2. Komisaris independen

Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan pada berbagai kepentingan stakeholder. Selaku komisaris independen harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.

Dalam PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum disebutkan bahwa Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. PBI tersebut juga mengatur paling kurang 51 % dari jumlah anggota komisaris adalah komisaris independen dan salah satunya ditetapkan sebagai ketua komite audit. Saat ini Bank Papua memiliki 3 orang anggota Komisaris dan semuanya merupakan anggota komite independen.

3. Direksi

PBI No. 8/4/PBI/2006 menetapkan bahwa usulan penggantian dan / atau pengangkatan anggota Direksi oleh Komisaris kepada RUPS – LB harus memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi. Kemudian para Pemegang Saham berdasarkan rekomendasi tersebut memilih Direksi dalam RUPS – LB yang terbuka dan transparan, pemberhentian Direksi

(9)

hanya bisa dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS-LB. Pemilihan anggota Direksi dilakukan setelah calon anggota Direksi lulus fit and proper test Bank Indonesia.

Direksi bertanggung jawab menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana kerja sesuai dengan visi dan misi bank. Direksi juga bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian internal bank dan penerapan manajemen risiko dan praktek GCG yang baik. Direksi memastikan agar praktek akuntansi dan pembukuan bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Direksi juga mengawasi pelaksanaan audit internal, melakukan tindak lanjut yang diperlukan.

Pada tanggal 20 September 2007 dilaksanakan RUPS-LB untuk memberhentikan 3 (tiga) orang Direktur termasuk Direktur Utama Bank Papua dan memilih 2 (dua) Direktur baru yaitu Direktur Pengembangan Korporat merangkap sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan untuk periode 2007 – 2011.

Per akhir Desember 2007 jumlah anggota Direksi 3 (tiga) orang, Direktur Utama dirangkap oleh Direktur Pengembangan Korporat. Salah seorang Direksi menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan bertanggung jawab melaksanakan praktek-praktek tata kelola dan memastikan kepatuhan Bank terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan PBI 8/4/PBI/2006 disebutkan tugas dan tanggung jawab Direksi : 1) Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank

2) Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

4) Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan / atau hasil pengawasan otoritas lainnya.

5) Membentuk satuan kerja : ¾ Satuan Kerja Audit Intern

¾ Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko ¾ Satuan Kerja Kepatuhan.

(10)

Rapat Komisaris periode 1 Januari - 31 Desember 2007

No Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir

1. Prof.DR. Balthasar Kambuaya, MBA KomisarisUtama 9 kali - 100 %

2. DR. D. Asmuruf, MM Komisaris 9 kali 1 kali 88,88 %

3. Drs. G. M. Satya, MSc Komisaris 9 kali - 100 %

6) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham.

7) Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.

8) Menyediakan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada komisaris.

9) Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi.

Susunan anggota Direksi posisi Desember 2007

A. Johan Kafiar, SE, MM sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama B. DR. Ronald E. Engko, MSi sebagai Direktur Operasi Bisnis C. Johan Kafiar, SE, MM sebagai Direktur Pengembangan Korporat D. Drs. Nadjib Bachmid, MM sebagai Direktur Kepatuhan

Rapat Dewan Komisaris dan Direksi.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, selama tahun 2007 Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat intern sebanyak 9 kali, Rapat Gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 8 kali dan Rapat Direksi dengan pejabat eksekutif bank sebanyak 14 kali.

Rapat Komisaris periode 1 Januari – 31 Desember 2007

NO Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak

hadir % Hadir 1. Prof.DR. Balthasar Kambuaya, MBA Komisaris Utama 9 kali - 100 %

(11)

NO Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak

Hadir Hadir% 1. Prof. DR. Balthasar Kambuaya,MBA Komisaris 8 kali 1 kali 87,5 2. DR. D. Asmuruf,MM Komisaris 8 kali 3 kali 62,5 3. Drs. G. M. Satya,MSc Komisaris 8 kali - 100 4. Onesias Fairyo,SE Direktur Utama 6 kali 1 kali 83,33 5. DR. Ronald E Engko,MSi Direktur Op. Bisnis 8 kali 1 kali 87,5 6. Justinus Saraun,SE Dir. Pengemb. Korporat 6 kali - 100 7. Djuriah Syamsi,SE Direktur Kepatuhan 6 kali 1 kali 83,33 8. Johan Kafiar,SE,MM Plt. Dirut merangkap Dir. Pengemb Korporat 1 kali - 100 9. Drs. Nadjib Bachmid,MM Direktur Kepatuhan 1 kali - 100 Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi periode 1 januari - 31 Desember 2007

(12)

NO Nama Jabatan Jumlah Rapat Tidak Hadir % Hadir

1. Onesias Fairyo, SE Direktur Utama 8 kali - 100 2. Ronald E Engko,MSi Direktur Operasi Bisnis 14 kali 3 kali 78,57 3. Justinus Saraun,SE Dir. Pengemb Kor 8 kali 1 kali 87,5 4. Djuriah Syamsi,SE Direktur Kepatuhan 8 kali 4 kali 50 5. Johan Kafiar,SE,MM Plt. Dirut merangkap Dir Pengemb Korporat 5 kali - 100 6. Nadjib Bachmid,MM Direktur Kepatuhan 5 kali - 100

Rapat Direksi periode 1 januari - 31 Desember 2007

Rapat Direksi periode 1 januari – 31 Desember 2007

NO Nama Jabatan Jumlah

Rapat

Tidak hadir % Hadir 1. Onesias Fairyo Direktur

Utama

8 kali - 100 %

2. Ronald E Engko Dir Operasi Bisnis

14 kali 3 kali 78,57 %

3. Justinus Saraun Dir Pengemb Kor

8 kali 1 kali 87,5 %

4. Djuriah Syamsi Dir.

Kepatuhan

8 kali 4 kali 50 %

5. Johan Kafiar Plt. Dirut

merangkap Dir Pengemb Korporat

5 kali - 100 %

6. Nadjib Bachmid Dir.

Kepatuhan

5 kali - 100 %

Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi.

Pemegang Saham memiliki kesempatan untuk mengevaluasi kinerja keseluruhan Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris dapat menilai kinerja Direksi melalui rapat gabungan.

Dengan persetujuan RUPS tahun 2007 total kompensasi dalam bentuk gaji, honor dan tunjangan Dewan Komisaris adalah sebesar Rp.6.836.107.486,- dan Direksi sebesar Rp. 14.130.514.340,- untuk tahun 2007.

(13)

¾ Komite Audit, membantu Komisaris dalam pengawasan atas hal – hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian internal dan efektifitas pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal.

Anggota Komite Audit berjumlah 3 orang terdiri 1 orang anggota komisaris independen dan 1 orang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan akuntansi. Komite audit diketuai oleh Komisaris independen yaitu Komisaris Utama bank.

Komite Audit dibentuk dengan SK No. 74/DIR-BPD/XI/2007 tanggal 30 November 2007 dengan anggota :

x Prof. DR. B. Kambuaya, MBA (Komisaris Independen) x Drs. Adolf Z.D. Siahay, SE MSi, AK (Anggota Independen) x DR. D. Asmuruf, MM (Komisaris Independen)

Tugas Komite Audit :

x Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan intenal auditor.

x Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.

x Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan bank.

x Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. x Melaksanakan tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya seperti

™ Melakukan penelaahan terhadap informasi bank, serta rencana jangka panjang, rencana kerja dan anggaran bank, laporan manajemen dan informasi lainnya.

™ Melakukan penelaahan atas ketaatan bank terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan bank.

™ Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan bank. ™ Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor,

(14)

™ Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal termasuk didalamnya perencanaan audit dan jumlah auditor.

Selama tahun 2007 Komite audit melaksanakan rapat sebanyak 1 kali untuk menyusun pedoman kerja komite audit bank mengingat komite audit baru dibentuk pada tanggal 30 November 2007.

Realisasi program kerja dari komite audit akan dilaporkan pada periode mendatang setelah komite audit melaksanakan tugasnya dengan maksimal.

Komite Audit di tahun 2008 akan tetap melaksanakan program kerjanya untuk memastikan berjalannya fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

¾ Komite Remunerasi dan Nominasi, membantu Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan kualifikasi dan proses nominasi serta remunerasi Komisaris dan Direksi. Komite ini juga mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas remunerasi Direksi untuk diajukan kepada RUPS guna mendapatkan persetujuan.

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 2 orang komisaris independen dan seorang pejabat eksekutif yang membawahi sumber daya manusia

Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk dengan SK No. 72/DIR-BPD/XI/2007 tanggal 30 November 2007 dengan anggota :

x DR. D. Asmuruf, MM (Komisaris Independen) x Drs. G.M. Satya, MSc ( Komisaris Independen) x Nico Mirino, SE, MM (Pejabat Eksekutif)

Tugas dan Tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi :

x Membantu Dewan Komisaris dalam menyusun prosedur dan menganalisis kriteria nominasi bagi calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

x Membantu Dewan Komisaris dalam menyusun dan menganalisis kriteria pemberhentian Dewan Komisaris dan Direksi.

(15)

x Membantu Dewan Komisaris dalam menyusun sistem penilaian kinerja Komisaris dan Direksi.

x Membantu Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

x Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota komite.

x Membantu Dewan Komisaris dalam menyusun dan mengevaluasi sistim penggajian, pemberian tunjangan dan atau fasilitas bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

x Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang sistem penggajian/pengupahan, pemberian tunjangan dan atau fasilitas bagi pegawai/karyawan.

x Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai/karyawan antara lain untuk opsi saham.

x Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang peraturan/ketentuan sistem pensiun bagi pegawai/karyawan.

x Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan pegawai.

Selama tahun 2007 komite remunerasi dan nominasi melaksanakan rapat untuk membahas persyaratan calon anggota Direksi, menominasikan calon Direksi kepada Komisaris untuk dilakukan seleksi dan proses fit and proper test oleh Bank Indonesia, mengajukan usulan kenaikan honorarium anggota Komisaris kepada Dewan Komisaris serta usulan tantiem untuk Komisaris dan Direksi.

Komite Remunerasi dan Nominasi di tahun 2008 akan tetap melaksanakan program kerjanya untuk memastikan berjalannya fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

¾ Komite Pemantau Risiko membantu Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan kebijakan risiko usaha.

(16)

Komite Pemantau Risiko terdiri dari 1 orang komisaris independen sebagai ketua dan 2 orang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang keuangan.

Komite Pemantau Risiko dibentuk dengan SK. No. 73/DIR-BPD/XI/2007 tanggal 30 November 2007 dengan anggota :

x Drs. G.M. Satya, MSc (Komisaris Independen) x Drs. Anthon Tangaguling, MM ( Anggota Independen) x Willyam A Reba, SH, Mhum (Anggota Independen) Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko :

x Melaksanakan evaluasi atas kebijakan dan strategi manajemen risiko yang disusun Direksi, yang mencakup :

x Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas komite manajemen risiko serta satuan kerja manajemen risiko dan satuan kerja kepatuhan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebijakan dan strategi manajemen risiko.

x Menelaah untuk memastikan apakah eksekutif telah melakukan evaluasi terhadap semua risiko dan peluangnya dan apakah ukuran-ukuran yang dikembangkan sepadan dengan potensi terjadinya untuk menentukan prioritasnya.

x Menelaah untuk memastikan apakah rancangan manajemen risiko telah terintegrasi dengan sistem operasional komprehensif bank.

x Menelaah untuk memastikan apakah telah ditentukan regulasi internal untuk mengimplementasikan rancangan manajemen risiko untuk tiap jenis risiko pada kegiatan fungsional bank yang bersangkutan.

x Menelaah untuk memastikan apakah telah merumuskan sikap dan toleransi terhadap setiap jenis risiko pada kegiatan fungsional bank yang bersangkutan dan apakah telah ditentukan ukuran kuantitatifnya.

x Menelaah untuk memastikan bahwa eksekutif telah merumuskan rincian risiko yang material yang diperlukan pada setiap tahap pengambilan keputusan beserta kerangka waktu dan jalur komunikasinya.

x Menelaah untuk memastikan bahwa bila sistem manajemen risiko digunakan untuk pedoman mekanisme monitoring, apakah struktur pelaporan manajemen

(17)

x Menelaah untuk memastikan bahwa struktur pelaporan yang jelas dapat menyediakan informasi yang lebih up to date terhadap risiko yang material dan peluang terjadinya.

x Menelaah untuk memastikan bahwa eksekutif telah mengimplementasikan manajemen risiko dan dapat menyelaraskan antara risk dan return yang tercermin pada keadaan tidak adanya rintangan mencapai tujuan dan menunjukkan kinerja yang baik.

x Mengevaluasi laporan profil risiko triwulanan bank dan pelaksanaan proses manajemen risiko termasuk ratingnya.

x Menyampaikan masukan kepada Dewan Komisaris atas kondisi risiko yang dihadapi oleh bank serta usulan untuk memberikan rekomendasi kepada Direksi tentang langkah-langkah melakukan mitigasi terhadap risiko-risiko yang terkait. x Memantau dan mengevaluasi kepatuhan bank sehubungan dengan penerapan

manajemen risiko terhadap perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Bank Indonesia dan pihak-pihak terkait lainnya.

x Mendorong bertumbuh kembangnya budaya perusahaan.

x Menelaah untuk memastikan bahwa eksekutif telah menetapkan prinsip-prinsip GCG

x Menelaah untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG telah diimplementasikan secara efektif

x Menelaah untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan implementasi prinsip-prinsip GCG.

x Meminta kepada internal auditor untuk melaporkan hasil pemeriksaan atas implementasi GCG.

x Lingkup penelaahan atas implementasi GCG :

x Menelaah untuk memastikan bahwa eksekutif telah merumuskan pedoman untuk menilai kinerja implementasi GCG

x Menelaah untuk memastikan sejauh mana GCG telah diimplementasikan.

x Menelaah untuk memastikan bahwa eksekutif telah merumuskan Code of

(18)

x Menelaah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja financial dan non financial.

Selama tahun 2007 Komite pemantau risiko melaksanakan rapat sebanyak 1 Kali untuk membahas pedoman kerja komite pemantau risiko.

Program kerja komite pemantau risiko pada tahun 2008 tetap akan dilaksanakan sesuai yang telah direncanakan untuk memastikan berjalannya fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

5. Hubungan Komisaris dan Direksi

Hubungan kerja antara Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya, masing – masing bertanggung jawab atas kelangsungan usaha bank dalam jangka panjang.

Untuk dapat memenuhi tanggung jawab dan melaksanakan pola hubungan kerja antara Komisaris dan Direksi telah disepakati hal – hal sebagai berikut :

¾ Visi dan Misi

¾ Corporate Plan dan Bisnis Plan

¾ Kebijakan perusahaan, ketentuan perundang-undangan, anggaran dasar, prudential

banking termasuk komitmen untuk menghindari segala benturan kepentingan.

¾ Kebijakan dan metode KPI, unit kerja bank dan SDM

¾ Struktur organisasi perusahaan agar mampu mendukung tercapainya sasaran usaha bank.

¾ Menyelenggarakan rapat antara komisaris dan direksi sesuai jadwal yang telah disepakati.

6. Direktur Kepatuhan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 20 September 2007, telah menetapkan perubahan susunan pengurus dengan merujuk pada anggaran dasar perseroan.

Mengacu pada PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum yang mengatur tata cara penugasan anggota Direksi sebagai Direktur Kepatuhan, PT. Bank Papua telah mengajukan calon anggota direksi PT. Bank Papua kepada Direktorat Perizinan

(19)

Menindaklanjuti permohonan tersebut, Bank Indonesia melalui Surat No. 9/116/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 06 September 2007 perihal Keputusan atas Pencalonan anggota Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Papua dan keputusan RUPS Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Papua tanggal 20 September 2007 telah menunjuk Sdr. Nadjib Bachmid sebagai Direktur Kepatuhan PT. Bank Pembangunan Daerah Papua. Sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, untuk menjaga independensi Direktur Kepatuhan tidak boleh merangkap sebagai Direktur Utama, tidak membawahi operasional, akuntansi dan/atau satuan kerja audit intern (SKAI), memahami peraturan perundang-undangan serta mampu bekerja secara independen.

Laporan yang dibuat oleh Direktur Kepatuhan langsung kepada Bank Indonesia, Direktur Utama dan Komisaris.

7. Penerapan fungsi kepatuhan

Fungsi kepatuhan telah dilaksanakan secara efektif dan permanen sesuai dengan kebijakan kepatuhan bank tentang fungsi kepatuhan yang efektif yang telah disetujui oleh Direksi. Dalam penerapan fungsi kepatuhan Direksi telah membentuk satuan kerja kepatuhan setingkat departemen dengan sumber daya yang cukup berkualitas untuk menyelesaikan tugas secara efektif yang independen dari unit kerja operasional yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur untuk seluruh unit kerja dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di seluruh organisasi.

8. Auditor Eksternal

Anggaran dasar Bank menegaskan bahwa komisaris wajib mengusulkan kepada RUPS tentang Akuntan Publik yang akan memeriksa hasil keuangan bank. Akuntan publik tersebut akan melakukan audit umum untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan bank bahwa Laporan Keuangan Konsolidasi Bank disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Papua tahun 2007 telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Husni, Muharam & Rasidi sebagai auditor eksternal independen bank untuk tahun buku 2007. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RUPS ditetapkan jumlah biaya auditor eksternal independen sebesar Rp. 614.351.500,- untuk laporan keuangan tahun buku 2007 dengan rincian Jasa audit sebesar Rp. 347.901.250,- dan OPE (Out of

(20)

Pocket Expenses) sebesar Rp. 266.450.250,- Selama tahun 2007 kantor akuntan publik

tersebut tidak memberikan jasa lain kepada Bank Papua selain jasa audit, sehingga, tidak terjadi benturan kepentingan dalam proses audit.

9. Sistem Pengendalian Intern

Audit internal yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengawasan internal bank dengan melakukan pemeriksaan terhadap seluruh unit kerja dan menyampaikan laporan hasil audit kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Setiap enam bulan Bank Papua menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok – pokok hasil audit kepada Bank Indonesia.

Fungsi audit intern telah diterapkan secara cukup efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung dapat mempengaruhi kepentingan bank dan masyarakat. Setiap tahun SKAI menyusun program kerja audit internal secara menyeluruh sesuai pedoman audit intern yang sudah disusun.

Organisasi SKAI independen dari unit kerja operasional dan mempunyai sumber daya yang cukup berkualitas walaupun secara kuantitas kurang memadai tetapi cukup dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif.

Fungsi pengawasan telah dilakukan secara independen sesuai dengan cakupan tugas dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan dan pemantauan hasil audit.

Semua hasil temuan pemeriksaan SKAI telah dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10. Penerapan Manajemen Risiko termasuk sistem pengendalian intern.

Bank memiliki kebijakan manajemen risiko, prosedur dan penetapan limit risiko. Pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dievaluasi secara rutin oleh Dewan Komisaris. Pengendalian risiko bank dipantau, diukur dan diidentifikasi secara efektif, bank belum mempunyai sistem informasi manajemen risiko yang cukup memadai tetapi belum terintegrasi. Bank telah menerapkan sistem pengendalian intern cukup baik.

Unit kerja yang melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM, ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit merupakan unit kerja yang independen dari unit kerja operasional dengan sumber daya yang cukup berkualitas

(21)

No. Penyediaan dana Jumlah

Debitur Nominal

1 Kepada Debitur Terkait 21 Debitur 1.912.441.209 2 Kepada Debitur Inti :

a. Individu

b. Group 10 Debitur- 114.156.893.974

-11. Penyediaan dana pada pihak terkait

Total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan debitur/group ini per posisi laporan sebagaimana tabel dibawah ini :

Jumlah

No. Penyediaan Dana Debitur Nominal

(jutaan rupiah)

1 Kepada Debitur Terkait 21 Debitur 1.912.441.209

2 Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group 10 Debitur -114.156.893.974

-12. Rencana Strategis Bank

a) Rencana jangka panjang (corporate plan)

Rencana jangka panjang bank dibuat sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 2/27/PBI/2000.

Rencana korporasi yang disusun sesuai dengan visi dan misi bank telah disetujui Dewan Komisaris. Penyusunan rencana jangka panjang (corporate plan) secara umum telah diupayakan memenuhi ketentuan yang berlaku dengan secara lengkap, realistis dan terukur dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang akan mempengaruhi kelangsungan usaha bank. Corporate Plan terakhir disusun untuk tahun 2004 – 2008 sehingga harus disusun rencana korporasi yang baru untuk tahun 2008 - 2012

b) Rencana jangka menengah dan pendek (business plan)

Rencana bisnis bank disusun telah sesuai dengan Peraturan bank Indonesia No. 6/25/PBI/2004.

Rencana bisnis disusun sesuai dengan visi dan misi bank dan merupakan penjabaran dari rencana korporasi serta telah disetujui Dewan Komisaris. Rencana bisnis bank dibuat secara lengkap, realistis, terukur dan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal karena akan mempengaruhi 11. Penyediaan dana pada pihak terkait

Total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan debitur/group ini per posisi laporan sebagaimana tabel dibawah ini :

Jumlah

No. Penyediaan Dana Debitur Nominal

(jutaan rupiah)

1 Kepada Debitur Terkait 21 Debitur 1.912.441.209

2 Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group 10 Debitur -114.156.893.974

-12. Rencana Strategis Bank

a) Rencana jangka panjang (corporate plan)

Rencana jangka panjang bank dibuat sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 2/27/PBI/2000.

Rencana korporasi yang disusun sesuai dengan visi dan misi bank telah disetujui Dewan Komisaris. Penyusunan rencana jangka panjang (corporate plan) secara umum telah diupayakan memenuhi ketentuan yang berlaku dengan secara lengkap, realistis dan terukur dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang akan mempengaruhi kelangsungan usaha bank. Corporate Plan terakhir disusun untuk tahun 2004 – 2008 sehingga harus disusun rencana korporasi yang baru untuk tahun 2008 - 2012

b) Rencana jangka menengah dan pendek (business plan)

Rencana bisnis bank disusun telah sesuai dengan Peraturan bank Indonesia No. 6/25/PBI/2004.

Rencana bisnis disusun sesuai dengan visi dan misi bank dan merupakan penjabaran dari rencana korporasi serta telah disetujui Dewan Komisaris. Rencana bisnis bank dibuat secara lengkap, realistis, terukur dan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal karena akan mempengaruhi

(22)

kelangsungan usaha bank serta memperhatikan tingkat risiko komposit Risk Control

System – strategic risk.

Rencana bisnis selalu dikomunikasikan kepada para pemegang saham pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham dan dilaksanakan cukup efektif. Pelaksanaan rencana bisnis bank selalu diawasi oleh Dewan Komisaris.

13. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.

Dalam rangka memenuhi aspek keterbukaan Bank Papua selalu memaparkan perkembangan kinerja bank kepada pemegang saham dan mempublikasikan Laporan Keuangan Triwulanan ke media massa dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit, laporan tahunan Bank Papua. Informasi tentang Bank Papua bagi publik dapat melalui website : http://www.bankpapua.com.

Dalam memenuhi pelaksanaan prinsip keterbukaan selama tahun 2007 bank melaksanakan 1 kali Rapat Umum Pemegang Saham tahunan pada tanggal 31 Mei 2007 dan 1 kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 September 2007. Bank Papua senantiasa menyempurnakan isi dan penyajian laporan tahunannya sejalan dengan praktek tata kelola perusahaan dan peraturan yang berlaku.

Untuk menjalin komunikasi antar manajemen dan karyawan dilaksanakan program temu karyawan dengan manajemen.

Bank Papua menyediakan sarana pos dan telepon untuk memfasilitasi para pihak yang berkepentingan atau masyarakat umum dalam memperoleh informasi baik informasi tentang produk maupun keluhan yang bersifat finansial dan non finansial. Bank Papua memastikan bahwa setiap keluhan yang diterima dapat diselesaikan, sepanjang tahun 2007 50 % dari pengaduan nasabah sudah diselesaikan dan sisanya masih dalam proses melalui mediasi perbankan.

14. Kepemilikan Saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan hubungan keluarga.

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki saham pada Bank Papua, bank lain, lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan lainnya.

(23)

Jenis remunerasi dan fasilitas lain

Jumlah diterima Dalam 1 tahun Dewan Komisaris Direksi

Orang Rupiah orang Rupiah

1. Remunerasi

(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)

3 orang 6.836.107.000 6 orang 14.130.514.000

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,

transportasi,

asuransi kesehatan dan sebagainya

yang :

a. dapat dimiliki b. tidak dapat dimiliki

1 orang untuk sewa mobil 1 orang untuk penggantian biaya berobat 92.400.000 4.692.850 5 orang sewa mobil 4 orang sewa rumah 5 orang penggantian berobat 220.096.969 134.474.975 90.654.082 Total 6.933.199.850 15.367.740.026

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak mempunyai hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali

15. Kepemilikan Saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan hubungan keluarga. Anggota Direksi memiliki saham pada bank tetapi jumlahnya tidak mencapai 5 % (lima perseratus) dari modal disetor.

Seluruh anggota Direksi tidak mempunyai hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi, anggota Komisaris dan/atau Pemegang Saham Pengendali.

16. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi :

Remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan dalam RUPS tanggal 31 Mei 2007.

Jenis remunerasi dan fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut : (dalam ribuan rp) Jumlah diterima Dalam 1 tahun

Jenis remunerasi dan fasilitas lain

Dewan Komisaris

Direksi

Orang Rupiah orang Rupiah

1. Remunerasi

(gaji, bonus,

tunjangan rutin,

tantiem, dan

fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) 3 orang 6.836.107.000 6 orang 14.130.514.000 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan 1 orang untuk sewa mobil 1 orang untuk 92.400.000 4.692.850 5 orang sewa mobil 4 orang Sewa 220.096.969 134.474.975

(24)

24

Jumlah remunerasi per orang dalam

1 tahun yang diterima secara tunai Jumlah Direksi Jumlah Komisaris

Di atas Rp. 2 Milyar 3 orang 3 orang

Di atas Rp. 1 Milyar s.d Rp. 2 Milyar 3 orang

-Di atas Rp. 500 juta s.d Rp. 1 Milyar -

-Rp. 500 juta ke bawah -

-Penerimaan paket remunerasi dalam satu tahun 2007 dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut :

dan sebagainya yang : a. dapat dimiliki b. tidak dapat dimiliki penggantian biaya berobat Rumah 5 orang penggan tian ber obat 90.654.082 Total 6.933.199.850 15.367.740.026

*) dinilai berdasarkan ekuivalen rupiah.

Penerimaan paket remunerasi dalam satu tahun 2007 dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut :

Jumlah remunerasi per orang dalam 1 tahun yang diterima secara tunai

Jumlah Direksi Jumlah Komisaris

Di atas Rp. 2 milyar 3 orang 3 orang

Diatas Rp. 1 milyar s.d Rp. 2 milyar 3 orang

-Diatas Rp. 500 juta s.d Rp. 1 milyar -

-Rp. 500 juta ke bawah -

-17. Share option yang dimiliki Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif

Bank Papua tidak melakukan penawaran sahamnya atau penawaran opsi dalam rangka pemberian kompensasi kepada Dewan Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif. 18. Rasio gaji tertinggi dan terendah

a) Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah

Gaji tertinggi diterima oleh Kepala Divisi dan gaji terendah diterima oleh pelaksanaan dengan rasio gaji terendah adalah 12,09 % dari gaji tertinggi pegawai.

b) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah Gaji tertinggi diterima oleh Direktur Utama

Rasio gaji direksi yang terendah adalah 90 % dari gaji Direktur Utama c) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah

Gaji tertinggi diterima oleh Komisaris Utama

Rasio gaji komisaris yang terendah adalah 90 % dari gaji Komisaris Utama d) Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi

Gaji tertinggi direksi diterima oleh Direktur Utama dan gaji tertinggi pegawai diterima oleh Kepala Divisi dengan ratio gaji pegawai tertinggi adalah sebesar 35,83 % dari gaji Direktur utama.

19. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud)

(satuan) Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Internal fraud dalam 1 tahun

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai tidak tetap Thn thn thn thn thn thn Sebe berja sebe berja sebe berja Lumnya lan lumnya lan lumnya lan Total fraud - - - 2 - - Telah diselesai kan - - - - - - Dalam proses penyelesaian in ternal bank - - 1 2 - - Belum diupaya kan penyelesai annya - - - - - -

(25)

Internal fraud dalam 1 Tahun

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap Tahun

Sebelumnya BerjalanTahun SebelumnyaTahun BerjalanTahun SebelumnyaTahun BerjalanTahun

Total Fraud - - - 2 - -Telah Diselesaikan - - - -Dalam proses internal Bank - - 1 2 - -Belum diupayakan penyeselaiannya - - -

-Telah ditindak lanjuti

melalui proses hukum - - -

-19. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud)

20. Permasalahan Hukum

Permasalahan Hukum J u m l a h

Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)

Dalam proses penyelesaian 2 1

TOTAL 2 1

(26)

21.Transaksi yang mengandung benturan kepentingan Bank Papua belum mempunyai ketentuan/kebijakan untuk penanganan masalah benturan kepentingan yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi karyawan dalam berhubungan dengan nasabah, rekanan dan sesama karyawan dan jenis transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan. Selama tahun 2007 terdapat 24 masalah benturan kepentingan walaupun tidak mengakibatkan kerugian bank maupun mengurangi keuntungan bank.

Transaksi yang mengandung benturan kepentingan :

NO Nama dan Jabatan yang memiliki benturan kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil

Keputusan Jenis Transaksi

Nilai Transaksi

(Rp.) Keterangan

1. Nur Ichsan(Direktur PT. Papan Mandiri Utama) Justinus Saraun, (Direktur Pengemb. Korporat) dan Balthasar Kambuaya, (Komisaris Utama) Pembelian jaminan

kredit utk kantor cab. Merauke 6.111.000 Harga ditentukan oleh Pemda Merauke.

2. Onesias Fairyo(Direktur Utama)

Ronald E Engko (Dir. Operasi Bisnis) dan

Justinus Saraun (Direktur Pengemb. Korporat)

Sewa Rumah 50.000 Sesuai Prosedur

3. Ronald E Engko(Dir.Ops. Bisnis)

Oneysias Fairyo, (Direktur Utama) dan Justinus Saraun (Dir. Pengembangan Korporat)

Sewa Rumah 45.000 Sesuai Prosedur

4. Johanes W(Kepala Cabang Utama Jpr)

Johanes W

(Kepala Cabang Utama

Jpr) Kredit Konsumtif 170.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

5. Regina Aryesam(Kepala Cabang Sentani)

Regina Aryesam (Kepala Cabang

Sentani) Kredit Konsumtif 240.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

6. Herman Wahyudi(Kepala Cabang Wamena)

Herman Wahyudi (Kepala Cabang

Wamena) Kredit Konsumtif 126.874

Tidak ada Persetujuan Komisaris (Ribuan Rupiah)

(27)

7. Benecditus Reny See(Kepala Cabang Sorong)

Benecditus Reny See (Kepala Cabang

Serui) Kredit Konsumtif 280.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

8. Wilyam Sada(Kepala Cabang Biak)

Wilyam Sada (Kepala Cabang

Biak) Kredit Konsumtif 250.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

9. Empy Haryanto(Kepala Cabang Manokwari)

Empy Haryanto (Kepala Cabang

Timika) Kredit Konsumtif 100.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

10. Jauhari Sennang(Kepala Cabang Fak-Fak)

Jauhari Sennang (Kepala Cabang

Fak-Fak) Kredit Konsumtif 185.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

11. Wakano Abdul Kadir (Kepala Cabang Nabire)

Wakano Abdul Kadir (Kepala Cabang

Nabire) Kredit Konsumtif 115.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

12. Leonardo Yumthe(Kepala Cabang Merauke)

Leonardo Yumthe (Kepala Cabang

Merauke) Kredit Konsumtif 159.800

Tidak ada Persetujuan Komisaris

13. Octovina Paulina(Kepala Cabang Serui)

Johanes W (Kepala Cabang

Utama) Kredit Konsumtif 300.000

Sesuai sisdur, krd seblm menjadi pejabat eksekutif

14. Parwoto Kristianto(Kepala Cabang Kaimana)

Parwoto Kristianto (Kepala Cabang

Kaimana) Kredit Konsumtif 340.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

(28)

15. Petronella Rumbiak(Kepala Cabang Sentani)

Johanes W (Kepala Cabang

Utama) Kredit Konsumtif 244.000

Sesuai sisdur, krd seblm menjadi pejabat eksekutif

16. Johan Kafiar(Plt. Dirut) Onesias Fairyo(Dirut) Kredit Konsumtif 229.000

Sesuai sisdur, krd seblm menjadi pejabat eksekutif

17. Nadjib Bachmid(Dir. Kepatuhan) Agus Susanto(Kepala cabang

utama) Kredit Konsumtif 250.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

18. Yuliana Yembise(Kepala Div. Perencanaan)

Didik Aka D Wakil Kepala

(Cabang Utama) Kredit Konsumtif 300.000

Sesuai sisdur, krd seblm menjadi pejabat eksekutif

19. Frens Mambrisau (Kepala SKAI) Onesias Fairyo(Dirut) Kredit Konsumtif 250.000 Tidak adaPersetujuan Komisaris

20. Sharly A. Parangan(Kepala Divisi Bisnis) Johanes W(Kep. Cabang Utama) Kredit Konsumtif 150.000 Tidak adaPersetujuan Komisaris

21. Herawati(Kepala Div. Treasury)

Agus Susanto

(Kep. Cabang Utama) Kredit Konsumtif 140.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

22. Simon Lebang(Kepala Divisi Pengembangan)

Johanes W

(Kep. Cabang Utama) Kredit Konsumtif 200.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

(29)

23. Nico Mirino(Kepala Divisi SDM & Umum)

Johanes W

(Kep. Cabang Utama) Kredit Konsumtif 200.000

Sesuai sisdur, krd seblm menjadi pejabat eksekutif

24. Yance Kawengian(Kepala manajemen Risiko)

Johanes W

(Kep. Cabang Utama) Kredit Konsumtif 180.000

Tidak ada Persetujuan Komisaris

22. Buy back shares dan buy back obligasi bank

Bank tidak melakukan pembelian kembali atas saham atau obligasi yang telah diterbitkan mengingat Bank Papua belum menjual saham kepada masyarakat dan belum menerbitkan obligasi.

23. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik.

Selama tahun 2007 Bank tidak memberikan dana untuk kegiatan politik, sedangkan untuk kegiatan sosial berupa bantuan pembangunan rumah untuk korban bencana banjir di kabupaten jayapura sebesar Rp. 180.000.000,- (seratus delapan puluh juta rupiah), bantuan sosial sebesar Rp. 64.750.000,- untuk perorangan dan pemberian beasiswa kepada 82 mahasiswa berprestasi tetapi tidak mampu dari 3 perguruan tinggi di tanah Papua sebesar Rp.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Komisaris selalu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (Business Plan). Dalam melaksanakan Rencana Bisnis Bank, Manajemen telah melakukan

Seluruh Pihak Independen anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi

Bank Pembangunan Daerah Bali telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang independen terhadap satuan kerja operasional, yang

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) maka dalam penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam memberikan Penyediaan

Dewan Komisaris dan Direksi (Manajemen) telah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Bank Mega Syariah

1) Hubungan keuangan, yakni apabila memperoleh penghasilan, bantuan keuangan atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi (pengurus) Bank,

Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Pengendali, Anggota Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah

Auditor berpendapat, Bank menyajikan laporan keuangan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, dan hasil usaha perubahan