• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Pendahuluan

Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, pembahasan akan dilakukan berdasarkan tahapan aktifitas yang dilakukan berdasarkan Gambar 3.1

Tidak Perlu Pilot Study Model Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja dan Perilaku Pekerja terhadap Keselamatan Kerja Perlu Perbaikan ? Kesimpulan dan Saran Revisi Kuesioner Penyusunan Kuesioner Analisa dan Pembahasan Penyebaran Kuesioner/ Pengumpulan Data Studi Literatur

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian

(2)

3.2 Studi Literatur

Pada tahap studi literatur dilakukan proses pencarian informasi atau referensi mengenai hal-hal yang mendukung penelitian. Studi literatur membahas masalah kecelakaan kerja, budaya keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini mencari model-model pengaruh budaya keselamatan kerja dan perilaku pekerja yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Studi literatur juga mencari variabel variabel budaya keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja, kemudian variabel variabel ini akan digunakan dalam penyusunan kuesioner.

3.3 Penyusunan Kuesioner

Kuesioner dibuat berdasarkan variabel-variabel yang didapat pada tahap studi literatur (Tabel 2.1 dan Tabel 2.2). Secara umum kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu bagian A, B, dan C (Lampiran 1). Bagian A meliputi pertanyaan umum mengenai profil pekerja sebagai informasi deskriptif responden penelitian, bagian B meliputi pertanyaan mengenai budaya keselamatan kerja pada proyek konstruksi, dan bagian C meliputi pertanyaan untuk mengetahui perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja. Bagian B terdiri dari enam faktor, yaitu faktor komitmen top manajemen, faktor peraturan dan prosedur keselamatan kerja, faktor komunikasi, faktor kompetensi, faktor lingkungan kerja, dan faktor keterlibatan pekerja. Bagian C merupakan satu faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang terdiri dari tujuh variabel.

Skala pengukuran pada kuesioner memakai skala 1 sampai 6. Pada bagian B identifikasi skala yang dipakai adalah:

1. = Sangat tidak setuju 6. = Sangat setuju

Pada bagian C identifikasi skala yang dipakai adalah: 1. = Tidak Pernah

6. = Sering

Selanjutnya isi kuesioner kemudian disesuaikan dengan keadaan proyek konstruksi dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam keselamatan kerja seperti safety manager dan safety officer.

(3)

Petunjuk yang diberikan berhubungan dengan penerapan program keselamatan kerja, safety plan, dan hal-hal lain dengan lingkup keselamatan kerja pada proyek konstruksi masing-masing, contohnya cara mengkomunikasikan program keselamatan kerja pada para pekerja, memberikan sanksi bila ada pelanggaran, pengarahan awal pada pekerja mengenai pekerjaannya, terutama yang berhubungan dengan keselamatan kerja, tanggung jawab pekerja terhadap perlengkapan keselamatan kerja, prosedur kerja, dan sebagainya. Masukan yang diterima kemudian dijadikan landasan untuk melakukan penyesuaian pada kuesioner yang telah dibuat, selain itu hasil wawancara dapat membantu dalam proses pengumpulan data.

Pada tahap penyusunan kuesioner juga dilakukan pengkodean pada kuesioner untuk mempermudah proses pengolahan data, dengan pengelompokan sebagai berikut:

Faktor Komitmen Top Manajemen (B1)

B11 Perusahaan sangat memperhatikan masalah keselamatan kerja B12 Perusahaan akan memberhentikan pekerjaan yang membahayakan B13 Ada usaha peningkatan kinerja keselamatan kerja pada periode tertentu B14 Ada pengawasan terhadap keselamatan kerja pekerja

B15 Perusahaan memberikan perlengkapan keselamatan kerja B16 Perusahaan memberikan pelatihan keselamatan kerja Faktor Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja (B2)

B21 Peraturan/ prosedur keselamatan kerja sangat diperlukan

B22 Prosedur keselamatan kerja mudah diterapkan pada pekerjaan saya B23 Ada sanksi terhadap pelanggaran prosedur keselamatan kerja B24 Peraturan dan prosedur keselamatan kerja diperbaiki secara berkala B25 Peraturan dan prosedur keselamatan kerja mudah dimengerti Faktor Komunikasi (B3)

B31 Saya puas dengan penyampaian informasi pekerjaan kepada saya B32 Saya mendapat informasi terbaru mengenai keselamatan kerja B33 Terjalin komunikasi yang baik antara pekerja dan pihak manajerial B34 Terjalin komunikasi yang baik antara pergantian pekerja

(4)

Faktor Kompetensi Pekerja (B4)

B41 Saya mengerti tanggung jawab saya terhadap keselamatan kerja B42 Saya mengerti sepenuhnya resiko pekerjaan saya

B43 Pelatihan memberikan saya pengetian yang jelas terhadap keselamatan kerja

B44 Saya tidak pernah melakukan pekerjaan diluar tanggung jawab saya B45 Saya menolak untuk melakukan pekerjaan yang membahayakan. Faktor Lingkungan Kerja (B5)

B51 Pekerja mengutamakan keselamatan kerja

B52 Tidak ada budaya saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan. B53 Saya tidak merasa pekerjaan saya membosankan dan berulang-ulang B54 Motivasi kerja pekerja meningkat karena program keselamatan kerja B55 Saya puas dengan keamanan lingkungan kerja saya

(alat pengaman, kebersihan, suasana terang/tidak gelap) B56 Saya tidak pernah mendapatkan tekanan pada pekerjaan Faktor Keterlibatan Pekerja (B6)

B61 Pihak manajemen melibatkan pekerja dalam penyampaian informasi B62 Pekerja dilibatkan dalam pengembangan prosedur keselamatan kerja B63 Pekerja diminta melaporkan kecelakaan yang terjadi

B64 Pekerja diminta mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

Faktor Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja (C) C1 Saya melaporkan kecelakaan yang terjadi

C2 Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja C3 Saya menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

C4 Saya meletakkan material dan peralatan pada tempat yang ditentukan C5 Saya bekerja mengikuti semua prosedur keselamatan kerja

C6 Saya mengikuti semua instruksi dari atasan saya C7 Saya bergurau dengan rekan kerja saya waktu bekerja

C8 Saya sering melakukan gerakan berbahaya seperti berlari, melempar, melonpat.

(5)

3.4 Pilot Study

Pilot study dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan-

kelemahan yang terdapat pada kuesioner yang telah disusun, pertanyaan- pertanyaan yang kurang relevan, maupun pertanyaan-pertanyaan yang kurang berhubungan dengan desain penelitian. Pilot study dilakukan pada responden yang sama dengan responden penelitian yang direncanakan tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit, terdapat kurang lebih 10 responden yang bersedia.

Hasil Pilot study menyatakan perlu atau tidaknya dilakukan perubahan kuesioner, bila perlu dilakukan perubahan kuesioner maka sebelum kuesioner disebarkan pada responden penelitian secara luas, terlebih dahulu kuesioner direvisi sesuai dengan hasil Pilot study, seperti bahasa dan kalimat yang digunakan serta skala yang digunakan pada kuesioner.

3.5 Pengumpulan Data/ Penyebaran Kuesioner

Kuesioner akan disebarkan pada proyek konstruksi yang berada di wilayah Surabaya. Responden yang mengisi kuesioner adalah tingkatan pekerja, meliputi mandor, tukang, pembantu tukang, operator mesin. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan metode classified random sampling, dalam arti penyebaran kuesioner pada responden secara acak, teapi dengan klasifikasi proyek Besar (B) yang menerapkan program keselamatan kerja. Penelitian dilakukan pada tiga proyek konstruksi di Surabaya, meliputi proyek mall, gedung perkantoran, dan klinik. Penyebaran kuesioner dilakukan setelah responden selesai bekerja agar tidak mengganggu pekerjaandi proyek.

Pedoman ukuran sampel sebagai syarat untuk pengujian pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja yaitu sebaiknya jumlah sampel adalah 5-10 kali jumlah indikator (Ferdinand, 2002). Pada penelitian ini terdapat 39 indikator sehingga jumlah sampel yang diperlukan adalah 195-390 responden.

3.6 Teknik Analisis Data

Secara umum teknik analisis data dibagi menjadi lima tahap (Gambar 3.2.) Tahap Pengkodean, Anova, uji validitas, pengujian model, dan pengujian perbaikan model.

(6)

Anova Tidak Ada Ada Perubahan ?

Model Akhir Pengaruh Budaya Keselamatan

Kerja Pada Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja Menguji Model Perbaikan Model Uji Validitas Pengkodean

Gambar 3.2 Tahap Analisis Data

3.6.1 Anova (Analysis of variance) Berdasarkan Jenis Proyek

Faktor-faktor budaya keselamatan kerja dan faktor perilaku pekerja dianalisa dengan menggunakan software SPSS 10.1. Analisa dilakukan dengan membedakan responden berdasarkan jenis proyek mall, gedung perkantoran dan klinik. Pertama-tama dilakukan analisa rata-rata (mean) pada tiap variabel pada faktor budaya keselamatan kerja dan faktor perilaku pekerja untuk mengetahui bagaimana budaya keselamatan kerja dan perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja pada proyek konstruksi. Analisa kedua adalah analisa anova pada tiap variabel berdasarkan jenis proyek untuk mengetahui terdapat perbedaan yang signifikan pada jawaban responden pada tiap jenis proyek.

Tingkat Kesalahan (α) yang digunakan adalah 5%, dimana hipotesa awal (H0) menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap jenis proyek. Nilai p-value ≤ 0.05 menunjukkan bahwa hipotesa ditolak, ada perbedaan terhadap jenis

proyek, sebaliknya nilai p-value > 0.05 berarti hipotesa diterima, menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap jenis proyek.

3.6.2 Uji Validitas Tiap Variabel

Tiap-tiap variabel budaya keselamatan kerja dan perilaku diuji pengaruhnya terhadap faktor budaya keselamatan kerja dan faktor perilaku

(7)

pekerja terhadap keselamatan kerja dengan menggunakan software Amos 4.01 untuk menguji variabel-variabel yang telah ditentukan memberikan kontribusi pada faktor –faktor yang dibentuk. Hipotesa awal (H0) menyatakan tidak ada

pengaruh dari variabel terhadap faktor yang dibentuk. Nilai p-value ≤ 0.05 menunjukkan bahwa hipotesa ditolak, ada pengaruh terhadap faktor yang dibentuk, sebaliknya nilai p-value > 0.05 berarti hipotesa diterima, menyatakan tidak ada pengaruh terhadap faktor yang dibentuk.

3.6.3 Pengujian Model

Model pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja diuji untuk mengetahui apakah jalur-jalur pengaruh yang ditetapkan pada model memberikan pengaruh yang signifikan.

3.6.3.1 Uji Hipotesa Model Awal

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menolak hipotesa yang menyatakan tidak ada pengaruh dari jalur-jalur yang telah ditetapkan. Hipotesa ditolak apabila

p-value ≤ 0.05, menyatakan ada pengaruh dari jalur yang telah ditetapkan

3.6.3.2 Perbaikan Permodelan

Jalur-jalur yang memberikan pengaruh tidak signifikan akan dihilangkan kemudian dari jalur yang signifikan dibuat model dengan jalur-jalur yang baru. 3.6.3.3 Uji Hipotesa Perbaikan Permodelan

Pada model yang telah diperbaiki juga dilakukan uji hipotesa, bila semua jalur telah memberikan pengaruh yang signifikan maka model tersebut dapat dianggap sebagai model akhir, bila masih ada jalur yang memberikan pengaruh tidak signifikan maka model harus diperbaiki lagi.

3.6.4 Uji Kesesuaian

Model awal diuji dengan menggunakan software Amos 4.01. Uji yang dilakukan berupa uji kesesuaian dan uji statistik (Ferdinand, 2002), untuk memeriksa model yang terbentuk telah memenuhi syarat-syarat kesesuaian.

(8)

a) Chi Square Statistik:

Digunakan bila ukuran sampel adalah antara 100-200 sampel. Bila ukuran sampel diluar rentang itu, uji signifikansi akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.

b) RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation.

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close-fit dari model itu berdasarkan degrees-of-freedom. RMSEA yang diharapkan adalah ≤ 0.08.

c) GFI – Goodness of Fit Index

GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit (lebih baik). Tingkat penerimaan yang diharapkan adalah GFI ≥ 0.90.

d) AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index

AGFI = 1 – 1(1-GFI) db (3.1) d

dimana

G

db =

∑ P*

(g) = jumlah – sampel –moments (3.2) g=1

d = degrees – of – freedom

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. Nilai sebesar 0.90 – 0.95 menunjukkan tingkat cukup-adequate fit, sedangkan nilai diatas 0.95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik-good overall model fit.

e) CMIN/DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF sebagai salah satu indicator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model.

(9)

Secara umum indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah sebagai berikut:

RMSEA ≤ 0.08 GFI ≥ 0.90 AGFI ≥ 0.90 CMIN/DF ≤ 2.00

3.6.5 Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja Pada Perilaku Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja.

Dengan menggunakan software Amos 4.01 pada model akhir yang terbentuk dapat diketahui besarnya pengaruh tiap-tiap faktor budaya keselamatan kerja pada faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja. Pengaruh yang diuji adalah pengaruh secara langsung maupun pengaruh secara tidak langsung. Pengaruh secara langsung digambarkan dengan anak panah pada permodelan, sedangkan pengaruh secara tidak langsung apabila melalui faktor perantara.

3.7 Jadwal Penelitian

Tahapan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Bulan/ Tahun TAHAPAN PENELITIAN 5 ‘04 6 ‘04 7 ‘04 8 ‘04 9 ‘04 10 ‘04 11 ‘04 12 ‘04 1 ‘05 2 ‘05 1 Studi Literatur 2 Penyusunan Proposal 3 Penyusunan Kuesioner 4 Seminar Proposal 5 Perbaikan Proposal 6 Penyebaran Kuesioner 7 Pengumpulan Kuesioner

8 Analisa dan Pembahasan

9 Kesimpulan dan Saran

10 Penulisan Laporan Tesis 11 Seminar Tesis 12 Ujian Tesis 13 Perbaikan Tesis

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian
Gambar 3.2 Tahap Analisis Data
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan film Bulu Mata pada tahap pra produksi yaitu melakukan perencanaan ide dengan pegiat film lain serta pihak Suara Kita, bagaimana memfokuskan

bahwa untuk kelancaran mahasiswa FKIP UMP dalam menyelesaikan program studinya, diperiukan pengangkatan dosen pembimbing penulisan skripsi;.. bahwa sehubungan dengan butir a di

semester genap, tahun 2013/2014, Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitejtur. dan Desain, Universitas Katolik Soegijapranata

Sedangkan jika nilai yang dibaca sensor ultrasonik kanan dan kiri lebih besar dari 30 maka kursi bergerak maju dengan kecepatan putar motor DC adalah 50% dari kecepatan

Candidates will be expected to demonstrate an understanding of the Key Questions and Focus Points, using knowledge of relevant historical examples?. The following description

We adopt a specification hierarchy related to that of Salthe (1985) for our framework, rather than a less complete scale hierarchy, and the entire hierarchical structure describes

Aplikasi SMS ini memiliki kemampuan untuk mengakses daftar kontak, kotak masuk pesan, menerima input pesan teks, menerima input kunci enkripsi dan dekripsi serta

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2018/2019, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu tahap