• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bekisting-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bekisting-2"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

konstruksi pembangunan yang bersifat konstruksi pembangunan yang bersifat

sementara dan berfungsi membuat sementara dan berfungsi membuat beton sesui dengan bentuk yang beton sesui dengan bentuk yang diinginkan, dikatakan sementara karena diinginkan, dikatakan sementara karena pada akhirnya akan dibongkar apabila pada akhirnya akan dibongkar apabila

beton sudah selesai beton sudah selesai

Acuan Dan

Acuan Dan

Perancah 2

Perancah 2

Politeknik Negeri Jakarta

(2)

Pendahuluan

Pendahuluan

 A. Pengertian Formw

 A. Pengertian Formwork

ork

 Acuan dan

 Acuan dan perancah (formwork / perancah (formwork / bekistingbekisting) ) adalah suatu bagian adalah suatu bagian dari konstruksidari konstruksi pembangunan yang bersifat sementara dan berfungsi membuat beton sesui dengan pembangunan yang bersifat sementara dan berfungsi membuat beton sesui dengan bentuk yang diinginkan, dikatakan sementara karena pada akhirnya akan dibongkar bentuk yang diinginkan, dikatakan sementara karena pada akhirnya akan dibongkar apabila beton sudah selesai.

apabila beton sudah selesai.  Acuan

 Acuan sendiri sendiri memiliki memiliki arti arti bagian bagian dari dari konstruksi konstruksi bekisting bekisting yang yang berfungsberfungsii sebagai pembentuk betonyang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan sebagai pembentuk betonyang diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi menahan beban

berfungsi menahan beban  – –  beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat  beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal.

pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal.

Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan : Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan :

Pemasangan Pemasangan tulangan tulangan (menahan (menahan beban beban tulangan)tulangan)

Pengecoran Pengecoran sekaligus sekaligus pemadatan pemadatan adukanadukan

Pelepasan Pelepasan formwork (acuan)sehingga formwork (acuan)sehingga beton beton tidak tidak rusak.rusak.

Bentuk bekisting kolom ada yang berbentuk bulat , persegi panjang dll, pada Bentuk bekisting kolom ada yang berbentuk bulat , persegi panjang dll, pada pekerjaan bekisting kolom ini dibuat persegi dan menggunakan semi system pekerjaan bekisting kolom ini dibuat persegi dan menggunakan semi system dengan gabungan kayu dan besi

dengan gabungan kayu dan besi

B.

B. Macam

Macam

 – 

 – 

 macam / tipe bekistng

 macam / tipe bekistng

Pesatnya perkembangan dan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi agar Pesatnya perkembangan dan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi agar hasil dari suatu konstruksi baik dan ekonomis, maka saat ini tipe bekisting dapat hasil dari suatu konstruksi baik dan ekonomis, maka saat ini tipe bekisting dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

dibedakan menjadi 3, yaitu :

Sistem konvensionalSistem konvensional

Dalam sistem ini bekisting masih menggunakan bahan

Dalam sistem ini bekisting masih menggunakan bahan

 – 

 – 

  bahan dari alam.  bahan dari alam. Misalnya acuan masih menggunakan papan / multiplek, sedangkan Misalnya acuan masih menggunakan papan / multiplek, sedangkan  perancahnya

 perancahnya menggunakan menggunakan kaso, kaso, balok, balok, atau atau bambu. bambu. Bahan Bahan dasarnyadapatdasarnyadapat digunakan kembali dalam bentuk lain. Cara kerjanya pun masih dikerjakan digunakan kembali dalam bentuk lain. Cara kerjanya pun masih dikerjakan secara tradisionaloleh orang

secara tradisionaloleh orang

 – 

 – 

 orang ahli, biasanya digunakan pada pekerjaan orang ahli, biasanya digunakan pada pekerjaan yang tidak terlalu kompeks atau pada pekerjaan rumah tinggal.

yang tidak terlalu kompeks atau pada pekerjaan rumah tinggal.

Semi sistemSemi sistem

Dalam sistem ini bekisting menggabungkan bahan dari alam dan pabrikasi. Dalam sistem ini bekisting menggabungkan bahan dari alam dan pabrikasi. Misalnya saja masih menggunakan papan / multiplek, namun perancah sudah Misalnya saja masih menggunakan papan / multiplek, namun perancah sudah

(3)

menggunakan scaffolding sehingga lebih moderen dan praktis didalam  pekerjaan dibanding kan sistem konvensional,ukuran pun dapat sesuai dengan  bentuk beton yang diinginkan.

Full sistem

Dalam sistem ini bekisting sudah menggunakan bahan pabrikasi seutuhnya, baik acuan maupun perancahnya. Bersifat full universal, dapat digunakan pada berbagai macam bangunan dan dapat dipakai berulang kali. Bahan acuan dan perancah sudah dirangkai sedemikian rupa sehingga pada waktu pekerjaan bekisting, alat

 – 

 alat bisa langsung disetting

C. Persyaratan Pekerjaan Perancah

Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti strength dan workability karena itu harus memenuhi:

  EkonomisKokoh dan kuat

Mudah dipasang dan dibongkar

Tidakbocor memenuhi persyaratan permukaanMampu menahan gaya horizontal

D. Persyaratan Khusus bekisting :

a. Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/ tidak kropos

b. Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya. c. Ekonomis : Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja,

mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bias digunakan kembali, mudah disimpan

E. Pembebanan Formwork / Bekisting

a. Gaya vertical

Beban tetap = berat sendiri bekisting, baja tulangan, dan beton yang masih basah.

Beban tidak tetap = berat peralatan, tenaga kerja, dan barang  – barang lain yang ada diatasnya.

(4)

Beban  –  beban tersebut diatas harus dapat dipikul oleh formwork dan hanya diperbolehkan menyebabkan lendutan (deflexi) maksimal yang diijinkan.

b. Gaya horizontal

Gaya horizontal biasanya terjadi pada dinding bekisting pada saat pengecoran berlangsung sebagai akibat tekanan hidrostatisdari beton basah ditambah gaya getar pengaruhproses penggetaran beton oleh vibrator.

Gaya horizontal dipengaruhi oleh :

Mortar beton yang terdiri dari : berat volume mortar, plastisitas mortar, kecepatan penggetaran mortar.

Proses penggetaran terdiri dari : temperatur lapangan, kecepatan pengecoran, metode pengecoran, cara pemadatan beton.

Formwork / bekisting yang terdiri dari : tinggi formwork, jarak dinding formwork (tebal beton), bentuk formwork

F. Pembongkaran Bekisting

  Seluruh acuan harus dibongkar dalam rangaka penyelesaian srtuktur bangunan dengan pertimbangan cuaca dan waktu ikat beton.

Hanya boleh dibongkar, apabila beton telah kuat menahan beton sendiri dan beban lain.

Dengan hati  –  hati agar tidak menimbulkan getas pada beton, pengelupasan dan lain – lain.

Pembongkaran dilakukan dari tengah kepinggir agar momennya sesuai dengan rencana.

G. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dlam pekerjaan bekisting adalah :

Palu besi : berfungsi untuk memukul benda keras seperti memasang paku.

 Paku : berfungsi untuk menyambung kayu / papan dalam pekerjaan acuan dan  perancah.

Kapur warna : berfungsi untuk membuat tanda lokasi yang akan dikerjakan atau

membuat batasan yang akan dipotong.

Benang : berfungsi untuk membuat as pada pembuatan kolom serta sebagai

 patokan pekerjaan.

(5)

Gergaji listrik atau tangan : berfungsi untuk memotong dan membelah kayu serta

 papan atau multiplek dalam pekerjaan bekisting.

Linggis : berfungsi sebagai pencabut paku terutama untuk paku –  paku besar dan

dalam yang sulit dicabut dengan palu.

 Siku : berfungsi untuk memastikan kesikuan pekerjaan serta pengukurn yang tidak terlalu panjang.

 Kunci pas : berfungsi untuk mengencangkan baut yang ada pada swevel clamp atau right angle clamp

U head / shoring head : berfungsi sebagai dudukan kayu balok yang digunakan

untuk gelagar, serta mengatur ketinggian scaffolding.

Jack base : berfungsi sebagai pengatur ketinggian, memperluas bidang tekan,

memudahkan pembongkaran.

Joint pane : berfungsi sebagai penyambung arah vertikal.

Scaffolding : digunakan sebagai tiang penyangga dinding atau sebagai pengganti

 perancah balok dan lantai.

Swivel clamp,right angel clamp : berfungsi sebagai pengunci pipa glasvanis pada

 bidang diagonal dan horizontal. Right angle clamp hanya dapat digunakan pada  bidang horizontal karena hanya swivel clamp yang dapt bergerak ke berbagai

arah.

Cross brake : berfungsi sebagai alat sambung arah memanjang, skur  –   skur

diagonal serta pengatur jarak.

 Tie rot : berfungsi sebagai pengunci atau penjepit.

Paralon (pvc) : berfungsi sebagai tebal dinding pada pekerjaan acuan dinding.  Blok beton : berfungsi untuk menahan skur –  skur.

Bor tangan : berfungsi untuk membuat lubang pada papan panel.

Lorry : berfungsi untuk mempermudah dalam membawa blok beton dan lainnya.Kaso penjepit : berfungsi sebagai kleman (tempat tie rod)

(6)

JOB 1

PEMBUATAN BEKISTING KOLOM

 A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menggunakan alat alat yang di gunakan dalam pembuatan bekisting kolom secara benar.

2. Mahasiswa dapat merencanakan bekisting kolom yang akan di buat dengan benar 3. Mahasiswa dapat melakukan praktek Konstruksi kolom secara benar dan

menghasilkan konstruksi yang kuat dan kokoh

4. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat bekisting kolom secara tepat

5. Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting kolom dengan benar

B. Bahan dan Alat

a. Benang

b. Papan 2/20 -400cm c. Kaso

d. Paku panjang 4cm , 5cm, 7 cm e. Alat ukur

f. Gergaji tangan dan Gergaji Mesin g. Unting – Unting

h. Tangga lipat i. Palu

C. Pelaksanaan Bekisting

Pembuatan dan pemasangan bekisting dipengaruhi oleh berbagai faktor dan lingkungan yang ada:

a. Bahan yang tersedia/ diperlukan

b. Alat alat unnutk konstruksi yang tersedia c. Kualitas tenaga kerja yang tersedia d. Tuntutan kualitas yang diinginkan e. Anggaran biaya yang tersedia

f. Cara atau system yang dikehendaki

g. Setelah dibongkar harus tetap diberikan perawatan

D. Langkah kerja

a. Pelajari dan pahami gambar kerja, mengatur letak kolom dan menentukan

dimana as kolom akan di letakan dapat di bantu dengan papan duga dan tali jika diperlukan

(7)

b. Merangkai Panel sebagai tutupan dari beton yang disusun 4 buah dan mengikat menggunakan tie root dan kaso.

c. Mengatur jarak antar tie root dari lantai panel hingga ke atas panel, Pengaturan  jarak ini bias menggunakan perhitungan pembebanan yang dapat dipakai sesuai

kebutuhan dalam contoh disini berjarak 30cm, dari tie root pertama ke tie root kedua berjarak 60cm, dan jarak tie root kedua ke tie root yang terakhir berjarak 80 cm

d. Atur ketegakan bekisting kolom seusai dengan AS bangunan dan diratakan menggunakan unting-unting

e. Tahan setiap sisi menggunakan steel proof di ke empat sisi luar panel agar bekisting kolom semakin kokoh dan kaku

E. Gambar Kerja

Tampak samping Tampak Depan

(8)

F. Permasalahan

a. Tidak mudah mengatur ketegakan bekisting kolom menggunakan unting unting karena faktor lantai dan panel yang pecah

G. Solusi

a. Gunakanlah as pinjaman untuk menentukan as kolom

b. Dapat menggunakan tulangan besi cadangan sebagai alat untuk mengunci tie root, dan steel proof

H. Kesimpulan

a. Bekisting kolom dilapangan harus sesuai perencanaan pembebanan dan kokoh sesuai letak di as bangunan agar kolom dapat menahan gaya gaya horizontal

I. Perhitungan Tegangan Lentur ( σ ) dan Lendutan ( δ )

a. Diketahui :

Panjang dan Lebar = 32 cm Tinggi = 300cm

Waktu yang dibutuhkan pengecorang 40 menit b. Ditanyakan :

- Kecepatan pengecoran - Tegangan lentur

- Lendutan c. Jawaban

Dimensi kolom 32/32 dan tinggi 244cm serta suhu 270 C

1.

      

 

 2.

    

3.

  

   

   

 

    

4.

      

   

a. Multiplek Tebal 1,2cm jarak L1 20cm 



 

   

 

    

   



 

 

 

   

 

    

   



 

  



     

     

 

 

   

 

  

  

  



 

  

   



  

Karena



  

lebih keci dari

(9)

Maka lendutannya adalah:

 





  



 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

b. Kaso

Kaso 5/10 menjadi 5/9 (ketam) dan jarak 40cm 



 

   

 

   

 

 

 

 

   

 

    



  

 

  



 

   

     

    

 

 

   

 

  

  

       



 

   

   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 





  



 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

 



 

 

   

        

Tegangan normalnya adalah 10 ton = 10000 kg. jadi diizinkan

Job 2

Pembuatan Bekisting Balok Dan Lantai

 A. Tujuan

a. Mahasiswa dapat menggunakan alat alat yang di gunakan dalam pembuatan bekisting balok secara benar

b. Mahasiswa dapat merencanakan bekisting balok yang akan dibuat dengan benar c. Mahasiswa dapat melaksanakan pembuatan konstruksi balok secara benar dan

menghasilkan konstruksi yang kuat dan kokoh serta kaku

B. Dasar Teori

Struktur beton yang menghubungkan suatu kolom dengan kolom lainnya untuk menopang beban yang ada di atasnya , Balok umum nya berbentuk persegi

panjang.

Plat lantai adalah bagian konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai lantai pijakan diatas lantai dibawahnya

(10)

C. Langkah Kerja

a. Ukur jarak antara frame bekisting sesuai yang diinginkan lalu pasang landasan pada titik tersebut

b. Dirikan jack base dilandasan tersebut, lalu scaffolding (frame) diatas landasan dan jack base, kuatkan dengan menggunakan cross brace

c. Pasang join pin untuk menyambung frame dan pasang juga U head pada bagian paling atas frame

d. Pasang skur horizontal dan diagonal pada scaffolding dengan pipa galvanis dan kencangkan dengan suifel clamp minimal 3 d setiap scaffolding

e. Letakan balok tumpuan atas di U head sebagai gelagar dengan ukuran yang di tentukan lalu buat cetakan balok diatas gelagar

f. Pasang skur skur dan kasau di cetakan balok tadi lalu letakan papan panel sebagai acuan lantai dan pastikan acuan dan perancah kuat dengan mengikuti perhitungan pembebanan scaffolding untuk memastikan tidak bocor dan roboh saat di cor

D. Gambar Kerja

Gelagar balok Balok Di atas gelagar Skur bagian luar

(11)

E. Permasalahan

Sulit karena banyak panel yang kurang layak pakai

Menaikkan rangakaian panel ke atas scaffolding

Balok dan kaso kurang lurus dan tegak

F. Solusi

Gunakan Stager untuk menaikan rangkaian panel dan juga dibutuhkan kekompakan pada tim kerja

Gunakan panel yang masi bagus dan tidak cacat atau dapat membuat panel yang baru

Carilah balok dan kaso yang tidak melendut dan tegak, agar cetakan tersebut kuat saat pengecoran

G. Kesimpulan

Dalam pembuatan cetakan balok dan lantai, dibutuhkan kekuatan untuk

melakukan pemasang agar kuat pada cetakan dan kokoh agar pengecoran nanti bias mendapatkan hasil yang maksimal

J. Perhitungan Tegangan Lentur ( σ ) dan Lendutan ( δ )

a. Lantai  W = W1+ W2+ W3= γ.d + 1/2. γ.d + 150 kg/cm2 = 1,5. γ.d + 150 kg/cm2 = 1,5(2400kg/m3)(0,15m) + 150kg/cm2 = 690 kg/cm2 1. Multiplek Tebal 1,2 cm panjang l = 0,4 m 



 

   

 

    

   



 

 

 

   

 

    

   



 

  



     

     

 

 

   

 

  

  

  



 

  

   

   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 





  



 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

2. KASO

Diketahui: kaso 5/10 menjadi 5/9 (karena diketam) dan jarak 40cm (L2)



 

   

 

  



 

 

 

 

   

 

    



 

(12)

  



     

     

    

 

 

   

 

  

  

    



 

  

   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 



  

 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

b. BALOK

Diketahui jika balok 6/12 (kayu kelas III) jarak 60 cm(L3)

 



 

 

   

        





   



   



  

 

 

 

   

 

    



  

Ini terjadi beban terpusat, jadi: 



 

 

       



 

   

   

Karena



   

lebih keci dari



   

(kelas III)

Maka lendutannya adalah:

 









 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

Karena lebih kecil maka diizinkan.

 



 

 

   

        

     

 

Jadi diizinkan /memenuhi persyaratan.

Pembebanan pada balok (80/40) jika tebal multipleks 1,2cm dengan jarak antar kaso adalah 20cm 



 

 

     

    



 

   

 

    

   



 

 

 

   

 

    

   



(13)

  



     

     

 

 

   

 

  

  

  



 

  

   

   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 



  

 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

c. Jarak Antar kaso

 Diketahui: kaso 5/10 menjadi 5/9 (karena diketam) dan jarak 80cm adalah L2



 

   

 

   



 

 

 

 

   

 

    



 

 

  



 

   

     

    

 

 

   

 

  

  

   



 

  

   

   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 





  



 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

d. Jarak Antar BALOK

Diketahui jika balok 6/12 (kayu kelas III) dilihat dari tampak depan merupakan analisa beban terpusat. Jarak L3 adalah 120 cm

 



 

 

   

        





   



   



  

 

 

 

   

 

    



  

 

  



 

   

     

    



 

 

       

(14)



 

 

   

Karena



   

lebih keci dari



   

(kelas III)

Maka lendutannya adalah:

 









 

Jadi lendutannya adalah

 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3

Karena lebih kecil maka diizinkan.

Pada balok kedua (diatas U-Head). Dengan L4 = 120cm dan dimensi balok 6/12 (beban terbagi rata)

  



 

   

     

    

 

 

   

 

  

  

  



 

  

   



   

Karena



   

lebih besar dari



   

(tidak diizinkan).

e. Antar Scaffolding

Maka arak antar scaffolding harus diperkecil. Jika ditambahkan scaffolding lagi maka jarak L 4

adalah 60cm.

  



 

   

     

   

 



   



  

  

   



 





 

   



   

Karena



   

lebih besar dari



   

(diizinkan dan memenuhi persyaratan).

 







   

 

Jadi

  

lebih kecil dari yang diizinkan.

 



 

   

        

     

 

Jadi diizinkan /memenuhi persyaratan.

(15)

JOB 3

Bekisting Dinding

1. Tujuan

a. Mahasiswa dapat merencanakan bekisting dinding beton dengan baik dan benar b. Mahasiswa mengerti langkah pengerjaan bekisting dinding beton

c. Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dinding dan siku di setiap dinding

2. Dasar teori

Pembuatan dinding nonstructural telah mengalami kemajuan dalam segi metode pelaksanaannya. Pada metode konventional, pembuatan atau

pemasang bekisting dinding dilakukan secara tradisional dengan pasangan bata namun sekarang dapat menggunakan semi system yaitu digunakan papan atau panel yang permukaannya rata dan halus kemudia untuk pengatur jaraknya menggunakan tie rod sekaligus penahan beban panel

3. Langkah Kerja

a. Tentukan lokasi pembuatan dinding dengan benar , sediakan pula alat dan bahan yang akan digunakan

b. Buatlah as bekisting dinding, susun balok dan panel dengan memaku di setiap bagian panel atau sesuai ukuran dan dirikan di daerah yang telah ditentukan c. Pasang tie rod yang sebelumnya telah dipasang paralon diantara sambungan

panel dengan jarak sekitar 30cm hingga tembus dan kencangkan

d. Sambung dengan bekisting dinding yang lain hingga membentuk sudut siku siku sempurna

e. Pasang steel proof sebagai penahan bekisting dinding agar kokoh dan tidak  jatuh

4. Gambar Kerja

(16)

5. Permasalahan

 Kesulitan dalam merangkai panel karena ada yang kurang panjang dan cacat

kayu

6. Solusi

 Gunakan paku ukuran 7cm

 Panel yang digunakan tidak cacat

 pasang balok yang tidak melengkung dan bengkok

7. Kesimpulan

Dibutuhkan keterampilan memaku dalam melakukan job bekisting dinding serta kekohan pada cetakan. Agar pada saat pengecoran dapat menahan semua beban

8. Perhitungan

  

 

  Waktu pengecoran = 30 menit

  

 

 

    

    

   

1. Multiplek

Tebal 1,2cm dan panjang 20cm Jawab : 



 

   

 

    

   



 

 

 

   

 

    

   



 

  



     

     

 

 

   

 

  

  

   



 

  

   



   

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 



  

  cm

Jadi multiplek ini bias menahan beban (0.3cm)

(17)

2. KASO Kaso 5/6 Panjang 25 cm 



 

   

 

   



  

 

 

 

   

 

    



  

 

  



     

    

    

 

 

   

 

   

  

      



 

    

  

Karena



   

lebih keci dari



   

Maka lendutannya adalah:

 



  

   



Jadi lendutannya adalah 7,949  dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3 Balok yang selanjutnya mengukur lendut atau tidaknya dengan perhitungan Dimensi 6/12 Kelas 3 dan jarak 80 cm

 

 

 

  

      

 Sehingga:



 

 

   



 

    

  

 Karena



  

lebih kecil dari 



   

Maka lendutannya adalah:

 





  



 . Jadi lendutannya

adalah 0,074 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3.

 Balok yang ke-2 melendut atau tidak, maka perlu dihitung tegangan lentur dan lendutannya. Dengan dimensi balok 8/15 dan jarak tierod(L4 ) adalah 30 cm.

 

 

 

  

      

 Sehingga:



 

 

  



 

    

   

 Karena



   

lebih kecil dari 

(18)

Maka lendutannya adalah:

 









 . Jadi lendutannya adalah

0,0277 dan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan yaitu 0,3. Sehingga:

 



 

 

  

      

Sedangkan nilai tegangan normalnya adalah 10000 kg (diizinkan/memenuhi).

(19)

Job 4

Bekisting Tangga

1. Tujuan

a. Dapat memahami pembuatan rencana bekisting tangga

b. Menganalisa jumlah anak tangga berdasarkan tinggi suatu bangunan c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan

d. Terampil membuat bekisting tangga

2. Dasar teori

Tangga merupakan sarana lalu lintas pejalan kaki yang menghubungkan suatu daerah lantai dengan daerah lantai lainnya

a. Syarat tangga :

 Harus mampu menopang beban yang bekerja pada tangga  Letaknya harus mudah dan tidak dipersulit ketika digunakan  Mendapat sarana pendukung disetiap kondisi

 Mudah atau nyaman untuk dilewat, kemiringan lebih dari 45 dan lebar

minimum 10 orang b. Macam macam tangga

 Tangga lurus

 Tangga lurus bordes  Tangga bordes berbalik  Tangga berbentuk t  Tangga bordes siku  Tangga ¼ llingkaran

3. Hal yang perlu di perhatikan dalam merencanakan bentuk tangga

a. Bentuk dan ukurang tangga harus sesuai dengan perhitungan sehingga ketika terhubung oleh lantai yang lainnya dapat tersambung

b. Bentuk lebar dan ukurant tangga harus sesuai dengan kondisi c. Optride dan antrede sesuai perhitungan dan tebal lantai

4. Langkah Kerja

a. Susun 6 buah panel atau sesuai kebutuhan lalu paku hingga 4 lapis sebagai dinding dari tangga

(20)

b. Setelah dibuat sebagai dinding atur menjadi siku di setiap sisi dengan lebar 90cm, agar kuat dan kokoh lapisan dinding tadi dapat di tahan menggunakan kaso dan balok beton

c. Buat mal acuan tangga dilantai dengan skala sebenarnya menggunakan kapur tulis ditepi dinding dan potong sebagian papan sesuai dengan mal yang telah di gambar

d. Gambar optride dan antride ditepi bagian dalam dinding lapisan siku , pasang papan sesuai potongan yang dibuat dari mal acuan tangga jika tidak cocok bias diganti dengan papan yang baru

e. Sebelum selesai menuju lantai selanjutnya, cobalah untuk mengecek apakah sambungan papan tadi sesuai dan cocok sampai ke atas

5. Permasalahan

Saat pemasangan papan dalam pengukuran di mal dinding tangga sangat sulit menentukan Panjang dari stiap papan

6. Solusi

Teliti sebelum memotong papan sebagai penahan mortar lakukan

penggambaran di mal dinding tangga secara benar sehingga meminimalisir kesalahan

7. Kesimpulan

Sebelum melakukan rencana bekisting tangga sebaiknya mengerti dalam

melakukan penggambaran simulasi dari tangga dan perhitungan secara matang agar pertemuan lantai satu dan lantai dua bisa cocok

8. Gambar Kerja

Karena pekerjaan bengkel membuat bekisting tangga tidak selesai gambar tidak dapat dimuat

9. Perhitungan

Dengan melakukan pekerjaan bengkel tangga kelompok tidak bisa

menyelesaikan hingga akhir rencana bekisting tangga tersebut sehingga perhitungan jumlah optride dan antride berdasarkan perhitungan saja 2 Optride + antride = 60  – 64

Referensi

Dokumen terkait

Daun teh ( Camellia sinensis ) dan daun anting-anting ( Acalypha indica L ) diduga mengandung tanin, suatu senyawa yang dapat berfungsi sebagai antibiotik. Tujuan dari

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Muhammad Sahlan, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Permasalahan Aset Tetap pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi

Secara umum yang dimaksud dengan pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan

Melalui keputusan Mahkamah Agung tersebut diterapkan suatu prinsip sebagaimana termuat dalam ketentuan Pasal 2 jo Pasal 5 ayat (1) jo Pasal 21 ayat (1) yaitu pada pokoknya

Berdasarkan fakta-fakata di atas, maka cukup menarik untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil karet di daerah pasang surut bila dibandingkan dengan tanaman yang ada

Melanin merupakan pigmen non-hemoglobin yang berasal dari sel melanosit, yang merupakan sel-sel dendrit dari lapisan neuroektodermal yang terletak pada lapisan

Penelitian bertujuan untuk memprediksi keyakinan mahasiswa akan pemanfaatan fasilitas studentsite serta menganalisis variabel-variabel Technology Acceptance Model (TAM)

Berangkat dari latar belakang tersebut, peneliti pada penelitian ini memfokuskan pada pemberitaan polemik antara Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto