• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manual GTS-235N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manual GTS-235N"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PETUNJUK

ELECTRONIC TOTAL STATION

(2)

1

PENGENALAN ALAT

(3)

1.2 Bagian-bagian Alat

1.3 Tampilan

• Tampilan Layar

Tampilannya berupa LCD dot matrik 4 baris dan 20 karakter per baris. Tiga baris pertama menampilkan data ukuran dan baris paling bawah adalah tombol fungsi F1-F4 yang sesuai dengan mode pengukuran.

• Kontras dan Penerangan

Kontras dan penerangan dapat diatur tingkatannya. • Contoh Tampilan

Mode pengukuran mode sudut Mode Pengukuran jarak

Keterangan : Keterangan

Sudut Vertikal : 90º10´20˝ Sudut Horizontal : 120 º 30´ 40˝ Sudut Horizontal : 170 º 30´20˝ Jarak Datar : 23,456 m

(4)

1.4 Tampilan Huruf/ simbol

Tampilan Arti Tampilan Arti

V Sudut Vertikal * EDM aktif

HR Sudut Horizontal kanan m Satuan meter HL Sudut Horizontal Kiri f Satuan feet/inci

HD Jarak Datar VD Beda tinggi SD Jarak Miring N Koordinat N (Y) E Koordinat E (X) Z Koordinat Z (Z)

1.5 Fungsi Tombol dan Softkey

Tombol Arti Fungsi

Star Key Pengaturan : 1. Kontrasan layar 2. Recticle illumination 3. Pencahayaan layar 4. Tilt correction

5. Konstanta prisma,temperatur, suhu 6. dll. (hal. 6)

Tombol bacaan koordinat Mode pengukuran koordinat Tombol bacaan jarak Mode pengukuran jarak ANG Tombol bacaan sudut Mode pengukuran sudut

(5)

MENU Tombol menu Mode normal dan mengatur aplikasi pengukuran.

ESC Tombol Escape Kembali ke menu awal/sebelumnya

ENT Tombol Enter Perekam data masukan

F1-F4 Softkey Akses fungsi tampilan pada layar

Mode pengukuran Sudut

Halaman Softkey Tampilan Fungsi

F1 OSET Mengeset bacaan horizontal 00º00´00˝ F2 HOLD Mengunci bacaan Horizontal

F3 HSET Mengeset bacaan horizontal pada nilai tertentu 1

F4 P1↓ Mengakses ke halaman dua

F1 TILT Mengatur koreksi tilt (X-tilt), jika ON akan keluar nilai koreksinya

F2 REP Mode pengulangan bacaan sudut

F3 V% Mode pengukuran sudut vertikal dalam persen (%) 2

F4 P2↓ Mengakses ke halaman tiga

F1 H-BZ Mengatur bunyi buzzer pada bacaan sudut horizontal 0º, 90º, 180º, 270º, 360º

F2 R/L Mengubah bacaan horizontal ke kanan/kiri (kekanan, nilai bacaan sudut semakin besar)

F3 CMPS Mengubah compass On/Off, jika On, bacaan nol sudut vertikal pada posisi horizontal

3

(6)

Mode pengukuran Jarak

Halaman Tombol Tampilan Fungsi

F1 MEAS Mulai mengukur

F2 MODE Mengeset mode pengukuran Fine/Coarse/Tracking F3 S/A Mengeset mode audio

1

F4 P1 Mengakses ke halaman dua F1 OFFSET Melakukan pengukuran OFFSET F2 S.O Melakukan pengukuran Stake Out F3 m/f/i Mengubah satuan (meter, feet dan inci) 2

F4 P2 Kembali ke halaman satu

Mode pengukuran Koordinat

Halaman Tombol Tampilan Fungsi

F1 MEAS Mulai mengukur

F2 MODE Mengeset mode pengukuran Fine/Coarse/Tracking F3 S/A Mengeset mode audio

1

F4 P1↓ Mengakses ke halaman dua F1 R.HT Memasukkan nilai tinggi reflektor 2

(7)

F3 OCC Memasukkan nilai koordinat alat F4 P2 Mengakses ke halaman tiga F1 OFFSET Melakukan pengukuran OFFSET F2 m/f/i Mengubah satuan (meter, feet dan inci) 3

F3 P3 Kembali ke halaman satu

Mode Tombol Bintang

Tekan tombol (*) untuk menampilkan pilihan pengaturan seperti : 1. Pengaturan kontras tampilan (langkah 0 sampai 9) ▼or▲ 2. Pengaturan penerangan reticle (langkah 1 sampai 9) ◄or► 3. Memunculkan cahaya pada layar ON/OFF [F1]

4. Mengeset koreksi Tilt [F2]

5. Menyalakan point guide ON/OFF [F3] (hanya untuk jenis point guide) 6. Mengatur mode suara

Tombol Tampilan Fungsi

F1 Mengatur pencahayaan layar ON/OFF F2 Pengaturan koreksi kemiringan

F3 Pengaturan point guide ON/OFF

F4

Mengatur kualitas tingkat penerimaan sinar untuk EDM (SIGNAL), nilai koreksi atmosfer (PPM) dan nilai koreksi konstanta prisma (PSM)

▼or▲ Mengatur kontras

◄or► Mengatur pencahayaan reticle, ON/OFF berhubungan dengan pencahayaan layar

(8)

2

PENGUKURAN SUDUT

2.1 Mengukur sudut horizontal dan vertikal

α

1. Sentering alat di titik A dan target polygon di titik B & C 2. Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER

3. Bidik target B, set 0 bacaan horizontal ( [F1] OSET )

[F3] YES

4. Bidik target C, maka sudut horizontal BAC (α) dan vertikal akan ditampilkan ke layar

2.2 Setting sudut horizontal kanan / kiri (R/L)

Tampilan HR di layar berarti :

- Bacaan horizontal membesar apabila teropong diputar searah jarum jam

- Bacaan horizontal mengecil apabila teropong diputar berlawanan dengan arah jarum jam

Tampilan HL di layar berarti :

- Bacaan horizontal mengecil apabila teropong diputar searah jarum jam

- Bacaan horizontal membesar apabila teropong diputar berlawanan dengan arah jarum jam [F4] P1↓→[F4] P2→ [F4] A B C V : 90º 10’ 20” HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

H ANGLE O SET > OK ? ….. ….. [YES] [NO] V : 90º 10’ 20” HR : 0º 00’ 00”

0SET HOLD HSET P1

V : 90º 10’ 20” HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

V : 90º 10’ 20” HL : 239º 29’ 20”

H-BZ R/L MPS P3

(9)

Perhatikan bahwa bacaan horizontal HR + HL = 360º

2.3 Setting bacaan tertentu pada arah horizontal (HSET)

Pastikan mode pengukuran adalah pengukuran sudut, seperti yang ditampilkan berikut ini :

[F3] HSET [F1]

[F4] ENTER

Cara mengisi data dapat dilihat pada Bab 6 Pengumpulan Data.

2.4 Pengukuran kemiringan (V %)

Pastikan mode pengukuran adalah pengukuran sudut, seperti yang ditampilkan berikut ini :

[F4] P1↓ [F3] V %

V : 90º 10’ 20” HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

H ANGLE SET HR : INPUT ….. ….. P1 V : 90º 10’ 20” HR : 70º 40’ 20”

0SET HOLD HSET P1

V : 90º 10’ 20” HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

V : -0.30 % HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

(10)

3

PENGUKURAN JARAK

3.1 Pengukuran jarak

1. Sentering alat di titik A dan target di titik B 2. Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER

3. Bidik target B, masuk ke mode pengukuran ( )

4. Untuk mengukur jarak ke target lain, bidik target, takan [F1] MEAS 5. Kembali ke mode pengukuran sudut, tekan tombol ANG

3.2 Setting mode pengukuran jarak Fine/Coarse/Track (Mode) - Fine mode : satuan jarak yang ditampilkan 1 mm

- Coarse mode : satuan jarak yang ditampilkan 10 mm atau 1 mm - Tracking mode : satuan jarak yang ditampilkan 10 mm

[F2] MODE [F1] – [F2]

A B

V : 90º 10’ 20” HR : 120º 30’ 40”

0SET HOLD HSET P1

HR : 120º 30’ 40” HD*[r] : < < < m VD : m

MEAS MODE S/A P1

HR : 120º 30’ 40” HD* 123.456 m VD : 5.678 m MEAS MODE NP/P P1 V : 90º 10’ 20” HD : 120º 30’ 40” SD* 131.678 m MEAS MODE NP/P P1 HR : 120º 30’ 40” HD : 123.456 m VD : 5.678 m MEAS MODE NP/P P1 HR : 120º 30’ 40” HD : 123.456 m VD : 5.678 m

(11)

3.3 Mode pengukuran dengan prisma dan non-prisma

3.4 Setting konstanta prisma dan koreksi atmosfer (S/A)

Pastikan mode pengukuran adalah pengukuran jarak

[F3] S/A

Setting Konstanta Prisma

[F1] INPUT

0.0

Perhatikan : konstanta prisma untuk prisma TOPCON = 0 (nol) Cara mengisi data dapat dilihat pada Bab 6 Pengumpulan Data. Koreksi Atmosfer [F3] T-P [F1] INPUT → 30 → [F4] ENTER [F1] INPUT → 670 → [F4] ENTER

3.5 Stake out jarak (S.O)

Pastikan mode pengukuran adalah pengukuran jarak :

[F4] P1↓ [F1] HD

[F2] S.O

Masukkan data jarak datar yang akan di-stakeout HR : 120º 30’ 40” HD* 123.456 m VD : 5.678 m MEAS MODE NP/P P1 HR : 120º 30’ 40” HD : 123.456 m VD : 5.678 m

MEAS MODE S/A P1

PSM : 0.0 PPM : 0.0 NIPM : 0.0

SIGNAL : [I I I I I]

PRISM PPM T-P …..

PRISM CONST. SET PRISM → 0.0 mm N-PSM : 0.0 mm

INPUT ….. …. ENTER

PRISM CONST. SET PRISM : 0.0 mm N-PSM → 0.0 mm INPUT ….. …. ENTER PSM : 0.0 PPM : 0.0 NIPM : 0.0 SIGNAL : [I I I I I] PRISM PPM T-P …..

TEMP. & PRES. SET TEMP. → 15 ºC PRES : 1013 mmHg INPUT ….. ….. ENTER HR : 120º 30’ 40” HD* 123.456 m VD : 5.678 m MEAS MODE NP/P P1 STAKE OUT HD : 0.000 m HD VD SD …..

(12)

[F1] INPUT → 100 → [F4] ENTER

Bidik titik yang acuan arah baseline. tekan tombol ( ) untuk mengatur jarak, maju/mundurkan target prisma sampai dHD = 0.

Waktu kembali ke mode pengukuran jarak normal, pastikan S.O pengisian HD = 0.000 m. STAKE OUT

HD : 100.000 m

INPUT ….. ….. ENTER

(13)

4

PENGUKURAN KOORDINAT

Pengukuran koordinat planimetris (X,Y)

Koordinat titik B (XB,YB)

XB = XA + HDAB * Sin αAB YB = YA + HDAB * Cos αAB

Data yang diperlukan :

Koordinat titik A (XA,YA Azimuth AB αAB

Data yang diukur : HDAB Pengukuran koordinat tinngi (Z)

Tinggi titik B (ZB)

ZB = ZA + SD * Cos V + ta- tp Data yang diperlukan :

Tinggi titik A (ZA) Tinggi alat (ta) Tinggi prisma (tp) Data yang diukur : SD dan V

4.1 Pengukuran koordinat secara langsung tanpa direkam

1. Sentering alat di titik A dan target prisma di titik B 2. Ukur tinggi alat (ta) dan tinggi target prisma (tp) 3. Hidupkan alat dengan menekan tombol POWER 4. Menentukan Azimuth AB (αAB) dengan cara :

− Kalau diketahui azimuth dari A ke B, bidik ke titik B, kemudian gunakan HSET (lihat hal 2,3), untuk mengeset bacaan horizontal sama dengan azimuth dari A ke B. αAB Y B X A (XA.YA) HDAB VD A B tp ta

(14)

− Untuk pendekatan, dapat juga dilakukan dengan cara mengarahkan teropong ke arah utara dengan bantuan kompas, kemudian set bacaan horizontal menjadi nol (0) dengan menggunakan OSET (lihat hal 2,3) lalu bidik ke titik B.

5. Masuk ke menu metode pengukuran koordinat dengan menekan tombol ( ) 6. Masukkan data koordinat titik A (XA,YA,ZA), tinggi alat (ta) dan tinggi prisma (tp)

[F4] P1↓ [F3] OCC

Masukkan data koordinat titik tempat berdiri alat [F1] INPUT → Enter Data → [F4] ENTER

Tekan [F2] INSHT Masukkan data tinggi alat

[F1] INPUT → Enter Data → [F4] ENTER

Tekan [F1] R.HT

Masukkan data tinggi prisma

[F1] INPUT → Enter Data → [F4] ENTER 7. Tekan tombol [F1] MEAS untuk mengukur koordinat target prisma

8. Kembali ke mode pengukuran sudut, tekan tombol ANG

4.2 Pengukuran koordinat serta direkam

Untuk pengukuran koordinat dilapangan dan merekamnya didalam memory internal alat, dapat dilakukan dalam tombol MENU sub menu DATA COLLECT. (lihat bab 6)

N : 123.456 E : 34.567 Z : 78.912 MEAS MODE NP/P P1 N : 123.456 E : 34.567 Z : 78.912 R.HT INSHT OCC P2 N → 0.000 m E : 0.000 m Z : 0.000 m INPUT ….. ….. ENTER INSTRUMENT HEIGHT INPUT INS.HT : 0.000 m INPUT ….. ….. ENTER REFLECTOR HEIGHT INPUT R.HT : 0.000 m INPUT ….. ….. ENTER

(15)

5

PROGRAM

Mode Pengukuran Normal

MENU 1/3 F1 : DATA COLLECT F2 : LAYOUT F3 : MEMORY MGR. P↓ MENU 2/3 F1 : PROGRAMS F2 : GRID FACTOR F3 : ILLUMINATION P↓ MENU 3/3 F1 : PARAMETERS 1 F2 : CONTRAST ADJ. P↓

DATA COLLECTION MODE

LAYOUT MODE

MEMORY MANAGER MODE

PROGRAMS 1/2 F1 : REM F2 : MLM F3 : Z COORD. P↓ GRID FACTOR = 1.000000

>MODIFY [YES] [NO]

ILLUMINATION [ON:1] F1 : ON F2 : OFF F3 : LEVEL PARAMETERS 1 F1 : MINIMUM READING F2 : AUTO POWER OFF F3 : TILT

KONTRAST ADJUSMENT LEVEL: 4

↓ ↑ ….. ENTER Lihat Bab 6 : Pengumpulan data

Lihat Bab 7 : Stakeout

Lihat Bab : Pengaturan memory

Programs

Grid faktor

Penerangan garis bidik

Setting mode

Setelan ketajaman tampilan [MENU] [ESC] [ESC] [ESC] F4 F4 [ESC] [ESC] [ESC] [ESC] F4 F1 F2 F3 F1 F2 F3 F1 F2

(16)

5.1 Remote Elevation Measurement (REM)

Remote Elevation Measurement (REM) digunakan untuk mengukur ketinggian suatu objek tanpa harus meletakkan prisma di puncak objek tersebut.

Contoh : ketinggian menara, tinggi kabel tegangan tinggi, tinggi tiang listrik, dll.

Ada 2 (dua) cara untuk melakukan REM : 1. Dengan memasukkan tinggi prisma

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) b. Masuk ke program REM

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F1 REM → F1 INPUT R.HT

c. - Dirikan target prisma tepat di bawah menara - Tekan [F1] INPUT untuk memasukkan

ketinggian prisma dari permukaan tanah. - Tekan [F4] ENTER

d. - Lakukan pengukuran jarak dengan menekan [F1] MEAS

- Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

e. - Bidik ke target K (puncak menara)

- Tinggi puncak menara akan ditampilkan pada layar

- Untuk kembali ke point C, tekan tombol [F3] HD - Untuk kembali ke point D, tekan tombol [F2] V

- Untuk kembali ke metode pengukuran normal, tekan tombol [ESC] 2. Tanpa memasukkan ketinggian prisma

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) Alat Target K VD Tinggi prisma Prisma G REM-1 <STEP-2> HD : 0.000 m MEAS ….. ….. ENTER REM-1 <STEP-2> VD : 10.456 m ….. R.HT HD ENTER REM-1 <STEP-1> R.HT : 0.000 m INPUT ….. ….. ENTER

(17)

b. Masuk ke program REM

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F1 REM → F2 NO R.HT

c. - Dirikan target prisma tepat di bawah menara - Bidik target prisma

- Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak

d. - Bidik kaki target (G) pada permukaan tanah

- Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

e. - Bidik ke target K (puncak menara)

- Tinggi puncak menara akan ditampilkan pada layar

- Untuk kembali ke point C, tekan tombol [F3] HD - Untuk kembali ke point D, tekan tombol [F2] V

- Untuk kembali ke metode pengukuran normal, tekan tombol [ESC]

5.2 Missing Line Measurement (MLM)

Missing Line Measurement (MLM) digunakan untuk megukur jarak datar, jarak miring dan beda tinggi target yang satu dengan target yang lain secara tidak langsung.

Periksa dan pastikan mode pengukuran sudut adalah HR. Ada 2 (dua) mode pengukuran MLM, yaitu :

1. A-B, A-C, A-D, A-E dst (pengukuran baseline) 2. A-B, B-C, C-D, D-E dst (pengukuran interval) 1. Pengukuran baseline

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) REM-2 <STEP-1> HD : m INPUT ….. ….. Alat (I) REM-2 <STEP-2> V : 123º 45’ 50” ….. … REM-2 VD : 1.234 m ….. V HD …..

Alat (I) Prisma C

Prima B Prisma A

(18)

b. Masuk ke program MLM

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F2 MLM → F1 MLM-1 (A-B, A-C)

c. - Dirikan prisma di titik A dan bidik target A

- Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-A - Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

d. - Dirikan prisma di titik B dan bidik target B

- Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-B - Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

e. - Jarak datar (HD) A-B, beda tinggi (VD) A-B ditampilkan pada layar

- Tekan ( ) untuk menampilkan jarak miring (SD) A-B

f. - Dirikan prisma di titik C dan bidik target C - Tekan [F3] HD untuk mengukur titik C - Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-C - Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran g. - Jarak datar (HD) A-C, beda tinggi (VD) A-C

ditampilkan pada layar

- Tekan ( ) untuk menampilkan jarak miring (SD) A-C

h. Untuk mengukur A-D, ulangi langkah f-g

i. Untuk kembali ke mode pengukuran normal, tekan tombol [ESC] 2. Pengukuran interval

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) b. Masuk ke program MLM

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F2 MLM → F2 MLM-2 (A-B, B-C)

c. - Dirikan prisma di titik A dan bidik target A

- Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-A - Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

d. - Dirikan prisma di titik B dan bidik target B

- Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-B MLM-1 (A-B, A-C) <STEP-1> HD : m MEAS ….. ….. SET MLM-1 (A-B, A-C) <STEP-2> HD : m MEAS ….. ….. SET MLM-1 (A-B, A-C) dHD : 123.456 m dVD : 12.345 m ….. ….. HD ….. MLM-1 (A-B, A-C) <STEP-2> HD : m MEAS ….. ….. SET MLM-1 (A-B, A-C) dHD : 234.567 m dVD : 23.567 m ….. ….. HD ….. MLM-2 (A-B, B-C) <STEP-1> HD : m MEAS ….. ….. SET MLM-2 (A-B, B-C) <STEP-2> HD : m

(19)

- Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran

e. - Jarak datar (HD) A-B, beda tinggi (VD) A-B

ditampilkan pada layar

- Tekan ( ) untuk menampilkan jarak miring (SD) A-B

f. - Dirikan prisma di titik C dan bidik target C

- Tekan [F3] HD untuk mengukur titik C - Tekan [F1] MEAS untuk mengukur jarak I-C - Tekan [F4] SET untuk menerima data ukuran g. - Jarak datar (HD) B-C, beda tinggi (VD) B-C

ditampilkan pada layar

- Tekan ( ) untuk menampilkan jarak miring (SD) B-C

h. Untuk mengukur B-D, ulangi langkah f-g

i. Untuk kembali ke mode pengukuran normal, tekan tombol [ESC]

5.3 Penentuan nilai Z (Z Coordinate)

Fungsi ini digunakan untuk menentukan nilai Z (elevasi) tempat berdiri alat. Diketahui data A (x,y,..) dan B (x,y,z). Dimana titik A sebagai titik berdiri alat.

1. Dari Menu tekan F4 2 kali. Untuk masuk ke menu Program. 2. Cari program Z-coordinate.

3. Setelah alat sentering, masukkan koordinat titik B 4. Bidik titik B

5. Nilai Z titik A akan muncul dilayar.

5.4 Hitungan luas

Fungsi ini digunakan untuk menghitung luas bidang yang tertutup. Ada 2 (dua) cara untuk menghitung luas :

1. Hitungan luas dari file data koordinat 2. Hitungan luas dari data ukuran langsung. 1. Hitungan luas dari file data koordinat

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) b. Masuk ke program area

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F4 P↓ → F1 AREA → F1 FILE DATA MLM-2 (A-B, B-C) dHD : 123.456 m dVD : 12.345 m ….. ….. HD ….. MLM-2 (A-B, B-C) <STEP-2> HD : m MEAS ….. ….. SET MLM-2 (A-B, B-C) dHD : 234.567 m dVD : 23.567 m ….. ….. HD …..

(20)

c.

- Pilih [F1] INPUT , kemudian ketik nama file.

d. - Tekan [F4] NEXT, angka pada baris pertama akan berubah dan ditampilkan titik kedua - Tekan [F4] NEXT terus sampai semua titik

terpakai 2. Hitungan luas dari data ukuran

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas) b. Masuk ke program area

MENU → F4 P↓→ F1 PROGAM → F4 P↓ → F1 AREA → F2 MEAS c. Pilih [F2] DON’T USE untuk memilih tanpa menggunakan GRID FAKTOR d.

- Dirikan prisma di titik pertama, kemudian bidik dan ukur titik pertama

- Dirikan prisma di titik ke-dua, kemudian bidik dan ukur titik ke-dua (seterusnya sampai semua titik terukur secara berurutan.

e. - Pada titik ke-tiga, besaran luas ditampilkan di layar

5.3 Perpotongan ke belakang (Resection method)

Perpotongan ke belakang (Resection method) adalah metode untuk menentukan koordinat berdiri alat dari titik-titik yang diketahui koordinatnya.

Pelaksanaan :

1. Sentering alat di titik yang akan dicari koordinatnya

2. Sentering prisma (target) di titik yang diketahui koordinatnya (titik A dan B) 3. Masuk ke mode Resection

MENU→F2 LAYOUT→ pilih file →F4 P →F2 NEW POINT →F2 RESECTION AREA 0000

m.sq

NEXT# : DATA-01

PT# LIST UNIT NEXT

AREA 0001 m.sq

NEXT# : DATA-02

PT# LIST UNIT NEXT

AREA 0000 m.sq MEAS ….. UNIT NP/P N*[n] <<<< m E : m Z : m > Measuring….. AREA 0003 234.567 m.sq MEAS ….. UNIT NP/P

(21)

4. - Masukkan nomor titik tempat berdiri alat dengan [F1] INPUT → nomor titik → [F4] ENTER

5.

- Masukkan tinggi alat

[F1] INPUT → tinggi alat → [F4] ENTER

6. - Masukkan nomor titik target pertama yang sudah

ada koordinatnya.

Cara memasukkan koordinat Bab 6 Pengumpulan Data.

7. - Masukkan tinggi target pertama

- Bidik ke target tersebut

- Tekan tombol [F1] ANG atau [F2] DIST untuk mengukur target

8. - Masukkan nomor titik target kedua yang sudah ada

koordinatnya. Alat A (X,Y,Z) B (X,Y,Z) NEW POINT PT# : INPUT SRCH SKP ENTER INSTRUMENT HEIGHT INPUT INS. HT : 0.000 m INPUT ….. ….. ENTER NO01# PT# :

INPUT LIZT NEZ ENTER

REFLECTOR HEIGHT INPUT R. HT : 1.25 m ANG DIST NP/P HR : 123º 40’ 20” HD* [n] < m VD : m > Measuring….. NO02# PT# :

(22)

- Ulangi langkah ke-7 untuk titik target yang lain. (sampai maksimum 7 target)

9. Setelah dua titik target telah diukur, residual error akan dihitung.

- [F1] : R.E dihitung berdasar GF yang telah diset - [F2] : R.E dihitung tanpa GF yang telah diset

- Ketelitian pengukuran koordinat tempat berdiri alat ditampilkan pada layar.

- [F3] YES untuk menerima hasil pengukuran - [F4] NO untuk mengulangi pengukuran

10.

- Koordinat tempat berdiri alat ditampilkan di layar. - [F3] YES untuk merekam hasil hitungan

- [F4] NO untuk tidak merekam ke memori alat SELECT GRID FACTOR

F1 : USED LAST DATA

F2 : CALC MEAS DATA

SELECT GRID FACTOR dHD : 0.015 m dZ : 0.005 m NEXT ….. G.F. CALC N : 1234.567 m E : 123.456 m Z : 1.234 m

(23)

6

PENGUMPULAN DATA

6.1 Menu Operasi Pengumpulan Data

Mode Pengukuran Normal

MENU 1/3 F1 : DATA COLLECT F2 : LAYOUT F3 : MEMORY MGR. P↓ SELECT FILE Fn :

INPUT LIST ….. ENTER

DATA COLLECT 1/2 F1 : OCC.ST# INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : FS/SS P↓ DATA COLLECT 2/2 F1 : SELECT A FILE F2 : P CODE INPUT F3 : CONFIG P↓ OCC.PT# INPUT BACK SIGHT FS/SS SELECT A FILE P CODE INPUT CONFIG [ESC] [MENU] [F1] Set file [F1] [F2] [F3] [ESC] [F4] [F1] [F2] [F3] [ESC]

Setting tempat berdiri alat (Occ Pt)

Setting acuan bidikan belakang

Pelaksanaan pengukuran

Memilih file untuk pengumpulan data

Mengedit library P CODE

(24)

6.2 Memasukkan data ( Input data )

Contoh : Setting tempat berdiri alat (Occ Pt) pada mode pengumpulan data (data collect) 1. Cara memilih item.

- Arah panah menunjukkan item yang akan diisi. - Gunakan tombol [] atau [] untuk memindahkan

arah panah.

[] atau []

2. Cara memasukkan huruf atau angka.

- Pindahkan tanda panah () ke item yang akan diisi menggunakan tombol [] atau []

- Tekan tombol F1 [INPUT]

- Tanda () berubah menjadi sama dengan (=) - Untuk memasukkan huruf , tekan[F1] [ALP] - Masukkan huruf dengan cara menekan huruf-huruf

yang ada pada panel/tombol di instrument. - Untuk memasukkan angka, tekan [F1] [NUM] - Masukkan angka dengan cara menekan

angka-angka yang ada pada panel/tombol di instrument. PT# →ST-01

ID :

INS.HT : 0.000 m

INPUT SCRH REC OCNEZ

PT# : ST-01

ID →

INS.HT : 0.000 m

INPUT SCRH REC OCNEZ

PT# : ST-01 ID :

INS.HT → 0.000 m

INPUT SCRH REC OCNEZ

PT# → ID :

INS.HT : 0.000 m

INPUT SCRH REC OCNEZ

PT# = ID : INS.HT : 0.000 m [ALP] [SPC] [CLR] [ENT] PT# = ST-01 ID : INS.HT : 0.000 m [NUM] [SPC] [CLR] [ENT]

(25)

6.3 Pelaksanaan pengukuran

1. Sentering alat di titik 2, target backsight di titik 1 dan target foresight di titik 3 2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON

3. Menghapus data lama (data yang sudah ditransfer ke PC)

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4 P↓ → F4 P↓ → F2 INITIALIZE

- F1 : FILE AREA (data ukuran dan koordinat dihapus

- F2 : PCODE LIST : daftar PCODE yang dihapus - F3 : ALL DATA : semua data akan dihapus 4. Bidik titik 1 (backsight), set 0 bacaan horizontal dengan menekan tombol 0 SET 5. Untuk memulai pengukuran masuk ke mode pengukuran (DATA COLLECT) :

MENU → F1 DATA COLLECT

6. Memasukkan informasi tempat berdiri alat, tekan tombol [F1] OCC. ST# INPUT

Untuk memasukkan koordinat Occ.Pt tekan [F4] OCNEZ

Tekan [F1] INPUT dan masukkan PT# 1 (Backsight) 3 (Foresight) 2 STA INITIALIZE F1 : FILE AREA F2 : PCODE LIST F3 : ALL DATA MENU 1/3 F1 : DATA COLLECT F2 : LAYOUT F3 : MEMORY MGR. P↓ DATA COLLECT 1/2 F1 : OCC.PT# INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : FC/SS PT# → 2 ID : BM-2 INS.HT : 1.455 m

INPUT SRCH REC OCNEZ

Keterangan/kode mengenai PT apabila diperlukan Masukkan nomor titik tempat berdiri alat

Masukkan tinggi alat dalam satuan meter

OCC.PT PT# : BM-2

INPUT LIST NEZ ENTER

(26)

Setelah diisikan tekan [F3] YES

7. Memasukkan informasi titik backsight (BS), dari menu DATA COLLECT tekan [F2] BACKSIGHT

Untuk memasukkan koordinat Backsight tekan [F4] BS

Tekan [F1] INPUT dan masukkan PT#

Setelah diisikan tekan [F3] YES

Tekan [F3} MEAS untuk membidik backsight

Tekan [F2} SD (Slope Distance) atau [F3] NEZ SD : untuk perekaman data jarak, sudut

NEZ : untuk perekaman data koordinat N : 1000.000 m

E : 1000.000 m Z : 100.000 m

>OK? [YES] [NO]

BS# → 1 PCODE : R.HT : 0.0 m

INPUT OSET MEAS BS

Masukkan nomor titik backsight Masukkan kode untuk backsight Masukkan tinggi reflektor backsight

BACKSIGHT PT# :1

INPUT LIST NE/AZ ENTER

N : 2000.000 m E : 2000.000 m Z : 100.000 m

>OK? [YES] [NO]

BS# → 1 PCODE : BS R.HT : 1.50 m

INPUT OSET MEAS BS

BS# → 1 PCODE : BS R.HT : 1.50 m VH *SD NEZ NP/P V : 90°00’00” HR : 120°30’15” SD*[n] <<< m > Measuring….

(27)

8. Memasukkan informasi titik foresight (FS), dari menu DATA COLLECT pilih [F3] FS/SS

Untuk mengukur titik foresight tekan [F3] MEAS

9. Memasukkan informasi dan mengukur titik detail/situasi (SS)

Untuk mengukur titik detail tekan [F3] MEAS 10. Lakukan langkah ke-9 untuk titik-titik detail lainnya.

11. Lakukan langkah 1-2 dan 4-9 untuk titik-titik ikat berikutnya

Sistem pengkodean tergantung pada software pengolahan data yang dipakai.

6.4 Mencari data (Searching)

[F2] [SRCH]

[ESC] Penjelasan :

[F1] FIRST DATA : untuk mengetahui informasi/data pada awal perekaman [F2] LAST DATA : untuk mengetahui informasi/data pada akhir perekaman [F3] PT# DATA : untuk mengetahui informasi/data pada nomor titik tertentu

6.5 Transfer data dari alat ke komputer

1. Pastikan setting parameter komunikasi sudah benar

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4 P↓ → F1 DATA TRANSFER →

[F3] PT# → 3

PCODE : FS R.HT : 1.455 m

INPUT OSET MEAS ALL

Masukkan nomor titik foresight

Masukkan tinggi target/prisma untuk detail PT# → 100

PCODE : JL01 R.HT : 1.500 m

INPUT OSET MEAS ALL

Masukkan nomor titik detail

Masukkan kode untuk titik detail yang diukur Masukkan kode untuk foresight

Masukkan tinggi reflektor foresight

PT# → 100 PCODE : JL01 R.HT : 1.500 m

INPUT OSET MEAS ALL

MEAS. DATA SEARCH F1 : FIRST DATA F2 : LAST DATA F3 : PT# DATA DATA TRANSFER F1 : SEND DATA F2 : LOAD DATA F3 : COMM. PARAMETER COMM. PARAMETERS 1/2 F1 : PROTOCOL F2 : BAUD RATE F3 : CHAR./PARITY

(28)

[F1] PROTOCOL

Pilih [F1] ONE WAY

[F2] BAUD RATE Gunakan [] atau []

untuk memilih [9600] Tekan [F4] ENTER [F3] CHAR/PARITY Pilih [F3] [8/NONE] [F4] P↓→ [F1] STOP BITS Pilih [F1]

2. Transfer data ukuran (meas data) dari alat ke komputer

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4 P↓ → F4 P↓ → F1 DATA TRANSFER → F1 MEAS. DATA F1 F3 FN YES PROTOCOL F1 : [ACK/NAK] F2 : [ONE WAY] BAUD RATE 300 600 1200 2400 4800 [9600] ENTER CHAR/PARITY F1 : [7/EVEN] F2 : [7/ODD] F3 : [8/NONE] STOP BITS F1 : 1 F2 : 2 SELECT A FILE FN :

INPUT LIST ….. ENTER

SEND MEAS DATA > OK ?

….. ….. [YES] [NO]

SEND MEAS DATA < sending data!> STOP

(29)

7

STAKE OUT

7.1 Menu stake out/layout

Menu ini digunakan untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di lapangan. Mode Pengukuran Normal

MENU 1/3 F1 : DATA COLLECT F2 : LAYOUT F3 : MEMORY MGR. P↓ SELECT A FILE FN :

INPUT LIST SKP ENTER

LAYOUT 1/2 F1 : OCC. ST# INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : LAYOUT P↓ OCC.PT PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

BACKSIGHT PT# :

INPUT LIST NE/AZ ENTER

LAYOUT PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

[ESC] [MENU] [F2] [ESC] LAYOUT MENU 1/2 [F1] [F2] [F3] [F1] OCC. PT# INPUT BACSIGHT LAYOUT

(30)

7.2 Memasukkan data/input data

Ada 3 (tiga) cara untuk memasukkan data ke alat : 1. Secara manual

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4↓ → F1 KOORDINAT INPUT

[F1] INPUT → ketik nama file

Tekan [F1] INPUT untuk memasukkan nomor titik

Masukkan koordinat Utara (N) Masukkan koordinat Timur (E) Masukkan koordinat Tinggi (Z) 2. Secara otomatis (upload data)

i.Buatkan daftar koordinat (No Titik X, Y, Z Code) dengan text editor (misalnya dari Ms Exel, Note Pad. Untuk upload data, format data yang dapat dibaca adalah :

• GTS 210/310-10 point data (*.xyz; *.pnt) • GTS 210/310-12 point data (*.xyz; *.pnt)

Data selain format diatas dikonversi dahulu melalui Topcon Link. ii.Transfer data dari komputer ke alat dengan software TOPCON Link

Pastikan setting parameter komunikasi sudah benar

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4 P↓ → F1 DATA TRANSFER →

[F3] SELECT A FILE

FN :

INPUT LIST ….. ENTER

COORD. DATA INPUT PT# : INPUT ….. ….. ENTER N → 100.234 m E : 12.345 m Z : 1.678 m INPUT ….. ….. ENTER DATA TRANSFER F1 : SEND DATA F2 : LOAD DATA F3 : COMM. PARAMETER COMM. PARAMETERS 1/2 F1 : PROTOCOL F2 : BAUD RATE F3 : CHAR./PARITY

(31)

Pilih [F2] ACK/NAK Gunakan [] atau [] untuk memilih [9600] Tekan [F4] ENTER Pilih [F3] [8/NONE] Pilih [F1] (1)

Transfer data koordinat dari komputer ke alat

MENU → F3 MEMORY MGR. → F4 P↓ → F4 P↓ → F1 DATA TRANSFER → F2 LOAD DATA → FI COORD. DATA → F1 → INPUT → KETIK NAMA FILE

F3

YES

3. Secara manual pada saat pengukuran [F1] PROTOCOL

LOAD COORD. DATA > OK ?

….. ….. [YES] [NO]

LOAD COORD. DATA >>>>>> STOP PROTOCOL F1 : [ACK/NAK] F2 : [ONE WAY] BAUD RATE 300 600 1200 2401 4800 [9600] ENTER CHAR/PARITY F1 : [7/EVEN] F2 : [7/ODD] F3 : [8/NONE] STOP BITS F1 : 1 F2 : 2 [F2] BAUD RATE [F3] CHAR/PARITY [F4] P↓→ [F1] STOP BITS

(32)

7.3 Pelaksanaan

7.3.1 Memasukkan data koordinat pada saat pengukuran 1. Masuk ke mode stake out

MENU → LAYOUT

2. Masukkan informasi tempat berdiri alat → [F1] OCC. ST INPUT

[F3] NEZ

3. Melakukan orientasi ke backsight (BS), dari menu LAY OUT → [F2] BACKSIGHT a. Dengan menggunakan data koordinat titik backsight :

[F3] NE/AZ

b. Dengan menggunakan data azimuth dari alat ke backsight, tekan AZ :

[F3] AZ [F1] INPUT

4. Stake out titik yang diketahui koordinatnya

[F3] LAYOUT 1 STA 3 (backsight) 2

(titik yang akan di stakeout)

OCC.PT PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

N → 100.234 m E : 12.345 m Z : 1.678 m INPUT ….. PT# ENTER BACKSIGHT PT# :

INPUT SCRH NE/AZ ENTER

N → 0.000 m E : 0.000 m INPUT ….. AZ ENTER BACKSIGHT HR : INPUT …… PT# ENTER BACKSIGHT HR : 30º 15’ 30”

> sight [YES] [NO]

LAYOUT 1/2 F1 : OCC. PT INPUT F2 : BACKSIGHT

F3 : LAYOUT P↓

(33)

Tekan [F3] NEZ untuk memasukkan koordinat titik yang akan di stake out

Tidak perlu memasukkan tinggi target apabila hanya men-stake out X and Y

Tekan tombol [F1] ANGLE terlebih dahulu untuk mencari arah dari titik yang akan di-stake out Untuk mendapatkan arah tersebut yang benar, putar teropong dalam arah horizontal sampai bacaan dHR menjadi 0 (nol)

Tempatkan target pada arah tersebut, ukur jarak dari alat ke target dengan tombol [F1] DIST. Lakukan pergerakan maju/mundur sampai dHD menjadi 0 (nol)

7.3.2 Stake out data koordinat yang sudah dimasukkan ke alat. 1. Masuk ke mode stake out

MENU → LAYOUT

2. Masukkan informasi tempat berdiri alat → [F1] OCC. ST INPUT

[F3] NEZ

3. Melakukan orientasi ke backsight (BS), dari menu LAY OUT → [F2] BACKSIGHT Dengan menggunakan data koordinat titik backsight :

[F3] NE/AZ LAYOUT

PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

REFLECTOR HEIGHT INPUT R.HT : 0.000 m INPUT ….. PT# ENTER CALCULATED HR : 90º 10’ 20” HD : 123.456 m ANGLE DIST ….. ….. PT# : 103 HR : 6º 20’ 40” dHR : 23º 40’ 20” DIST ….. NEZ ….. HD* 143.84 m dHD : -43.84 m dZ : -0.05 m

MODE NEZ NP/P NEXT

OCC.PT PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

N → 100.234 m E : 12.345 m Z : 1.678 m INPUT ….. PT# ENTER BACKSIGHT PT# : N → 0.000 m E : 0.000 m

(34)

Dengan menggunakan data azimuth dari alat ke backsight, tekan AZ :

[F3] AZ [F1] INPUT

4. Stake out titik yang diketahui koordinatnya

[F3] LAYOUT

Tekan [F1] INPUT untuk memasukkan koordinat titik yang akan di stake out

Tidak perlu memasukkan tinggi target apabila hanya men-stake out X and Y

Tekan tombol [F1] ANGLE terlebih dahulu untuk mencari arah dari titik yang akan di-stake out Untuk mendapatkan arah tersebut yang benar, putar teropong dalam arah horizontal sampai bacaan dHR menjadi 0 (nol)

Tempatkan target pada arah tersebut, ukur jarak dari alat ke target dengan tombol [F1] DIST. Lakukan pergerakan maju/mundur sampai dHD menjadi 0 (nol)

7.3.3 Perbanyakan titik ikat untuk stake out titik yang tidak kelihatan 1. Sentering alat di salah satu titik ikat dan target di titik backsight 2. Hidupkan alat, lakukan orientasi dengan membidik titik backsight 3. Lakukan stake out untuk titik-titik yang kelihatan

BACKSIGHT HR : INPUT …… PT# ENTER BACKSIGHT HR : 30º 15’ 30”

> sight [YES] [NO]

LAYOUT 1/2 F1 : OCC. PT INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : LAYOUT P↓ LAYOUT PT# :

INPUT LIST NEZ ENTER

REFLECTOR HEIGHT INPUT R.HT : 0.000 m INPUT ….. PT# ENTER CALCULATED HR : 90º 10’ 20” HD : 123.456 m ANGLE DIST ….. ….. PT# : 103 HR : 6º 20’ 40” dHR : 23º 40’ 20” DIST ….. NEZ ….. HD* 143.84 m dHD : -43.84 m dZ : -0.05 m

MODE NEZ NP/P NEXT

(35)

4. Apabila ada titik yang tidak kelihatan dan diperlukan perbanyakan titik ikat :

a. Tentukan titik 1000 (misal) sedemikian rupa sehingga dapat terbidik dari alat dan dapat melihat titik-titik yang akan di-stakeout

b. Sentering target di titik 1000

c. Ukur dan rekam koordinat titik 1000

[F4] P↓ [F3] LAYOUT [F1] [F4] INPUT SIDE SHOT [F1] MEAS

7.3.4 Stake out dengan data koordinat proyeksi ke lapangan

Data koordinat yang berasal dari peta dengan proyeksi tertentu (misal : UTM. TM, Polieder dan sebagainya), apabila dihitung jaraknya akan berbeda dengan jarak sebenarnya di lapangan. Besarnya perbedaan jarak tersebut tergantung pada faktor skala dari sistem proyeksi yang digunakan dan faktor ketinggian daerah yang bersangkutan. Agar jarak di peta sama dengan jarak di lapangan, maka perlu diperhitungkan faktor ketinggian dan faktor skala tersebut.

Nama Proyeksi Skala Faktor

UTM (Universal Tranverse Mercator) 0.9996

TM-3º BPN 0.9999 LAYOUT 1/2 F1 : OCC. PT INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : LAYOUT P↓ NEW POINT F1 : SIDE SHOT F2 : RESECTION REFLECTOR HEIGHT INPUT R.HT : 1.250 m MEAS ….. …... LAYOUT 2/2 F1 : SELECT FILE F2 : NEW POINT F3 : GRID FACTOR P↓ SIDE SHOT PT# : 1000 INPUT SRCH ….. ENTER N : 100.000 m E : 100.000 m Z : 1.015 m

(36)

8

PENGATURAN MEMORY ALAT

Dari MENU tekan F3 (MEMORY MGR)

Dalam Memory manager, ada delapan sub menu antara lain:

1. FILE STATUS : untuk melihat jumlah file yang disimpan dalam alat. 2. SEARCH : mencari data yang disimpan dalam alat.

3. FILE MAINTAN : untuk melihat data yang disimpan dalam satu file. 4. COORD. INPUT : untuk memasukkan data koordinat secara manual. 5. DELETE COORD. : menghapus data koordinat dalam satu file.

6. PCODE INPUT : untuk memasukkan data pcode dalam alat. 7. DATA TRANSFER : untuk mentrasnfer data ke computer.

8. INITIALIZE : untuk menghapus data yang disimpan dalam alat. 1. FILE STATUS

Dalam menu FILE STATUS, ada dua sub menu :

• File pengukuran : 12 file • File koordinat : 14 file

• Data pengukuran total : 2008 data • Data koordinat total : 2003 data

MENU 1/3 F1 : DATA COLLECT F2 : LAYOUT F3 : MEMORY MGR. P↓ MEMORY MGR. 1/3 F1 : FILE STATUS F2 : SEARCH F3 : FILE MAINTAN P↓ MEMORY MGR. 2/3 F1 : COORD. INPUT F2 : DELETE COORD. F3 : PCODE INPUT P↓ MEMORY MGR. 3/3 F1 : DATA TRANSFER F2 : INITIALIZE P↓ ESC F3 F4 F4 DATA STATUS 1/2 MEAS. FILE : 15 COORD. FILE : 14 [………] P↓ DATA STATUS 2/2 MEAS. DATA : 2008 COORD. DATA : 2003 [………] P↓ F4

(37)

2. SEARCH

Ada tiga pilihan yang dapat dilakukan :

a. mencari data pengukuran ( sudut,jarak) b. mencari data koordinat (N,E,Z)

c. mencari data pcode

3. FILE MAINTAN (file maintenance)

Dalam pekerjaan pengukuran, akan ada dua macam file data yaitu data mentah dan data koordinat hasil perhitungan alat.

Kita dapat mengganti nama file (REN), mencari data dalam file tertentu (SRCH), maupun menghapus file tertentu (DEL).

4. COORD. INPUT

Ada dua macam data yang dapat dimasukkan dalam coordinate input : a. data koordinat (NEZ)

b. data point to line (PTL)

1. Masukkan nama file (FN: file name),tekan F4 (enter)

2. Masukkan data (NEZ atau PTL)

5. DELETE COORD.

1. Pilih file yang akan dihapus data koordinatnya.

2. Masukkan nomor titik yang akan dihapus (INPUT), atau dari LIST koordinat.

6. PCODE INPUT

Pcode input digunakan untuk memasukkan kode- kode yang digunakan dalam pengukuran

Misal 001 : POL (layer poligon) 002 : SG (Layer sungai) SEARCH F1 : MEAS.DATA F2 : COORD. DATA F3 : PCODE. LIB. → A /M2008 A /C2003 REN SRCH DEL --- SEARCH F1 : MEAS.DATA F2 : COORD. DATA F3 : PCODE. LIB. SELECT FILE FN : ___________

INPUT LIST --- ENTER

SELECT A FILE FN : DATA__________ INPUT LIST --- ENTER

DELETE COORD.DATA PT# : ___________

INPUT LIST --- ENTER

→001 : POL 002 : SG

(38)

7. DATA TRANSFER

Dalam data transfer ada 2 macam format data yang dapat ditransfer :

a. GTS Format : untuk upoad data (format data total station)

b. SSS Format : untuk download data

Untuk transfer data, terlebih dahulu samakan parameter yang ada dalam comm.parameters. (lihat halaman 30)

8. INITIALIZE

Untuk menghapus data, ada tiga pilihan yaitu: a. File Area : untuk data area (program area) b. Pcode List : untuk menghapus pcode saja. c. All Data : untuk menghapus semua data.

DATA TRANSFER F1 : GTS FORMAT F2 : SSS FORMAT DATA TRANSFER F1 : SEND DATA F2 : LOAD DATA F3 : COMM.PARAMETERS INITIALIZE F1 : FILE AREA F2 : PCODE LIST F3 : ALL DATA

(39)

9

PENGOLAHAN DATA

7.1 Program Topcon Link versi 7

Program Topcon Link versi 7 merupakan program pemindahan data dari media komputer ke peralatan survei Topcon seperti total station (download atau upload), perhitungan perataan, manajemen data sederhana, dan konversi antar format data.

• Klik Start ►Programs ►Topcon ►Topcon Link • Double Klik Shortcut Topcon Link pada desktop

7.2 Download data dari Total Station ke komputer

• Klik File ► Import from Device dari Menu bar

• Double Klik Add New Station

Lengkapi informasi-informasi sebagai berikut : Tab General

(40)

a. Nama total station (name) b. Port.

Apabila pengguna menggunakan kabel Serial to USB, pengaturan port dilakukan secara manual dengan melihat pada hardware USB yang dikenali oleh komputer. Biasanya terlihat pada bagian status bar di layar komputer seperti pada gambar berikut.

c. Model

Khusus untuk Total Station Topcon GTS-230N series, menggunakan model GTS-220. Tab Advanced a. Baudrate : 9600 b. Parity : None c. Data bits : 8 d. Stop bits : 1 e. Protocol : ONE-WAY • Klik OK

• Double Klik Ikon GTS-235N

• Klik file.txt ►Klik tanda panah (

»

)

• Tampil dialog box Download file from Total Station Tentukan Folder data dikomputer (misalnya GTS-235N).

(41)

• Sebelum menekan tombol Start pada kotak dialog Download file from Total

Station, lakukan persiapan pada Total Station sebagai berikut :

a. Tekan tombol MENU pada Total Station.

b. Tekan tombol fungsi F3 untuk memasuki tampilan Memory Manager (MEMORY MGR.)

c. Memory Manager memiliki tiga lembar, transfer data terdapat pada lembar ketiga dengan menekan tombol fungsi F4 sebanyak dua kali.

d. Transfer data dapat dilakukan dengan menekan tombol fungsi F1. Pada lembar DATA TRANSFER terdapat dua format data, yaitu GTS dan SSS. Untuk kemudahan membaca dan memindahkan data, gunakan format data SSS.

e. Selanjutnya dilakukan pengaturan parameter komunikasi (COMM.

PARAMETERS) yang terdiri dari baud rate, char./parity, dan stop bits sebagai

berikut :

 Baud Rate : 9600  Char./Parity : 8/NONE  Stop Bits : 1

(42)

f. Kembali ke lembar DATA TRANSFER dilakukan dengan menekan tombol

ESC satu kali. Pemindahan data dari total station ke komputer dilakukan

dengan menekan tombol F1 (SEND DATA). Pilihan data yang dipindahkan terdiri dari data pengukuran (MEAS. DATA) dan data koordinat hasil perhitungan pada unit total station (COORD. DATA). Proses pemindahan data dimulai dari komputer sebagai media yang menerima data, selanjutnya pengiriman data dari total station bisa dimulai.

• Klik Start (setelah kabel serial terhubung dari total station ke komputer ) pada layar komputer. Perangkat komputer harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima data transfer disebabkan oleh protocol yang menggunakan sistem one way.

• Folder GTS-235N pada komputer terdapat file1.txt yang dapat diberikan nama baru yang sesuai kebutuhan, misalnya Data.txt.

Sebagai catatan, proses upload data koordinat dari komputer ke Total Station dapat menggunakan cara yang sama dengan mempersiapkan Total Station terlebih dahulu untuk menerima data. Format data koordinat yang akan di upload agar diubah dalam bentuk format data SSS (TOPCON GTS-7).

(43)

7.3 Menampilkan Data dan Hitung Perataan

Data yang telah diunduh dari total station dapat ditampilkan pada layar komputer dengan langkah File ► Open File, selanjutnya dilakukan pemilihan file yang akan ditampilkan.

Data mentah dengan format .txt dapat dibuka langsung dengan langkah

Hitung Perataan

Perhitungan koordinat dari data mentah dapat dilakukan dengan mengatur kondisi perhitungan sesuai dengan spesifikasi total station dan tipe perataan yang akan diterapkan. • Process ►Process Properties

• Apabila pengguna ingin mengubah koordinat titik kontrol, proses koreksi koordinat dapat dilakukan pada Tab Points.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji pengaruh biaya operasional, Inflasi, dan Produk Domestik Bruto terhadap Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri..

V(TE) peristiwa yang terjadi setelah suatu kegiatan berlangsung, adalah sama besar dengan V(TE) peristiwa sebelumnya ditambah V(te) kegiatan tersebut, bila dalam rangkaian

Kecanduan merupakan melakukan sesuatu hal secara berlebihan dan terus menerus. kecanduan dalam mengkonsumsi narkoba sangat berbahaya bagi setiap orang. Sesungguhnya

Metode Penelitian menggunakan Metode Eksperimen, diawali dengan perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe tenda meliputi (1) uji kekuatan dan ketahanan bahan

Disamping berguna bagi penulis dalam menyelusuri pemikiran Ali Syari’ati dan Abdurrahman Mas’ud tentang humanisme dalam dunia pendidikan, pendekatan ini juga

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan secara

Untuk mengetahui keadaan cuaca yang lebih rinci pada saat terjadinya gerhana matahari tanggal 9 Maret 2016 dapat dilakukan dengan menggunakan informasi prakiraan model NWP yang dapat

Hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian intervensi muscle energy technique dan infrared dengan positional release technique dan