• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

393

PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.12

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. SUPER MITRA – 3 DI PERAIRAN PANTAI LAUT TUMPURUKAN

Pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB, kapal bertolak dari Pelabuhan Sheng Hie Pontianak menuju Pelabuhan Ketapang, melewati alur pelayaran Sungai Kapuas, pukul 20.00 WITA, ± 2 (dua) jam keluar dari Muara Telok Batang, tiba-tiba mendapat angin kencang dari lambung sebelah kanan dan disertai gelombang setinggi ± 3,0 meter, kapal miring kiri secara berkelanjutan dan tidak ada momen olengan, kemudian kapal tenggelam pukul 22.00 WITA, di Perairan Pantai Laut Tumpurukan.

Dalam Kecelakaan Tenggelamnya KM. Super Mitra 3 tersebut, terdapat 1 (satu) orang korban jiwa (Nakhoda) dan 1 (satu) orang korban hilang (KKM), kapal beserta muatannya, tenggelam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/2/5/DN-12, tanggal 15 Pebruari 2012, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, Juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah melakukan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor GM.761/01/01/Ad.KTG-2011, Tenggelamnya, KM. Super Mitra 3, di buat pada tanggal 4 Desember 2011, di Ketapang oleh Mualim I dan diketahui oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Ketapang;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), Anak Buah Kapal, KM. Super Mitra 3, dibuat oleh Kantor Administrator Pelabuhan Ketapang, tanggal 4 Desember 2011, terhadap :

a. Mualim I, Devi Sandio; b. Juru Mudi, Hasan; c. Juru Minyak, Suryadi M.Y.

(2)

394

3. Berita Acara Pendapat/ Resume Hasil Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Ketapang, pada tanggal 7 Desember 2011;

4. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Sertifikat Garis Muat Kapal Pelayaran Dalam Negeri, Nomor PK.661/37/20/AD.PTK-2011, tanggal 6 September 2011, diterbitkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak ;

b. Sertifikat Perangkat Radio Telekomunikasi Kapal Berukuran Tonase Kotor 35 s/d 300 (100 M3 s/d 850 M3), tanggal 6 September 2011, diterbitkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

c. Sertifikat Keselamatan dan Garis Muat Sementara, Nomor PK.650/72/11/AD.PTK-2011, tanggal 6 September PK.650/72/11/AD.PTK-2011, diterbitkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak;

d. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.683/97/16/AD.PTK-2011, tanggal 28 Nopember 2011, diterbitkan di Pontianak, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

e. Surat Persetujuan Berlayar Nomor A.1/KM.17/576/XI/2011, tanggal 1 Desember 2011, diterbitkan di Pontianak, oleh Syahbandar Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

a. ANT-V, Nomor 6201007436N50303, atas nama Mochamad Saleh, diterbitkan di Jakarta, tanggal 14 April 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla Jakarta;

b. Mualim Pelayaran Terbatas, atas Devi Sandio, diterbitkan di Jakarta, tanggal 10 Agustus 1992, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut ;

c. ATT-V, Nomor 6200521313T50303, atas nama Munjiri M. Husin, diterbitkan di Jakarta, tanggal 15 Januari 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla Jakarta.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : Super Mitra 3

Jenis : Kapal Barang

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 2000 di Malaysia

Isi kotor : 61

Tanda Selar : GT. 61 No.2257/HHa

(3)

395

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Diesel Panjang : 34,70 meter

Lebar : 3,05 meter

Dalam : 1,83 meter

Pemilik : PT. Pelayaran Mitra Kalindo Samudera

Nakhoda : Mochamad Saleh

Awak Kapal : 7 (tujuh) orang, termasuk Nakhoda 2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB, KM. Super Mitra – 3, bertolak dari Pelabuhan Sheng Hie Pontianak dengan tujuan Pelabuhan Ketapang, mengangkut muatan campuran (general cargo) sebanyak ± 20 Ton dan keadaan cuaca baik;

b. Kapal berlayar melalui alur pelayaran Sungai Kapuas, dan setelah berlayar selama ± 14 jam 30 menit (pukul 20.00 WIB) selepas Muara Telok Batang tiba-tiba cuaca buruk, angin bertiup kencang dari lambung kanan dan disertai dengan gelombang air laut setinggi ± 3 meter;

c. Akibat cuaca buruk tersebut, kapal miring kiri dikarenakan air laut masuk dari pintu bagian kiri lambung kapal dan karena kemiringan makin bertambah besar, Nakhoda memerintahkan kepada ABK agar menggunakan alat penolong serta berusaha untuk menyelamatkan diri;

d. Dengan berbekal kelengkapan baju renang di badan dan pelampung bulat para awak kapal terhempas ombak dari badan kapal ke laut karena pada pukul ± 22.00 WIB kapal tenggelam, dan setelah bertahan di laut selama satu malam pada pagi harinya, tanggal 03 Desember 2011, 5 (lima) orang awak kapal ditolong oleh kapal nelayan serta dievakuasi ke Pelabuhan Ketapang, sedangkan 1 (satu) orang awak kapal bernama Mochamad Saleh, jabatan Nakhoda diketemukan meninggal dunia dan 1 (satu) orang awak kapal bernama Munjiri M. Husin, jabatan KKM tidak diketemukan.

3. Dalam peristiwa kecelakaan ini Mahkamah Pelayaran tidak dapat menetapkan Nakhoda sebagai Tersangkut dikarenakan telah meninggal dunia, dan hanya menetapkan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Devi Sandio. 2) Juru Minyak, Suryadi M.Y.;

3) Kepala Operasi, PT. Pelayaran Mitra Kalindo Samudera, Burhan.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Super Mitra 3, pada tanggal 02 Desember 2011, di Perairan Pantai Laut Tumpurukan, Mahkamah

Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Saksi – saksi guna di

dengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, pada hari Rabu, tanggal 20 Juni 2012, keterangan yang diberikan di hadapan

(4)

396

Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal oleh Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut :

1. Saksi Mualim I, Devi Sandio, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk selanjutnya keterangan diambil dari BAPP sebagai berikut:

a. Lahir di : Pontianak

Tanggal : 31 Desember 1958

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanjung Raya Gg. Tanjung Raya Nomor 54, Pontianak. Pendidikan

Umum : SMP di Pontianak

Kepelautan : MPT tahun 1992 di Jakarta

Pengalaman berlayar : tidak ada keterangan yang dapat diambil.

b. KM. Super Mitra–3 meninggalkan Pelabuhan Pontianak tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB dengan muatan bahan bangunan, LPG 3 kg sejumlah 1.060 tabung, elektronik dan pakaian;

c. Saat kejadian yang bersangkutan sedang bertugas memegang kemudi dan menerangkan bahwa keadaan mesin kapal baik, keadaan cuaca di Muara Telok Batang baik, kapal miring kiri karena terkena angin kencang dan ombak setinggi 3 - 3,5 meter, menjelang kapal tenggelam semua awak kapal berada di geladak kapal dengan memakai baju renang kecuali Nakhoda karena baju renangnya tidak muat/ cukup untuk dipakai dan pada pukul 22.00 WIB kapal tenggelam dengan dokumen kapal tidak dapat diselamatkan.

2. Saksi Juruminyak, Suryadi M.Y., dalam keadaan sehat dan memberikan keterangan dibawah sumpah :

a. Lahir di : Pontianak Tanggal : 8 Januari 1969 Agama : Islam

Alamat : Desa kapur Rt.03/Rw.04, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya. Pendidikan

Umum : SMA tahun 1992 di Pontianak Pengalaman berlayar:

1) Kelasi, tahun 1998 s/d 2001

2) Juruminyak, tahun 2007 s/d kejadian

b. Kapal bertolak dari Pelabuhan Sheng hie Pontianak, tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB, tujuan Ketapang melalui sungai kapuas, dengan muatan triplek, keramik, pakaian, bahan kelontong, LPG 3 kg sejumlah 1.060 tabung, sepeda motor 1 (satu) buah.

(5)

397

c. Pada pukul 20.00 WITA, tiba di Muara Telok Batang, tiba-tiba turun hujan, angin kencang semacam puting beliung dan ombak besar ± 3 meter, kapal langsung miring ke kiri, air masuk dari sebelah kiri melalui pintu kapal dan miring tidak bisa dikendalikan terus tenggelam pukul 22.00 WITA.

d. Awak kapal berjumlah 7 (tujuh) orang, 5 (lima) orang selamat dan dievakuasi ke Ketapang, 1 (satu) orang meninggal dunia (Nakhoda M. Saleh) dan 1 (satu) orang (KKM Munjiri M. Husin) hilang tidak diketemukan sampai sekarang.

e. Saat berangkat, mesin dalam keadaan baik, pompa air 2 (dua) buah tidak sempat digunakan, ketika itu kapal miring mesin mati.

f. Bahwa usia Nakhoda ± 74 tahun dan KKM ± 64 tahun; g. Di kamar mesin hanya ada KKM dan Juruminyak.

3. Saksi Kepala Operasi, PT. Pelayaran Mitra Kalindo Samudera, Burhan, memberikan keterangan dibawah sumpah:

a. Lahir di : Ketapang

Tanggal : 13 Agustus 1955 Agama : Islam

Alamat : Jalan Imam Bonjol-G.garuda II, Rt001/XI, Benua Melayu Laut, Pontianak

Pendidikan

Umum : SMA tahun 1975 di Ketapang Pengalaman

Bekerja : Dinas Luar PT. Samura Raya, tahun 1981 s/d 1996;

Kepala Operasi, PT. Pelayaran Mitra Kalindo Samudera, tahun 1997 s/d 2012.

b. KM. Super Mitra-3 bertolak dari Pelabuhan Sheng Hie Pontianak tujuan Pelabuhan Ketapang, pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB, dengan muatan diatas kapal ± 20 Ton (menurut Kepala Operasi);

c. Pada saat kejadian Saksi berada di Pontinak, dan Saksi langsung berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait dalam rangka memberikan pertolongan;

d. Bahwa saksi mengakui bahwa pada saat pengurusan dokumen-dokumen kapal untuk mendapatkan Surat Persetujuan Berlayar, kurang memenuhi persyaratan pengawakan, hal ini semata-mata disebabkan karena sulitnya perusahan untuk mendapatkan pelaut yang memenuhi syarat.

(6)

398 C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. a. Kapal.

KM SUPER MITRA 3 adalah kapal motor konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan isi kotor 61 GT, isi bersih 34,70 NT dibangun di Malaysia pada tahun 2000.

b. Surat-surat Kapal.

Memiliki Sertifikat Keselamatan dan Garis Muat Sementara, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelabuhan Pontianak yang berlaku sampai dengan tanggal 05 Desember 2011 dan Sertifikat Garis Muat, Surat Ukur, dan Surat-surat lain yang dipersyaratkan masih berlaku.

c. Awak Kapal.

Diawaki oleh 7 (tujuh) orang ABK termasuk Nakhoda, dengan susunan perwira berdasarkan Surat Keterangan Susunan Perwira yang dikeluarkan Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak No.PK.883/97/16/AD.PT-2011, tanggal 28 Nopember No.PK.883/97/16/AD.PT-2011, sebagai berikut :

BAGIAN DECK.

NAKHODA : MUHAMMAD SALEH berijazah ANT V Tahun 2003 MUALIM I : DEVI SANDIO berijazah MPT Tahun 1992 BAGIAN MESIN.

KKM : MUNJIRI M HUSEN berijazah ATT V Tahun 2003

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. SUPER MITRA 3, pada saat tenggelam di Perairan Pantai Laut Tumpurukan belum memasuki Pelabuhan Ketapang memiliki kondisi kapal dengan perlengkapan yang baik, sertifikat dan surat-surat kapal yang lengkap dan masih berlaku; sedangkan pengawakannya belum memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tentang Cuaca.

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 30 Mei 2012, tentang tenggelamnya KM. Super Mitra-3, di Perairan Pantai Laut Tumpurukan, pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 22.00 WIB, adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat, 6 - 15 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Selatan, 30,4 cm/det

(7)

399

Cuaca : Berawan Banyak dan Hujan Disertai Badai Guntur

Jarak Penglihatan : 0,5 – 1,0 Mil

Tinggi Gelombang : Barat Daya – Barat, 0,6 – 1,0 Meter

b. Menurut Buku Kepanduan Bahari Jilid I tahun 2010, bab I halaman 33 disebutkan dalam bulan desember angin utara barat laut berlangsung

dengan kecepatan yang agak besar, mulai dari arah Barat Laut-Utara, yang dalam bulan Januari dan Pebruari menjadi Timur Utara dan tetap, pada bulan Maret angin berkurang secara teratur, frekuensi arah angin menjadi lebih banyak, April adalah bulan peralihan dengan arah yang berubah-ubah, angin darat dan angin laut kurang berpengaruh, hujan dengan disertai angin kencang paling sering terjadi pada bulan Oktober sampai Januari, dalam

musim tenggara terdapat angin Barat yang kuat, dengan kecepatan 17 sampai 21 knot, hampir sama dengan angin “sumatras”, angin tersebut

datang setelah matahari terbenam dan tidak berlangsung lama, serta kecepatan angin 21 knot jarang terjadi walaupun angin musim mempunyai perbedaan yang sangat menyolok, tetapi curah hujan hampir terbagi rata sepanjang tahun, keadaan laut adalah sangat baik hanya pada bulan Desember dan Januari sering terjadi gelombang dan ombak.

c. Menurut keterangan Para Saksi dalam berita acara pemeriksaan pendahuluan (BAPP) bahwa pada waktu terjadinya kapal tenggelam, saat itu angin bertiup kencang dan gelombang dengan ketinggian ± 3 – 3,5 meter.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan tentang keadaan cuaca dan laut pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Ukuran pokok kapal sesuai Surat Ukur Internasional (1969)

L x B x T = 34,70 x 3,05 x 1,83 meter

Lambung Bebas Tropik (LT) = 499 mm = 0,499 m Sarat maksimal

H = 1,830 m

LT = 0,499 m -

Sarat maksimal Tropik = 1,331 m

Displacement kapal Tropik = 34,70 x 3,05 x 1,331 x 0,68 x 1,025

= 98,183 Ton

Sarat kapal waktu tolak = 1,700 Meter

Displacement kapal tolak = 34,70 x 3,05 x 1,700 x 0,68 x 1,025

= 125,404 Ton

Kapal kelebihan muatan = 125,404 - 98,183

= 27,221 Ton

(8)

400

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa muatan KM. Super Mitra-3 melebihi kapasitas angkutnya, karena angin kencang, gelombang tinggi 3-3,5 meter dari arah lambung kanan akhirnya kapal miring kiri tanpa momen olengan dan tenggelam, karena stabilitas kapal tidak baik.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

a. Tanggal 02 Desember 2011 pada pukul 05.30 WIB, KM. Super Mitra – 3, bertolak dari Pelabuhan Sheng Hie - Pontianak menuju Pelabuhan Ketapang, berolah gerak dan bernavigasi menyusuri alur Sungai Kapuas dengan baik dan aman karena awak kapal sudah familiar dengan alur Sungai tersebut. b. Pukul 20.00 WIB, selepas Muara Telok Batang, pada daerah laut terbuka

(open sea) kapal mengalami cuaca buruk dan tidak dapat diolah gerak karena stabilitas kapal buruk, sampai pada pukul ± 22.00 WIB kapal tenggelam.

Dengan Demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Super Mitra – 3, masih dapat bernavigasi dan berolah gerak dengan baik pada alur pelayaran Sungai Kapuas yang terlindung, tetapi tidak dapat diolah gerak pada pelayaran laut terbuka (open sea) karena stabilitas kapal buruk dan mengalami cuaca buruk.

5. Tentang sebab terjadinya kecelakaan.

a. Kapal berlayar dengan kondisi kelebihan muatan, sehingga lambung bebas (free board) menjadi kecil atau daya apung cadangan menjadi kecil.

b. Dalam penyusunan muatan secara vertikal perimbangan antara muatan berat dan muatan ringan tidak proporsional, yang mengakibatkan jarak meta center (GM) menjadi kecil, sehingga momen olengan menjadi kecil dan kapal tidak dapat mempertahankan terhadap pengaruh gaya dari luar yang lebih besar, yang merupakan tugas dan tanggung jawab Mualim I.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab tenggelamnya kapal KM. Super Mitra – 3 berawal dari buruknya kondisi GM kapal dan mendapat cuaca buruk serta kapal tidak bisa mempertahankan gaya stabilitasnya sehingga kapal tenggelam.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

a. Pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 05.30 WIB, KM. Super Mitra 3, dengan 7 (tujuh) orang awak kapal, termasuk Nakhoda, bertolak dari Pelabuhan Sheng Hie Pontianak, tujuan Ketapang melalui Sungai Kapuas, dengan muatan triplek, keramik, pakaian, bahan kelontong, LPG 3 kg sejumlah 1.060 buah, sepeda motor 1 (satu) buah.

b. Setelah kapal keluar Muara Telok Batang, pukul 20.00 WITA, tiba-tiba turun hujan, angin kencang dan ombak besar ± 3 meter, selanjutnya kapal langsung miring ke kiri tidak dapat dikembalikan, ABK mengambil inisiatif menggunakan . . .

(9)

401

menggunakan baju berenang dan berkumpul di lambung kapal sebelah kanan, kecuali Nakhoda dan KKM tidak memakai baju berenang.

c. Satu persatu awak kapal dihantam ombak dan terlepas dari kapal dan akhirnya 4 (empat) orang 1 (satu) kelompok dan tiga orang terpisah dan lama-kelamaan kapal tenggelam, yang 4 (empat) orang ditolong oleh kapal nelayan yang lewat dan 1 (satu) orang ditolong tim SAR dari Ketapang, sementara Nakhoda meninggal dunia dan KKM hilang.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh awak kapal menggunakan alat keselamatan yang kurang memadai.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap berkas BAPP dan hasil sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal tentang tenggelamnya KM. Super Mitra – 3 di Perairan Selatan Muara Telok Batang, Perairan Pantai Barat Kalimantan Barat, Saksi Mualim I dapat dipersalahkan atas dasar :

a. Menggunakan ijazah kepelautan Mualim Pelayatan Terbatas (MPT) yang belum di update menjadi Ahli Nautika Tingkat V (ANT-V) sesuai ketentuan dalam STCW 1978 Amandement 1995, sehingga diragukan kompetensi dan profesiensi yang dimilikinya;

b. Tidak melakukan perhitungan jumlah muatan, tidak melakukan perencanaan dan penyusunan muatan dengan benar, serta tidak melakukan perhitungan stabilitas kapal, sehingga menyebabkan kondisi stabilitas kapal menjadi buruk.

Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 253 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Mahkamah pelayaran berpendapat bahwa Saksi Muallim I KM. SUPER MITRA 3, telah bertindak tidak melengkapi kompetensi dan profesiensi sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pendidikan, Ujian Negara dan Sertifikat Kepelautan dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 70 tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga, dan telah bertindak tidak sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik.

D. Putusan :

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) KUHD, Pasal 253 ayat 1 huruf (b), ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008, tentang Pelayaran dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran:

(10)

402

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa tenggelamnya KM. Super Mitra – 3, pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 22.00 WIB, di Perairan Pantai Laut Tumpurukan,

disebabkan karena stabilitas kapal yang tidak baik.

II. Menyatakan Saksi Mualim I KM. Super Mitra - 3, bernama Devi Sandio, sebagai Saksi tidak dapat dijadikan Tersangkut berhubung Sertifikat Keahlian Pelaut yang dimilikinya Mualim Pelayaran Terbatas (MPT) tahun 1992, diterbitkan di Jakarta tanggal 10 Agustus 1992, oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, sudah tidak berlaku.

III. Putusan ini mulai berlaku sejak dibacakannya putusan ini.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Kamis tanggal 09 Agustus 2012, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis.

Ketua : TTD Capt. A. Utoyo Hadi, S.H., M.Si., M.Mar.

Anggota : TTD Capt. Djemmy R. Sumakud, SH., M.M., M.Mar.

Anggota : TTD Didi, M.Eng, M.Sc.

Anggota : TTD Ir. Benny Haryono, M.M.

Anggota : TTD Asril Pasaribu, S.H.

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat ASEAN Skills Competition merupakan sebuah event kompetisi internasional, dimana event ini akan melibatkan orang-orang dari berbagai budaya dan bahasa yang

Analisis wah target peningkata ce improvem kan bagia Perwakilan dap kinerj gan targe dengan ket aratur Neg tikberatkan menyempu utama (IKU gi BPKP gsung. maksudka ksanaan g telah

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tegal melaksanakan Program Pemberdayaan Sosial

Dalam mengatasi kesulitan mengenai keadaan barang berupa busana dan memperoleh barang-barang tersebut, orang mulai berpikir dengan cara apa busana yang dibutuhkan

Sehingga judul di atas memiliki pengertian yaitu tempat yang memiliki fungsi untuk menampung dan mempertemukan berbagai kalangan yang bergerak di bidang mode dan mampu

• Terwujudnya bangunan Jogja Fashion Center di Yogyakarta sebagai wadah untuk menampung aktivitas yang berkaitan dengan fashion, yang feminin dan anggun melalui pengolahan